Está en la página 1de 3

Khutbah I ‫ب ال يا ننرضضي ينن‬‫ ا نيشنهبد ا نين نلا اضل ننه اض ب نلا اللبه نويحندبه نلا نشضري ينك ل نبه

حندبه نلا نشضري ينك ل نبه نر ب‬،‫حيمبد للضه ال ب نضذيي ا نيونضنح ل نننا نسضبي ينل ال ب نرنشايد‬ ‫ ا نل ي ن‬،‫حيمبد لله‬ ‫ا نل ي ن‬
‫عنلى آلضضه‬ ‫ نو ن‬،‫عنلى نس ضيبضدننا محمد‬ ‫حن ب نين ن‬ ‫ نالل بنبهبمن نفنص ب ضل نونسلض بيم نونباضريك نوتننر بن‬.‫عبيبدبه نونربسيول ببه نخييبر ال يضعنباضد‬
‫حيم نوتن ن‬ ‫ نوا نيشنهبد ا ن ب نن نس ضيبندننا محمدا ن‬،‫ت‬ ‫نوال بنسنمنوا ض‬
‫ ا ن بنما بنيعد‬.‫حضبضه نونمين تنضبنعبهيم ضباضيحنسانن اضنلى ينيوضم ال ينمنعاضد‬ ‫نونص ي‬

‫ نفاتب نبقوا الل بننه نما ايستننطيعتبيم‬،‫قال الله تعالى في كتابه الكريم‬ .‫ نفنقيد نفانز ال يبمتبنبقيونن‬،‫ ا بيوضصي يضنيي ن نيفضسيي نواض ب نياك بيم ضبتنيقنوى اللضه‬.‫حاضضبريونن‬
‫نفنيا ا ني بنها ال ي ن‬
‫حونن‬ ‫نوايسنمبعوا نوأ نضطيبعوا نوأ نن يضفبقوا نخي يررا لضأ نن يبفضسك بيم نونمين بيونق بش بنح ن نيفضسضه نفبأول نضئنك بهبم ال يبميفلض ب‬

Hadirin, jamaah Jumat hafidhakumullah, Kami berwasiat untuk pribadi kami sendiri
dan pada hadirin sekalian. Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara selalu berusaha melaksanakan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hadirin hafidhakumullah,

Ciri utama yang dimiliki para rasul Allah ada empat, yaitu shiddiq (jujur), amanah
(amanah), tabligh (menyampaikan firman Allah), dan fathanah (cerdas). Tabligh
artinya menyampaikan. Hanya para rasul yang memiliki tugas ini. Sementara para
nabi, meski ma’shum (terbebas dari dosa), ia tak ada kewajiban menyampaikan firman
Allah. Artinya, setiap rasul sudah pasti nabi, sedangkan tak semua nabi adalah
rasul. Selain mempunyai tugas menyampaikan atau tabligh, seorang rasul harus
cerdas (fathanah). Sehingga, sepanjang sejarah rasul tidak ada seorang rasul pun
yang sampai kalah saat adu argumen dengan musuh perihal ajaran dari Allah subhanahu
wa ta’ala. Jadi unsur fathanah ini sangat penting dalam beragama. Di dalam Al-
Qur’an sering kali Allah menanyakan: ‫ا ننفنلا تنيعضقل بيونن‬ "Apakah kalian ini tidak berakal?"
‫ا ننفنلا تنتننفك بنبريونن‬ "Apakah kalian ini tidak mikir?" Kita sebagai umat Islam harus selalu
meningkatkan kemampuan-kemampuan dan kecerdasan kita dengan cara terus belajar,
belajar, dan belajar terhadap ilmu-ilmu yang kita butuhkan di bawah bimbingan guru
yang tepat. Dengan hidup di bawah panduan ilmu dan kesesuaian sikap (amal
shalih), Allah akan mengangkat derajat kita. Allah berfirman: ‫ينيرنفضع الل بنبه ال ب نضذينن آنمبنوا ضمن يك بيم‬
‫ت‬ ‫نوال بنضذينن بأوبتوا ال يضعل ينم ندنرنجا ن‬ Artinya: “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dari
kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu banyak derajat” (QS Al-Mujadilah: 11).
Begitulah pentingnya ilmu sebagai penyangga keagamaan seseorang. Untuk mencapai
derajat yang tinggi, beramal shalih saja belum cukup, tapi harus juga mempunyai
ilmu yang cukup. Bagaimana jadinya jika ada orang yang shalatnya kelihatan khusyu’,
sambil menangis, tapi setelah selesai shalat dia bertransaksi riba. Dia makan
anjing, memakan swike katak, makan daging ular, atau hal-hal lain yang diharamkan
agama sebab ketidaktahuan mereka? Dengan demikian, khusyu’ saja tanpa mengetahui
mana halal dan mana haram, akan ada banyak kesalahan yang dilakukan tanpa dia
sadari. Contoh yang lain lagi adalah, ada orang ingin membantu umat Muslim yang
lain dengan cara memposisikan diri sebagai amil zakat. Menjadi relawan amil zakat
itu tentu bagus. Tapi ketika ia tidak mempunyai ilmu tentang zakat yang cukup,
zakat bisa saja disalurkan kepada orang-orang yang tidak berhak. Dampak buruknya
pun merembet ke masyarakat. Oleh karena itu, bersemangat saja dalam beragama tidak
cukup. Perlu bekal ilmu untuk mengejawantahkan semangat itu. Semangat beragama itu
penting, tapi jangan sampai semangat agama seseorang melebihi kapasitas
keilmuannya. Syekh al-Imam Burhanuddin melantunkan sebuah syair: ‫عالضمك بمتننه ضتبكك‬
‫نفنسادك ك نضبيكر ن‬
"Sebuah malapetaka jika ada orang alim (cerdikiawan) yang rusak." ‫نوأ نك يبنبر ضمن يبه نجاضهكل بمتنن نضبسبك‬
"Namun lebih kacau lagi jika ada orang bodoh menjalankan ibadah." ‫بهنما ضفتين نكة ضفي ال ينعال نضمينن‬
‫عضظينمكة‬ ‫ن‬ "Kedua tragedi di atas merupakan tragedi yang sangat besar di seluruh alam."
‫لضنمين ضبضهنما ضفي ضديضنضه ينتننم بنسبك‬ "Bagi orang yang berpegang teguh kepada agama." Ma’asyiral
hadhirin hafidhakumullah, Ilmu akan membimbing seseorang pada semua gerak dan
diamnya. Setiap aktivitas, pembicaraan, dan sikapnya merupakan cerminan dari dari
landasan ilmu yang dimiliki. Dengan ilmu yang cukup, seseorang tidak akan mudah
memvonis salah atau bahkan memvonis kafir atau sesat kepada orang lain dari mereka
yang ahli Lâ ilâha illallâh. Sebagian ulama salaf mengatakan ‫كابربه‬‫ نق بنل اضن ي ن‬،‫نمين ك نثبنر ضعل يبمبه‬
‫عنلى ال بنناضس‬ ‫ن‬ Artinya: “Barangsiapa yang banyak ilmunya, perasaan tidak cocoknya kepada
masyarakat sedikit.” Kondisi bermasyarakat tentu sangat beragam. Kemampuan dan
kapasitas ilmu mereka tak merata. Hal ini juga berdampak pada perbedaan mereka
dalam menyikapi suatu hal di sekitarnya. Kendatipun Allah menganugerahkan bekal
otak yang sama, nyatanya pemikiran-pemikiran yang keluar dari masing-masing mereka
bisa berbeda-beda. Kita tidak bisa menuntut semua orang mempunyai perilaku sama
dengan kita persis. Kita juga tidak bisa terlalu idealis, berharap semua umat
manusia tidak akan ada yang pernah melakukan kesalahan. Imam Dzun Nun al-Mishri
mengatakan: ‫ب أ نين ي ننرانك ضإ بنلا نميعبصيوما ر‬
‫حبنضة نمين نلا يبضح ب‬ ‫نلا نخي ينر ضفيي بص ي‬ Artinya: “Jangan kamu berteman
dengan orang yang maunya hanya memandangmu sebagai orang terjaga dari dosa.” Saat
kita berteman dengan orang yang selalu mengharapkan kita sebagai orang perfect
(sempurna), kita akan menjadi orang yang mudah ditinggalkan dan disepelekan.
Melakukan kesalahan sedikit saja kita bisa dicela habis-habisan. Di sinilah
pentingnya orang memandang satu masalah dengan keilmuan yang cukup. Bodoh itu
berbahaya. Pada masa khulafaur rasyidin, terdapat orang-orang yang terlalu
bersemangat dan khusyu’ beribadah, hafal al-Qur’an namun tidak mempunyai landasan
agama cukup. Akhirnya mereka selalu mengukur kebaikan sesuai dengan persepsi
mereka. Kelompok ini memandang, siapa saja yang tidak sesuai dengan pemahaman agama
mereka, berarti mereka sudah berbeda dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan
Rasul-Nya. Mereka dikena sebagai kaum khawarij. Kaum khawarij adalah orang yang
tidak siap memandang sifat basyariyah (watak kemanusiaan) yang dimiliki oleh
Sayyidina Utsman. Utsman mengangkat pejabat dari kerabatnya sendiri lalu didemo,
dan pada akhirnya mereka membunuh Utsman bin Affan karena dianggap tidak becus
mimpin umat. Sayyidina Ali juga disalahkan. Walaupun ia menantu Nabi, Ali
dianggap tidak bisa memimpin. Akhirnya dibunuh. Begitu pula Muawiyah juga dianggap
salah karena diaggap bukan keturunan Nabi berani memimpin umat. Amr bin Ash juga
disalahkan. Pokoknya semua salah di mata kaum khawarij. Yang mempunyai gerakan
disalahkan kau khawarij sebab dianggap gerakannya tidak sesuai Nabi. Orang yang
diam juga dianggap salah karena dianggap tidak punya gerakan. Di mata kaum
khawarij, semua menjadi salah. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari
Yusair bin Amr yang pernah bertanya kepada Sahl bin Hunaif: ‫ت الن ب نضب ب ني نص ب نلى اللبه‬ ‫نهيل نسضميع ن‬
‫خنواضرضج نشييرئا؟‬ ‫ ضفي ال ن‬:‫عل نييضه نونسل ب ننم ي نبقوبل‬ ‫ن‬ Apakah anda pernah mendengar Nabi ‫ ﷺ‬menjelaskan tentang
Khawarij? ‫ ي نيمبربقونن ضمنن‬،‫جاضوبز تننراضقينبهيم‬‫ ل ن ي ب ن‬،‫خبربج ضمن يبه نقيوكم ينيقنربءونن البقيرآنن‬ ‫ »ي ن ي‬:‫ نوأ نيهنوى ضبي نضدضه ضقبننل الضعنراضق‬،‫ نسضميعتببه ي نبقوبل‬:‫نقانل‬
‫»اضليسل نضم بمبرونق ال بنسيهضم ضمنن ال بنرضمي بنضة‬ Sahl menjawab “Iya, saya pernah mendengarnya. Dan saya
melihat tangan Nabi menunjuk ke sudut arah Irak seraya berkata ‘Dari sana akan
keluar kelompok masyarakat yang membaca Al-Qur’an, bacaannya tidak melewati
kerongkongannya. Ia melepaskan dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari
busurnya. (HR Bukhari: 6934) Dalam riwayat Muslim, Nabi memberikan ciri-ciri:
‫خل يضق‬ ‫ أ نيو ضمين أ ننشضبر ال ي ن‬- ‫خل يضق‬ ‫ »بهيم نش بر ال ي ن‬:‫حال ببق نقانل‬ ‫ضسينمابهيم التب ن ن‬ "Ciri-ciri mereka rambutnya dipotong. Lalu
Nabi mengatakan, mereka adalah makhluk yang palingn buruk." Hadhirin
hafidhakumullah Dalam hidup bermasyarakat, kita harus membangun kecerdasan
intelektual. Kefahaman tentang agama ini sangat penting mengacu kepada pentingnya
sifat fathanah (cerdas) pada sifat Rasul sehingga dengan begitu, kita sebagai umat
Islam tidak mudah dibodohi, diadudomba dengan kelompok-kelompok lain. Kata
Sayyidina Umar, menyikapi orang khawarij yang gemar menyalahkan siapa saja yang
tidak sejalan, beliau sifati dengan ‫عاضمل نكة نناضصبنكة‬
‫ن‬ "Orangnya suka beramal tapi
merepotkan." Mereka tidak mau menerima fitrahnya manusia yaitu mahallul khatha’
wan nisyân, tempatnya salah dan lupa. Sukarno kelirunya di sini, Suharto di sini,
Gus Dur di sini, BJ Habibi salahnya di sini. Indonesia thaghut, kelemahannya di
sini. Semua kesalahan orang mu’min tampak di mata dia tapi dia tidak pernah
menyalahkan setan, iblis, pencuri, pemabuk, prostitusi online dan lain sebagainya
termasuk dirinya sendiri. Jadi mereka lebih fasih menuduh kesesatan kepada orang
baik yang kontribusinya banyak kepada umat Islam namun ada celah sedikit, daripada
membuka suara kepada hal-hal yang jelas-jelas salah. Ini adalah perilaku khawarij.
Allah subhanahu wa ta’ala tidak memvonis siapa saja yang melakukan kesalahan pasti
masuk neraka selamanya. Karena Allah maha Pengampun: ‫عنلى أ نن يبفضسضهيم نلا‬ ‫بقيل نيا ضعنباضدني ال ب نضذينن أ نيسنربفوا ن‬
‫ب نجضميرعا‬ ‫ب‬ ‫ض‬ ‫ن‬ ‫ض‬
‫تنيقن نبطوا ضمين نريحنمة الل به ضإ بنن اللنه ي نيغضفبر الذبنو ن‬ Artinya: “Katakan (Wahai Muhammad), hai para
hamba-Ku yang berlebihan terhadap pribadi mereka, janganlah kalian berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa, semuanya” (QS Az-Zumar: 53).
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah mengatakan: ‫عنلى ضعنباضدي نفنلا تننظال نبموا‬ ‫عنلى ن نيفضسي نونح ب نريمتببه ن‬ ‫ت ال بظل ينم ن‬‫نح بنريم ب‬،
"Aku mengharamkan dzalim kepada Dzat-Ku. Dan Aku haramkan kedzaliman kepada pada
hamba-Ku. Maka janganlah kalian bertindak dzalim." ‫خضطيبء ضبالل ب نييضل نوالن بننهاضر ث ببمن ي نيستنيغضفبرضني‬ ‫ك ببل بنضني آندنم ي ب ي‬
‫غضفنر ل نبه نونلا أ بنباضلي‬ ‫نفأ ن ي‬ "Setiap anak turun Adam akan melakukan kesalahan baik di malam
maupun siang. Kemudian dia meminta ampun kepada-Ku, Aku akan mengampuni dia dan
saya tidak peduli (jenis apa dosanya)" (Musnad Abi Dawud). Dengan demikian kita
‫‪tidak boleh memandang setiap pelaku maksiat pasti masuk neraka, tidak ada celah‬‬
‫‪pintu masuk surga. Rahmatnya Allah sungguh besar. Maksiat seorang hamba itu sangat‬‬
‫‪kecil dibanding rahmat Allah subhanahu wa ta’ala.‬‬ ‫‪Begitu pula dalam bernegara,‬‬
‫‪kita sebagai umat muslim Indonesia, dalam memandang negara ini seharusnya kita‬‬
‫‪pandang lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya. Buktinya, segala bentuk‬‬
‫‪amal ibadah termasuk shalat jumat di mana-mana bebas dilaksanakan dan tidak ada‬‬
‫‪larangan. Maka kita harus berterima kasih terhadap hal itu meskipun ada sedikit‬‬
‫‪kekurangannya di sebagian sektor.‬‬ ‫‪Hadirin.. Marilah kita berdoa bersama, semoga‬‬
‫‪kita diberikan kehidupan yang rukun, damai, sejahtera, bisa menjalankan‬‬
‫‪ibadah dengan khusyu’ tanpa mendapatkan teror dari saudara muslim kita sendiri.‬‬
‫‪Semoga kelak kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah, amin Allahumma amin.‬‬
‫عوبذ‬ ‫ب ال ب نربؤيوبف ال بنرضحييبم‪ .‬أ ب‬ ‫حضكييضم‪ .‬ضإن ب نبه بهنو البن بر التب ن بنوا ب‬ ‫نبانرنك اللبه لضيي نول نك بيم ضفي ال يبقيرآضن ال ينعضظي يضم‪ ،‬نونجنعل نضنيي نوضإ بنياك بيم ضبنما ضفي يضه ضمنن ايلآي نضات نوالضبذك يضر ال ي ن‬
‫ت‬ ‫حا ض‬ ‫عضمبلوا ال بنصالض ن‬ ‫ضباللضه ضمنن ال بنشييطاضن ال ب نرضجييم‪ ،‬بسم الله الرحمن الرحيم‪ ،‬نوال ينعيصضر )‪ (١‬ضإ ب نن ال يضإن ينسانن ل نضفي بخيسنر )‪ (٢‬ضإ ب نلا ال بنضذينن آنمبنوا نو ن‬
‫ت أ نيرنحبم البراضحضميينن ـ‬ ‫غضفير نوايرنحيم نوأ نن ي ن‬ ‫ب ا ي‬ ‫نوبقيل نر ض ب‬ ‫حضبق نوتننوانصيوا ضبال ب نصبيضر )‪ (٣‬ـ‬ ‫نوتننوانصيوا ضبال ي ن‬ ‫‪Khutbah II‬‬ ‫علنى ضإيحنساضنضه‬ ‫حيمبد للضه ن‬ ‫ا نل ي ن‬
‫ض‬ ‫ب‬
‫عبيبدبه نونربسيولبه ال بنداعي إلنى‬ ‫ح ب نمردا ن‬ ‫ن‬
‫علنى تنيوفي يقه نوايمتننانه‪ .‬نوأيشنهبد أين ل ن ال ننه ضإل ب اللبه نواللبه نويحندبه ل ن نشضري ينك ل نبه نوأيشنهبد أ ب نن نس ضي بندننا بم ن‬ ‫ن‬ ‫ض‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫ض‬ ‫نوال بشك يبر ل نبه ن‬
‫أ ن بنما بنيعبد نفيا ن ا ني بنها ال ب ننابس اضتبنبقوا اللنه ضفيينما أ ننمنر نوان يتنبهيوا‬ ‫حاضبضه نونسلض بيم تنيسلضي يرما ضكثييررا‬ ‫عنلى ا نلضضه نوأ نيص ن‬ ‫ح بنمند ضو ن‬ ‫عنلى نس ضي بضدننا بم ن‬ ‫ضريضنواضنضه‪ .‬اللبهبمن نص ب ضل ن‬
‫علنى الن بنضبى يآ ا ني بنها‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬‫ن‬ ‫ك‬ ‫ض‬
‫ئ‬ ‫مل‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫ن‬‫ن‬ ‫ب‬ ‫إ‬
‫ض‬ ‫لى‬‫ن‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫تع‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫قا‬
‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ض‬ ‫س‬‫ض‬ ‫د‬ ‫ق‬
‫ب‬ ‫ب‬
‫ض‬ ‫ض‬
‫ه‬ ‫ت‬‫ض‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫ض‬
‫ئ‬ ‫مل‬ ‫ب‬
‫ض‬ ‫نى‬ ‫ثـ‬
‫ن ن‬‫ن‬ ‫و‬ ‫ض‬
‫ه‬ ‫ض‬
‫س‬ ‫ف‬
‫ي‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ب‬
‫ض‬ ‫ه‬‫ض‬ ‫ي‬ ‫ض‬
‫ف‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫أ‬‫ب‬
‫ض‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫عل نبميوا أ ن ب نن‬ ‫ع بنما ن ننهى نوا ي‬
‫ن‬ ‫نب بن ي‬ ‫ن نن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ن نن ي ين نن‬ ‫ن‬
‫عنلى ا نن يضبيآضئنك نوبربسلضنك نونملضئك نضة ال يبمنق بنرضبي ينن‬ ‫و‬ ‫د‬
‫ب ن ب ن ن‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ن‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫دن‬ ‫ض‬ ‫ي‬
‫ض‬
‫ن ب‬ ‫س‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫آ‬ ‫لى‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ن ن‬ ‫و‬ ‫د‪،‬‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ن‬ ‫ب ن ب‬‫ح‬ ‫م‬ ‫نا‬ ‫ن‬ ‫د‬‫ض‬ ‫ي‬
‫ض‬
‫ن ب‬ ‫س‬ ‫لى‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ن‬ ‫ل‬‫ض‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ‫ب ب ن‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫‪.‬‬ ‫ما‬ ‫ي ير‬ ‫ي‬ ‫ض‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫ت‬ ‫وا‬ ‫ال ب نضذيينن آنمن بيوا نص ي ن ي ن ن ب ي‬
‫م‬ ‫ب‬ ‫ض‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ض‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫وا‬ ‫ب‬ ‫ل‬
‫حابنضة نوال ب نتاضبضعي ينن نونتاضبضعي ال بنتاضبضعيينن ل نبهيم ضباضيحنسانن اضنلى ينيوضم‬ ‫عين بنضقي ب نضة ال ب نص ن‬ ‫عضلى نو ن‬ ‫عثينمان نو ن‬ ‫عنمر نو ب‬ ‫خل ننفاضء ال ب نراضشضدي ينن أ نضبى بنك ينر نو ب‬ ‫عضن يال ب‬ ‫نوايرنض الل بنبهبمن ن‬
‫ت‪،‬‬ ‫ت ا نل نيحيآضء ضمن يبهيم نوا يل نيمنوا ض‬ ‫ت نوال يبميسلضضميينن نوال يبميسلضنما ض‬ ‫غضفير لضل يبميؤضمضني ينن نوال يبميؤضمننا ض‬ ‫ناللبهبمن ا ي‬ ‫ع ب ننا نمنعبهيم ضبنريحنمضتنك نيا أ نيرنحنم ال ب نراضحضمي ينن‬ ‫الضبدييضن نوايرنض ن‬
‫اللبهبمن أ نضع بنز ا يضليسل ننم نوال يبميسلضضمي ينن نوأ نضذ بنل الضبشيرنك نوال يبميشضرضكي ينن نوان يبصير ضعنباندنك ال يبمنوضبحضديين‪ ،‬نوان يبصير نمين ن ننصنر الضبدي ينن نوايخبذيل نمين نخنذنل يالبميسلضضميينن نو ندضبمير‬
‫حضن‪ ،‬نما نظنهنر ضمن ينها نونما بننطنن‪،‬‬ ‫ع ب ننا يالبنل ننء نويالنونبانء نوال بنزل نضزنل نوبسيونء يالضفتنضن نويالضم ن‬ ‫عضل ك نلضنماضتنك ضإنلى ي نيونم الضبدييضن‪ .‬اللبهبمن ايدنفيع ن‬ ‫عندانء الضبدي يضن نوأ ن ي‬ ‫عندائننك أ ن ي‬ ‫أن ي‬
‫ب‬ ‫ذا‬
‫ن‬ ‫ع‬
‫ن ن ن ن ن ن ن‬ ‫نا‬ ‫ض‬
‫ق‬ ‫و‬ ‫ة‬
‫ر‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ض‬
‫ة‬ ‫ر‬
‫ن‬ ‫ض‬
‫خ‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫فى‬ ‫ض‬ ‫و‬ ‫ة‬
‫ر‬ ‫ن‬ ‫س‬
‫ين ن ن ن ن‬‫ح‬ ‫يا‬‫ن‬ ‫د‬
‫ب‬ ‫ال‬ ‫فى‬ ‫ض‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ض‬
‫تن‬ ‫آ‬ ‫نا‬ ‫ب‬
‫ن بن ن‬ ‫ر‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫م‬
‫ن ي ن‬ ‫ض‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫عا‬ ‫ال‬‫ي‬ ‫ب‬ ‫ر‬
‫بن ن ن بن‬ ‫يا‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫عآ‬ ‫ن‬
‫ب ي ي ن‬ ‫ي‬ ‫ض‬
‫م‬ ‫ض‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ال‬‫ي‬ ‫ن‬ ‫ض‬ ‫دا‬ ‫ي‬
‫ب ن‬‫ل‬ ‫ب‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ر‬
‫ض‬ ‫ض‬
‫ئ‬ ‫سا‬ ‫ن ن‬ ‫و‬ ‫ة‬
‫ر‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫خآ‬ ‫ن‬ ‫يا‬ ‫س‬‫ض‬ ‫ي‬ ‫ض‬
‫ن‬
‫ن ن ي ب ي بن‬ ‫دو‬ ‫ن‬‫ض‬ ‫ا‬ ‫نا‬‫د‬‫ض‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫ن‬
‫ي‬ ‫ع‬
‫ن‬
‫خاضسضري ينن‪ .‬ضعنبانداللضه ! ضإ بنن اللنه ي نأ يبمبرننا ضبيالنعيدضل نوا يضليحنساضن نوضإييتآضء ضذي‬ ‫ال ب نناضر‪ .‬نرببنننا نظل نيمننا ا نن يبفنسننا نوضإين ل نيم تنيغضفير ل نننا نوتنيرنحيمننا ل نن نك بيون ن ب نن ضمنن يال ن‬
‫علنى ضننعضمضه ينضزيدك بيم نول نضذك يبر اللضه أ نك يبنير‬ ‫حشآضء نوال يبمن يك نضر نويالبنيغضي ي نضعبظك بيم ل ننعل ب نك بيم تننذك ب نبريونن نوايذك ببروا اللنه يالنعضظي ينم ينيذك بيرك بيم نوايشك ببريوبه ن‬ ‫عضن يالنف ي‬ ‫يالبقيربنى نوي نن ينهى ن‬

También podría gustarte