Está en la página 1de 4

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Mioma Uteri

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MIOMA UTERI


Pengkajian

1. Pengkajian primer, Identitas Klien, data fokus:

 Ketidak teraturan menstruasi (perdarahan abnormal)


 Infertilitas, anovulasi
 Nulipara
 Keterlambatan menopause
 Penggunaan jangka panjang obat estrogen setelah menopause.
 Riwayat : Obesitas, Diabetes Melitus, Hipertensi, Hiperplasi adenomatosa.
 Ada benjolan di perut bagian bawah dan rasa berat.

2. Pengkajian sekunder

 Pemeriksaan USG : Untuk melihat lokasi, besarnya mioma, diagnosis banding dengan
kehamilan.
 Laparaskopi : Untuk melihat lokasi, besarnya mioma uteri

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma akibat nekrosis dan peradangan.
2. Cemas b.d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam berlebihan.
4. Resiko tinggi infeksi b.d. tidak adekuat pertahanan tubuh akibat anemia.

Intervensi Keperawatan

1. Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada mioma akibat nekrosis dan peradangan. Ditandai :

 DO : Klien tampak gelisah, perilaku berhati-hati, ekspresi tegang, TTV.


 DS : Klien menyatakan ada benjolan di perut bagian bawah rasa berat dan terasa sakit,
perut terasa mules.

Tujuan :

 Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam.

Kriteria Hasil :

 Klien menyatakan nyeri berkurang (skala 3-5)


 Klien tampak tenang, eksprei wajah rileks.
 Tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36-37 0C, N : 80-100 x/m, RR : 16-24x/m, TD :
Sistole : 100-130 mmHg, Diastole : 70-80 mmHg

Intervensi :

 Kaji riwayat nyeri, mis : lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (kala 0-10) dan
tindakan pengurangan yang dilakukan.
 Bantu pasien mengatur posisi senyaman mungkin.
 Monitor tanda-tanda vital
 Ajarkan pasien penggunaan keterampilan manajemen nyeri mis : dengan teknik relaksasi,
tertawa, mendengarkan musik dan sentuhan terapeutik.
 Evaluasi/ kontrol pengurangan nyeri
 Ciptakan suasana lingkungan tenang dan nyaman.
 Kolaborasi untuk pemberian analgetik sesuai indikasi.

2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Ditandai:

 DO : Klien tampak gelisah, tegang, tidak kooperatif dalam mengikuti pengobatan, TTV.
 DS : Klien menyatakan takut dan tidak mengetahui tentang penyakitnya.

Tujuan :

 Setelah 2 x 15’ tatap muka pengetahuan klien tentang penyakitnya bertambah dan cemas
berkurang.

Kriteria Hasil :

 Klien mengatakan rasa cemas berkurang


 Klien kooperatif terhadap prosedur/ berpartisipasi.
 Klien mengerti tentang penyakitnya.
 Klien tampak rileks.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36- 37 oC, Nadi : 80-100x/m, R: 16-24
x/m TD.: Sistole: 100-130 mmHg, Diastole : 70-80 mmHg

Intervensi :

 Kaji ulang tingkat pemahaman pasien tentang penyakitnya.


 Tanyakan tentang pengalaman klien sendiri/ orang lain sebelumnya yang pernah
mengalami penyakit yang sama.
 Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
 Ciptakan lingkungan tenang dan terbuka dimana pasien meraa aman unuk mendiskusikan
perasaannya.
 Berikan informasi tentang penyakitnya, prognosi, dan pengobatan serta prosedur secara
jelas dan akurat.
 Monitor tanda-tanda vital.
 Berikan kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
 Minta pasien untuk umpan balik tentang apa yang telah dijelaskan.
 Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila memungkinkan.

3. Resiko tinggi kekurngan volume cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam berlebihan.
Ditandai dengan :

 DO : adanya perdarahan pervaginam


 DS : -

Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam tidak terjadi kekurangan


volume cairan tubuh.

Kriteria Hasil :

 Tidak ditemukan tanda-tanda kekuranga cairan. Seperti turgor kulit kurang, membran
mukosa kering, demam.
 Pendarahan berhenti, keluaran urine 1 cc/kg BB/jam.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36-370C, Nadi : 80 –100 x/m, RR :16-24
x/m, TD : Sistole : 100-130 mmHg, Diastole : 70-80 mmHg

Intervensi :

 Kaji tanda-tanda kekurangan cairan.


 Pantau masukan dan haluaran/ monitor balance cairan tiap 24 jam.
 Monitor tanda-tanda vital. Evaluasi nadi perifer.
 Observasi pendarahan
 Anjurkan klien untuk minum + 1500-2000 ,l/hari
 Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral dan kalau perlu transfusi sesuai indikasi,
pemeriksaan laboratorium. Hb, leko, trombo, ureum, kreatinin.

4. Resiko tinggi infeksi b.d. pertahanan tubuh tidak adekuat akibat penurunan haemoglobin
(anemia).

 DO : Kadar Haemoglobin kurang dari normal.


 DS : -

Tujuan :

 Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x 24 jam.

Kriteria Hasil :
 Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti rubor, color, dolor dan fungsiolesia.
 Kadar haemoglobin dalam batas normal : 11-14 gr%
 Pasien tidak demam/ menggigil, suhu : 36-370 C

Intervensi :

 Kaji adanya tanda-tanda infeksi.


 Lakukan cuci tangan yang baik sebelum tindakan keperawatan.
 Gunakan teknik aseptik pada prosedur perawatan.
 Monitor tanda-tanda vital dan kadar haemoglobin serta leukosit.
 Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
 Batasi pengunjung untuk menghindari pemajanan bakteri.
 Kolaborasi dengan medis untuk pemberian antibiotika.

Daftar Pustaka

1. Kapita Selekta Kedokteran, 1999, Editor: Arif Mansjoer dkk, Edisi 3, Jilid 1,. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
2. Ilmu Kandungan, 1999, Editor : Hanifa Wiknjosastro dkk, Edisi II, Cetakan 3, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
3. Doengoes Marillyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made
Sumarwati, Editor : Monica Ester, Edisi 3, EGC, Jakarta.
4. Carpenitto Linda Jual, 2000, Asuhan Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Diposting Oleh Yoedhas Flyingdutchman on 07:23


Label: Asuhan Keperawatan

También podría gustarte