Está en la página 1de 5

PENDAHULUAN

Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja


sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk
mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah suatu bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu
terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
Ada berbagai macam organisasi, entah itu organisasi masyarakat ataupun
organisasi kemahasiswaan internal kampus maupun eksternal. Di Indonesia
sendiri terdapat salah satu organisasi mahasiswa yaitu KAMMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia) yang lahir saat masa-masa reformasi di Indonesia
tahun 1998. Dalam pergerakannya, KAMMI tidak hanya melakukan aksi yang
bertindak melawan kepemerintahan negara yang tidak sesuai. Tetapi anggota –
anggota KAMMI juga dibina yang tujuannya untuk mencetak kader pemimpin
sebagai upaya membangun negara Indonesia menjadi negara yang Islami sesuai
dengan visi KAMMI. Hal tersebut sesuai dengan Karakater Gerakan KAMMI,
yaitu KAMMI adalah organisasi kader (harokatut tajnid).
Pembinaan tersebut disebut MK (Madrasah KAMMI). MK adalah sarana
& fasilitas kaderisasi bagi seluruh kader yang dilakukan secara berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas kader sesuai dengan IJDK KAMMI. Ada dua bentuk
MK yaitu, MK Klasikal dalam bentuk kelas dan MK Khos dalam bentuk
kelompok kecil yang disusun atas beberapa kelompok dan dibina oleh pembina
dari KAMMI itu sendiri. Anggota KAMMI juga suatu saat bisa menjadi pembina
dari MK sendiri dengan mengikuti DPMK (Daruoh Pemandu Madrasah
KAMMI). MK hampir sama dengan halaqah, liqo, mentoring, dan yang lainnya.
Perbedaannya terletak pada materi yang didapat dari pembinanya. Biasanya
materi yang didapat dari MK tersebut tentang sejarah Islam, politik Islam, ke-
Indonesia-an, pemuda Islam. Berbeda dengan halaqah yang berisi tentang
pemahaman mendalam tentang Islam. Maka jika kita telaah kembali, MK
memiliki peran yang sama penting dengan halaqah sebagai upaya pendekatan diri
kita kepada Allah SWT.
Pembinaan dilakukan agar terbentuk kader KAMMI yang sesuai dengan
Visi Misi KAMMI. Dalam membentuk kader diperlukan seorang Pembina dan
instruktur yang di mana instruktur KAMMI ialah pendidik yang menyalurkan
segala kemampuan dan pengetahuan dalam proses pembentukan kader (anggota)
KAMMI sehingga menjadi seseorang yang berkepribadian sesuai dengan cita-cita
bersama KAMMI.
Dalam praktiknya tugas utama seorang Instruktur ialah menelola setiap
dauroh (pelatihan) agar terselenggara sesuai dengan tuntutan pedoman nilai dalam
ber-KAMMI, baik dauroh-dauroh yang bersifat tingkatan atau berjenjang
(marhalah) ataupun dauroh (pelatihan) khusus yang diselenggarakan untk
pemenuhan kompetensi tertentu, seperti dauroh Qur'an, sebagai fasilitas para
kader KAMMI dalam menguasai pemahaman Qur'ani, skill membaca Al-Qur'an,
dan peneguhan peran posisi Qur'an dalam kehidupan keseharian manusia
khususnya kader KAMMI. Atau duroh (pelatihan) lainnya yang dirancang secara
khusus guna mendukung pembentukan jati diri kader KAMMI.
Menjadi Instruktur boleh jadi sebagai peluang dalam melakukan amal
jihad mulia, dimana dalam KAMMI, kode etik Instruktur menuntut
profesionalisme dalam menjalankan tugas tanpa harus diiringi imbalan atau
pahala nyata setelahnya. Bahkan unsur kerahasiaan identitas saat bertugas menjadi
bagian dari prinsip. Penekanana atas tanggung jawab dan keikhlasan lah sebagai
maksud utama. Menempuh dauroh yang jauh, beranjak dari satu pekan ke pekan
lainnya, masih dalam gelimang pikir umat, mewariskan nilai kebaikan, belajar
mengelola kepercayaan menjadi sebuah persembahan terbaik untuk Tuhan, Allah
SWT.
PEMBAHASAN

Hasil Wawancara
A. Informan
Dalam penugasan TPN 2 Sulawesi Tenggara, yaitu mewawancarai kader AB
1 KAMMI Daerah Kendari yang menjadi informan kunci adalah Siska
Komaria sebagai kader KAMMI Komisariat Universitas Halu Oleo.
B. Lokasi
Wawancara yang penulis lakukan yaitu secara langsung menemui kader
bersangkutan di rumahnya.
Untuk mengidentifikasi dan menelaah beberapa hal terkait pembinaan yang
ada di KAMMI Komisariat Universitas Halu Oleo, maka penulis melakukan
wawancara observativ terhadap kader AB 1. Adapun yang menjadi pertanyaan
dan tanggapan dalam wawancara ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu MK Khos menurut antum ?
Jawab : Kader memahami bahwa MK Khos merupakan agenda rutin
pekanan yang didalamnya terdapat materi yang tersusun sistematis dan
dapat mencas ruhiyah.
2. MK Khos seperti apa yang antum inginkan ?
Jawab : Pelaksanaan MK Khos yang konsisten setiap pekannya dan
dengan tempat atau lokasi outdoor, tidak hanya dimasjid ataupelataran
masjid saja. Karena belajar di ruang terbuka lebih mudah dalam
menangkap materi yang dibawakan.
3. Bagaimana tanggapan antum terkait MK Khos di komisariat ?
Jawab : Rutinitas pelaksanaan MK Khos masih sangat jarang.
4. Murobbi/Murobbiyah seperti apa yang antum inginkan ?
Jawab : MR yang asik, mudah berbaur, bersahabat, terbuka dalam hal ini
welcome ketika binaannya akan bertanya/curhat/bercerita.
5. Hal menarik apa yang antum lihat dan rasakan di KAMMI khususnya
komisariat UHO ?
Jawab : Dilihat dari kader yang ada di KAMMI adalah orang-orang
tangguh, kreatif dan kritis.
6. Menurut antum kegiatan seperti apa yang bisa dilakukan untuk memikat
orang-orang gabung KAMMI terkhusus komisariat UHO ?
Jawab : Rutin mengadakan bedah buku dengan tempat atau lokasi
pelaksanaan di ruang terbuka yang dapat dilihat oleh banyak orang
terkhusus yang menjadi target perekrutan di komisariat. Kemudian
melakukan kegiatan yang berbaur langsung dengan masyarakat.
7. Apa harapan antum untuk komisariat ?
Jawab : Kedepannya semakin banyak kader, kegiatan-kegiatan di
komisariat hidupkan kembali, dan bersatu memajukan KAMMI.
8. Bagaimana tanggapan antum terkai KAMMI sebelum dan sesudah antum
ber-KAMMI ?
Jawab : Sebelum ber-KAMMI kader tersebut melihat bahwa kader
KAMMI adalah orang=orang tangguh, kreatif dan kritis. Namun, ketika
masuk langsung di KAMMI yang terlihat adalah beberapa kader hanya
sekedar bicara saja namun untuk pergerakan kurang. Dan cover tidak
sesuang dengan isinya, terkhusus komisariat.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu :
Kader memahami bahwa MK Khos merupakan agenda rutin pekanan,
yang masih kurang pelaksanaannya di komisariat dan tidak semua kader
komisariat mengikuti MK Khos.
Masih ada beberapa kader yang belum tau KAMMI itu sebenarnya seperti
apa dan bagaimana kerja-kerja yang ada di KAMMI itu sendiri.
C. Tawaran Untuk KAMMI khususnya Komisariat UHO
1. Rutinkan pelaksanaan MK Khos setiap pekannya, agar kader selalu terjaga
dan terpantau dengan pertemuan pekanan yang ada.
2. Kegiatan-kegiatan yang ada diprogram kerja setiap bidang atau divisi
diaktifkan, dijalankan dan dilaksanakan di ruang terbuka agar dapat dilihat
oleh orang banyak, sehingga KAMMI dikenal dan diketahui
keberadaannya.
3. Memiliki daya tarik yang sesuai dengan identitas KAMMI
DOKUMENTASI

También podría gustarte