Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Dosen pengampu :
Dr. Ir. Irianto, M. P.
Di susun oleh :
Leonardo Sinaga
D1A018208
AGROEKOTEKNOLOGI KELAS L
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
1. LATAR BELAKANG
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah
yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang
lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi
perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih
besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum
dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban
udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan penguapan
permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air sehingga udara
panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan
tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu
terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan
kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang
sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan
menimbulkan penyerbukan silang.
Iklim adalah perubahan nilai-nilai unsur cuaca dalam jangka panjang di suatu
tempat atau pada suatu wilayah. Iklim erat hubungannya dengan perubahan cuaca
dan pemanasan global dapat menurun-kan produksi pertanian antara 5-20 persen.
Perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubah-nya pola
iklim dunia yang mengakibatkan fenomena cuaca yang tidak menentu. Perubahan
iklim terjadi karena adanya perubahan variabel iklim, seperti suhu udara dan curah
hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara
50 sampai 100 tahun.
Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak stabil sebagai
contoh curah hujan yang tidak menentu, sering terjadi badai, suhu udara yang
ekstrim, serta arah angin yang berubah drastis. Penurunan intensitas hujan
merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Indonesia memiliki dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau yang bagi satu daerah dengan daerah
lainnya tidak selalu sama baik dalam saat terjadinya maupun lama kejadiannya. Hal
ini antara lain tergantung pada letak geografis daerah yang bersangkutan.
Daerah Indonesia bagian barat lebih banyak mendapat pengaruh dari Asia
pada musim hujan, sedang daerah Indonesia bagian timur lebih banyak mendapat
pengaruh dari Australia pada musim kemarau. Hal ini termasuk daerah atau wilayah
Sulawesi Utara. Dalam dasawarsa terakhir ini wilayah Sulawesi Utara mengalami
perubahan iklim yang cukup signifikan dari keadaan sebelumnya. Hal ini
mengakibatkan berbagai masalah dan kerugian usaha tani. Contohnya musim tanam
sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan
berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan
kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang
mengakibatkan penggenangan lahan pertanian.
Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama, yaitu:
faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain
menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman, penurunan indeks pertanaman
yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi; (b) kerusakan sumber
daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d)
peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT)
Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
disekitar tanaman. Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman, potensi
kerugian tanaman yang disebabkan adanya angin juga besar. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan terhadap lingkungan agar fungsi angin lebih mengarah pada
hal yang mendukung budidaya pertanian. Usaha pengelolaan angin di lahan
pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat dilakukan walaupun
hanya berpengaruh kecil.