Está en la página 1de 6

1.

Kelenjar Pituitari / HipoIisis (hypophysis)


Nama Lain: Master oI glands sebab
menghasilkan berbagai hormon yang
berIungsi mengatur kerja kelenjar endokrin
lainnya.
Letak: Di sella tursika, lekukan os spenoidalis
basis cranii, dibawah hypothalamus.
Bentuk dan ukuran: Oval dan lonjong sebesar
biji kacang kapri dengan lebar 13 mm, panjang 9 mm, tinggi 6 mm, dan berat rata-rata
0,6 gram.
Dibagi atas dua lobus. Lobus anterior di sebut juga adenohipoIise, merupakan
bagian terbesar dari hipoIise kira-kira 2/3 bagian dari hipoIise. Lobus posterior,
merupakan 1/3 bagian hipoIise dan terdiri dari jaringan saraI sehingga disebut juga
neurohipoIise.
Hormon yang dihasilkan lobus posterior di sintesis oleh neuron yang ada di
hipotalamus. Sedangkan lobus anterior memproduksi hormon dan mengeluarkannya.
HipoIise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipoIise dengan
hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraI.
Kelenjar hipoIisis melepaskan hormonnya, jika mereka merasakan kadar hormon
lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah, hormon hipoIisis lalu
masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar yang berada di
bawah kendali hipoIisis (kelenfar target). ika kadar hormon kelenjar target dalam
darah mencukupi maka kelenjar hipoIisis mengetahui bahwa tidak diperlukan
perangsangan lagi dan berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur
semua kelenjar yang berada di bawah kendali hipoIisis.

Kelenjar pituitary lobus anterior
Hipotalamus menghasilkan hormon yang dibawa
dalam pembuluh darah menuju bagian anterior dari
kelenjar pituitary. Hormon ini digunakan untuk
merangsang pituitary untuk menghasilkan hormon-
hormon lain.

Kelenjar pituitari menghasilkan lebih dari 8 hormon. Masing-masing hormon
dihasilkan sebagai respons terhadap hormon pelepas dari hipotalamus (hormon
releasing dari hipotalamus). Pembuluh darah membawa hormon pelepas dari
hipotalamus menuju kelenjar pituitari melalui perantara yang disebut vena porta,
sebab vena porta menghubungkan dua ujung kapiler. Satu ujung kapiler terletak di
dalam hipotamus, dan ujung lainnya terdapat bagian anterior kelenjar pituitari.
Hormon pelepas yang bersiIat menghambat (hormon releasing inhibits) dihasilkan
oleh hipotalamus, yang berIungsi menghambat pengeluaran hormon pelepas yang
memacu (hormon releasing) seperti tersebut di atas.
4394
Kelenjar pituitary merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth hormone/
GH). Pengeluaran hormone GH di rangsang
oleh hormon-hormon pelepas pertumbuhan
(growth hormone releasing Iactor/ GHRF)
yang diproduksi oleh hipotalamus. Selain itu
terdapat juga hormone yang Iungsinya
berlawanan dengan GHRF, yaitu hormone
pelepas yang siIatnya menghambat (Growth
hormone releasing-inhibits Iactor / GHRiF)
yang juga dihasilkan oleh hipotalamus.
Lobus anterior merupakan 80 dari berat kelenjar hipoIisa. AdenohipoIisis
mensekresi hormon berikut:
1. Hormon somatotrophic / growth hormon
Hormon ini terdiri dari 191 asam amino dan
merupakan hormon rantai tunggal polipeptida
yang mana disintesis dan disekresi oleh sel
somatotroph.
Hormon ini mendorong pertumbuhan, oleh karenanya dikenal sebagai hormon
pertumbuhan. Hormon ini mempercepat mitosis sel sehingga cenderung
menyebabkan barbagai bagian tubuh tumbuh seimbang selama tahun-tahun
pertumbuhan.
ika hormon ini diproduksi dalam jumlah sedikit, akan menyebabkan kerdil
(dwarIisme), demikian sebaliknya jika produksi hormon ini berlebih akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).






2. Hormon Tirotropik / Thyroid Stimulating Hormon (TSH)
TSH adalah suatu glikoprotein yang disekresi oleh kelenjar hipoIisis lobus
anterior. TSH disintesis dan disekeresi oleh sel thyrotrop. Produksi TSH dikontrol
oleh Thyrotropin Releasing Hormon (TRH), yang diproduksi oleh hipotalamus.
Fungsi hormon ini adalah merangsang kelenjar tiroid untuk mengendalikan
sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar gondok. Pengeluaran hormon ini dipacu
oleh hormon pelepas (Thyrotropic Releasing Factor). ika kadar TSH tinggi
menandakan tubuh kekurangan hormon tiroksin. Sekresi hormon tiroksin
berkurang biasanya disebabkan rendahnya kadar unsur yodium dalam darah. Hal
ini akan menyebabkan penyakit gondok (goiter).
3. Hormon Adenocorticotrophic (ACTH)
ACTH merupakan polipeptida hormon, terdiri dari 39 asam amino. Hormon
ini merangsang aktivitas korteks adrenalin, terutama untuk menghasilkan
glucocorticoid, hormon yang mempengaruhi metabolisme gula dan protein. Tanpa
ACTH, kelenjar adrenal akan mengkisut (atroIi) dan berhenti menghasilkan
kortisol sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
4. Hormon Gonadotrophic
Hormon ini meliputi Iolliclestimulating hormon (FSH), luteinizing hormon
(LH), dan luteotrophic hormon (LTH, yang juga disebut hormon prolaktin atau
hormon laktogenik), mengendalikan perkembangan dan Iungsi kelenjar kelamin.
FSH (Folikel Stimulating Hormon)
Fungsi:
Pada perempuan Merangsang pertumbuhan dan perkembangan Iolikel dalam
ovarium sehingga menjadi Iolikel de graaI
Pada laki-laki Mengatur perkembangan testis dan merangsang
spermatogenesis
Luteining Hormon
Fungsi:
Pada perempuan mempengaruhi terjadinya ovulasi, membentuk korpus
luteum dari sisa Iolikel, merangsang korpus luteum untuk mensekresikan
hormon progesteron
Pada laki-laki Merangsang sel-sel interstitial (sel-sel leydig) dalam testis
untuk mensekresikan hormone testosterone. Hormon LH pada laki-laki
biasanya disebut juga ICSH (interstitial stimulating hormone)
LTH (Lactogenic Hormon)
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan payudara dan Iungsi sekresinya serta untuk
mempertahankan korpus luteum selama hamil.
Kelenjar pituitary lobus posterior (neurohipofise)
Lobus posterior dari kelenjar pituitary berisi ujung akson dari neuron yang
memanjang dari hipotalamus. Hormon disimpan di dalam dan dikeluarkan dari ujung
akson yang berada di lobus posterior dari kelenjar pituitary.
Kelenjar saraI hipoIisa lobus posterior mengeluarkan 2 macam hormon, yaitu:
1. ntidiuretika Hormon (H)
Hormon antidiuretik (vasopresin) merupakan
peptida, meningkatkan penahanan air oleh ginjal.
Hormon ini membantu tubuh untuk menahan
jumlah air yang memadai. ika terjadi dehidrasi,
maka reseptor khusus di jantung, paru-paru, otak
dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar
hipoIisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon
antidiuretik.
Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus
dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berIungsi secara normal. Kadar
elektrolit yang tinggi (yang dirasakan otak) akan merangsang pelepasan hormon
antidiuretik. Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress,
kadar gula yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu
(misalnya: klorpropamid, obat-obat kolinergik). Kekurangan hormon ini
menyebabakan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan di mana ginjal terlalu
banyak membuang air.

2. ksitosin Hormon
Oksitoksin merupakan peptida yang
disintesis dalam neuro hipotalamus. Oksitosin
merangsang kontraksi rahim untuk mendorong
janin saat persalinan. Oksitosin juga merangsang
pengeluaran ASI dari kelenjar susu yang
disebabkan kontraksi sel-sel disekitarnya.
Setelah kelahiran, isapan bayi pada puting susu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin dari kelenjar pituitary bagian posterior.
Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam
payudara ke puting susu.

También podría gustarte