Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
21
22
Tabel 2.2
Kawasan Perbatasan Laut Indonesia dengan Sepuluh Negara Tetangga
Negara Provinsi
India Nanggroe Aceh Darussalam
Malaysia Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau
Singapura Kepulauan Riau
Thailand Kepulauan Riau
Vietnam Kepulauan Riau
Filipina Sulawesi Utara, Maluku Utara
Timor Leste Nusa Tenggara Timur, Maluku
Papua Nugini Papua
Australia Papua dan Maluku
Palau Papua
Sumber: I Nyoman Arinu dalam Alkadri dan Hamid 2007
Gambar 2.1
Bangunan Pos Pelayanan Lintas Batas
(Sumber: Dokumentasi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,2007)
C. Karakteristik Pertahanan
Menurut sudut pandang pertahanan, beberapa karakteristik kawasan
perbatasan Indonesia dapat dikemukakan di bawah ini (Alkadri dan Hamid,
2007):
26
Kawasan Budidaya
Meningkatkan kualitas fungsi kawasan budidaya pertanian; yang
diprioritaskan penanganannya adalah sentra produksi pangan di Pontianak dan
Singkawang, Sukamara, Kuala Kapuas, Banjarmasin, Marabahan, Kandangan,
Amuntai, dan Tanjung. Sentra perkebunan di Sambas, Bengkayang,
Mempawah, Ngabang, Sanggau, Sintang, Putussibau, Nangayatan,
Nangabulik, Sukamara, Kualakuayan, Pangkalan Bun, Sampit, Sendawar,
Tenggarong, Tanah Grogot, Tanjung Selor, dan Malinau
Arahan Pola Pengelolaan Kawasan Peningkatan akses dan kota-kota kecil di perbatasan menuju kota-kota
Perbatasan utama terdekat di Pulau Kalimantan, yaitu Entikong-Pontianak, Jagoibabang-
Singkawang, Nangabadau-Putussibau, Longmidang-Malinau, Simanggaris-
Nunukan
Pengembangan pelayanan penunjang kegiatan perdagangan internasional,
baik berskala kecil hingga besar
Penerapan insentif-disinsentif untuk pengembangan kawasan perbatasan
yang meliputi pembebasan pajak untuk investor, kemudahan perizinan, dan
bentuk-bentuk lain yang sah berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.
Sumber: Rakeppres Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan,
30
Tabel 2.5
Arah Pengelolaan Sistem Kota di Pulau Kalimantan
Berdasarkan Keputusan Presiden Tentang RTR Pulau Kalimantan
Fungsi Hirarki Pelayanan
Nama Kota Arahan Pola Pengelolaan
No Kota
Provinsi Kalimantan Barat
1. Sanggau PKW Jasa pemerintahan, Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi Kalimantan Barat
pertanian tanaman bagian utara yang mendukung sektor produksi wilayah seperti pertanian, perkebunan, perikanan,
pangan, perkebunan, kehutanan dan pertambangan.
perikanan, Meningkatkan aksesibilitas melalui jaringan jalan Lintas Tengah menuju sentra-sentra produksi di
kehutanan, dan Ngabang dan Mempawah serta melalui jalur kereta api menuju Pontianak, Sintang, Putussibau,
pertambangan bahan Pangkalan Bun, Sambas dan sekitarnya.
galian logam. Mengembangkan kualitas pelayanan PSD kota yang mendukung fungsi kota pemerintahan, pariwisata
dan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan (jagung, kacang kedelai, ubi kayu, dan padi), perkebunan
(karet dan kelapa sawit), perikanan air tawar, dan pertambangan (bauksit, batu granit, emas, kaolin feld
spart, mika dan pasir kuarsa).
Meningkatkan aksesibilitas menuju pintu gerbang perbatasan antar negara di Nangabadau melalui
peningkatan kualitas jaringan jalan Putusibau – Manggur – Nangabadau.
Membangun fasilitas pemrosesan hasil-hasil produksi hutan (logging, sawmil, dsb)
Membangunan fasilitas akomodasi wisata alam yang didukung strategi pemasaran yang memadai dengan
memanfaatkan daya tarik Danau Sentarum, dan TN Betung Karihun.
Mengembangkan jasa-jasa perkotaan dengan skala regional Kalimantan Barat, meliputi perdagangan,
kesehatan, pariwisata dan jasa-jasa sosial lainnya.
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kota
Sanggau.
Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW Kota.
2. Sintang PKW Jasa pemerintahan, Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi Kalimantan Barat
pertanian tanaman bagian utara yang mendukung sektor produksi wilayah seperti pertanian, perkebunan (kelapa sawit),
pangan, perkebunan kehutanan dan pertambangan (bauksit dan batu bara).
dan pertambangan Mengembangkan kualitas pelayanan PSD kota yang mendukung fungsi kota pemerintahan, pariwisata
bahan galian logam. dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan.
Meningkatkan aksesibilitas melalui jaringan jalan pengumpan menuju sentra-sentra produksi di
Putussibau, Sanggau dan sekitarnya serta melalui dukungan outlet Bandara Susilo sebagai suatu sistem.
Meningkatkan aksesibilitas menuju pintu gerbang perbatasan antar negara di Nangabadau melalui
peningkatan kualitas jaringan jalan Putusibau – Manggur – Nangabadau.
Membangun fasilitas pemrosesan hasil-hasil produksi hutan (logging, sawmil, dsb).
30
32
31
33
32
34
33
35
2.2.5 Posisi Keadaan Kawasan Perbatasan Indonesia Sampai Dengan Tahun 2007
atas Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Upaya-upaya pembangunan wilayah perbatasan yang telah dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat hingga tahun 2007 telah
menunjukan kemajuan yang cukup berarti. Dari sisi penanganan kesenjangan
pembangunan, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh KPDT (Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal), dari 20 kabupaten tertinggal di wilayah perbatasan
yang diprioritaskan penanganannya pada RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional) 2004-2009, 7 (tujuh) kabupaten diantaranya saat ini telah berstatus
maju, atau dapat dikeluarkan dari kategori kabupaten tertinggal.
Tabel 2.6
Status Kabupaten Tertinggal di Wilayah Perbatasan
Berdasarkan Indiktor Ketertinggalan
Kabupaten Status Provinsi
Natuna Maju Kepulauan Riau
Kupang Maju Nusa Tenggara Timur
Sambas Maju Kalimantan Barat
Kutai Barat Maju Kalimantan Timur
Malinau Maju Kalimantan Timur
Nunukan Maju Kalimantan Timur
Jayapura Maju Papua
Bengkayang Agak Tertinggal Kalimantan Barat
Sanggau Agak Tertinggal Kalimantan Barat
Sintang Agak Tertinggal Kalimantan Barat
Kapuas Hulu Agak Tertinggal Kalimantan Barat
Kepulauan Talaud Tertinggal Maluku Utara
Halmahera Utara Tertinggal Maluku Utara
Merauke Tertinggal Papua
Boven Digoel Tertinggal Papua
Keerom Tertinggal Papua
Timor Tengah Utara Sangat Tertinggal Nusa Tenggara Timur
Belu Sangat Tertinggal Nusa Tenggara Timur
Jayawijaya Sangat Tertinggal Papua
Pegunungan Bintang Sangat Parah Papua
Sumber : Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal,2007
Keterangan:
= Perbatasan Antar Negara di Provinsi Kalimantan Barat
Dalam aspek penetapan dan penegasan batas, Indonesia sudah menyepakati
perjanjian batas darat dengan Papua Nugini dan sebagian besar batas darat dengan
Malaysia dan Timor Leste. Kesepakatan juga sudah tercapai pada sebagian segmen
40
Batas Laut Wilayah dengan Malaysia dan Singapura serta Batas Landas Kontinen
dengan India, Thailand, Malaysia (di selat Malaka dan Laut Cina Selatan), Vietnam dan
Papua Nugini. Sementara dengan Australia, seluruh batas laut berupa batas Landas
Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif telah disepakati. Dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir ini telah terlaksana berbagai perundingan penetapan batas laut yang belum
disekapakti, antara lain penyelesaian permasalahan batas darat RI-Malaysia, Batas laut
RI-Malaysia di laut Sulawesi, Selat Malaka, dan Laut China Selatan; serta batas laut
dengan Filipina dan Singapura. Dari perundingan-perundingan ini telah tercapai
berbagai kesepakatan tindak lanjut untuk pelaksanaan perundingan tahap selanjutnya.
Hasil lain yang berhasil dicapai adalah terbangunnya tanda-tanda fisik batas di wilayah
perbatasan dan pulau kecil terluar sebagai upaya penegasan kedaulatan negara di
wilayah perbatasan.
Dalam aspek penyediaan fasilitas kepabeanan, keimigrasian, karantina, serta
keamanan dan pertahanan (CIQS), telah terbangun Pos Lintas Baru di beberapa lokasi,
serta pembangunan pintu perbatasan RI-Malaysia di Kalbar serta RI-PNG di Papua.
Dalam aspek kerja sama kegiatan ekonomi antar negara telah terlaksana kesepakatan
kerjasama ekonomi dengan dengan negara tetangga melalui forum Sosek Malindo dan
KESR, serta terbangunnya fasilitas perdagangan lintas batas dengan negara tetangga
seperti pembangunan outlet ekspor dan pembangunan pasar perbatasan. Sedangkan
dalam aspek penguatan wawasan kebangsaan/ideologi, penegakan hukum dan
peningkatan upaya pertahanan-keamanan, telah tercapai upaya-upaya penyediaan sarana
dan prasarana pertahanan maupun keamanan (TNI dan POLRI), serta terlaksananya
operasi pengamanan di wilayah perbatasan dan pulau kecil terluar.
sidang yang dilakukan setiap tahunnya secara bergilran. Sidang ke-19 yang dilakukan
pada tanggal 23-24 Juni 2003 di Pontianak membahas 9 kertas kerja dan 1 kertas
laporan. Hasil pembahasan dan keputusan sidang adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8
Hasil Sidang Ke-19 Kerjasama Sosek Malindo
No Bidang Hasil Sidang
1. Ekonomi Pengembangan pusat pengembangan kawasan
perbatasan kawasan perbatasan di Entikong, Nanga Badau,
Temajok, Aruk, Jagoibabang, dan Jasa (Senaning)
Kerjasama pengusaha Serawak dengan Pemkab
Sambas dalam masalah pengangkatan LPG untuk kemudian
meminta Petronas, Pertamina, dan LPKP mengkaji
mekanisme angkutan khusus yang akan digunakan
2. Perhubungan 1. Pembangunan darat:
Pemberlakuan penyesuaian tarif kendaraan
angkutan umum
Kerjasama hubungan darat Indonesia-
Malaysia-Brunei Darussalam
Kendaraan khusus untuk angkutan LPG
2. Pembangunan Laut:
Pertukaran data hidrogafi
Pelayanan angkutan penumpang umum rute
Sintete-Kuching PP
3. Perhubungan udara: Peningkatan pelayanan udara
3. Pembangunan PPLB Cadangan pembukaan pintu baru Nanga Badau-Lubuk
Antu
Pembangunan pagar/lorong utama PPLB Entikong-
Tebedu
4. Pemberantasan Penanganan kendaraan bermotor lintas perbatasan
Penyelundupan Sepanjang sesuai dengan peraturan masing-masing
Kawasan Perbatasan Merancang mekanisme patroli bersama
Kesepakatan untuk tukar menukar informasi terhadap
peraturan mengenai barang larangan dan pembatasan
Kesepakatan melakukan pencegahan penyelundupan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu pihak
5. Pariwisata dan Pendidikan Kerjasama pariwisata, kerjasama kebudayaan, kerjasama
pengembangan kawasan ecotourism
6. Kesehatan dan Tenaga Masalah pencegahan penyakit, kesehatan lingkungan,
Kerja pengawasan makanan dan obat, pekerja asing.
7. Kehutanan dan Lingkungan Kerjasama pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Hidup hutan
Pertukaran informasi hasil penelitian
Perlindungan keanekaragaman hayati
Pengendalian Pencemaran air laut dan pantai
Sumber : Data dan Informasi Kerjasama Sosek Malindo dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Pengembangan Ekonomi Entikong, 2008