Nama Lain: Master oI glands sebab menghasilkan berbagai hormon yang berIungsi mengatur kerja kelenjar endokrin lainnya. Letak: Di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii, dibawah hypothalamus. Bentuk dan ukuran: Oval dan lonjong sebesar biji kacang kapri dengan lebar 13 mm, panjang 9 mm, tinggi 6 mm, dan berat rata-rata 0,6 gram. Dibagi atas dua lobus. Lobus anterior di sebut juga adenohipoIise, merupakan bagian terbesar dari hipoIise kira-kira 2/3 bagian dari hipoIise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipoIise dan terdiri dari jaringan saraI sehingga disebut juga neurohipoIise. Hormon yang dihasilkan lobus posterior di sintesis oleh neuron yang ada di hipotalamus. Sedangkan lobus anterior memproduksi hormon dan mengeluarkannya. HipoIise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipoIise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraI. Kelenjar hipoIisis melepaskan hormonnya, jika mereka merasakan kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah, hormon hipoIisis lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar yang berada di bawah kendali hipoIisis (kelenfar target). ika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi maka kelenjar hipoIisis mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada di bawah kendali hipoIisis.
Kelenjar pituitary lobus anterior Hipotalamus menghasilkan hormon yang dibawa dalam pembuluh darah menuju bagian anterior dari kelenjar pituitary. Hormon ini digunakan untuk merangsang pituitary untuk menghasilkan hormon- hormon lain.
Kelenjar pituitari menghasilkan lebih dari 8 hormon. Masing-masing hormon dihasilkan sebagai respons terhadap hormon pelepas dari hipotalamus (hormon releasing dari hipotalamus). Pembuluh darah membawa hormon pelepas dari hipotalamus menuju kelenjar pituitari melalui perantara yang disebut vena porta, sebab vena porta menghubungkan dua ujung kapiler. Satu ujung kapiler terletak di dalam hipotamus, dan ujung lainnya terdapat bagian anterior kelenjar pituitari. Hormon pelepas yang bersiIat menghambat (hormon releasing inhibits) dihasilkan oleh hipotalamus, yang berIungsi menghambat pengeluaran hormon pelepas yang memacu (hormon releasing) seperti tersebut di atas. 4394 Kelenjar pituitary merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth hormone/ GH). Pengeluaran hormone GH di rangsang oleh hormon-hormon pelepas pertumbuhan (growth hormone releasing Iactor/ GHRF) yang diproduksi oleh hipotalamus. Selain itu terdapat juga hormone yang Iungsinya berlawanan dengan GHRF, yaitu hormone pelepas yang siIatnya menghambat (Growth hormone releasing-inhibits Iactor / GHRiF) yang juga dihasilkan oleh hipotalamus. Lobus anterior merupakan 80 dari berat kelenjar hipoIisa. AdenohipoIisis mensekresi hormon berikut: 1. Hormon somatotrophic / growth hormon Hormon ini terdiri dari 191 asam amino dan merupakan hormon rantai tunggal polipeptida yang mana disintesis dan disekresi oleh sel somatotroph. Hormon ini mendorong pertumbuhan, oleh karenanya dikenal sebagai hormon pertumbuhan. Hormon ini mempercepat mitosis sel sehingga cenderung menyebabkan barbagai bagian tubuh tumbuh seimbang selama tahun-tahun pertumbuhan. ika hormon ini diproduksi dalam jumlah sedikit, akan menyebabkan kerdil (dwarIisme), demikian sebaliknya jika produksi hormon ini berlebih akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2. Hormon Tirotropik / Thyroid Stimulating Hormon (TSH) TSH adalah suatu glikoprotein yang disekresi oleh kelenjar hipoIisis lobus anterior. TSH disintesis dan disekeresi oleh sel thyrotrop. Produksi TSH dikontrol oleh Thyrotropin Releasing Hormon (TRH), yang diproduksi oleh hipotalamus. Fungsi hormon ini adalah merangsang kelenjar tiroid untuk mengendalikan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar gondok. Pengeluaran hormon ini dipacu oleh hormon pelepas (Thyrotropic Releasing Factor). ika kadar TSH tinggi menandakan tubuh kekurangan hormon tiroksin. Sekresi hormon tiroksin berkurang biasanya disebabkan rendahnya kadar unsur yodium dalam darah. Hal ini akan menyebabkan penyakit gondok (goiter). 3. Hormon Adenocorticotrophic (ACTH) ACTH merupakan polipeptida hormon, terdiri dari 39 asam amino. Hormon ini merangsang aktivitas korteks adrenalin, terutama untuk menghasilkan glucocorticoid, hormon yang mempengaruhi metabolisme gula dan protein. Tanpa ACTH, kelenjar adrenal akan mengkisut (atroIi) dan berhenti menghasilkan kortisol sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal. 4. Hormon Gonadotrophic Hormon ini meliputi Iolliclestimulating hormon (FSH), luteinizing hormon (LH), dan luteotrophic hormon (LTH, yang juga disebut hormon prolaktin atau hormon laktogenik), mengendalikan perkembangan dan Iungsi kelenjar kelamin. FSH (Folikel Stimulating Hormon) Fungsi: Pada perempuan Merangsang pertumbuhan dan perkembangan Iolikel dalam ovarium sehingga menjadi Iolikel de graaI Pada laki-laki Mengatur perkembangan testis dan merangsang spermatogenesis Luteining Hormon Fungsi: Pada perempuan mempengaruhi terjadinya ovulasi, membentuk korpus luteum dari sisa Iolikel, merangsang korpus luteum untuk mensekresikan hormon progesteron Pada laki-laki Merangsang sel-sel interstitial (sel-sel leydig) dalam testis untuk mensekresikan hormone testosterone. Hormon LH pada laki-laki biasanya disebut juga ICSH (interstitial stimulating hormone) LTH (Lactogenic Hormon) Fungsi: Merangsang pertumbuhan payudara dan Iungsi sekresinya serta untuk mempertahankan korpus luteum selama hamil. Kelenjar pituitary lobus posterior (neurohipofise) Lobus posterior dari kelenjar pituitary berisi ujung akson dari neuron yang memanjang dari hipotalamus. Hormon disimpan di dalam dan dikeluarkan dari ujung akson yang berada di lobus posterior dari kelenjar pituitary. Kelenjar saraI hipoIisa lobus posterior mengeluarkan 2 macam hormon, yaitu: 1. ntidiuretika Hormon (H) Hormon antidiuretik (vasopresin) merupakan peptida, meningkatkan penahanan air oleh ginjal. Hormon ini membantu tubuh untuk menahan jumlah air yang memadai. ika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru, otak dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipoIisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berIungsi secara normal. Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan otak) akan merangsang pelepasan hormon antidiuretik. Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, kadar gula yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya: klorpropamid, obat-obat kolinergik). Kekurangan hormon ini menyebabakan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan di mana ginjal terlalu banyak membuang air.
2. ksitosin Hormon Oksitoksin merupakan peptida yang disintesis dalam neuro hipotalamus. Oksitosin merangsang kontraksi rahim untuk mendorong janin saat persalinan. Oksitosin juga merangsang pengeluaran ASI dari kelenjar susu yang disebabkan kontraksi sel-sel disekitarnya. Setelah kelahiran, isapan bayi pada puting susu merangsang pengeluaran hormon oksitosin dari kelenjar pituitary bagian posterior. Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.