Está en la página 1de 2

Konteks Agama-Agama dan Keterasingan

Sejarah awal kekristenan berkaitan dengan keterasingan seperti yang terjadi pada masa
awal perkembangan gereja dimana pada saat itu terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen oleh
para pemimpin Romawi, seperti kaisar Nero, Decius dan lainnya. Di Indonesia pun, keterasingan
Gereja terjadi ketika pertama kali dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa. Pada saat itu, kekristenan
berhadapan dengan agama suku karena agama suku merupakan agama awal bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini menimbulkan keterasingan bagi masyarakat Indonesia karena agama Kristen
merupaka agama baru bagi mereka sehingga sulit untuk menerima agama yang baru tersebut.
Pada saat memperkenalkan agama Kristen ini, ada kendala-kendala yang dialami dimana terjadi
pro dan kontra untuk menerima agama Kristen tersebut. Misalnya dalam masyarakat Sumba
yang memiliki kepercayaan pada nenek moyang yang disebut Marapu, sangat sulit untuk
menerima akan agama Kristen. Terjadi pro dan kontra antara orang Sumba. Namun, kebanyakan
orang Sumba menerima akan agama Kristen tersebut sehingga muncullah Gereja Kristen Sumba
(GKS) yang bernuansa etnis. Tetapi pada saat ini pun, masih ada masyarakat Sumba yang
menganut agama suku itu karena agama Kristen terasa asing bagi mereka.

Selain keterasingan dalam awal sejarahnya (di Indonesia), agama Kristen juga mengalami
kendala dalam menyebarkan akan ‘berita kesukaan’ dimana Negara Indonesia merupakan
Negara yang penduduknya mayoritas Islam. Agama Kristen berada dalam posisi yang sulit untuk
mendapatkan jumlah pengikutnya. Hanya di beberapa daerah saja agama Kristen menjadi agama
mayoritas, seperti di Maluku, NTT, Manado, dan Papua.

Berdasarkan akan pengalaman-pengalaman tersebut, Gereja mengalami kendala dengan


pihak lain karena kurangya komunikasi antara yang satu dengan lainnya. Sehingga diperlukan
adanya kesadaran dalam memahami setiap perbedaan tersebut sehingga pada akhirnya dapat
tercipta suatu relasi yang baik.
Taman Pustaka Kisten

Taman Pustaka Kristen (TPK) merupakan toko buku Kristen yang ada di Yogyakarta
dibawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa. Pada awalnya TPK ini mengalami kendala dalam
memasarkan akan buku-bukunya. Hal ini disebabkan oleh karena TPK hanya menjual buku-buku
yang berbahasa Jawa saja sehingga yang berminat pun hanya orang Jawa yang bisa bahasa Jawa.
Awalnya, TPK tidak menyadari bahwa kendala tersebut adalah karena mereka hanya menjual
buku berbahsa Jawa saja, tetapi ketika seorang pendeta GKJ Gondokusuman memberi saran
supaya TPK juga menjual buku-buku berbahsa Indonesia, Inggris dan bahasa-bahasa yang lain,
akhirnya TPK pun dapat berkembang dengan sangat pesat. TPK pun merupakan salah satu toko
buku Kristen yang sangat di kenal di wilayah Jogjakarta. Selain menjual buku-buku rohani, TPK
juga menjual buku-buku pengetahuan lain seperti IPA, IPS dan lain-lain. Selain itu pula, TPK
juga menjual berbagai asesoris, seperti gelang, anting, kalung dan masih ada lagi. Hal ini
membuat pemasaran TPK makin berkembang. Berada di lingkungan yang strategis, yaitu dekat
kampus Universitas Kristen Duta Wacana dan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman makin
membuat TPK berkembang dengan baik. Pada kenyataannya, TPK tidak mengalami keterasingan
dalam memasarkan buku-bukunya karena yang telah diberikan oleh Kristus kepada kita. TPK
juga tidak melakukan persaingan dengan toko buku lainny karena semuanya bergantung pada
minat konsumen.

Yang menarik dalam TPK adalah ketika TPK memasarkan akan buku-buku yang hanya
bernuansa Jawa, TPK mengalami kendala dalam memasarkan buku-bukunya karena peminat
buku-buku ini sangat minim. Tetapi ketika TPK menjual buku beraneka ragam, tidak hanya buku
bernuansa Jawa, ternyata toko buku ini dapat berkembang dengan pesat. Bahkan peminat bukan
hanya di dalam kota Jogja tetapi juga luar kota Jogja dan bahkan sampai keluar negeri. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam kota Jogja bukan hanya terdapat orang Jawa tetapi ada berbagai
macam suku, etnis dan ras yang berada di kota Jogja. Kota Jogja telah mengalami perkembangan
dalam era reformasi saat ini. Dalam kota Jogja pun beraneka ragam agama, termasuk didalamnya
agama Kristen. Agama Kristen di era reformasi sekarang ini tidak lagi mengalami keterasingan
karena telah banyak gedung-gedung gereja yang didirikan di kota Jogja ini, umat Kristiani pun
telah banyak di kota Jogja entah itu yang merupakan asli Jogja maupun para pendatang dari luar
kota maupun luar pulau.

También podría gustarte