Está en la página 1de 5

1 Pendahuluan

Withholding tax merupakan pemungutan pajak dengan cara mewajibkan WP


melakukan pemungutan dan pemotongan atas pajaknya dari pihak lain (pihak ketiga) dan
selanjutnya menyetorkan dan melaporkan ke kantor pajak setiap bulan berdasarkan
ketentuan perpajakan. Dengan cara ini pemerintah lebih mudah dan hemat
mengumpulkan pajak tanpa upaya dan biaya besar. Tugas pemerintah mengawasi dan
jika ada WP yang tidak menjalankan dengan benar, Dirjen Pajak menerapkan sanksi
adminstratif yang akan menambah pemasukan atau penerimaan negara. Dalam
praktiknya, banyak WP yang tidak memiliki informasi lengkap mengenai pajak apa saja
yang harus dipotong atau dipungut sehingga akan dikenai tagihan atas pajak yang tidak /
kurang dipungut / dipotong ditambah dengan sanksi administratif.

2 Pajak Penghasilan Pasal 22

Tax Management Pemotongan dan Pemungutan

PPh 22 impor menyangkut pemungutan pajak di sektor impor yng berhubungan dengan
penyerahan dan pembayaran barang serta pemasukan barang dari luar ke dalam daerah
pabean.

Yang memungut : Ditjen Bea Cukai atau bank devisa

Tax planner memikirkan mencari tarif terendah sehingga dalam melakukan impor
merekomendasikan impor dengan API. Memfasilitasi peminjaman API dapat dilakukan
oleh unit bisnis dalam grup perusahaan atau konglomerat yang telah saling kenal dan
berada dalam kepemilikan yang sama. Jika kebijakan ini diimplementasikan, tax planner
dapat menekan beban PPh 22 menjadi lebih kecil daripada yang tidak memiliki API.
Perusahaan yang meminjamkan benderanya harus berhati hati karena masalah transaksi
dapat menimbulkan masalah pajak dan hukum dimana transaksi tersebut dimanfaatkan
untuk hal negatif. Pihak yang bertanggung jawab adalah perusahaan yang meminjamkan
benderanya. Sanksi yang diterima dapat berupa pidana karena dianggap sebagai kasus
manipulasi.
Dalam dunia shipping (laut dan udara) terdapat adanya “handling fee” yaitu
jumlah fee yang harus dibayar berdasarkan perjanjian antara impotir yang memiliki API
dengan pemilik barang atas jasa yang diberikan. Cara ini dapat dipakai orang atau
perusahaan yang memiliki API dengan meminjam bendera perusahaan untuk
mengeluarkan barang impornya dengan kompensasi permberian “handling fee”. Bagi
perusahaan yang masih rugi akan bisa menghemat cash flow untuk masa tertentu.

Ketentuan untuk barang yang tidak dikuasai atau barang tidak bertuan adalah
membayar dengan rate yang sama dengan dikenakan pada non API. Bagi tax planner hal
yang dapat dimafaatkan tidak dketahui siapa pengimpornya karena barang tersebut
dokumen impornya tidak lengkap sehingga menumpuk di gudang bea cukai dan pada
akhirnya akan di lelang. Selanjutnya diusahakan meminjam bendera perusahaan yang
memiliki API untuk mengeluarkan barang tersebut dari pelabuhan atau airport daripada
menanggung kerugian.

Tax management atau tax planning mensyaratkan hal seperti tidak melanggar
ketentuan perpajakan, secara bisnis masuk akal, serta didukung oleh bukti pendukung
yang memadai. Solusinya dengan membuat kontrak yang jelas dan secara transparan
mencantumkan hak dan kewajiban perpajakan antar pihak. Perusahaan yang dikenai PPh
22 dapat mengkreditkan yang tidak bersifat final. Sedangkan PPh 22 yang bersifat final
tidak dapat dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh.

Pengecualian – Pengecualian (Tax Exemption) PPh Pasal 22

Pengecualian pajak yang harus diperhatikan tax planner misalnya untuk impor barang
yang bebas bea masuk yang dikecualikan dari PPh Impor, begitu juga barang untuk
keperluan pameran, atau keperluan lain yang bersifat sementara.

Pengajuan SKB PPh Pasal 22

WP dapat mengajukan permohonan pembebasan dari pemotongan dan atau pemungutan


oleh pihak lain kepada Dirjen Pajak karena :

 WP dalam tahun pajak berjalan dapat menunjukkan tidak akan terutang Pajak
Penghasilan karena mengalami kerugian fiskal
 WP berhak melakukan kompensasi kerugian fiskal sepanjang jumlah kerugian
lebih besar dari penghasilan neto tahun pajak bersangkutan
 Pajak penghasilan yang dibayar lebih besar dari pajak penghasilan yang terutang

Untuk PPh 22 yang tidak final dapat diajukan permohonan Surat Keterangan Bebas
(SKB) oleh WP yang memenuhi kriteria Dirjen Pajak dan tax planner akan
memanfaatkan momentum kapan permohonan SKB PPh 22 diajukan agar tidak terjadi
lebih bayar.

a. PPh Pasal 22 Impor


Besarnya tarif PPh 22 Impor sebagai berikut.
1. Menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
 Kedelai, gandum, dan tepung terigu : 0,5 % dari nilai impor
 Selain gandum dan tepung terigu : 2,5 % dari nilai impor
2. Tidak menggunakan API : 7,5% dari nilai impor
3. Tidak dikuasai : 7,5 % dari nilai lelang

Yang memungut : Ditjen Bea dan Cukai atau bank devisa

Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea masuk + Bea masuk tambahan (jika ada)

Kurs yang digunakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

Impor barang untuk kegiatan yang dikenakan PPh Final

 Impor barang untuk kegiatan atau jasa atas imbalannya semata – mata
dikenakan PPh final, tidak dikenakan PPh Pasal 22 impor
 WP dapat meminta surat keterangan bebas impor
 Jika diketahui impor tidak digunakan untuk kegiatan yang tidak dikenakan
PPh final maka PPh 22 yang terutang akan ditagih beserta sanksi bunga
b. PPh Pasal 22 Bendaharawan dan BUMN / BUMD
Pembayaran atas pembelian atau penyerahan barang yang dibebankan ke APBN /
APBD besarnya tarif 1,5 % dari harga beli.
Yang memungut : Ditjen Anggaran, Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
(KPKN), atau BUMN / BUMD
c. PPh Pasal 22 atas Kegiatan Usaha Lain
Penjualan hasil produksi tertentu di dalam negeri
 Industri semen : 0,25 %
 Industri kertas : 0,1 %
 Industri Baja dan Obat : 0,3 %
 Industri otomotif : 0,45 %

Bahan bakar minyak dan gas

 SPBU Non Pertamina : 0,3 %


 SPBU Pertamina : 0,25 %
d. PPh Pasal 22 atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah
Yang memungut : WP Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong
sangat mewah
Besar tarif : 5 % dari harga jual, tidak termasuka PPN dan PPnBM
Barang yang tergolong sangat mewah, antara lain :
 Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari 20 milyar
 Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari 10 milyar
 Rumah dan tanah dengan harga jual atau harga pengalihan lebih dari 10
milyar dan luar bangunan lebih dari 500 m2
 Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengaliahannya lebih dari 10 milyar dan atau luas bangunan lebih dari 400
m2
 Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 dan
sejenisnya dengan harga jual lebih dari 5 milyar dan kapasitas silinder
lebih dari 3000 cc

3 Pajak Penghasilan Pasal 23

Kewajiban memungut PPh 23 dimana perusahaan pemilik proyek atau penerimaan jasa
mengharuskan adanya pemungutan atau pemotong dari pihak ketiga, sedangkan pihak
pemberi jasa (konstraktor) tidak bersedia dipotong pajaknya karena tidak ada pasal
pemotongannya dalam kontrak perjanjian. Apabila perusahaan pemilik proyek tidak
memiliki pemotong PPh 23 dan transaksi ditemukan fiskus pada saat pemeriksaan pajak
maka akan dikenai kewajiban membayar PPh 23 (withholding tax) yang terutang
ditambah denda 2 % sebulan dari pokok pajak.

Solusinya :

 Nilai transaksi harus di gross up


 Jika perusahan pemilik proyek membayar sendi PPh 23 terutang tanpa gross up
maka pajak yang dibayarkan tidak boleh dibebankan sebagai biaya

Cara ini tidak daiakui fiskus dan dilakukan sepihak oleh perusahaan pemilik gedung agar
biaya sewa bangunan bisa dibiayakan termasuk pajaknya (deductible). Jadi, kontrak
perjanjian harus direvisi dengan mencantumkan nilai sewa bangunan setelah di gross up.

Pengenaan Pajat Atas Deviden

Deviden yang diterima perseroan dalam negeri (selain bank atau lembaga keuangan
lainnya) tidak termasuk objek pajak PPh Badan dengan syarat :

1. Berasal dari laba yang ditahan


2. Kepemilikan saham paling sedikit 25 % dari nilai saham yang disetor

Syarat memiliki usaha aktif yang menerima inter-corporate dividend dihapus. Jika
kepemilikan saham kurang dari 25 % harus merger untuk mencukupi kekurangan dana
yang diinvestasikan ke operating company.

También podría gustarte