Está en la página 1de 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

dunia, dalam hal ini Indonesia menempati urutan ke-5 dengan jumlah penduduk

255.993.674 jiwa (CIA World factbook, 2015). Dari jumlah total penduduk 53,7

persen penduduk bertempat tinggal di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,

Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Makasar (CIA, 2015). Padatnya

populasi di perkotaan saat ini menuntut akan ketersediaan sarana dan prasaran yang

menunjang, namun keterbatasan lahan menjadi kendala dalam memenuhi

kebutuhan tersebut (Ainun dan Putu, 2013). Pembangunan gedung secara vertikal

diyakini dapat memanfaatkan lahan yang semakin terbatas dengan efektif dan

efisien (Sevi Mauilani, 2014).

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan, terutama untuk

bangunan tahan gempa mendorong timbulnya kebutuhan akan suatu rancangan

struktur bangunan tahan gempa yang ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan

cepat dan efisien tanpa mengurangi kekakuan antar komponen struktur bangunan

tersebut (Adimas Bagus I, 2013). Ada dua metode konstruksi yang berkembang

pada saat ini yaitu konstruksi beton dan konstruksi baja. Konstruksi beton sendiri

memiliki dua metode, yaitu dengan menggunakan metode beton bertulang

konvensional dan metode beton bertulang pracetak (Adimas Bagus I, 2013).

1
Penggunaan metode precast dalam pekerjaan struktur di bidang sipil

merupakan salah satu inovasi serta salah satu alternative baru pada perencanaan

kontruksi. Dengan adanya metode ini ,maka dalam perencanaan kontruksi bias

menggantikan metode yang lama yakni metode konvensional.

Kedua metode tersebut memiliki tujuan yang sama dalam penyelesaian

pekerjaan kontruksi namun dalam pembuatanya. Metode konvensional adalah suatu

metode pengerjaan pembuatan beton yang mana pembuatan struktur beton yang

dicetak dalam kedudukan yang sama (cast in situ) dengan akhir dari pelaksanaan

kontruksi, sedangkan metode beton precast adalah beton yang dipersiapkan terlebih

dahulu dalam bentuk siap pasang, dengan sebelumnya dicetak dan di curing tempat

khusus (off site fabrication) kemudian di angkut kelapangan untuk dilakukan

pemasangan (installation) (Elliott, 2002).

Metode precast beton yang digunakan kontraktor merupakan salah satu

metode untuk menghemat pekerjaan waktu dalam proyek, namun berdampak

terhadap biaya penggunnaan jasa alat berat serta material yang digunakan. Berbeda

dengan cara tradisional / konvensional yang membutuhkan waktu lebih lama.

Sehingga precast concrete diharapkan mampu meminimalisir waktu serta

mempercepat pelaksanaan kontruksi dilapangan.

Melalui precast, pembangunan gedung perkuliahan STKIP

QOMARUDDIN sebagai tempat pembelajaran mahasiswa dapat cepat

terselesaikan. Mengingatkan pentingnya metode pelaksanaan demi efesiensi waktu

sehinga dibutuhkan pengendalian waktu yang lebih lanjut terutama pada waktu

2
pelaksanaan pengerjaan yang langsung berdampak terhadap pelaksanaan

dilapangan.

Namun dalam suatu metode pasti terdapat sisi positif maupun negatif, antara

lain sistem pracetak memerlukan analisa tambahan yang lebih rumit dibanding

dengan metode konvensional. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat

topik “Desain struktur gedung perkuliahan STKIP QOMARUDDIN Gresik dengan

Metode precast”

1.2 Rumusan masalah

Dalam perencanaan struktur gedung perkuliahan STKIP QOMARUDDIN

Gresik yang akan menggunakan beton pracetak.

Terdapat permasalahan yang timbul:

1. Bagaimana merencakan dimensi beton pracetak yang efisien dan

mampu menahan beban – beban yang bekerja sesuai SNI Beton

pracetak 7833 : 2012?

2. Bagaimana merencanakan detailing sambungan pada komponen

pracetak?

1.3 Tujuan

Tujuan pada modifikasi struktur gedung rektorat STKIP QOMARUDDIN

Gresik adalah:

1. Mendapatkan dimensi beton pracetak yang efisien sesuai dengan

peraturan yang sesuai SNI Beton pracetak 7833 : 2012.

2. Mampu merencakan detailing sambungan pada komponen pracetak.

3
1.4 Batasan masalah

Dalam mencegah terjadinya perluasan cakupan pembahasan, maka ada

beberapa batasan-batasan secara teknis sebagai berikut:

1. Gedung yang ditinjau yaitu gedung Rektorat STKIP

QOMARUDDIN Gresik.

2. Perhitungan struktur primer meliputi:

a. Struktur utama: Material beton pracetak pada balok dan pada

kolom.

3. Perencanaan hanya pada struktur atas (upper structure) tanpa

perhitungan perencanaan pondasi.

4. Analisa struktur:

a. Beban gempa pada struktur dihitung dengan metode Respon

Spektrum.

b. Perhitungan analisa struktur untuk memperoleh gaya gaya dalam

(bidang M, D, dan N) menggunakan program SAP 2000.

1.5 Manfaat

1. Manfaat teoritis

a. Menambah wacana ilmu pengetahuan dalam ruang lingkup civil

engineering, khususnya di bidang yang berkaitan dengan struktur.

b. Memberi informasi berupa data hasil analisa tentang perencanaan

menggunakan metode precast dengan metode konvensional.

2. Manfaat praktis

4
Memberikan informasi tentang pengaruh yang akan terjadi terhadap

lamanya waktu dalam pengerjaan dan biaya dilapangan apabila metode

pemasangan balok kolom diubah dari metode konvensional ke metode

precast.

3. Manfaat untuk penulis

Bisa lebih memahami manfaat ilmu selama perkulihan terutama

mengenai beton precast sesuai SNI Beton pracetak 7833 : 2012.

También podría gustarte