Está en la página 1de 12

Nur Ghaliyah Sandra Putri

04011281520112

Beta 2015

ANALISIS MASALAH

2b. Apa hormon yang terganggu terkait kasus?

Penelitian sitokin, suatu area baru studi ilmu neurologi dasar,dapat relevan dengan gangguan
somatisasi dan gangguan somatoform lain. Sitokin adalah molekul pembarva pesan yang
digunakan sistem imun untuk berkomunikasi di dalam dirinya dan dengan sistem saraf, termasuk
otak. Contoh sitokin adalah interleukin, faktor nekrosis tumor. dan interf'eron. Beberapa
percobaan pendahuluan menuniukkan bahrva sitokin dapat berperan menyebabkan sejumlah
gejala nonspesifik penyakit, terutama infeksi, seperti hipersomnia, anoreksia, lelah, dan depresi.
Walaupun belum ada data yang mer-ryokong hipotesis, pengaturan abnormal sistem sitokin dapat
mengakibatkan se.jurnlah ge.iala yang ditemukan pada gangguan somatoform.

5a. Apa makna klinis pemeriksaan fisik?

Sesuai dengan kriteria diagnosis DSM-lV-TR gangguan somatisasi point C (1) yaitu setelah
penelitian yang sesuai, setiap gejala kriteria tidak dapat dijelaskan secara utuh dengan keadaan
medis umum yang diketahui atau efek langsung suatu zat.

Jadi makna klinis pemeriksaan fisik ini merupakan penunjang diagnosis gangguan
somatisasikarena termasuk dalam salah satu kriteria yaitu gangguanberupa gejala fisik yang
dialami Nn. ZS tersebut memang tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.

6e. Apa hubungan status psikiatrikus dengan keluhan yang dialami Nn. ZS?

Adanya gangguan isi pikiran dari Nn. ZS menyebabkan ia tetap beranggapan bahwa dirinya

terkena keluhan fisik yang dialaminya yaitu keluhan mual, nyeri kepala, pegal, nyeri sendi, nyeri
perut dan gangguan menstruasi walaupun setelah berobat ke dokter penyakit dalam dan dokter

kandungan pun sudah dikatakan bahwa tidak ada kelainan apapun pada dirinya.

6d. Bagaimana prosedur penilaian preokupasi?

Isi pikiran:

Preokupasi Terpaku dalam satu hal dalam pikirannya (berfantasi sendiri).

Hal ini mengenai sakit, masalah lingkungan, obsesi, kompulsi, fobia, rencana bunuh diri,

membunuh, gejala-gejala hipokondrik, dorongan atau impuls-impuls antisosial. Pasien akan

bercerita dan tetap terpaku mengenai keluhan fisik yang dialaminya sekalipun itu tidak benar-

benar terjadi setelah dibuktikan secara pemeriksaan fisik dan laboratorium.

TEMPLATE

Etiologi
Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang
mempunyai tujuan tertentu.Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam transmisi
gangguan ini.Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan metabolism
(hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non dominan (Kapita
Selekta, 2001).
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut (Nevid, dkk,
2005):
a. Faktor-faktor Biologis
Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada
gangguan somatisasi).

b. Faktor Lingkungan Sosial

Sosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti “peran sakit”

yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.


c. Faktor Perilaku

Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:

- Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari situasi
yang tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan sekunder).

- Adanya perhatian untuk menampilkan “peran sakit”

- Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau gangguan


dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang
diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau
kerusakan fisik yang dipersepsikan.

d. Faktor Emosi dan Kognitif

Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab ganda
yang terlibat adalah sebagai berikut:

- Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simtom fisik sebagai tanda dari adanya
penyakit serius (hipokondriasis).

- Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-impuls
yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simtom fisik (gangguan
konversi).

- Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin merupakan


suatu strategi self-handicaping (hipokondriasis).

SKDI

4aLulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit
tersebut secara mandiri dan tuntas.
GANGGUAN SOMATOFORM

Definisi

Kata somatoform ini di ambil dari bahasa Yunani soma, yang berarti “tubuh”. Dalam

gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik,

namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan penyebabnya. Gangguan

somatoform berbeda dengan malingering, atau kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil yang jelas. Gangguan ini juga berbeda dengan gangguan factitious yaitu

suatu gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikologis atau fisik yang disengaja tanpa

keuntungan yang jelas. Selain itu gangguan ini juga berbeda pula dengan sindrom Muchausen

yaitu suatu tipe gangguan factitious yang ditandai oleh kepura-puraan mengenai simtom medis.

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik

(sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis.

Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional

yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam

peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian

klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan

durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau

gangguan buatan.

Epidemiologi
Penyakit ini sering didapatkan , berkisar antara 2-20 dari 1000 penduduk. Lebih banyak pada

wanita. Pasien pada umumnya mempunyai riwayat keluhan fisik yang banyak. Biasanya dimulai

sebelum berumur 30 tahun.Sebelumnya pasien telah banyak mendapat diagnosis, makan banyak

obat, dan banyak menderita alegi. Pasien ini terus mencari penerangan medis untuk gejala yang

dideritanya dan bersedia untuk melakukan berbagai test medis, pembedahan, uji klinik, walaupun

dia tahu hal tersebut jarang yang memberikan hasil, biasanya hasilnya adalah normal, atau ada

gangguan kecil.

Fenomena ini dapat berupa spectrum yang ringan yang akan memperberat gangguan

somatisasi, pasien yang benar benar masuk kriteria biasanya telah hidup dengan didominasi dengan

pengalaman medik dan mungkin telah mengalami gangguan hubungan interpersonal. Riwayat

keluarga biasanya menunjukkan hal yang sama terutama pada wanita, dan riwayat anti sosial pada

pria.

Klasifikasi

Adapun bentuk gangguan tersebut adalah sebagai berikut :

1.Gangguan konversi

Merupakan bentuk perubahan yang mengakibatkan adanya perubahan fungsi fisik yang tidak

dapat dilacak secara medis. gangguan ini muncul dalam konflik atau pengalaman traumatik yang

memberikan keyakinan akan adanya penyebab psikologis.

2. Hipokondriasis

Terpaku pada keyakinan bahwa dirinya menderita penyakit yang serius. Ketakutan akan adanya
penyakit terus ada meskipun secara medis telah diyakinkan. Sensasi atau nyeri fisik biasa sering

diasosiasikan dengan gejala penyakit kronis tertentu.

3. Gangguan Somatisasi

Keluhan fisik yang muncul berulang mengenai simtom fisik yang tidak ada dasar organis yang

jelas.Gangguan ini menyebabkan seseorang untuk melakukan kunjungan medis berkali-kali atau

menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi.

4. Gangguan Dismorfik Tubuh

Terpaku pada kerusakan fisk yang dibayangkan atau berlebih-lebihan. Menganggap orang tidak

memperhatikannya karena kerusakan tubuh yang dimilikinya (dipersepsikannya). Gangguan ini

akan membawa seseorang pada perilaku kompulsif .seperti berulang-ulang berdandan. dll.

Ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatu bagian tubuh

mengalami cacat.

5. Gangguan nyeri

Ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara

bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis. DSM-IV juga memiliki dua criteria diagnostic

residual untuk gangguan somatoform

Kriteria Diagnostik

Kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi :

A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama
periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan bermakna

dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada

sembarang waktu selama perjalanan gangguan:

1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya empat

tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota

gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama

miksi)

2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal selain

nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau

intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)

3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif selain

dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi

tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).

4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang

mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi

seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat,

sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnya

sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif

seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).


C. Salah satu (1)atau (2):

1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan

sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dan

suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)

2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan

yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dan riwayat penyakit,

pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.

D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-

pura).

Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi

A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik yang

mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.

B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal atau

eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.

C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada

gangguan buatan atau berpura-pura).

D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskan sepenuhnya

oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atau sebagai perilaku atau

pengalaman yang diterima secara kultural.


E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan

dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau memerlukan pemeriksaan

medis.

F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-mata

selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat diterangkan dengan lebih baik oleh

gangguan mental lain.

Sebutkan tipe gejala atau defisit:

-Dengan gejata atau defisit motorik

-Dengan gejala atau defisit sensorik

-Dengan kejang atau konvulsi

-Dengan gambaran campuran

2.4.3 Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis

A. Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit serius

didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejalagejala tubuh.

B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan

penentraman.

C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan delusional,

tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada

gangguan dismorfik tubuh).

D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.

F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum, gangguan

obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau

gangguan somatoform lain.

2.4.4 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh

A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali

tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyat.

B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya,

ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia nervosa).

2.4.5 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri

A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan cukup

parah untuk memerlukan perhatian klinis.

B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi

sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi

atau bertahannnya nyeri.


D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan

buatan atau berpura-pura).

E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan

psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, H.l dan Saddock B.J. 1993. Comprehensive Textbook of Psychiatry vol.2 6th
edition. USA: Williams and Wilikins Baltimore.

2. Wiguna, Imade (editor). 1997. Sinopsis Psikiatri jilid 2. Jakrta: BinanupaAksara.

3. “Psychosomatic Medicine: The Puzzling Leap”. Diakses dan:


http://www.nlm.nih.gov/hmd/emotions/images/2b25b.jpg pada tanggal 20 Agustus 2007
pukul 17.00 WIB.

4. “Physiology of Stress I Psychosomatic Medicine.” Diakses dan:


http://home.earthlink.netl—gniesinger/nillness.htm pada tanggal 20 Agustus 2007 pukul
17.10 WIB.

5. KoIb, Lawrence. 1968. Noyes’ Modern Clinical Psychiatry 7th edition Asman edition.
Philadelpia : W.B Saunders Company.

También podría gustarte