Está en la página 1de 113

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN DISIPLIN

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR


TARUNA/I POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS JURUSAN
KEMARITIMAN

DRAFT TESIS

OLEH :

ROBYANSYAH

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN DISIPLIN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
TARUNA/I POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS JURUSAN
KEMARITIMAN

Oleh :
ROBYANSYAH
1910247133

Draft Tesis

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Magister Manajemen
pada Program Pascasarjana Universitas Riau

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan terpenting untuk membangun serta

melakukan pengembangan terkait sumber daya manusia. Salah satu gagasan

dalam pengembangan sumber daya manusia adalah lewat Pendidikan. Pendidikan

dimulai dari tingkat dasar, menengah, serta perguruan tinggi. Perguruan tinggi

merupakan suatu lembaga formal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

nasional dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Penguruan tinggi

ditetapkan sebagai salah satu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang

berfungsi memberikan pelayanan pendidikan formal.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012

Tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 1 Ayat 2 : Pendidikan Tinggi merupakan

lanjutan dari pendidikan menengah atas yang penyelenggaraannya menurut

budaya bangsa Indonesia dengan meliputi beberapa tingkatan yaitu sarjana,

magister, doktor, profesi, dan spesialis. Pasal 5 : Pendidikan Tinggi memiliki

tujuan: a. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dengan meningkatkan

keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak

mulia, sehat, ilmu yang cukup, kecakapan, kreatifitas, kemandirian, terampil,

berkompeten, memiliki kebudayaan yang baik untuk mementingkan bangsanya;

b. Memiliki alumni dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang baik serta

memiliki kemampuan dalam penggunaan IPTEK sehingga mampu bersaing


dengan bangsa lain; c. Menghasilkan IPTEK setelah melakukan penelitian dengan

penerapan nilai kemanusiaan serta dapat dimanfaatkan untuk menciptakan bangsa

yang maju, dengan peradaban serta masyarakat yang sejahtera; dan d. Mengabdi

kepada masyarakat berdasarkan pada nalar serta karya hasil dari yang telah diteliti

untuk menciptakan kemajuan, kesejahteraan umum serta menciptakan bangsa

yang cerdas.

Untuk kemajuan bangsa dan negara keberadaan sarana dan prasarana

transportasi laut sangat diperlukan. Mewujudukan prinsip wawasan nusantara

bukanlah perkara mudah, namun harus didukung dengan kelancaran

transportasinya. Dalam mengelola sarana serta prasarana transportasi laut

diperlukan individu yang berkompeten pada bidangnya untuk mewujudkan

keefektifan serta keefisienan sarana transportasi laut. Oleh sebab itu, banyaknya

berdiri sekolah atau lembaga perguruan tinggi di bidang maritim. Sekolah atau

lembaga maritim adalah sebuah tempat yang memberikan didikan serta

mempunyai tenaga terampil dalam bidang kemaritiman.

Politeknik Negeri Bengkalis adalah satu diantara beberapa perguruan

tinggi vokasi yang banyak memiliki jurusan. Jurusan yang terdapat di Politeknik

Negeri Bengkalis salah satunya yaitu Kemaritiman. Guna mewujudkan lulusan

pada bidang maritim yang bermutu dibutuhkan banyak aspek misalnya

mengembangkan program studi, kelengkapan serta ketersediaan sarana dan

prasarana serta sumber daya manusia untuk menyelenggarakan.


Dibukanya jurusan kemaritiman oleh Politeknik Negeri Bengkalis,

mengingat kondisi di Kabupaten Bengkalis yang berada di pesisir Sumatera dan

berbatasan langsung di Selat Malaka. Daerah ini merupakan perairan dengan lalu

lintas laut terpadat di Indonesia, dan berdekatan dengan beberapa Pelabuhan

dalam negeri seperti Pelabuhan Dumai, Sungai Pakning, Bengkalis, Selat

Panjang, Buton, Tanjung Balai Karimun dan Batam serta Pelabuhan luar negeri

seperti Port Klang, Port Dicksom, Pelabuhan Malaka, Pelabuhan Muar serta

Pelabuhan Singapura.

Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritman adalah perguruan tinggi

yang bergerak dibidang kemaritman yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga

ahli madya. Jurusan kemaritiman memiliki dua program studi yaitu diploma III

Nautika yang dirancang dalam persiapan tenaga ahli madya (ANT III) yang

menguasai bidang olah gerak dan mengendalikan posisi kapal, navigasi elektornik

modern, hukum kemaritiman, penanganan atau pengaturan muatan di kapal,

komunikasi kemaritiman, penggunaan Radar dan ARPA serta memelihara

kelaikelautan kapal. dan diploma III Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga (KPN)

yang direncanakan untuk persiapan tenaga ahli madya dibidang tenaga terampil

dalam manajemen logistik bisnis pelayaran, pengelolaan pelayaran serta

administrasi Pelabuhan, keselamatan kerja dan pemasaran jasa pelayaran, ekpor

impor transportasi laut, charter kapal, serta kewirausahaan bidang pelayaran.

Karena berhubungan langsung dengan upaya pemberian pengembangan jasa

akademik bagi taruna/i.


Taruna adalah merupakan mahasiswa yang bersekolah di kampus yang

pendidikannya dengan semi militer. Pendidikan semi militer yang di terapkan di

Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman seperti menerapkan pendidikan

keseharian dalam proses belajar mengajar, berpakaian militeristik lengkap dengan

atribut seragam, melaksanakan apel pagi dan apel sore, taruna/i yang harus

hormat dengan senior, dosen maupun staff, dan memiliki Instruktur dari TNI

Angkatan Laut untuk kegitan PBB dilapangan. Taruna/i sebelum makan

diwajibkan untuk berlari terlebih dahulu di dalam lingkungan kampus serta tidak

diperkenankan berjalan dengan santai ataupun pelan, dengan tujuan mewujudkan

disiplin yang tinggi bagi taruna/i, selain untuk membentuk kebersamaan antara

satu angkatan karena mengalami hal yang sama atau senasib (jiwa korsa). Bagi

taruna/i yang melanggar aturan akan dikenai hukuman yang telah ditentukan.

Taruna dan taruni Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman di

wajibkan menempati asrama yang telah disiapkan oleh kampus, terutama taruna/i

semester 1 hingga semester 2, selama taruna/i menempati asrama diwajibkan

mengikuti aturan dan ketentuan yang harus dilakukan seperti: Dinas jaga malam

di asrama, operasi mendadak yang dilakukan oleh para senior dan instruktur (TNI

AL) dengan masuk ke asrama untuk pemeriksaan kerapian dan kebersihan asrama

dengan waktu operasi yang tidak ditentukan, taruna/i diwajibkan tidur sesuai

dengan jadwal, serta larangan yang tidak diperkenankan untuk dilakukan dari

kebijakan kampus seperti: Taruna/i tidak diperkenankan membawa HandPhone

(HP), rokok, minuman beralkohol, senjata tajam. bagi taruna/i yang melanggar

ketentuan dan aturan akan dikenakan sanksi yang diberikan oleh senior berupa
Tindakan fisik, membersihkan toilet, membersihkan ruangan staff komando, phus

up, sit up, lari keliling lapangan serta tidak diizinkan pesiar.

Pesiar merupakan jadwal bebas pada hari jum’at sore sampai dengan

minggu sore yang diberikan kepada taruna/i yang sedang mengikuti wajib asrama

serta yang tidak melanggar aturan ketika di asrama. Adapun taruna/i yang

melanggar aturan di asrama tidak di perbolehkan untuk pesiar, dan akan

mendapatkan hukuman maupun kegiatan sehari-hari di kampus. Hukuman yang

diberikan dengan tidak diperbolehkan keluar dari kampus berhari-hari bahkan

sampai dua bulan kecuali hanya di lingkungan kampus.

Taruna dan taruni Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman

adalah taruna/i yang cukup aktif selama menjalankan kuliah. Akan tetapi,

dikarenakan peraturan universitas dengan mewajibkan taruna/i untuk menetap di

asrama mereka dipaksa oleh aturan untuk mematuhi dan menjalankannya sehari

penuh. Bukan hanya sebatas aturan pada saat perkuliahan, namun juga peraturan

di asrama. Diduga hal ini berdampak pada proses belajar taruna/i. Sehingga,

kesempatan taruna/i untuk berprestasi pun sering kali tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh tenaga pengajar. Berprestasi dalam belajar merupakan

sejauh mana mahasiswa menguasai ilmu yang diperoleh saat belajar dan

menyesuaikan dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri menurut Soedijarto

(dalam maryani, 2016). Satu dari beberapa aspek yang dijadikan ukuran dari

prestasi belajar adalah Ranah kognitif yang merupakan sebagai pencapaian

sebuah prestasi untuk mengukur prestasi mahasiswa dibidang kognitif yang dapat
dilakukan baik secara tertulis maupun secara langsung/llisan Menurut Sujana

(dalam Syafi’I, et all, 2018).

Adapun permasalahan yang terjadi pada Taruna/i Politeknik Negeri

Bengkalis Jurusan Kemaritiman dimana masih terdapat sebagian Taruna/i yang

memiliki nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang rendah, sehingga banyak

Taruna/i di beberapa mata kuliah yang diwajibkan mengikuti perkuliahan ditahun

berikutnya untuk mengulangi perkuliahan tersebut. Untuk daftar nilai taruna/i

dapat dilihat pada tabel 1.1

TABEL.1.1
REKAP NILAI TARUNA/I ANGKATAN IV SAMPAI ANGKATAN VI
TAHUN AJARAN 2020/2021

Jurusan Jumlah
Angkatan
Kemaritiman Taruna/i Min
Angkatan V 42 2.36
KPN & Nautika Angkatan VI 45 2.14
Sumber Data : Politeknik Bengkalis Tahun 2021

Berdasarkan data indeks prestasi pada tabel 1.1 diatas, angkatan V nilai

terendahnya yaitu 2,36 dan yang terbesar yaitu 3,78. Pada angkatan VI nilai

terkecil yaitu 2,14 danyang paling besar yaitu 3,74 sementara angkatan VII nilai

terkecil yaitu 2,15 dan terbesar yaitu 3,79. Lalu rata-rata yang didapatkan pada

angkatan IV yaitu 3,12, angkatan V yaitu 3,17 dan angkatan VI yaitu 3,09.

Berdasarkan data-data tersebut dapat disimpulkan dari IPK angkatan IV-VI belum

mendapatkan hasil yang maksimal dikarenakan beberapa IPK mahasiswa masih

ada yang tidak mencapai 3,00 pada Taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan
Kemaritiman. Selain prestasi berbentuk nilai IPK, terdapat juga beberapa prestasi

yang diraih berupa kegiatan pedang pora yang dilaksanakan ketika upacara besar

di kampus kemaritiman. Selain kegitan pedang pora terdapat prestasi lainnya yang

diraih berupa staf komando yang dipimpin langsung oleh ketarunaan atau

pembina yang ada dikampus Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman.

Adapun taruna/i yang mengikuti pedang pora dan staf komando merupakan

taruna/i pilihan yang dinilai dari kedisiplinan taruna/i dalam mematuhi peraturan

kampus.

Erat kaitannya dengan bidang ilmu pengetahuan, berprestasi dalam

menuntut ilmu diperlukan untuk memunculkan sumberdaya manusia yang unggul

dan memiliki mutu tinggi. Prestasi belajar pada taruna/i tidak hanya diukur

dengan materi pelajaran ataupun menghapal materi, namun juga dipengaruhi oleh

Motivasi belajar pada diri taruna/i. Prestasi belajar adalah suatu ukuran sejauh

mana yang telah di capai taruna/i setelah menjalani Pendidikan. Belajar yang

tidak memperoleh dukungan baik maka akan mengalami hambatan. Salah satu

faktor yang dapat memberikan pengaruh seorang taruna/i berprestasi dalam

belajar adalah Motivasi belajar.

Menurut Sunarsi (2017), Motivasi berasal dari kata latin yaitu Movere

yang memiliki arti sesuatu yang mendorong dan menjadi oeggerak serta motivasi

(motivation) dalam manajerial biasanya mengacu kepada sumber daya manusia.

Motivasi menjelaskan langkah yang seharusnya dilakukan untuk memberikan

arahan pada kapabilitas seseorang untuk mampu produktif dalam melakukan

kerjasama serta keberhasilannya untuk mendapatkan apa yang diharapkan atau


yang telah diekspektasikan. Pada proses pembelajaran, motivasi belajar berperan

besar terhadap prestasi belajar, dikarenakan dorongan dalam belajar ini bisa

memunculan keinginan taruna/i untuk belajar. salah satu indikator yang menjadi

tolak ukur dari motivasi belajar menurut Aritonang (dalam wardani, dkk, 2018)

adalah Ketekunan dalam belajar dan Berprestasi dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, fenomena yang penulis amati dimana

terdapat beberapa taruna/i yang tidak hadir di beberapa mata kuliah serta banyak

yang tidak mengumpulkan tugas sehingga berpengaruh terhadap nilai taruna/i

yang ada di Jurusan Kemaritiman. Ini menunjukkan bahwa rendahnya minat

belajar dari taruna/i. Apabila jika dalam perkuliahan dengan konsep tugas

kelompok taruna/i kurang aktif dalam perkuliahan tersebut. Bagi taruna/i dengan

sesuatu yang mendorong dalam dirinya untuk menuntut ilmu membuatnya

melakukannya. Hal ini menunjukkan intelegensia yang besar pada diri taruna/i

tersebut. Berlaku pula kebalikannya, apabila dorongan menuntut ilmunya kecil,

maka cenderung memperoleh kegagalan dalam belajar, karena motivasi

mempunyai peran dalam penentu keunggulan seorang taruna/i. Sama halnya

dengan Penelitian lain yang memiliki kaitan dengan penelitian ini yaitu dari

Kusuma, dkk (2018) dimana variabel dorongan dalam belajar memberikan

pengaruh pada prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Tahun Angkatan

2014-2016 secara parsial dan signifikan. Serta penelitian Tantra, dkk (2014)

menunjukan bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh pada prestasi belajar

keterampilan berbahasa mahasiswa jurusan pendidikan bahasa inggris secara

positif dan signifikan.


Namun berbeda dengan Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningrum

dan sari (2019) mengatakan bahwa Motivasi belajar statistika berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Serta penelitian yang

dilakukan oleh Sari dan Kurniawati (2020) menyebutkan bahwa Pengaruh

motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan

Ekonomi tidak berpengaruh signifikan. Jika dilihat dari beberapa penelitian

diatas, terdapat Research Gap penelitian antara variabel motivasi belajar terhadap

prestasi belajar. Akan tetapi, terlepas diperlukannya motivasi belajar pada setiap

individu taruna/i di jurusan kemaritiman, hal lain yang perlu di perhatikan adalah

tingkat disiplin taruna/i.

Menurut Lomu dan Widodo (dalam Seniwati, 2020) menjelaskan bahwa

jika mahasiswa dapat mendisiplinkan diri dalam belajar maka dia dapat hidup

secara teratur dan mengerjakan tugas tepat pada waktu sehingga tidak akan

mengalami kesulitan dalam menghadapi pelajaran atau tantangan-tantangan.

Menurut Hetami (dalam Rusydayana & supriyanto, 2020) berpendapat bahwa

sikap disiplin diruang lingkup pendidikan peserta didik harus berada dalam

lingkaran peraturan agar masih tetap terkontrol dan terikat oleh peraturan, jadi

peserta didik tidak bisa semena-mena dengan melakukan sesuatu yang dilarang

oleh peraturan. Dari peraturan itu diantaranya ada hukuman jika peserta didik

melanggarnya yang diberikan sebagai bentuk upaya mendisiplinkan tetapi harus

diberikan pada situasi yang tepat dengan tujuan mendidik. Disiplin dianggap

sebagai sebuah pembebanan diri untuk mencapai pembangunan karakter, seperti

kebiasaan belajar serta memberi perhatian terhadap orang lain. Dapat


disimpulkan, disiplin memiliki kaitan yang kuat dengan aturan dan norma.

Individu dikatakan disiplin apabila sanggup dan berkeinginan untuk mengikuti

aturan atas kehendak sendiri tanpa paksaan dari siapapun.

Disiplin yang diterapkan oleh Politeknik Negeri Bengkalis adalah sebagai

simulasi cerminan kehidupan diatas kapal. sehingga pelaksanaan pembinaan

disiplin cukup padat yang menibulkan terjadinya pelanggaran pada taruna/i

Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman. Pelanggaran didapatkan dari

macam-macam pelanggaran yang dilakukan oleh para taruna/i yang terdiri dari

berbagai macam jenis pelanggaran, misalnya jenis pelanggaran yang termasuk

dalam kategori Agama, kriminal, peraturan, norma dan etika, serta upacara. Untuk

itu, dilakukan Pembinaan jasmani yang dilaksanakan dengan memberikan

tindakan hukuman fisik kepada taruna/i yang melanggar dengan maksud agar

taruna/i selalu mengingat pelanggaran yang telah dilakukan serta memberikan

efek jera dan bermanfaat bagi ketahanan jasmani. Berikut ini dapat dilihat data

pelanggaran disiplin taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman

pada tabel 1.2

TABEL.1.2
PELANGGARAN DISIPLIN TARUNA/I ANGKATAN IV SAMPAI
ANGKATAN VI
TAHUN AJARAN 2020/2021

Jumlah Pelanggaran
Jurusan Jumlah
Angkatan Agama
Kemaritiman Taruna/i
(Orang)
Angkatan V 42 15
KPN &
Sumber Data : Politeknik Bengkalis Tahun 2021
Nautika
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat jumlah taruna/i yang melakukan

pelanggaran peraturan yang telah di tetapkan oleh Jurusan Kemaritiman. Mulai

dari pelanggaran Agama, Kriminal, dan Upacara. Diharapkan taruna/i setelah

lulus mampu menjadi individual yang berintegritas dengan peraturan yang telah

ditetapkan oleh Jurusan Kemaritiman wajib di patuhi oleh setiap taruna/i.

Berikut adalah Penelitian lain yang berkaitan dengan penjelasan diatas

yaitu penelitian yang di lakukan oleh gani, (2018) yang menjelaskan bahwa

disiplin yang merupakan variable untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Dimana terdapat pengaruh yang signifikan antara Disiplin terhadap Prestasi

Belajar Mahasiswa di Akademi Maritim Cirebon. Serta penelitian yang dilakukan

oleh Maja (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar di Politeknik Negeri

Sriwijaya. Namun berbeda dengan Penelitian yang dilakukan oleh Agustina, et al

(2017) mengatakan bahwa variabel disiplin belajar tidak berpengaruh secara

parsial terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi STIENAS Banjarmasin.

Serta dari hasil penelitian Anita dan Wahyudin (2018) yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi

belajar. Jika dilihat dari beberapa penelitian diatas, terdapat Research Gap

penelitian antara variabel disiplin terhadap prestasi belajar. Selain faktor disiplin,

faktor lain yang dapat memberikan motivasi belajar kepada setiap taruna/i untuk

dapat meningkatkan prestasi belajarnya adalah lingkungan belajar.


Lingkungan belajar adalah lingkungan dimana taruna/i menjalani proses

belajar dan melakukan aktivitas. Lingkungan belajar yang kondusif meliputi

hubungan yang baik antara sesama taruna/i serta hubungan antara taruna/i dengan

dosen, serta fasilitas lingkungan dan kenyamanan kampus. Kondisi lingkungan

belajar menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar taruna/i untuk belajar.

Lingkungan memberi kontribusi besar terhadap pencapaian prestasi belajar.

Keadaaan lingkungan kampus yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan

kenyamanan dalam belajar sehingga akan berjalan dengan baik serta mudah

dalam menguasai materi pelajaran secara maksimal.

Lingkungan belajar dapat meningkatkan keaktifan taruna/i dan keefektifan

belajar. Lingkungan belajar tidak hanya secara langsung mempengaruhi tinggi

rendahnya prestasi belajar, lingkungan belajar juga akan menyentuh ranah

kognitif atau personal mahasiswa Sumiati (dalam Damanik, 2019). Dalam proses

belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam

keberhasilan proses belajar dan peningkatan perkembangan taruna/i. Lingkungan

yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran.

Tempat dimana kegiatan belajar berlangsung yang mendapatkan pengaruh dari

luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.

Adapun fenomena yang terjadi di Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan

Kemaritiman dilihat dari sarana dan prasarana seperti alat -alat navigasi

elektronik modern dalam pembelajaran praktek yaitu laboraturium RADAR,

ARPA, Fire-Fighting simulator dan Bridge Simulator. Contohnya seperti

penggunaan alat RADAR merupakan sistem gelombang elektromagnetik yang


digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat jalur pelayaran,

melacak kondisi sekitar laut dan informasi cuaca. Alat ini tidak dapat beroperasi

secara maksimal ketika sedang dalam proses pembelajaran taruna/i sehingga

terjadinya Human Error terhadap pembacaan alat navigasi yang lain. selain itu

alat fire-fighting simulator yang digunakan oleh taruna/i banyak yang sudah

kadaluarsa dan tidak di perbaharui sehingga pada saat praktek tidak dapat

digunakan secara maksimal. laboraturium bridge simulator yang digunakan

taruna/i juga tidak beroperasi maksimal dimana terdapat layar pada komputer

bridge simulator mati sehingga taruna/i tidak dapat mempelajari lebih lengkap

seluruh komponen yang terdapat pada bridge simulator.

Selain beberapa hal diatas kondisi lingkungan kelas yang kurang dari segi

penerangan dan tidak memiliki pendingin ruangan, serta Projector yang

terkadang tidak dapat digunakan karena kerusakan alat atau padamnya arus listrik

di lingkungan kampus. Oleh karena itu, ketika proses pembelajaran sedang

berlangsung, banyak di antara taruna/i yang tidur di kelas, serta kelelahan dengan

adanya kegiatan di luar pembelajaran. Seperti kegiatan ekstrakulikuler, apel, dan

lari pagi yang diwajibkan sebelum melaksanakan perkuliahan. Dan juga untuk

kegiatan sertifikasi keahlian belum memadai, dimana taruna/i untuk mendapatkan

sertifikat harus di luar kampus politeknik negeri bengkalis. Di bandingkan dengan

kampus pelayaran ternama lain nya, karena sudah memiliki sarana dan prasarana

untuk melakukan sertifikasi secara mandiri. Hal ini diduga lingkungan belajar

juga menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar taruna/i yang berakibat

terhadap prestasi belajarnya.


Sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Arisandi (2021)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara lingkungan belajar

kampus secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap prestasi belajar mahasiswa S1

Teknik Kimia Universitas Pamulang. Serta penelitian yang dilakukan Saputro et

al. (2015) menyebutkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh secara signifikan

terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi Pendidikan Matematika IKIP

PGRI Pontianak. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso

dan Oktafien (2018) mengatakan bahwa penciptaan lingkungan belajar yang

kondusif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi

belajar mahasiswa yang menempuh mata kuliah Etika Bisnis kelas A pada

semester Genap TA. 2016/2017. Hasil penelitian dari Widyanto dan

Wulaningrum (2017) membuktikan lingkungan belajar secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Samarinda. Jika dilihat dari beberapa penelitian diatas, terdapat

Research Gap penelitian antara variabel lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar.

Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa, Lingkungan belajar

dan Disiplin berperan penting dalam meningkatkan Motivasi belajar dan prestasi

belajar. dengan lingkungan belajar dan displin yang baik, maka taruna/i menjadi

tekun dan kualitas hasil belajar taruna/i dapat diwujudkan dengan baik. Tingginya

lingkungan belajar dan disiplin dalam belajar berpengaruh terhadap tingginya

motivasi belajar dan prestasi belajar.


Penelitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa berpengaruhnya

lingkungan belajar dan disiplin terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar

taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman. Sehingga untuk ke

depannya, taruna/i mampu bersaing dan berdaya juang tinggi yang ditimbulkan

oleh motivasi belajar dan prestasi belajar yang baik. Menyadari akan pentingnya

upaya untuk meningkatkan lingkungan belajar dan disiplin terhadap motivasi

belajar dan prestasi belajar taruna/i. penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Lingkungan Belajar dan Disiplin Terhadap Motivasi

Belajar dan Prestasi Belajar Taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan

Kemaritiman”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh antara Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar?

2. Bagaimana pengaruh antara Disiplin terhadap Prestasi Belajar?

3. Bagaimana pengaruh antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar?

4. Bagaimana pengaruh antara Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar

melalui Motivasi Belajar?


5. Bagaimana pengaruh antara Disiplin terhadap Prestasi Belajar melalui

Motivasi Belajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat diidentifikasi tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar.

2. Untuk mengetahui pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Belajar.

3. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar.

4. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar

melalui Motivasi Belajar.

5. Untuk mengetahui pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Belajar melalui

Motivasi Belajar.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana bagi pengembangan

teori-teori atau ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan

kenyataan yang ada serta dapat menambah pengalaman dan pengetahuan


penulis akan masalah-masalah yang terjadi pada sebuah perusahaan atau

instansi khususnya pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

b. Bagi pembaca dan peneliti berikutnya

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan terhadap hasil

penelitian lain yang telah dilakukan, serta dapat dijadikan sebagai tambahan

bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang.

c. Bagi akademik

Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan untuk dijadikan

bahan pembelajaran. Serta sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi

penelitian-penelitian lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada berjalannya penelitian ini, peneliti butuh beberapa teori untuk

dijadikan acuan seperti Goal setting theory, dimana adalah salah satu bagian dari

teori motivasi Edwin Locke pada tahun 1978. Teori terkait konsep serta manfaat

dari goal setting didapat saat seseorang belum memiliki ilmu serta belum
terampil dan efektif dalam penyelesaian tugas (Loke dan Latham, 2013). Menurut

Luneburg (2011) goal setting merupakan suatu teori yang banyak dikenal serta

digunakan dalam dunia pendidikan, pekerjaan serta olahraga. Goal setting juga

berguna pada teknik motivasional dalam memberi peningkatan keproduktivan

serta performa. Teknik tersebut menjadi lebih familiar pada bidang prestasi

meliputi bisnis dalam pekerjaan, pendidikan, serta olahraga. Berdasarkan

beberapa acuan teori yang ada, dibuktikan bahwa goal setting bisa memberikan

peningkatan pada performa.

Penelitian Sri indarti, dkk (2017) menjelaskan terkait Teori Pencapaian

Sasaran (goal setting theory). Teori pencapaian sasaran dikatakan spesifik apabila

ditinjau dari kesukarannya untuk mencapai target dan bagaimana umpan balikmua

dikarenakan pada suatu prestasi dibutuhkan performansi yang besar. Teori dalam

menentukan tujuan memberikan isyarat bahwa seseorang memiliki komitmen

terhadap apa yang dituju menandakan bahwa orang tersebut telah memilih untuk

tidak memandang sepele dan mengabaikan tujuan yang ada. Menurut perilaku, hal

ini menjadi pertanda bahwa seseorang memiliki keyakinan dapat memperoleh apa

yang ia tuju dan memiliki keinginan untuk mengusahakannya. Morisano, dkk.

(2011) menunjukan bagaimana goal setting mempengaruhi bidang pendidikan.

Mahasiswa mempergunakan  goal setting theory pada awal semester kemudian

mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Akademik) yang nilainya lebih tonggi

dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakannya. Davis & John. (2012)

mengutarakan goal setting dipergunakan untuk mendapatkan performa yang


maksimal. Keefektifan pengaplikasian goal setting dipengaruhi 3 tahap, yaitu

memberi penjelasan mengenai definisi serta maksud dari menetapkan apa yang

ditargekan, mempunyai tujuan yang jelas, serta adanya umpan balik (feedback)

pada apa yang dikerjakan.

Goal setting mengacu pada mengarahkan perilaku terhadap apa yang

dituju. Sebuah tujuan bisa memberikan dorongan pada pengembangan rencana

yang disusun untuk dapat berada pada tingkatan yang lebih tinggi dari apa yang

dituju (Lunenburg, 2011). Goal setting mampu memberikan pengaruh pada

pembelajaran melalui pengarahan pusat perhatian serta tindakan dan memberikan

dorongan seseorang untuk membuat rencana yang sejalan dengan apa yang ia tuju

Robbin dalam Lutfianawati, Nugraha, & Rachmahana, (2014). Menurut beberapa

teori tersebut, dinyatakan bahwa goal setting yaitu training yang memberikan

pengajaran pada seseorang terkait kapabilitasnya dalam merencanakan serta

memilih apa yang ia tuju untuk mencapai keberhasilannya.

Sejalan dengan penjelasan dari Rifa’i dan Anni (2011) teori belajar

kognitif, dimana isinya mengutarakan seseorang mempergunakan dorongan dalam

dirinya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan bergantung pada nilai dari

sukses tu sendiri serta apa yang mereka dapatkan apabila telah memiliki sukses

yang telah diperjuangkan tersebut. Definisinya, apabila individu mendapatkan

keyakinan bahwa akan berhasil dan mengetahui definisi sukses itu sendiri maka

dorongan untuk menggapainya akan lebih besar. Dicontohkan, apabila seseorang

mempunyai harapan dapat berhasil dan berprestasi, serta dugaannya bahwa


apabila telah menuai prestasi maka ia mendapatkan apa yang diinginkannya, itu

dinamakan dorongan/motivasi dari diri orang tersebut untuk menorehkan prestasi.

Sementara itu, beberapa orang dengan prestasi rendah biasanya enggan untuk

mencoba. Gagal yang berulang serta tidak terlalu mengharapkan sukses, membuat

dorongan dalam dirinya untuk menggapai sukses menjadi rendah.

Penyebab lainnya yang memberikan pengaruh dorongan belajar pelajar

yaitu lingkungannya dalam belajar. Sejalan dengan penjelasan Skinner dalam

Rifa’i dan Anni (2011) yaitu Teori belajar behavioristik sebagai acuan variabel

lingkungan fisik, dikarenakan behavioristik yaitu usaha untuk menciptakan suatu

perilaku yang diharapkan dengan ketersediaan lingkungan, guna memancing

munculnya korelasi antara lingkungan dengan perilaku saat berlangsungnya

proses pembelajaran, maka dari itu dinamakan pembelajaran perilaku. Aliran

behavioristik dalam belajar mengatakan bahwa kapabilitas dari dalam diri

seseorang bukanlah menjadi penyebab dari apa yang dihasilkan dari pembelajaran

serta perilaku yang berubah, namun disebabkan oleh faktor stimulus sehingga

muncullah respon. Skinner juga menyatakan bahwa lingkungan sangat

menentukan dorongan dalam diri seorang pelajar. Maka dari itu, pelajar akan kuat

dorongannya untuk belajar apabila lingkungannya menjadi perangsang positif

yang memunculkan keinginan dalam belajar. Apabila seorang pelajar lebih paham

serta mamu memanfaatkan keadaan kelas dengan baik maka kemungkinan dia

akan menorehkan prestasi juga akan tinggi.


Disiplin merupakan suatu sikap yang tidak akan jauh dari perilaku

individu. Disiplin merupakan bagian dari teori perilaku organisasi. Disiplin

merupakan sikap seseorang dengan keterkaitan yang erat pada hasil belajar.

Kedisiplinan yang tinggi pada diri seseorang akan mengurangi rasa beban pada

dirinya, namun apabila kurangnya kedisiplinan maka akan cenderung merasakan

beban dalam melakukan sesuatu. Sementara itu, Prijodarminto (2014) menuaikan

pendapat mengenai kedisiplinan, dimana ia mengatakan bahwa keadaan yang

ditimbulkan dari rangkaian perilaku dengan nilai ketaatan, patuh, setia, teratur

serta tertib. Dikarenakan sudah membentuk kesatuan dengan diri seseorang, sikap

atau perilakunya tidak lagi merasa terbeban, bahkan apabila ia tidak mengikuti

peraturan yang ada sebagaimana biasanya, maka ia akan merasa terbeban.

Hadari dan Nawawi (2015) mengatakan disiplin merupakan upaya untuk

tidak melakukan pelanggaran pada aturan yang telah dibuat dan disetujui bersama

pada tiap aktivitasnya agar tidak mendapatkan sanksi. Penulis sadar bahwa

disiplin adalah penyebab seseorang ataupun sekelompok orang berhasil , apabila

kedisiplinan rendah, maka akan sulit mendapatkan apa yang mereka inginkan,

maka dari itu disiplin harus ditegakkan oleh tiap-tiap orang untuk mendapatkan

yang mereka inginkan.

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah sekumpulan hasil final dari apa yang sudah

dikerjakan. Djamarah (dalam Syafi’I, et all, 2018) mengutarakan, Prestasi


merupakan aktivitas yang sudah dilakukan, baik secara peroragan maupun

berkelompok. Poerwanto (dalam Hamdu & Agustina, 2011) memberikan

penjelasan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang didapatkan setelah

berusaha dalam belajar, yang dituangkan dalam laporan hasil belajar.

Menurut Vandini (dalam Qodir, 2017) Prestasi belajar dan proses

belajar tidak bisa terpisah karna prestasi belajar merupakan hasil final dalam

suatu proses pembelajaran. Prestasi belajar juga menguasai, mengetahui

serta terampil yang merupakan pengembangan dari suatu mata pelajaran

dengan bukti dari nilai ujian atau penilaian langsung dari seorang tenaga

pengajar. Prestasi belajar didapatkan dari pembelajaran dalam penguasaan

ilmu pengetahuan yang sudah dikembangkan, lalu prestasi biasanya diukur

dalam bentuk angka.

Sementara itu Nasution (dalam Hamdu & Agustina, 2011)

berpendapat, prestasi belajar merupakan ttahap sempurna seorang individu

dalam kemampuan berfikir. Kesempurnaan prestasi belajar dilihat dari 3

aspek, meliputi: kognitif, afektif, serta psikomotor, sedangkan prestasi akan

kurang memuaskan apabila belum terpenuhinya ketiga hal tersebut.

Menurut beberapa uraian teori tersebut, dibuat kesimpulan mengenai

prestasi belajar, yaitu tingkatan kemanusiaan dari seorang taruna/i untuk

menerima, melakukan penolakan serta memberikan penilaian pada info-info

yang mereka dapatkan saat pembelajaran. Prestasi belajar individu

disesuaikan dengan tingkatan berhasil atau tidaknya dalam belajar sesuatu,

dan penilaiannya dituangkan dalam laporan hasil belajar. Sementara itu,


prestasi be;ajar dari seorang taruna/i bisa didapatkan setelah dolkukan

evaluasi, termasuk tinggi atau rendahnya prestasi yang didapatkan.

2.2.2 Aspek-aspek Prestasi Belajar

Apa yang dihasilkan dari pembelajaran sudah pasti mempunyai

aspek yang dijadikan indikator dalam apa yang sudah dicapai pada

pembelajaran. Aspek itu yaitu aspek koognitif. Aspek kognitif adalah apa

yang telah dicapai sebagai bentuk prestasi yang menjadi ukuran kognitif

taruna/i baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Sujana (dalam Syafi’I, et all, 2018), Ada 6 kelompok indikator spek

kognitif, ialah:

a. Tingkat pengetahuan (knowledge), aspek ini memiliki tujuan untuk

memperkuat kemampuan mengingat (recall) pada pelajar, meliputi

fakta, terminology, serta bagaimana menemukan solusi dari suatu

permasalahan.

b. Tingkat pemahaman (komprehensip), yaitu kelompok pemahaman yang

memiliki korelasi dengan kapabilitas untuk memberi penjelasan sutau

ilmu dengan pemahaman sendiri. Seperti menjelaskan kembali dengan

bahasa sendiri.

c. Tingkat Penerapan (aplicatioan), yaitu kapabilitas dalam

mengaplikasikan info yang diterima pada suatu kondisi, serta

menemukan solusi dari permasalahan yang ada.

d. Tingkat Analisis (analysis), yaitu kapabilitas untuk melakukan

identifikasi, membuat pemisahan pada suatu kenyataan, konsep,


pendapat, asumsi, hipotesa serta kesimpulan. Pada hal ini diharapkan

peserta didik dapat membuat korelasi antara setiap gagasan yang ada.

e. Tingkat sintesis (syinthesis), yaitu kapabilitas individu dalam

menghubungkan tiap ilmu yang diperoleh secara keseluruhan.

f. tingkat evaluasi (evaluation), yaitu tahapan tertinggi dimana peserta

didik diharapkan dapat menilai serta memutuskan suatu gagasan dengan

aturan tertentu.

Menurut apa yang telah dijabarkan, indikator koognitif yang

digunakan pada penelitian ini yakni dari Sujana (dalam Syafi’I, et all, 2018),

meliputi: Pengetahuan, apa yang dipahami, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Krathwol (dalam Prasetya, 2012) mengelompokkan 5 tingkatan hasil

dari belajar afektif, yaitu :

a. Penerimaan (recerving)

Beracuan oada kapabilitas dalam memperhatikan dan merespon

stimulasi. Penerimaan adalah hal dasar dalam suatu pembelajaran

afektif.

b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)

Berada pada tingkatan yang lebih tinggi daripada penerimaan.

Pada kasus ini, pelajar dijadikan peserta secara afektif.

c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing)

Diacukan pada nilai dan mengaitkan diri kepada objek suatu

kondisi berdasarkan reaksi yang mempu menerima, melakukan


penolakan, atau mengabaikan, dimana tujuannya yaitu sikap dan

menghargai.

d. Organisasi (organization)

Diacukan pada menyatukan beberapa nilai serta sikap yang tidak

sama sehingga menimbulkan kekonsistenan dalam suatu penilaian

internal, seperti perilaku dalam kehidupan.

e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or

value complex)

Diacukan pada karakteristik serta kehidupan seseorang, membuat

kekonsistenan pada perilaku serta dapat diprediksi. Maksud dari hal ini

yaitu untuk membuat diri lebih teratur secara emosional kejiwaan serta

sosial.

Psikomotorik merupakan kapabilitas terkait aktivitas otot serta fisik.

Davc (dalam Qodir, 2019) menyatakan, klasifikasi tujuan domain

psikomotor dikelompokkan menjadi 5 bagian, yakni:

a. Peniruan; apabila anak didikan melakukan pengamatan suatu gerak

kemudia merespon yang sejalan dengan yang mereka amati. Biasanya

yang ditiru secara global dan tidak sempurna.

b. Manipulasi; yaitu penekanan suatu pengembangan kapabilitas dalam

arahan, tampilan, gerakan yang dpilih yang membuat tetapan pada apa

yang ditampilkan setelah dilatih sebelumnya. Pada tingkatan ini, pelajar

menunjukkan sesuatu bukan sebatas perilaku namun juga petunjuk.


c. Ketetapan; diperlukan sikap cermat, proporsional serta pasti saat

menampilkan sesuatu. Merespon sudah dikoreksi dan kesalahan menjadi

lebih sedikit.

d. Artikulasi; mengacu pada pengkoordinasian rangkaian gerakan secara

berurutan dalam mendapatkan apa yang diinginkan serta secara internal

konsisten pada gerakan yang tidak sama.

e. Pengalamiahan; berdasarkan perilaku yang ditunjukkan dengan

minimalnya memperlihatkan energi fisik serta psikis dengan gerakan

yang berulang. Hal ini berada ditingkatan paling tinggi domain

psikomotorik.

Aspek psikomotorik biasanya lebih mengacu kepada perilaku dan tata

laksana, yang merupakan penerusan dari nilai kognitif dan afektif yang

diwujudkan ada aspek ini.

Menurut apa yang sudah diuraikan, ditarik kesimpulan bahwa aspek

afektif, kognitif serta psikomotorik lebih baik apabila ketiganya ada pada

diri seorang taruna/i. Sehinga dilahirkan taruna/i yang bukan sebatas

menguasai bdang akademik namun juga mampu menghadapi kehidupan

dengan cerdas, independent serta menjalin relasi yang baik ditengah

masyarakat.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Seorang pelajar yang berprestasi adalah hasil dari berinteraksi yang

baik secara internal maupun eksternal. Kita perlu mengetahui faktor-faktor


yang memberi pengaruh pada prestasi belajar. Hal ini guna memudahkan

taruna/i untuk berprestasi dengan maksimal.

Syah (dalam Zuhro 2016) menjabarkan faktor yanng memberikan

pengaruh dalam belajar, seperti di bawah ini:

A. Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah penyesuaian diri pada lingkungannya.

Seseorang yang cerdas merupakan tujuan dari suatu proses belajar yang

menjadi penentu berkualitas atau tidaknya suatu proses pembelajaran.

Individu yang memiliki intelegensia yang tinggi biasanya akan lebih

sukses dalam pembelajaran, berlaku pula sebaliknya, apabila

intelegensianya tergolong rendah maka kesuksesan pembelajaran

biasanya juga akan menurun.

B. Motivasi

Motivasi memberi pengaruh yang efektif pada proses

pembelajaran. Motivasi memberi dorongan pada pelajar untuk

melaksanakan pembelajaran. Definisi lain dari motivasi yaitu yang

memengaruhi apa yang dibutuhkan serta apa yang diinginkan pada

intensitas arah serta tingkah laku individu.

C. Minat

Minat (interest) adalah cenderungnya seseorang pada suatu hal.

D. Perhatian

Perhatian didefinisikan aktif pada suatu objek atau sekelompok

objek. Suatu akhir yang baik maka ditentukan juga oleh seberapa
menarik objek tersebut di mata pelajar, sehingga mempengaruhi

kefokusan dalam memperhatikannya.

E. Sikap

Sikap merupakan fase dari dalam yang menunjukkan cenderung

untuk memilih reaksi atau respon seperti apa terhadap suatu hal,

makhluk baik yang ditunjukan secara positif ataupun negatif.

F. Bakat

Bakat (aptitude) merupakan kapabilitas pada diri seorang

individu untuk berhasil dimasa depan yang ada kaitannya dengan cara

belajar, bakat yang dimiliki serta ilmu umum seorang individu.

G. Kognitif dan Daya Nalar

Pembahasannya dikelompokkan menjadi 3 yaitu persepsi,

ingatan serta cara berpikir. Persepsi yaitu bentuk indra yang diberikan

pada sesuatu yang memiliki kesan di lingkungan. Pengindraan biasanya

ditentukan oleh apa yang dialami, kebiasaan serta apab yang dibutuhkan.

Biasanya kapabilitas antar tiap individu untuk hal ini berbeda-beda.

H. Lingkungan sosial keluarga.

Lingkungan memberikan pengaruh dalam pembelajaran. Situasi

keluarga, sikap orangtua, demografi keluarga, bagaimana cara

mengelola keluarga bisa berpengaruh pada proses pembelajaran.

Keharmonisan keluarga memiliki kaitan dengan berhasilnya seseorang

dalam proses pembelajaran.

I. Lingkungan sosial kampus


Tenaga pengajar, keadministrasian serta rekan sekelas

memberikan pengaruh pada pembelajaran mahasiswa. Apabila relasi

keseluruhannya baik, maka menimbulkan dorongan positif seorang

mahasiswa dalam berkegiatan di kampus.

J. Faktor materi pelajaran

Hal ini harus melalui penyesuaian terlebih dahulu dengan cara

dosen memberikan materi serta perkembangan mahasiswa. Hal ini

dikarenakan dosen dapat berkontribusi positif apabila penguasaan

materinya baik dan cara penyampaian yang baik pula pada mahasiswa

yang beraktivitas sesuai dengan kondisinya.

K. Faktor instrumental,

Faktor instrumental adalah seperangkat pembelajaran yang

tergolong hardware (gedung perkuliahan, peralatan penunjang

pembelajaran, kelengkapan sarana belajar, lapangan olahraga),

kemudian digolongkan juga pada spftware (kurikulum kampus,

peraturan kampus, buku panduan serta silabus).

Slameto (2015) memberikan pendapatnya, faktor yang memberikan

pengaruh seorang pelajar berprestasi atau tidak. Tidak maksimalnya pelajar

dalam menorehkan prestasinya dapat disebabkan oleh masih minimalnya

kedisiplinan. Suatu hasil belajar yang maksimal dapat diterima apabila

memiliki kedisiplinan yang baik serta menjaga konsistensinya dalam

belajar.
Hasibuan (2018) menyatakan, Prestasi belajar dipengaruhi pula oleh

beberapa penyebab seperti di bawah ini:

1) Individu itu sendiri (mahasiswa)

2) Tenaga pengajar universitas beserta jajarannya

3) Bahan untuk mengajar

4) Metode dalam belajar serta evaluasinya

5) Sarana untuk menunjang pembelajaran

6) Sistem administrasi universitas .

Menurut penjelasan yang sudah dijabarkan sebelumnya, faktor-

faktor prestasi belajar adalah hasil belajar individu yang didapatkannya dari

proses belajar yang telah diterima. Apa yang mereka dapatkan setelah dari

proses pembelajaran, adalah hasil evaluasi yang sudah dilakukan oleh

tenaga pengajar kepada anak didikannya. Penilaian yang dilakukannya

dituangkan dalam bentuk nilai. Oleh sebab itu, prestasi belajar dikatakan

hasil optimal yang didapatkan mahasiswa setelah melalui proses

pembelajaran dan pelatihan pada batas waktu tertentu.

2.2.4 Indikator Prestasi Belajar

Sujana (dalam Syafi’I, et all, 2018), mengelompokkan Aspek

kognitif yaitu:

1. Dapat mengingat (recall) informasi atau pengetahuan yang telah

diterima

2. Dapat menjelaskan informasi atau pengetahuan yang telah diketahui

dengan pemahaman sendiri


3. Dapat memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari

serta dapat menggunakan pengetahuan yang dipelajari

4. Dapat mengidentifikasi informasi atau pengetahuan yang dipelajari

5. Dapat mengaitkan ilmu yang didapatkan untuk membentuk struktur baru

6. Dapat membuat penilaian dan keputusan

2.3 Motivasi Belajar

2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

Alderfer (dalam hamdu & agustina, 2011) mengutarakan, motivasi

belajar adalah dorongan untuk berprestasi setelah melakukan proses

pembelajaran. Kauchak dan Eggen (dalam wasito, 2019) mengatakan

motivasi belajar yaitu seberapa jauh seorang anak didikan memperhatikan

dan menginginkan kesuksesan dalam belajar.

Motivasi belajar dari Sukamadinata (dalam wardani et all, 2018)

yaitu hasrat yang kuat untuk berkegiatan dan menuju ke tujuan yang sudah

ditentukan.

Sudirman (dalam octha, 2020) mengartikan bahwa motivasi belajar

adalah daya gerak menyeluruh pada diri individu untuk memunculkan

kegiatan pembelajaran serta mengarahkan suatu pembelajaran, hal ini

menunjukkan bahwa apa yang ditargetkan dicapai. Sudarwan (dalam

Suharni & Purwanti, 2018) motivasi belajar adalah kekuatan, dorongan, apa

yang dibutuhkan, semangat, penekanan serta mekanisme psikologis yang


memberikan dorongan pada individu atau kelompok orang untuk

mendapatkan apa yang diinginkannya.

Menurut apa yang telah diuraikan tersebut, ditarik kesimpulan

bahwa motivasi belajar adalah upaya yang dilakukan saat sadar untuk

membuat pergerakan, pengarahan taruna/i untuk memberi dorongan untuk

melakukan tindakan agar mendapat hasil yang diinginkan. Motivasi dilihat

sebagai sebuah dorongan emosional dan memberi arahan perilaku taruna/i

dalam belajar. Motivasi belajar yang besar dari seorang taruna/i akan

memberikan rasa belajar yang kuat dan menunjang pelajar untuk berprestasi.

2.3.2 Faktor–Faktor Dalam Motivasi Belajar

Purwanto (dalam octha, 2020) memberikan penjelasan mengenai

Faktor Intrinsik dan faktor Ekstrinsik motivasi belajar, yaitu:

A. Faktor intrinsik

1. Minat adalah yang menggerakkan individu untuk berkegiatan secara

khusus. Minat dapat dikatakan individu yang cenderung pada suatu

objek yang diutamakannya.

2. Seseorang yang bercita-cita dan memiliki dorongan yang besar untuk

mendapatkan apa yang diinginkan.

3. Keadaan motivasi belajar adalah kekuatan individu untuk

mempersiapkan semua keadaan agar bisa mendapatkan pelajaran.

Kondisi fisik serta pikiran memunculkan motivasi dalam menerima


pembelajaran. Individu akan merasa kesulitan dan mengalami

gangguan dalam belajar apabila menurunnya kondisi kesehatannya.

B. Faktor Ekstrinsik

1. Lingkungan dalam Keluarga

Lingkungan pada suatu keluarga bisa mempengaruhi

dorongan dalam belajar. Peninjauannya bisa dalam berbagai aspek,

seperti:

a. Latar belakang dalam Pendidikan mempunyai peranan terpenting

untuk memberikan pengaruh dorongan belajar individu. Apabila

individu memiliki keluarga dengan latar pendidikan yang bisa

dikatakan rendah, maka akan berpengaruh pada dorongan

belajarnya.

b. Ekonomi Keluarga, Ekonomi keluarga bisa mempengaruhi

dorongan dalam belajar, bisa meningkatkan maupun menurunkan

semangat belajar, seperti kurangnya peralatan dalam belajar di

universitas.

2. Lingkungan kampus

Lingkungan kampus yaitu sarana dalam menerima ilmu,

maka dari itu aspek dalam lingkungan universitas bisa memberikan

pengaruh pada:

a. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana memberikan pengaruh individu

dalam semangat belajar, dapat dikatakan bahwa ketersediaan


sarana dan prasarana bisa membuat seseorang lebih terdorong

ataupun menurunkan minat belajar, tergantung kelengkapannya.

b. Dosen

Dosen mempengaruhi dalam membuat peningkatan

terhhadap dorongan belajar. Dosen isebut motivator, mediator

serta yang memfasilitasi pembelajaran.

c. Manajemen Kampus

Manajerial suatu universitas memberikan pengaruh pada

dorongan dalam belajar, ketua program study serta jajarannya

yang berkompeten mampu memuat peningkatan pada dorongan

pembelajaran.

3. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah media seorang individu

dalam berinteraksi setelah melakukan aktivitas ditengah masyarakat.

Maka dari itu, lingkungan yang positif atau negatf dapat memberikan

pengaruh.

Setelah beberapa penjelasan tersebut, maka dikatakan faktor

yang memberikan pengaruh dorongan dalam pembelajaran yatu

faktor intrinsik seperti minat, apa yang dicita-citakan serta keadaan,

kemudian ada faktor ekstrinsik (lingkungan keluarga, universitas

serta masyarakat).

2.3.3 Karakteristik Dalam Motivasi Belajar


Artinkson, (dalam octha, 2020) menjelaskan tentang karakteristik

dorongan dalam menerima pembelajaran sebagai berikut:

a) Kebebasan saat berpikir dan melakukan tindakan, kurang berminat

dalam pekerjaan kelompok dengan tuntutan konformitas dan tidak ada

pengaruh desak sosial.

b) Lebih sering merasa curiga dan biasanya lebih relavistik untuk

memandang hidup bila dibandingkan dengan individu yang memiliki

kreativitas rendah.

c) Memiliki kemauan untuk mengaku motivasinya didasari akal pikiran

(irrational).

d) Lebih tertarik pada sesuatu yang tidak biasa dilakukan serta tergolong

sukar.

e) Mempunyai “a good sense of humor” serta humoritas.

f) Menegaskan peranan penting dari nilai estetik serta teoritis.

2.3.4 Indikator Motivasi Belajar

Sardiman (dalam Suharni & Purwanti, 2018), indikator seorang

tenaga pengajar dengan dorongan rasa ingin belajar yang besar, yaitu:

a. Memiliki ketekunan dalam mengerjakan tugas serta bisa melakukan

pekerjaan yang rutin dengan durasi yang lama serta tidak ada jeda

apabila belum diselesaikan.

b. Memiliki keuletan dalam mengalami masa sulit serta tidak mudah

berputus asa.

c. Memperlihatkan keminatan pada berbagai masalah


d. Ketertarikan yang tinggi pada pekerjaan yang dilakukan perorangan.

e. Lebih mudah mengalami kebosanan pada pekerjaan yang berulang serta

bersifat mekanis, yang membuatnya merasa kurang bisa menyakurkan

kreatifitasnya.

f. Tidak bisa melepas keyakinannya begitu saja.

g. Memiliki keambisiusan dalam menemukan solusi permasalahan yang

ada pada soal/tugas.

Menurut uraian tersebut, kesimpulan yang dapat diambil yaitu untuk

memperoleh hasil yang maksimal dalam suatu proses pembelajaran maka

diperlukan keuletan dalam mencari solusi, kemandirian dan taruna/i juga

harus mampu mempertahankan pendapatnya maka kegiatan belajar akan

mendapatkan hasil yang baik. Indikator motivasi belajar tersebut akan

dipakai dalam penelitian ini yang dijelaskan oleh sardiman (dalam Suharni

& Purwanti, 2018).

2.4 Disiplin

2.4.1 Pengertian Disiplin

Disiplin suatu sikap tertib berupa ketaatan terhadap peraturan atau

mendekati dengan kepastian serta memiliki konsistensi untuk menjadi

sasaran dalam studi. Menurut Arikunto (dalam Nurfitriyanti, 2014)

menjelaskan disiplin belajar merupakan Peraturan serta tata tertib memiliki

keterikatan penting dengan kegiatan di sekolah yang merupakan organisasi

penyelenggara kegiatan pembelajaran. Menurut Aqib (dalam Yuliyantika,


2017), disiplin merupakan salah satu bagian dalam hidup yang

diimplementasikan dalam kehidupan sosial. Maka dari itu mahasiswa harus

mendapatkan fokus dari berbagai kalangan di dalam kampus maupun

eksternal kampus. Pemberian fokus kepada mahasiswa untuk

mempraktekkan kedisiplinan mahasiswa terutama dalam belajar.

Menurut Lomu dan Widodo (dalam Seniwati, 2020) menjelaskan

bahwa apabila aruna/i bisa menerapkan sikap disiplin saat menerima

pembelajaran maka akan menciptakan keteraturan dalam kehidupannya

serta tidak ada keterlambatan dalam pengerjaan tugas yang berujung pada

kemudahan dalam menerima pembelajaran dan kesukaran di masa yang

akan datang. Menurut Gunarsa (dalam Yuliyantika, 2017) disiplin belajar

yaitu taar dan patuh pada aturan yang dituliskan maupun secara lisan pada

proses berubahnya suatu sikap yang diakibatkan oleh apa yang pernah

dialami, yang diamati, ditiru, percobaan pada suatu hal, mendengar dan

mengikuti petunjuk.

Setelah penguraian arti secara meneyeluruh, diketahui bahwa

kedisiplinan dalam menerima pembelajaran merupakan hal utama untuk

taruna/i disebabkan kedisiplinan memiliki tujuan dalam membuat kegiatan

pembeljaran menjadi teratur. Taruna/i dengan kedisiplinan biasanya mudah

diarahkan dalam kegiatan sehari-hari dimanapun ia berada, sehingga apa

yang dicita-citakan akan didapatkan sehingga ini diperlukan pada diri setiap

taruna/i.

2.4.2 Aspek-aspek Disiplin


Aspek-aspek disiplin yang perlu diperhatikan pada pembelajaran tiap

penerima pendidikan adalah yang dijelaskan oleh Syarifudin (dalam

Simbolon, 2020) dengan penjelasan:

a. Ketaatan terhadap waktu belajar seperti absensi peserta didik, aturan

pemakaian baju seragam, lingkungannya, etika, kesopanan dan

kesantunan, kegiatan ekskul, bagian administrasi dan menjalankan

kewajiban piket sesuai jadwalnya.

b. Patuh dan taat akan setiap tugas yang diberikan misalnya serius dalam

menerima pembelajaran di lingkungan belajar, keaktifan yang tinggi

dalam berkegiatan serta tidak curang saat mengerjakan tes di sekolah.

c. Ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar seperti menyelesaikan

tugas yang sudah dibagikanserta mengumpulkannya pada waktu yang

sudah disepakati.

d. Taat terhadap ketaatan seperti mengulang pembelajaran saat ada waktu

luang, Pintar membagi waktu, mengerjakan tugas pekerjaan rumah, serta

rutin melakukan pengulangan kembali tentang materi yang sudah

diberikan.

Berdasarkan penjelasan aspek-aspek disiplin diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah satu diantara beberapa aspek yang

dapat memberikan pengaruh hasil belajar. Apabila seorang taruna/i memiliki

sikap disiplin seperti kepatuhan dan ketekunan dalam belajar, maka hasil

belajar yang diperoleh akan menjadi baik. Sebaliknya, jika taruna/i tidak

memiliki sikap disiplin dalam belajar, aktivitas dalam pembelajaran menjadi


berantakan sehingga membuat hasil belajar taruna/i menurun. Aspek-aspek

disiplin tersebut akan dipakai dalam penelitian ini yang dijelaskan oleh

Syarifudin (dalam Simbolon, 2020).

2.4.3 Fungsi-fungsi Disiplin

Menurut Tu’u (dalam Ernawati, 2016) guna diterapkannya disiplin

adalah:

a. Melakukan penataan hidup secara berkolaboratif merupakan

menerapkan kedisiplinan berguna dalam kehidupan bersama. Disiplin

memberikan pengaruh penting pada penataan hidup sosial tiap makhluk.

Hal ini dikarenakan tiap individu memiliki peranan penuh dalam

tatalaksana kehidupannya.

b. Menciptakan pribadi lingkungan merupakan penerapan kedisiplinan

yang memberi pengaruh pada tiap pribadi. Terkhusus untuk siswa yang

baru memulai memilih kepribadiannya, lingkungan sekolah memiliki

peran yang tak kalah penting, ini berguna untuk melatih penerapan

kedisiplinan dalam diri pelajar.

c. Membiasakan bersikap disiplin pada pribadi tiap orang diperlukan

terutama pada siswa. Lingkungan yang positif mampu memudahkan

penerapan sikap ini. Seorang anak didik yang mengupayakan dirinya

untuk terbiasa mengikuti aturan, menandakan dirinya sudah mencoba

menerapkan kedisiplinan dalam kegiatannya dan memiliki tanggung

jawab untuk menyelesaikan apa yang sudah ditugaskan untuknya.


d. Memaksa untuk bersikap patuh dan disiplin adalah memaksa siswa

menaati aturan yang sudah ditetapkan dilingkungan sekolah. Akibat dari

paksaan ini bersifat baik yaitu melatih siswa untuk patuh dan apabila

melakukan pelanggaran maka akan diberikan sanksi sebagai bentuk

tanggung jawabnya akan sesuatu yang sudah diperbuat.

e. Hukuman merupakan sanksi pada siswa saat melakukan pelanggaran

atau menyalahi peraturan yang sudah ada, ini untuk menciptakan rasa

takut untuk berbuat salah di lingkungan sekolah.

f. Menumbuhkan keadaan yang kondusif, kenyamanan, ketenangan, dalam

belajar agar semua kegiatan di skeolah berlangsung dengan maksimal.

2.4.4 Indikator disiplin

Indikator menurut Syarifudin (dalam Simbolon, 2020) yaitu sebagai

berikut:

1) Kehadiran mahasiswa

2) Penggunaan pakaian seragam

3) Lingkungan kampus

4) Etika

5) Kegiatan ektrakulikuler

6) Administrasi kampus

7) Melaksanakan tugas sesuai jadwal

8) Mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran

9) Tidak menyontek

10) Belajar saat waktu luang


11) Mengulang pelajaran yang telah di ajarkan

2.5 Lingkungan Belajar

2.5.1 Pengertian Lingkungan Belajar

Winkel (dalam Nurdin & Munzir, 2019) memberi penjelasan bahwa

lingkungan belajar adalah wadah dalam mendapatkan ilmu, untuk menjadi

lebih paham, terampil dan pembentukan sikap menuju dewasa. Djati (dalam

hasibuan, 2018) mengutarakan, lingkungan belajar memiliki kaitan pada

prose belajar mengajar di lingkungan pendidikan, yang berperan utama

untuk membentuk suasana belajar guna menciptakan siswa yang aktif.

Slameto (dalam Fadhilaturrahm, 2018) menjelaskan lingkungan

belajar siswa memiliki pengaruh pada proses pembelajaran dimulai dari

lingkungan keluarga, sekolah serta sosial. Sumiati (dalam damanik, 2019)

Lingkungan belajar bukan hanya memberi pengaruh pada tingkatan hasil

pembelajaran, namun juga pada ranah kognitif atau kepribadian siswa.

Lingkungan belajar yang baik menurut Saifuddin (dalam hasibuan, 2018)

yaitu lingkungan yang mempunyai tantangan dan memberi rangsangan

positif untuk belajar, menciptakan keamanan dan kepuasan dalam

mendapatkan apa yang diinginkan.

Menurut beberapa teori tersebut, maka lingkungan belajar yaitu

wadah berlangsung suatu proses pembelajaran yang memiliki pengaruh pada

sukses atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Lingkungan belajar meliputi

keseluruhan yang ada disekitar kegiatan, baik benda mati maupun makhluk

hidup disekitarnya. Lingkungan belajar mampu menciptakan perubahan


pada dorongan keinginan belajar seseorang, menjadi penentu berhasilnya

suatu pemberian ilmu pengetahuan. Bila lingkungan belajar dioptimalkan

maka kemungkinan murid dalam berprestasi juga semakin besar.

2.5.2 Aspek-aspek Lingkungan Belajar

Aspek-aspek lingkungan belajar yang dijadikan fokus, diterangkan

oleh Slameto (dalam Yana & Nurjanah, 2014) menyatakan bahwa

lingkungan belajar di kampus meliputi:

a. Metode mengajar merupakan hal yang pasti dilalui dalam proses

pembelajaran.

b. Kurikulum adalah susunan aktivitas yang akan dilaksanakan oleh peserta

didik.

c. Relasi guru/dosen dengan mahasiswa adalah hubungan antara pemberi

materi dengan penerima materi dan dipengaruhi oleh bagaimana relasi

yang terbentuk antara keduanya.

d. Relasi mahasiswa dengan mahasiswa adalah apabila ada seorang

mahasiswa yang kurang diterima dilingkungannya, teman-temannya

akibat sesuatu hal, kemudian muncul perasaan tidak percaya diri dan

merasa terasingkan di lingkungannya.

e. Peraturan kampus memiliki kaitan yang cukup kuat dengan sifat rajin

mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan. Beberapa universitas memiliki

pertauran yang kurang ketat sehingga beberapa mahasiswanya lalai

dalam tugas maupun kegiatan lainnya.


f. Alat pelajaran merupakan alat yang digunakan untuk mendukung proses

belajar agar materi yang disajikan dapat tersampaikan dengan jelas.

g. Keadaan gedung, berbagai macam sifat dan karakter tiap individu

menuntut kondisi gedung harus baik agar terciptanya suasana belajar

yang kondusif.

h. Metode belajar, kebanyakan mahasiswa belum menemukan metoda yang

tepat dalam belajar.

i. Tugas merupakan sesuatu yang wajib diselesaikan secara perorangan

maupun berkelompok, yang diamanahkan oleh tenaga pengajar kepada

mahasiswa.

Setelah beberapa uraian teori tersebut, lingkungan belajar bukan

hanya mengacu pada keadaan fasilitasnya, namun juga rasa nyaman dan

tentram sehingga kefokusan pada materi dapat meningkat. Keadaan

lingkungan termasuk hal utama yang harus diperhatikan untuk menciptakan

peserta didik yang berhasil. Aspek-aspek lingkungan belajar tersebut akan

dipakai dalam penelitian ini yang dijelaskan oleh Slameto (dalam Yana &

Nurjanah, 2014).

2.5.3 Macam-macam Lingkungan Belajar

Suhardan (dalam hasibuan, 2018) memberikan penjelasan mengenai

lingkup lingkungan belajar di sekolah, yaitu:

a. lingkungan fisik sekolah adalah sarana serta prasarana dalam belajar,

acuan pembelajaran serta media dalam belajar.


b. lingkungan sosial yaitu yang memiliki kaitan antara taruna/i dengan

sesamanya serta pengajarnya.

c. lingkungan akademis adalah kondisi sekolah, melaksanakan proses

pembelajaran dan beberapa aktivitas ekskul.

Setelah dijabarkan berbagai macam teori yang berhubungan, maka

lingkungan belajar diketahui memberikan pengaruh pada taruna/i dalam

menerima pelajaran. Lingkungan sekolah mampu meciptakan peningkatan

yang efektif melalui lingkungan fisik, sosial dan akademis untuk

memaksimalkan kapabilitas dari seorang taruna/i dalam bidang kademis

maupun non-akademis.

2.5.4 Fungsi-fungsi Lingkungan Belajar

Menurut Latie, 2014 menyatakan lingkungan memiliki 3 kegunaan,

yaitu:

a. fungsi psikologis yang menjadi stimulus pada diri seseorang untuk

memilih bertindak seperti apa.

b. fungsi pedagogis yaitu memberi pengaruh positif berupa didikan.

c. fungsi instruksional yaitu lingkungan belajar yang didesain sendiri

dengan tujuan tertentu.

Setelah penjelasan tersebut, maka dikatakan suatu erilaku dan

tindakan dari taruna/i bisa diubah dan dibentuk dengan cara melakukan

perubahan prilaku menyesuaikan dengan fungsi psikologis, fungsi


pedagogis dan fungsi instruksional yang membuat taruna/i tetap

mempertahankan dirinya pada kondisi tersebut.

2.5.5 Indikator Lingkungan Belajar

Indikator menurut Slameto (dalam Yana & Nurjanah, 2014)

mengutarakan lingkupan lingkungan belajar di sekolah, ialah:

1) Metode mengajar

2) Kurikulum

3) Relasi dosen dengan mahasiswa

4) Relasi mahasiswa dengan mahasiswa

5) Peraturan kampus

6) peralatan penunjang pembelajaran

7) Keadaan Gedung

8) Metode belajar

9) Tugas

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dijadikan bahan acuan utama bagi peneliti dalam

melakukan penelitian pada variabel yang sama. Meskipun terdapat hasil

penelitian yang berbeda, hal ini tetap menjadi pedoman bagi peneliti. Beberapa

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang mempunyai hubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian
1 Dhenise Pengaruh Minat Baca, Dorongan untuk Motivasi Belajar
Kusuma, Motivasi Belajar dan Belajar memiliki pengaruh
Bambang Lingkungan Teman Lingkungan positif dan
Wasito Adi, Sebaya terhadap Teman yang signifikan pada
Sunarto Prestasi Belajar seusia Berprestasi berprestasinya
(2018) Mahasiswa ataupun tidak seorang individu
Pendidikan Ekonomi dalam belajar dalam belajar,
Tahun Angkatan
2014-2016 Lingkungan
Teman yang
seumuran
memberikan
pengaruh pada
pencapaian
prestasi belajar
secara positif dan
signifikan,

Motivasi Belajar,
dan Lingkungan
Teman seumuran
secara simultan
memberikan
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
berprestasi atau
tidaknya seorang
peserta didik
dalam Belajar.

2 Dewa Komang Pengaruh Motivasi Motivasi Belajar, motivasi belajar


Tantra, Ni Belajar dan Sikap Sikap bahasa, memiliki pengaruh
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian
Wayan Surya Bahasa Terhadap Prestasi Belajar pada berprestasi
Mahayanti, Prestasi Belajar atau tidaknya
Ni Made Keterampilan seseorang dalam
Ratminingsih Berbahasa Mahasiswa belajar, pengaruh
(2014) Jurusan Pendidikan yang diberikan
Bahasa Inggris bersifat postif dan
signifikan

Motivasi Belajar
dan Sikap Bahasa
secara simultan
memiliki pegaruh
positif dan
signifikan
terhadap Prestasi
Belajar.

3 Ibnu Maja, Pengaruh Motivasi, Motivasi, Terdapat pengaruh


(2013) Metode Pembelajaran Disiplin Belajar, positif dan
dan Disiplin Belajar Prestasi Belajar signifikan
Terhadap Prestasi motivasi dan
Belajar Matematika disiplin belajar
Teknik di Politeknik secara simultan
Negeri Sriwijaya terhadap prestasi
(Studi Penelitian pada belajar matematika
Mahasiswa Jurusan teknik jurusan
Teknik Kimia) teknik kimia di
Politeknik Negeri
Sriwijaya.
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian
4 Marhadi Faktor-Faktor Yang Kapabilitas dasar Kemampuan
Saputro, Mempengaruhi Mahasiswa, awal/dasar
Yadi Prestasi Belajar Dorongan dalam memberikan
Ardiawan, (Studi Korelasi Pada belajar, pengaruh pada
Dona Mahasiswa Kecendrungan berprestasi atau
Fitriawan Pendidikan dalam belajar, tidaknya seorang
(2015) Matematika Ikip Pgri Lingkungan murid dalam
Pontianak) belajar, belajar, pengatuh
Fasilitas belajar, yang diberikan
Prestasi belajar. bersifat positif dan
signifikan

Dorongan dalam
belajar memiliki
pengaruh yang
signifikan pada
tercapainya
prestasi
mahasiswa

Kecendrungan
dalam belajar
tidak memiliki
pengaruh pada
pencapaian
prestasi
mahasiswa

Lingkungan
belajar ,memiliki
pengaruh pada
prestasi belajar
seorang
mahasiswa secara
signifikan

Fasilitas belajar
memiliki pengaruh
pada prestasi
belajar mahasiswa
program studi
Pendidikan
Matematika IKIP
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian
PGRI Pontianak
secara signifikan.

5 Nur Anita dan Lingkungan Teman Lingkungan Disiplin belajar


Agus Sebaya Memoderasi Teman Sebaya, tidak memiliki
Wahyudin, Pengaruh Penggunaan Disiplin Belajar, pengaruh yang
(2018) Teknologi Informasi, Motivasi positif terhadap
Disiplin Belajar, dan Berprestasi, prestasi akademik,
Motivasi Berprestasi Prestasi
Terhadap Prestasi Akademik Motivasi
Akademik berprestasi
memiliki pengaruh
positif terhadap
prestasi akademik,

Lingkungan teman
sebaya tidak
memoderasi secara
signifikan
pengaruh disiplin
belajar terhadap
prestasi akademik,

Lingkungan teman
sebaya
memoderasi secara
signifikan
pengaruh motivasi
berprestasi
terhadap prestasi
akademik.

6 Anton Budi Peningkatan Prestasi Lingkungan Lingkungan


Santoso dan Belajar Mahasiswa belajar, belajar yang
Shinta Dengan Prestasi belajar kondusif tidak
Oktafien Menciptakan berpengaruh
(2018) Lingkungan Belajar secara signifikan
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian
Yang Kondusif terhadap
peningkatan
prestasi belajar
mahasiswa.

7 Fajar Adhi Pengaruh Motivasi Motivasi belajar, Motivasi belajar


Purwaningrum Dan Minat Belajar Minat belajar, statistika
Dan Eko Statistika Terhadap Persepsi berpengaruh
Gumaya Sari Prestasi Belajar Mahasiswa, negatif dan tidak
(2019) Mahasiswa Melalui Prestasi Belajar signifikan
Persepsi Mahasiswa terhadap prestasi
Sebagai Variabel belajar mahasiswa.
Intervening
(Studi kasus di Minat belajar
Politeknik Tri Mitra statistika
Karya Mandiri) berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
prestasi belajar
mahasiswa.

Motivasi belajar
statistika
berpengaruh
negatif terhadap
prestasi belajar
meskipun adanya
persepsi
Mahasiswa.

Minat belajar
statistika
berpengaruh
positif terhadap
prestasi belajar
meskipun adanya
Persepsi
Mahasiswa.
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian

8 Ruslinda Pengaruh Disiplin Disiplin Belajar, variabel disiplin


Agustina, Belajar Dan Lingkungan belajar
Masrifani, dan Lingkungan Teman teman sebaya, tidak berpengaruh
Anita Nopiani Sebaya Terhadap Prestasi Belajar terhadap prestasi
(2017) Prestasi Belajar belajar mahasiswa
Mahasiswa akuntansi
Akuntansi STIE STIENAS
Nasional Banjarmasin Banjarmasin

variabel
lingkungan teman
sebaya
berpengaruh
terhadap
prestasi belajar
mahasiswa
akuntansi
STIENAS
Banjarmasin

secara simultan
variabel disiplin
belajar dan
lingkungan teman
sebaya
berpengaruh
terhadap prestasi
belajar Mahasiswa
akuntansi
STIENAS
Banjarmasin.
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian

9 Regi Frandwi Pengaruh Proses Motivasi Belajar, Motivasi belajar


Arisandi, Belajar Mengajar, Lingkungan berpengaruh
(2021) Motivasi Belajar dan Belajar Kampus, positif dan
Lingkungan Belajar Prestasi Belajar signifikan
Kampus Terhadap terhadap prestasi
Prestasi Belajar belajar,

Lingkungan
belajar kampus
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap prestasi
belajar,

Motivasi belajar
dan lingkungan
belajar kampus
berpengaruh
positif dan
signifikan secara
simultan
(bersama-sama)
terhadap prestasi
belajar.
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian

10 Mumuh Abdul Pengaruh Disiplin dan Disiplin, Terdapat pengaruh


Gani, (2018) Motivasi Belajar Motivasi Belajar, yang signifikan
Terhadap Prestasi Prestasi Belajar antara Disiplin
Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi
Akademi Maritim Belajar,
Cirebon
Terdapat pengaruh
yang signifikan
antara Motivasi
Belajar terhadap
Prestasi,

Disiplin dan
Motivasi secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh yang
sangat signifikan
terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa
Akademi Maritim
Cirebon.
11 Widya Fraenka Pengaruh Motivasi Motivasi Belajar, Pengaruh motivasi
Sari dan Tri Belajar dan Pemanfaatan E- belajar terhadap
Kurniawati Pemanfaatan E- Learning, prestasi belajar
(2020) Learning terhadap Prestasi belajar mahasiswa
Prestasi Belajar Jurusan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Pendidikan Ekonomi Ekonomi tidak
berpengaruh
signifikan.

Pengaruh
pemanfaatan e-
learning terhadap
prestasi belajar
mahasiswa
Jurusan
Pendidikan
Ekonomi tidak
berpengaruh
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian
signifikan

12 Eko Adi The Influence Of Motivasi Belajar, Hasil penelitian


Widyanto, Learning Motivation, Motivasi membuktikan baik
Ratna Parents Motivation Orangtua, secara parsial dan
Wulaningrum, And Learning Lingkungan simultan, motivasi
(2017) Environment To Belajar, belajar, faktor
Academic Prestasi keluarga dan
Achievement Akademik lingkungan
(Empirical Study On Pendidikan tidak
Accounting berpengaruh
Department’s Students secara signifikan
At Samarinda State terhadap prestasi
Polytechnic) belajar pada
mahasiswa.

13 Che Mohd The Effect of Physical Physical learning Physical learning


Zaid, Zawawi Learning Environment environment, environments
Ismail, on Students’ students’ positively and
Mohammad Achievement, and the achievement, significantly
Rusdi Ab Role of Students’ Malaysian public influenced
Majid, Mohd Attitude as Mediator universities, students’
Alauddin students’ attitude, achievement
Othman and mediator. in this study.
Abdul Wahid
Salleh (2019) In addition,
students’ attitude
acted as a
mediator in the
relationship
between
physical learning
environments and
students’
achievement.
No Nama / Tahun Judul Variabel Hasil penelitian

14 Denok Sunarsi, Pengaruh Disiplin, Disiplin, Disiplin memiliki


(2017) Motivasi dan Motivasi, pengaruh positif
Kompetensi Terhadap Kompetensi, terhadap prestasi
Prestasi Belajar (Studi Prestasi Belajar belajar,
Kasus Pada
Mahasiswa Motivasi memiliki
Universitas Pamulang, pengaruh positif
Tngerang Selatan terhadap Prestasi
Tahun Akademik Belajar,
2016-2017)
Hasil uji simultan
yang telah
dilakukan antara
variabel Displin
dan Motivasi
memiliki pengaruh
yang positif dan
signifikan
terhadap Prestasi
Belajar.

15 Moses Kopong The effect of learning Intrinsic


Tokan and motivation and achievement; motivation has a
Mbing Maria learning behaviour on learning direct effect on
Imakulata student achievement behaviour; learning
(2019) motivation behaviour,

and that both


directly affect
learning
achievement;

intrinsic and
extrinsic
motivation and
learning behaviour
jointly affect the
learning
achievement of the
students of the
biology education
department.
Sumber: Jurnal-Jurnal Penelitian Terdahulu

2.7 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2015) “Kerangka berfikir adalah suatu permodelan

konseptual mengenai relasi tiap-tiap faktor yang sudah dinyatakan menjadi

permasalahan penting”.

Polancik (2009) menjabarkan, kerangka berifikir didefinisikan sebagai

penulisan suatu alur perlogikaan tema yang bersifat sistematis. Polancik

menyatakan bahwa hal tersebut adalah hal penting dalam memberi nilai.

Kerangka berpikir biasanya disusun dari hal yang ditanyakan pada suatu

penelitian. Pernyataan yang didapatkan merupakan deskripsi dari himpunan,

konsep atau presentasi relasi antara beberapa konsep. Kesimpulannya, kerangka

berfikir merupakan acuan pemikiran dalam pengembangan hal yang akan dikaji.

Hal yang dibahas pada penelitian ini berfokus pada lingkungan belajar

serta kedisiplinan pada dorongan untuk belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Pengurutan kerangka berpikir pada penelitian ini berdasarkan pada dugaan

sementara mengenai adanya pengaruh antar variabel yang dirincikan seperti di

bawah ini:

2.7.1 Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Saat menerima pembelajaran, seprang taruna/ memperoleh pengaruh

positif baik secara internal maupun eksternal. Pengaruh internal biasanya

muncul dari dalam diri sendiri, sementara pengaruh eksternal adalah yang

muncul dari luar diri taruna/i. Maka dari itu, belajar bisa muncul dari dalam

diri maupun dari luar diri yang berujung pada berubahnya tingkah laku.
Winkel (dalam Nurdin & Munzir, 2019) menyatakan bahwa

lingkungan belajar yaitu latar dalam mendapatkan ilmu. paham akan suatu

hal, terampil serta sikap yang mempengaruhi pendewasaan murid. Djati

(dalam hasibuan, 2018) menegaskan lingkungan belajar memilik keterkaitan

dengan aktivitas belajar di sekolah, ini dikarenakan lingkungan belajar

memiliki peran utama untuk membuat kondsi belajar menjadi

menyenangkan dan berujung pada siswa yang aktif dalam belajar.

Prestasi belajar didapatkan saat sudah dievaluasi yang

memperlihatkan tinggi atau rendahnya hasil dari pembelajaran yang

dilakukan. Unttuk membuktikan keberhasilan seorang taruna/i bisa dilihat

dari berprestasi atau tidaknya ia dalam belajar. Tidak hanya sebagai landasar

berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar, prestasi belajar mampu

menginformasikan apabila ada yang berubah dari diri seorang taruna/i.

Biasanya prestasi belajar ditampilkan berbentuk nilai atau angka dari suatu

proses penyajian dan penerimaan materi berbentuk suatu tes evaluasi atau

Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Prestasi belajar secara umum berhubungan

dengan aspek pengetahuan, beda halnya dengan hasil belajar yang meliputi

aspek pembentukan watak seorang peserta didik.

Sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Arisandi (2021) yang

berisikan bagaimana lingkungan belajar kampus mempengaruhi prestasi

mahasiswa S1 Tejknik Kimia Universitas Pamulang secara positif dan

parsial (sendiri-sendiri). Begitu pula penelitian dari Saputro et al. (2015)

yang berisikan lingkungan belajar yaitu memberikan pengaruh pada prestasi


belajar mahasiswa program studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI

Pontianak secara signifikan.

Pendapat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso

dan Oktafien (2018), berisikan mengenai menciptakan kondusifitas pada

lingkungan belajar tidak memberikan pengaruh secara signifikan pada

meningkatnya prestasi belajar mahasiswa yang mengambil mata kuliah

Etika Bisnis kelas A pada semester Genap TA. 2016/2017. Hasil penelitian

dari Widyanto dan Wulaningrum (2017) menguatkan bahwa lingkungan

belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap

prestasi akademik mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

Samarinda. Bila kita perhatikan dari beberapa penelitian tersebut, terdapat

Research Gap penelitian antara variabel lingkungan belajar terhadap

prestasi belajar.

2.7.2 Pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Belajar

Kedisiplinan merupakan hal pokok yang harus dijunjung

dikarenakan disiplin betujuan untuk memberi penjagaan pada perilaku yang

tidak sesuai aturan serta sesuatu yang bisa melakukan penghambatan atau

memberi gangguan pada lancar atau tidaknya proses pembelajaran, disiplin

mebantu taruna/i untuk memegang kendali atas setiao aopa yang

dilakukannya sehingga menimbulkan ciri khas tersendiri. Menurut Aqib

(dalam Yuliyantika, 2017), disiplin sdslsh perwujudan suatu aspek

kemasyarakatan. Maka dari itu seorang murid dituntut mempeproleh fokus

baik dari pihak sekolah maupun eksternal sekolah.


Menurut Lomu dan Widodo (dalam Seniwati, 2020) apabila seorang

murid mampu menjaga konsistensi kedisiplinannya, maka ia akan lebih

mudah menghadapi tantangan serta masalah yang ada. Oleh sebab itu,

disiplin memberikan pengaruh pada hasil belajar. Sementara itu, bila

taruna/i mempunyai kedisiplinan tinggi biasanya hasil yang ia peroleh

dalam belajar juga tergolong baik. Lalu apabila sikap kedisiplinan itu tidak

ada, maka cenderung berantakan dan penurunan prestasi belajar.

Selanjutnya ada penelitian dari Gani, (2018) yang memberikan

penjelasan mengenai kedisiplinan adalah variabel dalam menciptakan

peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Ini dibuktikan dengan adanya

pengaruh dari disiplin terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Akademi

Maritim Cirebon secara signifikan. Selanjutnya penelitian dari Maja (2013)

dengan ungkapan bahwa adanya pengaruh secara signifikan dan bersifat

positif yang diberikan oleh kedisipilinan dalam belajar terhadap prestasi

belajar di Politeknik Negeri Sriwijaya. Hal ini memiliki perbedaan bila

dibandingkan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Agustina, et al (2017)

dimana variabel belajar tidak memberikan pengaruh parsial terhadap

prestasi belajar mahasiswa akuntansi STIENAS Banjarmasin. Selanjutnya

dari hasil penelitian Anita dan Wahyudin (2018) yang berisikan bahwa

kedisiplinan dalam belajar tidak memberikan pengaruh yang siginfikan

terhadap berprestasi atau tidaknya seseorang dalam belajar. Apabila ditinjau

dari beberapa penelitian diatas, terdapat Research Gap penelitian antara

variabel disiplin terhadap prestasi belajar.


2.7.3 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Motivasi belajar merupakan satu dari beberaoa yang memberikan

pengaruh pada berprestasi atau tidaknya seorang taruna/i. Tiap taruna/i

memiliki dorongan sendiri dalam belajar baik secara internal maupun

eksternal. Apabila dorongan yang ada pada dirinya cukup kecil, maka

diharapkan orang tua serta tenaga yang memberikan didikan mampu

meningkatkan dorongan belajar agar lebih aktif dan bergiat untuk

berprestasi pada diri taruna/i.

Motivasi belajar menurut Sukamadinata (dalam wardani et all, 2018)

merupakan kekuatan yang mendorong individu untuk berkegiatan mencapai

apa yang doongonkan. Sudirman (dalam octha, 2020) memberikan definisi

bahwa dorongan dalam belajar yang merupakan gerakan dari dalam diri

yang utama membentuk keinginan belajar sehingga mendapatkans esuatu

hal yang diinginkan.

Sejalan dengan Penelitian lain yang memiliki kaitan dengan

penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma, dkk (2018) Hal

ini mencontohkan bahwa variabel motivasi memberikan pengaruh yang

signifikan secara parsial pada prestasi belajar mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Tahun Angkatan 2014-2016. Serta penelitian Tantra, dkk (2014)

membuktikan bahwa dorongan belajar memberikan pengaruh pada prestasi

belajar keterampilan berbahasa mahasiswa jurusan pendidikan bahasa

inggris secara positif dan signifikan.


Ada perbedaan pada Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningrum

dan sari (2019), dimana dorongan belajar statistika memberikan pengaruh

negatif pada prestasi belajar mahasiswa secara non-signifikan. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Kurniawati (2020) menyatakan

dorongan dalam belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada

prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi. Apabila ditinjau

dari beberapa penelitian diatas, terdapat Research Gap penelitian antara

variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar.

2.7.4 Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar melalui

Motivasi Belajar

Lingkungan belajar memiliki peran yang sama dengan lingkungan

sekolah yakni bisa memberikan pengaruh baik maupun tidak baik dalam hal

perkembangan taruna/i. Lingkungan sekolah adalah wadah berlangsungnya

proses belajar mengajar secara intensif sehingga mempengaruhi proses

kembang tumbuh taruna/i. Apabila lingkungan sekolah baik maka dorongan

dari dalam diri untuk belajar amatlah besar sehingga kemungkinan besar

taruna/i tersebut mampu berprestasi dengan maksimal. Lingkungan belajar

yang baik menurut Saifuddin (dalam hasibuan, 2018) yaitu kingkungan

yang memberikan tantangan serta rangsangan positif untuk melakukan

proses pembelajaran disertai keamanan, ketentraman serta kepuasan untuk

menuju apa yang diimpikan.

Lingkungan belajar merupakan wadah berlangsungnya proses

pemberian materi dan memiliki peran dalam penentuan berhasil atau


tidaknya kegiatan belajar mengajar tersebut. Lingkungan belajar memiliki

cakupan yang cukup luas dimulai dari makhluk tak sehidup serta makhluk

hidup yang ada disekitarannya. Lingkungan dapat menjadi penentu

dorongan belajar pada seorang taruna/i. Lingkungan belajar juga menjadi

peran utama proses pembagian materi hingga menciptakan taruna/i yang

berprestasi.

Lingkungan belajar bukan hanya berpatokan pada kelengkapan

fasilitas tetapi juga meliputi rasa nyaman, tentram agar terciptanya fokus

dalam penyerapan materi yang dibagikan. Faktpr lingkungan adalah salah

satu hal utama penentu berhasil atau tidaknya suatu proses pembagian

materi ilmu pengetahuan, maka ditarik kesimpulan bahwalingkungan dapat

memberikan pengaruh untuk minat memperdalam ilmu bagi taruna/i.

Lingkungan sekolah bisa dikatakan efektif untuk menciptakan taruna/i yang

unggul dari segi moral, menjadi pribadi yang intelek serta bersosialisasi

melalui lingkungan fisik, sosial, dan akademis.

2.7.5 Pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar

Kedisiplinan adalah bentuk dorongan intern tiap taruna/i yang

kadarnya berbeda dari tiap individu dan menjadi bentuk penyesuaian

seorang taruna/i dalam sebuah aturan dari individu itu sendiri maupun

lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, patuh/disiplin dalam penerimaan ilmu

pengetahuan merupakan keadaan yang dibentuk melalui rangkaian seikap

dan prilaku [perorangan maupun sekelompok orang mengandung nilai-nilai


yang taat, patuh, setia,teratur dan tertib. Disiplin dalam penyerapan matahari

merupakan satu diantara beberapa hal yang menjadi penentu keunggulan

seorang taruna/i.

Disiplin adalah bentuk ketertiban seperti taat pada aturan atau bentuk

sikap yang mengikut pada apa yang telah ditentukan dengan menunjukkan

konsistensinya. Menurut Arikunto (dalam Nurfitriyanti, 2014) menjelaskan

disiplin belajar merupakan Peraturan serta tata tertib yang terpenting untuk

aktivitas di sekolah yang menjadi penyelenggara berlangsungnya proses

pembagian materi. Menurut Gunarsa (dalam Yuliyantika, 2017) disiplin

belajar berupa bentuk sikap taat dan patuh pada ketetapan yang sudah

dituliskan maupun secara lisan pada bentuk prilaku yang berubah

diakibatkan apa yang pernah dialami, diamati, serta ditiru percobaan akan

sesuatu, apa yang didengar dan menuju pada suatu pengarahan.

Kedisiplinan menjadi hal penting bagi taruna/i dikarenakan

tujuannya untuk membentuk pribadi yang teratur pada ketetapan di

lingkungan belajar. Taruna/i dengan kedisiplinan yang tinggi biasanya

mudah diarahkan dan kehidupan sosial, sekolah dan membuatnya menjadi

unggul di lingkungannya, inilah alasan utama untuk memupuk sikap disiplin

pada diri seseorang.

Dari kerangka pemikiran dalam penelitian dan pengaruh antar

variabel tersebut, dideskripsikan model penelitian seperti pada gambar 2.1

berikut:
Lingkungan
Belajar (X1) H4 H1

Motivasi H3 Prestasi
Belajar (Y1) Belajar (Y2)

H5
Disiplin
H2
(X2)

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran


Sumber : Arisandi (2021); Saputro dkk (2015); Santoso dan oktafien (2018);
Widyanto dan Wulaningrum (2017); gani (2018); Agustina dkk (2017);
Wahyudin (2018); Kusuma, dkk (2018); Purwaningrum dan sari (2019).

2.8 Hipotesis

Hipotesis penelitian yaitu pendugaan diawal atau sesuatu yang

disimpulkan bersifat sementara mengenai hubungan pengaruh antara variable

independent terhadap variable dependent saat belum dilakukannya penelitian dan

buktinya hanya bisa didapatkan setelah melakukan penelitian. Praduga di awal ini

dikuatkan oleh teori/jurnal yang sudah ada dan menjadi dasar penelitian. Melihat

bentuk kerangka model penelitian di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap Prestasi belajar.

2. Disiplin berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.

3. Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.

4. Lingkungan Belajar memberi pengaruh pada Prestasi Belajar melalui Motivasi

Belajar.
5. Disiplin memberi pengaruh pada Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Tahapan awal sebelum berjalannya penelitian yaitu harus terlebih dahulu

paham pada latar tempat yang dijadikan target penelitian. Pada topik ini, penulis

menentukan subjeknya yaitu Taruna/i Jurusan Kemaritiman. Maka dari itu penulis

menetapkan tempatnya yaitu Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan kemaritiman

yang bertempat di jalan Utama Simpang Ayam, Desa Simpang Ayam, dengan

luas lahan ± 8,5 Ha dengan gedung parmanen milik Pemerintahan Daerah

Kabupaten Bengkalis.

Dibukanya Jurusan Kemaritiman oleh Politeknik Negeri Bengkalis,

mengingat kondisi di Kabupaten Bengkalis yang berada di Pesisir Sumatra dan

berbatasan langsung di selat Malaka. Daerah ini merupakan perairan dengan lalu

lintas terpadat di Indonesia, dan berdekatan dengan beberapa pelabuhan dalam

negeri seperti Pelabuhan Dumai, Sungai Pakning, Bengkalis, Selat Panjang,


Buton, Tanjung Balai Karimun dan Batam serta pelabuhan luar negeri seperti Port

Klang, Port Dickson, Pelabuhan Malaka, Pelabuhan Muar, serta Singapura.

Melihat kondisi seperti ini menjadi peluang bagi Jurusan Kemaritiman

Politeknik Negeri Bengkalis untuk memberikan pilihan kepada Siswa/i SMA atau

SMK untuk menjadi perwira kapal tingkat III. Pada tahun 2014, Politeknik Negeri

Bengkalis mengusulkan pembukaan Program Studi baru, dan pada tahun 2014

terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

nomor 543/E/O/2014 tanggal 17 Oktober 2014 oleh Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi tentang pembukaan Program Studi Nautika dan KPN. Namun penerimaan

taruna/i Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Bengkalis dimulai pada Tahun

ajaran 2015/2016.

Visi dan Misi Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Bengkalis :

Visi

Menjadikan Jurusan Kemaritiman yang menghasilkan perwira pelayaran

niaga serta ahli ketatalaksanaan angkutan laut dan kepelabuhan yang handal dan

berkualitas internasional.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi bidang Nautika, Teknika dan

Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga yang unggul dan berkualitas.

2. Membentuk sikap kepemimpinan, mental dan moral serta kesamaptaan

peserta didik untuk meningkatkan sumberdaya manusia industri pelayaran

yang handal.
3. Melaksanakan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat dibidang

kemaritiman yang bermanfaat bagi pengembangan industri pelayaran.

4. Menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing ditingkat nasional dan

internasional dibidang kemaritiman.

4.2 Karakteristik Responden

Karakter dari responden berguna untuk menjadi penentu beragamnya

responden dengan variasi jenis kelamin, umur. Hal ini diharapkan bisa

mendeskripsikan keadaan dari responden serta keterkaitannya dengan masalah

dan tujuan dari observasi ini secara rinci dan jelas.

4.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

104 Taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman. Maka

Untuk melihat responden menurut jenis kelaminnya disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Taruna/i


Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman.

No Jenis Kelamin Frekuensi (orang)


1 Laki-laki 79
2 Perempuan 25
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas Taruna/i pada Politeknik

Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman adalah berjenis kelamin laki-laki

yakni sebanyak 79 Taruna atau sebesar 76,0%, Sedangkan Taruna/i pada

Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman yang berjenis kelamin

Perempuan ialah berjumlah 25 Taruni atau sebesar 24,0%. Yang artinya

jurusan Kemaritiman ini lebih di minati oleh laki-laki dari pada perempuan.

Karena jurusan ini di peruntukkan bagi perwira muda yang ingin bekerja di

atas kapal serta berlayar di laut lepas.

4.2.2 Responden Berdasarkan Umur

Adapun responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

104 Taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman. Maka

Untuk melihat responden menurut usia disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Umur pada Taruna/i Politeknik


Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman.

No Umur Frekuensi (orang)

1 17 s/d 19 Tahun 54

Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa rentan usia 17-19 tahun terdapat 54

responden atau 51.9%. Pada rentan usia 20-22 tahun terdapat 47 resonden
atau 45.2%. sedangkan rentan usia 23-25 tahun terdapat 3 responden atau

2.9%. rentan usia ini terdapat dari tiga Angkatan yaitu Angkatan 5,6, dan 7.

4.2.3 Responden Berdasarkan Program Studi

Adapun responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

104 Taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman. Maka

Untuk melihat responden menurut program studinya disajikan dalam tabel

berikut ini :

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Program Studi pada Taruna/i


Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman.

No Program Studi Frekuensi (orang)

1 Nautika 43

Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis

Jurusan Kemaritiman terdapat dua Program studi yaitu Nautikan dan

Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga. Pada program studi Nautika terdapat 43

responden atau 41.0% taruna/i. Dan program studi Ketatalaksanaan

Pelayaran Niaga terdapat 61 responden atau 58.7% taruna/i.

4.3 Analisis Deskriptif Data


Analisis deskriptif data digunakan untuk melihat tanggapan responden

terhadap variabel-variabel yang ada pada penelitian. Tanggapan tersebut

didapatkan dengan bantuan angket yang telah disebar. Dari penyebaran kuesioner

yang dilakukan, diperoleh rata-rata tanggapan responden sebagai berikut:

4.3.1 Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yaitu tempat berlangsungnya kegiatan rutin

taruna/i. Lingkungan belajar yang menjaga kekondusifan akan menciptakan

perasaan aman, kenyamanan dan menciptakan keunggulan seorang taruna/i.

Lingkungan belajar juga dapat memberikan pengaruh secara omosional

seseorang. Jika taruna/i senang pada lingkungan belajarnya, maka taruna/i

tersebut akan betah melakukan aktivitas belajar sehingga waktu belajar

dapat di pergunakan secara efektif ditempat belajarnya. Berikut ini hasil

rekapitulasi tanggapan responden variabel Lingkungan Belajar disajikan

sebagaimana Tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Lingkungan Belajar (X1)
  Alternatif Tanggapan
Total Rata-
No Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
Skor rata
  5 4 3 2 1
Dosen menggunakan metode Jml 2 7 68 23 4 104
latihan untuk materi praktek % 1,9% 6,7% 65,4% 22,1% 3,8% 100%
1 2,80
laboraturium agar taruna Sko
memiliki keterampilan 10 28 204 46 4 292
r
Jml 2 19 66 14 3 104
Materi yang diberikan oleh 18,3
2 % 1,9% 63,5% 13,5% 2,9% 100% 3,02
dosen sesuai dengan silabus %
Sko
10 76 198 28 3 315
r
Semua dosen di kampus ini Jml 1 8 73 18 4 104
3 2,84
sangat ramah saat bertemu % 1,0% 7,7% 70,2% 17,3% 3,8% 100%
  Alternatif Tanggapan
Total Rata-
No Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
Skor rata
  5 4 3 2 1
Sko
5 32 219 36 4 296
dengan taruna/i r
Saya senang dan sering Jml 2 4 68 19 11 104
bertukar pendapat dengan % 1,9% 3,8% 65,4% 18,3% 10,6% 100%
4 2,68
teman mengenai materi Sko
perkuliahan 10 16 204 38 11 279
r
Jml 2 14 66 14 8 104
Saya mematuhi semua 13,5
5 peraturan yang berlaku % 1,9% 63,5% 13,5% 7,7% 100% 2,88
%
dikampus Sko
10 56 198 28 8 300
r
Dosen dalam kegiatan belajar Jml 2 21 60 17 4 104
mengajar selalu 20,2
6 menggunakan sarana dan % 1,9% 57,7% 16,3% 3,8% 100% 3,00
%
prasarana yang disediakan Sko
oleh kampus 10 84 180 34 4 312
r
Jml 2 24 53 21 4 104
Semua ruangan yang ada
7 dikampus saya bersih dan % 2% 23% 51% 20% 4% 100% 2,99
tidak berbau Sko
10 96 159 42 4 311
r
Jml 2 20 56 23 3 104
Saya berusaha membuat 19,2
8 catatan sendiri untuk % 1,9% 53,8% 22,1% 2,9% 100% 2,95
%
memudahkan dalam belajar  Sko
10 80 168 46 3 307
r
Jml 1 12 63 28 0 104
Saya mengerjakan tugas atau 11,5
9 ujian tanpa bantuan orang % 1,0% 60,6% 26,9% 0,0% 100% 2,86
%
lain  Sko
5 48 189 56 0 298
r
Skor rata-rata variabel 2,89
Kriteria Cukup Setuju
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.4 ditunjukkan bahwa hasil jawaban responden

ketika dirata-ratakan untuk variabel lingkungan belajar dengan skornya

yaitu (2,89) yang artinya reponden memberikan respon yang cukup terhadap

seluruh indikator yang digunakan untuk mengukur variabel lingkungan


belajar. Secara keseluruhan, diperoleh tanggapan responden terhadap

variabel lingkungan belajar dengan kategori cukup setuju. Walaupun seperti

itu, beberapa responden memilih tidak menyetujuinya, dilihat dari

jawabannya pada beberapa pernyataan tersebut.

Hal ini disebabkan masih terdapat taruna/i yang belum merasakan

kenyamanan pada fasilitas lingkungan belajar di politeknik negeri bengkalis

jurusan kemaritiman. Taruna/i yang belajar di politeknik negeri bengkalis

jurusan kemaritiman diharapkan mampu menyerap seluruh ilmu

pengetahuan yang di ajarkan dengan baik. Tentunya agar hal tersebut dapat

terlaksana maka diperlukan lingkungan belajar yang memiliki fasilitas yang

baik, Semakin baik lingkungan belajar di politeknik negeri bengkalis

jurusan kemaritiman, maka efisiensi dan efektifitas dalam proses

pembelajaran taruna/i akan semakin baik.

4.3.2 Disiplin

Kedisiplinan merupakan pada kondisi sadar, rela untuk taat pada

ketetapan dan norma sosial yang ada. Menjunjung kedisiplinan

merefleksikan seberapa besar individu bertanggung jawab pada tugas yang

diembankan padanya. Hal ini akan memicu munculnya gairah belajar,

bersemangat dalam belajar dan mewujudkan apa yang diinginkan kampus.

Disiplin tersebut merupakan suatu alat yang dipergunakan oleh tenaga

pengajar untuk melakukan komunikasi dengan taruna/i dengan tujuan

kebersediaan taruna/i untuk melakukan perubahan pada prilaku dan

meningkatkan kesediaan dalam taat pada aturan kampus. Berikut ini hasil
rekapitulasi tanggapan responden variabel Disiplin disajikan sebagaimana

Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Disiplin (X2)
  Alternatif Tanggapan
Total Rata-
No Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
Skor rata
  5 4 3 2 1
Saya segera masuk ruangan Jml 2 16 64 16 6 104
kelas untuk mengikuti % 1,9% 15,4% 61,5% 15,4% 5,8% 100%
1 perkuliahan sebelum dosen 2,92
berada di dalam ruangan kelas Skor 10 64 192 32 6 304

Saya memakai kelengkapan Jml 1 13 62 19 9 104


2 (atribut) seragam sesuai aturan % 1,0% 12,5% 59,6% 18,3% 8,7% 100% 2,78
kampus Skor 5 52 186 38 9 290
Saya membuang sampah pada Jml 1 15 69 19 0 104
3 tempat yang sudah di sediakan % 1,0% 14,4% 66,3% 18,3% 0,0% 100% 2,98
oleh kampus Skor 5 60 207 38 0 310

Saya melaksanakan perintah Jml 0 9 60 24 11 104


4 bapak/ibuk dosen jika disuruh % 0,0% 8,7% 57,7% 23,1% 10,6% 100% 2,64
Skor 0 36 180 48 11 275
Jml 0 9 61 27 7 104
Saya mengikuti ektrakulikuler
5 % 0,0% 8,7% 58,7% 26,0% 6,7% 100% 2,69
yg ada di kampus maritim
Skor 0 36 183 54 7 280
Jml 0 5 70 22 7 104
Saya selalu membayar uang
6 % 0,0% 4,8% 67,3% 21,2% 6,7% 100% 2,70
kuliah tepat waktu
Skor 0 20 210 44 7 281
Saya mengerjakan tugas tepat Jml 0 13 64 27 0 104
7 waktu walaupun kegiatan % 0% 13% 62% 26% 0% 100% 2,86
kampus banyak Skor 0 52 192 54 0 298
Saya bertanya kepada dosen Jml 1 7 77 16 3 104
8 ketika tidak paham dengan % 1,0% 6,7% 74,0% 15,4% 2,9% 100% 2,87
materi pelajaran  Skor 5 28 231 32 3 299
Jml 1 15 66 15 7 104
Saya tidak menyontek pada
9 % 1,0% 14,4% 63,5% 14,4% 6,7% 100% 2,88
saat mengerjakan ujian 
Skor 5 60 198 30 7 300
Saya menyempatkan belajar Jml 1 14 72 14 3 104
10 2,96
setiap ada waktu luang   % 1,0% 13,5% 69,2% 13,5% 2,9% 100%
  Alternatif Tanggapan
Total Rata-
No Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
Skor rata
  5 4 3 2 1
Skor 5 56 216 28 3 308
Saya selalu berdiskusi Jml 2 14 70 15 3 104
11 bersama teman-teman dalam % 1,9% 13,5% 67,3% 14,4% 2,9% 100% 2,97
mengulangi pelajaran Skor 10 56 210 30 3 309
Skor rata-rata variabel 2,84
Kriteria Cukup Setuju
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, disajikan hasil rata-rata jawaban

responden untuk variabel disiplin dengan skor sebesar (2,84) yang artinya

reponden memberikan respon yang cukup terhadap seluruh indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel disiplin. Secara keseluruhan, diperoleh

tanggapan responden terhadap variabel disiplin dengan kategori cukup

setuju. Walaupun seperti itu, berapa responden memilih untuk tidak

menyetujinya, dilihat dari jawabannya pada beberapa pernyataan tersebut.

Hal ini dikarenakan masih terdapat taruna/i politeknik negeri

bengkalis jurusan kemaritiman yang masih melanggar peraturan yang ada

dikampus, diantaranya Tidak memakai kelengkapan (atribut) seragam sesuai

aturan kampus, tidak melaksanakan perintah bapak/ibu dosen jika disuruh

serta tidak masuk ruangan kelas untuk mengikuti perkuliahan sebelum

dosen berada di dalam ruangan kelas. Berdasarkan dari tingkah laku yang di

cerminkan oleh Sebagian taruna/i di politeknik negeri bengkalis jurusan

kemaritiman tersebut, mencerminkan bahwa kurangnya tindakan disiplin

yang di lakukan oleh taruna/i tersebut. Disiplin tentunya sangat


mempengaruhi prestasi belajar taruna/i. Jika disiplin taruna/i semakin baik

maka besar harapan taruna/i tersebut memiliki prestasi yang baik.

4.3.3 Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan suatu laur penjelasan terkait kekuatan,

pengarahan serta sifat tekun individu untuk menguoayakan tujuannya.

Dalam artian umum yaituadanyaa keterkaitan antara apa yang diupayakan

untuk mencapai yang diinginkan dengan mengarahkan kefokusan pada apa

yang diinginkan kampus terkait prilaku taruna/i. motivasi belajar adalah

sesuatu yang menggerakkan gairah dalam menerima materi untuk

melakukan kerjasama, efektif serta berintegrasi untuk mendapatkan segala

yang membuat rasa puas. Seseorang menunjukkan pengarahan padanya

untuk menentukan strategi yang digunakan dalam pencapaian apa yang

diinginkan. Maka dari itu motivasi dalam belajar mempunyai definisi

sebagai sesuatu yang mendorong untuk berkehendak melakukan sesuatu

dengan ruang lingkup tugas atau pekerjaan yang ditanggung jawabkan

dalam suatu organisasi. Berikut merupakan hasil rekapitulasi tanggapan

responden variabel Motivasi belajar disajikan sebagaimana Tabel 4.6

berikut ini :

Tabel 4.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Motivasi Belajar (Y1)
  Alternatif Tanggapan
N Total Rata-
Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
o Skor rata
  5 4 3 2 1
1 Sesulit dan sebanyak apapun Jml 1 12 66 25 0 104 2,89
tugas yang diberikan oleh % 1,0 11,5% 63,5% 24,0 0,0% 100%
dosen, saya tidak pernah % %
  Alternatif Tanggapan
N Total Rata-
Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
o Skor rata
  5 4 3 2 1

Skor 5 48 198 50 0 301


mengeluh dan tetap
mengerjakan dengan senang
hati
Jml 2 19 61 19 3 104
Saya senang dan ingin belajar
1,9 18,3
lebih giat, ketika tahu nilai % 18,3% 58,7% 2,9% 100%
% %
2 hasil ujian teman saya lebih 2,98
tinggi
Skor 10 76 183 38 3 310

Jml 2 19 62 18 3 104
Apabila dosen menulis 1,9 17,3
catatan-catatan penting di % 18,3% 59,6% 2,9% 100%
% %
3 papan tulis, saya akan 2,99
menyalinnnya dalam buku
saya Skor 10 76 186 36 3 311

Jml 2 19 61 19 3 104
Saya meluangkan waktu 1,9 18,3
% 18,3% 58,7% 2,9% 100%
untuk mengulang materi % %
4 perkuliahan yang sudah 2,98
diajarkan oleh dosen
Skor 10 76 183 38 3 310

Jml 1 11 61 23 8 104
Saya merasa malas jika setiap 1,0 22,1
hari dosen memberikan tugas % 10,6% 58,7% 7,7% 100%
5 % % 2,75
rutin
Skor 5 44 183 46 8 286

Jml 1 11 64 25 3 104
Saya memiliki target nilai
1,0 24,0
6 yang tinggi di setiap mata % 10,6% 61,5% 2,9% 100% 2,82
% %
pelajaran
Skor 5 44 192 50 3 294
Jml 2 22 62 15 3 104
Agar saya tidak ketinggalan
materi perkuliahan di saat % 2% 21% 60% 14% 3% 100%
7 saya tidak hadir, saya 3,04
berusaha untuk meminjam Skor 10 88 186 30 3 317
catatan kepada teman
Skor rata-rata variabel 2,92
Kriteria Cukup Setuju
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, disajikan hasil jawaban responden

yang dirata-ratakan untuk variabel motivasi belajar dengan skor yaitu (2,92)

yang artinya responden memberikan respon yang cukup terhadap seluruh

indikator yang dipilih untuk melakukan pengukuran pada variabel motivasi

belajar. Secara keseluruhan, diperoleh tanggapan responden terhadap

variabel motivasi belajar dengan kategori cukup setuju. Walaupun begitu,

beberapa jawaban ditemukan masih tidak menyetujui beberapa pernyataan

tersebut.

Hal ini disebabkan masih terdapat taruna/i politeknik negeri

bengkalis jurusan kemaritiman yang merasa malas jika setiap hari dosen

memberikan tugas rutin dan tidak memiliki target nilai yang tinggi di setiap

mata pelajaran serta apabila tenaga pengajar di universitas mencatatkan hal-

hal yang harus diingat pada papan tulis agar dapat disalin oleh taruna/i.

Tentunya hal ini menunjukkan rendahnya motivasi belajar pada sebagian

taruna/i di politeknik negeri bengkalis jurusan kemaritiman. Motivasi yang

besar pada suatu proses pembelajaran dan pengajaran tentunya akan

membuat taruna/i memiliki kompetensi sehingga taruna/i memiliki prestasi

belajar yang baik. Jika semakin tinggi motivasi belajar taruna/i politeknik

negeri bengkalis jurusan kemaritiman, maka diharapkan bisa semakin

unggul dalam suatu pembelajaran.

4.3.4 Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah tingkatan sifat kemanusiaan dari seorang

taruna/i untuk memilih menerima, melakukan penolakan atau memberi

penilaian atas info yang didapatkan saat proses penyajian materi.

Berprestasinya seorang individu menyesuaikan pada seberapa berhasilnya ia

dalam menyerap apa yang sudah diberikan oleh tenaga pengajar dan

ditegaskan penilaian akan dirinya melalui laporan hasil belajar atau raport

dari tiap mata pelajaran. Saat telah dievaluasi, maka dapat diketahui

seberapa berprestasinya seorang taruna/i dan dapat mendeskripsikan

tingkatan prestasi dari tiap pelajar. Berikut merupakan hasil rekapitulasi

tanggapan responden variabel Prestasi belajar disajikan sebagaimana Tabel

4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Prestasi Belajar (Y2)
  Alternatif Tanggapan
N Total Rata-
Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
o Skor rata
  5 4 3 2 1
Saya dapat mengingat kembali Jml 2 16 70 13 3 104
materi pelajaran sebelumnya 1,9
1 % 15,4% 67,3% 12,5% 2,9% 100% 3,00
yang diberikan oleh dosen %
Skor 10 64 210 26 3 313
Saya dapat lebih mudah Jml 2 19 68 12 3 104
memahami setiap meteri 1,9
2 pelajaran yang di jelaskan oleh % 18,3% 65,4% 11,5% 2,9% 100% 3,04
%
dosen
Skor 10 76 204 24 3 317
Saya dapat mengaplikasikan Jml 0 8 80 16 0 104
materi pelajaran ketika saya 0,0
3 % 7,7% 76,9% 15,4% 0,0% 100% 2,92
melaksanakan ujian praktek %
Skor 0 32 240 32 0 304
Saya selalu mengajukan Jml 0 6 67 17 14 104
pertanyaan kepada dosen dan 0,0
4 % 5,8% 64,4% 16,3% 13,5% 100% 2,62
selalu aktif dalam diskusi %
Bersama teman tentang materi Skor 0 24 201 34 14 273
  Alternatif Tanggapan
N Total Rata-
Pernyataan Indikator   SS S CS TS STS
o Skor rata
  5 4 3 2 1

pelajaran
Saya mencari media lain untuk Jml 0 3 73 19 9 104
menyelesaikan materi pelajaran 0,0
5 % 2,9% 70,2% 18,3% 8,7% 100% 2,67
yang saya anggap sulit %
Skor 0 12 219 38 9 278
Saya dapat menemukan cara- Jml 2 15 67 16 4 104
cara baru memahami materi 1,9
6 pelajaran yang diberikan oleh % 14,4% 64,4% 15,4% 3,8% 100% 2,95
%
dosen dengan pola yang lebih
simpel Skor 10 60 201 32 4 307
Skor rata-rata variabel 2,86
Kriteria Cukup Setuju
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, diketahui bagaimana hasil jawaban

responden setelah dirata-ratakan untuk variabel prestasi belajar dengan skor

yaitu (2,86) yang artinya responden memberikan respon yang cukup

terhadap seluruh indikator yang digunakan untuk mengukur variabel prestasi

belajar. Secara keseluruhan, diperoleh tanggapan responden terhadap

variabel prestasi belajar dengan kategori cukup setuju. Walaupun seperti itu,

beberapa responden masih tidak menyetujui beberapa pernyataan tersebut.

Hal ini disebabkan masih terdapat taruna/i di politeknik negeri

bengkalis jurusan kemaritiman yang kurang kreatif dalam belajar,

diantaranya tidak mencari media lain untuk menyelesaikan materi pelajaran

yang di anggap sulit, belum dapat menemukan cara-cara baru untuk

memahami materi mata kuliah yang dissajikan oleh dosen melalui pola yang

simple dibandingkan yang sudah ada serta sebagian taruna/i politeknik

negeri bengkalis jurusan kemaritiman tidak dapat mengingat kembali materi


pelajaran sebelumnya yang diberikan oleh dosen pada saat perkuliahan.

Perilaku yang di tunjukkan oleh taruna/i politeknik negeri bengkalis jurusan

maritim tersebut tentunya berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Semakin antusias dan kreatif taruna/i dalam melaksanakan pembelajaran

tentunya menciptakan keunggulan untuk taruna/i.

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.4.1 Uji Validitas

Kuatnya suatu proses mengukur menjadi penentu untuk pengujian

validitas data. Suatu validitasalat ukur pada penelitian terbilang kuat apabila

hasil pengukurannya merupakan sesuatu yang memang seharusnya diukur.

Pengujian validitas adalah pengujian yang memberikan informasi mengenai

ukuran bagaimana setiap konsep atau variabel dapat terukur dari setiap item

pertanyaan.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas

Variabel Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Ket

P1 0,712 0,1927 Valid


P2 0,798 0,1927 Valid
P3 0,513 0,1927 Valid
Lingkungan P4 0,559 0,1927 Valid
Belajar P5 0,686 0,1927 Valid
P6 0,707 0,1927 Valid
P7 0,810 0,1927 Valid
P8 0,804 0,1927 Valid
P9 0,498 0,1927 Valid
Variabel Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Ket

P10 0,770 0,1927 Valid


P11 0,771 0,1927 Valid
P12 0,505 0,1927 Valid
P13 0,749 0,1927 Valid
P14 0,718 0,1927 Valid
Disiplin P15 0,600 0,1927 Valid
P16 0,391 0,1927 Valid
P17 0,762 0,1927 Valid
P18 0,790 0,1927 Valid
P19 0,844 0,1927 Valid
P20 0,842 0,1927 Valid
P21 0,637 0,1927 Valid
P22 0,788 0,1927 Valid
Motivasi P23 0,783 0,1927 Valid
Belajar P24 0,788 0,1927 Valid
P25 0,613 0,1927 Valid
P26 0,579 0,1927 Valid
P27 0,586 0,1927 Valid

P28 5,630 0,1927 Valid


P29 5,821 0,1927 Valid
Prestasi P30 7,535 0,1927 Valid
Belajar
P31 6,591 0,1927 Valid
P32 6,618 0,1927 Valid
P33 5,659 0,1927 Valid
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Tabel 4.8 diatas menyajikan, instrumen dapat dikatakan valid jika

rhitung menunjukkan kesignifikanan korelasi antara skor item dengan skor

total aau cara lainnya yaitu melakukan perbandingan nilai korelasi tiap-tiap

item dengan dengan nilai korelasi tabel (rtabel), bila rhitung > rtabel maka

instrumen dikatakan valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka kvealidan dari

alat ukur dapat diragukan dan dinyatakan tidak layak digunakan.


Tabel memperlihatkan bahwa tiap item pertanyaan memberikan nilai

korelasi melebihi 104 responden, maka nilai rhitung dari data spss yang dilah

melebihi nilai rtabel 0,1927 ini menandakan tiap item pertanyaan memiliki

kevalidan yang baik dan dikatakan layak untuk dilakukan analisis.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reabilitas memiliki kesamaan dengan pengujian validitas, yaitu sama-

sama menggunakan statistika perhitungan besarnya Cornbarh’s Alpha. Uji

reliabilitas untuk melakukan pengukuran kuesioner

yang dipergunakan sebagai indikator dari variabel.

Bila alpha yang didapatkan ≥ 0,6, suatu indikator bisa

dipercaya atau realiabel.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Reliabilitas

Crobach's Batas Crobach's


Variabel Keterangan
Alpha Alpha

Lingkungan Belajar 0,904 0.60 Reliabel

Disiplin 0,927 0.60 Reliabel

Motivasi Belajar 0,887 0.60 Reliabel

Prestasi Belajar 0,816 0.60 Reliabel


Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Setelah melihat Tabel 4.9 diatas, tiap-tiap nilai koefisien reliabilitas

dengan menggunakan metode Cronbach Alpha melebihi 0,6, ini

menandakan kereliabelan keseluruhan pernyataan serta dapat dipergunakan

untuk analisa lebih lanjut.


4.5 Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas melakukan pengujian untuk membuktikan suatu

permodelan regresi variabel pengganggu atau residual terdistribusi secara

normal atau tidak. Suatu permodelan regresi dikatakan baik apabila

terdistribusi dengan normal atau mendekati normal. Uji Kolmogrov

Smirnov dilakukan untuk mendeteksikan kenormalan data pada suatu

penelitian. Permodelan regresi dikatakan normal apabila kesignifikanananya

melebihi 0,05. Setelah dilakukan pengujian normalitas, datanya disajikan

pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas

Model Struktur 1 Model Struktur 2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Test Unstandardiz
Unstandardiz ed Residual
ed Residual N 104
N 104 Normal Mean 0E-7
Parametersa, Std.
Normal Mean 0E-7 b 1,22517134
Deviation
Parametersa, Std. Most Absolute ,120
b 2,54011177
Deviation Extreme Positive ,120
Most Absolute ,082 Differences Negative -,099
Extreme Positive ,079 Kolmogorov-Smirnov Z 1,225
Differences Negative -,082
Asymp. Sig. (2-tailed) ,099
Kolmogorov-Smirnov Z ,833
Asymp. Sig. (2-tailed) ,492 a. Test distribution is Normal.
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
b. Calculated from data.

Sumber : Data Olahan SPSS

Tabel 4.10 memperlihatkan, hasil uji normalitas menunjukkan

kenormalan pendistirbusian data. Ini ditandai dengan apa yang dihasilkan


dari uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

melebihi alpha = 0,05, yaitu 0,492 untuk struktur 1 dan 0,099 untuk struktur

2. Ini menyebabkan permodelan itu dapat diartikan bahwa penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas.

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk melakukan pengujian

terkait permodelan regresi apakah terdapat ketidaksamaan variance dari

residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain memiliki perbedaan.

Cara yang bisa dilakukan yaitu heteroskedastisitas, yang melakukan

pengamatan pada gambar scatterplot. Permodelan dikatakan tidak ada

multikolinieritas apabila tidak ada pola tertentu yang terbentuk dan tersebar

dalam bentuk acak dari titik-titik.

Model Struktur 1 Model Struktur 2

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber : Data Olahan SPSS
Dari Gambar 4.1 Scatterplot di atas, dapat diamati penyebaran titik-

titik terjadi dengan acak dan tidak terbentuk suatu pola tertentu,

penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y.

Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa permodelan regresi ini tidak terdapat

heteroskedasitas.

4.5.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas Ini memiliki tujuan untuk melakukan

pengujian pada permodelan regresi apakah terdapat korelasi antar variabel

bebas (independen). Pendeteksian adanya multikolinearitas pada

permodelan regresi yaitu dengan mengamati nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance melebihi 0,1 dan VIF di

bawah 10 ini menandakan tidak adanya gejala multikolinearitas pada suatu

permodelan regresi tersebut.

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikorelasi

Model Struktur 1 Model Struktur 2

Coefficientsa Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Model Collinearity Statistics
Toleranc VIF Toleranc VIF
e e
(Constant) (Constant)
1 Lingkungan Lingkungan
,272 3,679 ,253 3,949
Belajar 1 Belajar
Disiplin ,272 3,679 Disiplin ,239 4,181
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Motivasi Belajar ,416 2,401
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber : Data Olahan SPSS

Dari Tabel 4.11 diamati nilai VIF untuk variabel Lingkungan Belajar

sebesar 3,949 < 10 dengan nilai tolerance yaitu 0,253 > 0.10, nilai VIF
variabel Disiplin yaitu 4,181 < 10 dengan nilai tolerance yaitu 0,239 > 0.10,

dan nilai VIF Motivasi sebesar 2,401 < 10 dengan nilai tolerance yaitu

0,416 > 0.10. Maka dari itu permodelan regresi dalam penelitian ini tidak

terjadi multikoloniaritas.

4.5.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi memiliki tujuan untuk melakukan pengujian pada

permodelan regresi linear terkait ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan

pengganggu (disturbance term –ed) pada periode t dan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Uji Durbin-Watson (DW) dapat

digunakan untuk uji autokorelasi.

Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi


Model
Struktu Model Summaryb
r1
Model R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square Square the Estimate Watson

1 ,764a ,584 ,575 2,56514 2,183

a. Predictors: (Constant), Disiplin, Lingkungan Belajar

b. Dependent Variable: Motivasi Belajar

Model
Struktu Model Summaryb
r2
Mo R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
del Square the Estimate Watson

1 ,910a ,829 ,824 1,24341 2,271

a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar, Disiplin

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Model Sub Struktur 1 :

Nilai dL = 1,641
Nilai dU = 1,719

DW = 2,183

4 – dU = 4 – 1,719 = 2,281

4 – dL = 4 – 1,641 = 2,359

Model Sub Struktur 2 :

Nilai dL = 1,621

Nilai dU = 1,740

DW = 2,271

4 – dU = 4 – 1,740 = 2,360

4 – dL = 4 – 1,621 = 2,379

Tabel 4.13 Keterangan Autokorelasi


Durbin Watson Kesimpulan
dU<DW<4-dU Tidak terjadi autokorelasi
DW<dL Terjadi autokorelasi positif
DW<4-dL Terjadi autokorelasi negatif
4-dU<DW<4-dL Tidak dapat disimpulkan
Sumber : data olahan hasil penelitian

Tabel 4.13 menjelaskan bahwa model struktur 1 nilai d hitung (Durbin

Watson) berada diantara dU dan 4-dU = 1,719 < 2,183 < 2,281. ementara

permodelan struktur 2 nilai dhitung (Durbin Watson) berada pada posisi antara

dU dan 4-dU = 1,740 < 2,271 < 2,360. Maka dari itudinyatakan bahwa

autokorelasi tidak terdapat pada keduanya.


4.6 Hasil Pengujian

4.6.1 Hasil Pengujian Sub Struktur Pertama

Adapun tahapan awal dari pengujian regresi berganda dilakukan

pada variabel Lingkungan Belajar dan Disiplin sebagai variabel bebas

terhadap Motivasi Belajar sebagai variabel terikat. Setelah dilakukan uji

maka didapatkan sebuah persamaan regresi, nilai koefisien determinasi,

pengujian parsial dan simultan yang masing-masing akan dijelaskan

selanjutnya.

Nilai koefisien regresi variabel lingkungan belajar dan disiplin pada

dorongan /motivasi untuk belajar digambarkan sebagaimana pada Gambar

4.2 berikut ini:

e1 = 0,416
Lingkungan
Belajar (X1)
0,335
Motivasi
Belajar (Y1)
Disiplin 0,458
(X2)

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Sub Struktur Pertama


Sumber : Data Olahan

Tabel 4.14 Hasil Uji Lingkungan Belajar dan Disiplin terhadap


Motivasi Belajar.

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 4,082 1,400 2,915 ,004
1 Lingkungan
,262 ,096 ,335 2,723 ,008
Belajar
Disiplin ,306 ,082 ,458 3,715 ,000
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber : Data Olahan SPSS

Uji analisa menurut hasil hitung menurut SPSS didapatkan sebuah

persamaan regresi sebagai berikut :

Motivasi Belajar (Y1) = 0,335 Lingkungan Belajar + 0,458 Disiplin + e1

Di bawah ini memberikan penjelasan terkait persamaan regresi

sebelumnya :

● Nilai koefisien regresi yaitu 0,335Lingkungan Belajar menandakan tiap terjadi

kenaikan 1 satuan pada variabel lingkungan belajar mengakibatkan

peningkatan motivasi belajar pada Taruna/i senilai 0,335 dengan

anggapan variabel lain konstan.

● Nilai koefisien regresi yaitu 0,458Disiplin menandakan tiap meningkatnya 1

satuan pada variabel disiplin akan meningkatkan motivasi belajar pada

Taruna/i senilai 0,458 dengan anggapan variabel lain tetap.

● Nilai e memberikan arti bahwa selain faktor lingkungan belajar dan

disiplin, adanya faktor lain yang memberikan pengaruh terjadinya

variasi pada variabel motivasi belajar Taruna/i politeknik negeri

bengkalis jurusan kemaritiman.

Nilai koefisien determinasi variabel Lingkungan Belajar, Disiplin

terhadap Motivasi Belajar dirincikan pada Tabel 4.15 berikut ini:


Tabel 4.15 Koefisien Determinasi variabel Lingkungan Belajar dan

Disiplin Terhadap Motivasi Belajar

Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square Square the Estimate Watson
1 ,764a ,584 ,575 2,56514 2,183
a. Predictors: (Constant), Disiplin, Lingkungan Belajar
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber : Data Olahan SPSS

Tabel 4.15 memberikan informasi untuk menghitung nilai error pada

uji sub struktur pertama yaitu : nilai e 1 = (1 – R2) = (1 – 0,584) = 0,416 ini

menandakan variabel Lingkungan Belajar dan Disiplin bisa memberikan

penjelasan terkait variasi pada variabel Motivasi Belajar dengan persentase

58,4% lalu selisihnya yaitu 41,6% mendapat pengaruh dari faktor eksternal

dari penelitian ini.

Tidak hanya menginformasikan terkait nilai koefisien regresi untuk

mendeskripsikan besaran pengaruh variabel Lingkungan Belajar dan

Disiplin terhadap Motivasi Belajar, namun hasil pengujian sub struktur

tahap pertama ini juga memberikan hasil nilai signifikan atau tidaknya

pengaruh secara bersama-sama sebagaimana Tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 931,340 2 465,670 70,771 ,000b


1 Residual 664,573 101 6,580
Total 1595,913 103
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar
b. Predictors: (Constant), Disiplin, Lingkungan Belajar
Sumber : Data Olahan SPSS

Diketahui F hitung sebesar 70,771. F tabel dapat diperoleh sebagai berikut :

F tabel : df1 = k-1

df2 = n-k

Keterangan : n = total keseluruhan sampel

k = total keseluruhan variabel

1 = konstan

Jadi : df1 = 3-1 = 2

df2 = 104-3 = 101

(dilihat dari tabel F signifikansi 5% dengan df1 = 2 dan df2 =101)

F tabel = 3,09

Maka dari itu didapatkan F hitung 70,771 > F tabel 3,09 dengan sig.

0,000 < 0,05. Ini menandakan model sub stuktur pertama yang

dipergunakan menunjukkan variabel Lingkungan Belajar dan Disiplin

memberi pengaruh pada Motivasi Belajar secara secara simultan dan

bersifat positif. Apabila dua variabel ini meningkat dalam waktu yang sama,

menyebabkan terjadinya peningkatan pada motivasi belajar. Begitu pula

kebalikannya, apabila penurunan secara bersamaan pada kedua variabel

tersebut, maka motivasi belajar akan menurun.


Sementara itu, pengujian mengenai ada atau tidaknya variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat secara signifikan maupun tidak signifikan,

diamati dalam tabel 4.17 berikut :

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error

(Constant) 4,082 1,400 2,915 ,004

1 Lingkungan
,262 ,096 ,335 2,723 ,008
Belajar

Disiplin ,306 ,082 ,458 3,715 ,000

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar

Sumber : Data Olahan SPSS

Tabel 4.18 Keterangan Hasil (Uji t)

Variabel thitung ttabel Sig. t α Keterangan


Lingkungan Belajar 2,723 1,9837 0,008 0,05 Positif dan Signifikan
Disiplin 3,715 1,9837 0,000 0,05 Positif dan Signifikan
Sumber : Data Olahan

Hasil yang ditunjukan dari uji parsial, nilai thitung variabel Lingkungan

Belajar 2,723 < ttabel 1,9837 atau dengan nilai Sig. 0,008 > 0,05. Ini

menandakan bahwa Lingkungan Belajar memberikan pengaruh pada

Motivasi Belajar secara positif dan signifikan. Implementasi yang diambil

yaitu lingkungan belajar dalam kondisi yang semakin baik diharapkan


tingkat motivasi belajar taruna/i juga semakin besar. Berlaku pula

kebalikannya, jika lingkungan belajar kecil berujung pada motivasi belajar

taruna/i juga semakin kecil dan tentunya akan berdampak pada

kelangsungan belajar mengajar taruna/i di kampus.

Nilai thitung variabel disiplin 3,715 > ttabel 1,9837 atau dengan nilai

Sig. 0,000 < 0,05. Ini menandakan bahwa disiplin memberikan pengaruh

pada motivasi belajar secara positif dan signifikan. Kedisiplinan yang tinggi

dari taruna/i maka motivasi belajar yang dirasakan taruna/i akan meningkat

pula. Berlaku pula kebalikannya, apabila kedisiplinan taruna/i menurun,

maka motivasi belajar dari dalam diri taruna/i mengalami penurunan.

Hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi, nilai

thitung, dan nilai Sig. variabel disiplin mendominasi daripada variabel lain

dalam memberikan pengaruh pada motivasi belajar taruna/i.

4.6.2 Hasil Pengujian Sub Struktur Kedua

Pengujian sub struktur tahap berikutnya/ke-dua dilakukan pada

variabel lingkungan belajar, disiplin, dan motivasi belajar sebagai variabel

independen terhadap prestasi belajar sebagai variabel dependen. Nilai

koefisien regresi variabel lingkungan belajar, disiplin, dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar digambarkan sebagai berikut ini:

e2 = 0,171
Lingkungan
Belajar (X1)
0,498

Prestasi Belajar
Disiplin (Y2)
(X2)
0,262

0,218
Motivasi
Belajar (Y1)

Gambar 4.3 Hasil Pengujian Sub Struktur Kedua


Sumber : Data Olahan

Tabel 4.19 Hasil Uji Lingkungan Belajar, Disiplin dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar.

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,139 ,707 3,026 ,003
Lingkungan
,292 ,048 ,498 6,051 ,000
1 Belajar
Disiplin ,132 ,043 ,262 3,098 ,003
Motivasi Belajar ,164 ,048 ,218 3,393 ,001
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Sumber : Data Olahan SPSS


Uji analisa dilakukan mengacu pada hasil perhitungan dari SPSS yang

menghasilkan persamaan regresi:

Prestasi Belajar (Y2) = 0,498 Lingkungan Belajar + 0,262 disiplin + 0,218 Motivasi Belajar

+ e2

Penjelasan persamaan regresi adalah sebagai berikut :

● Nilai koefisien regresi yaitu 0,498lingkungan belajar menandakan tiap

terjadinya kenaikan 1 satuan pada variabel lingkungan belajar dimana

variabel lainnya dianggap tetap, maka prestasi belajar taruna/i

mengalami peningkatan dengan nilai 0,498.


● Nilai koefisien regresi yaitu 0,262disiplin ini menandakan tiap terjadinya

kenaikan 1 satuan pada variabel disiplin dimana variabel lainnya

dianggap tidak berubah, maka prestasi belajar taruna/i mengalami

peningkatan senilai 0,262.

● Nilai koefisien regresi yaitu 0,218motivasi belajar ini menandakan tiap

kenaikan 1 satuan pada variabel motivasi belajar dimana variabel

lainnya dianggap tidak berubah, maka prestasi belajar taruna/i akan

mengalami peningkatan senilai 0,218.

● Nilai e memperlihatkan bahwa selain faktor lingkungan belajar, disiplin

dan motivasi belajar, ditemukan faktor lain yang ikut memberikan

pengaruh variasi pada variabel prestasi belajar

Nilai koefisien determinasi lingkungan belajar, disiplin, dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar disajikan dalam Tabel 4.20 berikut ini:

Tabel 4.20 Koefisien Determinasi Lingkungan Belajar, Disiplin dan


Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar.
Model Summaryb
Mo R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
del Square the Estimate Watson
1 ,910a ,829 ,824 1,24341 2,271
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar, Disiplin
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber : Data Olahan SPSS

Dari Tabel 4.20 di atas dilakukan perhitungan nilai error pada

pengujian sub struktur tahap kedua sebagai berikut : nilai e2 = (1 – R2) = (1 –

0,829) = 0,171 ini menandakan variabel lingkungan belajar, disiplin, dan

motivasi belajar bisa memberikan penjelasan mengenai variasi yang terjadi


pada variabel prestasi belajar dengan persentase 82,9% sementara selisihnya

yaitu 17,1% mendapat pengaruh dari faktor eksternal dari penelitian ini.

Hasil uji sub struktur tahapan ke-dua ini juga memberikan nilai

signifikan simultan dan parsial yang berguna untuk menjadi penentu

signifikan atau tidak suatu pengaruh. Hasil uji simultan (Uji F) diperoleh

disajikan dalam Tabel 4.21 berikut ini:

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Simultan (Uji F)


ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 747,854 3 249,285 161,237 .000b
1 Residual 154,608 100 1,546
Total 902,462 103
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar, Disiplin
Sumber : Data Olahan SPSS

Diketahui F hitung senilai 161,237. F tabel yang didapatkan yaitu :

F tabel : df1 = k-1

df2 = n-k

Keterangan : n = jumlah sampel

k = jumlah variabel

1 = konstan

Jadi : df1 = 4-1 = 3

df2 = 104-4 = 100

(lihat tabel F signifikan 5% dengan df1 = 3 dan df2 =100)

F tabel = 2,70
Dengan demikian diketahui F hitung 161,237 > F tabel 2,70 dengan

sig. 0,000 < 0,05. Ini menandakan model sub stuktur kedua yang digunakan

menunjukkan variabel lingkungan belajar, disiplin, dan motivasi belajar

memberikan pengaruh pada prestasi belajar secara simultan dan signifikan.

Jika ketiga variabel tersebut meningkat dalam waktu yang sama, maka

prestasi belajar juga menurun. Berlaku pula kebalikannya, apabila adanya

penurunan secara bersamaan pada ketiga variabel tersebut, maka prestasi

belajar juga melemah.

Sementara itu, untuk melakukan pengujian apakah variabel bebas

memberikan pengaruh pada variabel terikat secara sigifikan maupun tidak,

bisa diamati dalam tabel 4.22 berikut :

Tabel 4.22 Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,139 ,707 3,026 .003
Lingkungan
,292 ,048 ,498 6,051 .000
1 Belajar
Disiplin ,132 ,043 ,262 3,098 .003
Motivasi Belajar ,164 ,048 ,218 3,393 .001
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Sumber : Data Olahan SPSS

Tabel 4.23 Keterangan Hasil (Uji t)

Variabel thitung ttabel Sig. t α Keterangan


Lingkungan Belajar 6,051 1,9839 0,000 0,05 Positif dan Signifikan
Disiplin 3,098 1,9839 0,003 0,05 Positif dan Signifikan
Motivasi Belajar 3,393 1,9839 0,001 0,05 Positif dan Signifikan
Sumber : Data Olahan
Hasil uji parsial, nilai thitung Lingkungan Belajar 6,051 > t tabel 1,9839

dengan nilai Sig. 0,000 < 0,05. menunjukkan bahwa Lingkungan Belajar

positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar. Implementasi yang diambil

yaitu semakin tinggi Lingkungan Belajar maka Prestasi Belajar akan

semakin baik. Berlaku pula kebalikannya, apabila Lingkungan Belajar

melemah maka Prestasi Belajar akan menurun.

Hasil pengujian parsial, nilai thitung Disiplin 3,098 > ttabel 1,9839

dengan nilai Sig. 0,003 < 0,05. ini menandakan Disiplin memberikan

pengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar. Implementasi

yang diambil yaitu semakin tinggi Disiplin taruna/i, maka terjadi

keunggulan pada prestasi belajar taruna/i. Berlaku pula kebalikannya,

apabila Disiplin taruna/i rendah, maka Prestasi Belajar juga lebih rendah.

Hasil pengujian parsial, nilai thitung Motivasi Belajar 3,393 < ttabel

1,9839 dengan nilai Sig. 0,001 > 0,05. hasil ini menunjukkan bahwa

Motivasi Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi

Belajar. Implementasinya adalah semakin tinggi Motivasi Belajar yang

dirasakan taruna/i maka Prestasi Belajar akan semakin baik. Sebaliknya, jika

Motivasi Belajar taruna/i rendah, maka Prestasi Belajar juga alebih rendah.

Dari hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien

regresi, nilai thitung, dan nilai Sig. variabel lingkungan belajar menjadi faktor

dominan yang memberi pengaruh pada prestasi belajar taruna/i

dibandingkan dengan variabel disiplin dan motivasi belajar.


4.7 Analisis jalur

Tujuan pengujian analisis jalur bermaksud untuk mendapat informasi

seberapa besar pengaruh langsung maupun tidak langsung dari seperangkat

variabel, menurut hasil uji persamaan sub struktur pertama dan kedua, dapat

dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:

e1 = 0,416 E2 = 0,171
Lingkungkan
Belajar
(X1)
0,335 0,498

Motivasi Prestasi Belajar


0,218
Belajar (Y2)
(Y1)

0,458 0,262
Disiplin
(X2)

Gambar 4.4 Hasil Analisis Jalur


Sumber : Data Olahan

Berdasarkan gambar diagram jalur diatas, dapat dihitung pengaruh

langsung dan tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen,

serta pengaruh total, yaitu :

1. Pengaruh langsung dan tidak langsung variabel lingkungan belajar terhadap

prestasi belajar adalah :


a. Pengaruh langsung dari lingkungan belajar terhadap prestasi belajar
adalah = 0,498
b. Pengaruh tidak langsung dari lingkungan belajar terhadap prestasi belajar
melalui motivasi belajar adalah = 0,335 x 0,218 = 0,073
2. Pengaruh variabel disiplin pada prestasi belajar secara langsung dan tidak

langsung adalah :

a. Pengaruh langsung dari disiplin terhadap prestasi belajar adalah = 0,262

b. Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar secara


tidak langsung adalah = 0,458 x 0,218 = 0,099

3. Pengaruh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar secara langsung

adalah :

a. Pengaruh langsung dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar adalah =

0,218

Adapun uraian yang telah diberikan dapat dirangkum kedalam bentuk

tabel 4.24 sebagai berikut :

Tabel 4.24 Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel

Tidak
Pengaruh Variabel Langsung Total
Langsung
Lingkungan Belajar – Motivasi Belajar 0,335 - 0,335
Disiplin – Motivasi Belajar 0,458 - 0,458
Lingkungan Belajar – Prestasi Belajar 0,498 0,073 0,571
Disiplin – Prestasi Belajar 0,262 0,099 0,361
Motivasi Belajar – Prestasi Belajar 0,218 - 0,212
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 4.24 disimpulkan bahwa variabel lingkungan belajar

mempunyai pengaruh dominan dibandingkan variabel disiplin secara langsung


ataupun tidak langsung, Tabel tersebut juga menandakan variabel motivasi belajar

sebagai variabel perantara (intervening) memeiliki peran dalam menentukan

menaikkan ataupun memperkecil pengaruh lingkungan belajar dan disiplin

terhadap prestasi belajar pada taruna/i Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan

Kemaritiman.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian yaitu penjabaran sederhana dari keseluruhan

pembahasan apa yang sudah ditemukan dalam penelitian untuk memberikan

jawaban benar atau tidaknya perumusan hipotesis yang sudah dibuat. Ringkasnya

dijelaskan pada Tabel 4.25 berikut ini:

Tabel 4.25 Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Bunyi Hipotesis Hasil Penerimaan


Hipotesis
H1 Lingkungan Belajar berpengaruh Positif dan Diterima
terhadap Prestasi Belajar. Signifikan
H2 Disiplin berpengaruh terhadap Positif dan Diterima
Prestasi Belajar. Signifikan
H3 Motivasi Belajar berpengaruh Positif dan Diterima
terhadap Prestasi Belajar. Signifikan
H4 Lingkungan Belajar berpengaruh Positif dan Diterima
terhadap Prestasi Belajar melalui Signifikan
Motivasi Belajar.
H5 Disiplin berpengaruh terhadap Positif dan Diterima
Prestasi Belajar melalui Motivasi Signifikan
Belajar.
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian

Tabel 4.25 diatas memperlihatkan bahwa keseluruhan hipotesis penelitian

sudah dikatakan benar dan terbukti. Berikutnya dilanjutkan dengan penjelasan


satu per satu pengaruh langsung dan tidak langsung lingkungan belajar dan

disiplin terhadap prestasi belajar melalui peranan motivasi belajar berikut ini :

4.8.1 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Dalam belajar taruna/i dipengaruhi secara internal maupun eksternal.

Pengaruh internal yaitu pengaruh yang muncul dari pribadi langsung

sedangkan pengaruh eksternal yaitu yang muncul dari luar diri taruna/i.

Belajar yaitu berproses menjadi berkembang, yang asalnya dari diri individu

tersebut ataupun dipengaruhi oleh lingkungan yang berujung pada

berubahnya perilaku.

Berdasarkan hasil pengujian, lingkungan belajar yang memberikan

pengaruh pada prestasi belajar adalah senilai 0,498 (49,8%) dengan thitung

(6,051) > ttabel (1,9839) atau signifikan (0,000) < 0,05. Menyatakan bahwa

lingkungan belajar memberikan pengaruh pada prestasi belajar taruna/i

Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman secara signifikan.

hipotesis dinyatakan sudah dibuktikan dan dapat diterima. Pengaruh tersebut

signifikan, sehingga semakin dilaksanakan dengan baik, maka akan dapat

memberikan prestasi belajar taruna/i dengan lebih baik lagi. Artinya

semakin baik lingkungan belajar taruna/i maka prestasi belajar akan

meningkat pula. Berlaku pula kebalikannya, semakin buruk lingkungan

belajar taruna/i maka akan menurunkan prestasi belajar dari taruna/i di

kampus tempatnya belajar.

Adapun kondisi lingkungan belajar pada politeknik negeri bengkalis

jurusan kemaritiman dilihat dari sarana dan prasarana seperti alat -alat yang
berguna pada materi praktek. Contohnya seperti penggunaan alat radar

yaitu bentuk gelombang elektromagnetik untuk pendeteksi, pengukuran

jarak serta lajur pelayaran, pelacakan keadaan disekitar laut dan

menginformasikan cuaca. Alat ini tidak dapat beroperasi secara maksimal

ketika sedang dalam proses pembelajaran taruna/i sehingga terjadinya

Human Error terhadap pembacaan alat navigasi yang lain.

Selain memiliki kendala pada alat pembelajaran praktek, terdapat

juga kondisi lingkungan kelas yang kurang dari segi penerangan dan tidak

memiliki pendingin ruangan, serta Projector yang terkadang tidak dapat

digunakan karena kerusakan alat atau padamnya arus listrik di lingkungan

kampus. Hal ini yang menjadi penyebab kurangnya motivasi belajar taruna/i

sehingga berimbas terhadap prestasi belajar yang di raihnya. Lingkungan

belajar merupakan tempat menjalankan pemberian materi serta berkegiatan

bagi taruna/i. Kondisi lingkungan belajar menentukan tinggi rendahnya

motivasi belajar taruna/i untuk belajar. Lingkungan memberi kontribusi

besar terhadap pencapaian prestasi belajar.

Penelitian ini menyokong teori yang dijelaskan oleh Skinner yang

mengatakan bahwa lingkungan memiliki peranan penting pada penentuan

motivasi belajar. Makadari itu, pelajar biasanya memiliki dorongan yang

besar untuk mencari ilmu apabila lingkungan belajar merangsang secara

positif sehingga belajar menjadi lebih menarik. Memanfaatkan dan

memahami kondisi kelas oleh pelajar dimaksudkan untuk memperbesar

minat untuk mempelajari sesuatu.


Sesuai dan mengacu pada penelitian dari Arisandi (2021)

menyatakan bahwa lingkungan belajar kampus memberikan pengaruh pada

prestasi belajar secara positif dan parsial (sendiri-sendiri) pada mahasiswa

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang. Serta penelitian yang dilakukan

Saputro et al. (2015) menyebutkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh

secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi

Pendidikan Matematika IKIP PGRI Pontianak.

Menurut hasil analisis, maka implikasinya dari manajerial yang bisa

diterapkan terkait dengan prestasi belajar adalah dengan memperbaiki

lingkungan belajar dengan cara memberikan kenyamanan untuk proses

belajar mengajar di kampus, baik dari media belajarnya maupun dari materi

pelajaran yang di berikan. Supaya taruna/i nyaman dalam menerima

pelajaran dari dosen apabila lingkungan belajarnya nyaman, bersih, dan

damai.

4.8.2 Disiplin Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar

Disiplin merupakan penerapan perilaku yang tidak bisa lepas dari

pribadi individu. Disiplin memiliki keterkaitan yang kuat dengan hasil

belajar taruna/i dimasa yang akan datang. Individu dengan penerapan

kedisiplinan yang baik biasanya tidak merasa terbeban, namun justru apabila

ia tidak menerapkan kedisiplinan, ia akan terbeban.

Hasil uji yang sudah didapatkan menunjukkan bahwa kedisiplinan

memberikan pengaruh pada prestasi belajar senilai 0,262 (26,2%) dengan


thitung (3,098) > ttabel (1,9839) atau signifikan (0,003) < 0,05, yang menyatakan

bahwa disiplin memberikan pengaruh pada prestasi belajar taruna/i

Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan Kemaritiman. hipotesis yang sudah

diajukan telah dibuktikan dan bisa diterima. Pengaruh tersebut signfikan,

maka apabila diseriuskan pelaksanaannya dengan baik, maka akan dapat

memberikan prestasi belajar taruna/i dengan lebih baik lagi. Artinya

kedisiplinan yang tinggi dari taruna/i membuat kesempatan untuk unggul

menjadi lebih besar. begitu pula Sebaliknya, penurunan sikap disiplin

taruna/i maka akan menurunkan prestasi belajar dari taruna/i di kampus

tempatnya belajar.

Disiplin dipandang menjadi beban untuk diri dalam pembentukan

karakter, meliputi cara belajar yang biasanya dilakukan dan bagaiana

memperhatikan individu lain. Disiplin memiliki keterkaitan yang kuat

dengan ketetapan serta norma yang berlaku. Individu dianggap sudah

menerapkan disiplin apabila ia bisa patuh pada ketetapan atas kemauan

sendiri tanpa dipaksa oleh siapapun, pada keadaan yang sadar serta terbuka

dalam taat pada aturan. Disiplin yang diterapkan oleh Politeknik Negeri

Bengkalis yaitu menstimulasi refleksi kehidupan di atas kapal, maka

pelaksanaanya dalam membina kedisiplinan dan menyebabkan ada yang

melanggar aturan pada taruna/I Politeknik Negeri Bengkalis Jurusan

Kemaritiman. Pelanggaran bisa terjadi dalam beberapa hal yang pelakunya

yaitu taruna/i, meliputi bidang agama, kriminilitas, norma, etika serta


upacara. Maka dari itu, membina raga dilakukan dengan pemberian sanksi

fisik pada taruna/i yang tidak mematuhi aturan agar taruna/i tidak

mengulangi kembali selain itu sanksi tersebut juga bermanfaat untuk

kesehatan raganya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh

Prijodarminto (2014) dengan pernyataannya yaitu disiplin merupakan

keadaan yang terjadi dari berbagai proses tingkah laku meliputi taat, patuh,

setia, teratur dan tertib. Dikarenakan tidak bisa dipisahkan dengan pribadi

individu, apa yang dilakukannya tidak menjadi berat dan tidak merasa

terbebani, justru ia merasa terbebani apabila yang dilakukannya berbeda

dengan apa yang kerap ia lakukan.

Sesuai dengan Penelitian lain yang memiliki kaitan dengan

penelitian ini yaitu penelitian yang di lakukan oleh gani, (2018) yang

menjelaskan bahwa disiplin yang merupakan variabel untuk meningkatkan

prestasi belajar mahasiswa. Dimana disiplin memberikan pengaruh pada

Prestasi Belajar Mahasiswa di Akademi Maritim Cirebon. Serta yang sudah

diteliti oleh Maja (2013) yang menyatakan bahwa disiplin belajar

memberikan pengaruh pada prestasi belajar di Politeknik Negeri Sriwijaya

secara positif dan signifikan.

4.8.3 Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar

Motivasi belajar memberikan pengaruh pada prestasi belajar taruna/i.

Motivasi muncul dari dalam maupun dari luar pribadi seorang taruna/i.

Apabila dorongan untuk menuntut ilmu rendah, maka dibutuhkan dorongan


dari luar yaitu orang tua maupun tenaga pengajar untuk menyemangati agar

taruna/i lebih bersemangat dalam menuntut ilmu.

Berdasarkan hasil uji, motivasi belajar yang mempengaruhi prestasi

belajar nilainya yaitu 0,218 (21,8%) dengan thitung (3,393) > ttabel (1,9839) atau

signifikan (0,001) < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar taruna/i Politeknik Negeri

Bengkalis Jurusan Kemaritiman. hipotesis yang diajukan sudah dibuktikan

dan bisa diterima. Pengaruh tersebut signifikan, apabila dilaksanakan

dengan baik, maka akan dapat memberikan prestasi belajar taruna/i dengan

lebih baik lagi. Ini menandakan dorongan menuntut ilmu yang tinggi dari

taruna/i maka akan terjadi peningkatan prestasi belajar. Berlaku pula

kebalikannya, semakin menurun motivasi belajar taruna/i maka akan

menurunkan prestasi belajar dari taruna/i di kampus tempatnya belajar.

Hasil penelitian ini menyokong pernyataan Robbin dalam

Lutfianawati, Nugraha, & Rachmahana, (2014) menyatakan bahwa teori

Goal setting juga mempengaruhi proses pembelajaran melalui pengalihan

perhatian serta perilaku dan mendorong individu dalam pengembangan

strategi yang sejalan dalam mendapatkan apa yang diinginkan. Sama hal nya

dengan yang dijelaskan oleh bruner dalam Rifa’i dan Anni (2011) teori

belajar kognitif dengan pernyataan individu menggunakan motivasi dalam

pencapaian suatu hal menurut nilai harapan, sukses serta dampak yang kita

terima apabila memperoleh kesuksesan.


Ini mengartikan bahwa apabila individu merasa yakin mendapatkan

keunggulan dan sukses itu mempunyai arti sendiri bagi dirinya, biasanya

dorongan menuntut ilmu pada dirinya lebih besar. Misalnya seseorang

berharap untuk unggul pada bidang tertentu, dan bila dugaannya dalam

pencapaian keunggulan ia mendapatkan apa yang selama ini dicita-

citakannya, maka dorongan yang ada dalam dirinya menjadi lebih besar.

Orang-orang yang prestasinya minim biasanya enggan untuk mencoba.

Kegagalan yang sering ia terima adalah akibat dari minimnya dorongan

untuk mencapai keunggulan.

Sama halnya dengan Penelitian lain yang memiliki keterkaitan

dengan penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma, dkk

(2018), ini menandakan variabel motivasi belajar secara parsial memeberi

pengaruh pada prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi Tahun

Angkatan 2014-2016 secara signifikan. Serta penelitian Tantra, dkk (2014)

memperlihatkan motivasi belajar memberikan pengaruh pada prestasi

belajar ketermpilan berbahasa mahasiswa jurusan pendidikan bahasa inggris

bersifat positif dan signifikan.

4.8.4 Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar melalui

Motivasi Belajar

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa lingkungan belajar

berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap prestasi

belajar taruna/i politektnik negeri bengkalis jurusan kemaritiman melalui

peran mediasi dari variabel motivasi belajar. Peranan mediasi motivasi


belajar sebesar 0,073 cukup mampu meningkatkan peran lingkungan belajar

terhadap prestasi belajar taruna/i politektnik negeri bengkalis jurusan

kemaritiman yakni dari semula 0,498 menjadi 0,571. Meskipun dampak

peningkatan tidak besar namun peran mediasi motivasi belajar cukup

mampu meningkatkan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar taruna/i

politektnik negeri bengkalis jurusan kemaritiman.

Menurut Saifuddin (dalam hasibuan, 2018) adalah tantangan dari

lingkungan serta memberi rangsangan dalam menuntut ilmu dan

mempunyai rasa aman, tentram dan puas sehingga dapat apa yang dicita-

citakannya dalam hal menuntut ilmu. Sudirman (dalam octha, 2020)

mendefinisikan motivasi belajar sebagai keseluruhan yang menggerakkan

individu memunculkan aktivitas pembelajaran serta memberikan arahan

untuk aktivitas menuntut ilmu, ini memicu tercapinya apa yang ia cita-

citakan.

Apa yang didapatkan dari penelitian ini juga membuktikan bahwa

lingkungan belajar dapat menimbulkan perubahan motivasi belajar pada

taruna/i. lingkungan belajar juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan,

apabila lingkungan belajar diterapkan dengan baik dalam proses belajar

sehingga keunggulan seorang taruna/i tercapai. Bukan hanya kondisi

fasilitas yang mempengaruhi lingkungan belajar, namun juga berkaitan

dengan rasa nyaman, tentram, agar ia lebih fokus dalam menyerap ilmu.

Peran utama dari faktor lingkungan ini memberikan pengaruh pada

tercapainya keunggulan taruna/i dalam menuntut ilmu.


Setelah penjabaran dari beberapa data, ditarik kesimpulan bahwa

relasi mediasi yang terjadi yaitu bersifat positif dan signifikan, sehingga

dirumuskan suatu hipotesis yang menjelaskan bahwa lingkungan belajar

memberikan pengaruh pada keunggulan dalam pelajaran secara positif dan

signifikan dimana motivasi belajar dijadikan variabel intervening atau

mediasi yang bisa diterima.

4.8.5 Disiplin berpengaruh terhadap Prestasi Belajar melalui Motivasi

Belajar

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kedisiplinan memberikan

pengaruh bersifat positif dan tidak langsung pada keunggulan belajar

taruna/i politektnik negeri bengkalis jurusan kemaritiman melalui peran

mediasi dari variabel motivasi belajar. Peranan mediasi motivasi belajar

sebesar 0,099 cukup mampu meningkatkan peran disiplin terhadap prestasi

belajar taruna/i politektnik negeri bengkalis jurusan kemaritiman yakni dari

semula 0,262 menjadi 0,361. Meskipun dampak peningkatan tidak besar

namun peran mediasi motivasi belajar cukup mampu meningkatkan disiplin

terhadap prestasi belajar taruna/i politektnik negeri bengkalis jurusan

kemaritiman.

Hadari dan Nawawi (2015) mengutarakan bahwa kedisiplinan

merupakan usaha d agar tidak melanggar ketetapan yang sudah disetujui

secara bersama dalam berkegiatan sehingga bisa mencegah terjadinya

pembinaan hukum pada perorangan atau kelompok. Penulis menyadari


bahwa, kedisiplinan berperan pada penentu keunggulan taruna/i secara

perorangan maupun berkelompok. Apabila kurangnya sikap disiplin dalam

sebuah organisasi maka mengakibatkan apa yang dicita-citakan tidak bisa

didapatkan, maka dari itu kedisiplinan harus dijunjung tinggi apabila ingin

unggul dan berprestasi.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa disiplin suatu sikap

tertib berupa ketaatan terhadap peraturan atau pendekatan yang dilakukan

dengan peraturan konsistensi yang menjadi sasaran dalam study. Disiplin

yaitu sesuatu yang mendorong taruna/i berasal dari dalam dirinya, dimana

tingkatannya berbeda untuk tiap individu dan menjadi ciri khas individu

dalam penyesuaian dengan ketetapan yang ada, baik tetapan personal

maupun dari luar. Bisa dikatakan, kedisiplinan yaitu keadaan menuntu ilmu

yang dibentuk dari rangkaian prilaku personal maupun berkelompok dengan

memperlihatkan nilai taat, patuh. setia. teratur dan tertib. Hal ini juga

menjadi syarat penentu keunggulan seseorang.

Menurut penjelasan yang sudah ada, maka diketahui relasi mediasi

bersifat positif dan signifikan, didapatkan sebuah hipotesis dimana disiplin

memberikan pengaruh pada prestasi belajar bersifat positif dan signifikan

dimana motivasi belajar menjadi variabel intervening atau mediasi dapat

diterima.

También podría gustarte