Está en la página 1de 34

MAKALAH

AKUPUNTUR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akupuntur

Disusun oleh :
Endang Sunarni
NIM. J210171052

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan alternatif semakin dipercaya oleh masyarakat Indonesia.
Banyak pasien yang semula sudah pesimis dan mengalami kegagalan ketika
mendapat penanganan secara medis, menjadi sembuh melalui pengobatan
alternatif. Survei yang dilakukan National Health Interview Survey (NHIS)
tahun 2007 menemukan bahwa hampir 40% orang dewasa dan 12% anak-anak
di Amerika Serikat menggunakan pengobatan alternatif (Zhang, Lao, Chen, &
Ceballos, 2012). Pengobatan alternatif digunakan di Denmark (23%), Australia
(48,5%), dan Perancis (49%). Masyarakat Taiwan (90%) mendapat terapi
konvensional yang dikombinasikan dengan pengobatan tradisional (Al-Faris,
2008).
Pengobatan akupunktur memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit
jika dibandingkan dengan mengonsumsi obat-obatan. Efek samping yang
ditimbulkan berupa efek samping yang ringan. Akupunktur adalah pengobatan
tradisional dari Cina yang berarti tusuk jarum. Dasar teori pengobatan
akupunktur adalah pola aliran energi (Qi) yang melalui meridian tubuh.
Akupunktur dapat menjadi pengobatan penyakit yang diakibatkan gangguan
pada aliran energi (Qi) dengan memulihkan kembali pola aliran energi (Qi)
(Haryono, Soemardji, & Fanty, 2011). Penelitian prospektif yang dilakukan
oleh Tianjin University of Traditional Chinese Medicine pada 66.000 pasien
akupunktur, didapatkan efek samping, antara lain perdarahan, nyeri penusukan,
mengantuk, dan bertambah beratnya gejala yang dialami (Zhang, Shang, Gao,
& Ernst, 2010). Akupunktur telah diakui oleh World Health Organization
(WHO) sebagai salah satu pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan
penyakit. Pada tahun 1991, WHO mengintegrasikan ilmu akupunktur ke dalam
ilmu kedokteran konvensional, karena ditemukan bukti mengenai manfaat dan
keamanannya, kemudian tahun 2002 mendukung negara anggotanya
mengintegrasikan akupunktur ke dalam sistem kesehatan nasional dengan
mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan, serta memperhatikan
safety, efficacy, quality dengan cara memperluas pengetahuan dan member
pedoman standar pengaturan dan jaminan kualitas (WHO, 2002).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Health Interview
Survey pada tahun 2002 dan 2007 di Amerika, terdapat peningkatan jumlah
pengguna pengobatan alternatif akupunktur. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak
2.136.000 orang dan meningkat menjadi 3.141.000 pada tahun 2007 (Barnes,
Bloom, & Nahin, 2008). Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI
juga telah mengakui akupunktur sebagai salah satu alternatif yang perlu
dikembangkan karena menjadi pengobatan yang murah, aman, rasional,
efektif, dan mudah dilakukan. Data Kemenkes menyebutkan jumlah penduduk
Indonesia yang sakit adalah 33,24%, dari jumlah tersebut 44,37%-nya memilih
untuk berobat jalan ke puskesmas, praktik dokter, atau pengobatan tradisional
(termasuk akupunktur), dan sisanya 65,59% memilih mengobati sendiri
menggunakan obat-obatan modern dan tradisional (Depkes, 2008). Profil
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat terdapat ± 86 klinik pengobatan
tradisional pada tahun 2007.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui
mengenai bagaimana konsep terapi komplementer akupuntur.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep terapi akupuntur
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah akupuntur
b. Mengetahui pengertian akupuntur
c. Mengetahui manfaat akupuntur
d. Mengetahui Masalah kesehatan/penyakit yang bisa ditangani dengan
akupuntur
e. Mengetahui teori dasar akupuntur
f. Mengetahui metode akupuntur
g. Mengetahui teknik akupuntur
h. Mengetahui SOP akupuntur

C. Manfaat
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui lebih spesifik dan memahami
mengenai bagaimana teknik dan pelaksanaan terapi akupuntur yang benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Akupuntur
Kitab asli Kedokteran Cina yang terkenal adalah Nei Ching, Kitab Kesehatan
Klasik Kaisar Kuning, diperkirakan terbit sekitar 2500 tahun yang lalu.Sejak saat
itu, ribuan buku mengenai pengobatan Cina pun banyak ditulis dan filosofi
dasarnya tersebar sejak lama dalam berbagai kebudayaan Asia. Hampir semua
bentuk pengobatan Oriental yang digunakan di Barat saat ini, termasuk
Akupuntur, Shiatsu, pijat Akupresur dan makrobiotika adalah bagian atau
berakar pada pengobatan Cina. Legenda mengatakan bahwa Akupunktur
dikembangkan saat dokter perintis di Cina meneliti efek tak terduga dari luka
tusukan di tubuh seorang prajurit Cina.Kitab tertua Akupuntur yang diketahui
adalah Sistematika Klasik Akupuntur yang diperkirakan terbit pada tahun 282.
Meskipun Akupuntur merupakan salah satu teknik yang paling banyak
diketahui, pengobatan Cina juga menggunakan obat-obat ramuan herbal, terapi
makanan, perubahan gaya hidup dan cara-cara lainnya dalam mengobati kitanya.
Pada awal masa 1900-an, hanya beberapa dokter Barat yang mengunjungi
Cina dan tercengang kagum ketika bersentuhan dengan Akupuntur, namun bagi
kalangan diluar komunitas Asia-Amerika, akupuntur masih belum terlalu
dikenal sampai pada tahun 1970 saat Richard Nixon menjadi presiden Amerika
Serikat pertama dan mengunjungi Cina. Pada perjalanan Nixon, para jurnalis
terkagum-kagum melihat sebuah operasi besar dilakukan pada kita tanpa
menggunakan anestesi.Malahan kita yang benar-benar terjaga dioperasi hanya
dengan menggunakan penusukan jarum akupuntur untuk mengendalikan rasa
sakit. Pada saat itu, seorang kolumnis terkenal dari New York Times, James
Reston harus menjalani operasi dan memilih menggunakan akupunktur
dibandingkan dengan pengobatan nyeri, dan kemudian dia menulis beberapa
cerita yang meyakinkan mengenai efektivitas terapi akupuntur yang ia jalani.
Sekarang, akupuntur dipraktekan di lebih dari 50 negara oleh lebih dari 9000
praktisi akupuntur, dengan setidaknya 4.000 tenaga dokter terlibat di dalamnya.
Akupuntur telah menunjukkan keberhasilan yang tercatat dalam menangani
banyak kondisi, dan lebih dari 15 juta rakyat Amerika telah menggunakannya
sebagai solusi kesehatan mereka.

B. Pengertian Akupuntur
Akupunktur berasal dari kata latin acus yang berarti jarum dan punctura
yang berarti menusuk. Istilah dalam bahasa cina untuk akupunktur adalah
zhenjiu yang secara harfiah berarti menusuk dan membakar, karena dalam
praktek akupunktur memang dikerjakan menusukkan jarum dan moksibusi,
membakar moksa yang dibuat dari daun Artemesia vulgaris untuk mendapatkan
efek panas lokal (Wignyomartono, 2011).
Pengertian kata dari akupunktur adalah menusuk dengan jarum. Dengan
kata lain akupunktur merupakan teknik penusukan jarum berdasarkan ilmu
pengobatan timur dan ilmu kedokteran barat yang sesuai dengan prinsip
pemijatan dengan titik utama dua di leher, tiga di perut dan dua di tungkai bawah.
Akupunktur digunakan secara luas sebagai tusuk jarum tradisional, moxibustion
(pemanasan dari moxa atau dekat kulit sebagai counter iritan), elektro
akupunktur, foto atau laser akupunktur, mikrosistem akupunktur seperti pada
telinga, muka, tangan, skalp akupunktur, dan akupressur (aplikasi penekanan
pada titik akupunktur).
Menurut WHO (World Health Organization) akupunktur adalah pengobatan
efektif menangani kasus stroke. Terapi akupunktur juga disertai dengan latihan
fisik untuk meningkatkan kekuatan dari otot dan fungsi motorik pasien. Prinsip
terapi akupunktur adalah self healing power dimana terjadi stimulasi sehingga
tubuh pasien sendiri yang berperan dalam mengatasi gangguan penyakit. Oleh
karena itu diperlukan peran aktif pasien untuk melakukan latihan fisik di rumah
(WHO, 2002).
Konsep dasar dari akupunktur adalah melakukan insersi jarum ke titik
tertentu di tubuh (akupoin), yang kemudian dapat mempengaruhi penyakit
secara positif (dikurangi dan disembuhkan). Berdasarkan sudut pandang
tradisional penjaruman akan melancarkan aliran Qi (energi kehidupan) di
meridian (jalur aliran energi di seluruh tubuh), menghilangkan patogen,
memperbaiki stagnansi energi dan menyeimbangkan disharmoni organ tubuh
menjadi kondisi harmonis. Sedangkan jika dipandang dari segi ilmu kedokteran,
akupunktur dapat dikatakan sebagai rangsangan yang berulang yang
mengaktifkan mekanisme penghambatan nyeru di sistem saraf, hormonal dan
vegetatif (Wignyomartono, 2011).

C. Manfaat Akupuntur
1. Sesi akupunktur bekerja pada menghilangkan penyebab nyeri punggung
kronis rendah, arthritis dan nyeri lainnya. Pasien Oleh karena itu dapat
mengalami kesehatan fisik secara keseluruhan dan penyembuhan alami.
2. Manfaat akupunktur orang yang menderita gangguan insomnia dan tidur.
Daripada minum obat yang sebagian besar memiliki efek samping negatif
pada sistem tubuh lainnya, cara terbaik untuk mengobati kondisi tersebut
adalah pengobatan akupunktur.
3. Akupunktur juga manfaat orang-orang yang di jalan melebihi kecanduan
tertentu seperti kecanduan alkohol, merokok kecanduan dan kecanduan
narkoba.
4. Salah satu manfaat terbaik dari terapi akupunktur adalah bahwa hal itu
memberikan sebuah metode holistik pengobatan. Akupunktur menangani
semua masalah kesehatan dan gangguan. Needling titik akupunktur
membantu dalam menghilangkan semua kemungkinan penyebab penyakit
tertentu dan menyembuhkan pasien secara efektif.
5. Beberapa orang tidak menderita penyakit apapun tetapi sering mengalami
jatuh dalam tingkat energi karena ketegangan dan kecemasan. Orang-orang
ini bisa mendapatkan keuntungan banyak dari terapi akupunktur.
Akupunktur membuat pasien merasa bebas dari stres dan lega dari
kecemasan.
6. Akupunktur memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
sirkulasi darah tubuh. Oleh karena itu, membantu pasien dalam penyakit
mencegah.
7. Pengobatan akupunktur benar-benar bermanfaat bagi orang yang mengalami
sakit kepala biasa dan migren. Karena akupunktur tidak memerlukan obat
kuat sama sekali, itu akan menjadi yang terbaik bagi pasien dalam
mengurangi rasa sakit.

D. Masalah Kesehatan/Penyakit Yang Bisa Ditangani Dengan Akupuntur


Rawatan melalui akupuntur mempunyai banyak kelebihan kerana ia dapat
menyembuhkan banyak penyakit. Badan Kesihatan Dunia ( WHO ) telah
menggariskan beberapa penyakit yang dapat dirawat dengan baik melalui kaedah
akupuntur. Kaedah rawatan ini dapat merawat gangguan dalam sistem
pernafasan iaitu sinusitis, selesema, dan tonsilitis. Manakala bagi gangguan
pencernaan seperti gastrik, sembilit, cirit-birit dan paralysis usus. Selain itu ia
juga merawat gangguan pada mata seperti sakit mata awal dan retinismyopia dan
gangguan mulut seperti sakit gigi, gusi dan halkum.
Selain itu, penggunaan kaedah rawatan akupuntur juga berkesan pada
penyakit yang membabit disfungsi proses fisiologi sakit kepala, paru-paru,
keadaan reumatik yang agak genting, masalah haid, masalah pencernaan dan
masalah saraf. Sebagai contoh, di Britian para doktor telah menggunakan kaedah
akupuntur merawat pesakit yang menghidapi sakit kepala dan migrain. Rawatan
ini dianggap berjaya di sana apabila 80% daripada pesakit tersebut telah sembuh
sepenuhnya.
Di samping itu, beberapa doktor yang telah menyaksikan pembedahan
menggunakan kaedah akupuntur turut mengakui bahawa di negara China
rawatan perubatan akupuntur buka sahaja tertakluk pada disfungsi proses
fisiologi tetapi juga pada jenis penyakit yang memerlukan rawatan seperti
pembedahan caesarean, tumor, pembedahan gigi dan paru-paru pesakit .
Kesemua pesakit berada dalam keadaan sedar dan tidak menerima sebarang ubat
anestetik. Hanya jarum akupuntur yang dirangsang dengan elektrik di masukkan
dalam kulit pesakit.
Adapun penyakit yang dapat ditangani dengan akupuntur diantaranya adalah;
1. Gangguan Saluran pernafasan (sinusitis, rhinitis, influensa, batuk, asma)
2. Gangguan pencernaan (maag, konstipasi, diare, cekukan, mual-muntah)
3. Gangguan muskuloskeletal/ otot dan persendian (sakit kepala, vertigo,
migran, nyeri pinggang, kaku pada leher, nyeri pada lutut )
4. Keadaan tertentu (kegemukan, kecantikan, peningkatan stamina,
penurunan kadar gula).
Terapi Akupuntur dilakukan 2-3 kali dalam seminggu, disesuaikan dengan
penyakit yang di derita sampai mencapai hasil yang sesuai dengan yang di
harapkan. satu seri tgerapih terdiri dari 12 kali terapih dan apabila dibutuhkan
bisa di lanjutkan dengan seri selanjutnya. jarum yang digunakan untuk terapih
digunakan satu kali pakai, sehingga terjamin dari tertularnya penyakit.

E. Teori Dasar Akupuntur


1. Teori Yin-Yang
Teori Yin dan Yang menyatakan, segala sesuatu yang berada di alam
semesta dibentuk, dilahirkan, bergerak, berkembang, dan berubah karena
dorongan atau bimbingan dua aspek yang berlawanan, yaitu aspek Yin dan
aspek Yang.

Simbol Yin Yang


Hal itu menyatakan, segala sesuatu yang berada di alam semesta ini pasti
terdapat aspek Yin dan aspek Yang. Di antara Yin dan Yang selain terdapat
hubungan saling bertentangan, juga mempunyai hubungan saling
mengandalkan, saling menarik, dan saling membentuk, serta pada kondisi
tertentu dapat berubah dari satu aspek ke aspek lawannya (Jie, 1997).
Yin Yang tidak hanya bertentangan dan berlawanan, tetapi masing-
masing aspek mempunyai ciri dan sifatnya. Api dan air merupakan bukti
yang digunakan untuk mengategorikan benda yang bersifat Yin dan Yang.
Pada umumnya, semua benda atau fenomena yang mempunyai sifat panas,
agitasi, menjulang ke atas, terang, menyebar, dan cenderung berlebihan
dianggap memiliki sifat api sehingga digolongkan ke dalam Yang.
Sedangkan, semua benda dan fenomena yang mempunyai sift dingin, redup,
diam, menurun, mengecilkan, dan cenderung kekurangan digolongkan ke
dalam Yin. Menurut kriteria tersebut, semua benda dan fenomena dapat
dikategorikan dalam Yin dan Yang. Oleh karena itu, Yin dan Yang tidak
memiliki sifat yang selalu tetap dan tidak berubah, melainkan bersifat
dinamis dan relatif hingga dapat berubah mengikuti situasi dan kondisi
(Yanfu, 2000).
Dalam ilmu pengobatan Cina teori Yin dn Yang mendasari segala aspek,
merupakan dasar pemikiran dan dasar cara penggunaan pikiran. Teori Yin
dan Yang dijelaskan dan dinilai keadaan lingkungan, penegakkan diagnosis,
cara terapi dan penilaian prognosis (San, 1985).
Teori ini menyatakan bahwa segala fenomena di alam semesta
mempunyai 2 aspek yang berlawanan dan berpasangan, yaitu Yin dan
Yang.Yang berarti terang dan Yin berarti gelap. Yin-Yang meliputi
fenomena seperti dingin-panas, gelap-terang, lemah-kuat, dalam-luar, pasif-
aktif, lembab-kering, bawah-atas, wanita-pria, dan lain-lain.Fenomena Yin-
Yang tidak bersifat absolut, melainkan bersifat relatif. Dalam keadaan
tertentu Yin dapat berubah menjadi Yang, atau sebaliknya Yang dapat
berubah menjadi Yin.Segala fenomena dapat diurai secara tidak terbatas
dalam aspek Yin dan Yang.Teori Yin-Yang digunakan untuk menganalisis
fenomena yang dapat diamati di alam semesta.
Semua aspek ini mempunyai 2 aspek yang berpasangan dan berlawanan,
yaitu Yin dan Yang.Yin dan Yang saling tergantung, saling membatasi,
saling mengonsumsi, dan selalu berada dalam keadaan perubahan dinamis
untuk menjamin keseimbangannya.Kedokteran tradisional Cina menerapkan
prinsip Yin-Yang ini untuk menerangkan fungsi fisiologis dan perubahan
patologis, juga sebagai tuntunan dalam diagnosis dan terapi.
a. Yin-Yang Saling Berlawanan. Berarti segala fenomena di alam semesta
mempunyai 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan Yang, yang saling
mengatasi dan mengawasi. Misalnya: panas (Yang) dapat
menghilangkan dingin (Yin), dingin dapat menurunkan suhu.Pada
keadaan normal, fungsi organ tubuh berada dalam keadaan
keseimbangan Yin-Yang, diatur melalui sifat saling berlawanan Yin dan
Yang. Gangguan keseimbangan Yin-Yang menyebabkan terjadinya
sindrom penyakit.Kelemahan Yang atau kelebihan Yin berarti sindrom
dingin, kelebihan Yang atau kekurangan Yin berarti sindrom panas.
b. Yin-Yang Saling Tergantung. Berarti tidak ada Yang tanpa
Yin.Eksistensi Yang tergantung dari adanya Yin, sebaliknya tidak ada
Yin tanpa Yang, eksistensi Yin tergantung dari adanya Yang.

Yin-Yang di Alam :
 YING - YANG  Rendah - Tinggi
 Bumi - Langit  Berat - Ringan
 Wanita - Laki-laki  Gerakan ke bawah - Gerakan ke
atas
 Malam - Siang  Diam - Bergerak
 Bulan - Matahari
Yin-Yang di Tubuh Manusia :
 YIN – YANG  Organ dalam - Organ luar
 Interior - Eksterior  Inhibisi - Stimulasi
 Depan – Belakang  Defisiensi - Ekses
 Tulang - Kulit  Bagian bawah - Bagian atas
 Darah – Qi

Pada tubuh manusia, Yin menunjukkan substensi nutrisi, Yang


menunjukkan aktifitas fungsional dari organ tubuh.Aktifitas yang
digerakkan oleh substansi Yin. Dengan kata lain, Yin adalah bahan
dasar untuk menjamin aktifitas Yang. Eksistensi substansi nutrisi Yin
membutuhkan aktifitas Yang, seperti aktifitas Yang – limpa.
c. Yin-Yang Saling Mengonsumsi. Berarti aktifitas yang terjadi proses
konsumsi Yin, atau, Yin dikonsumsi untuk menghasilkan Yang.
Sebaliknya, Yang dikonsumsi untuk menghasilkan Yin.
d. Yin-Yang Saling Mengubah. Hubungan antara Yin dan Yang tidak bersifat
statis dan bersifat dinamis untuk menjamin keseimbangan Yin-Yang.Pada
keadaan tertentu, Yang dapat berubah menjadi Yin atau Yin dapat berubah
menjadi Yang.

2. Teori Lima Unsur (Wu Xing)


Teori lima unsur, bersama dengan teori Yin dan Yang menjadi satu
yang diaplikasikan menjadi komponen yang penting dalam teori TCM.

KAYU

AIR API

LOGAM TANAH
Simbol lima unsur
Di China, “Wu” berarti lima kategori dari benda di alam antara
lain kayu, api, tanah, logam, dan air, “Xing” berarti pergerakan dan
perubahan. Sehingga lima unsur atau “Wu Xing” berarti pergerakan
dan perubahan dari kelima unsur dan juga hubungan timbal-baliknya
(Yanfu, 2000).
Lima unsur memiliki sifat masing-masing. Mereka berhubungan
satu sama lain dan bekerja untuk satu sama lain. Interaksi antara lima
unsur bisa bersifat normal ataupun tidak normal. Dalam teori lima unsur
terdapat hubungan antara lain hubungan menghidupkan, hubungan
membatasi, hubungan antara menghidupkan-membatasi. Serta
hubungan yang bersifat abnormal yaitu hubungan penindasan dan
hubungan penghinaan (Yanfu, 2002).
Tabel berikut merupakan daftar penggolongan sejenis Wu Xing (San, 1985)
Wu Xing Kayu Api Tanah Logam Air
Arah Timur Selatan Tengah Barat Utara

Lima Hawa Angin Panas Lembab Kering Dingin


Udara
Perjalanan Lahir Tumbuh Dewasa Layu Mati
Hidup

Zang Hati Jantung Limpa Paru-paru Ginjal

Fu Kandung Usus Lambung Usus Kandung


Empedu Kecil Besar Kemih
Panca Mata Lidah Mulut Hidung Telinga
Indera
Jaringan Tendon Pembuluh Otot Kulit, Tulang
Tubuh Darah bulu
Emosi Marah Gembira Berpikir Kuatir, Takut
sedih
Warna Hijau Merah Kuning Putih Hitam

Rasa Asam Pahit Manis Pedas Asin

Suara Menjerit Tertawa Menyanyi Menangis Merintih


3. Teori Fenomena Organ
Zhang Fu adalah sebutan untuk semua organ dalam. Organ Zhang Fu
dibagi menjadi Zhang dan Fu. Ginjal, hati, jantung, limpa, paru-paru
termasuk kedalam organ Zhang sedangkan kandung empedu, kandung
kemih, lambung, sanjiao, usus besar dan usus kecil termasuk kedalam
organ Fu. Kelima Zhang mempunyai fungsi membentuk, mentransformasi
dan menyimpan Cing (partikelpartikel kecil yang sangat penting), Xue
(darah) dan Jin Ye (cairan tubuh). Umumnya organ Zhang merupakan
organ padat. Fungsi fisiologis dari enam Fu adalah menampung, mencerna
makanan dan minuman, serta mengangkut dan membuang sisa pencernaan.
Umumnya organ Fu berbentuk kantung atau berongga dan selalu
menyalurkan isi ke organ yang lainnya (Jie, 1997).
a. Limpa (Pi)
Menurut Traditional Chinese Medicine, limpa memiliki fungsi
menguasai transportasi, membimbing peredaran darah, menguasai
anggota badan dan otot. Limpa mempunyai hubungan dengan dunia
luar melalui mulut, sehingga keadaan patologis organ terpancar dari
bibir (Jie, 1997).
1) Transportasi dan Transformasi Makanan dan Minuman
Penguasaan transportasi dan transformasi Cing makanan dan
minuman oleh limpa mencakup pencernaan makanan, sekaligus
dengan penyerapan, pengangkutan dan penyebaran Cing dari
makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang masuk ke
dalam lambung dicerna oleh lambung bersama-sama dengan limpa
agar Cing dari makanan dan minuman dapat disebarkan keseluruh
tubuh oleh limpa (Jie, 1997).
2) Transportasi dan Transformasi Cairan Tubuh
Bersama dengan menjalankan fungsi dalam transportasi dan
transformasi Cing makanan dan minuman, limpa juga menjalankan
fungsi dalam metabolisme cairan tubuh, yaitu menyalurkan cairan
yang diperlukan jaringan-jaringan keseluruh tubuh, sedangkan
cairan yang sudah berupa limbah diangkut ke ginjal, kemudian
disalurkan ke kandung kemih untuk dibuang keluar tubuh (Jie,
1997).
3) Membentuk Darah dan Sirkulasi Darah
Cing makanan dan minuman dengan bantuan Qi limpa dapat
berubah menjadi darah. Limpa juga turut mengatur peredaran
darah, yaitu membimbing darah sehingga darah dapat mengalir
didalam pembuluh darah. Fungsi itu dijalankan dengan baik berkat
dorongan Qi limpa. Qi limpa kuat menjadikan Qi seluruh tubuh
menjadi kuat juga, sehingga dapat membimbing darah tetap beredar
didalam pembuluh darah (Jie, 1997).
4) Menguasai Anggota Badan dan Otot
Limpa berfungsi menyalurkan Cing makanan dan minuman,
sedangkan Cing itu digunakan sebagai gizi nutrisi untuk otot.
Apabila transportasi limpa baik sehingga dapat memberikan gizi
yang cukup kepada otot, maka otot dapat tumbuh dengan baik dan
keempat anggota gerak badan juga bertenaga. Apabila limpa tidak
dapat menjalankan fungsi transportasi dan transformasi membuat
pembentukan nutrisi berkurang mengakibatkan otot mengecil dan
anggota badan tak bertenaga (Jie, 1997).
5) Menguasai Bibir
Selera dan nafsu makan seseorang berhubungan erat dengan fungsi
transportasi dan transformasi limpa, karena itu sering dikatakan
limpa pintu dari mulut. Apabila fungsi limpa dalam keadaan baik,
maka orang itu dapat menikmati rasa makanan dan minuman yang
baik. Karena bibir peka sekali terhadap perubahan fungsi limpa,
maka keadaan limpa sering dapat terlihat dari bibir. Apabila limpa
berfungsi dengan baik dalam transportasi dan transformasi,
sehingga Qi dan darah dalam tubuh cukup, maka bibir terlihat
merah bercahaya (Jie, 1997).
b. Usus Besar (Dachang)
Menurut Traditional Chinese Medicine, makanan yang telah diolah
oleh lambung dipisah menjadi dua bagian, yaitu ”bagian bersih” dan
“bagian kotor”. Bagian yang bersih diserap dan disalurkan ke limpa
(Pi) sedangkan bagian yang kotor disalurkan ke usus besar. Ampas
makanan yang telah diserap airnya oleh usus kecil menjadi padat dan
berbentuk kemudian dikeluarkan melalui dubur sebagai tinja (Jie,
1997).

4. Teori Penyebab Penyakit


Penyebab penyakit di bedakan menjadi dua yakni penyebab penyakit
luar (PPL) dan penyebab penyakit dalam (PPD). Penyebab penyakit luar
(PPL) yaitu yang berasal dari luar tubuh (lingkungan) seperti patogen angin,
dingin, panas, lembab, kering dan api. Bermacam-macam luka atau trauma,
seperti yang disebabkan oleh gigitan binatang, jatuh dan mendapat benturan
juga dapat digolongkan ke dalam penyebab penyakit luar. Sedangkan
penyakit dari dalam adalah yang berasal dari dalam tubuh seperti emosi
yang berlebihan (Jie, 1997).
a. Penyebab Penyakit Luar (PPL)
1) Panas
Patogen panas mempunyai karakteristik tersendiri, patogen panas
bersifat Yang. Karena patogen panas bersifat Yang dan panas. Patogen
panas bergerak ke atas, mudah menghabiskan Jin Ye, sehingga apabila
patogen panas menyerang ke dalam tubuh, pori-pori terbuka dan
mengeluarkan terlalu banyak keringat. Hal itu menyebabkan tubuh
kekurangan Jin Ye. Bersamaan dengan pengeluaran keringat yang
terlalu banyak, tubuh kehilangan Qi (Jie, 1997).
2) Lembab
Patogen lembab bersifat Yin. Patogen lembab berasal dari air,
sehingga patogen bersifat dingin, membeku dan mudah menyebar.
Seperti patogen Yin yang lain, patogen lembab juga mudah
melemahkan Yang Qi dan mengganggu peredaran Qi. Pi-Limpa
merupakan organ terpenting dalam menyalurkan cairan dan lembab
(Jie, 1997).
3) Api
Patogen api tergolong ke dalam Yang. Mudah menghabiskan dan
mengeringkan Jin Ye. Dengan berkurangnya Jin Ye dalam tubuh,
maka pihak yang berfungsi membatasi patogen api menjadi lemah,
sehingga api semakin membara (Jie, 1997).

b. Penyebab Penyakit Dalam (PPD)


Aktivitas kejiwaan atau emosi berhubungan dengan organ-organ
dalam karena Jing dan Qi di dalam organ-organ itu merupakan dasar
materi dari aktivitas emosi. Segala rangsangan dari luar yang
menimbulkan perubahan kejiwaan dan emosi selalu mengganggu fungsi
organ Zhang Fu. Dalam buku Nei Cing dikatakan, dalam lima Zhang
terkandung tujuh emosi yang meliputi gembira, marah, berpikir, khawatir,
sedih, takut dan terkejut (Jie, 1997).
i. Delapan Dasar Diagnosa

Delapan dasar diagnosis ini sesungguhnya hanyalah dua Dasar Diagnosis

saja, yaitu dasar diagnosa Yin dan Dasar Diagnosa Yang. Keenam dasar diagnosis

lainya merupakan diferensiasi dari kedua dasar diagnosis Yin dan Yang. Dasar

diagnosis Yin dideferensiasikan menjadi dasar diagnosis dalam (Li), dasar diagnosa

dingin (Han) dan dasar diagnosis Xu (defisiensi). Dasar diagnosis Yang

dideferensiasikan menjadi dasar diagnosis luar (Biao), dasar diagnosis panas (Re),

dan dasar diagnosis Shi (ekses) (San, 1985).


8. Penatalaksaanaan
Karena asma merupakan penyakit jangka panjang maka asma mebutuhkan
perawatan yang kontinu. Walaupun tidak dapat disembuhkan, terdapat
beberapa terapi asmayang sangat efektif untuk membantu mengontrol gejala.
Ada dua jenis obat asma yang mungkin di resepkan oleh dokter, obat yang
jika digunakan secara teratur akan mencegah terjadinya serangan asma disebut
preventer atau pencegah dan obat yang diberikan saat serangan asma disebut
reliever atau pereda (Bull, Eleanor, & David, 2007).
Menurut Utama (2018), berikut ini merupakan prinsip umum dalam
pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas
2. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
3. Memberi penerangan kepada penderita dan keluarga dalam cara pengobatan
maupun penjelasan penyakit.

Lima langkah untuk mengontrol asma :

1. Minta dokter untuk menyiapkan rencana penanganan secara tertulis


2. Gunakan obat sesuai dengan yang di resepkan dokter
3. Waspada terhadap faktor yang dapat memicu asma
4. Kenali kapan gejala akan memburuk
5. Ketahui hal yang dapat dilakukan ketika sedang serangan asma

Yang harus dilakukan saat serangan asma:

1. Segera gunakan obat pelega atau reveiler dalam dosis yang biasa digunakan
2. Tetap tenang dan relaks. Duduklah, letakkan tangan anda di lutut agar
membantu anda untuk tetap tegak dan atur pernafasan.
3. Tunggu 5-10 menit
4. Jika gejala hilang, anda dapat melakukan aktivitas kembali
5. Jika keadaan tidak membaik, segera hubungi dokte dan tetap gunakan
inhaller sampai bantuan datang
9. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai beriku:
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Waktu terjadinya sakit, berapa lama sudah terjadi sakit
2) Bagaimana sakit itu mulai terjadi
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan TTV
b. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru
sebelumnya
2) Kaji riwayat alergi atau sensitivitas terhadap zat atau factor
lingkungan
3) Kaji riwayat pekerjaan pasien
4) Kaji kebiasaan merokok
5) Kaji alergi yang dialami pasien
c. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah ada keluarga yang memiliki penyakit sama
d. Aktivitas dan latihan
1) Ketidakmampuan melakuka aktivitas karena sulit bernafas
2) Adanya penurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan
bantuan melakukan aktivitas sehari-hari
3) Tidur dalam posisi duduk tinggi
e. Pernapasan
1) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau
latihan
2) Napas memburuk ketka pasien berbaring terlentang di tempat
tidur
3) Menggunakan alat bantu pernapasan, misal: meninggikan bahu,
melebarkan hidung.
4) Adanya bunyi napas mengi.
5) Adanya batuk berulang.
f. Sirkulasi
1) Adanya peningkatan tekanan darah
2) Adanya peningkatan frekuensi jantung
3) Warna kulit atau membrane mukosa normal/abu-abu/ sianosis
4) Kemerahan atau berkeringat
g. Pola istirahat tidur
1) Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
2) Kualitas dan kuantitas jam tidur
h. Pola nutrisi
1) Berapa kali makan sehari
2) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
3) Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan
i. Pola eliminasi
1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
2) Nyeri saat BAB dan BAK
j. Pola kognitif perseptual
Adakah gangguan penglihatan dan pendengaran
k. Pola konsep diri
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
5) Harga diri
6) Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
l. Integritas ego
1) Ansietas
2) Ketakutan
3) Peka rangsangan
4) Gelisah
m. Hubungan sosial
1) Keterbatasan mobilitas fisik
2) Susah bicara atau bicara terbata-bata
3) Adanya ketergantungan dengan orang lain
4) Hubungan dengan anggota keluarga, tetangga dan masyarakat
n. Pola nilai dan kepercayaan
1) Persepsi keyakinan
2) Tindakan berdasarkan keyakinan
o. Seksualitas
1) Penurunan Libido
a. Pemeriksaan Fisik
1) Data klinik
a) TTV
b) Keluhan utama
2) Data pemeriksaan yang mungkin di temukan:
a) Kulit : warna kulit sawo matang, turgor cukup
b) Kepala : mesochepal, rambut hitam, distribusi merata dan tidak
mudah di cabut
c) Mata : konjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil bulat isokor
d) Telinga : simetris
e) Hidung : simetris, mukosa basah
f) Mulut: bibir tidak pucat dan tidak kering
g) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar lymphoid, JVP tidak
meningkat
h) Thorax:
 Jantung : ictus cordis tidak tampak dan tidak ada suara
jantung tambahan
 Paru-paru : tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada suara napas tambahan
i) Abdomen
 Inspeksi : perut datar, tidak ada benjolan
 Auskultasi : bising usus dalam batas normal
 Perkusi : tympani seluruh lapang abdomen
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
j) Ekstremitas : tidak ada deformitas, oedema, tonus otot cukup

2. Diagnosa keperawatan utama


a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Pola napas tidak efektif
c. Pertukaran gas/udara terganggu

3. Intervensi keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Kriteria hasil : Mengembalikan atau mempertahankan kepatenan
jalan napas
1) Kaji tingkat energi dan daya tahan serta efek pada ekspansi dada
Rasional : akan menurun seiring bertambanyaa usia ; lebih dari
satu gangguan kronis (4 dari 5 lansia) lebih lanjut
membahayakan pemeliharaan ventilasi
2) Kaji status laju pernapasan, kedalaman dan kemudahan bernapas
,adanya tachypnea, dyspnea dalam kaitannya dengan proses
penyakit atau penurunan tingkat energi.
Rasional : perubahan bervariasi mulai dari minimal hingga
ekstrem yang disebabkan oleh obstruksi (pembengkakan
bronkial), sekresi lendir meningkat (kelebihan dari sel goblet,
infeksi trakeobronkial), bronkospasme dan penyempitan saluran
udara (stimulasi reseptor iritasi pada lapisan otot polos saat
melakukan saluran udara)
3) Auskultasi adanya suara tambahan (suara serak, mengi)
Rasional : suara mengi berasal dari tekanan udara dimana
menyempitnya saluran udara ketika ekspirasi dimna disebabkan
karena bronkospasme, edema, obstruksi sekresi ; suara serak
berasal dari konsolidasi paru-paru, leukosit dan fibrin di area
yang disebabkan oleh proses ifeksi atau akumulasi cairan di
paru-paru.
4) Kaji adanya sianosis
Rasional : bukan merupakan indikator yang terpercaya dari
kehilangan patensi jalan napas karena tidak terjadi sampai 5gm
darah per 100 ml Hb dalam kapiler sehingga dapat terjadi
perlambatan pada penyakit pernapasan kronis.
5) Kaji batuk dan produksi sputum untuk kemampuan batuk dan
jumlah, warna, viskositas. Sekresi ekspektasi berkaittan dengan
tingkat energi yang diperlukan.
Rasional : perubahan warna dari hijau di pagi hari dan semakin
hari menjadi kuning merupakan indikasi terjadinya infeksi;
sekresi yang tebal membutuhkan lebih banyak energi dan upaya
untuk menghapus serta dapat menyebabkan obstruksi dan statis
yang menyebabkan infeksi dan perubahan pernapasan.
6) Berikan bronkodilator, anti inflamasi, ekspektoran mukolitik,
anti infeksi PO, SC, alat inhaler, nebulizer, IPPB.
Rasional : perawatan bronkospasme bertujuan dalam mencegah
infeksi, cairan sekresi dan meningkatkan pengeluaran dan
perpindahan dari cairan saluran napas.
7) Memberikan lingkungan udara humidifikasi
Rasional : menambahkan kelembaban udara untuk
mengencerkan lendir agar lebih mudah dibuang
8) Menawarkan minum air hangat
Rasional : membantu memobilisasi dan sekret lebih mudah
hilang
9) Posisikan semi fowler dan gantiposisi setiap 2 jam sekali
Rasional : mencegah akumulasi sekresi; meningkatkan
kenyamanan dan kemudahan bernapas dan mengurangi
hambatan aliran udara serta meningkatkan distribusi gas;
memfasilitasi ekspansi dada
10) Lakukan postural drainase gengan gravitasi, perkusi, getaran;
hindari posisi yang mungkin dikontraindikasikan pada orang tua
Rasional : meningkatkan sekresi, membersihkan sputum dan
meningkatkan kekuatan ekspirasi.
11) Mempertahankan aktivitas paten, mendorong ambulasi gartetap
dalam batasan
Rasional : mobilisasi sekresi untuk lebih mudah pindah
12) Mendorong melakukan napas dalam dan latihan batuk efektif
dengan mengambil napas dalam, hembuskan sebanyak mungkin,
hirup lagi dan batukkan dengan paksa sebanyak dua kali dari
dada
Rasional : membantu melepaskan sekret jadi lebih mudah
dengan memulai refleks batuk yang melindungi paru-paru dari
akumulasi sekret pada reseptor di dinding trakeobronkial.
13) Lakukan suction jika diperlukan
Rasional : menghilangkan sekresi pada mereka yang lemah atau
tidak mampu melakukan batuk efektif

b. Pola napas tidak efektif


Kriteria hasil : mengembalikan atau mempertahankan baselines
pernapasan dengan pola napas tingkat optimal dalam parameter energi
dan penyakit
1) Kaji laju pernapasan, adanya dispnea dan penggunaan otot
bantu napas serta ekspirasi yang panjang.
Rasional : perubahan yang berbeda dalam kondisi akut dan
disebabkan oleh resistensi saluran napas, bronkospasme,
penurunan ekspansi paru-paru, dispnea akan menggakibatkan
stimulasi reseptor paru atau berkurangnya kapasitas ventilasi
cadangan pernapasan.
2) Kaji tingkat energi, kelelahan serta efek dari bernapas
Rasional : cadangan energi yang terbatas pada lansia cepat
hilang saat kerja pernapasan meningkat
3) Nyeri atau ketidaknyamanan dada, otot-otot dada,
mempengaruhi sakit pada perjalanan dada
Rasional : akibat dari batuk berlebihan, penggunaan otot untuk
kerja pernapasan menyebabkan berkurangnnya ekspansi dada
dan pola pernapaan dangkal.
4) Auskultasi suara napas yang berkurang atau tidak ada, mengi
atau serak, perkusi untuk hiperresonansi, peningkatan fremitus
taktil
Rasional : perubahan yang disebabkan oleh proses infeksi
sebagai konsolidasi mengembangkan kerusakan pada
bronkiolus membatasi pergerakan udara.
5) Berikan bronkodilator; gunakan obat penenang dengan
bijaksana, anti infeksi PO
Rasional : memberikan bronkospasme,mencegah dan
mengobati infeksi, mengurangi efiiensi pernapaan dengan
sedatif dan penenang, tetapi dapat diberikan untuk
mempromosikan istirahat dan mengurangi kecemasan.
6) Posisikan setengah duduk atau semi fowler dengan menaikkan
tempat tidur atau dengan bantal.
Rasional : meningkatkan kenyamnan dan kemudahan bernapas
serta distribusi gas; memfasilitasi ekspansi dada dengan
menyebabkan organ perut melorot jauh dari diafragma
7) Lakukan latihan napas dalam dan menghembuskan dengan
megerucutkan bibir, latihan isometrik untuk otot interkostal dan
penguatan diafragma, latihan tubuh bagian atas dengan
mengangkat lengan dan menggunakan 2-3 ib tangan jika
mampu.
Rasional : memperkuat otot dada dan perut untuk meningkatkan
pernapasan; mengerucutkan bibir bernapas memperpanjang
fase ekspirasi dan mencegah alveoli dai kolpas untuk
mengussrangi retensi co2
8) Atur posisi tubuh selama tidur, gunakan bantal, karet busa
untuk mengangkat kepala dan mendukung dada
Rasional : pastikan ventilasi optimal; posisi mengurangi
kapasitas paru-paru 300ml
9) Aktivitas, memungkinkan untuk beristirahat diantara periode
latihan.
Rasional : mencegah perubahan respirasi yang disebabkan oleh
pengerahan tenaga.

c. Pertukaran gas/udara terganggu


Kriteria hasil : mempertahankan tingkat keadekuatan oksigen dan
karbondioksida dengan kembalinya baseline pernapasan
1) Kaji status pernapasan/RR untuk menilai kedalaman dan
kemudahan,dipsnea dan usaha pernapasan sat pengerahan
tenaga, panjang fase inspirasi dan ekspirasi.
Rasional : pertukaran gas yang dilakukan oleh sirkulasi
pulmonal dipengaruhi oleh posisi tubuh dan postur seperti
ventilasi; itu tergantung pada pencocokan ventilasi dan perfusi
jumlah udara dan darah yang sama memasuki paru-paru pad
tingkat alveoli. Perubahan pola pernapasan atau saluran udara
dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas.
2) Kaji adanya sianosis dan monitor gas dalm arteri darah untuk
penurunan oksigen dan peningkatan tingkat co2, mungkin
diturunkan ph,o2, saturasioleh oksimetri.
Rasional : pertukaran oksigen dan difusi co2 dipengauhi oleh
luas permukaan yang tersedia, ketebalan membran
alvelokapileri yang keduanya merupakan karakteristik jaringan
paru-paru penuaan atau yang sakit, sianosis hasil dari
pengurangan hhemoglobinoksen dalam darah dan mengarah
kehipoksia (mengurangi oksigenasi jaringan)
3) Kaji perubahan kesadaran, mental gelisah,mudah marah, cepat
lelah.
Rasional : hasil penurunan oksigen kejaingan otak dengan
hipoksia progresif.
4) Posisikan semi fowler atau fowler dengan kursi atau bantal
diatas tempat tidur untuk bersandar ke depan.
Rasional : mengontrol pernapasan dan distribusi
gas;memfasilitasi ekspansi dadadan aliran darah pulmonari,
posisi duduk menstabilkan struktur dada.
5) Latihan pernapasan dan berulang
Rasional : menggembalikan fungsi diafragma yang mengurangi
kerja pernapasan dan meningkatkan pertukaran gas.
6) Berikan oksigen 2-3 L/menit melalui kanul, masker non
breather atau masker venturi.
Rasional : mempertahankan tingkat keadekuatan oksigen tanpa
menekan dorongan pernapasan yang meningkatkan retensi co2;
4-8 L/menit jika copd tidak ada.
7) Berikan penjelasan tentang hipoksia dan efek yangakan terjadi
pada sistem saraf (gangguan mental), sistem sirkulasi
(takikardia), sistem pernapasan (dyspnea) sistem
gastrontestinal ( mual,muntah).
Rasional: hipoksia dianggap ringan sampai kadar o2 turun
dibawah 60mmhg dan berat ketika kadar o2 turun menjadi 40-
50 mmhg

4. Discharge planning atau evaluasi perawatan


a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Suara napas terdengar bersih dengn aliran udara yang optimal;
kecepatan,kedalaman dan kemudahan dalam penentuan dasar.
Kemampuan untuk mengeluarkan cairan atau sekret setelah melakukan
latihan bernapasan / latijan batuk efektif. Bronchoeeliminasi setiap hari
secara efektif menghasilkan saluran udara yang paten. Bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, efektif dalam mencegah bronkospasme, sekresi
tebal yang menempel pada dinding kesulitan sistem saluran napas dalam
menghilangkan sekresi.
b. Pola napas tidak efektif
Suara napas terdenar jernih dengan laju pernapasan, kedalaman serta
kemudahan dalam penentuan dasar. Tidak ada dypsnea dengan upaya
pernapasan diperahankan pada penentuan awal. Tidak ada ekspansi dada
yang dihasilkan dari program laihan. Penurunan retensi saluran napas
setelah pemberian bronkodilator, meningkatkan pernapasan setelah
istirahat dan relakssi, pemberian obat penenang.

c. Pertukaran gas/udara terganggu


Laju pernapasan, kedalaman, dan kemudahan dalam penentuan dasar.
ABG dengan O2,co2, ph, dan saturasi o2 dalam rentang normal dengan
keloggaran yang dibuatuntuk perubahan yang dihasilkan dari proses
penuaan. Oksigenasi oksigen yang adekuat (tidak ada hipoksia), dengan
pemberian oksigen yang benar, terus menerus aau PRN sebelum dan
setelah aktivitas tidur. Sumsikan posisi paing nyman dan efektif untuk
ekspansi dan ventilasi dada yang optimal.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Asma merupakan penyakit peradangan pada jalan napas yang diakibatkan
reaksi hiperaktif terhadap stimulasi tertentu dan menyebabkan terjadinya
penyempitan jalan napas yang membuat napas mejadi sulit dan menimbulkan
bunyi mengi. Asma disebabkan oleh faktor genetik, faktor alergen, faktor cuaca,
faktor lingkungan dan faktor lain seperti stress, olahraga dan bau menyengat.
Gambaran klinis pada pasien asma diantaranya sesak napas dan mengi.
Pencegahan serangan asma dapat dilakukan dengan cara menjauhi faktor
pemicu terjadinya serangan serta lakukan olahraga renang atau senam asma.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi
maupun pembahasan, untuk itu kami mengharapkan masukan dari para
pembaca. Dengan selesainya makalah ini pembaca dapat memahami tentang
askep penyakit asma pada lansia sehingga dapat menambah informasi kepada
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. (2012). Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma


Berat. Jakarta: Fakultas Kedokteran.
Badan Pusat Statistik RI. (2012) . Susenas Tahun 2012. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Black, J M & Hawks J H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis
Untuk Hasil yang di Harapkan Edisi 8 Buku 3. Jakarta : CV Pentasada
Media Edukasi.
Bull, Eleanor, & David Price. (2007). Simple Guide Asthma. Jakarta : Erlangga.
Canadian Lung Association. Asthma: asthma treatment. Ottawa.
http://www.lung.ca/lunghealth/lungdisease/asthma/treatment. Published
2015.
Depkes R.I., (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
DiGuilio, Mary.(2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapha
Publishing
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia
2013. Semarang: Lembaga Penerbitan Badan Litbangkes.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1023/MENKES/SK/XI/2008 Tentang
Pedoman PengendalianPenyakit Asma. Jakarta : Kemenkes.
R.N. Jaffe, Marie. (1991).Geriatric Nursing Care Plans.Texas : Skidmore-Roth.
Smeltzer, C S & Bare, G B. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 vol 1. Jakarta: EGC.
Utama, Saktya Y.A. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Yogyakarta : Budi Utama.
World Health Organization (WHO). Asthma. http://www.who.int/mediacentre/fact
sheets/fs307/en/. Published 2017.

También podría gustarte