Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
(Studi Kasus Rumah Makan Wong Solo Cabang Pondok Gede Jakarta Timur)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
Skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Rumah Makan Wong Solo (Studi Kasus
Rumah Makan Wong Solo Cabang Pondok Gede)”, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam
Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2008. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi
Agribisnis
Tim Penguji,
Penguji I Penguji II
Tim Pembimbing,
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui,
ANWAR MANAN LATIF, Strategi Pemasaran Rumah Makan Wong Solo Studi
Kasus: Rumah Makan Wong Solo Cabang Pondok Gede. (Dibawah bimbingan
RAHMI PURNOMOWATI dan AHMAD TJACHJA NUGRAHA).
Banyaknya jumlah rumah makan dan restoran yang berkembang saat ini,
merupakan fenomena yang terlihat jelas, mulai dari rumah makan yang berskala kecil
hingga yang berskala internasional. Menurut data yang terdapat di Departemen
Pariwisata pada tahun 2006 tercatat terdapat sebanyak 31.903 industri rumah makan,
yang terdiri dari empat segmen pasar yang berbeda, yaitu rumah makan tradisional,
restoran, catering dan bar. Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia merupakan
daerah yang paling berkembang dalam industri rumah makan, hal ini didukung dari
banyaknya penduduk daerah yang datang ke ibu kota dan sudah barang tentu menjadi
sasaran bagi pengembangan usaha rumah makan, semakin banyak segmentasi yang
terbentuk dari rasa kedaerahan, maka semakin banyak pula rumah makan yang berdiri
berdasarkan masing – masing daerah. Segmentasi pasar merupakan bagian dari target
pasar bagi setiap perusahaan, sedangkan pasar merupakan bagian dari perorangan
maupun organisasi yang membutuhkan suatu produk dan mempunyai kemampuan
serta keinginan untuk membelinya. Dalam hal ini rumah makan mempunyai segmen
pasar yang pertama, karena konsumen langsung membeli dan merasakan kepuasan
terhadap produk yang mereka dapatkan. Akan tetapi pada lain pihak rumah makan
menjadi konsumen institusional, dikarenakan rumah makan membeli bahan baku dari
para petani dan kemudian mengolah kembali untuk kemudian dipasarkan. Jelasnya
segmentasi pasar yang ada, membuat semua pengusaha rumah makan dan restoran
berlomba-lomba mengatur strategi yang bisa mereka gunakan untuk meraih perhatian
para konsumen, yang kemudian berdampak pada sistem manajerial yang berlaku
dirumah makan tersebut, hal ini tentu saja dilakukan untuk memperoleh profit yang
maksimal dan peningkatan profit secara keseluruhan pada setiap tahunnya.
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede tepatnya terletak di jalan
raya Pondok Gede No. 5. Lokasi ini persis Bersisian dengan terminal bus kota dan
luar kota Pinang Ranti juga berdekatan dengan Asrama Haji Pondok Gede. Wong
Solo cabang Pondok Gede didirikan dengan memakai konsep franchise yaitu
mempersiapkan para investor untuk menanamkan modalnya. Masing-masing cabang
Wong Solo mempunyai tipe yang berbeda. Perbedaan antara masing-masing cabang
disesuaikan bentuk dan ornamen bangunan serta aksesorisnya. Rumah makan Wong
Solo cabang Pondok Gede merupakan rumah makan tipe B.
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede merupakan usaha yang
cukup menjanjikan, walaupun berdiri kurang lebih lima tahun, rumah makan ini
sudah memiliki nama (brand) yang cukup terkenal, namun hal tersebut belum benar-
benar maksimal dalam pengembangannya. Berbedanya masing – masing cabang
dalam penerapan manajemen terjadi disebabkan pihak Top level manajemen Rumah
Makan Wong Solo membebaskan para managernya di masing-masing cabang, untuk
memberikan peluang agar mampu bersaing sesuai dengan kondisi dari masing-
masing cabang.
Tujuan Penelitian ada tiga, yaitu: (1)Mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang meliputi kekuatan dan kelemahan, faktor eksternal meliputi peluang
dan ancaman yang dihadapi Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede. (2)
Menganalisa bauran pemasaran yang dijalankan Rumah Makan Wong Solo cabang
Pondok Gede. (3) Merumuskan strategi pemasaran yang tepat sesuai kondisi internal
dan eksternal yang dilakukan Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede.
Metode pengelolaaan dan analisis data dilakukan secara deskriptif dan
kuantitatif menggunakan analisis lingkungan pemasaran, matrik IFE dan EFE, matrik
IE, analisis SWOT untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat Rumah Makan
Wong Solo cabang Pondok Gede.
Total nilai matrik pada kekuatan memiliki skor 1,650, sedangkan pada
kelemahan menunjukkan skor 0,701 artinya rumah makan Wong Solo cabang Pondok
Gede mampu menutupi kelemahan yang ada. Matrik IFE menunjukkan bahw faktor
internal yang memiliki kekuatan terbesar adalah menu yang disajikan yang memiliki
cita rasa yang khas, sedangkan empat kekuatan lainnya ialah : pengawasan mutu
ayam bakar Rumah Makan Wong Solo dilakukan secara ketat, sumberdaya manusia
yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo berkualitas, produk yang dimiliki
Rumah Makan Wong Solo dalam hal ini produknya menu makanan, telah memiliki
47 menu, sistem penjualan yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong Solo adalah
dengan mendirikan cabang atau perwakilan sebanyak-banyaknya sehingga seluruh
kekuatan berjumlah 1,650.
Dari tabel matrik EFE, dapat disimpulkan bahwa Rumah Makan Wong Solo
cabang Pondok Gede sudah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk menutupi
faktor-faktor yang menjadi ancaman. Hal ini dapat terlihat dengan lebih besarnya
skor peluang yaitu 1,627 dibandingkan faktor ancaman yang hanya 0,729. akan tetapi
beberapa peluang besar yang bisa dimanfaatkan, belum menjadi prioritas bagi rumah
makan ini, dikarenakan Rumah Makan Wong Solo belum bisa memanfaatkan
pertumbuhan perumahan disekitar lokasi rumah makan tersebut, hal ini dapat terlihat
bahwa faktor pertumbuhan perumahan hanya bernilai 0,266.
Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (sel 5), merupakan kegiatan untuk
memperluas perusahaan dengan cara membangun citra positif dan meningkatkan jenis
produk serta jasa. Selain itu perusahaan dapat mempertahankan serta memelihara
kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan peluang dan meminimalisasi ancaman
yang ada. Walaupun berada pada titik aman, pertemuan antara EFE dan IFE sangat
dekat dengan kotak ancaman. Berdasarkan hal tersebut, maka strategi yang sesuai
dengan Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede adalah penetrasi pasar, yaitu
lebih memanfaatkan peluang yang ada denga cara penyebaran brosur di perumahan-
perumahan dan meningkatkan penjualan melalui Delevery Order atau pesan antar,
serta harus terus waspada terhadap ancaman dari rumah makan sejenis yang
menggunakan konsep waralaba.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim,
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam kepada
junjungan Rasulullah SAW yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “STRATEGI
PEMASARAN RUMAH MAKAN WONG SOLO (Studi Kasus Rumah Makan
Wong Solo Pondok Gede Jakarta Timur)”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. (Alm) KH. Khaidir Anwar ayahanda tercinta, walaupun beliau telah tiada
bimbingan serta didikan nya akan selalu mewarnai jalan hidupku, Mama dan istri
tercinta, atas motivasi pengertian serta do’a dan kasih sayangnya, serta kakak-
kakak ku Aini Aswita, Umi Hati, Lukman Hakim dan Aulia Astuti, Umak dan
Ayah Mertuaku serta adik-adikku tersayang Rani, Oin, Yasir dan Dede atas do’a,
dan dukungannya, baik moril maupun materiil.
2. KH Asef Bahruzzein dan Ust H. Wawan Arwani Lc, selaku penasihat spiritual
yang sudah mengarahkan hidupku kepada jalan yang lebih baik.
3. Ibu Rahmi Purnomowati, M.Si, selaku pembimbing I yang dengan perhatian,
ketulusan dan kesabaran memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Achmad Tjahja Nugraha, SP, MP, selaku pembimbing II yang dengan
pengertian, ketulusan dan kesabaran hati memberikan bimbingannya.
5. Ibu DR. Ir. Nunuk Adriani, MM, selaku penguji I yang dengan kesabaran dan
ketulusan hati yang telah banyak memberikan masukan dan arahan untuk
perbaikan skripsi ini.
6. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si, selaku penguji II yang dengan kesabaran dan
ketulusan hati telah memberikan masukan dan arahan untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Ir. Sopyansyah Jaya Putra, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si, selaku Ketua Jurusan Agribisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu sabar menanti perjuanganku yang panjang.
9. Seluruh Dosen dan staff Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
10. Salim dan Hafis yang sudah banyak memberikan motivasi dan masukan dalam
penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman jurusan Agribisnis, terimakasih atas motivasi dan masukan yang
telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
12. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan namanya satu-persatu, tanpa mengurangi rasa hormat yang telah
memberikan dorongan dan masukan atas penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak lepas dari kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca guna perbaikan. Akhirnya penulis berharap karya
tulis berupa skripsi ini dapat bermanfaat. Amin ya robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Maret 2009
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Hal
Nomor Hal
Nomor
Industri pengolahan bahan pangan siap saji (rumah makan dan restoran)
merupakan salah satu industri yang menjanjikan pada saat ini di Indonesia. Di tengah
pertanian, hal ini tentu dapat mendukung perkembangan usaha rumah makan yang
bahan bakunya berasal pertanian, akan tetapi iklim yang baik dan lahan yang cukup
untuk pertanian belum benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal, hal ini terbukti
dengan beberapa kali adanya kenaikan harga beras yang diakibatkan dari kurangnya
pasokan dalam negeri sehingga harus mengimpor beras dari Thailand (Wahyuddin,
Banyaknya jumlah rumah makan dan restoran yang berkembang saat ini,
merupakan fenomena yang terlihat jelas, mulai dari rumah makan yang berskala kecil
Pariwisata pada tahun 2006 tercatat terdapat sebanyak 31.903 industri rumah makan,
yang terdiri dari empat segmen pasar yang berbeda, yaitu rumah makan tradisional,
target dari pemasaran rumah makan dan restoran. Secara terinci terlihat dalam tabel
makan yang ada di Indonesia cukup tinggi yaitu 31.903. Angka ini menunjukkan
bahwa industri rumah makan tetap berkembang. Data tersebut merupakan data usaha
yang terkena wajib pajak yang ada di Departemen Pariwisata, sehingga dapat
disimpulkan juga bahwa masih banyak lagi usaha rumah makan yang belum termasuk
Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia merupakan daerah yang paling
berkembang dalam industri rumah makan. Hal ini didukung dari banyaknya
penduduk daerah yang datang ke ibu kota dan sudah barang tentu menjadi sasaran
pengembangan usaha rumah makan, dengan segmentasi yang terbentuk berdasarkan
ciri kedaerahan.
dimaksud. Bagi setiap jenis usaha, pasar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Pembeli dari pihak institusi, organisasi dan industri yang memakai produk tidak
secara langsung atau dengan kata lain pembelian produk untuk diolah kembali
kemudahan proses produksi dan diolah lebih lanjut, yang kemudian dijual
Rumah Makan Wong Solo mengarah pada konsumen langsung yang dapat
merasakan kepuasan atas produk yang mereka dapatkan. Akan tetapi pada lain pihak
bahan baku dari para petani dan kemudian mengolah kembali untuk kemudian
dipasarkan.
menetapkan strategi yang tepat agar mampu menarik perhatian para konsumen.
Dengan strategi pemasaran yang disesuikan dengan segmen pasar yang dituju,
Manajemen rumah makan sangat berbeda satu sama lain, dimana hal ini
terkait dengan cara penyajian dan pelayanan yang memiliki ciri khas untuk menarik
minat konsumen. Walaupun disertai strategi dan program pendukung tetapi tidak
Strategi hanya salah satu dari tujuh unsur yang perlu dilakukan oleh perusahaan
secara tepat. Tujuh unsur itu ialah strategi, struktur dan sistem, gaya (style), staff,
ketrampilan (skill) dan nilai bersama (Shared Valu). Tiga unsur pertama ini yang
selanjutnya sebagai perangkat lunaknya (Software). Rumah makan dan restoran dapat
menjadi sebuah perusahaan yang mampu bertahan jika didukung dengan ketepatan
strategi dan cara pengelolaan yang efektif dan efesien (Kinsey, 1999, hal 17).
Rumah Makan Wong Solo sudah berdiri selama 12 tahun ini memiliki lebih
dari 30 anak cabang di seluruh Indonesia (Solo, 2008; hal 3) 23 Januari 2008.
Didalam pelayanannya, Rumah Makan Wong Solo menerapkan total service yaitu
melayani konsumen bagai seorang “Raja”. Semua pelayanan mulai dari pemesanan
hingga kepada pembayaran dilakukan oleh karyawan. Rumah Makan Wong Solo
menganalisa kekuatan dan kelemahan, serta ancaman dan peluang agar bisa
Solo?
c. Strategi pemasaran seperti apakah yang harus diterapkan oleh Rumah Makan
eksternal yang dilakukan Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede.
tepat bagi pihak manajerial Rumah Makan Wong Solo terutama dalam
menghadapi persaingan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dihadapkan pada kondisi pasar yang kompleks dan heterogen. Keadaan ini
mengharuskan suatu usaha mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya perusahaan
mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan
membuat hal yang unik dalam arena persaingan dan mengidentifikasi kelemahan
terdiri dari aspek organisasi, aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek produksi dan
cara yang paling efektif dan dapat menghadapi ancaman yang terdapat dalam
waktu yang mungkin membuahkan sukses besar, kecuali perusahaan itu menyadari
membuat rencana untuk melakukan tanggapan terhadap peluang ini. Hal ini dapat
juga membantu perusahaan untuk mengembangkan sistem peringatan dini agar dapat
dan jasa. Sumberdaya yang disediakan pemasok ini dapat berupa bahan baku, energi,
modal, tenaga kerja, jasa dan sebagainya. Perusahaan harus mengikuti perkembangan
harga dan ketersediaan faktor produksi agar mampu bertahan dan memanfaatkan
peluang.
fisik, agen jasa, organisasi pemasaran dan keuangan. Perantara yang terdiri dari agen
memindahkan barang-barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Agen jasa pemasaran,
meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi dan perusahaan lain yang
membantu membiayai dan atau menjamin resiko yang timbul akibat pembelian dan
penjualan barang-barang.
Pelanggan adalah individu dan keluarga yang membeli barang dan jasa untuk
dikonsumsi. Pelanggan ini sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, pendidikan, pola
mobilitas dan selera. Perusahaan harus menyadari bahwa sangat penting untuk
dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Setiap pelanggan mempunyai
Pesaing adalah perusahaan lain yang menawarkan produk yang sama dengan
produk perusahaan atau produk subtitusinya (produk yang dapat menjalankan fungsi
yang sama dengan produk perusahaan), pesaing ini harus diidentifikasikan, dimonitor
Pada gambar di bawah ini disajikan model lima kekuatan Porter yang
Pendatang Baru
Persaingan Industri
Pemasok Pembeli
Persaingan diantara
Gambar 1. Model Lima Kekuatan Porter
Sumber : Rangkuti (2000, hal 15)
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan sosial yang lebih besar yang
lingkungan makro terdiri dari faktor demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik,
konsumen dan pola pengeluarannya. Daya beli konsumen tergantung pada tingkat
ubah.
kecendrungan lingkungan alam yang saat ini terjadi, seperti ketersediaan bahan
baku dan energi yang menipis, polusi yang semakin meningkat dan lain
sebagainya.
teknologi produksinya.
hubungan diantara meraka sendiri dan dengan orang lain serta dengan alam.
Hasil dari perumusan faktor internal dan eksternal perusahan yang ada maka
keduanya dirangkum kedalam matrik yaitu Internal Factor Evaluation (IFE) dan
kuantitatif agar dapat merumuskan strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
2.3. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matrik External Factor
Evaluation (EFE)
dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha, dan matrik ini juga memberikan
dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang – bidang ini
tersebut IFE dan EFE menggunakan metode paired comparison (Rangkuti, 2000; hal
35).
menentukan kemampuan utama mereka sehingga dapat membuat hal yang unik
organisasi, aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek produksi dan operasi, aspek
kepada pihak manajemen. Data dan info yang dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis.
Kekuatan
Kelemahan
Total 1.00
Peluang
Ancaman
Total 1.00
(Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) adalah sebagai
berikut :
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, dengan skala mulai dari
posisi strategis perusahaan. Jumlah dari pembobotan ini tidak boleh melebihi
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan 3. Skala
Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 dibawah
ini :
A Xi
B
C
D
……
Total n
∑ Xi
i=1
Sumber : Rangkuti, 2000, hal 45
A Xi
B
C
D
……
Total n
∑ Xi
i=1
Sumber Rangkuti, 2000, hal 46.
I= ___ Xi___
n
∑ Xi
I=1
Keterangan :
I = 1,2,3….n
N = jumlah variabel
3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan
penelitian.
a. Matriks IFE
untuk faktor yang menjadi kekuatan, skala nilai yang digunakan yaitu: 1 =
b. Matriks EFE
Untuk faktor yang menjadi peluang, skala nilai yang digunakan yaitu : 1 =
sebaliknya.
3. Kalikan bobot dalam kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
4. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
baik.
b. Matriks EFE
ada. Kedua, strategi dengan mengambil keuntungan dari peluang yang ada dengan
BERBAGI PELUANG
BERBAGI ANCAMAN
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, yang bisa
Strategi Defensif.
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Daftar Kekuatan Internal Daftar Kelemahan Internal
Faktor Eksternal
Bauran pemasaran terdiri dari empat P (product, price, place, and promotion)
adalah perangkat dari alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan
oleh perusahaan untuk menghasilkan respon ynag diinginkan dalam pasar sasaran
(Kotler & Armstrong, 1997; hal 35). Untuk masing-masing P dalam marketing mix
Dsitribusi
Promosi Saluran
Periklanan Cakupan
Penjualan perorangan Jenis
Promosi penjualan Lokasi
Hubungan masyarakat Sediaan
Transprtasi
Logistik
2.7.1. Produk
Menurut kotler (1999, hal 36), produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan pada pasar dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
lini produk, merek, kemasan dan label. Produk yang diharapkan adalah himpunan
karakter yang secara normal diinginkan oleh pemakai. Produk tambahan adalah
dari pesaing. Potensi produk adalah kumpulan dari ciri-ciri dan pelayanan baru yang
daya tahan mereka, yakni barang tahan lama, barang tidak tahan lama dan jasa.
Barang konsumsi biasanya diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan pembelian
khusus dan barang yang tidak dicari, sedangkan barang industri umumnya
Pada dasarnya, produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
1. Produk inti, merupakan inti/dasar yang sesungguhnya dari produk yang diperoleh
2. Produk aktual, yang merupakan mutu, desain, sifat, merek dan kemasan yang
3. Produk tambahan, yaitu tambahan produk aktual dengan berbagai jasa yang
Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah : (1) mutu, (2)
penampilan, (3) pilihan, (4) gaya, (5) merk, (6) pengemasan, (7) jenis produk dan (8)
macam produk.
yang penting dari suatu produk dan menetapkannya dapat menambah nilai suatu
produk. Menurut Kotler & Armstrong (1997) merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan atau kombinasi dari semua ini hal yang dimaksudkan untuk
mengenali produk atau jasa dari seseorang atau kelompok dan untuk membedakan
dari produk pesaing, sedangkan pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi kemasan atau membungkus suatu pruduk sebagai bagian dari strategi
produk, kemasan yang di desain secara tepat dan baik akan menciptakan nilai khusus
oleh perusahaan pada konsumen (Kotler & Armstrong, 1997; hal 37 ), sedangkan lini
serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan lewat jenis toko yang
2.7.2. Harga
kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Kotler, 1999; hal 41). Strategi bauran
harga yang dilakukan oleh suatu perusahaan meliputi strategi penetapan harga,
yang ditetapkan pesaing agar harga yang ditentukan kompetitif, tidak terlalu tinggi
atau sebaliknya. Menurut Ismail (2002; hal 56), ada beberapa strategi untuk
1. Strategi harga cost-plus, yaitu harga dihitung dari biaya ditambah margin
2. Strategi harga mark-up, dimana harga dihitung sebagai suatu presentase dari
harga jual.
4. Strategi harga going-rate berarti harga ditetapkan sama dengan harga produk
pesaing.
2.7.3. Distribusi
serangkaian organisasi yang saling tergantungan dan terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
menjangkau pasar sasaran. Perusahan sebagai produsen dapat menjual langsung atau
menggunakan satu atau lebih tingkat saluran perantara. Dalam distrubusi langsung
produk yang dihasilkan diterima secara langsung oleh konsumen dari produsen.
Sedangkan pada saluran distribusi tidak langsung penyaluran barang melalui agen
penjualan.
dan memiliki fungsinya sendiri juga membawa konsekuensi biaya tertentu, pastinya
hal ini dapat membantu menyelesaikan berbagai transaksi. Beberapa fungsi saluran
2.7.4. Promosi
pelanggan yang ada maupun potensial. Oleh karena itu maka dilakukanlah kegiatan
promosi.
Menurut Kotler (1999; hal 46), bauran promosi terdiri dari lima cara
publisitas, penjualan secara pribadi, pemasaran langsung. Iklan meliputi setiap bentuk
dari penyajian non personal, promosi ide-ide, dan promosi barang atau jasa oleh
sponsor tertentu yang mendapat imbalan dari perusahaan. Promosi penjualan berupa
insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian maupun penjualan suatu produk
atau jasa. Hubungan masyarakat merupakan variasi program yang dirancang untuk
salah satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan untuk melakukan penjualan,
atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
segmentasi pasar mereka, hal ini berguna agar penetrasi pasar lebih tepat pada
sasaran.
Saputra (2005; hal 93) dalam penelitiannya yang berjudul: Analisa Strategi
Pemasaran Rumah Makan Mang Kabayan (studi kasus Rumah Makan Mang
Kabayan Cabang Bintaro), menggunakan analisis IFE, EFE, IE dan analisis SWOT.
perusahaan memiliki kekuatan internal yang cukup dan mampu mengatasi kelemahan
yang dimilikinya, sedangkan analisis EFE diperoleh nilai skor 2,9 berarti perusahaan
mampu memiliki peluang untuk terus berkembang dan mampu menghadapi ancaman
produk yaitu dengan cara menjalin kerjasama untuk menangkap peluang pasar baru
diferensiasi produk.
A. Strategi S – O: Melakukan penetrasi pasar pada pasar lama serta perluasan pasar
menjaga keberlangsungan .
Setelah melakukan analisis bauran pemasaran, maka hasil analisis yang diperoleh
adalah:
1. Bauran Produk: Menjaga kualitas produk dan melakukan uji rasa setiap satu bulan.
Pondok Gede, Jl Raya Podok Gede No. 5 Kelurahan Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan karena rumah makan ini
merupakan salah satu rumah makan yang memiliki ciri khas, dengan bangunan dan
berdekatan, antara lain Rumah Makan Sederhana, Rumah Makan Bakmi Japos,
Rumah Makan Siang Malam, yang dapat menjadi tolak ukur bagi manajemen dalam
mendapatkan perhatian konsumen yang dituju. Penelitian ini dilaksanakan pada awal
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.
Data primer ini diperoleh dari pihak manajemen di Rumah Makan Wong Solo.
dan responden yang dipilih adalah manajer rumah makan, kepala bagian produksi,
di lapangan guna menambah informasi tambahan yang dapat mendukung data yang
diperoleh.
Data sekunder didapat dari pustaka atau tulisan-tulisan dari media informasi,
serta pustaka-pustaka, Biro Pusat Statistik dan Departemen yang berkaitan dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, riset
pustaka dan observasi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih luas
dan lengkap dari suatu subjek yang diteliti sehingga dapat menentukan alternatif
strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan untuk masa yang akan datang.
Menurut Sugiyono (2002; hal 33) metode atau teknik pengumpulan data
Wong Solo
ditawarkan, baik dari bentuk rasa hingga pada cara penyajian (daftar menu).
menentukan kemampuan utama mereka sehingga dapat membuat hal yang unik
organisasi, aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek produksi dan operasi, aspek
kepada pihak manajemen. Data dan info yang dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis
Kekuatan
Kelemahan
Total 1.00
Peluang
Ancaman
Total 1.00
(Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) adalah sebagai
berikut :
4. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, dengan skala mulai dari
posisi strategis perusahaan. Jumlah dari pembobotan ini tidak boleh melebihi
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan 3. Skala
Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 dibawah
ini :
A Xi
B
C
D
……
Total n
∑ Xi
i=1
Sumber : Rangkuti, 2000, hal 45
Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
A Xi
B
C
D
……
Total n
∑ Xi
i=1
Sumber Rangkuti, 2000, hal 46
I= ___ Xi___
n
∑ Xi
I=1
Keterangan :
I = 1,2,3….n
N = jumlah variabel
penelitian.
a. Matriks IFE
untuk faktor yang menjadi kekuatan, skala nilai yang digunakan yaitu: 1 =
b. Matriks EFE
Untuk faktor yang menjadi peluang, skala nilai yang digunakan yaitu : 1 =
sebaliknya.
5. Kalikan bobot dalam kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
a. Matriks IFE
baik.
b. Matriks EFE
menyusun alternatif strategi. Untuk menjamin bahan baku, strategi yang dibuat
berpijak pada situasi riil di lingkungan eksternal dan lingkungan internal RM Wong
Solo, digunakan alat bantu matrik SWOT yang berguna melakukan matching antara
maka akan dijadikan acuan dalam menggunakan SWOT dan juga penggunaan
analisis bauran pemasaran maka dapat dipilih alternatif strategi yang akan digunakan
sesuai dengan kondisi perusahaan, baik itu strategi untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Bagan kerangka pemikiran konseptual tersebut dapat dilihat pada
Gambar 6.
GAMBARAN
UMUM
Rumah Makan Wong Solo
STRATEGI PEMASARAN
BAB IV
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
Jakarta Timur merupakan salah satu bagian dari propinsi DKI Jakarta, dengan
jumlah penduduk kurang lebih 1.959.022 jiwa serta tingkat sosial ekonomi yang
relatif semakin meningkat (Pemda Jaktim, 2007, hal 4), dengan tingkat kesibukan
masyarakat kota Jakarta yang tinggi menjadikan Jakarta Timur salah satu “pangsa
pasar” makanan siap saji, hal ini berarti terbukanya peluang usaha di bidang makanan
siap saji.
lebih 2,4 persen per tahun, angka ini merupakan potensi pasar atau konsumen cukup
2007, hal 4)
mendorong permintaan atau pertumbuhan menjadi lebih besar baik kuantitas dan
kualitas produk maupun kesinambungan penyediaannya. Melihat hal ini Ayam Bakar
Wong Solo pada tahun 2002 mulai memasuki Ibu kota Jakarta. “Kepung Jakarta” ,
menjadi tekad bulat untuk menguasai pasar ibu kota untuk menyajikan makanan
tradisional. Hingga saat ini Rumah Makan Wong Solo sudah tersebar di beberapa
Puspo Wardoyo, dengan modal awal yang dimilikinya berjumlah Rp. 700.000,00
Puspo Wardoyo mulai merintis waralaba Wong Solo hingga menjadi sebesar
sekarang ini dari titik paling bawah. Dari kecil Puspo Wardoyo telah membantu
orangtuanya berdagang makanan, seperti ayam goreng, ayam bakar, goreng asem
ayam, dan menu ayam lainnya di warung dekat kampus UNS Solo.
Dari riset menu saat ini sudah terdapat sekitar 50 menu. Sebagian besar
Menu yang dihidangkan bervariasi, dari bahan dasar ayam dan ikan, sayur mayur dan
buah buahan. Nama yang diberikan untuk menu hasil karyanya sangatlah unik. Ada
jus Poligami dan Jus Dimadu. "Jus poligami berisi gabungan buah-buahan berserat
yang dicampur menjadi satu. Sedangkan Jus Dimadu kombinasi buah Markisa
dengan buah Torung yang merupakan buah khas Medan. Rasanya, semanis madu".
Dari sisi penampilan karyawan sedikit demi sedikit ditingkatkan, dengan memakai
usaha-usaha dilakukan adalah untuk membangun citra kepada para pelanggan. Berkat
bisnis tersebut Puspo Wardoyo sang pemilik pernah dua kali menyabet penghargaan
Enterprise 50 versi Accenture dari majalah Swa dan HIPMI ini dan Waralaba
4.3 . Sejarah Pendirian Rumah Makan Wong Solo Cabang Pondok Gede
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede didirikan pada tanggal 28
Januari 2003, dengan memakai konsep franchise yaitu mempersiapkan para investor
untuk menanamkan modalnya. Ada 6 peserta penanam modal di rumah makan ini
antara lain; Kiemas Fauzi, Jaja Priyadi, Harjono, Samsul Bahri dan Sunaryo Sumadji
sebagai pemilik tempat dan lahan berdirinya rumah makan ini, serta PT. Mitra
Amanah Wong Solo yang berkedudukan di Jogjakarta. Selain itu ada sebuah
perusahaan yang membawahi sistem manajemen rumah makan ini yaitu PT. Sarana
Bakar Digdaya.
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede memiliki tiga ruangan yang
dapat menjadi pilihan konsumen ketika menyantap hidangan yaitu ruangan AC (Air
Wong Solo, dikelola dengan nuansa relegius yang Islami. Wong Solo berusaha
eksklusif. Akan tetapi Rumah Makan Wong Solo mengembangkan cara beragama
yang terbuka dengan memberi pelayanan kepada konsumen dari semua segmen
masyarakat lintas suku, agama, ras dan golongan, sehingga dalam kenyataannya di
rumah makan ini tidak sedikit pengunjung dari kalangan etnis Tionghoa.
Rumah makan ini tetap mengusahakan agar suasana Islami nampak terasa jelas.
b. Kuliah agama tujuh menit (Kultum) dilakukan untuk karyawan dan karyawati
c. Pengajian dengan metode membedah kitab bagi para staf dan pimpinan yang
d. Manajer harus lancar membaca Al-Qur’an dan mampu menjadi khotib Jum’at.
Landasan filosofi proses perjalanan usaha Rumah Makan Wong Solo secara
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede tepatnya terletak di jalan
raya Pondok Gede No. 5. Lokasi ini bersisian dengan terminal bus kota dan luar kota
manajemen yang dipimpin oleh seorang manajer dalam hal ini yaitu Bapak Prastyo
Manajer
KARYAWAN
pelayanan yang ada di Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede.
olah menjadi menu siap saji, bagian produksi dibantu oleh 3 orang karyawan.
Wong Solo, bagian keuangan dibantu oleh 1 orang karyawan yaitu kasir.
4. Bagian Pembelian: Bertanggung jawab atas pembelanjaan kebutuhan Rumah
Makan Wong Solo, mulai dari bahan baku, bumbu, maupun perlengkapan
oleh kepala bagian baik dalam produksi, keuangan, pembelian dan khusus untuk
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede memiliki karyawan yang
memadai, rumah makan ini memiliki karyawan 20 orang, dengan kapasitas pelayanan
Rumah makan ini menggunakan 7 hari kerja, untuk hari istirahat diatur
langsung oleh manajer. Dalam sehari para karyawan bekerja selama 12 jam dan
istirahat selama 1 jam, pekerjaan dimulai dari jam 10.00 WIB hingga pukul 22.00
WIB.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus
kekuatan dan kelemahan dari dalam rumah makan. Analisis ini mengkaji faktor
Dalam hal pengolahan bahan baku hingga menjadi menu siap saji, lakukan
oleh karyawan dibawah pengawasan bagian Produksi. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar kualitas menu dan penyajiannya tetap terjaga dan memiliki cita rasa yang
khas, hal ini menjadi salah satu kekuatan bagi Rumah Makan Wong Solo cabang
Pondok Gede.
yang diterapkan di Rumah Makan Wong Solo selama ini dilakukan dengan melalui
Yaitu model perekrutan karyawan yang berasal dari dalam perusahaan melalui
realokasi SDM yang ada baik berupa tour of duy (alih tugas) atau tour of area
yang tepet pada tempat yang tepat (the right man on the right place).
Yaitu dengan cara perekrutan biasa, dengan melalui beberapa proses yang
telah ditentukan.
daya manusia yang memiliki kemampuan akademik, juga kondisi akhlak menjadi
pertimbangan utama. Rumah Makan Wong Solo yakin bahwa pekerjaan yang
baik apabila dikerjakan oleh karyawan yang baik akan memberikan hasil yang
baik pula.
Wong Solo bertujuan agar karyawan mampu melaksanakan tugas dengan baik
dan benar. Pelatihan yang terdapat di Rumah Makan Wong Solo terdiri dari
pelatihan yang ditujukan untuk karyawan dan calon karyawan yang telah lulus
Ada tiga (3) tingkatan pelatihan yang ada di rumah makan Wong Solo.
Pelatihan tingkat pertama, pelatihan ini ditujukan bagi calon karyawan yang
menangani pekerjaan yang bersifat praktis. Pelatihan tingkat kedua, pelatihan ini
ditujukan bagi mereka yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan Kepala Bagian
yang bersifat teknis. Pelatihan tingkat tiga, yaitu pelatihan yang ditujukan untuk
tingkat menengah untuk calon manajer, bersifat human skill seperti penerapan
manajer diberikan oleh PT. Bakar Digdaya sebagai manajemen pusat Rumah Makan
Wong Solo.
menunjukkan bahwa Rumah Makan Wong Solo memiliki lima kekuatan dan empat
kelemahan.
5.2.1. Kekuatan
1) Menu yang disajikan di Rumah Makan Wong Solo memiliki cita rasa
yang khas karena pengolahan ayam tersebut dilakukan oleh sang pemilik
dengan melalui proses pemilihan bahan baku yang berkualitas dan bumbu
yang dikirim langsung dari pusat. Hal ini dilakukan agar menu yang
dihasilkan memiliki rasa yang lezat serta mampu mengikat para pelanggan
mereka.
mereka kian hari akan semakin baik dalam hal memberikan pelayanan
4) Produk yang dimiliki Rumah Makan Wong Solo dalam hal ini produknya
dihidangkan bukan sekadar ayam, tapi ada ikan, sayur mayur, dan jus.
5) Sistem penjualan yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong Solo adalah
saat ini Rumah Makan Wong Solo telah memiliki 32 cabang di seluruh
Indonesia, hal ini dilakukan agar para konsumen yang sudah berlangganan
di Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede dan cabang lainnya
daerah lainnya.
5.2.2. Kelemahan
1) Produk tidak tahan lama. Seperti halnya produk-produk makanan siap saji
lain, menu yang ada diRumah Makan Wong Solo juga memiliki sifat tidak
tahan lama.
2) Pihak manajemen Rumah Makan Wong Solo hingga saat ini tidak
Tabel diberikut ini menunjukkan matrik IFE Rumah Makan Wong Solo
Total nilai matrik pada kekuatan memiliki skor 1,650, sedangkan pada
kelemahan menunjukkan skor 0,701 artinya Rumah Makan Wong Solo cabang
Pondok Gede mampu menutupi kelemahan yang ada. Matrik IFE menunjukkan bahw
faktor internal yang memiliki kekuatan terbesar adalah menu yang disajikan yang
memiliki cita rasa yang khas, sedangkan empat kekuatan lainnya ialah : pengawasan
mutu ayam bakar Rumah Makan Wong Solo dilakukan secara ketat, sumberdaya
manusia yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo berkualitas, produk yang
dimiliki Rumah Makan Wong Solo dalam hal ini produknya menu makanan, telah
memiliki 47 menu, sistem penjualan yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong Solo
adalah dengan mendirikan cabang atau perwakilan sebanyak-banyaknya sehingga
mengevaluasi kecenderungan dan kejadian yang berada di luar kendali suatu rumah
yang menjadi ancaman dan peluang bagi rumah makan, sehingga memudahkan
ancaman. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan
makro.
disebut juga lingkungan eksternal yang berdampak langsung bagi rumah makan.
pesaing.
1) Pemasok
Khusus untuk bahan baku ayam untuk menu ayam bakar di Rumah Makan Wong
Solo didatangkan dari daerah sekitarnya (Bogor, Cianjur, dan lain-lain) dengan
ukuran dan kualitas yang telah disepakati bersama. Selain ayam dan bahan baku
lainnya terdapat produk tambahan seperti bumbu-bumbu dan juga buah-buahan juga
2) Perantara pemasaran
Pemasaran Rumah Makan Wong Solo dilakukan dengan cara mendirikan beberapa
gerai dengan tujuan agar dapat menjangkau konsumen yang datang dari seluruh
nusantara dan juga bertujuan untuk melayani para pelanggan dari masing-masing
cabang yang ingin menikmati sajian Rumah Makan wong Solo didaerah lain. Hingga
saat ini gerai yang dimiliki Rumah Makan Wong Solo berjumlah 32 gerai yang
3) Pelanggan
Para pelanggan Rumah Makan Wong Solo diperlakukan seperti saudara, dengan
Para pelayan di Rumah Makan Wong Solo selalu berusaha mengetahui nama-nama
pelanggan dengan berbagai cara. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para
pelanggan datang bukan hanya sebagai pembeli melainkan juga sebagai sahabat. Hal
lain yang dilakukan terhadap para pelanggan adalah dengan selalu bertanya mengenai
Makan Wong Solo masih setia datang di outlet Wong Solo dimanapun berada hingga
sekarang.
4) Pesaing
Hingga saat ini yang menjadi pesaing dari Rumah Makan Wong Solo terdiri dari dua
jenis pesaing, yakni pesaing waralaba jenis asing (waralaba yang dimiliki pihak
asing) dan waralaba jenis lokal (waralaba yang dipelopori dan dimiliki oleh pihak
lokal).
Diantara yang menjadi pesaing jenis asing adalah Kentucky Freid Chicken,
California Fried Chicken dan sebagainya yang menyediakan makanan cepat saji
dengan menu utama ayam, sedangkan yang menjadi pesaing lokal yang juga
dampak strategis bagi rumah makan. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-
kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan
mikro rumah makan, yaitu : faktor demografi, ekonomi, teknologi, hukum dan politik
1) Faktor demografi
bagi Rumah Makan Wong Solo apabila diikuti dengan upaya peningkatan konsumsi
daging ayam dalam negeri. Hal tersebut juga berdampak positif terhadap peningkatan
potensi peluang pasar Rumah Makan Wong Solo Indonesia di pasaran dalam negeri.
2) Faktor ekonomi
Pendapatan per kapita penduduk Jakarta Timur sebesar Rp. 5.057.040,00, merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pembelian atau daya beli masyarakat.
Mengingat makanan ayam bakar merupakan salah satu menu yang memiliki nilai jual
makanan bergizi, maka semakin banyak pula manusia yang mengkonsumsi makanan
Ayam merupakan salah satu menu makanan yang khas bagi penduduk Indonesia.
Misalnya menu ini disajikan dalam berbagai cara/kesiapan dalam perayaan hari besar
keagamaan, menu olahan ayam merupakan salah satu menu favorit. Dalam perayaan
tertentu misalnya pernikahan, ulang tahun, dan lain-lain menu ayam selalu saja ada.
Dalam penyajian menu, rumah makan ini banyak menggunakan bahasa tetang prinsip
poligami. Puspo Wardoyo selaku pemegang hak lisensi terlihat ingin sekali
menganggap poligami merupakan salah satu syariat islam yang apabila dilakukan
Konsumsi ayam bakar merupakan salah satu cara untuk menghindari kolesterol yang
tinggi, hal ini karena proses pengolahan ayam bakar tanpa menggunakan minyak
goreng, dengan demikian akan terhindar dari konsumsi lemak yang berlebihan.
4) Faktor teknologi
Penyajian yang dilakukan Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede ketika
mendapat pesanan yang harus diantar, maka pesanan dibungkus dengan pelapis yang
sehingga tetap menjaga cita rasa ketika sampai kepada konsumen, sedangkan dalam
pengolahan minuman dilakukan dengan alat juicer (alat pembuat jus) hal ini
Usaha restoran dan rumah makan yang tidak termasuk kebutuhan primer diprediksi
dengan krisis pangan dan kenaikan harga bahan pokok yang membuat daya beli
pangan dan kenaikan harga bahan pokok makin berdampak nyata. Hal ini tak hanya
dirasakan pada bisnis yang bergerak dibidang kuliner seperti restoran dan rumah
makan.
dapat diketahui yang menjadi peluang dan ancaman adalah sebagai berikut:
yang menjadi peluang dan ancaman bagi rumah makan Wong Solo, disini dapat kita
temukan ada empat peluang dan tiga ancaman yang mempengaruhi faktor eksternal.
5.4.1. Peluang
1) Pertambahan jumlah penduduk tahun 2000 hingga 2007 di Jakarta Timur yang
rata-rata sebesar 2,4 persen per tahun (BPS, 2007; hal 29). Hal ini menyebabkan
kenaikan permintaan ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede,
dimana ayam bakar merupakan salah satu menu makanan yang memiliki cita rasa
3) Proses pembiakan serta pemeliharaan ayam saat ini menggunakan teknologi yang
telah maju, hal ini dapat kita temui pada saat pembiakan yang awal mula pembiakan
ayam dengan cara perkawinan tapi sekarang ini pembiakan ayam cukup dengan
menjadi sebuah peluang, dikarenakan target konsumen rumah makan ini adalah
5.4.2. Ancaman
1) Hingga saat ini yang menjadi pesaing dari Rumah Makan Wong Solo terdiri dari
dua jenis pesaing, yakni pesaing waralaba jenis asing (waralaba yang dimiliki pihak
asing) dan waralaba jenis lokal (waralaba yang dipelopori dan dimiliki oleh pihak
lokal).
2) Stabilitas ekonomi yang tidak stabil membuat sektor bisnis merasa terguncang
keberadaannya.
3) Persepsi negatif dari masyarakat yang anti poligami dikarenakan secara jelas
Dari tabel matrik EFE, dapat disimpulkan bahwa Rumah Makan Wong Solo cabang
Pondok Gede sudah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk menutupi faktor-faktor
yang menjadi ancaman. Hal ini dapat terlihat dengan lebih besarnya skor peluang yaitu
1,627 dibandingkan faktor ancaman yang hanya 0,729. akan tetapi beberapa peluang besar
yang bisa dimanfaatkan, belum menjadi prioritas bagi rumah makan ini, dikarenakan
Rumah Makan Wong Solo belum bisa memanfaatkan pertumbuhan perumahan disekitar
lokasi rumah makan tersebut, hal ini dapat terlihat bahwa faktor pertumbuhan perumahan
persaingan waralaba yang mulai meningkat, stabilitas ekonomi dan kampanye poligami
yang disuarakan oleh pemilik waralaba Rumah Makan Wong Solo, walaupun faktor-faktor
ancaman yang ada belum begitu berpengaruh dikarenakan skor ancaman hanya 0,729 akan
tetapi hal tersebut dapat meningkat menjadi ancaman yang sangat serius bila tidak
Hasil analisis pada matrik EFE dan IFE kemudian dimasukkan kedalam
memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman yang ada. Matriks ini akan
menghasilkan empat jenis alternatif strategi yaitu: strategi S-O, W-O, S-T, dan
W-T.
Pada kolom strategi S-O berisi strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Strategi yang dapat dilakukan
adalah :
1. Melakukan penetrasi pasar yang aktif dan intensif (menggunakan S1,S4 dan S5
ini rumah makan Wong Solo cabang Pondok Gede dapat mempertahankan
konsumen yang sudah ada dan menarik perhatian pada calon konsumen baru
Pada kolom strategi W-O rumah makan dapat mengatasi kelemahan dengan
meraih O1,O2,O4).
3. Memperbaiki citra Wong Solo dengan fokus pada kualitas serta pemasaran
ancaman yang dihadapi oleh rumah makan. Strategi yang dapat dilakukan adalah:
kelemahan yang dimiliki oleh rumah makan dan berusaha menghindar dari
Strategi bauran pemasaran ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo disusun
lingkungan internal dan eksternal. Hasil analisis strategi bauran pemasaran yang
direkomendasikan adalah yang meliputi bauran produk, harga, saluran distribusi
a. Bauran Produk
Produk Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede terdiri dari produk utama
yang beranekaragam berupa jenis makanan dan minuman, variasi menu, penyajian
produk dengan memberikan pelayanan dan penyajian menu yang dapat menarik
Kualitas makanan dan minuman dapat dilihat dari bahan-bahan yang segar, yaitu
yang masih baru, bersih, tidak layu, serta mengandung vitamin yang diperlukan
oleh tubuh.
Setiap Rumah Makan Wong Solo yang ada di Jakarta mampu memperkenalkan
menu-menu yang baru, begitu pula dengan cabang Pondok Gede. Menu yang
memberikan pilihan bagi para pengunjung. Karena cita rasa khas yang dimiliki
membuat Rumah Makan Wong Solo dikenal sampai kepasar internasional, yang
b. Bauran Harga
Harga Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede, disesuaikan dengan
jenis menu yang diinginkan oleh para pengunjung. Harga menu yang ditawarkan
bervariasi mulai dari harga yang terendah sampai harga yang tertinggi. Terdapatnya
pilihan harga, maka konsumen dapat memilih menu dengan harga yang sesuai
c. Bauran Promosi
Promosi yang dilakukan Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede adalah
bertuliskan nama serta logo dari rumah makan tersebut berikut dengan alamatnya
dengan harapan dapat dibaca dan dilihat sehingga muncul keinginan untuk
memesan kembali, selain itu diharapkan juga dapat menciptakan konsumen baru
yang memilih Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede sebagai alternatif
d. Bauran Distribusi
Sistem penjualan yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong Solo adalah
konsumen yang sudah menjadi langganan, tetap dapat merasakan penyajian khas
Rumah makan Wong Solo bila sedang berada didaerah lain. Hingga saat ini Rumah
Makan Wong Solo telah memiliki 32 cabang di seluruh Indonesia. Sistem penyebaran
gerai ini diharapkan Rumah Makan Wong Solo dapat lebih banyak menjangkau para
pelanggan mereka.
Selain itu Rumah Makan wong Solo cabang Pondok Gede melakukan sistem
pesan antar yang bisa dilakukan dengan pesanan melalui telepon, hal ini diharapkan
6.1 . Kesimpulan
Solo cabang Pondok Gede yang telah dilakukan, maka terdapatlah faktor-faktor
operasi dan sumber daya manusia. Hasil dari identifikasi lingkungan internal
inilah maka dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Rumah
dan makro.
Rumah Makan Wong Solo cabang Pondok Gede meliputi ; Bauran Produk,
Harga, Promosi dan Distribusi. Dan strategi pemasaran yang harus dilakukan
keunggulan perusahan.
perumahan sekitar rumah makan yang artinya melakukan penetrasi pasar dan
produk.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian ini hal-hal yang dapat disarankan kepada perusahaan adalah:
1. Mempebaiki citra Rumah Makan Wong Solo dengan mengangkat isu-isu yang
lebih fokus terhadap ciri khas masakan nusantara yang Halalal Thoyyiban.
2. Memperbaiki sistem promosi yang dilakukan agar lebih efektif dan efesien,
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah. Analisis Bauran Pemasaran Telur Asin Brebes ‘Studi Kasus di Kelurahan
Brebes dan Kelurahan Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Jawa
Tengah’. Bogor: Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Pertanian. Fakultas Pertanian IPB.
Bogor. 2002
Pemda Jakarta Timur. Pertumbuhan Penduduk Jakarta Timur. 23 februari 2008, http.
Timurjakarta.go.id. 24 Maret 2006
Salim, Ahmad. Analisa Strategi Pemasaran Ekspor Crude Palm Oil (CPO)
Indonesia ‘Studi Kasus Kantor Pemasaran Bersama PT. Perkebunan
Nusantara’. Jurusan sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Sains Dan Teknologi
UIN. Jakarta. 2004
Saputra, Andrian. Analisa Strategi Pemasaran Rumah Makan Mang Kabayan (studi
kasus Rumah Makan Mang Kabayan Cabang Bintaro. Akademi Pariwisata
Trisakti. Jakarta. 2005
Swasta, Basu. Dan Ibnu sukotjo. Pengantar Bisnis Modern. Edisi ketiga. Liberty.
Yogyakarta. 1995
Solo, wong. Sejarah Pendirian Wong Solo. 23 februari 2008, http. Wongsolo.com. 30
Januari 2006
Yusanto, Ismail, et all. Menggagas Bisnis Islam. Gema Insani Press. Jakarta. 2002