Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pada tahun 1842. Henry Nestle membeli salah satu industri yang paling progresif dan lincah
pada region itu pada masa tersebut.. ia juga terlibat dalam memproduksi minyak kacang
(digunakan sebagai bahan baker lampu minyak), minuman keras, rum, dan cuka. Ia juga
mulai mempruduksi dan menjual air mineral bergas dan lemonande, meskipun pada tahun-
tahun krisis dari 1845 dan 1847 Nestle menghentikan produksi air mineralnya. Pada 1857 ia
mulai berkonsentrasi pada penyalaan lampu gas dan pupuk.
PT. Nestle Indonesia (NI) merupakan perusahaan makanan dan minuman. Beberapa contoh
dari Produk Nestle adalah sebagai berikut :
1. Nestle meluncurkan produk anadalannya berupa sereal sarapan untuk anak. Leunikan
produk tersebut didasari pada temuan pusat riset dan Pengembangan Nestle di Swiss yang
baru-baru ini berhasil menerapkan teknologi untuk memproses gandum. Hasilnya lebih kaya
nutrisi tanpa mengurangi kelezatan dan teksturnya.
2. Nestle juga meluncurkan makanan bayi yaitu nasi beras merah dan susu nestle beras
merah, serta makanan bayi dengan banyak pilihan rasa.
3. Susu Bear Brand terbuat dari susu sapi segar yang disterilkan dan dikemas dalam bentuk
kaleng dengan berta bersih 195 gr.
4. Nestle juga memproduksi susu untuk anak-anak yang beraneka rasa. yang membuat anak-
anak suka untuk minum susu.karena didalamnya tedapat beberbagi macam vitamin.
Nestle adalah sebuah perusahaan makanan-minuman yang bermarkas di kota Vevey, Swiss.
Nestle mendunia melalui melalui beragam produk seperti air mineral, kopi, produk susu dan
makanan bayi. Didirikan tahun 1866, nama nestle diambil dari nama seorang ahli farmasi
yang berhasil menciptakan produk makanan berbasis susu khusus bayi yang kesulitan
mengkonsumsi ASI yaitu Henry Nestle.
Langkah Nestle semakin berkembang dengan pesat, banyak perusahaan besar yang berhasil
diakuisisi oleh nestle, pada tahun 2005 Nestle membeli perusahaan Delta Ice Cream asal
Yunani, kemudian mengambil alih Dreyer's secara penuh pada tahun 2006 hingga
menempatkan Nestle sebagai produsen es terbesar di dunia.
Komitmen Nestle mengembangkan industri susu di Tanah Air memang tidak main-main.
Seperti terlihat dari upaya pengembangan Dancow, Nestle menggiatkan seluruh aspek
pemasaran secara terpadu, mulai dari iklan, promosi, distribusi, sampling, gimmick berupa
buku cerita, mainan anak-anak, hingga layanan customer service yang siap membantu
keluhan konsumen. Itu sebabnya, selama lima kali survei kepuasan pelanggan dilakukan,
Dancow selalu terdepan. Baru tahun ini, Dancow kalah tipis dari Anlene (PT New Zealand
Milk Indonesia).
Meskipun tahun 2003 Dancow kalah, ia termasuk merek the best of the best, karena berhasil
secara konsisten mempertahankan kepuasan pelanggan. Keberhasilan ini istimewa,
mengingat pergulatan industri susu dalam lima tahun terakhir sangat ketat. Diakui Arijanto
Notorahardjo, Innovation and Renovation Driver Dancow All Family PT Nestle Indonesia
Tbk., terjadi persaingan sangat ketat akibat perubahan pasar yang sangat signifikan. Kini,
pasar susu dibagi tiga kategori: susu cair (langsung diminum), susu bubuk untuk anak-anak
dan keluarga, serta susu bubuk untuk dewasa.
Pembagian susu bubuk masih dipecah lagi menjadi susu bubuk pertumbuhan (growing up
milk) dan regular milk. Pada anak-anak, segmentasinya semakin terurai berlapis-lapis: untuk
usia 1-3 tahun, 3-6 tahun, dan 6 tahun ke atas.
Melihat situasi pasar yang sedemikian itu, Nestle mencoba mengendalikan diri dengan
secara terus-menerus melakukan inovasi dan renovasi dengan dukungan divisi penelitian dan
pengembangannya. Melalui survei consumer insight diperoleh masukan dan harapan
konsumen yang terus berkembang. “Berbekal temuan itu, Nestle berusaha mencari,
mengembangkan dan memberikan produk-produk berkualitas dan terbaik yang bisa
menjawab kebutuhan konsumen,” Ariyanto menandaskan.
Menurut Ariyanto, inovasi yang dikembangkan pihaknya tidak hanya dari segi produk,
melainkan dari sisi komunikasi, harga dan kemasan. “Dari segi harga, misalnya, Nestle
berusaha memenuhi kebutuhan berbagai segmen masyarakat dengan harga yang terjangkau,”
ujar Ariyanto yang mencoba menciptakan ukuran kemasan kecil, agar terjangkau lapisan
masyarakat seluas-luasnya.
Seiring adanya kemasan kecil itu, Nestle memperbesar ketersediaannya di pasar — pasar
modern hingga pasar becek. Untuk itu, dijelaskan Ariyanto, Nestle memang harus mengubah
strategi distribusi yang intinya dapat terjalin kerja sama saling menguntungkan dengan
distributor dan pemilik toko.
Nestle juga menyelenggarakann Nestle Consumer Service Center, yakni pusat layanan
konsumen. Selain itu, dibuka pula situs Sahabat Nestle yang menjadi wadah interaksi antara
Nestle dengan konsumen dan antarsesama konsumen.
Berbagai upaya edukasi dan komunikasi kepada konsumen tersebut, tidak mengurangi
anggaran belanja iklan Dancow yang setiap tahun terus menanjak. Data Nielsen Media
Research menyebutkan, belanja iklan Dancow tahun 2002 senilai Rp 9,52 miliar. Tahun ini
(hingga Juli) sudah mencapai Rp 10,68 miliar, dengan penempatan media terbesar di televisi.
Artinya, setidaknya terjadi kenaikan belanja iklan 30% lebih, jika dihitung sampai akhir
2003.
Himawan Wijanarko, General Manager Strategic Partner The Jakarta Consulting Group
menilai, terdapat hal yang unik di kategori susu, karena pasar yang sudah matang dan
fragmentasi pasar berlangsung ketat. Sehingga, jika bicara mengenai kategori susu,
terbentang puluhan varian susu di depan mata. Mulai dari susu segar seperti Ultra, Bendera,
Indomilk, susu olahan (bubuk, kental manis, krimer), lalu susu formula (bayi sampai 6
bulan), susu lanjutan (7-12 bulan), dan susu pertumbuhan. Kemudian, ada pula susu khusus,
seperti susu ibu hamil (Prenamil, Prenagen, Sustagen Mama), kaya kalsium (Anlene,
Produgen, Calcimec), pembentuk tubuh (L-Men), rendah kalori, dan banyak lagi. Susu
formula itu pun masih terbagi lagi, misalnya, rendah lemah, soya, untuk bayi prematur, dan
lain-lain.
Jadi, betapa sulitnya menentukan kategori produk susu umum, karena jika melihat kenyataan
komunikasi pemasaran mereka (Dancow, Bendera, Indomilk) selalu terkait dengan anak-
anak. Artinya, walaupun kategorisasinya sebagai susu umum, kenyataannya
dikomunikasikan sebagai susu pertumbuhan.
Himawan menduga, munculnya berbagai kategori susu tersebut akibat pemahaman perilaku
konsumen di Indonesia. Misalnya, minum susu bukan budaya kebanyakan orang dewasa
Indonesia, sehingga perlu kategori baru dan edukasi baru untuk memperbesar tingkat
konsumsi susu.
Demikian pula pada anak-anak, hampir semua produsen susu sengaja memecah segmen
pasarnya hingga berkeping-keping. Dancow sengaja dipecah menjadi Dancow 1+ dan 3 +.
Lalu, Susu Bendera dengan mengeluarkan Bendera 123 dan 456. Atau, Sari Husada yang
juga menerbitkan SGM 2 (follow on), SGM 3 (1-4 th), dan SGM 4 (4 th ke atas). Semua itu
terlihat sebagai upaya lebih berorientasi pasar ketimbang hanya memilah berdasarkan bentuk
dan rasa: full cream, instan dan cokelat.
Apa pun alasannya, dengan munculnya pesaing-pesaing baru, Dancow masih teratas karena
berhasil menancapkan mereknya kuat-kuat di benak masyarakat. Setidaknya di mata para
orang tua, pengambil keputusan dalam pembelian, Himawan melihat, Dancow cukup
memuaskan. Kepuasan pelanggan lebih pada perannya sebagai decider dan buyer, bukan
user-nya (anak-anak).
Dalam konteks seperti ini kekuatan komunikasi pemasaran amat menentukan, ketimbang
produk itu sendiri. Apalagi, Dancow berhasil menawarkan atribut yang dapat menaikkan citra
mereknya, yakni mengasosiasikan diri dengan pendidikan, kecerdasan atau ilmu
pengetahuan. Ditunjang oleh kegiatan marketing PR, di antaranya mengisi program tentang
pengetahuan di teve atau membagi hadiah VCD ilmu pengetahuan, membuat Dancow
berbeda dari merek susu lain. “Komunikasi yang gencar dan efektif inilah sebenarnya yang
menentukan kinerja mereknya,” Himawan menjelaskan.
Selain itu, seperti merek susu lain, Dancow juga menjual kandungannya, seperti: Prebio 1,
yang diklaim membantu pencernaan lewat kandungan prebiotik frukto oligo sakarida, atau
kandungan DHA, Omega 3/asam linolenat, Omega 6/asam linoeat, taurin dan frukto oligo
sakarida, dan sebagainya, sebagai diferensiasi yang membedakan dari para pesaingnya.
Menurut Himawan, kepuasan pelanggan tercipta ketika harapan pelanggan terpenuhi. Ketika
ditemui bahwa harapan pelanggan terhadap produk susu relatif sama, pemasar dapat
berkreasi untuk menaikkan aspirasi dengan menciptakan atribut baru, yang hanya dapat
dipenuhi oleh mereknya, sebagai augmented product. Kepuasan terhadap Dancow juga
mungkin terbentuk dari layanan yang menyertai produk, seperti ketersediaan produk dan
stabilitas harga. Citra yang terbentuk dari komunikasi pemasaran efektif inilah yang dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Share and Enjoy:
Leave a Reply
Top of Form
Name (required)
Mail (will not be published) (required)
Website
Security Code:
Bottom of Form
Nestle juga menyelenggarakann Nestle Consumer Service Center, yakni pusat layanan
konsumen. Selain itu, dibuka pula situs Sahabat Nestle yang menjadi wadah interaksi antara
Nestle dengan konsumen dan antarsesama konsumen.
Berbagai upaya edukasi dan komunikasi kepada konsumen tersebut, tidak mengurangi
anggaran belanja iklan Dancow yang setiap tahun terus menanjak. Data Nielsen Media
Research menyebutkan, belanja iklan Dancow tahun 2002 senilai Rp 9,52 miliar. Tahun ini
(hingga Juli) sudah mencapai Rp 10,68 miliar, dengan penempatan media terbesar di televisi.
Artinya, setidaknya terjadi kenaikan belanja iklan 30% lebih, jika dihitung sampai akhir
2003.
Himawan Wijanarko, General Manager Strategic Partner The Jakarta Consulting Group
menilai, terdapat hal yang unik di kategori susu, karena pasar yang sudah matang dan
fragmentasi pasar berlangsung ketat. Sehingga, jika bicara mengenai kategori susu,
terbentang puluhan varian susu di depan mata. Mulai dari susu segar seperti Ultra, Bendera,
Indomilk, susu olahan (bubuk, kental manis, krimer), lalu susu formula (bayi sampai 6
bulan), susu lanjutan (7-12 bulan), dan susu pertumbuhan. Kemudian, ada pula susu khusus,
seperti susu ibu hamil (Prenamil, Prenagen, Sustagen Mama), kaya kalsium (Anlene,
Produgen, Calcimec), pembentuk tubuh (L-Men), rendah kalori, dan banyak lagi. Susu
formula itu pun masih terbagi lagi, misalnya, rendah lemah, soya, untuk bayi prematur, dan
lain-lain.
Jadi, betapa sulitnya menentukan kategori produk susu umum, karena jika melihat kenyataan
komunikasi pemasaran mereka (Dancow, Bendera, Indomilk) selalu terkait dengan anak-
anak. Artinya, walaupun kategorisasinya sebagai susu umum, kenyataannya
dikomunikasikan sebagai susu pertumbuhan.
Himawan menduga, munculnya berbagai kategori susu tersebut akibat pemahaman perilaku
konsumen di Indonesia. Misalnya, minum susu bukan budaya kebanyakan orang dewasa
Indonesia, sehingga perlu kategori baru dan edukasi baru untuk memperbesar tingkat
konsumsi susu.
Demikian pula pada anak-anak, hampir semua produsen susu sengaja memecah segmen
pasarnya hingga berkeping-keping. Dancow sengaja dipecah menjadi Dancow 1+ dan 3 +.
Lalu, Susu Bendera dengan mengeluarkan Bendera 123 dan 456. Atau, Sari Husada yang
juga menerbitkan SGM 2 (follow on), SGM 3 (1-4 th), dan SGM 4 (4 th ke atas). Semua itu
terlihat sebagai upaya lebih berorientasi pasar ketimbang hanya memilah berdasarkan bentuk
dan rasa: full cream, instan dan cokelat.
Apa pun alasannya, dengan munculnya pesaing-pesaing baru, Dancow masih teratas karena
berhasil menancapkan mereknya kuat-kuat di benak masyarakat. Setidaknya di mata para
orang tua, pengambil keputusan dalam pembelian, Himawan melihat, Dancow cukup
memuaskan. Kepuasan pelanggan lebih pada perannya sebagai decider dan buyer, bukan
user-nya (anak-anak).
Dalam konteks seperti ini kekuatan komunikasi pemasaran amat menentukan, ketimbang
produk itu sendiri. Apalagi, Dancow berhasil menawarkan atribut yang dapat menaikkan citra
mereknya, yakni mengasosiasikan diri dengan pendidikan, kecerdasan atau ilmu
pengetahuan. Ditunjang oleh kegiatan marketing PR, di antaranya mengisi program tentang
pengetahuan di teve atau membagi hadiah VCD ilmu pengetahuan, membuat Dancow
berbeda dari merek susu lain. "Komunikasi yang gencar dan efektif inilah sebenarnya yang
menentukan kinerja mereknya," Himawan menjelaskan.
Selain itu, seperti merek susu lain, Dancow juga menjual kandungannya, seperti: Prebio 1,
yang diklaim membantu pencernaan lewat kandungan prebiotik frukto oligo sakarida, atau
kandungan DHA, Omega 3/asam linolenat, Omega 6/asam linoeat, taurin dan frukto oligo
sakarida, dan sebagainya, sebagai diferensiasi yang membedakan dari para pesaingnya.
Menurut Himawan, kepuasan pelanggan tercipta ketika harapan pelanggan terpenuhi. Ketika
ditemui bahwa harapan pelanggan terhadap produk susu relatif sama, pemasar dapat
berkreasi untuk menaikkan aspirasi dengan menciptakan atribut baru, yang hanya dapat
dipenuhi oleh mereknya, sebagai augmented product. Kepuasan terhadap Dancow juga
mungkin terbentuk dari layanan yang menyertai produk, seperti ketersediaan produk dan
stabilitas harga. Citra yang terbentuk dari komunikasi pemasaran efektif inilah yang dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan.