Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Etiologi:
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Klasifikasi anemia:
Gejala-gejala:
o Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
o Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis,
perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih,
perdarahan susunan saraf pusat.
o Morfologis: anemia normositik normokromik
2. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
o Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
o Hematokrit turun 20-30%
o Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin
3. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna
yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru,
osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
4. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Gejala-gejalanya:
a) Konjungtiva pucat ( Hemoglobin ( Hb) 6 sampai10 g/dl ).
b) Telapak tangan pucat ( Hb dibawah 8 g/dl )
c) Iritabilitas dan Anoreksia ( Hb 5 g/dl atau lebih rendah
↓
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
d) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
5. Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.
o Gagal jantung,
o Parestisia dan
o Kejang
Pemeriksaan Khusus dan Penunjang
o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.
Terapi untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi terdiri dari program
pengobatan berikut :
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.
o Zat besi diberikan per oral dalam dosis 2 – 3 mg/kg unsur besi semua
bentuk zat besi sama efektifnya ( fero sulfat, fero fumarat, fero
suksinat, fero glukonat.
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya
faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa
atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Keperawatan
b. Pucat
pasca perdarahan
pada difisiensi zat besi
anemia hemolistik
anemia aplastik
c. Mudah lelah
Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh
d. Pusing kepala
Pasokan atau aliran darah keotak berkurang
e. Napas pendek
Rendahnya kadar Hb
f. Nadi cepat
Kompensasi dari refleks cardiovascular
j.jika Suatu keadaan yang berkurang karena anak makan zat yang tidakbergizi,
Anak yang memakan sesuatu apa saja yang merupakan bukan makanan
seharusnya (PIKA)
m. Pola makan
n. Pemeriksaan penunjang
- Hb
- Eritrosit
- Hematokrit
1. Eritrosit (juta/mikro lt) umur bbl 5,9 (4,1 – 7,5), 1 Tahun 4,6 (4,1 – 5,1), 5
Tahun 4,7 (4,2 -5,2), 8 – 12 Tahun 5 (4,5 -5,4).
2. Hb (gr/dl)Bayi baru lahir 19 (14 – 24), 1 Tahun 12 (11 – 15), 5 Tahun 13,5 (12,5
– 15), 8 – 12 Tahun 14 (13 – 15,5).
3. Leokosit (per mikro lt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5 – 15),
5 Tahun 8000 (5 – 13), 8 – 12 Tahun 8000 (5-12).
Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5 Tahun
260.000, 8 – 12 Tahun 260.000
4. Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 – 12 Tahun 40.
III. RENCANA
Rencana Tindakan:
a. Monitor Tanda-tanda vital seperti adanya takikardi, palpitasi,
takipnue, dispneu, pusing, perubahan warna kulit, dan lainya
b. Bantu aktivitas dalam batas tolerasi
c. Berikan aktivitas bermain, pengalihan untuk mencegah
kebosanandan meningkatkan istirahat
d. Pertahankan posisi fowler dan berikan oksigen suplemen
e. Monitor tanda-tanda vital dalam keadaan istirahat
2) Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat :
Rencana Tindakan:
a. Berikan nutrisi yang kaya zat besi (fe) seperti makanan
daging,kacang, gandum,sereal kering yang diperkaya zat besi
b. Berikan susu suplemen setelah makan padat
c. Berikan preparat besi peroral seperti fero sulfat, fero fumarat,
fero suksinat,fero glukonat, dan berikan antara waktu makan
untuk meningkatkan absorpsi berikan bersama jeruk
d. Ajarkan cara mencegah perubahan warna gigi akibat minum
atau makan zat besi dengan cara berkumur setelah minum obat,
minum preparat dengan air atau jus jeruk
e. Berikan multivitamin
f. Jangan berikan preparat Fe bersama susu
g. Kaji fases karena pemberian yang cukup akan mengubah fases
menjadi hijau gelap
h. Monitor kadar Hb atau tanda klinks
i. Anjurkan makan beserta air untuk mengurangi konstipasi
j. Tingkatkan asupan daging dan tambahan padi-padian serta
sayuran hijau dalam diet
Rencana Tindakan:
a. Tingkatkan cuci tangan yang baik : oleh pemberi perawatan dan
pasien.
\
Rencana Tindakan:
a. Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan
kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya
anemia.
b. Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.
c. selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan
menurunkan ansietas.
d. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
e. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang.
f. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet
makanan nya.
diberikan.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :