Está en la página 1de 12

PENGARUH DISIPLIN KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Suprayitno
Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Sukir
DPU-LLAJ Karanganyar

ABSTRACT
The population in this research is 200 officers of Sub Office of city
planning and Cleaning Service of Public Works and transportation Traffic
Department of Karanganyar Regency. The research employed 40
respondents or 20 percent of the population’s number as the sample of the
study because of the limitation of the researcher.
The result of t test performed that: job discipline variable contributed the
significant effect to the Performance of the officers of Sub Office of city
planning and Cleaning Service of Public Works and transportation Traffic
Department of Karanganyar Regency. It was showed by the significance value
as many as 0,016. The work environment variable significantly affected to the
Performance of the officers of Sub Office of city planning and Cleaning
Service of Public Works and transportation Traffic Department of Karanganyar
Regency performed by the significance value as many as 0,014. Meanwhile,
the job motivation variable affected the performance of the officers of Sub
Office of city planning and Cleaning Service of Public Works and
transportation Traffic Department of Karanganyar Regency significantly. Its
significance value was 0,006.
The result of the determination coefficient test performed that the
adjusted R square value was 0,533. It means that the free variable of job
discipline and job motivation can elaborate the binding variable of to the
Performance of the officers of Sub Office of city planning and Cleaning
Service of Public Works and transportation Traffic Department of Karanganyar
Regency; it is 53,3 percent and the 46,7 percen left is elaborated by the
other variables which did not be studied by the writer, such as the control,
compensation, the job satisfaction, the job experience, etc.

Keywords: job discipline, work environment, job motivation, performance

PENDAHULUAN dan dibantu oleh seksi Tata Kota, Seksi


Peraturan Daerah Kabupaten Kebersihan dan Pertamanan, Seksi Pe-
Karanganyar Nomor 9 Tahun 2001, madam Kebakaran dan Seksi Pemakam-
an. Sub Dinas Kebersihan dan Tata Kota
tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas
Daerah Kabupaten Karanganyar menye- mempunyai tugas pokok membantu
butkan bahwa secara struktur, organisasi Kepala Dinas di bidang Kebersihan dan
Sub Dinas Kebersihan dan Tata Kota Tata Kota yang meliputi: Tata Kota,
Kebersihan dan Pertamanan, Pemadam
Dinas Pekerjaan Umum dan Lalu Lintas
Angkutan Jalan Kabupaten Karanganyar Kebakaran dan Pemakaman.
Karyawan yang bertugas di lingkung-
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas

Drs. Suprayitno, M.Si adalah Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Sukir, SH, MM adalah Karyawan DPU-LLAJ Kabupaten Karanganyar

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap … (Suprayitno dan Sukir) 23
an Sub Dinas Kebersihan dan Tata Kota, Kota DPU dan LLAJ Kabupaten
dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja Karanganyar.
yang baik. Untuk meningkatkan kinerja 2. Untuk menganalisis variabel bebas
yang baik, dapat dilakukan dengan me- (disiplin kerja, lingkungan kerja atau
ningkatkan disiplin kerja, mengkondisikan motivasi kerja) yang paling dominan
lingkungan kerja yang mendukung serta pengaruhnya terhadap kinerja karya-
memberikan motivasi kepada karyawan wan Sub Dinas Kebersihan dan Tata
sehingga mereka bekerja lebih giat dan Kota DPU dan LLAJ Kabupaten
bergairah kerja dalam menjalankan tugas- Karanganyar.
tugasnya dengan baik.
Penerapan disiplin bagi karyawan TINJAUAN PUSTAKA
diharapkan dapat meningkatkan kinerja
Disilpin Kerja
karyawan Disamping itu perlu didukung
Disiplin kerja merupakan sikap yang
lingkungan kerja yang baik yaitu lingkung-
sangat diperlukan dan mendapat perhati-
an kerja yang dapat menunjang kelancar-
an dalam setiap pekerjaan yang dilakukan
an, keamanan, keselamatan, kebersihan
dan kenyamanan dalam bekerja dan oleh setiap orang dalam usaha untuk me-
adanya fasilitas-fasilitas yang memadai ningkatkan kinerja guna mencapai tujuan
sehingga pegawai merasa aman, tenang organisasi. Disiplin adalah suatu ketaatan
dan senang dalam menjalankan tugas- yang sungguh-sungguh yang didukung
tugas yang dibebankan dan menjadi oleh kesadaran untuk menjalankan tugas
tanggung jawabnya. dan kewajibannya serta berperilaku yang
Setiap karyawan bekerja memiliki seharusnya berlaku di dalam lingkungan
motivasi. Oleh karena itu, pimpinan ditun- tertentu. (IG. Surono dalam Roemintoyo,
tut dapat memberikan motivasi kepada 1999: 13-14) Sedangkan pengertian kerja
seluruh karyawan di dalam menjalankan adalah perbuatan melakukan sesuatu
tugasnya. Kondisi yang ada pada saat ini kegiatan yang bertujuan mendapatkan
dari 200 orang karyawan terdapat 175 di hasil (Bambang Marhijanto: 1999: 207).
antaranya berstatus tenaga kontrak. De- Berdasarkan pendapat di atas, maka
ngan demikian hanya 25 orang yang ber- dapat dikatakan bahwa disiplin adalah
status PNS. Sementara kinerja karyawan sikap dari individu atau kelompok yang
pada Sub Dinas Kebersihan dan Tata mencerminkan ketaatan dan kepatuhan
Kota DPU dan LLAJ Kabupaten Karang- terhadap peraturan yang berlaku di dalam
anyar belum maksimum. Hal ini dimung- suatu organisasi. Sedangkan pengertian
kinkan kurangnya disiplin kerja dan disiplin kerja dapat dikatakan sebagai
rendahnya motivasi kerja karyawan. Hal sikap dari seseorang atau kelompok yang
ini terbukti masih adanya karyawan yang taat dan patuh terhadap peraturan atau
tidak masuk kerja tanpa izin dan ada pula tata tertib yang berlaku, dalam melakukan
yang keluar pada jam dinas tanpa tugas dan kewajibannya pada suatu orga-
pemberitahuan. Di samping itu ada nisasi untuk mencapai tujuan.
sebagian karyawan yang mengatakan Ada dua tipe disiplin yaitu preventif
bahwa lingkungan kerja kurang mendu- dan korektif. Disiplin preventif adalah ke-
kung terutama kurangnya fasilitas kerja. giatan yang dilaksanakan untuk mendo-
rong para karyawan agar mengikuti berba-
TUJUAN PENELITIAN gai standar dan aturan, sehingga penyele-
wengan-penyelewengan dapat dicegah.
1. Untuk menganalisis signifikansi penga- Disiplin korektif adalah kegiatan yang di-
ruh disiplin kerja, lingkungan kerja dan ambil untuk menangani pelanggaran ter-
motivasi kerja, secara parsial maupun hadap aturan-aturan dan mencoba untuk
secara simultan terhadap kinerja karya- menghindari pelanggaran-pelanggaran
wan Sub Dinas Kebersihan dan Tata lebih lanjut (T. Hani Handoko, 1999: 128).

24 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2 No. 1 Desember 2007 : 23 – 34


Tujuan pendisiplinan yaitu: untuk c. Perlu adanya penyelidikan yang
memperbaiki pelanggaran, menghalangi seksama jika terjadi pelanggaran dan
para karyawan yang lain melakukan perlu adanya tindakan yang tegas.
kegiatan-kegiatan yang serupa, dan
menjaga berbagai standar kelompok tetap Lingkungan Kerja
konsisten dan efektif (T Hani Handoko: Untuk meningkatkan kinerja agar le-
1999: 90). bih baik perlu ditunjang adanya lingkung-
Tujuan disiplin yaitu menyiapkan an kerja yang mendukung. Lingkungan
suatu suasana di mana disiplin itu sendiri yang menyenangkan dan memberikan
dapat dikembangkan, serta mengambil kepuasan serta rasa aman memiliki ke-
tindakan yang tegas terhadap kelompok cenderungan mempengaruhi peningkatan
kecil yang tidak mau mentaati dan mema- kinerja, karena karyawan tidak merasa
tuhi peraturan-peraturan disiplin.(Paul terganggu dalam melaksanakan tugas-
Pregers dan Charles A Myiers dalam tugasnya, sehingga mereka lebih tenang,
Endang Sri Handayani: 2006: 6) aktif, tekun dan serius menghadapi tugas-
Karyawan Sub Dinas Kebersihan dan tugasnya.
Tata Kota, dituntut untuk dapat disiplin Buchori Zainun (2004: 59) mengata-
dalam bekerja. Disiplin kerja yang tinggi, kan bahwa kinerja pegawai ditentukan
perlu dimiliki oleh setiap karyawan. Disi- pula oleh faktor-faktor lingkungan luar dan
plin kerja yang tinggi yaitu disiplin yang iklim kerja organisasi. Bahkan kemampu-
menganut prinsip disiplin yang sehat. an kerja dan motivasi itu pun ditentukan
Prinsip-prinsip disiplin sehat yaitu pula oleh faktor-faktor lingkungan organi-
sebagai berikut: sasi itu. Sedangkan Hendiana dalam
a. Bersedia dan mau memperbaiki Ishak Arep dan Hendri Tanjung (2004: 46)
tindakan-tindakan yang tidak patut mengatakan faktor motivasi yang berhu-
dengan disertai rasa taat pada pemim- bungan nyata terhadap kondisi pemberda-
pin, sebaliknya segala keberatan baru yaan pegawai di antaranya yaitu kondisi
boleh diajukan bila ketentuan telah lingkungan kerja baik secara fisik maupun
dilakukan. non fisik.
b. Bersedia dan mau menerima segala Berdasarkan kedua pendapat di atas
tindakan pimpinan dalam rangka disi- dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja
plin yang korektif perlu diterima seba- berperan penting dalam meningkatkan
gai usaha pembentukan mental. kinerja yang lebih baik. Jika lingkungan
c. Tindakan disiplin hendaknya tidak cu- kerja menyenangkan, maka karyawan
kup keras tetapi mampu untuk mem- akan bekerja dengan bergairah dan lebih
bawa perbaikan. serius. Untuk menciptakan iklim yang
d. Setiap karyawan dipimpin untuk beker- menyenangkan perlu adanya pengaturan
ja secara teratur dan berusaha meme- dan pengontrolan lingkungan kerja antara
nuhi tujuan kerja yang telah ditentukan lain:
(IG. Surono dalam Roemintoyo: 1999: 15). a. Pengaturan penerangan tempat kerja
Untuk mendorong terciptanya suasa- b. Pengontrolan terhadap suara-suara
na disiplin kerja yang sehat, maka harus gaduh
memperhatikan unsur-unsur pembentuk- c. Pengontrolan terhadap udara, pengon-
an disiplin yaitu sebagai berikut: trolan terhadap kebersihan tempat
a. Peraturan harus jelas dan tegas kerja
disertai adanya sanksi yang jelas pula. d. Pengontrolan keamanan tempat kerja.
b. Perlu adanya sosialisasi tentang per- Penciptaan lingkungan kerja yang
aturan dan tata tertib yang harus dipa- menyenangkan dan dapat memenuhi ke-
tuhi/ditaati bagi objek dari peraturan butuhan pegawai akan memberikan rasa
tersebut. puas dan mendorong semangat kerja

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap … (Suprayitno dan Sukir) 25
mereka. Sebaliknya lingkungan kerja yang kata dasarnya adalah motif (motive), yang
kurang mendapat perhatian akan memba- berarti dorongan, sebab atau alasan sese-
wa dampak negatif dan menurunkan se- orang melakukan sesuatu. Dengan demi-
mangat kerja, hal ini disebabkan pegawai kian, motivasi berarti suatu kondisi yang
dalam melaksanakan tugas mengalami mendorong atau menjadi sebab sese-
gangguan, sehingga kurang semangat orang melakukan sesuatu kegiatan. Se-
dan kurang mencurahkan tenaga dan dangkan menurut Supardi dan Syaiful
pikirannya terhadap tugasnya Anwar (2004: 47) Motivasi adalah keada-
Penciptaan iklim yang menyenang- an pribadi seseorang yang mendorong
kan, antara lain dengan adanya penga- keinginan individu untuk melakukan
turan penerangan, pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
suara-suara yang mengganggu dan perlu suatu tujuan.
adanya penerangan yang sesuai dengan Ishak Arep dan Hendri Tanjung
kebutuhan dan sirkulasi udara dalam (2004: 12) mengatakan bahwa motivasi
ruangan yang menyegarkan serta sebagai sesuatu yang pokok, yang men-
perlunya kebersihan lingkungan yang jadi dorongan bagi seseorang untuk be-
menimbulkan rasa nyaman. kerja. Sedangkan menurut Moekiyat
T Hani Handoko (1999: 192) menga- (2002: 4-7) motivasi mempunyai arti yang
takan “Penciptaan lingkungan kerja yang sama dengan motif, yakni suatu daya
sehat untuk menjaga kesehatan para kar- pendorong atau perangsang untuk mela-
yawan dari gangguan-gangguan pengli- kukan sesuatu. Kemudian Stephen P
hatan, pendengaran, kelelahan dan lain- Robbins (2006: 213) mengatakan motivasi
lain“. Pengaturan penerangan yang baik sebagai proses yang ikut menentukan
disesuaikan dengan keperluan, sebab intensitas, arah, dan ketekunan individu
sinar yang terang dengan lampu yang ba- dalam usaha mencapai sasaran.
nyak dan gemerlap belum tentu menjamin Motivasi dapat dipandang sebagai
efektivitas kerja tetapi justru sebaliknya bagian integral dari administrasi kepega-
akan terjadi panas, menyilaukan dan ru- waian dalam rangka proses pembinaan,
angan menjadi gerah, sehingga menye- pengembangan dan pengarahan tenaga
babkan karyawan tidak senang, oleh kare- kerja dalam suatu organisasi. Motivasi
na itu penerangan hendaknya secukup- sebagai suatu usaha positif dalam meng-
nya sesuai dengan kebutuhan. gerakkan, mengerahkandan mengarah-
Selain itu, masalah kebersihan juga kan daya dan potensi tenaga kerja agar
dapat menimbulkan rasa nyaman bagi secara produktif berhasil mencapai dan
karyawan. Kebersihan lingkungan meru- mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
pakan tanggung jawab bersama dan bu- sebelumnya dan sebagai kebutuhan
kan hanya tanggung jawab penjaga atau sekaligus sebagai perangsang untuk
petugas kebersihan saja, oleh karena itu dapat menggerakkan, mengerahkan dan
semua karyawan hendaknya berpartisi- mengarahkan potensi serta daya kerja
pasi menjaga kebersihan lingkungan manusia tersebut ke arah yang diinginkan.
Dengan lingkungan kerja yang menye- (Buchori Zainun, 2004: 41-43)
nangkan maka diharapkan karyawan cen- Tingkah laku yang bermotivasi ada-
derung akan bekerja dengan sikap disiplin lah tingkah laku yang sedang dalam men-
yang tinggi, semangat dan memiliki rasa capai tujuan. Seseorang melakukan se-
tanggung jawab terhadap tugas pekerja- suatu tingkah laku dipengaruhi oleh tujuan
annya dan merasa tidak ada yang meng- yang dapat memuaskan kebutuhannya.
ganggu. Pada umumnya terdapat lima hirarki
kebutuhan manusia, yaitu:
Motivasi a. Kebutuhan fisik, misalnya makanan,
Hadari Nawawi (1997: 351), menje- minuman, istirahat/tidur, seks. Kebu-
laskan bahwa kata motivasi (motivation) tuhan inilah yang merupakan kebutuh-

26 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2 No. 1 Desember 2007 : 23 – 34


an pertama dan utama yang wajib dirinya maupun dari luar dirinya termasuk
dipenuhi pertama-tama oleh individu, dari pimpinan atau atasannya. Motivasi
yang mendorong setiap individu mela- sebagai suatu usaha positif dalam meng-
kukan pekerjaan apa saja, karena ia gerakkan, mengerahkan dan mengarah-
akan memperoleh imbalan, baik beru- kan daya dan potensi tenaga kerja agar
pa uang ataupun barang yang akan berhasil mencapai dan mewujudkan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
utama ini. dan sebagai kebutuhan sekaligus sebagai
b. Kebutuhan keamanan. Tiap individu perangsang untuk dapat menggerakkan,
mendambakan keamanan bagi dirinya, mengerahkan dan mengarahkan potensi
termasuk keluarganya. Setelah kebu- serta daya kerja manusia tersebut ke arah
tuhan pertama dan utama terpenuhi, yang diinginkan. Berdasarkan kebutuhan-
timbul perasaan perlunya pemenuhan kebutuhan tersebut di atas maka seorang
kebutuhan keamanan/perlindungan. pimpinan sangat perlu mempelajari seca-
Misalnya, Jika seseorang telah memili- ra seksama tingkat-tingkat kebutuhan bagi
ki rumah, maka untuk dapat dirasakan tiap individu karyawannya, agar dapat
aman dari gangguan penjahat, diba- bertindak secara adil.
ngun pagar di sekeliling rumah, atau
bagi orang yang mampu mengangkat Kinerja
penjaga malam atau satpam. Keberhasilan suatu organisasi dalam
c. Kebutuhan sosial. setiap manusia se- rangka mencapai tujuan tergantung dari
nantiasa merasa perlu pergaulan de- kemampuan dan keandalan sumberdaya
ngan sesama manusia lain. Selama manusia yang mengoperasikan unit-unit
hidup manusia di dunia ini tak mungkin kerja yang terdapat di dalam organisasi
lepas dari bantuan pihak lain. Walau- bersangkutan. Untuk itu diperlukan kinerja
pun sudah terpenuhi kebutuhan perta- yang tinggi dari pelaku-pelaku kegiatan
ma dan kedua. Jika ia tak dapat berga- tersebut. Menurut Henry Simamora (1996:
ul dengan pihak lain, maka pasti ia 500) “Kinerja adalah tingkat hasil kerja
sangat gelisah hidupnya. karyawan dalam mencapai persyaratan-
d. Kebutuhan penghormatan dan peng- persyaratan pekerjaan yang diberikan.
hargaan. Sejelek-jeleknya kelakuan Sedangkan Gibson (1996: 70) mengata-
manusia, tetap mendambakan peng- kan: “Kinerja (performance) adalah hasil
hormatan dan penghargaan. Itulah yang diinginkan dari perilaku. Sejalan
sebabnya orang berusaha melakukan dengan pendapat di atas, Suyadi Prawiro
kegiatan/bekerja yang memungkinkan Sentono (1999: 2) mengatakan bahwa
ia mendapat penghormatan dan peng- “kinerja adalah hasil kerja yang dapat
hargaan. dicapai oleh seseorang atau sekelompok
e. Kebutuan aktualisasi diri. Yaitu senan- orang dalam suatu organisasi, sesuai
tiasa percaya kepada diri sendiri. Inilah dengan wewenang dan tanggung jawab
kebutuhan puncak yang paling tinggi. masing-masing, dalam rangka mencapai
Sehingga seseorang ingin memperta- tujuan organisasi.
hankan prestasinya secara optimal. Di atas telah dijelaskan, bahwa
(A.H.Maslow dalam Ishak Arep dan orang-orang di dalam organisasi yaitu
Hendri Tanjung, 2004: .26). sumberdaya manusia (SDM) yang berpe-
Berdasarkan beberapa teori yang ran aktif dalam pencapaian tujuan organi-
telah dikemukakan di atas maka dapat sasi yang bersangkutan, maka kinerja
dikatakan bahwa motivasi adalah dorong- mereka harus dinilai.
an untuk melakukan sesuatu kegiatan Evaluasi kinerja dapat digunakan se-
atau perbuatan, yang timbul dari dalam bagai kriteria untuk mengukur kesahihan

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap … (Suprayitno dan Sukir) 27
program seleksi dan pengembangan masing sehingga dapat dijadikan bahan
Karyawan yang baru saja dipekerjakan untuk pengambilan keputusan.
yang berkinerja buruk dapat dikenali Beberapa variabel yang digunakan
melalui evaluasi kinerja. Evaluasi juga untuk penilaian kinerja karyawan yang di-
memenuhi maksud pemberian umpan tunjukkan dengan skor total yaitu sebagai
balik kepada karyawan mengenai bagai- berikut:
mana pandangan organisasi akan kinerja a. Kualitas Pekerjaan
mereka. Lebih lanjut, evaluasi kinerja Kualitas pekerjaan meliputi: pemaham-
digunakan sebagai dasar untuk alokasi an dan penguasaan tugas, kebutuhan
imbalan (Stephen P Robbins, 2006: 684). terhadap instruksi-instruksi dalam pe-
Robert L Mathis dan John H Jackson laksanaan tugas, kemampuan dalam
(2002: 81) mengatakan bahwa penilaian memecahkan masalah, ketelitian
kinerja adalah proses evaluasi seberapa dalam memecahkan masalah, efisiensi
baik karyawan mengerjakan pekerjaan waktu, tenaga dan biaya, ketekunan
mereka ketika dibandingkan dengan satu dan kedisiplinan dalam melaksanakan
set standar dan kemudian mengkomuni- tugas, inisiatif, sikap terhadap tugas,
kasikannya dengan para karyawan. kemampuan dalam bekerja sendiri,
Tujuan penilaian pelaksanaan pe- tanggung jawab, kepemimpinan, keca-
kerjaan diperinci sebagai berikut: kapan dalam menggunakan peralatan,
a. Mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan memperbaiki peralat-
dasar perencanaan setiap karyawan an kerja.
secara rutin. b. Kuantitas Pekerjaan
b. Sebagai dasar perencanaan bidang Kuantitas pekerjaan meliputi: kemam-
personalia, khususnya kesempurnaan puan menyelesaikan seluruh pekerjaan
kondisi kerja, peningkatan mutu, dan yang ditugaskan, dan kemampuan un-
hasil kerja. tuk menyelesaikan pekerjaan melebihi
yang ditugaskan.
c. Sebagai dasar pengembangan dan
c. Ketepatan waktu kerja
pendayagunaan karyawan seoptimal
Ketepatan waktu kerja meliputi: kete-
mungkin.
patan waktu dalam menyelesaikan
d. Mendorong terciptanya hubungan tim-
tugas, ketepatan waktu dalam kehadir-
bal balik yang sehat antara atasan dan
an, ketepatan waktu dalam istirahat
bawahan.
dan pulang kantor, dan tingkat
e. Mengetahui kondisi prestasi kerja kar- kehadiran
yawan dalam bekerja. d. Kerjasama dengan rekan kerja
f. Mengetahui kekuatan dan kelemahan Kerjasama dengan rekan kerja melipu-
masing-masing sehingga dapat mema- ti: kemampuan bekerjasama di dalam
cu perkembangannya. Dan lebih kelompok, kemampuan bekerjasama
mengenal karyawan, sehingga dapat di luar kelompok, kemampuan menja-
membantu dalam meningkatkan moti- lin komunikasi dengan atasan, dan
vasi karyawan dalam bekerja kemampuan memberi bimbingan dan
g. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan penjelasan kepada karyawan lain.
dapat bermanfaat bagi penelitian dan (Miner dalam Endang Sri Handayani,
pengembangan di bidang personalia 2006: 11).
secara keseluruhan (Suprihanto, 2000:
231). Penelitian Terdahulu
Berdasarkan pendapat tersebut, Penelitian Endang Sri Handayani
penilaian kinerja berarti merupakan pro- (2006) tentang “Pengaruh Disiplin Kerja
ses mengevaluasi karyawan dengan tuju- dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
an untuk mengetahui hasil kerja masing- Koperasi yang tergabung Pada Pusat

28 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2 No. 1 Desember 2007 : 23 – 34


Koperasi Simpan Pinjam Arto Kuncoro Karanganyar dibandingkan dengan
Karanganyar.” Diperoleh hasil secara par- variabel lingkungan kerja dan variabel
sial, disiplin kerja berpengaruh signifikan motivasi kerja.
terhadap kinerja karyawan, sedangkan
motivasi kerja tidak berpengaruh secara METODE PENELITIAN
signifikan terhadap kinerja karyawan, Populasi dan Sampel
tetapi secara simultan disiplin kerja dan Populasi dalam penelitian ini yaitu
motivasi kerja berpengaruh secara karyawan Sub Dinas Kebersihan dan Tata
signifikan terhadap kinerja karyawan. Kota DPU dan LLAJ Kabupaten Karang-
Penelitian Sugito (2006) tentang anyar sebanyak 200 orang. Mengingat
“Pengaruh Motivasi, Pengalaman Kerja keterbatasan kemampuan peneliti, dalam
dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja penelitian ini diambil sampel 20%. Peng-
pegawai Dinas Pendidikan dan Kebuda- ambilan sampel menggunakan metode
yaan Kabupaten Karanganyar” diperoleh Proportional Sratified Random sampling,
hasil sebagai berikut: secara parsial, yaitu suatu metode pemilihan ukuran
motivasi dan pengalaman kerja berpenga- sampel di mana masing-masing struktur
ruh secara signifikan terhadap kinerja diambil 20% yaitu Kasi diambil 1 orang
pegawai, sedangkan variabel lingkungan dari 4 orang kasi, staf PNS 4 orang dari
kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja 20 orang staf, dan staf tenaga kontrak 35
pegawai, tetapi motivasi kerja, pengalam- orang dari 175 orang.
an kerja dan lingkungan kerja secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Variabel Penelitian
kinerja pegawai. Variabel bebas (predictor) dalam
Penelitian Didik Hardiyanto (2006) penelitian ini yaitu disiplin kerja (X1),
tentang: “Pengaruh Motivasi Kerja dan
lingkungan kerja (X2), dan motivasi kerja
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pega-
(X3).
wai Negeri Sipil di Kelurahan se wilayah
Variabel terikat (kriterior) dalam
Kecamatan Karanganyar Kabupaten
peneli-tian ini yaitu kinerja karyawan Sub
Karanganyar”, diperoleh hasil secara par-
Dinas Kebersihan dan Tata Kota DPU dan
sial, motivasi kerja berpengaruh signifikan
LLAJ Kabupaten Karanganyar (Y).
terhadap kinerja pegawai, sedangkan
kepuasan kerja tidak berpengaruh terha-
Metode Pengumpulan Data
dap kinerja pegawai, tetapi motivasi kerja
Untuk memperoleh data, peneliti
dan kepuasan kerja secara bersama
menyebarkan angket, wawancara dan
sama berpengaruh secara signifikan
dokumentasi.
terhadap kinerja pegawai.
Metode Analisis Data
Hipotesis
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Diduga ada pengaruh positif dan signi-
Instrumen angket
fikan disiplin kerja, lingkungan kerja
a. Uji Validitas
dan motivasi kerja, secara parsial
Pengujian validitas instrumen akan
maupun secara simultan terhadap ki- menggunakan korelasi Pearson
nerja karyawan Sub Dinas Kebersihan product moment, jika tingkat signifi-
dan Tata Kota DPU dan LLAJ Kabupa-
kansi < 0,05. maka butir pertanyaan
ten Karanganyar.
dikatakan valid.
2. Diduga variabel disiplin kerja merupa-
b. Uji Reliabilitas
kan variabel yang paling dominan Reliabilitas instrumen diuji dengan
pengaruhnya terhadap kinerja karya- Cronbach Alpha. Jika Cronbach
wan Sub Dinas Kebersihan dan Tata Alpha > 0,60 maka reliabel.
Kota DPU dan LLAJ Kabupaten

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap … (Suprayitno dan Sukir) 29
2. Uji Asumsi Klasik X1 = Variabel Disiplin Kerja.
a. Uji Multikolonieritas X2 = Variabel Lingkungan Kerja
Untuk mendekteksi ada tidaknya X3 = Variabel Motivasi
multikolinearitas dengan melihat e = error
nilai tolerance dan nilai inflasi
variance. Jika nilai tolerance 4. Uji hipotesis
semua variabel bebas > 0,10 dan a. Uji t (Uji Koefisien Regresi
nilai VIF < 10. maka dapat Parsial)
disimpulkan bahwa tidak ada Uji t pada dasarnya untuk menguji
multikolonieritas antara variabel seberapa jauh pengaruh satu
bebas dalam model regresi. Berarti variabel bebas secara terpisah
lolos uji (Imam Ghozali, 2002: 92). terhadap variabel terikat.
b. Uji Autokorelasi b. Uji F (Uji Koefisien Regresi
Untuk mendeteksi autokorelasi Simultan)
digunakan metode Run Test Uji F dimaksudkan untuk menguji
(Sugiyono, 2005: 104). Jika hasil uji pengaruh variabel bebas secara
autokorelasi > 0,05 tidak signifikan. bersama-sama terhadap variabel
ini berarti antar residual tidak terikat.
berkorelasi. Berarti lolos uji c. Uji R² (Uji Koefisien Determinasi)
autokorelasi. Analisis ini untuk mengetahui be-
c. Uji Heteroskedastisitas sarnya sumbangan pengaruh varia-
Untuk mendekteksi digunakan uji bel bebas (disiplin kerja, lingkung-
Glejser (Sugiyono, 2005: 106) Jika an kerja dan motivasi kerja) terha-
hasil uji menunjukkan nilai signifi- dap variabel terikat (kinerja karya-
kan constant > 0,05 berarti lolos uji. wan Sub Dinas Kebersihan dan
Di mana model regresi yang digu- Tata Kota DPU dan LLAJ Kabupa-
nakan tidak terjadi heteroskedas- ten Karanganyar) dalam bentuk
tisitas. persentase.
d. Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data HASIL ANALISIS DATA
dilakukan dengan uji statistik non
parametric Kolmogorov-Smirnov Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
(Sugiyono, 2005: 110) Variabel ter- Instrumen
sebut normal jika nilai Kolmogorov- Berdasarkan hasil analisis uji validi-
Smirnov dan Unstandardized tas dan reliabilitas instrumen tersebut
Residual Asymp. Sig (2-tailed) > dapat disimpulkan sebagai berikut:
0,05. Berarti lolos uji normalitas. a. Instrumen angket variabel disiplin kerja
(X1) yang digunakan yaitu 10 item,
3. Analisis Regresi angket variabel lingkungan kerja (X2)
Untuk menguji hipotesis dalam peneli- yang digunakan yaitu 15 item, angket
tian ini akan digunakan rumus analisis variabel motivasi kerja (X3) yang
regresi linear berganda sebagai digunakan yaitu 15 item dan angket
berikut: variabel kinerja (Y) yang digunakan
Y’= a + b1X1 + b2X2 + b3X 3 + e yaitu 15 item, semuanya valid.
(Djarwanto, 1996: 176) b. Instrumen angket variabel disiplin
kerja (X1) yang digunakan dalam
Keterangan: pengumpulan data mempunyai nilai
Y = Kinerja Karyawan cronbach′s alpha 0,843 di atas 0,60;
a. = Konstanta. angket variabel lingkungan kerja (X2)
b1, 2, 3 = Koefisien regresi variabel mempunyai nilai cronbach′s alpha
bebas.

30 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2 No. 1 Desember 2007 : 23 – 34


0,856 di atas 0,60, angket variabel Analisis Regresi
motivasi kerja (X3) mempunyai nilai Persamaan regresi linear berganda
cronbach′s alpha 0,966 di atas 0,60; sebagai berikut:
angket variabel kinerja (Y) mempunyai
nilai cronbach′s alpha 0,818 di atas Y= 16,527 + 0,401 X1 + 0,261 X2 + 0,228
0,60, maka dapat disimpulkan bahwa X3 + e
setiap item Reliabel,
Berdasarkan pada persamaan regresi
Uji Asumsi Klasik linear berganda tersebut dapat diinterpre-
1. Uji Multikolinearitas tasikan sebagai berikut:
Collinierrity Statistic menunjukkan a = 16,527 yaitu konstanta artinya
nilai tolerance variabel bebas disiplin kerja apabila disiplin kerja, lingkungan
(X1) sebesar 0,826, lingkungan kerja (X2) kerja, dan motivasi kerja sama
sebesar 0,821, dan motivasi kerja (X3) dengan nol, maka kinerja karyawan
sebesar 0,703,. Dari nilai tolerance ketiga sebesar 16,527.
variabel bebas tersebut lebih besar dari b1 = 0,401, bertanda positif, artinya va-
0.10 dan nilai inflation factor (VIF) untuk riabel disiplin kerja (X1) berpenga-
X1 sebesar 1,211, untuk X2 sebesar ruh positif terhadap kinerja karya-
1,218, dan X3 sebesar 1,423. Ketiganya wan (Y) dengan asumsi bahwa
(X1,X2, dan X3) nilai VIFnya lebih kecil dari variabel lainnya dianggap tetap.
10. Dengan demikian dapat disimpulkan b2 = 0,261, bertanda positif, artinya va-
bahwa tidak ada multikolinieritas antara riabel lingkungan kerja (X2) berpe-
variabel bebas dalam model regresi. ngaruh positif terhadap kinerja kar-
yawan (Y) dengan asumsi bahwa
2. Uji Autokorelasi variabel lainnya dianggap tetap.
Uji autokorelasi menggunakan Run b3 = 0,228, bertanda positif, artinya va-
Test dengan menunjukkan hasil tidak riabel motivasi kerja (X3) berpenga-
signifikan sebesar 0,431 di atas 0,05. ini ruh positif terhadap kinerja karya-
berarti antar residual tidak terdapat wan (Y) dengan asumsi bahwa
korelasi. variabel lainnya dianggap tetap.
Berdasarkan analisis yang telah
3. Uji Heteroskedastisitas dilakukan, maka variabel disiplin kerja
Uji heteroskedastisitas menggunakan mempunyai pengaruh yang lebih dominan
uji Glejser menunjukkan nilai signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar
constant sebesar 0,916 disiplin kerja 0,401 Karena koefisien regresinya lebih
0,598, lingkungan kerja 0,055 dan motiva- besar dari pada koefisien regresi variabel
si kerja sebesar 0,385. Semua data terse- lingkungan kerja dan koefisien regresi
but nilainya di atas 0,05. ini berarti model variabel motivasi kerja.
regresi yang digunakan tidak terjadi hete-
roskedastisitas antar residual. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
4. Uji Normalitas Hasil uji koefisien regresi parsial (Uji t)
Hasil Kolmogorov-Smirnov Test melalui bantuan program SPSS 12,0
menunjukkan bahwa keempat variabel for windows menunjukkan bahwa:
tersebut normal karena Unstandardized a. Variabel disiplin kerja motivasi (X1)
Residual Asymp. Sig (2-tailed) menun- berpengaruh signifikan terhadap
jukkan nilai 0,964 dan Normal Parameter kinerja karyawan Sub Dinas Keber-
Mean 0,0000000. sihan dan Tata Kota DPULLAJ

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap … (Suprayitno dan Sukir) 31
Tabel 1. Coefficients Regression
Unstandardize Standardized t Sig.
d Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 16,527 7,847 2,106 0,042
X1 0,401 0,159 0,304 2,523 0,016
X2 0,261 0,101 0,313 2,589 0,014
X3 0,228 0,078 0.382 2,925 0,006
a Dependent Variable: Kinerja

Tabel 2. Anovab
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 579,735 3 193,246 15,846 ,000a
Residual 439,040 36 12,196
Total 1018,775 39
a Predictors: (Constant), motivasi kerja , disiplin kerja, lingkungan kerja
b Dependent Variable: Kinerja

Tabel 3. Adjusted R Square


Model R R Square Adjusted Std. Error
R Square of the
Estimate
1 ,754a ,569 ,533 3,492
a Predictors: (Constant), M.Kerja , Disiplin K, L.Kerja
b Dependent Variable: Kinerja.

Kabupaten Karanganyar. (Y) Hal ini pengaruh positif dan signifikan disiplin
ditunjukkan nilai signifikansi sebe- kerja, lingkungan kerja dan motivasi
sar 0,016 (probabilitas 0,016 < kerja, secara parsial terhadap kinerja
0,05). karyawan Sub Dinas Kebersihan dan
b. Variabel lingkungan kerja (X2) Tata Kota DPU dan LLAJ Kabupaten
berpengaruh signifikan terhadap Karanganyar terbukti kebenarannya.
kinerja karyawan Sub Dinas Keber-
sihan dan Tata Kota DPU-LLAJ 2. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)
Kabupaten Karanganyar yang Perhitungan uji F menunjukkan bahwa
ditunjukkan oleh nilai signifikansi F hitung 15,846 dengan tingkat signifi-
sebesar 0,014. (probabilitas 0,014 kansi 0,000a, karena probabilitasnya
< 0,05). 0,000 < 0,05 atau F hitung lebih besar
c. Variabel motivasi kerja (X3) berpe- dari F Tabel, maka model regresi da-
ngaruh terhadap kinerja karyawan pat digunakan untuk memprediksi
Sub Dinas Kebersihan dan Tata Kinerja karyawan Sub Dinas Kebersih-
Kota DPULLAJ Kabupaten Karang- an dan Tata Kota DPULLAJ Kabupaten
anyar. Hal ini ditunjukkan dengan Karanganyar. Dengan demikian hipo-
nilai sebesar 0,006 (probabilitas tesis kedua yang menyatakan bahwa
0,006< 0.05). Diduga ada pengaruh positif dan signi-
Dengan demikian hipotesis pertama fikan disiplin kerja, lingkungan kerja
yang menyatakan bahwa diduga ada dan motivasi kerja secara bersama-

32 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2 No. 1 Desember 2007 : 23 – 34


sama terhadap kinerja karyawan Sub perasaan aman dari gangguan-gangguan,
Dinas Kebersihan dan Tata Kota DPU- baik gangguan penglihatan, pendengaran
LLAJ Kabupaten Karanganyar terbukti atau suara-suara gaduh serta lingkungan
kebenarannya. yang menimbulkan gairah kerja dan
semangat kerja. Penciptaan lingkungan
3. Uji Koefisien Determinasi kerja yang menyenangkan akan mendo-
Hasil output perhitungan uji koefisien rong semangat kerja dan disiplin kerja
determinasi menunjukkan bahwa nilai sehingga kinerja karyawan cenderung
adjusted R Square sebesar 0,533 lebih baik. Semakin baik dan sehat
yang artinya variabel bebas disiplin lingkungan kerja maka semakin kinerja
kerja, lingkungan kerja dan motivasi karyawan semakin lebih baik. Dengan
kerja dapat menjelaskan variabel demikian lingkungan kerja memberikan
terikat kinerja karyawan Sub Dinas sumbangan positif terhadap kinerja
Kebersih-an dan Tata Kota DPULLAJ karyawan.
Kabupaten Karanganyar. Sebesar Kinerja karyawan yang baik cende-
53,3% dan sisanya 46,7% dijelaskan rung dapat dicapai jika adanya motivasi
oleh variabel lain. Yang tidak diteliti. kerja yang positif dari karyawan. Semakin
tinggi motivasi karyawan dalam bekerja
KESIMPULAN maka kinerja karyawan semakin lebih
baik. Dengan demikian motivasi membe-
Setiap karyawan dituntut untuk
rikan sumbangan positif terhadap kinerja
menunjukkan kinerja yang baik. Salah
karyawan.
satu cara untuk meningkatkan kinerja
karyawan perlu adanya sikap disiplin dari
Saran
karyawan, lingkungan kerja yang sehat
Sub Din Kebersihan dan Tata Kota
dan motivasi kerja yang tinggi.
DPULLAJ hendaknya memberikan pembi-
Disiplin kerja yang baik yaitu disiplin
naan dalam rangka meningkatkan disiplin
kerja yang didorong oleh kesadaran diri,
kerja, mengarahkan kepada karyawan
terhadap tugas dan tanggung jawabnya
akan menjaga kebersihan lingkungan ker-
masing-masing tanpa adanya paksaan
ja dan menciptakan lingkungan kerja yang
dari pimpinan. Sikap untuk mematuhi dan
mendukung kinerja karyawan, serta me-
melaksanakan tugas dengan penuh kesa-
numbuhkan dan meningkatkan motivasi
daran dan tanggung jawab merupakan
kar-yawan agar kinerja karyawan lebih
kunci pokok dalam rangka memegang
baik.
teguh disiplin. Jika karyawan tersebut
Penelitian lebih lanjut untuk mengkaji
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya
pengaruh disiplin kerja, lingkungan kerja
dan melakukan apa yang harus
dan motivasi kerja terhadap kinerja seba-
dilaksanakan sesuai aturan tata tertib
iknya diperluas lagi disamping itu jumlah
yang berlaku, maka sangat berpengaruh
sampel penelitian sebaiknya ditambah,
terhadap kinerja karyawan yang
termasuk lokasi penelitian diperluas se-
bersangkutan. Semakin tinggi kesadaran
hingga diharapkan dapat diperoleh hasil
akan tugas dan tanggung jawabnya dan
yang lebih representatif .
semakin patuh terhadap peraturan atau
tata tertib maka diharapkan akan
DAFTAR PUSTAKA
menumbuhkan semangat kerja dan gairah
kerja, sehingga menciptakan kinerja yang Bambang Marhijanto. 1999. Kamus Leng-
lebih baik. Dengan demikian disiplin kerja kap Bahasa Indonesia Masa Kini,
memberikan sumbangan positif terhadap Terbit Terang, Surabaya.
kinerja karyawan. Buchori Zainun. 2004. Manajemen dan
Kondisi lingkungan kerja yang sehat, Motivasi. Balai Aksara, Jakarta.
yaitu lingkungan yang dapat memberikan

Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap … (Suprayitno dan Sukir) 33
Didik Hardiyanto, 2006. “Pengaruh Moti- Jilid Pertama, PT Indeks Kelompok
vasi Kerja dan Kepuasan Kerja ter- Gramedia, Jakarta.
hadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Roemintoyo.1999, Pengaruh Motivasi
di Kelurahan Se-Wilayah Kecamatan Kerjasama dan Kedisiplinan Karya-
Karanganyar Kabupaten Karang- wan Fakultas Keguruan Ilmu Pendi-
anyar. Tesis Program Magister dikan Unisversitas Sebelas Maret
Manajemen Program Pascasarjana terhadap Prestasi Kerja,” Laporan
Universitas Slamet Riyadi Surakarta Penelitian UNS Surakarta.
(Tidak dipublikasikan).
Simamora, Henry. 1996. Manajemen
Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Sumberdaya manusia, STIE YKPN,
Statistik dalam Penelitian, Liberty,
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Sugito, 2006. Pengaruh Motivasi, Peng-
Endang Sri Handayani. 2006. “Pengaruh alaman Kerja dan Lingkungan Kerja
disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap Kinerja pegawai Dinas
terhadap kinerja karyawan koperasi Pendidikan dan Kebudayaan Kabu-
yang tergabung pada Pusat Kopera- paten Karanganyar” Tesis Program
si Simpan Pinjan Artho Kuncoro
Magister Manajemen Program Pas-
Karanganyar“, Tesis Program Magis-
ca Sarjana Universitas Slamet Riyadi
ter Manajemen Program Pasca Surakarta (Tidak dipublikasikan).
Sarjana Universitas Slamet Riyadi
Surakarta (Tidak dipublikasikan). Supardi dan Syaiful Anwar. 2004. Dasar-
dasar Perilaku Organisasi, UII Press
Gibson, James, Joko M, Ivanecvich dan Yogyakarta.
James H Donnely JR. 1996. Organi-
sasi Perilaku Struktur, Proses. Bina Suprihanto J. 2000. Penelitian Kinerja dan
Aksara jilid 1 (terjemahan Ninuk Pengembangan Karyawan, BPFE,
Hadiasni). Jakarta. Yogyakarta.
Hadari Nawawi. 1997. Manajemen Sum- Suyadi Prawirosentono. 1999. Manajemen
berdaya Manusia untuk Bisnis yang S.D.M. Kebijakan Kinerja Karyawan,
Kompetitif, UGM Pres, Yogyakarta. BPFE, Yogyakarta.
Ishak Arep, dan Hendri Tanjung. 2004. T Hani Handoko.1999. Manajemen Per-
Manajemen Motivasi. Grasindo, sonalia dan Sumberdaya Manusia.
Jakarta. BPFE, Yogyakarta.
Mathis, Robert L dan Jackson. 2002.
Manajemen SDM Salemba Empat
(terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu
Prawiro), Jakarta.
Moekiyat. 2002. Dasar-dasar Motivasi.
Pioner Jaya, Bandung.
Peraturan Daerah Kabupaten Karang-
anyar Nomor 9 Tahun 2001 Tentang
Organisasi dan Tata kerja Dinas
Daerah Kabupaten Karanganyar,
Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Karanganyar.
Robbins, Stephen P. 2006, Perilaku
Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia,

34 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 2 No. 1 Desember 2007 : 23 – 34

También podría gustarte