Está en la página 1de 9

TUGAS

HUBUNGAN ANGIN DENGAN IKLIM DAN PERTANIAN

Dosen pengampu :
Dr. Ir. Irianto, M. P.

Di susun oleh :
Leonardo Sinaga
D1A018208
AGROEKOTEKNOLOGI KELAS L

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
1. LATAR BELAKANG

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi


bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara
rendah.
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi
lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun
kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat
yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan
turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali.
Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi.
Iklim merupakan kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dan
melipiti wilayah yang luas. Bumi memiliki geografis tempat yang berbeda-
beda. Tidak hanya geografis saja, namun secara astronomis di daerah
mempunyai letak berbeda- beda dan karakteristiknya berbeda- beda. Iklim
sangat erat kaitannya dengan letak astronomis. Dalam ilmu geografi kita
mengenal beberapa jenis iklim yang dikaitkan dengan letak astronomis.
Secara umum, dikaitkan dengan letak garis lintang.
2. HUBUNGAN ANGIN DENGAN PERTANIAN

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah
yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang
lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi
perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih
besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum
dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban
udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan penguapan
permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air sehingga udara
panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan
tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu
terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan
kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang
sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan
menimbulkan penyerbukan silang.

Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca yang


sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan
patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian
Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu musim tanam
tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan
kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan kecepatan
angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan mendukung
pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan konidium
hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.
Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan
jumlah luka pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan
permukaan tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat
dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung
melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena
hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui
pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan
hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.

Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin


karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang
tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah
diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya
terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang paling tingginya
ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya penyakit tertentu hanya
dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan sering sangat pendek. Pada
umumnya spora akan mati karena kekeringan dan sinar matahari pada waktu
disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap tidak tepat jatuh pada
tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya maka spora yang akan
tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya.

Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan


lingkungan karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak
dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan
silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka usaha yang dapat
dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah patogen
yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman
pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam
pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi
pohon pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter
dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya
pematah angin maka laju dan arah angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan
sehingga penyebaran patogen akan lebih kecil.
Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya dalam
Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman
perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti perkembangan
jamur.
3. HUBUNGAN IKLIM DENGAN PERTANIAN

Iklim adalah perubahan nilai-nilai unsur cuaca dalam jangka panjang di suatu
tempat atau pada suatu wilayah. Iklim erat hubungannya dengan perubahan cuaca
dan pemanasan global dapat menurun-kan produksi pertanian antara 5-20 persen.
Perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubah-nya pola
iklim dunia yang mengakibatkan fenomena cuaca yang tidak menentu. Perubahan
iklim terjadi karena adanya perubahan variabel iklim, seperti suhu udara dan curah
hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara
50 sampai 100 tahun.
Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak stabil sebagai
contoh curah hujan yang tidak menentu, sering terjadi badai, suhu udara yang
ekstrim, serta arah angin yang berubah drastis. Penurunan intensitas hujan
merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Indonesia memiliki dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau yang bagi satu daerah dengan daerah
lainnya tidak selalu sama baik dalam saat terjadinya maupun lama kejadiannya. Hal
ini antara lain tergantung pada letak geografis daerah yang bersangkutan.

Daerah Indonesia bagian barat lebih banyak mendapat pengaruh dari Asia
pada musim hujan, sedang daerah Indonesia bagian timur lebih banyak mendapat
pengaruh dari Australia pada musim kemarau. Hal ini termasuk daerah atau wilayah
Sulawesi Utara. Dalam dasawarsa terakhir ini wilayah Sulawesi Utara mengalami
perubahan iklim yang cukup signifikan dari keadaan sebelumnya. Hal ini
mengakibatkan berbagai masalah dan kerugian usaha tani. Contohnya musim tanam
sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan
berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan
kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang
mengakibatkan penggenangan lahan pertanian.

Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksivitas


tanaman. Suatu wilayah yang mempunyai iklim berbeda dengan daerah lain akan
mempunyai tingkatan berbeda dalam produksivitas tanaman. Selain faktor tanah,
iklim merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap
tanaman, mulai dari cara budidaya, pola bercocok tanam maupun jenis tanaman
yang akan di budidayakan. Setiap tanaman mempunyai syarat tumbuh yang
berbeda.

Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama, yaitu:
faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain
menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman, penurunan indeks pertanaman
yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi; (b) kerusakan sumber
daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d)
peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT)

kelembaban udara menjadi tinggi dan menstimulir timbulnya serangan


cendawan pada batang dan daun, dan apabila drainase kuran baik akan
menyebabkan umbi menjadi busuk. Penanaman didataran tinggi akan menghambat
dan menyebabkan percabangan serta berbuah. Penanaman didataran tinggi hanya
cocok untuk usaha pemuliaan tanaman, dalam usaha untuk mendapatkan biji yang
sebanyak-banyaknya. Untuk daerah kering atau rata-rata hujan yang rendah ketela
pohon akan tumbuh lambat dan produksivitasnya rendah. Sedangkan untuk
tanaman pangan lainnya misalnya padi merupakan tanaman yang sangat peka
terhadap perubahan suhu udara meskipun sangat kecil. Bagian reproduktif yang
dinamakan spikelet akan menjadi steril jika suhu meningkat, sehingga
mempengaruhi produksivitasnya
KESIMPULAN

Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
disekitar tanaman. Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman, potensi
kerugian tanaman yang disebabkan adanya angin juga besar. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan terhadap lingkungan agar fungsi angin lebih mengarah pada
hal yang mendukung budidaya pertanian. Usaha pengelolaan angin di lahan
pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat dilakukan walaupun
hanya berpengaruh kecil.

Iklim mempengaruhi produktivitas suatu tumbuhan,setiap daerah berbeda


beda iklimnya serta itupula yang menjadi pembeda produktivitas setiap wilayah

Perubahan iklim dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak stabil.

También podría gustarte