Está en la página 1de 11

KAJIAN EFISIENSI RUKO SEBAGAI BARRIER UNTUK MEREDUKSI

KEBISINGAN AKIBAT AKFTIFITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA


MULYOSARI, SURABAYA

Riana Purwandani1, Didik Bambang Supriyadi2


1)
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya, 60111
2)
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya,60111

E-mail: rianapurwandani@gmail.com

Abstrak

Di sepanjang Jalan Raya Mulyosari terdapat rumah toko ruko yang membelakangi pemukiman-pemukiman yang ada di
sekitar daerah tersebut. Ruko tersebut secara tidak langsung bertindak sebagai barrier yang bermanfaat untuk
melindungi pemukiman dari kebisingan akibat aktifitas transportasi di Jalan Raya Mulyosari. Dalam penelitian ini
dilakukan pengukuran tingkat efisiensi ruko dalam mereduksi kebisingan berdasarkan variabel ketinggian ruko dan
jarak antara ruko dengan sumber bising. Tingkat kebisingan diukur dengan menggunakan SLM (Sound Level Meter).
Penelitian ini mengukur kebisingan di depan dan dan di belakang ruko. Ketinggian ruko yang diteliti adalah ruko yang
memilki ketinggian 5-9 meter, 9-13 meter dan 13-16 meter. Sedangkan variabel jarak antara ruko dengan sumber
bising yang diteliti adalah pada ruko yang memiliki jarak dengan sumber bising 0–4 meter, 4-8 meter dan 8-12 meter.

Along Jalan Raya Mulyosari, there are commercial buildings covering settlements there. The buildings indirectly act as
the barrier noise. This study done to calculate the efficiency of commercial buildings in reducing noise based on
variabels; the height of commercial buildings and the distance between buildings and source of noise. In this research,
measuring used SLM (Sound Level Meter). Measuring of noise was measured in front of building and behind the
building. The height of buildinmgs which were inspected were the buildings that had height 5-9 meters, 9-13 meters and
13-16 meters. While the distance between the buildings that had distance to the source of noise 0-4 meters, 4-8 meters
and 8-12 meters.

Kata kunci: Barrier, Noise Pollution, Reduction of Noise

1. Pendahuluan kebisingan yang terjadi yaitu 77,39 dB(A)


Kebisingan ditimbulkan oleh berbagai sumber (Podallah, 2011). Nilai tersebut menunjukan
bising, antara lain: kegiatan transportasi, kegiatan bahwa tingkat kebisingan di Jalan Raya Mulyosari
industri, kegiatan perdagangan dan lain-lain. Di sudah melebihi dari baku mutu menurut Keputusan
daerah urban seperti Surabaya, kebisingan lalu Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun
lintas merupakan penghasil bunyi yang paling 1996, yaitu 55 dB(A) untuk pemukiman dan 65
banyak menyumbang kebisingan. Kebisingan yang dB(A) untuk perdagangan. Ruko tidak hanya
tidak dikendalikan akan menyebabkan bencana menimbulkan dampak negatif bagi
besar. Dalam jangka pendek, kebisingan dapat lingkungan, akan tetapi ruko dapat berfungsi
menyebabkan ketidaknyamanan pada penerimanya sebagai bangunan penghalang kebisingan
dan dalam jangka panjang akan menyebabkan (barrier) yang memisahkan antara sumber
berbagai kerusakan fisik maupun mental bagi bising dan tempat-tempat yang sensitif
penerimanya.Pembangunan ruko yang pesat
biasanyan terjadi di kota besar, seperti Surabaya.
terhadap bising (rumah sakit, pemukiman dan
Hal ini tidak terkecuali terjadi di Jalan Raya sekolah). Menurut Raichel (2006), Barrier dapat
Mulyosari (Surabaya Timur). Perkembangan ruko berupa pagar, dinding, tanggul (gundukan tanah),
di Jalan Raya Mulyosari sangat pesat, sehingga tanaman yang rimbun atau bangunan antara
meningkatkan volume kendaraan yang melintas di sumber bising dengan penerima. Pemanfaatan
sepanjang Jalan Raya Mulyosari. Hal ini barrier untuk mereduksi kebisingan, perlu
mengakibatkan meningkatnya kebisingan, tingkat dilakukan sebuah evaluasi. Hal ini bertujuan, untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki
dan diperhatikan dalam implementasinya di
lapangan. Diketahui nilai pada rentang:
06.00-10.00 : 73,1 dB(A)
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola tingkat 10.00-14.00 : 75,8 dB(A)
penurunan kebisingan yang ditinjau berdasarkan 14.00-18.00 : 74,8 dB(A)
ketinggian barrier dan jarak antara ruko dengan 18.00-22.00 : 71,7 dB(A)
sumber bising di Jalan Raya Mulyosari dan Sehingga untuk mencari nilai dihitung
mencari tingkat efisiensi bangunan ruko di Jalan
Raya Mulyosari dapat dimanfaatkan sebagai
pereduksi kebisingan yang diakibatkan aktifitas = 10Log .............................(2)
transportasi di Jalan Raya Mulyosari.
.
2. Bahan dan Metoda =10Log
Nilai Leq didapat dari data hasil pengukuran 24 jam
di lapangan. Nilai Leq dihitung masing-masing
berdasarkan 7 interval waktu pengukuran sebagai
berikut: = 74,1 dB(A)
 L1: jam 06.00 - 10.00
 L2: jam 10.00 - 14.00 Disamping menghitung nilai untuk mengetahui
 L3 : jam 14.00 - 18.00 kebisingan yang terjadi pada siang hari, untuk
malam hari harus dihitung nilai . Nilai
 L4 : jam 18.00 - 22.00
didapatkan dari nilai dari rentang (22.00-
 L5 : jam 22.00 - 24.00
 L6 : jam 24.00 - 03.00 24.00), (00.00-03.00) dan (03.00-06.00). Untuk
menghitung nilai digunakan persamaan 3.
 L7 : jam 03.00 - 06.00
Contoh perhitungan digunakan Ruko Holland
Fungsi dari mencari nilai ekuivalen adalah untuk adalah sebagai berikut:
mengetahui nilai rata-rata kebisingan yang terjadi
pada suatu interval. Pada perhitungan Nilai Diketahui:
Ekivalen ( ) digunakan rumus matematis seperti 22.00-24.00 : 65,9 dB(A)
persamaan 1. Contoh perhitungan nilai adalah 24.00-03.00 : 60,9 dB(A)
03.00-06.00 : 52,7 dB(A)
sebagai berikut: Sehingga untuk mencari nilai dihitung
= 10Log ∑(fi10 0.1Li))...................................(1)
= 10Log

Leq  73,1 dB( A)


= 64,1 dB(A)
Dalam 24 jam pengukuran dibagi menjadi dua
level kebisingan yaitu level siang dan level malam. Dari nilai level siang ( ) dan level malam ( ),
Level siang untuk selanjutnya disebut .
maka dicari nilai yang merupakan gabungan
dihitung dari nilai Leq pada interval (06.00-10.00),
(10.00-14.00), (14.00-18.00) dan (18.00-22.00). dari level siang dan level malam. Nilai
Untuk menghitung nilai digunakan persamaan menunjukan kecondongan kebisingan yang terjadi
2. Sebagai contoh perhitungan diambil Ruko di sekitar ruko seama 24 jam. Untuk menghitung
Holland. Contoh perhitungan Ruko Holland nilai Lsm dengan menggunakan persamaan 3.
Contoh perhitungan digunakan Ruko Holland
seperti berikut:
adalah sebagai berikut:
Diketahui: Tabel 2 ∆I Berdasarkan Jarak Ruko-Jalan
: 74,1 dB(A)
: 64,1 dB(A)

Sehingga untuk mencari nilai dihitung

...(3)

= 72,8 dB(A)

Perhitungan tingkat reduksi akibat adanya barrier


Pada penelitian kali ini, titik sampling terdiri dari
dilakukan dengan cara mencari nilai delta (∆) dari
titik yang berada di sumber, titik belakang ruko
selisih antara nilai di sumber (titik di depan
dan titik yang berada di celah. Titik yang berada
ruko) dengan nilai di titik penerima). Dengan dicelah mengalami attenuasi dikarenakan jarak,
cara ini, kita dapat mengetahui efisiensi ruko berbeda dengan titik di belakang ruko yang
dalam mereduksi kebisingan akibat aktivitas mengalami reduksi kebisingan dikarenakan peran
transportasi di Jalan Raya Mulyosari. Dalam ruko sebagai barrier.Selain melakukan pengukuran
penelitian ini dilihat efisiensi ruko berdasarkan 2 reduksi kebisingan karena adanya ruko, dilakukan
variabel, yaitu variabel tinggi dan jarak antara ruko pula perhitungan attenuasi bunyi karena jarak
dengan sumber bunyi (Aktivitas Transportasi di berdasarkan rumus teoritis. Hal ini bertujuan untuk
Jalan Raya Mulyosari). mengetahui perbedaan reduksi bunyi yang
dihasilkan dengan dan tanpa adanya ruko sebagai
Dari Ruko Martabak Alim (9,63m), Ruko Circle K barrier.
(6,89m) dan Ruko Holland (13,59m), dimana
terdapat perbedaan tinggi ini didapatkan reduksi Dalam perhitungan ini, jarak diukur dengan
kebisingan yang bervariasi seperti yang terlihat menggunakan bantuan google earth. Jarak yang
pada Tabel 1. diukur untuk melihat attenuasi bunyi karena jarak
sama panjangnya dengan jarak antara sumber
Tabel 1 ∆I Berdasarkan Ketinggi Ruko bunyi ke penerima (titik sampling di belakang ruko
dan celah).Attenuasi bunyi karena jarak pada titik
sampling dipaparkan pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3 Attenuasi Bunyi karena Jarak di Ruko


dengan Variabel Ketinggian Ruko

Titik SL Jarak
Attenuasi
Ruko SL 1 SL2 r1 r2
Sumber Penerima
(dB(A)) (dB(A)) (m) (m) (dB)
1,1 2 73,3 60,9 3,0 51,9 12,4
R. Circle K
1,2 3 75,3 63,0 3,0 49,9 12,2
(5 - 9 m) 1,3 4 73,8 60,7 3,0 60,4 13,0
R. Martabak 1,1 2 74,9 61,6 3,0 64,2 13,3
Dalam penelitian ini, efisiensi ruko ditinjau dari Alim 1,2 3 75,4 62,7 3,0 55,4 12,7
jarak ruko dengan sumber bunyi menggunakan (9 - 13 m) 1,3 4 75,2 62,1 3,0 60,4 13,0
Ruko Parahitha (3,94 meter), Ruko Melawai (9,4 1,1 2 73,7 61,8 3,0 46,7 11,9
meter), dan Ruko BRI Mulyosari (6,04 meter). R. Holland
1,2 3 72,8 61,1 3,0 44,5 11,7
Dari perbedaan jarak antara sumber bunyi dengan
sumber bunyi, didapatkan nilai ∆I yang dipaparkan (13 - 16 m) 1,3 4 74,2 62,2 3,0 46,9 11,9
pada Tabel 2.
Tabel 4. Attenuasi Bunyi karena Jarak di Ruko Sehingga untuk menghitung % reduksi kebisingan
dengan Variabel Jarak Ruko-Jalan dihitung:
%= x 100%...............................(5)
Titik SL Jarak
Attenuasi
Ruko SL 1 SL2 r1 r2 %= x 100%
Sumber Penerima
(dB(A)) (dB(A)) (m) (m) (dB)
% = 20,6%
1,1 3 72,6 59,6 3,0 58,7 12,9
R. Parahitha
1,2 4 71,3 58,3 3,0 59,9 13,0
Tabel 5. Presentase (%) Reduksi Kebingan karena
(0 - 4 m) 1,3 6 72,7 60,0 3,0 55,1 12,6
Adanya Ruko Berdasarkan Kondisi di Lapangan
R. BRI 1,1 2 76,1 64,2 3,0 47,0 11,9
(Ruko dengan Variabel Ketinggian Ruko)
Mulyosari 1,2 3 73,5 61,4 3,0 48,4 12,1
(4 - 8 m) 1,3 4 71,3 59,3 3,0 47,3 12,0 Titik
1,1 2 71,3 59,3 3,0 47,9 12,0 Attenuasi %
R. Melawai Ruko ∆I (dB)
1,2 3 72,4 60,4 3,0 47,0 11,9 Sumber Penerima (dB) Reduksi
(8 - 12 m) 1,3 4 71,8 59,6 3,0 48,8 10,9 R.Circle K
1,2 3 19,1 12,2 56,0
(5-9m)
Perhitungan attenuasi karena jarak dihitung dengan R.Martabak 1,1 2 14,0 13,3 5,0
menggunakan persamaan 4. Contoh perhitungan Alim (9-13m) 1,2 3 21,0 12,7 65,9
dari Tabel 3 dan Tabel 4 dengan menggunakan R.Holland
1,2 3 14,1 11,7 20,6
Ruko Parahitha di titik 1,2 sebagai sumber dan titik (13-16m)
4 sebagai penerima adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Presentase (%) Reduksi Kebingan karena
Diketahui : Adanya Ruko Berdasarkan Kondisi di Lapangan
SL1 : 71,3 dB(A) (Ruko dengan Variabel Jarak Ruko dengan Jalan)
r2 : 59,9 m
Titik
r1 : 3,0 m Attenuasi %
Ruko ∆I (dB)
Sumber Penerima (dB) Reduksi
Sehingga untuk mencari SL2 dihitung:
R.Parahitha
SL1-SL2 = 10 log ............................................(4) 1,2 4 14,3 13,0 10,3
(0-4m)
R. BRI 1,1 2 17,8 11,9 48,9
SL2 = 71,3 – 10 log Mulyosari 1,2 3 18,2 12,1 50,4
(4-8) 1,3 4 17,5 12,0 46,3
= 58,3 dB
R. Melawai
Attenuasinya sebesar 13,0 dB(A) (8-12m)
1,2 3 14,1 11,9 18,3

Dalam perhitungan persentase (%) reduksi


Pada penelitian ini, hasil penelitian ini akan
kebisingan yang diakibatkan karenanya adanya
membandingkan Rumus Fresnel dengan keadaan
ruko sebagai barrier dilakukan dengan
di lapangan. Rumus Fresnel digunakan untuk
membandingkan besar reduksi kebisingan karena
mengetahui tingkat reduksi kebisingan yang
adanya ruko dan tanpa adanya ruko (hanya karena
disebabkan oleh ruko. Persamaan matematis dalam
attenuasi jarak). Persamaan matematis yang
Rumus Fresnel dapat dilihat pada persamaan 6
digunakan adalah seperti yang dijelaskan pada
sampai 10.
persamaan 5. Besar reduksi kebisingan yang
diakibatkan adanya masing-masing ruko dapat
Dalam memasukan variabel di persamaan fresnel
dilihat pada Tabel 5 dan 6. Contoh perhitungan
memperhatikan variabel yang digunakan pada
dari Tabel 5 dan Tabel 6 dengan menggunakan
penelitian ini. Untuk variabel tinggi, karena ruko
Ruko Holland di titik 1,2 sebagai sumber dan titik
yang digunakan mempunyai tinggi yang bervariasi
3 sebagai penerima adalah sebagai berikut:
sehingga yang diambil adalah nilai rata-rata ruko
yaitu 7,5 meter dan untuk rata-rata jarak antara
Diketahui:
ruko dengan jalan (sumber bising) adalah 7,8
∆I : 14,1 dB
meter. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara
Attenuasi : 11,7 dB
jelas efektivitas ruko berdasarkan ketinggian dan
jarak ruko-jalan ditinjau dari Rumus Fresnel ini.
Sebagai contoh perhitungan dengan rumus fresnel sedangkan sumbu vertikal merupakan besarnya
adalah dengan menggunakan Ruko reduksi tingkat kebisingan. Plotting nilai bilangan
Melawai,sebagai berikut. Fresnel dilakukan dengan menarik garis mendekati
kurva sehingga dapat ditentukan besaran reduksi
Diketahui : barrier. Satuan dari besaran reduksi barrier
R = 9,4 meter adalah dB.
D = 4 meter
Hb = 7,5 meter Berdasarkan rumus Fresnel didapatkan reduksi
Hp = 1,5 meter kebisingan karena adanya ruko sebagai barrier
Hs = 0,4 meter (diasumsikan dari tinggi yang dibandingkan dengan hasil reduksi
knalpot) kebisingan adanya ruko berdasarkan jarak ruko
= 0,34 meter dengan jalan yang diukur di lapangan, yaitu seperti
yang dipaparkan di Tabel 7 di bawah ini.
Nilai diketahui dari persamaan 5.1 sebagai
berikut:
= ..................................................................(6)
Dimana: c= cepat rambat bunyi di udara. (340 m/s)
f= frekuensi (Hz) standar Sound Level
Meter, yaitu 1000 Hz
Sehingga untuk mencari nilai dihitung:
= = 0,34 m
Sehingga untuk menghitung bilangan Fresel
dihitung:

X = ............................(7)
=
= 7,7 meter Gambar 1 Hasil Plotting Pada Grafik Fresnel

Y = ...............................(8) Tabel 7. Reduksi Kebisingan Akibat Adanya Ruko


= Berdasarkan Rumus Fresnel (Berdasarkan Variabel
Jarak Ruko-Jalan)
= 8,14 meter
Jarak
Z = ........................(9) Tinggi
Ruko- Fresnel
Ruko Ruko
= Jalan (dB)
(m)
= 13,44 meter (m)
BRI Mulyo 6,04 7,5 17,5
N = Melawai 9,4 7,5 16,5
...........................................(10) Parahitha 3,94 7,5 18,2
= Dari Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
= 8,32 teoritis Ruko Parahitha yang memiliki jarak paling
pendek antara ruko dengan jalan (sumber bising),
Setelah bilangan Fresnel diketahui maka untuk memiliki atenuasi kebisingan paling tinggi
mengetahui besarnya pengurangan tingkat dibandingkan dengan Ruko BRI Mulyo dan Ruko
kebisingan yang dicapai dengan menggunakan Melawai. Hal ini disebabkan karena suara yang
grafik pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukan dipantulkan akan semakin banyak dibandingkan
besarnya reduksi oleh barrier buatan. Sumbu dengan ruko yang memiliki jarak antara ruko
horisontal merupakan nilai dari bilangan Fresnel dengan jalan yang lebih panjang.
Tiga ruko lainnya yaitu Ruko Circle K, Ruko Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa pada
Holland dan Ruko Martabak Alim merupakan ruko pengukuran di lapangan, Ruko BRI Mulyosari
yang diteliti reduksi kebisingannya berdasarkan memiliki reduksi kebisingan yang paling besar
ketinggian masing-masing ruko. Berdasarkan dibandingkan dengan kedua ruko lainnya yaitu
rumus Fresnel reduksi kebisingan yang diakibatkan Ruko Parahitha dan Ruko Melawai. Reduksi
ruko tuga tersebut adalah seperti yang dipaparkan kebisingan yang dimiliki Ruko BRI Mulyosari
di Tabel 8. adalah 18,2 dB(A). Kelebihan Ruko BRI
Mulyosari dengan ruko dua lainnya adalah pada
Tabel 8. Reduksi Kebisingan Akibat Adanya Ruko Ruko BRI Mulyosari tidak memiliki celah yang
Berdasarkan Rumus Fresnel (Berdasarkan Variabel menyebabkan bunyi dapat diteruskan secara
Ketinggian Ruko) langsung.

Fresnel Pada perhitungan besar reduksi kebisingan


Ruko Jarak Tinggi berdasarkan rumus Fresnel, ruko yang memiliki
(dB)
nilai reduksi paling besar adalah Ruko Parahitha.
M.Alim 7,8 9,63 18,7 Pebedaan ini disebabkan karena pada Ruko
Circle K Parahitha memiliki dua celah dimana dua celah
7,8 6,89 16,8
Mulyo tercelah tersebut merupakan jalan utama dari
Holland 7,8 13,59 19,8 Perumahan BPD Mulyosari dan Perumahan
Mulyosari Tengah. Selain itu, dua celah tersebut
Dari Tabel 8. dapat disimpulkan berdasarkan menyebabkan masuknya bunyi (direct
Rumus Fresnel, ruko yang memiliki ketinggian transmisition) ke dalam perumahan. Hal ini
paling tinggi (Ruko Holland) memiliki reduksi mengakibatkan tingkat reduksi kebisingan yang
kebisingan yang paling besar dibandingkan dengan disebabkan reduksi kebisingan yang seharusnya
ruko yang memiliki ketinggian ruko lebih pendek. dapat dilakukan oleh Ruko Parahitha menjadi
Hal ini disebabkan karena pada ruko yang terganggu.
memiliki ketinggian lebih tinggi memiliki
kemampuan untuk menghalang transmisi bunyi Perbedaan besar reduksi kebisingan yang
lebih luas dibandingkan dengan ruko dengan diakibatkan dengan adanya ruko antara kondisi di
ketinggian yang lebih pendek. lapangan dan rumus teoritis pada ruko dengan
variabel ketinggi ruko dapat dilihat pada Tabel 10 .
Adanya perbedaan tingkat reduksi antara kondisi di
lapangan dengan rumus teoritis terjadi karena Tabel 10. Perbedaan Reduksi Kebisingan Ruko
beberapa faktor. Faktor tersebut dapat dari (Variabel Jarak Ruko-Jalan) dengan Kondisi di
backgrundnoise yang terjadi di lapangan, maupun Lapangan dengan Rumus Teoritis (Fresnel)
dari faktor lainnya. Berdasarkan pengukuran di
lapangan, ada perbedaan antara besar reduki Jarak Ruko- Tinggi Reduksi Kebisingan
kebisingan di lapangan dan dengan menggunakan Ruko
Jalan (m) Ruko (m) Lapangan (dB) Fresnel (dB)
rumus Fresnel, seperti yang terlihat pada Tabel 9.
Circle K 6,89 6,89 19,1 16,8
Tabel 9 Perbedaan Reduksi Kebisingan Ruko Martabak Alim 9,63 6,89 21,0 18,7
(Variabel Ketinggian Ruko) dengan Kondisi di Holland 13,59 6,89 14,1 19,8
Lapangan dengan Rumus Teoritis (Fresnel)
Pada Ruko Circle K terlihat bahwa reduksi di
Jarak Ruko- Tinggi lapangan melebihi dari perhitungan berdasarkan
Ruko Reduksi Kebisingan rumus Fresnel. Kondisi yang tidak terlalu banyak
Jalan (m) Ruko (m) Lapangan (dB) Fresnel (dB) aktivitas yang beragam di belakang Ruko Circle K
Parahitha 3,94 7,5 14,3 18,23 dan kondisi di aktivitas transportasi yang cukup
BRI Mulyosari 6,04 7,5 18,2 17,52 padat di depan Ruko Circle K menyebabkan ∆I
Melawai 9,4 7,5 14,1 16,53 yang cukup besar. Pada malam hari ketika volume
kendaraan yang melintas di depan Ruko Circle K
sudah tidak sepadat pada siang hari dengan kondisi
pemukiman belakang Ruko Circle K yang tidak
jauh berbeda pada siang hari menyebabkan lapangan. Terjadi perbedaan yang sangat signifikan
penurunan ∆I sehingga ∆I pada malam hari di antara hasil attenuasi kebisingan berdasarkan
bawah nilai dari reduksi kebisingan berdasarkan pengukuran di lapangan dan perhitungan teoritis,
rumus Fresnel. seperti yang terlihat pada Tabel 11. Kondisi celah
di samping Ruko Parahitha yaitu di titik 3 (titik
Pada Ruko Martabak Alim terjadi penurunan belakang pemukiman) dan titik 6 memiliki kondisi
kebisingan yang cukup signifikan. Hal ini yang tidak jauh berbeda attenuasinya. Perbedaan
disebabakan celah yang ada pada Ruko Martabak terlihat pada malam hari karena aktivitas pada
Alim hanya ada satu celah. Sehingga menyebabkan celah titik 6 lebih ramai di bandingkan dengan di
besarnya reduksi kebisingan yang mampu titik 3. Penyebab dari perbedaan attenuasi karena
dilakukan oleh Ruko Martabak Alim melebihi dari jarak antara rumus teoritis dengan kondisi di
reduksi kebisingan berdasarkan rumus Fresnel. lapangan adalah pada rumus teoritis tidak
diperhatikan tambahan-tambahan bunyi dari
Kondisi yang dialami oleh Ruko Martabak Alim sumber lain selain sumber bunyi (aktivitas
yang memiliki hanya satu celah, berbeda dengan transportasi di Jalan Raya Mulyosari), sedangkan
kondisi yang dialami oleh ruko Hollannd yang pada kenyatanya di celah titik 2 maupun titik 6
memiliki 2 celah dimana menyebabkan reduksi terjadi berbagai aktivitas seperti keluar-masuknya
kebisingan dari ruko Holland sangat kecil (di kendaraan dari dan ke Perumahan Mulyosari BPD
bawah dari perhitungan reduksi kebisingan dan aktivitas dari para penjual keliling. Hal ini
berdasarkan Fresnel). Celah di kedua sisi Ruko yang menyebabkan perbedaan yang sangat
Holland sangat mempengaruhi kemampuan dari signifikan antara rumus teoritis dengan kondisi di
Ruko Holland untuk mereduksi kebisingan, karena lapangan.
bunyi yang diakibatkan dari aktivitas transportasi
Jalan Raya Mulyosari masuk melalui celah dan Tabel 11 Perbandingan Besar Attenuasi (Variabel
menambah kebisingan yang terjadi di belakang Ruko Jarak Ruko-Jalan) Bunyi karena Jarak Antara
Ruko Holland. Selain karena adanya celah, Ruko Kondisi di Lapangan dengan Rumus Teoritis
Holland memiliki panjang ruko yang paling
pendek diantara Ruko dua lainnya, yaitu Ruko Titik Reduksi Kebisingan
Ruko
Circle K dan Ruko Martabak Alim. Sumber Penerima di Lapangan (dB) Teoritis (dB)
R.Parahitha 1,1 3 6,5 12,9
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa diantara (0 - 4 m) 1,3 6 2,9 12,6
ketiga ruko lainnya (yaitu Ruko Circle K, Ruko R.Melawai 1,1 2 8,4 12,0
Martabak Alim dan Ruko Holland), Ruko yang (8 - 12 m) 1,3 4 10,9 10,9
paling efektif dalam mereduksi kebisingan adalah
ruko Martabak Alim. Hal ini karena tinggi Ruko Perbedaan antara hasil attenuasi yang terjadi di
Martabak Alim yang tidak sependek ruko Circle K, lapangan dengan perhitungan yang dihitung secara
sehingga dapat mengganggu transmisi bunyi dari teoritis dapat dilihat pada Tabel 12.
aktivitas transportasi yang terjadi di depan ruko
(Jalan Raya Mulyosari) lebih jauh jangkauannya. Tabel 12 Perbandingan Besar Attenuasi Ruko
Kelebihan lainnya adalah karena Ruko Martabak (Variabel Ketinggian Ruko) Bunyi karena Jarak
Alim hanya memiliki satu celah, sehingga bunyi Antara Kondisi di Lapangan dengan Rumus
yang dirambatan langsung (direct) lebih sedikit Teoritis
dibandingkan dengan Ruko Holland yang memiliki
dua celah dikedua sisi Ruko Holland. Titik Reduksi Kebisingan
Ruko
Sumber Penerima di Lapangan (dB) Teoritis (dB)
Selain titik yang berada di belakang ruko, ruko R.Circle K 1 2 13,2 12,4
(5 - 9 m) 1 4 9,5 13,0
yang memiliki celah diambil titik sampling yang
R.Martabak Alim
mewakili kondisi di celah tersebut. Hal ini (9 - 13 m)
1 4 8,5 13,0
bertujuan untuk melihat pengurangan bising R.Holland 1 2 11,8 11,9
apabila ditinjau dari jarak (tanpa adanya pengaruh (13 - 16 m) 1 4 4,4 11,9
barrier). Penggurangan kebisingan (attenuasi)
yang disebabkan oleh jarak, dihitung dengan
menggunakan rumus teoritis dan pengukuran di
Pada celah yang ada di Ruko Circle K (lihat titik 2 belakang ruko menggunakan perhitungan reduksi
Tabel 12) terlihat jelas bahwa perbedaan attenuasi kebisingan dengan menggunakan rumus Fresnel
bunyi karena jarak di lapangan dan secara teoritis (persamaan 6 sampai 10).
tidak begitu berbeda. Hal ini disebabkan karena
kondisi jalan di daerah tersebut tidak begitu ramai Pola penurunan kebisingan yang terjadi pada setiap
dan juga celah disini termasuk lebar sehingga saat ruko memiliki perbedaan. Pada Ruko Circle K
mobil bersimpangan jalan, memungkinkan untuk (lihat Gambar 2 dan Gambar 9) terlihat intensitas
tetap berjalan tanpa harus berhenti. Berbeda bunyi pada sumber bising (di Jalan Raya
dengan celah di Ruko Circle K (lihat titi 4 Tabel Mulyosari) adalah antara rentang 75,3 - 73,3
12), dimana perbedaan attenuasi cukup banyak. dB(A) yaitu pada zona yang berwarna merah.
Hal ini dikarenakan lebar celah yang tidak selebar
celah pada titik 2 dan kondisi jalan yang berlubang
sehingga membuat banyak kendaraan yang harus
mengurangi kecepatannya kemudian jalan seperti
biasa lagi. Pada Ruko Martabak Alim yang
memiliki attenuasi di lapangan lebih kecil jika
dibandingkan dengan attenuasi secara perhitungan
rumus teoritis . Hal ini disebabkan karena, pada
celah di Ruko Martabak Alim kondisinya sangat
ramai dan banyak pedagang yang berada di sekitar
daerah tersebut sehingga menyebabkan kebisingan
yang terjadi di daerah tersebut menjadi meningkat.

Pada celah yang terdapat di Ruko Holland yaitu


titik 2 dan 4, terjadi attenuasi yang berbeda secara
signifikan. Pada titik 4 lebar celahnya adalah 21,59
m (hasil pengukuran google earth) dan pada titk 2
memiliki lebar celah yang hanya 3,26 m (hasil
pengukuran google earth). Pada celah yang lebar,
bunyi akan diteruskan secara langsung lebih Gambar 2 Pola Penurunan Kebisingan Akibat
banyak. Pada titik 4 juga merupakan akses masuk Adanya Ruko Circle K
dari salah satu gang yang ada di Perumahan Prima
Mas (perumahan di belakang Ruko Holland). Pada Dikedua sisi Ruko Circle K yaitu pada kedua
titik 2 di Ruko Holland, terlihat attenuasinya celah, terlihat kebisingan menurunun walaupun
sangat besar (hampir sama dengan teoritis). Hal ini tidak terjadi secara signifikan yaitu 60,1 dB(A)
didukung oleh adanya kedua ruko yang mengapit pada titik 1 dan 64,3 dB(A) pada titik 3. Penurunan
celah tersebut sehingga bunyi yang diteruskan signifikan terjadi di belakang ruko yaitu di titik 3
secara langsung dari aktivitas kendaraan di Jalan dengan kebisingan 56,2 dB(A). Titik 3 merupakan
Raya Mulyosari hanya sedikit. Selain itu, di titik 2 death zone dimana kebisingan yang diakibatkan
kondisinya sangat sepi, hanya sesekali kendaraan dari aktivitas transportasi di Jalan Raya Mulyosari
yang melintas. tidak terdengar terlihat pada Gambar 2 yaitu pada
zona berwarna biru
Pola penurunan kebisingan yang terjadi pada setiap
ruko memiliki perbedaan. Selain perbedaan pola Pada Ruko Martabak Alim, terlihat pada sumber
penurunan setiap ruko, pola penurunan yang terjadi kebisingan terjadi kebisingan berkisar bekisar
di lapangan dan perhitungsn teoritis. Pada pola antara 74,9 dB(A) hingga 75,4 dB(A). Hal ini
penurubab kebisingan yang terjadi di lapangan, terlihat pada zona merah pada Gambar 5.10 dan
hasil sampling (data primer) dimasukab dalam 5.11. Pola penurunan pada Ruko Martabak Alim
program surfer, sedangkan pada hasil perhitungan terlihat penurunan tingkat kebisingan pada titik 2 ,
data yang dimaksukan tidak seluruhnya 3 dan 4. Reduksi kebisingan yang terjadi pada titik
menggunakan data primer. Pada pola penurunan 2 tidak terjadi secara signifikan (zona hijau pada
kebisingan berdasarkan teoritis, titik di depan ruko Gambar 3), karena pada titik 4 merupakan celah
menggunakan data primer sedangkan pada titik di dimana merupakan akses lalu lintas yang keluar
masuk Perumahan Suterejo. Pada titik 3 besar Pola penurunan kebisingan untuk ruko dengan
reduksi jauh lebih besar (zona biru pada Gambar 3 variabel Jarak Ruko -Jalan, berbeda untuk masing-
dan Gambar 4) dibandingkan dengan titik 2. Hal masing ruko. Pada ruko Parahitha, titik 4 memiliki
ini disebabkan karena pada titik 2 terdapat aktivitas reduksi kebisingan yang paling besar dibandingkan
para penjual keliling yang stay di depan sekolah. dengan titik lainnnya. Hal ini terjadi karena titik 4
terhalang oleh ruko yang berperan sebagai barrier,
terlihat pada zona hijau pada Gambar 5.

Gambar 3 Pola Penurunan Kebisingan Akibat


Adanya Ruko Martabak Alim

Pada Ruko Holland terjadi kebisingan bekisar 72,8 Gambar 5. Pola Penurunan Kebisingan Akibat
dB(A) hingga 74,2 dB(A) yang terjadi di sumber Adanya Ruko Parahitha
bising, terlihat di Gambar 4 yang berwarna merah.
Kebisingan menurun secara perlahan pada titik 4 Pada titik 3 dan 6 reduksi kebisingan tidak sebesar
(zona hijau pada Gambar 4). Kebisingan yang pada titik 4 dan 6 karena pada titik ini selain
menurunan pada titik 4 disebabkan adanya merupakan celah dimana merupakan akses utama
attenuasi bunyi karena pada jarak. Pengaruh ruko Perumahan BPD Mulyosari, pada titik ini tidak
dalam mereduksi kebisingan terlihat pada titik 2 terhalang oleh ruko sehingga bunyi dapat langsung
dan 3 dimana terlihat kebisingan menurunan secara masuk melalui celah tersebut. Kondisi ini terlihat
signifikan yang ditunjukan dengan warna biru pada pada zona hijau Gambar 5.
Gambar 4.
Ruko BRI Mulyosari merupakan satu-satunya ruko
yang tidak memiliki celah pada penelitian ini. Hal
ini terlihat penurunan kebisingan yang signifikan
antara titik sampling yang di depan ruko dengan
yang berada di belakang ruko. Pada titik di depan
ruko tercatat kebisingan yang terjadi yaitu antara
75,3 dB(A) hingga 75,5 dB(A), terlihat pada
Gambar 6. Pada titik di belakang ruko terjadi
penurunan kebisingan yang sangat signifikan
antara 57,1 dB(A) sampai 61,0 dB(A). Hal ini
terlihat disepanjang titik di belakang ruko
merupakan zona biru.

Gambar 4 Pola Penurunan Kebisingan Akibat


Adanya Ruko Holland
3. Simpulan dan Saran (jika ada)

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka


dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola penurunan kebisingan yang dihasilkan
pada penelitian ini adalah sebagai berdasarkan
variabel ketinggian ruko pola penurunan
kebisingan berdasarkan variabel ketinggian
ruko yaitu Ruko Circle K (5 - 9meter) mencapai
24,99% pada siang hari dan 28,19% pada
malam hari, Ruko Martabak Alim (9 -13 meter)
mencapai 27,53% pada siang hari dan 31,01%
pada malam hari dan Ruko Holland (13 – 16
meter) mencapai 24,38% pada siang hari dan
24,51% pada malam hari. Berdasarkan variabel
jarak antara ruko-jalan pola penurunan
kebisingan berdasarkan variabel jarak ruko-
jalan yaitu Ruko Parahitha (0 – 4 meter)
mencapai 19,18% pada siang hari dan 27,33%
Gambar 6 Pola Penurunan Kebisingan Akibat pada malam hari, Ruko BRI Mulyosari
Adanya Ruko BRI Mulyosari mencapai 24,39% pada siang hari dan 23,87%
pada malam hari dan Ruko Melawai mencapai
Pola penurunan yang terlihat pada Ruko Melawai 19,54% pada siang hari dan 23,09% pada
dapat dilihat pada Gambar 7. Kebisingan yang malam hari
terjadi di sumber bising terlihat pada zona 2. Ruko yang memiliki efisiensi reduksi
berwarna merah pada Gambar 7 yaitu 71,1 dB(A) kebisingan berdasarkan variabel tinggi adalah
hingga 72,3 dB(A). Ruko Melawai memiliki dua Ruko Martabak Alim (9-13 meter), sedangkan
celah yaitu pada titik 2 dan titik 4. Celah ini berdasarkan variabel jarak antara ruko-jalan
mengakibatkan bunyi dapat di teruskan secara yaitu Ruko Parahitha (0 – 4 meter)
langsung sehingga pada titik ini terlihat reduksi
kebisingan yang tidak signifikan seperti di titik 3 Saran dari penelitian ini adalah:
(zona hijau pada Gambar 7). 1. Pengendalian bising yang paling dianjurkan
adalah pengendalian bising di sumber bising
tersebut, sehingga untuk menekan kebisingan di
jalan raya, disarankan untuk menekan
kebutuhan akan kendaraan pribadi dan lebih
dianjurkan untuk kendaraan umum. Bagi
pemerintah kota disarankan untuk membangun
sarana transportasi umum yang layak dan
terintegralistik sebelum kebisingan menjadi
sebuah bencana.
2. Bagi perencana tata letak pemukiman,
disarankan untuk membangun barrier buatan
untuk melindungi pemukiman dari kebisingan
yang disebabkan oleh aktivitas di jalan raya
serta perlu memperhatikan pembagian jalan di
pemukiman. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisasi penumpukan kebisingan yang
diakibatkan dari sentralisasi penggunaan jalan.
Gambar 7 Pola Penurunan Kebisingan Akibat 3. Untuk mengurangi kebisingan tanpa tidak lupa
Adanya Ruko Melawai untuk tetap menjaga kualitas udara, disarankan
untuk melakukan kombinasi penggunaan Indah, Meilinda. 2007. Penetuan Pola
barrier alami dan barrier buatan. Penurunan Kebsiingan Pada Barrier Alami dan
4. Kepada peneliti yang akan datang disarankan Jarak realtif dari Sumber Bising. Tugas Akhir
apabila melakukan penelitian seperti ini, harus Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya
diperhatikan celah yang ada di kedua sisi Kragh, J. 1981. Road Traffic Noise Attenuation
barrier (jika ada), karena celah besar celah by Belts of Trees. Denmark: The Danish Academy
dapat mempengaruhi hasil reduksi kebisingan of Technical Sciences
dari barrier. Lord, P., and Templeton, D. (2001). Detail
Akustik edisi 3. Erlangga. Jakarta
Daftar Pustaka Miller, R. K., and Wayne. V. M., (1978).
Handbook of Acoustical Enclosure and Barrier.
Anonim. 1987. Peraturan Menteri Kesehatan The Fair Mont Press Inc. Atlanta.
RI No. 718 Tahun 1987 tentang Kebisingan yang Oginawati, K. (2008). Kebisingan (Noise).
Berhubungan dengan Kesehatan. Jakarta: (URL:http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. content/uploads/2008/05/8-kebisingan-noise.pdf)
Anonim. 1996. Keputusan Menteri Diakses: 29 April 2012
Lingkungan Hidup RI No. 48 Tahun 1996 tentang Prasetio, Lea.2003.Akustik. Surabaya: FMIPA-
Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta: Kementrian ITS
Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Raichel, D. R. 2006. The Science and
Bell, A. 1996. Noise : An Occupational Applications of Acoustics. New York: Springer.
Hazard and Public Nuisanc, WHO. Switzerland: Suma,mur, P.K. 1984. Higiene Perusahan dan
Genewa Kesehatan Kerja, Cetakan ke VII. Jakarta: PT.
Bies, D. A. dan Hansen, C. H. 2009. Gunung Agung
Engineering Noise Control. New York: Spon Suma,mur, P.,K. 1994. Higiene Perusahan dan
Press. Kesehatan Kerja. Jakarta: Haji Masagung
Confer R.G and Confer T.R. 1994. Tambunan, S. 2005. Kebisingan Di Tempat
Occupational Health and safety : Term,Defenitions Kerja. Yogyakarta: Andi
and Abbreviations. USA: Lewis Publisher Poddalah, S. A. 2011. Pemetaan Tingkat
Davis, Mackenzie. 1991. Introduction Kebisingan Akibat Aktivitas Transportasi di Jl.
Enviromental Engineering. Singapura: McGraw- Raya Mulyosari, Kota Surabaya. Tugas Akhir
Hill,Inc Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS.
Doelle, L. 1986. Akustik Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Siswanto, A. 1998. Kebisingan. Surabaya:
Fahy, Frank. 2005. Engineering Acoustics. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Jawa
London: Elsevier Academic Press Timur.
Harris,M.1991.Handbook of Acoustical
Measurement and Noise Control.New York: Mc Smith, B. J., Peters, R. J., dan Owen, S. 1996.
Graw Hill Book Company Acoustic and Noise Control. London: Addison
Hidayat, Pradana. 2007. Penentuan Pola Wesley Longman.
Penurunan Kebisingan Pada Barrier Buatan (Batu
Bata) dan Jarak Relatif Dari Sumber Bising.
Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-
ITS Surabaya

También podría gustarte