Kali ini, di tengah terik matahari siang hari, kita
bersimpuh berserah diri kepada Dzat Yang Mahaagung dan Mahaperkasa. Ia Mahabesar dan Mahakuasa untuk menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nva dan untuk melenyapkan apa saja yang dikehendaki- Nya. Kali ini kita bertawadhu, berendah diri di hadapan- Nya, untuk beristighfar, bertohat, dan memohon ampun ke hadirat-Nya. Mariiah kita mantapkan keyakinan kita bersama akan kebesaran dan keagungan-Nva serta betapa kecil dan hina diri kita berada di hadapan-Nya. Di tengah kebesaran dan keagungan-Nya, Dia masih memberi kesempatan kepada kita untuk memohon pertolongan-Nva. Di tengah kedhaifan dan kehinaan kita, kita masih juga berlumuran dosa dan maksiat kepada-Nya. Beberapa bulan ini daerah kita mengalami kemarau panjang. Sudah banyak di antara kita yang mendapat berbagai kesulitan dan kemudharatan. Tumbuh-tumbuhan sudah banyak mengalami kerusakan. Hewan-hewan sudah turut merasakan. Sebagai seorang Muslim, marilah kita rnenilai hal ini dengan kacamata ajaran Islam. Menurut svari’at agama Islam, apabila suatu lebat dan langit kepadamu, dan Dia memperbanyak musibah dan kesulitan menimpa seseorang atau harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun menimpa suatu bangsa, kemungkinan pertama ia untukmu dan menga-dakan sungai-sungai untukmu.” merupakan ujian dan Yang Mahakuasa. Allah SWT (Nuuh: 10-12) berfirman dalam hadits Qudsi kepada para malaikat, Wahai malaikat-malaikat-Ku, pergilah kalian Rabbi kepada hamba-hamba-Ku. Lalu timpakanlah kepada Hari ini kami bersimpuh di hadapan-Mu untuk mereka bermacam-macam ujian karena Aku mau memohon ampunan dan kasih sayang-Mu. mendengar suaranya.” (HR ath-Thabrani yang Engkau adalah Zat Yang Mahaagung dan bersumber dari Abu Umamah r.a.) Mahakuasa. Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun penghapus dosa. Allah SWT berfirman, Kami bersimpuh dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, kiranya Engkau berkenan mencurahkan kasih sayang. Kami sadar, betapa banyak dosa dan kesalahan yang telah kami lakukan. Namun, kami yakin Engkau adalah Yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Engkau adalah Ghafururrahim. Engkau adalah Tawwuburrahim. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami. “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan Hapuskanlah segala khilaf dan kealpaan kami. hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman,” dan Ampunilah segala dosa dan kesalahan ayah dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji ibu kami, ampunilah segala dosa dan kesalahan semua orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti guru dan para pemimpin kami. mengetahui orang-orang yang benar dan pasti Seandainva Engkau tidak memaafkan kami, kami mengetahui orang-orang yang dusta.” akan termasuk orang-orang yang merugi. (al-‘Ankabuut: 2-3) Kemungkinan yang kedua menurut sunnah Rasul, kesulitan dan penderitaan, musibah dan malapetaka, adalah sebagai akibat dosa dan kesalahan manusia.
kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup (Huud: 52) mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi Khalifah All bin Abi Thalib menyatakan, “Bencana mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka itu tidak akan turun kecuali karena dosa. Dan bencana sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan itu tidak akan dihentikan kecuali dengan tobat.” (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu Marilah kita semuanya bertobat memohon ampun sehancur-hancurnya.” (Al-Israa’: 16) kepada Allah SWT sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabiyullah Adam as. di Bukit Arafah. Sebagaimana Nabi Yunus a.s. ketika mendapat teguran dan Yang Mahakuasa. Sebagaimana Rasul saw. dan para sahabatnya ketika memohon ampun dan diturunkannya hujan. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.” (Al-Israa’: 17)
“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah
ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang Secara khusus Rasulullah saw, pernah pun tidak lagi didengar oleh Allah SWT. Saat ini adalah menyampaikan kekhawatiran tentang kemungkinan saat kita bermuhasabah, berintrospeksi atas segala lahirnya berbagai musibah dan penderitaan khususnya kekhilafan dan kezaliman. terhentinya hujan karena lima perbuatan berikut : Akhirnya kita sampai kepada satu kesimpulan 1. Apabila kemaksiatan sudah terbiasa didemon- bahwa kita sehenarnya tidak bisa berbuat apa-apa strasikan secara terang-terangan. tanpa izin dan ridhaNva. Ternyata apa pun yang kita 2. Apabila kecurangan bisnis sudah menjadi kebiasaan miliki menjadi tidak berarti apabila Allah tidak hampir setiap orang. menurunkan hujan kepada kita. limu dan 3. Apabila zakat tidak lagi dilaksanakan pengetahuan, harta dan kekayaan, pangkat dan 4. Apabila perjanjian sudah biasa diingkari kedudukan, Semuanya tidak lagi membahagiakan 5. Apabila kandungan Al-Qur’an tidak lagi mendapat apabila Allah tidak menurunkan hujan. Allah SWT perhatian memperingatkan kita dalam Al-Qur’an, surah aI- Dalam hadits lain diterangkan bahwa di antara Waaqi’ah ayat 63-70, dosa besar yang dapat melahirkan musibah dan “Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? malapetaka kepada masyarakat ialah perbuatan zina Kamu-kah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang sudah merajalela, perjudian sudah berada di mana- menumbuhkan? Sekiranya kami kehendaki, niscaya mana, minuman khamar sudah membudaya, menyakiti Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran ayah dan ibu sudah terbiasa. tercengang, (sambil berkata), ‘Sungguh, kami benar- Dalam Al-Qur’an surah al-Maa’idah ayat 78 dan benar menderita kerugian, bahkan kami tidak mendapat 79, Allah SWT menggambarkan bagaimana bangsa hasil apa pun.’ Pernahkah kamu memperhatikan air Israel yang disiksa karena di antara mereka tidak ada yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dan lagi semangat untuk melakukan nahi munkar. awan ataukah Kami yang menurunkan? Sekiranya Kami Nabi pernah menyatakan bahwa apabila semangat menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, nahi munkar sudah tidak ada, apabila setiap orang mengapa kamu tidak bersyukur?” sudah menoleransi berbagai perbuatan dosa besar Nabiyullah Hud a.s. ketika menghadapi bencana sebagai sesuatu yang wajar dan normal maka pada yang menimpa kepada umatnya yaitu bangsa Ad, suatu saat Allah SWT menurunkan azabNva dengan sebagai akibat dosa dan kesalahan mereka, beliau menyeluruh tanpa pilih bulu. Ketika itu doa orang saleh menyatakan,