Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Menurut para Ahli
Menurut para Ahli
Latar Belakangan
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin
terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa
dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi
penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus
mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal.
Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena
itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat
dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun
manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok
filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli.
1. Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi kata filsafat, yangg dalam bhs Arab dikenal
dengan istilah falsafah dan dalam Bahasa Inggris di kenal dengan istilah philoshophy adalah
dari Bahasa Yunani philoshophiaterdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shopiayang
berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang
filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
2. Susanto (2011: 6) menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala
sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan
hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara
rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
3. Menurut Burhanudin Salam (2005:10) Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara
obyektif dalam menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip
untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense. Sehingga definisi ilmu
pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar-benar disusun dengan sistematis dan
metodologis untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji atau diverifikasi
kebenarannya.
Objek material adalah yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan).
Atau segala sesuatu yang ada. Objek yang dikaji adalah sesuatu yang dapat dirasionalkan yang bersifat
empiris dan ilmiah.
Sesuatu yang dianggap ada bukan hanya yang hanya dirasakan indera saja tapi ada beberapa hal yang
tidak bisa dirasakan langsung oleh indera misalkan sejarah.
a. Thinkable, hal rasional yang berdasarkan pada inderawi dalam artian selama panca indera bisa
mengenali atau merasakan hal tersebut maka itulah hakikat ada dalam objek material.
b. Unthinkable, sesuatu yang tidak terfikirkan oleh kita namun bisa jadi sedang atau telah difikirkan oleh
orang lain. Hal tersebut juga merupakan hakikat ada yang bisa menjadi objek kajian dalam filsafat bagian
dari objek material karena hal yang difikirkan oleh orang lain bisa diteliti oleh kita.
c. Unthoughtable, sesuatu yang tidak pernah terfikirkan namun diyakini ada. Satu-satunya hal tersebut
adalah adanya Tuhan. Tuhan diyakini ada namu pemikiran kita tidak akan sampai pada esensi
pertanyaan-pertanyaan tentang adanya Tuhan. Pada akhirnya apapun tentang Tuhan tidak bisa
terpikirkan oleh akal.
Dengan tiga hal tersebut orang Islam menyatakan bahwa semua hal bisa dikaji dengan filsafat.
2. Objek formal
Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut. Hal yang dijadikan dalam objek
formal merupakan objek material yang dikaji secara khusus.
Contoh: Penelitian tentang pohon kelapa khususnya fungsi air kelapa. Pohon kelapa merupakan objek
material, sedangkan air kelapa merupakan objek formalnya.
a. Spesifikasi, yaitu hal yang menjadi fokus kajian bukan sesuatu yang umum melainkan sesuatu yang
khusus.
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini sebagai berikut:
1. Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia.
Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Filsafat merupakan usaha untuk
memperoleh pandangan yang menyeluruh, filsafat yang mencoba menggabungkan kaasimpulan
dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.
2. Manfaat adanya Filsafat adalah untuk membantu seseorang untuk terlatih berpikir serius dan
mampu menjadi warga negara yang baik.
3. Ruang lingkup filsafat yaitu filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan
mungkin ada dan boleh juga diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Objek
adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan.
Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, yang dibedakan menjadi dua, yaitu objek
material dan objek formal.