Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Malaysia
yang
disebut
Madrasah
Al-Mursyidah.
Fakta-fakta
sejarah
ini
mengindikasikan bahwa Islam di Malaysia terus mengalami perkembangan yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetauan dan pendidikan Islam semakin mengalami kemajuan. Memasuki awal abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris, urusan-urusan agama dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultansultan dan hal itu diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan ataupun kantor sultan. Setelah tahun 1948, setiap negara bagian dalam federasi Malaysia telah membentuk sebuah departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketua hakim agama. Bersamaan dengan itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami perkembangan dengan didirikannya perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama. Perguruan tinggi kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal Universistas Kebangsaan Malaysia. Memasuki masa pasca kemerdekaan, jelas sekali bahwa pola perkembangan Islam tetap dipengaruhi oleh pihak penguasa. Sebab, penguasa atau pemerintah Malaysia menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Warisan undang-undang Malaka yang berisi tentang hukum Islam yang berdasarkan konsep Quraniy berlaku di Malaysia. Dengan adanya proses islamisasi di Malaysia yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan ajaran Islam adalah ulama atau pedagang dari jazirah Arab yang pada tahun 1980-an Islam di Malaysia mengalami perkembangan dan kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegiaan dakwah dan kajian Islam oleh kaum itelektual dan menyelenggarakan kegiatan intenasional yaitu Musabaqah ilawatil Al-Quran yang selalu diikuti qari qariah Indonesia. Selain tersebut perkembangan Islam di Malaysia makin bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam di Malaysia, tidak banyak mengalami hambatan.
wajah kesederhanaan mereka. Di sana terbangun suatu komunitas religius bagaikan sebuah perkampungan pesantren. Dalam bidang pendidikan, anakanak muslim memiliki dua sekolah. Sehari-hari mereka belajar di sekolah pemerintah sekuler Thailand dan setiap pekan mereka belajar membaca dan memahami Al Quran di sekolah Islam dibimbing oleh para orang tua.
berkurangnya mitos dan kepercayaan kepada Khufarat, sehingga semakin mulai menuju kepada cara beragama yang lebih rasional. Orang Melayu awalnya tinggal dikawasan Kampung Gelam yaitu suatu kawasan di pesisir sungai. Di sekitar Kampung Gelam tersebut mereka hidup secara bersamaan dengan orang-orang keturunan Bugis, Boyan, Jawa dan Arab. Dengan demikian, secara umum muslim Singapura terbagi kepada dua kelompok besar, yaitu etnis Melayu sekitar 90%. Sisanya adalah etnis non-Melayu (India, Timur Tengah, Indonesia, dan lain-lain). Menurut istilah Sharon Siddique, muslim Singapura dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu migrant yang berasal dari dalam dan luar wilayah. Migrant dari dalam wilayah berasal dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Riau dan Bawean. Kelompok ini selalu diidentikkan ke dalam etnis Melayu. Adapun kelompok migrant dari luar wilayah dibagi menjadi dua kelompok penting, yaitu muslim India yang berasal dari subkontinen India (Pantai Timur dan Pantai Selatan India) dan keturunan Arab, khususnya Hadramaut. Dengan demikian, Sharon berpandangan bahwa muslim Singapura adalah para migran.
Migran yang berasal dari luar wilayah secara umum berasal dari golongan muslim yang kaya dan terdidik. Kelompok ini pula akhirnya membentuk kelompok elit social dan ekonomi Singapura. Mereka mempelopori perkembangan Singapura sebagai pusat pendidikan dan penerbitan muslim. Disamping itu, mereka juga sebagai penyumbang dana terbesar untuk pembangunan mesjid, lembaga pendidikan dan organisasi social Islam lainnya. Di antara mereka itu dikenal dengaan keluarga alSegat, al-Kaff, dan al-Juneid. Masjid sebagai tempat ibadah bagi umat Islam mendapat model dan perhatian khusus bagi Melayu-muslim, sehingga wajar saja kalau masjid menjadi tempat terselenggaranya berbagai kegiatan. Semua masjid ini umumnya memilki suatu lembaga yang di manage secara professional dan memiliki administrasi yang serba mapan. Kebersihan masjid selalu terpelihara secara baik. Sejauh pengamatan penulis tak satupun yang tidak terawat sebagaimana kondisi masjid-masjid yang ada diIndonesia.
yang diperolehi dari British dan Belanda. Menjelang akhir kurun ke-18, Sulu juga menjalankan perdagangan dengan Bugis khususnya dengan masyarakat Tausug. Menurut Warren, terdapat lebih kurang 14 hingga 15 kapal singgah di pelabuhan Sulu setiap tahun.Hubungan perdagangan dengan China telah bermula sejak zaman purba tetapi mengikut laporan Dalrymple, pertama kali orang China berniaga di Sulu pada zaman pemerintahan Sahabodin atau Sultan Shahabud Din. Kesedaran di kalangan penduduk telah bertambah kuat kerana mereka menyedari jika mereka tidak menubuhkan atau tidak memantapkan institusi-institusi Islam, pengaruh Kristian mungkin meresap masuk kepada penduduk. Ini selari dengan pendapat para ulama di yang menegaskan kedatangan orang Sepanyol itu adalah untuk menghapuskan Islam dari bahagian Darul Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dengan terdapatnya sistem pendidikan Islam seperti institusi pendidikan, surau, masjid, kitabkitab agama dan wujudnya para ulama. Sultan yang pertama Syarif al-Hasyim telah mengasaskan beberapa buah sekolah(madrasah) bagi kanak-kanak mempelajari AlQuran. Madrasah inilah merupakan satu-satu cara semacam bentuk pendidikan dan latihan.
oleh kentalnya ajaran islam yang diamalkan masyarakatnya, sehingga berpengaruh sampai dalam kehidupan bernegara. Dari sebuah hasil penelitian pada tahun 1984 oleh Departemen Sastra Melayu Universitas Brunei Darussalam, menyebutkan bahwa beberapa perubahan social yang terjadi di Brunei dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.
Penduduk Brunei Darussalam seluruhnya, baik secara cultural maupun psikologis, sedang mengatasi keragaman yang ada ditengah-tengah mereka, disebabkan oleh kondisi geografis dan histories di Brunei Darussalam sendiri.
2.
Kebijakan-kebijakan
pemerintah
mengenai
hukum
dan
ketertiban,
kesejahteraan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi telah mendominasi kehidupan seluruh rakyat Brunei Darussalam.
3.
Sebagai akibat dari proses-proses social diatas, penduduk Brunei Darussalam semakin memilih pola hidup bersama. Ada hal yang menarik di Negara Brunei Darussalam ini,
misalnya Pertama, larangan gerakan Islam al-Arqam, Kedua, larangan kepada orangorang asing manapun yang menjadi ancaman keharmonisan system keagamaan di Brunei Darussalam. Darul Arqamyang berpusat di Suburd, Malaysia, maka mulanya dilarang oleh pemerintahan Malaysia, tetapi pada kenyataannya kelompok ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi umat islam. Pada perkembangan selanjutnya, Islam menjadi posisi yang sangat penting dalam Pemerintah Brunei Darussalam, baik sebagai ideology nasional maupun sebagai prinsip hidup yang mengatur kehidupan sehari-hari. Larangan pemerintah atas peredaran minum-minuman keras hingga perhatiannya terhadap proses Islamisasi melalui berbagai aktifitas keislaman, mengindikasikan perhatian komitmen
Pemerintah Brunei Darussalam terhadap islam, baik sebagai agama maupun sebagai kultur Melayu Pemerintah Brunei Darussalam. Akan tetapi, pelarangan ajaran-ajaran islam sempalan maupun ajaran islam dari luar, menempatkan sampai saai ini, hanya satu anggota cabinet yang berasal dari kelompok Islam, dan amat minim yang bisa duduk di parlemen, akibat dari pemerataan penduduk Melayu-muslim dengan China sehingga sulit bagi muslim untuk menjadi calon legislative.
2. Jawa Islam mulai masuk kepulau jawa tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun, nisan makam Siti Fatimah Binti Maemun dapatlah dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa. Pertumbuhan masyarakat Muslim disekitar Majapahit sangat erat kaitannya dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan perdagangan Islam yang telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di kerajaan Samudra Pasai dan Malaka. Untuk masa-masa selanjutnya perkembangan Islam di tanah jawa dilakukan oleh para ulama dan mubaligh yang kemudian terkenal dengan sebuatan Wali Sanga atau sembilan wali yaitu :
c) Sunan Bonang d) Sunan Giri e) Sunan Derajat f) Sunan Gunung Jati g) Sunan Kudus h) Sunan Kalijaga i) Sunan Muria
3. Sulawesi Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 M sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari sumatra, Malaka, dan Jawa. Sebagian Sulawesi terdapat kerjaankerajaan yang masih memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme, kerajaan yang paling besar adalah kerajaan Gowa Talo, Bone, dan Sopang.
4. Kalimantan Kalimantan, yang letaknya lebih dekat dengan pulau Sumatra dan Jawa, ternyata menerima kedatangan Islam lebih belakangan dibanding Sulawesi dan Maluku sebelum Islam masuk ke Kalimantan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di Negara Dipa, Daha dan Kahuripan yang terletak disungai nagara dan Amuntai Kimi.
5. Maluku dan sekitarnya Antara tahun 1400 1500 M Islam telah masuk dan berkembang di Maluku. Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren-pesantren di Jawa Timur untuk mempelajari Islam. Raja-raja Maluku yang masuk Islam diantaranya : a) Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum b) Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaludin c) Raja Jailolo, yang berganti nama dengan sultan Hasanudin d) Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 M dan bergelar Sultan Zaenal Abidin.
DAFTAR PUSTAKA
Husni, Drs.Dardiri,M.A. etall.2006. Sejarah Islam Asia Tenggara. Alaf Riau. Yatim, Dr.Badri,M.A. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. http://muhdahlan.wordpress.com/2010/11/20/perkembangan-islam-di-malaysia/ http://www.kosmaext2010.com/sejarah-masuknya-islam-di-thailand-selatan-makalah-siat.php