Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Definisi
Demam atau hipotermi, leukositosis atau leukopeni, takipneu, dan takikardi yang disebabkan TNF-α
adalah tanda utama atau respon sistemik, yang dinamakan systemic inflammatory response
syndrome (SIRS).
Jika penyebabnya adalah infeksi atau ditemukan adanya suatu infeksi bakteri, maka pasien
menderita penyakit yang dinamakan sepsis.
Sepsis adalah, respon sistemik tubuh terhadap infeksi yang menyebabkan sepsis berat (disfungsi
organ akut sekunder untuk dicurigai adanya infeksi) dan syok septik.
Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang menyebabkan perfusi jaringan
menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu metabolisme sel/jaringan.
Syok sepsis adalah keadaan dimana terjadi penurunan tekanan darah (TD sistolik kurang dari 90
mm Hg atau penurunan TD sistolik lebih dari 40 mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meskipun
telah dilakukan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan vasopressor untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
Merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan segera oleh karena semakin
cepat syok teratasi, akan meningkat keberhasilan pengobatan dan menurukan risiko kegagalan
organ dan kematian.
Sepsis (keadaan klinis yang berkaitan dengan infeksi dgn manifestasi SIRS)
• Sepsis berat
Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ. Hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis laktat,
oligouria dan penurunan kesadaran.
Sepsis dengan tekanan darah sistolik <90mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >40 mmHg
dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
Etiologi
• Staphylococcus aureus
• Streptococcus pneumonia,
• Enterococcus, Klebsiella,
• Pseudomonas
• Flu (influenza)
• Appendiksitis
• Infeksi kulit, seperti selulitis, sering disebabkan ketika infus atau kateter
Epidemiologi
Menempati urutan ke 10 penyebab utama kematian di AS dan penyebab utama kematian pada
pasien kritis
Faktor risiko
• Usia – usia muda memberikan respon inflamasi yang lebih baik disbanding usia tua
• Jenis kelamin – laki-laki 27% lebih mungkin mengalami kematian terkait sepsis.
• Ras – tingkat mortalitas terkait sepsis pada orang kulit hitam tertinggi dan terendah di
antara orang asia.
• Penyakit komorbid – kondisi komorbid yang mengubah fungsi kekebalan tubuh (gagal ginjal
kronis, diabetes mellitus, HIV, penyalahgunaan alcohol) lebih umum pada pasien sepsis non
kulit putih, komorbiditas kumulatif dikaitkan dengan disfungsi organ akut yang lebih berat.
• Genetic
• Terapi kortikosteroid – pasien yang menerima steroid kronis memiliki peningkatan
kerentanan terhadap berbagai jenis infeksi.
• Kemoterapi – obat-obatan kemoterapi tidak dapat membedakan antara sel-sel kanker dan
jenis sel lain yang tumbuh cepat seperti sel darah dan sel kulit. Orang yang menerima
kemoterapi berisiko untuk terkena infeksi ketika jumlah sel darah putih mereka rendah.
• Obesitas
Gejala klinis
• Takikardi
• TD arteri <90 mmHg atau 40 mmHg di bawah TD normal pasien selama sekurang-kurangnya
1 jam meski telah dilakukan resusitasi cairan atau dibutuhkan vasopressor untuk
mempertahankan tekanan darah sistolik tetap ≥ 90 mmHg atau tekanan arteri rata-rata ≥ 70
mmHg.
• Fever
• Confusion
• Gelisah
• Kesulitan bernapas
• Fatigue, malaise
• Mual muntah
Pemeriksaan penunjang
• Infeksi kepala dan leher – sakit kepala berat, kekakuan pada leher, gangguan mental, sakit
telinga, sakit tenggorokan, sinus pain, limfadenopati cervical/submandibular.
• Infeksi perut dan gastrointestinal – diare, nyeri perut, distensi abdomen, nyeri tekan rektal
dan bengkak
• Infeksi tulang dan jaringan lunak – nyeri local anggota tubuh, eritema, edema,
pembengkakan sendi, krepitasi pada infeksi nekrosis, efusi sendi
CBC, PT APTT, Kadar fibrinogen dan D-dimer, analisis gas darah, profil ginjal dan hati, kalsium ion.
• Asidosis metabolic
• Trombositopenia
• Anemia
Inflamasi
3. Hitung sel darah putih normal dengan lebih dari 10% ditemukan bentuk imatur
4. C-reactive protein plasma lebih dari dua standar deviasi diatas nilai normal
5. Prokalsitonin plasma lebih dari dua standar deviasi diatas nilai normal
Hemodinamik
Hipotensi arteri
(tekanan darah sistolik < 90mmHg, MAP < 70 mmHg, atau tekanan darah sistolik turun > 40mmHg
pada dewasa atau lebih rendah dua standar deviasi dibawah nilai normal umur)
Disfungsi organ
Perfusi jaringan
1. Sepsis-induced hipotensi
3. Jumlah urin < 0,5 mL/kg/jam selama lebih dari 2 jam walaupun resusitasi cairan adekuat
4. Acute Lung Injury dengan PaO2/FiO2 < 250 dengan tidak adanya pneumonia sebagai sumber
infeksi
5. Acute Lung Injury dengan PaO2/FiO2 < 200 dengan adanya pneumonia sebagai sumber
infeksi
terapi mencakup penyesuaian beban jantung preload, afterload dan kontraktilitas dengan oxygen
delivery dan demand. Protokol tersebut mencakup pemberian cairan kristaloid dan koloid lobus 500
ml tiap 30 menit untuk mencapai tekanan vena central (CVP) 8-12 mmHg. Bila tekanan arteri rata-
rata (MAP) kurang dari 65 mmHg, diberikan vasopressor hingga >65 mmHg dan bila MAP >90 mmHg
diberikan vasodilator. Dilakukan evaluasi saturasi oksigen vena sentral (ScvO2). Bila ScvO2 <70%
dilakukan koreksi hematocrit hingga diatas 30%. Setelah CVP, MAP dan hematocrit optimal namun
ScvO2 <70%, dimulai pemberian inotropic. Inotropic diturunkan bila MAP <65 mmHg atau frekuensi
jantung >120 kali/menit.
a. Oksigenasi
d. Nutrisi
Prognosis
Referensi
Repository usu
Undip.ac.id
Journal unair
medscape
patofisiologi