Está en la página 1de 11

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303-341X

Volume 1, Nomor 1, Januari 2014


Strategi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
dan Berwawasan Lingkungan

Ardina Nur Iswari1


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
Problems in this research aim to describe how strategies of Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya in
management of green open space to achieve sustainable development and environmental insight. Focus of this research lies on the
form management of green open space that consists of parks and green channel. This research was conducted by using qualitative
research methods and descriptive research type. The data collection was done by observation, interview, and official documents of
related instance. Locations of research conductucted at Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya and determination of
informants uses purposive sampling and snowball technique. Examination for data validity that uses technique of triangulation of
data sources was done by compares the results of the observational data with interview data and compares the results of interviews
with relevant documents. Data analysis in this research uses data reduction step, data presenting and drawing conclusions
(verification). The final conclusion obtained in this research concludes green space management that are managed by Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya the implementation went well with the involvement of society, the private sector and
with optimizing the green open spaces. It also could not be separated from the human resources departement that has a competent
and commited in the management of urban green space. Defined strategy based on the SWOT analysis looks at the strengths,
weaknesses, opportunities and threats.

Key words: Strategy, management of green open space, sustainable development and environmental insight

1
Pendahuluan menyediakan lahan dan menambah tugas pemerintah
Keberadaan lingkungan hidup sebagai salah untuk dapat mengatur penataan ruang kota di Surabaya
satu aset manusia merupakan suatu hal yang mendasar. agar pembangunan yang dilakukan dapat berjalan
Sebab secara formalitas masyarakat dunia yang dengan baik dan tetap memperhatikan aspek-aspek
tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) penting dibidang sosial, ekonomi dan lingkungan.
telah melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kebutuhan lahan perumahan di Kota Surabaya dalam
sebanyak 3 (tiga) kali, yang ketiga pada tahun 2002 kurun waktu tahun 2003 – 2013, diperkirakan meliputi
diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan 53,85% dari total luas Surabaya sesuai RTRW Kota
(Supriadi 2008:22). Konferensi tersebut memfokuskan Surabaya tahun 2003-2013
pada “Pembangunan Berkelanjutan”, hal tersebut Tabel 1.1. Rencana Penggunaan Lahan Kota
dikarenakan bahwa salah satu faktor yang menjadikan Surabaya Tahun 2003-2013
manusia dan sebuah negara tetap eksis adalah No. Penggunaan Luas (Ha) Prosentase
kemampuannya untuk mempertahankan keberlanjutan Lahan (%)
manusia atau negara tersebut dengan suatu perubahan 1. Perumahan 17.573,95 53,85
paradigma pengelolaan lingkungan yang dilakukan 2. Perniagaan 983,77 3,01
secara simultan dalam seluruh aspek kehidupan 3. Industri dan 4.067,39 12,46
(Supriadi 2008:76-77). Gudang
Pertumbuhan dan perkembangan perkotaan 4. RTH (Sarana 860,20 2,64
yang meningkat dari tahun ke tahun dan Olahraga,
mempengaruhi jumlah penduduk yang tinggal di Makam,
perkotaan akan menyebabkan permintaan akan Taman)
kebutuhan ruang dan lahan mengalami peningkatan 5. Jalur Hijau 4.035,46 12,36
baik untuk daerah pemukiman maupun lahan bisnis (Tambak dan
dan industri. Pembangunan perkotaan yang mengarah Konservasi)
pada sektor ekonomi dimana usaha untuk pemenuhan 6. Fasilitas 5.116,98 15,68
lahan yang menguntungkan dilihat dari sisi sektor Umum/Jasa
ekonomi tentu akan memberikan dampak nyata bagi JUMLAH 32.637,75 100,00
kualitas lingkungan, terlebih bagi pembangunan yang (Sumber: RTRW Kota Surabaya 2003-2013)
kurang mengedepankan aspek lingkungan. Hal tersebut Berdasarkan tabel rencana penggunaan lahan
pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya degradasi kota Surabaya Tersebut terlihat prosentase terbesar
lingkungan. lahan disediakan bagi permukiman penduduk dengan
Dalam KTT Bumi II di Johannesburg, Afrika prosentase sebesar 53,85%, untuk RTH dan jalur hijau
Selatan (Earth Summit II, 2002) disepakati bahwa sebesar 15%, sisanya lahan yang digunakan untuk
kota-kota harus menyediakan RTH minimal 30% dari pembangunan sebagai fasilitas dan sarana prasarana
luas kota untuk keseimbangan ekologis, penyediaan kota juga pengembangan industri di kota Surabaya.
RTH untuk fungsi keseimbangan ekosistem berguna Peningkatan luas Ruang Terbuka Hijau dilakukan
untuk penyediaan udara bersih, penyerapan sejalan dengan Perda No 3 tahun 2007 tentang Rencana
karbondioksida, sekaligus mengurangi efek rumah kaca Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya yang menetapkan
dan pemanasan kawasan kota (Joga 2011:93). Untuk luas Ruang Terbuka Hijau publik diupayakan secara
mengimplementasikan kesepakatan internasional bertahap sebesar 20% dari luas wilayah kota.
tersebut dimana tiap kota harus mampu menyediakan Penetapan Ruang Terbuka Hijau Tersebut kemudian
RTH minimal 30% dari luas kota, pemerintah dijabarkan dalam arahan pemantapan Ruang Terbuka
Indonesia menuangkannya dalam UU No. 26 Tahun Hijau sesuai Perda Kota Surabaya No. 3 tahun 2007.
2007 tentang Penataan Ruang, dalam UU No. 26 Tahun Revisi terhadap Perda No. 3 tahun 2007 sejak tahun
2007 tersebut mengamanatkan perencanaan tata ruang 2009 mengalami polemik karena belum mendapat
wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan persetujuan dari pusat seperti yang dilansir pada
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang luasnya surabaya post, sehingga sejak tahun tersebut Kota
minimal 30% dari luas kota. RTH perkotaan terdiri dari Surabaya pun tidak memiliki RTRW
RTH Publik dan RTH Privat dimana proporsi RTH (www.penataanruang.net 30 Januari 2013). Namun
meliputi 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. pemerintah Kota Surabaya dalam hal penyediaan
Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar Ruang Terbuka Hijau tetap menjalankan tugasnya
ke dua setelah Jakarta. Kota Surabaya mengalami untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas Ruang
perkembangan yang pesat dalam hal pembangunan. Terbuka Hijau agar sesuai dengan kebutuhan
Kota Surabaya merupakan ibukota Propinsi Jawa penghijauan kota sehingga pembangunan lingkungan
Timur dan sekaligus pusat jasa, industri perdagangan tetap berjalan dan masih mengacu pada perda yang
serta kebudayaan. Dengan kondisi seperti itu maka lama.
Kota Surabaya menjadi daya tarik bagi penduduk Peningkatan luas Ruang Terbuka hijau di
untuk tinggal dan beraktifitas. Hal itu menyebabkan Surabaya dilakukan melalui berbagai kebijakan yang
kepadatan penduduk di Kota Surabaya yang memiliki didukung oleh berbagai program diantaranya program
luas wilayah 32.637,75 Ha terus meningkat di tiap satu jiwa satu pohon, green and clean Surabaya dan
tahunnya. Kepadatan penduduk yang terjadi konservasi hutan mangrove. Selain adanya program
menyebabkan tingginya permintaan lahan. Hal tersebut tersebut juga dengan mengembalikan lahan hijau yang
tentu saja mendorong pemerintah untuk dapat
sebelumnya dialihfungsikan sebagai SPBU menjadi Telaga/waduk/boeze
lahan dengan fungsi awal yaitu Ruang Terbuka Hijau m
kota yang berupa taman baik taman aktif maupun 7. RTH dari fasum dan - 113,93
taman pasif. Dan hal tersebut dapat dilihat dari tabel fasos permukiman
berikut ini: 8. RTH Perguruan - 13,32
Tabel 1.2. Alih Fungsi ex-SPBU menjadi Taman Tinggi
Kota Surabaya Jumlah Luasan RTH 3.172,81 6.691,96
No Lokasi Luas (m2) total
1. Ex SPBU J.A Suprapto 831,00 LUAS KOTA 33.048,0 33.048,00
2. Ex SPBU Biliton 1.519,50 SURABAYA 0
3. Ex SPBU A. Yani 1.850,00 PERSENTASE 9,6% 20,25%
4. Ex SPBU Indrapura 1.565,00 LUAS RTH
5. Ex SPBU Kombes Pol. M. 1.796,00 TERHADAP LUAS
Duryat KOTA
6. Ex SPBU Komplek RMI 1.411,00 (Sumber: Bappeko Surabaya, 2012)
7. Ex SPBU Krembangan 1.100,00 Kesadaran pemerintah Kota Surabaya akan
8. Ex SPBU Ngagel Jaya Utara 940,00 pentingnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau semakin
9. Ex SPBU Sikatan-Veteran 984,10 meningkat dengan berbagai upaya penghijauan, Kota
10. Ex SPBU Sulawesi 1.477,00 Surabaya pun memperoleh apresiasi berupa beberapa
11. Ex SPBU Undaan 1.254,30 penghargaan yang diterima dibidang pembangunan
12. Ex SPBU Dr Soetomo Barat 637,60 lingkungan diantaranya adalah adipura, rekor muri
13. Ex SPBU Dr Soetomo Timur 644,00 untuk taman kota, ASEAN Environmentally
Jumlah Total Luas Ex SPBU 16.009,50 Sustainable City Award, dan Indonesia Green Region
(Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Award (IGRA) (www.surabaya.go.id 5 April 2013)
Surabaya) Prestasi terkait pengelolaan lingkungan yang
Pada tahun 2011, jumlah luasan RTH di Kota diperoleh Kota Surabaya tidak lepas dari kinerja dan
Surabaya sebesar 6.691,96 Ha atau 20,25% dari luas komitmen pemerintah kota dalam memenuhi ruang
total Kota Surabaya dan pada tahun 2012 luasan RTH terbuka hijau hal tersebut diuraikan oleh Rima Septisia
tidak berubah. Dari data tersebut maka RTH yang ada dengan artikel Belajar Hijau dari Surabaya
di Kota Surabaya telah memenuhi target luasan RTH sebagaimana yang dipaparkan ada tiga hal yang
sesuai Peraturan Daerah No 3 Tahun 2007 tentang menjadi perhatian,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya, dimana “Pertama, pemerintah kota Surabaya memiliki inovasi,
ditetapkan RTH diupayakan 20% dari luas kota. konsisten dan komitmen yang tinggi dalam penataan
(SLHD). Luas masing-masing jenis RTH di Kota ruang terbuka hijau. Kota Surabaya memiliki ratusan
Surabaya selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut taman kota, 45 di antaranya merupakan taman kota
ini: aktif yang bisa dikunjungi dan lebih dari 250 titik
taman kota pasif yang hanya berfungsi sebagai elemen
keindahan. Ruang terbuka hijau yang dikelola Pemkot
mencapai 20,3 % dan 13 % milik swasta. Kedua adalah
Surabaya memiliki kampung-kampung hijau (kampung
sadar lingkungan). Ketiga, Pemkot Surabaya telah
berhasil menciptakan beberapa Sekolah Adiwiyata dan
Adiwiyata Mandiri (Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan) (www.blh.pekanbaru.go.id. 7 April 2013).
20% RTH publik terdiri dari berbagai macam
jenis RTH yang diantaranya adalah taman, jalur hijau,
hutan kota, kawasan konservasi dan lain sebagainya.
RTH jenis taman dan jalur hijau merupakan aspek
penting yang menghiasi Kota Surabaya dan menjadi
cerminan bagi Kota Surabaya. RTH jenis taman sangat
berperan bagi sebuah kota, karena taman berperan
Tabel 1.3. Perkembangan RTH di Kota Surabaya sebagai sarana dalam pengembangan budaya kota,
pendidikan dan pusat kegiatan masyarakat sebagai
Luas (Ha)
No. Jenis RTH sarana interaksi sosial. Taman kota dapat menciptakan
1995 2011
keindahan dan kenyamanan selain itu taman dengan
1. Kawasan Lindung 942,33 4.155,90
berbagai tumbuhan yang ada dan juga jalur hijau dapat
2. Taman dan Jalur 1.535,63 1.864,19 menyerap polutan dari kendaraan bermotor yang ada di
Hijau
perkotaan.
3. Hutan Kota 379,07 41,16 Surabaya tidak hanya menguatkan pada
(termasuk KBS) pembangunan yang berbasis ekonomi dan
4. Lapangan Olahraga 123,83 220,68 mengutamakan keuntungan namun juga berusaha
5. Makam 191,95 178,45 untuk mewujudkan pembangunan yang tetap
6. RTH - 144,33
mengedepankan dan memperhatikan aspek ekologisnya organisasi publik pada akhirnya dipengaruhi oleh
hal tersebut sesuai dengan visi dari Kota Surabaya faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
yaitu “Menuju Surabaya sebagai Kota Jasa dan 1. Faktor Internal
Perdagangan yang Cerdas, Manusiawi, Bermartabat, a. Kepemimpinan
dan Berwawasan Lingkungan. Untuk mencapai itu b. Kapasitas dari organisasi
semua maka pihak dan instansi terkait memerlukan c. Kesepakatan internal mengenai wewenang yang
strategi untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Strategi berlaku
dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau agar dalam d. Ruang kebebasan yang tersedia melalui
hal pembangunan pun sesuai dengan penataan ruang pelimpahan pengendalian oleh atasan
dan fungsi-fungsi yang utama dari Ruang Terbuka e. Bonafiditas dari sumber-sumber keuangan
Hijau itu sendiri dan agar dalam pengelolaannya tidak alternative
disalahgunakan dan tetap terjaga kelestarian dari f. Keragaman akan wewenang
Ruang Terbuka Hijau yang sudah terbangun. g. Perkembangan dalam teknologi jasa
Melihat begitu pentingnya sebuah strategi bagi 2. Faktor Eksternal
suatu organisasi publik maka, strategi adalah upaya a. Sarana yang tersedia
pengembangan keunggulan organisasi atau institusi b. Persyaratan yang diminta para stakeholders
dalam lingkungan eksternal yang kompetitif untuk c. Pengaruh dari berbagai agenda politik
pencapaian tujuan atau sasaran organisasi. Strategi d. Dukungan publik terhadap organisasi dan
dibutuhkan karena adanya perkembangan masyarakat, aktivitasnya
kemajuan teknologi, dan tuntutan pasar secara e. Alokasi anggaran yang dikendalikan atasan
keberseluruhan. Rumusan strategi menyinggung f. Perimbangan kekuatan politik
masalah penggunaan atau pengelolaan sumber daya g. Badan hukum dalam organisasi
organisasi (resource deployment) dan masalah interaksi Dalam penetapan sebuah strategi diperlukan
organisasi dengan lingkungan eksternalnya analisis lingkungan strategis, menurut Tangkilisan
(Tangkilisan 2005:253) 2005:258-260 tujuan dari analisis lingkungan strategis
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh-pengaruh
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah kunci serta pemilihan strategi yang sesuai dengan
bagaimana strategi Dinas Kebersihan dan Pertamanan tantangan yang datangnya dari lingkungan baik itu
Kota Surabaya dalam pengelolaan ruang terbuka hijau lingkungan internal maupun eksternal.
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan Menurut Rangkuti sebagaimana dikutip oleh
berwawasan lingkungan? Tangkilisan 2005:259-260 dalam analisis lingkungan
Konsep Strategi Organisasi strategis yang dipengaruhi oleh lingkungan internal dan
Menurut Sedarmayanti 2004:220, Strategi lingkungan eksternal tersebut dengan menggunakan
merupakan penetapan tujuan dasar jangka panjang dan analisis model SWOT. Penjelasan mengenai analisis
sasaran organisasi, penerapan serangkaian tindakan SWOT dan kedua lingkungan tersebut sebagai berikut:
serta alokasi sumber daya, penting untuk melaksanakan 1. Lingkungan internal
sasaran ini. Strategi merupakan sekumpulan pilihan Lingkungan internal adalah analisis organisasi
dasar atau kritis mengenai tujuan dan cara dari suatu secara internal dalam rangka menilai atau
kegiatan. mengidentifikasikan kekuatan (strenght) dan
Christensen, Andrews, dan Bower sebagaimana kelemahan (weakness) dari satuan organisasi yang
dikutip oleh Salusu 2006:89 melihat pengertian strategi ada. Dengan demikian, proses analisis lingkungan
lebih tajam ketika menegaskan bahwa strategi itu internal merupakan proses yang sangat penting dan
sesungguhnya adalah pola keputusan di dalam suatu tidak dapat disepelekan, karena dengan analisis
organisasi yang membentuk dan menampilkan tujuan lingkungan internal akan diketahui kekuatan dan
dan sasaran dari organisasi tersebut, ia melahirkan kelemahan yang ada. Faktor-faktor yang tercakup
kebijaksanaan dan rencana-rencana untuk mencapai dalam lingkungan internal adalah sumber daya,
tujuan tadi. strategi yang saat ini digunakan dan kinerja
Menurut Amstrong sebagaimana dikutip oleh 2. Lingkungan eksternal
Sedarmayanti 2004:220 terdapat 3 konsep utama Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang
strategi yang terdiri dari: merupakan kekuatan yang berada di luar organisasi,
1. Keunggulan kompetitif. Tiga strategi generik dimana organisasi tidak mempunyai pengaruh sama
yang dapat digunakan oleh organisasi untuk sekali terhadapnya, namun perubahan-perubahan
mendapatkan keunggulan kompetitif adalah: yang terjadi pada lingkungan ini akan
inovasi, kualitas, dan kepemimpinan biaya mempengaruhi institusi dalam suatu hubungan
2. Kapabilitas khusus, adalah karakteristik yang timbal balik. Terdapat dua faktor di lingkungan
tidak dapat atau sulit ditiru pesaing eksternal, yaitu peluang (opportunities) dan
3. Kesesuaian strategik. Untuk memaksimalkan ancaman (threats). Lingkungan eksternal suatu
keunggulan kompetitif, organisasi harus institusi atau organisasi memiliki pengaruh yang
menyesuaikan kapabilitas dan sumber daya yang kuat terhadap pencapaian misi yang disepakati.
ada dengan peluang yang tersedia dalam Pengaruhnya yang cukup kuat menyebabkan
lingkungan eksternal perlunya perhatian yang serius terhadap dimensi
Menurut Wechsler dan Backoff sebagaimana atau aspek yang terkandung di dalamnya meskipun
dikutip oleh Heene 2010:62 bahwa penerapan strategi berada diluar organisasi. Adapun faktor-faktor yang
ada dalam lingkungan eksternal tersebut adalah 4. Menambah lahan RTH baru
aspek politik, ekonomi, sosial dan teknologi. 5. Meningkatkan kualitas RTH kota
Ruang Terbuka Hijau 6. Mengakuisi RTH privat
Menurut Joga 2011:92, RTH merupakan suatu 7. Mengembangkan koridor hijau
lahan/kawasan yang mengandung unsur dan struktur 8. Meningkatkan peran serta masyarakat/partisipasi
alami yang dapat menjalankan proses-proses ekologis, publik
seperti pengendali pencemaran udara, ameliorasi iklim, Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan
pengendali tata air, dan sebagainya. Unsur alami inilah Lingkungan
yang menjadi ciri RTH di wilayah perkotaan, baik Salim 1993:184-185 melalui pendekatan
unsur alami berupa tumbuh-tumbuhan atau vegetasi, ekologi mengemukakan hubungan antara konsep
badan air, maupun unsur alami lainnya. pembangunan berkelanjutan dan konsep berwawasan
Berdasarkan pada klasifikasi RTH maka dalam lingkungan, yaitu pembangunan berkelanjutan
penelitian ini RTH yang akan diteliti adalah jenis RTH mengharuskan kita mengelola sumber alam serasional
binaan, yang dibangun oleh pemerintah kota Surabaya mungkin yang berarti bahwa sumber-sumber daya alam
berupa taman kota dan jalur hijau untuk mencukupi bisa diolah, asalkan secara rasional dan bijaksana.
kebutuhan RTH kota di masing-masing wilayah yang Untuk itu diperlukan pendekatan pembangunan dengan
ada di Kota Surabaya. RTH dapat dibedakan dalam pengembangan lingkungan hidup, yaitu eco-
berbagai jenis dan bentuk, seperti RTH development. Pendekatan ini tidak menolak diubah dan
pekarangan/halaman, RTH pertanian, RTH kehutanan, diolahnya sumber alam untuk pembangunan dan
RTH pertamanan, RTH olahraga, RTH pemakaman, kesejahteraan manusia. Tetapi “kesejahteraan manusia”
dan jenis RTH lainnya. Bentuk RTH dibedakan mengandung makna lebih luas, mencakup tidak hanya
menjadi dua yaitu RTH berbentuk area hijau dan RTH kesejahteraan materiil, pemenuhan kebutuhan generasi
berbentuk jalur hijau (Joga 2011:103-104) saatini, tetapi juga mencakup kesejahteraan nonfisik,
RTH sebagai infrastruktur hijau memiliki fungsi mutu kualitas hidup dengan lingkungan hidup yang
beragam diantaranya adalah konservasi tanah dan air, layak dihidupi (liveable environment) dan jaminan
ameliorasi iklim, pengendali pencemaran, habitat satwa bahwa kesejahteraan terpelihara kesinambungannya
dan konservasi plasma nutfah, sarana rekreasi dan bagi generasi mendatang.
wisata, sarana pendidikan dan penyuluhan, pengendali Menurut UUPLH pengertian pembangunan
tata ruang kota, estetika. (Joga 2011:98-101) berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah
Pengelolaan RTH upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
Bentuk pengelolaan Ruang Terbuka Hijau kota lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
Di Kota Surabaya antara lain: (www.jurnal.itats.ac.id strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
10 Mei 2013) lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
1. Melaksanakan kegiatan penghijauan pertamanan di kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
seluruh wilayah kota generasi masa depan.
2. Melaksanakan pembangunan atau peningkatan Metodologi Penelitian
taman, lapangan olahraga agar secara fungsi dapat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
ditingkatkan untuk pelayanan terhadap masyarakat metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian
3. Melakukan rehabilitasi atau pembangunan sarana deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan
makam observasi, wawancara dan dokumen resmi instansi
4. Melakukan kegiatan bimbingan penyuluhan kepada terkait dan penelusuran online. Lokasi pada penelitian
masyarakat tentang keberadaan dan optimasi Ruang ini dilakukan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Terbuka Hijau Kota Surabaya dengan penentuan informan
5. Melaksanakan pemeliharaan taman, lapangan menggunakan teknik purposive sampling yang
olahraga, tempat pemakaman umum dan jalur hijau dilanjutkan snowball. Pemeriksaan keabsahan data
serta melakukan penertiban dan pengawasan secara dengan menggunakan teknik triangulasi sumber data
berkala. yang dilakukan dengan membandingkan hasil data
Strategi Pengelolaan RTH pengamatan dengan data hasil wawancara dan hasil
Strategi pengembangan RTH kota yang berbasis wawancara dengan dokumen yang terkait, dan analisis
infrastruktur hijau (infrastruktur ekologis) harus data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan
diintegrasikan dengan rencana tata ruang kota (RTRW) kesimpulan.
dan tercermin dalam struktur dan pola ruang kotanya. Perkembangan RTH di Kota Surabaya
Sehingga jaringan RTH kota dengan berbagai jenis dan Perkembangan RTH taman dan jalur hijau kota
fungsinya menjadi sistem infrastruktur untuk mengalami perkembangan yang pesat senada dengan
keseimbangan ekosistem kota (Joga 2011:223) hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak
Menurut Joga 2011:223 strategi yang dapat Guntoro, Bapak Wisnu dan Ibu Nensi sepakat
diterapkan untuk menuju RTH 30% diantaranya mengungkapkan bahwa perkembangan taman dan jalur
adalah: hijau yang ada di kota mengalami peningkatan selain
1. Merencanakan rencana induk RTH dan melegalisasi untuk mengejar target 30% RTH juga
perda RTH pembangunannya lebih terkonsep dan terkontrol,
2. Menentukan daerah yang tidak boleh dimana dilakukan pengoptimalan pada lahan yang
dibangun/dipreservasi peruntukannya sebagai RTH. Selain itu perkembangan
3. Menghijaukan bangunan (green roof/green wall)
RTH pun dilakukan merata pada hampir semua wilayah perkembangan RTH saat ini pemerintah Kota Surabaya
Surabaya. khususnya pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Hal tersebut dipertegas pula dengan rancangan melakukan pengelolaan taman dan jalur hijau dengan
RPJMD 2011-2015 Dinas Kebersihan dan Pertamanan baik, dalam beberapa waktu ini perkembangannya
Kota Surabaya terkait program RTH dan Pertamanan secara teknis mengarah pada taman dan jalur hijau
Kota pada sasaran yang dibuat yaitu optimalisasi yang lebih terkonsep dan terkontrol.
fungsi RTH dari tahun dasar 2010 luas RTH yang Strategi Pengelolaan RTH Taman dan Jalur Hijau
dikelola DKP 16,13% dan pada tahun berikutnya target Strategi yang dilakukan Dinas Kebersihan dan
nya semakin ditingkatkan dan target tersebut secara Pertamanan Kota Surabaya dalam pengelolaan Ruang
realisasinya berhasil dilaksanakan seperti pada tahun Terbuka Hijau yang berupa taman dan jalur hijau
2011, target 21,27% dan realisasinya 27,31% dan secara internal dan eksternal sebagai berikut
ditingkatkan pada tahun 2012 menjadi 30,40% dan 1. Internal
realisasi pada tahun tersebut sesuai dengan target yang a. Meningkatkan kualitas Sumberdaya manusia
telah ditetapkan. Pada tahun 2013 targetnya dinaikkan dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
menjadi 47,37% dan realisasi sementara hingga b. Melakukan inovasi dalam hal pembangunan dan
triwulan tiga masih 30,4% namun pada tahun 2014 dan pengelolaan taman dan jalur hijau
2015 target tersebut tetap ditingkatkan untuk memacu c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Ruang
dinas agar dapat merealisasikan target yang telah Terbuka Hijau taman dan jalur hijau
dibuat. d. Mengembangkan koridor hijau
Peningkatan taman dan jalur hijau juga terlihat e. Meningkatkan sarana dan prasarana pertamanan
pada capaian luas RTH yang dikelola Dinas dan jalur hijau
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dimana 2. Eksternal
sejak tahun 2003 luas taman dan jalur hijau kota terus a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
mengalami peningkatan dimana tahun 2001 hingga pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
2003 luas taman dan jalur hijau 69,70 Ha dan hingga b. Koordinasi yang dilakukan dengan Dinas lain
tahun 2012 luasnya menjadi 101,66 Ha. Begitu pula dalam pengelolaan ruang Terbuka Hijau
dengan RTH lain yang dikelola DKP yaitu lapangan c. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta
olahraga, makam, dan verifikasi (penyerahan aset) Agar strategi tersebut dapat berjalan optimal
RTH yang dilakukan sejak tahun 2004 dan mengalami maka diperlukan pula komitmen dari dinas untuk
peningkatan pada tahun 2008, sehingga prosentase melaksanakan tugasnya dan informan berdasarkan
keseluruhan RTH yang dikelola DKP dari luas wilayah hasil wawancara semua mengatakan bahwa pihak dinas
Kota Surabaya tahun 2001 adalah 0,67% dan terus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan
meningkat hingga tahun 2012 menjadi 1,27%. tugasnya serta sdm yang berkualitas dan sarana
Persebaran taman dan jalur hijau kota pun menyeluruh prasarana yang menunjang dalam pengelolaan RTH
mulai dari Surabaya Pusat, Utara, Selatan, Timur dan taman dan jalur hijau.
Barat semua memiliki taman dan jalur hijau kota untuk Untuk menunjang strategi yang dilakukan Dinas
menyeimbangkan pembangunan yang berlangsung Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya maka
dengan lingkungannya. Perkembangan taman dan jalur terdapat 3 konsep utama strategi seperti yang
hijau ditandai dengan dilakukannya revitalisasi pada diungkapkan oleh Amstrong sebagaimana dikutip
beberapa taman dan pembangunan taman baru di areal sedarmayanti 2004:220 yaitu:
yang peruntukannya adalah RTH, langkah yang 1. Keunggulan kompetitif yang meliputi inovasi,
diambil pemerintah kota untuk menambah lahan RTH kualitas, dan kepemimpinan biaya
adalah dengan mengembalikan peruntukan lahan yang Sesuai dengan hal tersebut dalam hal inovasi
sebelumnya diatas lahan tersebut berdiri bangunan pengelolaan taman dan jalur hijau dikembangkan
kemudian dikembalikan menjadi lahan RTH. Dan dari inovasi dengan melakukan pembangunan taman
usaha pemerintah tersebut 13 SPBU yang ada di lahan yang terkonsep sesuai dengan tema dari masing-
peruntukan RTH dikembalikan lagi fungsinya menjadi masing taman yang dibuat yang dilengkapi dengan
RTH dengan dibangun sejumlah taman kota. berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang
Perkembangan RTH terus mengalami taman tersebut agar masyarakat merasa nyaman.
peningkatan baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Dan inovasi yang dilakukan diantaranya dengan
Dari segi kuantitas, terdapat ratusan taman dan jalur penambahan wifi area, BMX area, taman yang
hijau di Kota Surabaya yang tersebar di berbagai dilengkapi dengan perpustakaan dan sebagainya.
wilayah yang ada di Kota Surabaya, yang dulunya Selain itu juga dilakukan green building dan
lebih banyak di pusat-pusat kota kini menyebar hingga vertikal garden yang masih dalam tahap awal dan
di daerah pinggiran kota sehingga setiap wilayah di dapat dikembangkan untuk kedepannya.
Kota Surabaya dapat memenuhi kebutuhan RTHnya Dari segi kualitas taman dan jalur hijau yang
dan sesuai dengan arahan UU No 26 tahun 2007 ada di Kota Surabaya meningkat karena
dimana setiap kota memenuhi RTH sebesar 30% maka pengelolaan terhadap taman yang telah dibangun
Kota Surabaya mampu menyediakan RTH 30% dari dikelola dengan baik oleh pihak dinas terkait hal
berbagai jenis RTH yang ada yang salah satunya tersebut dikarenakan pihak dinas memiliki sdm
berupa taman dan jalur hijau kota. Dan secara kualitas yang berkualitas di bidangnya karena dalam hal
pun taman dan jalur hijau semakin meningkat dan pembangunan dan pengelolaan RTH dibutuhkan
hasilnya dapat dilihat saat ini untuk terus dijaga, karena orang-orang yang paham akan RTH dan untuk
menunjang peningkatan kualitas SDM diadakan Kota Surabaya memiliki komitmen yang tinggi
berbagai pelatihan, diklat juga dilakukan kunjungan dalam pelaksanaan tugasnya berkaitan dengan
ke kota maupun negara lain dalam hal studi program RTH dan pertamanan kota
banding untuk melihat kondisi RTH yang ada di d. Ruang kebebasan yang tersedia melalui
tempat tersebut sehingga jika sesuai dapat pelimpahan pengendalian oleh atasan, memiliki
diterapkan di Kota Surabaya. kewenangan dalam pelaksanaan program RTH
Dalam pengelolaan taman dan jalur hijau dan pertamanan serta memiliki inovasi dalam
sumber dana diperoleh dari APBD yang diterima pembangunan dan pengelolaan RTH taman dan
oleh pihak dinas untuk menjalankan program RTH jalur hijau
dan Pertamanan serta pihak dinas pun menjalin e. Bonafiditas dari sumber-sumber keuangan,
kerjasama dengan pihak swasta dalam sumber keuangan diperoleh dari dana APBD
pembangunan dan pengelolaan RTH sehingga dalam pelaksanaan program
pembangunan dan pengelolaan dapat berjalan f. Keragaman akan wewenang, dalam program
optimal. RTH dan pertamanan kota pihak dinas memiliki
2. Kapabilitas khusus kewenangan dalam pembangunan dan
Karena terkait pengelolaan RTH maka tidak pengelolaan sesuai dengan arah pembangunan
ada pesaing dalam hal ini namun Pihak Dinas Kota Surabaya yang tercantum dalam RTRW
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sendiri kota.
memiliki komitmen yang kuat dalam pengelolaan g. Perkembangan teknologi dan jasa,
lingkungan. Dan hal itu yang mendasari pula pembangunan taman yang dilengkapi dengan
perkembangan pembangunan dan pengelolaan RTH fasilitas teknologi dan peningkatan pelayanan
yang ada di Kota Surabaya yang salah satunya terhadap pertamanan yang dilakukan pihak
adalah jenis taman dan jalur hijau, dengan dinas.
komitmen dalam pelaksanaan tugasnya tersebut
Kota Surabaya mampu meningkatkan dan menjaga 2. Faktor Eksternal
kuantitas serta kualitas dari taman dan jalur hijau a. Sarana yang tersedia, pihak dinas terus
yang ada sehingga hasilnya dapat dilihat saat ini. berupaya dalam melengkapi sarana penunjang
3. Kesesuaian strategik dalam pembangunan dan pengelolaan dan
Pelaksanaan program dapat berjalan dengan meningkatkan fasilitas sarana pada taman kota
baik karena adanya kesesuaian antara penggunaan Surabaya
sumber daya yang ada dengan komitmen dari dinas b. Persyaratan yang diminta stakeholder, pihak
untuk melakukan tugasnya sehingga dalam dinas menjalin kerjasama dengan pihak swasta
perumusan strategi yang dibuat oleh dinas mampu dalam pembangunan maupun pengelolaan RTH
diaplikasikan dalam tindakan nyata hal itu ditandai kota. Dalam pembangunan 3 bulan pertaman
dengan peningkatan kualitas dan kuantitas taman menjadi tanggung jawab dari pengembang,
dan jalur hijau yang ada di Kota Surabaya dalam setelahnya menjadi tanggung jawab pihak dinas.
pengerahan sumberdaya yang adapun dilakukan c. Pengaruh dari berbagai agenda politik, adanya
secara optimal agar target yang telah ditetapkan perubahan dari pemerintah pusat maupun
dapat tercapai. Selain itu sarana dan prasarana yang arahan pembangunan kota yang menyangkut
adapun dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan area RTH
dalam pembangunan dan pengelolaannya. d. Dukungan publik terhadap organisasi dan
Menurut Wechsler dan Backoff sebagaimana aktivitasnya, partisipasi masyarakat dalam
dikutip oleh Heene 2010:62 penerapan strategi pembangunan dan pengelolaan RTH meningkat
organisasi publik pada akhirnya dipengaruhi oleh dengan diadakannya lomba lingkungan dan
faktor internal dan eksternal yang sesuai dalam adanya sosialisasi yang dilakukan pihak dinas
pelaksanaan program RTH dan pertamanan sebagai dalam upaya penyadaran masyarakat akan
berikut: pentingnya taman dan jalur hijau, dan juga
1. Faktor Internal keterlibatan masyarakat dalam perumusan
a. Kepemimpinan, Dinas Kebersihan dan pembangunan taman di wilayahnya agar sesuai
Pertamanan Kota Surabaya memiliki pemimpin dengan kebutuhan wilayah tersebut
yang bertanggung jawab untuk memimpin dinas e. Badan hukum dalam organisasi, instansi Dinas
dalam pelaksanaan tugas dinas yang dalam hal Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
ini adalah pelaksanaan program RTH dan memiliki dasar hukum pembentukan lembaga
pertamanan kota sehingga mampu memotivasi yang mengatur berjalannya instansi tersebut.
timnya untuk melaksanakan program tersebut Analisis SWOT strategi pengelolaan RTH taman
secara maksimal dan jalur hijau di Kota Surabaya
b. Kapasitas organisasi, Dinas Kebersihan dan Menurut Rangkuti sebagaimana dikutip oleh
Pertamanan Kota Surabaya memiliki sumber Tangkilisan 2005:258-260, dalam analisis lingkungan
daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam strategis yang dipengaruhi oleh lingkungan internal dan
pembangunan dan pengelolaan RTH taman dan lingkungan eksternal tersebut dengan menggunakan
jalur hijau analisis model SWOT.
c. Kesepakatan internal mengenai wewenang yang 1. Lingkungan internal
berlaku, Dinas Kebersihan dan Pertamanan a. Kekuatan (strenght)
Kepemimpinan yang baik dan sumberdaya hijau yang ada di Kota Surabaya mencerminkan seperti
manusia apa kota tersebut, dengan penataan dan pengelolaan
b. Kelemahan (weaknees) taman dan jalur hijau yang baik maka penghijauan di
Terbatasnya anggaran dan sarana prasarana kota akan semakin dirasakan oleh masyarakat yang ada
2. Lingkungan Eksternal dikota tersebut dan membuat penghuni kota tersebut
a. Peluang (opportunities) merasa nyaman. Karena pembangunan kota Surabaya
Partisipasi masyarakat, pihak swasta, dan yang begitu pesat dengan jumlah kendaraan bermotor
teknologi yang meningkat pula dapat diminimalisir pencemaran
b. Ancaman (threat udara yang terjadi dengan adanya taman dan jalur hijau
Perda RTH dan perubahan tata ruang kota sehingga ekosistem perkotaan dapat terjaga dan
Dalam matriks SWOT strategi yang dapat dilakukan kota tersebut bukan tergolong kota yang sakit.
diantaranya Kesimpulan
Strategi S-O: meningkatkan partisipasi masyarakat dan Berdasarkan pada hasil penelitian tentang
kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan strategi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
terkait pentingnya menjaga ruang terbuka hijau yang Surabaya dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
ada di Kota Surabaya, melibatkan masyarakat dalam untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan
pengawasan dan pengelolaan ruang terbuka hijau, berwawasan lingkungan dapat ditarik kesimpulan
merumuskan inovasi dalam pengembangan konsep sebagai berikut:
ruang terbuka hijau taman 1. Strategi pengelolaan ruang terbuka hijau yang
Strategi W-O: melibatkan masyarakat dalam kegiatan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
penghijauan kota, menjalin kerjasama dengan pihak Kota Surabaya dalam pelaksanaannya berjalan baik
swasta dalam pembangunan ruang terbuka hijau taman dengan melibatkan msyarakat, pihak swasta dan
dan pengelolaan terhadap ruang terbuka hijau tersebut, dengan melakukan optimalisasi pada ruang terbuka
menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam hijau yang ada di Kota Surabaya. Masyarakat ikut
pengadaan sarana dan prasarana dalam pengelolaan serta dilibatkan dalam perumusan perencanaan
ruang terbuka hijau pengelolaan ruang terbuka hijau untuk merumuskan
Strategi S-T: merumuskan aturan pemberian sanksi konsep ruang terbuka hijau taman yang ada di
bagi yang menyalahgunakan ruang terbuka hijau, wilayahnya sehingga dapat diketahui taman yang
merumuskan aturan kebutuhan ruang terbuka hijau sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan
taman dan jalur hijau kota masyarakat ikut memiliki dan menjaga taman dan
Strategi W-T: meningkatkan kualitas ruang terbuka penghijauan di wilayahnya. Pihak swasta berperan
hijau yang berbentuk taman dan jalur hijau kota. dalam bantuan pembangunan taman kota dan
Peran RTH taman dalam mewujudkan penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan
pembangunan kota berkelanjutan dan berwawasan dalam pengelolaan taman. Dan optimalisasi ruang
lingkungan terbuka hijau yang dikelola Dinas Kebersihan dan
Dalam upaya mewujudkan pembangunan Pertamanan Kota Surabaya dengan penghijauan di
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan itu salah jalur hijau kota dan juga revitalisasi taman kota dan
satunya dengan pembangunan RTH dan seperti hasil rutin dalam pengelolaan taman seperti
wawancara oleh para informan mereka semua pemeliharaan dan pengawasan selain itu pihak
memberikan jawaban yang sama bahwa RTH taman dinas juga melakukan koordinasi dengan dinas lain
dan jalur hijau berperan dalam mewujudkan dalam pemenuhan kebutuhan sarana prasarana
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan taman yang rutin dilakukan dalam waktu 3 bulan
lingkungan karena fungsi dari adanya taman kota dan sebagai bahan evaluasi sehingga kualitas ruang
jalur hijau tersebut selain untuk estetika kota juga terbuka hijau taman dan jalur hijau meningkat.
untuk menyerap polutan dan membuat kota menjadi 2. Dalam penetapan strategi pengelolaan ruang
lebih asri. terbuka hijau yang dikelola oleh Dinas Kebersihan
Untuk mewujudkan pembangunan dan Pertamanan Kota Surabaya dilakukan dengan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan maka salah menganalisis lingkungan strategis dengan
satu hal yang dilakukan dalam pengelolaan lingkungan menggunakan analisis SWOT dan diperoleh hasil
hidup adalah dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau sebagai berikut:
perkotaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Kekuatan (Strength) :
UU No 26 tahun 2007 bahwa setiap kota harus mampu a. Kepemimpinan yang baik dalam Dinas
menyediakan RTH sebesar 30% dari luas kota dimana Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
20% merupakan RTH publik dan 10% merupakan RTH yang mampu memotivasi dan menggerakkan
privat. Dan salah satu jenis RTH yang dapat bawahannya untuk melaksanakan tugas dan
menunjang pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab dalam pengelolaan ruang
berwawasan lingkungan adalah RTH jenis taman dan terbuka hijau.
jalur hijau di perkotaan, RTH tersebut mampu sebagai b. Memiliki sumberdaya manusia yang
pengendali dalam penataan ruang dan mampu menekan berkomitmen, berkompetensi dalam
pencemaran udara di Kota Surabaya. Taman dan jalur pengelolaan ruang terbuka hijau kualitas ruang
hijau memiliki peran dalam pembangunan terbuka hijau yang dikelola oleh Dinas
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan seperti hasil Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
dari wawancara yang dilakukan bahwa taman dan jalur terus meningkat
Kelemahan (Weakness) : Salusu, J. 2006. Pengambilan Keputusan Stratejik
a. Terbatasnya anggaran dalam pengelolaan untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non
ruang terbuka hijau yang dikelola oleh dinas Profit. Jakarta: PT Grasindo.
yang berasal dari APBD Santosa, Mas Achmad. 2010. “Greener Constitution:
b. Terbatasnya sarana dan prasarana yang Solusi Pengarusutamaan Pembangunan
dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Berkelanjutan”. Pembangunan Berkelanjutan
Pertamanan Kota Surabaya dalam pengelolaan Peran dan Kontribusi Emil Salim, eds. Iwan J.
ruang terbuka hijau yang perkembangannya Azis, Lydia M. Napitupulu, Arianto A.
meningkat. Patunru, Budy P. Resosudarmo. Jakarta: PT
Peluang (Opportunities) : Gramedia.
a. Adanya kesadaran dan partisipasi masyarakat Sedarmayanti. 2004. Good Governance
terkait pentingnya ruang terbuka hijau (Kepemerintahan yang Baik) bagian Kedua
b. Pihak swasta mulai sadar akan pentingnya Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna
ketersediaan ruang terbuka hijau. Meningkatkan Produktivitas Menuju Good
Governance (Kepemerintahan yang Baik).
Ancaman (Threats) : Bandung: CV Mandar Maju, 2004
a. Belum adanya perda baru yang mengatur Septiasa, Rima. Belajar Hijau dari Surabaya. Diakses
mengenai pengelolaan ruang terbuka hijau di pada tanggal 7 April 2013;
Kota Surabaya, khususnya yang mengatur http://blh.pekanbaru.go.id/index.php?
mengenai kebutuhan dan pengelolaan ruang option=com_content&view=article&id=42%3
terbuka hijau yang dikelola oleh Dinas Abelajar-hijau-dari-surabaya&Itemid=44
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif,
yaitu taman dan jalur hijau Bandung: CV. Alfabeta.
b. Perubahan yang mungkin terjadi pada arahan Supriadi. 2008. Hukum Lingkungan di Indonesia
penataan ruang Kota Surabaya yang Sebuah Pengantar. Jakarta: Sinar Grafika.
menyangkut perubahan pada penggunaan Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik.
lahan ruang terbuka hijau. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Daftar Pustaka Undang-Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Anonim. Duh! 4 Tahun RTRW Surabaya Memble. Ruang
Diakses pada tanggal 30 Januari 2013 Undang-Undang No 32 Tahun 2009 (UUPLH) Tentang
(http://www.penataanruang.detail_brtmedia.as Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
p?id=646) Hidup
Anonim. Penghargaan. Diakses pada tanggal 5 April Widjajanti, Wiwik Widyo. Keberadaan dan Optimasi
2013; Ruang Terbuka Hijau Bagi Kehidupan Kota.
http://www.surabaya.go.id/profilkota/index.ph Diakses pada tanggal 10 Mei 2013;
p?id=26. http://jurnal.itats.ac.id/wp-
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian content/uploads/2013/04/Keberadaan-dan-
Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Optimasi-Ruang-Terbuka-Hijau-bagi-
Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kehidupan-kota-_2010_.pdf.
Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Prenada Media..
Henee, Aime. Sebastian Desmidt. Faisal Afif. Ismeth
Abdullah. 2010. Manajemen Strategik
Keorganisasian Publik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Joga, Nirwono., dan Iwan Ismaun. 2011. RTH 30%!
Resolusi Kota hijau. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya 2012
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian
Kualitatif edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Perda Kota Surabaya No 7 Tahun 2002 Tentang
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Perda Kota Surabaya No 3 Tahun 2007 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Strategis Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Surabaya tahun 2010-2015
Salim, Emil. 1993. Pembangunan Berwawasan
Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
11

También podría gustarte