Está en la página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sampai saat ini provinsi Nusa Tenggara Timur, masalah kemiskinan masih
menjadi isu penting dan utama mengingat pembangunan infrastruktur yang
digencarkan oleh pemerintahan sekarang ini. Provinsi Nusa Tenggara Timur secara
nasional masuk 3 besar provinsi termiskin di Indonesia dalam data yang dikutip dari
media massa Aceh trend yang telah dirilis pada 20 februari 2018. Hal ini membuat
adanya gap antara kemiskinan dengan potensi wisata provinsi Nusa Tenggara Timur
yang sudah terkenal dan menjadi pemasukan keuangan daerah. Pengentasan
kemiskinan menjadi salah satu program prioritas pemerintah provinsi Nusa Tenggara
Timur . Hal tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (2013-2018) Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang menempatkan percepatan
penanggulangan kemiskinan dalam agenda khusus yang masuk dalam 8 agenda
pembangunan belanja daerah.
Secara konsepsional, strategi pembangunan strategi pembangunan Nusa
Tenggara Timur berlandaskan paradigma pembangunan berkelanjutan yang berpusat
pada rakyat (people oriented development) yang dikembangkan dan didesain dalam
bentuk program-program strategis untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat
dengan fokus pemberian peluang bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat,
keswadayaan dan kemandirian terutama pada RTM (Rumah Tangga Miskin) dengan
kategori hampir miskin untuk mengembangkan usaha ekonomi secara optimal.
Sedangkan secara operasional, strategi pemberdayaan masyarakat miskin
dikembangkan oleh pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur difokuskan pada : (a)
pemberian bantuan khusus kesehatan di daerah miskin; peningkatan kualitas tenaga
kerja dengan pemagangan; dan (c) penciptaan lapangan kerja (dalam RPJMD
Provinsi NTT).
Namun demikian program penanggulangan kemiskinan selama ini mengalami
kendala membidik sasaran dengan tepat karena ketiadaan basis data mengenai
masyarakat miskin secara spesifik. Dalam rangka menumbuhkan dan menggerakkan

1
2

ekonomi masyarakat khususnya rumah tangga miskin, mulai bulan april tahun 2017
melalui program prioritas Kementrian Desa Tertinggal Dan Transmigrasi (PDTT)
diluncurkan program Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades). Fokus
program Prukades adalah program pertama dari empat priotitas yang dicanangkan
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes
PDTT) dalam program Dana Desa. Jika sebuah desa telah menemukan produk
unggulan untuk dikembangkan maka lebih mudah bagi desa untuk membangun akses
pasar dan bisa dikembangkan dalam skala besar sehingga lebih menguntungkan.
Salah satu kabupaten yang telah menerapkan program prukades adalah
kabupaten Sumba Timur. Kabupaten Sumba Timur telah menerapkan program
prukades pada akhir januari namun belum ada hasil jangka panjang dikarenakan
program baru berjalan. Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten
yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba
Timur (2014) adalah 247.018 jiwa Kondisi topografi Sumba Timur secara umum
datar (di daerah pesisir), landai sampai bergelombang (wilayah dataran rendah <100
meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah dengan ketinggian di atas 1000 meter
hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung. Lahan pertanian terutama di dataran
pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan maupun sungai-sungai besar.
Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering di musim kemarau.
Perekonomian penduduk Sumba Timur ini sebagian besar adalah pertanian,
(termasuk peternakan), industri rumah tangga (terutama kerajinan tekstil/tenun) serta
pariwisata.
3

Program Prukades diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat


dan dapat menganggulangi kemiskinan di pedesaan, menurut beberapa publikasi di
media massa, dilapangan masih terdapat berbagai faktor yang menhambav
implementasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi program
Prukades sebagai implementasi kebijakan pemberdayaan masyarakat miskin di Nusa
Tenggara Timur, serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
program Prukades baik yang mendukung maupun menhambat, maka peneliti
mengambil judul “ Analisis Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Miskin” (Studi Pelaksanaan Program Prukades di Sumba Timur, NTT).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana analisis implementasi program Prukades di
Kabupaten Sumba Timur sebagai kebijakan pemberdayaan masyarakat miskin ?
1.3 Tujuan Penelitian
4

Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraikan diatas maka tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui analisis implementasi program Prukades di Kabupaten
Sumba Timur sebagai kebijakan pemberdayaan masyarakat miskin
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
Sebagai referensi penelitian selanjutnya terkait analisis implementasi program
Prukades di Kabupaten Sumba Timur sebagai kebijakan pemberdayaan
masyarakat miskin
2. Manfaat praktis
Sebagai bahan evaluasi untuk pihak-pihak yang membutuhkan hasil analisis
implementasi program Prukades di Kabupaten Sumba Timur sebagai
kebijakan pemberdayaan masyarakat miskin

También podría gustarte