Está en la página 1de 7

B.

PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN PENGEMBANGAN DI-TK

Cara yang dianggap paling tepat dan relevan dalam pengembangan anak usia pra sekolah atau taman kanak-kanak adalah segala pengembangannya didasarkan atas pengembangan yang berbasis dan berprinsip pada perkembangan, kebutuhan dan karakteristik belajar anak (DAP=Developmentally Appropriate Practices) dan memperhatikan seluruh dimensi tumbuh kembang anak (holistik), sehingga proses dan hasil dari tindakan pengembangan lebih bermakna dan fungsional bagi kehidupan anak. 1. Kegiatan Pengembangan Berorientasi pada Perkembangan (DAP) Keberhasilan penuelenggaraan pendidikan prasekolah banyak ditentukan oleh berbagai faktor, dan salah satu yang dominan adalah mampu tidaknya para manajemen dan pengelola kegiatan , terutama para guru memegang hal-hal prinsip didalam pengembangan dan penyelenggaraan programnya. Anda sebagai calon guru prasekolah atau Taman Kanak-kanak harus mamapu menguasai prinsup DAP secara memadai, agar ketika terjun kelak sebagai pengajar dapat dapat melaksanakan tugasnya dengan memadai. a. Batasan Kegiatan Pengembangan Berdasarkan DAP Pengembangan atau kegiatan yang berorientasi perkembangan mempunyai arti bahwa pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah dari sisi anak itu sendiri, bukan dari sisi pemikiran guru. Maksudnya adalah pendekatan yang dilakukan berupa memfasilitas agar tujuan-tujuan berupaya memfasilitasi agar tujuantujuan dan kegiatan belajar menjadi terintegrasikan dengan dimensi-dimensi perkembangan anak, baik dimensi kelompok maupun dimensi individu. Agar para guru mengintegrasikan tujuan, kegiatan dan perkembangan anak, maka guru harus memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak. Pembelajaran yang berorientasi perkembangan lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk belajar dengan cara-cara yang tepat, umpamanya melalui pengalaman nyata, melakukan eksplorasi serta kegiatan-kegiatan lain yang bermakna. b. Prinsip Pembelajaran Berdasarkan DAP Agar penyelenggaraan kegiatan pengembangan berbasis DAP tersebut membawa keberhasilan, terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1) Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait. 2) Perkembangan terjadi pada urutan yang relatif teratur dengan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang lebih akhir membangun persiapan yang diperolehnya. 3) Perkembangan berlangsung secara bervariasi antara anak yang satu dengan anak lainnya serta tidak merata dalam aspek-aspek perkembangan yang berbeda. 4) Pengalaman awal mempunyai efek langsung maupun efek tertentu terhadap perkembangan anak secara individual. 5) Perkembangan berlangsung dalam arah yang dapat diprediksi menuju kompleksitas, tatanan dan internalisasi yang lebih besar.

6) Perkembangan dan belajar terjadi dalam dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya. 7) Anak-anak adalah pelajar yang aktif, yang secara langsung mengambil pengalam dari lingkunagan fisik, sosial yang secara kultural diterjemahkannya untuk membangun pengetahuannya sendiri tentang lingkungan sekitar. 8) Perkembangan dan belajar adalah hasil dari interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial dimana ia hidup. 9) Bermain adalah suatu wahana yang penting bagi perkembangan sosial, emosi, kognitif dan merupakan refleksi dari perkembangan anak. 10) Perkembangan akan meningkat jika anak-anak mempunyai kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan baru yang diperolehnya dan jika mereka memperoleh tantangan. 11) Anak-anak menunjukkan cara mengetahui dan belajar yang berbeda serta cara -cara menampilkan apa yang mereka ketahui dengan cara yang berbeda pula. 12) Anak-anak sebaiknya berkembang dn belajar dalam konteks masyaratan dimana mereka merasa aman dan dihargai, serta kebutuhan fisiknya tercapai. 2. Kegiatan Pengembangan Berorientasi Holistik (menyeluruh) a. Mengapa Harus Holistik? Kesadaran tentang besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak sudah semakin menguat saat ini. Kesadaran tersebut didukung oleh berbagai penelitian, pengamatan dan bahkan pengalaman yang dialami seseorang maupun sekelompok orang. Kita bersyukur bahwa berbagai pengaruh dan unsur yang terkait dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, tidak semuanya bersifat negatif, tetapi banyak juga yang bersifat positif. Beberapa hal dapat digeneralisasikan, tentang mengapa pentingnya menggunakan prinsip holistik dalam memfasilitasi perkembangan dan belajar anak, diantaranya: 1) Secara langsung dan tidak lansung telah terbukti, bahwa berbagai dimensi perkembangan dan lingkungan yang menyertaisaling mempengaruhi dan memberikan dampak, baik negatif maupun positif pada setiap anak. 2) Seriap fokus pertumbuhan yang menjadi sasaran pengembangan atau pembelajaran, apabila dalam pengembangannya dengan mempertimbangkan secara luas atas keterkaitan dengan bidang lainnya; akan dapat lebih mengoptimalkan tugas atau fungsi perkembangan yang sedang dan akan dijalaninya oleh anak tersebut. 3) Tindakan memfasilitasi dan membelajarkan perkembangan yang berpijak pada landasan holistik, akan lebih menghasilkan program yang lebih terencana, terukur, matang, dan komprehensif, karena dalam mengenali dan memahami faktor-faktor pengaruh yang menyertainya memerlukan keterampilan khusus, tidak bisa asalasalan, dan mungkin memerlukan waktu khusus untuk perbuatan program perencanaannya. Demikianlah keterangan yang menunjukkan betapa pentingnya landasan holistik dijadikan pijakan dalam mengembangkan anak usia prasekolah atau TK.

C.

RUANG LINGKUP DAN SASARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TAMAN KANAK -KANAK

Untuk menederhanakan lingkup kurikulum dan menghindari tumpangtindih, serta untuk memudahkan guru menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman mereka, maka aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasan dan bidang pengembangan kemampuan dasar. 1. Bidang Pengembangan Pembentukan Perilaku melalui Pembiasaan Pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. 2. Bidang Pengenbangan Kemampuan dasar Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan perkembangan anak yang meliputi dari: a. Kemampuan berbahasa b. Kognitif c. Fisik/motorik d. Seni

STRATEGI DAN JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK


Untuk mewujudkan anak yang matang dan cerdas , strategi atau cara-cara yang akan dikemukakan, diantaranya penyelenggaraan kegiatan pengembangan dengan cara atau pendekatan terpadu, kegiatan pengembangan dengan program rutin, kegiatan pengembnagan dengan cara terprogram dan pengambangan melalui kegiatan spontan serta keteladanan. A. PENGEMBANGAN KEGIATAN DENGAN CARA TERPADU 1. Mengapa Pembelajaran Terpadu? Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau menyeluruh atau terpadu. Artinya antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Bredekamp (1997). Pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran terpadu dengan berbasis pada tema. 2. Batasan dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu berbasis Tema a. Penegrtian Pembelajaran Berbasis Tema Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran berbasis tema adalah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya. b. Karakteristik Pembelajaran berbasis Tema Pembelajaran tema memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Secara rinci Brabara Rochde dan Kostelnik et.al (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut, sebagai berikut. 1) Tema memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang riil bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya.

2) Tema menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya. 3) Membangun kegiatan sekitar minat-minat umur anak. 4) Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru yang didasarkan pada apa yang mereka ketahui dan mereka kerjakan. 5) Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan fisik. 6) Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif. 7) Memberikan kesempatan menggunakan bermain untuk menerjemahkan pengalaman kedalam pengertian. 8) Menghargai perbedaan individu, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman dikeluarga yang dibawah ank-anak kekelasnya. 9) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak. Berdasarkan semua uraian tersebut dapat ditegaskan, bahwa pembelajaran berbasis tema merupakan modal pembelajaran yang lebih komprehensif dan terpadu. c. Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu berbasis tema Pembelajaran terpadu yang berbasis tema akan efektif jika dalam pengembangan perencanaan dan pelaksanaanya berpegang teguh pada pada prinsip -prinsipnya. Diantaranya adalah: 1) Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan sosial anak. 2) Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui. 3) Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak. Penekanannya membantu anak membangun konsep yang berhubungan dengan tema, bukan pada informasi terpisah-pisah yang harus diingat anak. 4) Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat. 5) Tema harus mengintegrasikan isi belajar (pengetahuan sosial-konvensional) dan proses belajar (fisika, matematika, metakognisi) dan proses belajar khususnya lainnya yang dihubungkan dengan setiap bidang kurikulum. 6) Informasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui pengalaman langsung yang melibatkan penemuan aktif. 7) Kegiatan yang berhubungan dengan tema harus menggambarkan bidang kurikulum dan mendukung keterpaduannya. 8) Dalam pembelajaran tema, isi yang sama harus diberikan lebiih dari satu kali dan dimasukkan kedalam jenis-jenis kegiatan yang berbeda (eksplorasi, penemuan terbimbing, pemecahan masalah, diskusi, belajar kooperatif. Demonstrasi. Kegiatan kelompok besar dan kelompok kecil). 9) Tema harus memungkinkan untuk dilaksanakan melalui kegiatan proyek yang diprakarsai dan dipimpin oleh anak. 10) Tema harus memberikan kesempatan bagi anak u tuk mendokumentasi dan merefleksikan tentang apa yang mereka telah pelajari. 11) Tema harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.

12) Setiap tema harus diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan oleh anak. d. Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema Keunggulan-keunggulan yang bersifat umum, diantaranya sebagai berikut: 1) Mendukung perkembangan konsep anak; konsep adalah gagasan pokok tentang objek dan peristiwa yang dibentuk anak-anak dilingkungannya. Konsep adalah kategori kognitif yang memungkinkan orang untuk mengelompokkan informasiinformasi yang berbeda atau peristiwa yang dilihat dan dialaminya. 2) Tema mengintegrasikan isi dan proses belajar: pembelajaran tema tidak hanya meningkatkan perkembangan konsep anak, tetapi juga mengintegrasikanisi dan proses belajar dengan cara-cara yang bermakna bagi anak. 3) Pembelajaran tema memberikan kesempatan kepada anak untuk memadukan informasi-informasi secara terpadu dengan berbagai cara, apakah melalui kegiatan terstruktur atau tidak terstruktur, kegiatan kelompok besar atau kelompok kecil, model interaksi aktif atau pasif. 4) Pembelajran tema juga memungkinkan anak untuk mempelajari topik-topik yang khusus secara lebih mendalam. Anak-anak yang tertarik dengan topik tertentu biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang isi topik tersebut. 5) Pembbeljaran tema mendorong para praktisi untuk menetapkan fokus belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara rerorganisasi, lebih terarah dengan cara mengembangkan pengalaman belajar yang didasarkan pada bagaimana sebaiknya mereka menetapkan tujuan pembelajaran secara terpadu. 6) Perencanaan tema juga memungkinkan para guru untuk menyajikan topik secara cukup luas dan mendalam, sehingga anak-anakpun dapat mempelajarinya secara luas dan mendalam pula. 7) Pembelajaran teme dapat diimplementasikan dalam berbagai tingkatan kelas dan kelompok usia anak. e. Pengembangan domain melalui pembelajaran tema Sebagaimana telah dikemukakan, pembelajaran tema memberikan kemungkinan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak. f. Pengembangan program kegiatan 1) Pemilihan tema 2) Pengembangan tema 3) Pelaksanaan kegiatan B. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN RUTIN a. Pengertian Berbagai jenis dan pola perilaku dapat dikembangkan melalui penjadwalan secara terus menerus, hingga pola perilaku yang diharapkan melekat pada anak secara kuat dan menjadi bagian perilaku positif yang dimilikinya. b. Tujuan dan fungsi Menyediakan suatu bentuk kegiatan yang dijadwalkan secara terus menerus dan atau periodik yang diharapkan dapat berfungsi dalam pembentukan kebiasaan yang diperlukan anak pra sekolah atau tk dalam berinteraksi, bersosialisasi dan

bermasyarakat sehingga pola perilaku tersebut dapat melekat pada anak secara lebih wajar, tetapi terencana dan terukur ketercapaiannya. Kawasan pola perilaku yang dapat dikembangkan melalui kegiatan rutin dan pembiasaan antara lain senbagai berikut a. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan b. Mengucap salam bila bertemu orang lain c. Tolong menolong atau bergotong royong d. Tenggang rasa e. Rapi dalam berpakaian bertindak dan bekerja f. Bertanggung jawab g. Tertib dan patuh terhadap peraturan h. Berani i. Mencintai tanah air dll Contoh pelaksanaan: Baris berbaris sebelum masuk kelas. C. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN TERPROGRAM a. Pengertian Kegiatan yang menjadi agenda dan dirancang dengan silabus guru, baik untuk jangka waktu yang pendek atau panjang yaitu untuk satu hari, 1 minggu, i bulan maupun lebih lama lagi. b. Tujuan dan fungsi Secara umum tujuan pengembangan pembelajaran secara terprogram, supaya segala kemampuan yang dituangkan dalam kurikulum prasekolah dapat tercapai lebih optimal, sistematis, efektif dan efisien. Tetapi akan menjadi berbeda jika rancangan program ditujukan pada anak tertentu atau sering disebut sebagai layanan individual. Contoh pelaksanaan a) Program disekolah 1. Hasil belajar Anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik, sopan dan wajar dengan temannya. 2. Kegiatan Kegiatan dilakukan dengan sosiodrama atau bermain peran b) Program diluar sekolah 1. Hasil belajar Anak berempati pada orang lain yang mengalami musibah dan kekurangankekurangan. 2. Program kunjungan dapat dilakukan kepanti asuhan, kerumah teman yang miskin atau sakit. D. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN SPONTAN a. Pengertian Karakteristik anak yang masih rendah konsentrasinya, bersifat spontan, egosentris,dan masih labil emosi, serta masih terbatas ketrampilan sosialnya akan menjadikan pembelajaran dengan mereka menjadi sangat tinggi dinamikanya. Tampaknya dengan

ciri-ciri seperti itu akan banyak sekali hal-hal yang tidak diduga-duga muncul dalam pembelajaran, baik saat menggali kegiatan, dalam kegiatan inti maupun akhir kegiatan. b. Tujuan dan fungsi Secara umum tujuan dari pembelajaran spontan adalah untuk lebih meningkatkan apresiasi anak terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam setiap bidang pengembangan, karena pembelajaran disajikan dengan kejadian yang sangat nyata dan diminati oleh anak. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam pembelajran spontan tetap harus mengacu pada standar perilaku yang berlaku dan dituangkan dalam kurikulum. Jadi secara formal rincian perilakunya sama dengan yang dikembangkan dalam kegiatan rutin, terprogram maupun dalam kegiatan lainnya. Jika hal diatas mau ditindaklanjuti yaitu contoh perilaku spontan melihat pesawat. E. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN KETELADANAN a. Pengertian Anak bisa belajar dengan memperhatikan cara orang dewasa bertindak dan berperilaku. b. Tujuan dan fungsi Untuk mengarahkan anak pada berbagai contoh pola perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dengan cara menampilkannya langsung dihadapan atau dalam kehidupan bersama anak. c. Ruang lingkup program Program dan isinya dapat ditularkan kepada anak terkait dengan pengembangan cukup luas cakupannya. Contoh: 1. Hasil belajar Anak memilki kebiasaan membuang sampah pada temapatnya 2. Kegiatan Disediakan tempat sampah didalam kelas.

También podría gustarte