Está en la página 1de 14

Referat – Afasia

Setiap orang menggunakan bahasa. Bahasa adalah bentuk kompleks komunikasi, di mana kata
yang ditulis atau diucapkan menyimbolkan benda dan menyampaikan gagasan. Bahasa
melibatkan integrasi dua kemampuan berbeda, yaitu ekspresi (kemampuan berbicara) dan
pemahaman, yang masing-masing berkaitan dengan bagian tertentu korteks serebri. Berbicara,
memperoleh kata-kata yang tepat, memahami sesuatu, membaca, menulis dan melakukan isyarat
merupakan bagian dari penggunaan bahasa. Sebagian besar pengalaman sensorik seseorang
diubah menjadi bahasa yang sesuai sebelum disimpan di dalam area ingatan otak dan sebelum
diolah untuk tujuan pembentukan intelektual lainnya.

Bahasa merupakan instrumen dasar dan tulang punggung bagi kemampuan kognitif. Bila
terdapat defisit pada sistem berbahasa, penilaian faktor kognitif seperti memori verbal,
interpretasi pepatah dan berhitung lisan menjadi sulit dan mungkin tidak dapat dilakukan.
Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sangat penting. Bila terdapat
gangguan, hal ini akan mengakibatkan hambatan yang berarti bagi pasien.

Gangguan berbahasa telah banyak dipelajari, dan telah banyak dikemukakan sindrom klinik-
anatomiknya. Dokter harus menguasai berbagai sindrom gangguan berbahasa, dan harus mampu
mengembangkan pendekatan yang sistematis dalam mengevaluasi bahasa. Gangguan bahasa
terbagi menjadi gangguan artikulasi dan gangguan cara berbahasa. Gangguan artikulasi dalam
hal ini dimaksudkan adalah disartria. Sedangkan, gangguan cara berbahasa biasa disebut juga
dengan afasia. Walaupun lebih tepat untuk menggunakan istilah disfasia, karena umumnya
kemampuan untuk berbahasa tidak hilang secara mutlak. Cara berbahasa sangat erat kaitannya
dengan komunikasi. Terdapat dua aspek yang diperlukan untuk dapat berkounikasi: pertama,
aspek sensorik (input bahasa), yang melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik
(output bahasa), yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya.
Oleh karena itu, gangguan cara berbahasa atau afasia perlu mendapat perhatian khusus, karena
pasien-pasien dengan afasia akan menjadi sulit untuk berkomunikasi dan mengemukakan isi
pikirannya serta mengalami kegagalan menerapkan kemampuan bahasa yang pernah
diperolehnya. Sehingga, afasia akan mengubah cara seseorang dalam memahami sesuatu atau
bersikap.

Definisi

Afasia adalah defek atau hilangnya kemampuan untuk berekspresi dengan berbicara, menullis,
atau membuat tanda-tanda, atau untuk memahami bahasa lisan atau tulisan, yang disebabkan
oleh cedera atau penyakit di pusat otak. Afasia juga diartikan sebagai gangguan pemahaman dan
formulasi bahasa yang disebabkan oleh disfungsi spesifik di daerah otak spesifik. Hal ini
merupakan hasil dari pemecahan translasi dua arah yang menyusun korespondensi antara pikiran
dan bahasa. Pasien dengan afasia tidak dapat lagi secara akurat mengubah urutan representasi
mental nonverbal yang merupakan isi pikiran ke dalam simbol dan organisasi tata bahasa tertentu
yang digunakan untuk membentuk bahasa. Dapat dikatakan bahwa ide atau representasi dalam
pikiran tidak dapat lagi diterjemahkan dalam kata-kata dan kalimat yang tepat. Pada proses
sebaliknya, pembentukan bahasa internal yang digunakan untuk mencocokkan kalimat yang
didengar atau dibaca, juga rusak pada pasien dengan afasia.

También podría gustarte