Está en la página 1de 7

TUGAS ANALISIS JURNAL SISTEM PENCERNAAN DENGAN

METODE ANALISIS PICO


Soil Transmitted Helminths Infection In Elementary School Students
In Highland And Lowland Areas Of Gianyar Regency

DI SUSUN OLEH :
RONI SETIAWAN
NIM 16202762

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
PRODI ILMU KEPERAWATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah-Transmitted Cacing (STH) infeksi masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia. spesies STH utama yang dapat
menginfeksi manusia meliputi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura,
Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale (Bethony et al, 2006).
WHO memperkirakan bahwa lebih dari 1,5 miliar (24%) dari populasi dunia
terinfeksi STH, dengan jumlah tertinggi pada anak-anak usia sekolah yang
mencapai 600 juta anak-anak (WHO, 2015).
Indonesia, yang memiliki iklim tropis, adalah lingkungan yang sesuai
untuk kelangsungan hidup cacing. Infeksi STH di Indonesia di 2000-2004
mencapai 33,0% -46,8%, dengan prevalensi tertinggi adalah kalangan anak-
anak usia sekolah yang mencapai 60% -80% (Menteri Kesehatan, 2006).
Infeksi STH bisa dipengaruhi oleh faktor perilaku kebersihan
lingkungan dan pribadi seperti kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun,
kuku kebersihan, kebiasaan bermain di tanah, memiliki sebuah toilet, kondisi
lantai rumah, dan ketersediaan air bersih. Orang-orang yang tinggal di dataran
tinggi memiliki tingkat yang lebih tinggi infeksi STH, khususnya di daerah
pedesaan dibandingkan dengan daerah dataran rendah (Sutanto, 2008).

B. Tujuan Analisis Jurnal


1. Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area keperawatan
terkait dengan Kecacingan.
2. Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi di dunia
keperawatan bagaimana cara penangana penyakit Kecacingan
BAB II
ANALISIS JURNAL

A. Judul Jurnal
Soil Transmitted Helminths Infection In Elementary School Students In
Highland And Lowland Areas Of Gianyar Regency ( Tanah Ditransmisi
Cacing Infeksi Di Siswa Sekolah Dasar Di Dataran tinggi Dan Dataran
Rendah Pada Wilayah Kabupaten Gianyar )
B. Nama Peneliti
 Ni Made Nuryanti
 I Made Subrata
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko infeksi
STH pada siswa sekolah dasar di dataran tinggi dan dataran rendah di
Kabupaten Gianyar
D. Design Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-
sectional. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar negeri di Desa Taro dan Ketewel
Desa Januari-Mei 2016. Sampel semua anak SD dari 3rd, 4th, Dan 5thkelas di kedua
desa yang memenuhi kriteria inklusi sampel.
E. psikomotor PICO
 Person :
Responden dalam penelitian ini Sampel semua anak SD dari 3rd, 4th, Dan 5thkelas
di Desa Taro dan Ketewel yang memenuhi kriteria inklusi sampel.
 Intervention :
Total sampel penelitian ini adalah 104 siswa yang terdiri dari 53 siswa di
daerah dataran tinggi dan 51 siswa di daerah dataran rendah. Sampel
dikumpulkan dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Spesimen diperiksa dengan metode Kato-Katz
 Comparison
Tidak ada pebandingan dalam jurnal ini
 Outcome :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi STH
pada siswa sekolah dasar di daerah dataran tinggi (28,31%) lebih tinggi
dibandingkan di daerah dataran rendah (1,96%). Di daerah dataran
rendah, faktor risiko tidak bisa diidentifikasi secara jelas karena hanya
ada satu siswa dengan infeksi STH posi-tive. Sementara itu, faktor
risiko dominan yang diidentifikasi yang mempengaruhi infeksi STH di
daerah dataran tinggi yang kebiasaan mencuci tangan menggunakan
sabun (AOR = 24,99), kuku kebersihan (AOR = 13,19) dan pendapatan
orang tua (AOR = 18,83). 96%).
Di daerah dataran rendah, faktor risiko tidak bisa diidentifikasi
secara jelas karena hanya ada satu siswa dengan infeksi STH posi-tive.
Sementara itu, faktor risiko dominan yang diidentifikasi yang
mempengaruhi infeksi STH di daerah dataran tinggi yang kebiasaan
mencuci tangan menggunakan sabun (AOR = 24,99), kuku kebersihan
(AOR = 13,19) dan pendapatan orang tua (AOR = 18,83). 96%). Di
daerah dataran rendah, faktor risiko tidak bisa diidentifikasi secara jelas
karena hanya ada satu siswa dengan infeksi STH posi-tive.
Sementara itu, faktor risiko dominan yang diidentifikasi yang
mempengaruhi infeksi STH di daerah dataran tinggi yang kebiasaan
mencuci tangan menggunakan sabun (AOR = 24,99), kuku kebersihan
(AOR = 13,19) dan pendapatan orang tua (AOR = 18,83).

F. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal


 Kelebihan
Penelitian ini mudah dilakukan karena memakai cara yang mudah, dan
sumber daya penelitiannya pun tidak sulit didapatkan.
 Kelemahan
Terlalu sedikitnya responden yang ada sehingga mempersulit penelitian
G. Manfaat Hasil Penelitian bagi Keperawatan
 Manfaat Praktis
Bisa digunakan oleh perawat-perawat di Indonesia apabila ingin
melakukan perawatan klinis pada pasien dengan Kecacingan, karena
mudahnya mendapatkan sumber daya yang diperlukan
 Manfaat Teoritis
Perawat dapat menggunakan teori penelitian ini sebagai pedoman
Penyuluhan kesehatan dan perawatan untuk pasien dengan Kecacingan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa di daerah dataran rendah, hanya deskripsi
faktor risiko dapat diperoleh karena hanya ada 1 kasus infeksi.
Sementara itu, ada beberapa faktor risiko yang signifikan secara
statistik infeksi STH pada siswa sekolah dasar di daerah dataran tinggi,
yaitu kurangnya kepemilikan toilet, tanah kontak pendudukan ibu,
pendapatan orang tua rendah ini, kebiasaan tidak mencuci tangan,
kebiasaan bermain di tanah, dan kuku kotor.

B. Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil
penelitian ini,
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, S., et al. 2015. Infestasi Tanah Tranmitted Cacing Dan Perilaku
Higiene PADA Murid Kelas I Sekolah Dasar di Pesisir Sungai Siak
Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Jurnal Jom FK, 2 (1): 1-13.
Bethony, J., et al. 2006. Tanah-menular cacing Infeksi: Ascariasis, Trichuriasis,
dan cacing tambang. Lancet, 367: 1521-1532.
Fitri, dkk. 2012. Analisis Faktor-Faktor Risiko Infeksi Kecacingan Murid
Sekolah Dasar di Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2012. Jurnal Ilmu Lingkungan. 6 (2): 146-161.
Junaidi. 2014. Hubungan Personal Hygiene Terhadap Kejadian Kecacingan
PADA Murid SD di Wilayah Kerja Puskesmas Tapalang Kabupaten
Mamuju. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 5 (1): 108-114.
Mirza, Muhammad N. 2014. Hygiene Sanitasi Dan Jangka Waktu Coliform Air
Minum. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Kemas). 9 (2): 167-173.

También podría gustarte