Está en la página 1de 3

c 


 

Ketika sel tunggal ¬  berkembang menjadi organisme multiseluler kompleks yang
tersusun atas triliunan sel dengan variasi yang berbeda, mekanisme kerja mesin genetik dalam
sel-sel melibatkan proses yang memiliki regulasi yang rumit. Jenis gen apa saja yang ON pada
waktu-waktu tertentu harus dikontrol secara presisi, begitu pula dengan jumlah protein yang
dihasilkan masing-masing sel.
Promoter adalah suatu sekuen DNA yang spesifik terdapat sebelum daerah pengkodean
yang membawa informasi untuk membuat suatu gen ON atau OFF. Promoter dikenali oleh suatu

 dalam sel yang akan terikat padanya sehingga mempengaruhi transkripsi gen.
Ada gen yang dalam kondisi normal tidak aktif karena aktifitasnya diblokir oleh protein
represor. Jika pada kondisi tertentu produksi protein dibutuhkan, maka akan ada protein induser
yang akan mengikat protein represor dan menginaktifkannya, akibatnya gen tadi menjadi aktif
sehingga dapat ditranskripsikan.
Ada juga gen yang dalam kondisi normal justru aktif dan ditranskripsikan secara teratur.
Gen seperti ini juga punya protein represor tapi proteinnya tidak aktif. Jika pada kondisi tertentu
produksi protein harus dikurangi atau di 
, maka protein represor akan dibuat berfungsi
dengan kedatangan molekul 
  yang akan membuat suatu kompleks dengannya.
Karena represornya aktif maka aktifitas gen akan terhambat atau berhenti.
Selain pemblokiran dan pengaktifan ekspresi gen pada tahan inisiasi transkripsi, regulasi
bisa juga terjadi pada tahapan lain dari jalur gen-ke-protein. Pada tahap pasca transkripsi bisa
juga terdapat ³  
  ´, yang mengakibatkan diproduksinya protein yang berbeda-
beda dari suatu gen yang sama pada kondisi yang berbeda.
Tahap awal dan pasca translasi mRNA menjadi protein juga ada regulasinya. Faktor-
faktor inisiasi translasi dapat dimodulasi dengan fosforilasi faktor inisiasi dan hubungannya
dengan protein lain. Begitu pula pasca translasi, ada modifikasi semisal glikosilasi dan asetilasi
untuk mengatur apakah suatu protein ON ataukah OFF.
Pengemasan alami DNA ke dalam kromosom berpengaruh pada proses yang melibatkan
ekspresi gen individu. Ekspresi gen diketahui oleh transkripsi DNA menjadi mRNA selanjutnya
ditranslasi menjadi molekul protein. Gen yang ekspresinya diatur, dikelompokkan dalam
keluarga gen diatur. Sedangkan ekspresi yang tidak diatur, dikelompokan dalam keluarga gen
konstitutif. Gen konstitutif akan diekspresikan secara terus-menerus karena tidak terpengaruh
oleh mekanisme pengaturan, seperti misalnya oleh faktor lingkungan dan faktor perkembangan.
Sebagai contoh adalah histon atau komponen ribosom diekspresikan secara terus-menerus.

   
 
   
Pada mikroorganisme terdapat dua kategori enzim, yaitu enzim konstitutif dan yang tidak
diregulasi dan selalu ada dalam jumlah yang relative konstan dan dinamakan enzim konstitutif,
kedua adalah enzim yang jumlahnya tergantung kepada metabolit yang spesifik, misalnya
substrat. Enzim inilah yang dapat diregulasi, yang akan dibicarakan dalam kesempatan
berikutnya.
AUG adalah start codon yang paling umum. Alternatif start codon lain misalnya CUG
pada eukaryotes dan GUG pada prokaryotes.
Pada bakteri terdapat gen polisistronik yaitu kumpulan beberapa gen yang diatur oleh
satu gen regulator. Hal ini menyebabkan saat proses transkripsi akan langsung dihasilkan
beberapa protein. Umumnya, kontrol ekspresi gen pada prokariot diatur pada inisiasi transkripsi
dan diatur oleh dua sekuen yaitu sekuen pada basa -35 yang sekuennya TTGACA dan sekuen
pada posisi basa -10 yang sekuennya TATAAT. Sekuen ini berperan sebagai promotor. Kontrol
ekspresi yang terjadi dapat berupa represi dan atenuasi. Sebagai contoh kontrol ekspresi gen
yang terjadi dengan represi pada operon  pada      . Pada operon ini, gen I
akan mengkodekan protein reseptor dan menempel pada daerah operator sehingga transkripsi
terhenti. Namun apabila terdapat induser berupa laktosa dalam jumlah banyak, laktosa mampu
berikatan dengan represor sehingga represor terlepas dari daerah operator dan RNA polimerase
dapat melakukan transkripsi. Sedangkan contoh kontrol ekspresi gen dengan atenuasi pada
operon triptofan. Apabila triptofan banyak, maka translasi oleh ribosom akan terjadi dengan
cepat sehingga terbentuk loop yang akan menahan RNA polimerase untuk berhenti. Sedangkan
ketika triptofan telah menjadi sedikit, ribosom akan berjalan lambat dan RNA polimerase akan
melakukan transkripsi dengan cepat sehingga banyak hasil transkripsi dan triptofan.

   
 
  
Pada eukaryot, gen mengalami perkembangan membentuk kromosom yang terdiri dari
DNA dan protein. Protein akan menstabilkan kromosom tersebut. Sedangkan untuk menstabilkan
informasi genetic, maka DNA membentuk nukleosom yang merupakan subunit kromosom yang
terdiri dari DNA dan protein histon.
Protein histon dan protein non histon serta susunan kromosom yang sangat kompleks
menjadi sebab terjadinya perbedaan pengaturan fungsi gen antara prokariot dengan eukariot.
Sedangkan, RNA hasil transkripsi melalui tahapan pemotongan dan penyambungan (
  è,
sehingga menjadi  RNA yang nantinya akan ditranslasi menjadi protein. Titik
pemotongan dan penyambungan ini bisa berbeda sehingga menghasilkann  RNA yang
berbeda, dan protein hasil translasinya pun berbeda.

Kontrol ekspresi gen yang terjadi pada eukariot diawali pada tahap:
1. Inisiasi transkripsi
Dengan adanya pengaruh    yang akan berikatan dengan daerah promotor untuk
meningkatkan aktivitas RNA polimerase.
2. Proses transkripsi dan modifikasi
Hal ini berupa adanya proses 
   sehingga hanya tersisi bagian ekson.
3. Kestabilan transkripsi
Saat hasil transkripsi dibawa dari inti sel menuju sitosol akan terjadi pemendekan ekor
poli-A oleh enzim (DANè pada 3' ke 5' yang berasosiasi dengan 5'cap.
4. Modifikasi translasi
Modifikasi ini terjadi dalam bentuk modifikasi kovalen disebabkan adanya modifikasi
kimia seperti asetilasi, metilasi, dan disulfida bond formation. Contoh, molekul insulin
dihasilkan dalam bentuk inaktif yang terdiri dari satu polipeptida dan untuk aktivasinya
polipeptida tersebut akan dipotong menjadi dua bagian dan dihubungkan dengan jembatan
disulfida.

J  

Campbell, Neil A., Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell. 2002. B        .
Jakarta: Erlangga
Fatchiyah dan Estri Laras Arumintyas. 2006.         
 . Malang: Universitas Brawijaya
Ganong, William F. 2003. B   !    
. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. 1996. !  "    "    . Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Kimball, John W. 1993. B        # Jakarta: Erlangga
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Muzajjanah, Rini Puspitaningrum, Tri Handayani Kurniati dan Yulilina Ratna Dewahrani. 2004.
B     . Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
http://inherent.brawijaya.ac.id/biomol/materi/ebook2.pdf 14 September 2010_ 5:23pm
http://sciencebiotech.net/ 14 September 2010_3:49 pm
http://www.molbiol.ru/eng/scripts/01_14.html 14 September 2010_4:48pm
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A602&rendertype=figure&i
d=A602 14 September 2010_4:52 pm

También podría gustarte