Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Prosedur
Prosedur
Bancroft (Tarigan,2009:106) menjelaskah bahwa kelas bahasa yang berlangsung
selama 4 jam itu mempunyai tiga bagian yang berbeda. Bagian pertama, dapat kita sebut oral
revieu section atau bagian tinjauan lisan. Bahan-bahan yang dipelajari sebelumnya dipakai
sebagai dasar untuk diskusi oleh guru dan dua belas siswa di kelas. Semua peserta duduk
dalam satu lingkaran pada kursi mereka yang dirancang-bangun secara khusus, dan diskusi
itupun berlangsung menyerupai satu seminar. Sidang ini dapat mencakup apa yang disebut
studi makro dan studi mikro. Dalam studi mikro, perhatian khusus ditujukan pada tata bahasa,
kosakata dan tanya jawab yang cermat. Sementara dalam studi makro, penekanan diletakkan
pada kegiatan bermain peran dan gerakan yang lebih luas, konstruksi-konstruksi bahasa
enovatif.
Dalam bagian kedua, bahan baru disajikan dan didiskusikan. Ini terdiri atas kegiatan
memeriksa suatu dialog baru beserta terjemahannya dalam B1 dan mendiskusikan setiap
masalah mengenai tata bahasa, kosakata, isi yang dianggap oleh guru memang penting atau
yang ingin diketahui oleh siswa.
Bagian ketiga, yaitu samadi dan penayangan musik merupakan salah satu ciri yang
membuat sugestopedia sangat terkenal. Lozanov (Tarigan, 2009:107) menjelaskan sebagai
berikut:
Pada permulaan pertemuan, semua percakapan berhenti selama satu atau dua
menit, dan guru mendengarkan musik yang datang dari pita rekaman. Dia menunggu dan
menyimak pada beberapa bagian atau paragraf agar dapat masuk kedalam suasana hati
atau jantung musik itu dan kemudian mulai menceritakan teks baru itu. Suaranya diatur
sehingga selaras dengan frasa-frasa musikal. Para siswa mengikuti teks itu pada teks mereka
yang memuat terjemahan setiap pelajaran dalam B1 mereka. Diantara bagian pertama dan
bagian kedua, konser itu terdapat jeda atau kesenyapan yang khidmat beberapa menit.
Dalam beberapa kasus bahkan jeda yang lebih lama dapat diberikan untuk mengizinka para
siswa bergerak sejenak. Sebelum permulaan bagian kedua konser itu,ada lagi beberapa
menit jeda dan beberapa frasa musik diperdengarkan kembali sebelum sang guru melai
membaca teks. Kini para siswa menutup buku teks mereka dan mendengarkan pembacaan
guru. Pada bgian akhir, para siswa secara senyap meninggalkan ruangan. Mereka tidak
disuruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah tentang materi itu. Terkecuali diharapkan
membaca teks satu kali secara sekilas sebelum tidur dan sesudah bangun dipagi hari.
6. Falsafah Sugestopedia
Stevick (Tarigan,2009:109) melihat sugestopedia didasarkan pada :
a. Tiga asumsi, yaitu:
ü Pembelajaran melibatkan fungsi-fungsi ketaksadaran pembelajar disamping
fungsi-fungsi kesadaran;
ü bahwa orang dapat belajar lebih cepat daripada yang biasa mereka lakukan;
ü bahwa pembelajar dihalangi oleh : 1) norma-norma yang telah diajarkan
masyarakat kepada kita; 2) tidak adanya keharmonisan; 3) kegagalan memanfaatkan segala
daya akibat adanya kemalasan pada kebanyakan orang dalam kebanyakan waktu
b. Tiga Strategi, yaitu:
ü Menghilangkan norma-norma
ü Menghilangkan tensi-tensi ketegangan;
ü Menghindari pengenalan norma-norma pembatas dan rintangan ketegangan pada
temapat mereka.
c. Tiga jenis sarana, yaitu:
ü Sarana psikomotorik;
ü Sarana artistik;
ü Sarana pedagogik.
d. Tiga jenis kriteria, yaitu
ü Prinsip Kemudahan dan keceriaan;
ü Prinsip kesatuan kesadaran dan ketik sadaran;
ü Prinsip interaksi sugestif.
Sifat-sifat Sugestopedia.
a. Pembelajaran diberi kemudahan dalam lingkungan yang santai serta
menyenagkan.
b. Siswa dapat belajar dari yang tersaji dalam lingkungan itu, sekalipun
perhatiannya tidak diarahkan ke situ (pembelajaran perifeil).
c. Apabila siswa memercayai dan menghargai wibawa guru, maka dia akan
menerima dan mengingat informasi lebih baik.
d. Sang guru hendaknya mengakui bahwa para pembelajar akan membawa
beberapa hambatan psikologis kedalam situasi pembelajaran. Dia akan berupaya men-
desugesti hal tersebut.
e. Mengaktifkan imajinasi para siswa akan membantu pembelajaran.
f. Sang guru berupaya meningkatkan kepercayaan para siswa dan pada dirinya
sendiri bahwa mereka merupakan para pembelajar yang berhasil.
g. Dengan jati diri yang baru ini perasaan aman para pembelajar kian tinggi dan
membuat mereka lebih terbuka.
h. Dialog yang dipelajari siswa merupakan bahasa yang bisa mereka gunakan
segera.
i. Apabila perhatian meeka terlepas dari bentuk bahasa, dan terarah pada proses
komunikasi, para siswa akan belajar lebih baik.
j. Sang guru hendaknya mengintegrasikan sugesti-sugesti positiftak langsung
kedalam situasi pembelajaran.
k. Sang guru hendaknya menyajikan dan menjelaskan tata bahasa dan kosa kata
tetapi tidak memikirkan hal itu terlalu lama.
l. Salah satu cara membuat makna kian jelas adalah melalui terjemahan kedalam
bahasa ibu (B1).
m. Komunikasi berlangsung pada dua sisi: pada satu sisi pesan linguistik disajikan,
pada sisi lain adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pesan linguistik itu.
n. Suasana pseudo-pasif, seperti suasana ketika seseorang mendengarkan konser ,
sangat ideal untuk menanggulangi kendala psikologis dan memperoleh keuntungan yang
memuaskan bagi pengajaran.
o. Pembedaan antara sadar dan setengah sadar memang paling kabur.oleh karena
itu, pembelajaran optimal dapat terjadi.
p. Dramatisasi merupakan cara untuk memanfaatkan materi secara hidup dan
terarah.fantasi mengurangi kendala-kendala terhadap pembelajaran.
q. Seni murni memungkinkan sugesti-sugesti menyelusup kedalam bawah sadar.
Oleh karena itu seni hendaknya diintgrasikan sebanyak mungkin kedalam proses pengajaran.
r. Sang guru hendaknya membantu siswa untuk menggunakan bahan sebaik
mungkin.
s. Musik dan gerakan memperkuat pemahaman materi linguistik.
t. Dalam suasana bermain, perhatian sadar siswa tidak terpusat pada bentuk-
bentuk linguistik, tetapi lebih cenderung pada pemakaian bahasa
u. Kesalahan memang dapat ditolerir, penekanannya pada isi, bukan pada bentuk.
Widjodjo, Soendjono Dardjo. Linguistik, Teori dan Terapan. Jakarta : Lembaga Bahasa
Universitas Katolik Atma Jaya, 1987.
Nababan, Sri Utari Subyakto. Metodologi Pembelajaran bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1993.
Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya; Beberapa Pokok Pikiran. Ujung
Pandang : Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin, 1997.
Richards, Jack C. and Theodore S. Rodgers. Approaches and Methods in Language Teaching. Cet.
XI; Cambridge : University of Cambridge, 1995.
Stevick, Earl W. Memory Meaning and Method; Some Psychological Perspectives on Language
Learning (Rowley : Newbury House, 1976.
Richards, Jack C.2006.Approach and methods in Language Teaching: A Description and Analysis.
Cambridge, London: Cambridge University Press.