Está en la página 1de 18

ANALISIS PENGARUH SENGKETA LAUT CHINA TIMUR

TERHADAP HUBUNGAN DIPLOMASI JEPANG-CHINA

(ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE EAST CHINA SEA DISPUTE


AGAINST JAPAN-CHINA DIPLOMACY)

diajukan guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Politik Pemerintahan China-
Jepang

oleh:

Martha Dina Kristina (120910101089)

Ilmu Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jember
2013
ABSTRACT

The border region is a region of cultural cleavage of a community that is


considered one the same cultural roots but by Government policy of the two
countries were neighbours, eventually divided into two different entities. The
border region is also a reflection of the level of prosperity between the two
countries and not uncommon, this area became the conflict between residents of
different nationality was because certain goals. The border region can be shaped
and the ocean, which is where both of these forms can give a different impact for
both countries concerned. One of the border dispute is the problem in Japan is the
case of seizure of East China Sea area which is the limit for the State of Japan
and China. And the problem is about Senkaku Islands conflict between Japan and
China has reached the crisis stage,which both countries seek to maintain claims
on the disputed Senkaku Islandssince the 19th century. Conflict management
efforts undertaken by the twocountries at this stage of the crisis is through
negotiations agreed in 2007 through the basic framework of "Sea of Peace,
Cooperation and Friendship". As advanced in the basic framework of the two
countries met again in 2008 and reached an agreement to resolve the conflict
through the Senkaku Islands Joint Development Agreement is implemented in the
field of natural gas Shirakaba(Chunxiao). But in its development efforts Senkaku
Islands conflict management experience many difficulties caused by several
factors. Both countries have yet to reach an agreement on contingent shelf
boundary and EEZ around East China Sea Joint Development. in other hand,
Joint Agreement development that has been agreed by both parties came to a halt
due to the Chinese government's efforts to petition the Partial Submission to the
Convention on the Law of the Sea (CLCS) in which China applying the contingent
off line until the Okinawa trough, causing deadlock agreement. Until now, the
problems this case still continues, the tension of the two countries of East asia led
East asia heats up until it happens to a ceasefire which became the center of
attention in the world. The seizure of the East China Sea into a central case for
Japan and China. The seizure of naval region tension it has caused impact to
Japan's diplomacy with China.

Keyword : borders, Japan's diplomacy with China, the territory of Japan, the
East China Sea dispute, Chin, Senkaku Island, Japan, China , International
Conflict.
1. Pendahuluan
Dewasa ini masih terdapat negara yang menghadapi persoalan perebutan
perbatasan dengan Negara tetangganya yang belum terselesaikan lewat
perundingan. Salah satu contohnya adalah ketegangan hubungan antara
dua negara maju di Asia yang saling bersebelahan seperti Jepang dengan
China. Demonstrasi besar-besaran yang telah terjadi diJepang dan China
tidak lain merupakan bentuk kecaman dari rakyat kedua Negara tersebut
yang berkaitan dengan sengketa yang berpusat pada kepulauan tak
berpenghuni di Laut China Timur yang diklaim oleh Tokyo dan Beijing1.
Jepang menyebutnya pulau tak berpenghuni itu sebagai Senkaku
sedangkan Cina menyebutnya Diaoyu.
Sebelumnya, terdapat pula insiden yang menyebabkan kedua negara
bersitegang,yaitu saat muncul insiden tabrakan kapal nelayan Cina dengan
dua kapal patroli Jepang di perairan dekat kepulauan yang sedang
dipersengketakan tersebut, hingga mengakibatkan hubungan kedua negara
jatuh ke titik terendah dalam enam tahun terakhir. Insiden kapal tersebut
ternyata merembet ke masalah lain. Dan yang paling terasa imbasnya dari
insiden tersebut ialah, hubungan diplomasi Jepang dan China yang
menjadi berantakan dan semakin memanas. Klaim Jepang terhadap
kepemilikan pulau diwilayah laut timur cina didasarkan pada hasil survei
selama 10 tahun yang dilakukan pihak Jepang di kepulauan tersebut, yang
menetapkan bahwa kepulauan itu terra nullius (bahasa Latin, yang berarti
tak berpenghuni), dan tidak ada tanda-tanda yang membuktikan bahwa
kepulauan itu pernah dikuasai oleh Cina. Keberadaan kepulauan ini
menjadi sangat penting bagi Jepang dan China,dikarenakan kandungan
minyaknya yang melimpah, jwilayah kepulauan ini menyangkut jalur
perairan, dan populasi ikan yang melimpah di wilayah tersebut, dan
bahkan Taiwan pun juga ikut dalam bursa perebutan pulau tersebut.

1
Diakses melalui http://www.kawasanperbatasan.com/kawasan%20perbatasan,pengelolaan%20batas/konflik-
perbatasan pada tanggal 2 januari 2013
Konflik perbatasan yang memperebutkan kepulauan di Laut Cina Timur
oleh Jepang dan China juga tidak lain disebabkan oleh “nature” dari
sistem internasional yang anarki sehingga kedua Negara tersebut secara
rasional mempunyai kepentingan terhadap kepulauan tersebut, demi
mencapai national interest mereka, yaitu survival. Kenyataan bahwa di
dalam gugusan kepulauan tersebut terdapat ikan yang melimpah dan
sumber daya minyak, membuat Jepang dan China menganggap
kepemilikan terhadap kedua sumber tersebut dapat merepresentasikan
power yang dimiliki, paling tidak di kawasan Asia Timur. Struggle for
power merupakan hal yang rasional, bahkan oleh negara maju sekalipun
untuk mencapai/mempertahankan hegemoni.

Struktur Paper
Paper ini penulis susun menjadi 4 bagian substantif. Bagian
pertama adalah latar belakang dan perumusan masalah. Pada bagian ini
penulis paparkan background context dari kasus yang penulis ambil serta
merumuskan beberapa permasalahan yang akan penulis jawab kemudian.
Bagian kedua adalah kerangka teori, di mana penulis mengambil sebuah
kacamata universal untuk melihat kasus. Bagian ketiga adalah
pembahasan, di mana penulis akan membahas lebih lanjut tentang studi
kasus yang dibawa. Bagian terakhir adalah kesimpulan.

2. Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu Negara maju dikawasan Asia
Timur,meskipun dari segi geofisika Jepang tidak memili wilayah yang
cukup besar seperti Negara maju lainnya, namun jepang cukup kuat dalam
pertahanan militer dan ekonomi, bahkan jepang berhasil memimpin dan
menguasai pasar dunia. Bersampingan dengan Negara tetangganya China
yang terus memperluas jalur perdagangannya, jepang semakin
memperkuat strateginya agar mampu bersaing dengan China. Kompetisi
jepang dan China semakin memanas setelah timbul persoalan sengketa
wilayah Laut China Timur, yang menyebabkan kedua Negara ini
bersitegang. Laut China Timur merupakan wilayah perbatasan antara
Jepang dan China, wilayah laut ini terdapat kepulauan tak berpenghuni
yang masih menjadi perebutan antara kedua Negara ini siapakah pemilik
wilayah kepulauan ini sebenarnya. Jepang dengan argumen dan bukti-
bukti bahwa wilayah tersebut bukan milik China, sedangkan China
mengklaim wilayah tersebut milik China didasarkan oleh fakta sejarah.
Seluruh aktivitas diwilayah Laut China Timur ini menjadi
perhatian bagi Jepang maupun China. Jepang merasa China mencoba
menguasai wilayah ini,begitu pula sebaliknya. Berbagai macam insiden
telah terjadi, hingga rakyat dikedua Negara merasa siap apabila terjadi
peperangan. Jepang siap mempersiapkan militernya apabila China
mencoba melakukan gencatan senjata. Wilayah Laut China Timur sangat
diperjuangkan oleh kedua Negara ini, dikarenakan kekayaan alam yang
dimiliki oleh wilayah ini, kedua Negara ini meyakini apabila Negara
berhasil mendapatkan wilayah ini,dapat memperkuat ekonomi dan
kestabilan negaranya, dan oleh karena itu perebutan wilayah ini sangat
begitu kuat bagi jepang dan china. Bahkan jepang dan China tidak
memikirkan terhadap dampak bagi hubungan diplomasi antara Jepang dan
China.

3. Rumusan Masalah
3.1 Bagaimana situasi dan letak geografi Jepang?
3.2 Bagaimana situasi dan letak geografi Laut China Timur?
3.3 Apa yang menjadi akar masalah dari sengketa Laut China Timur diJepang?
3.4 Bagaimana dampak kasus sengketa Laut China Timur terhadap hubungan
diplomasi jepang ke China?
4. Pembahasan

Situasi dan Letak Geografi Jepang

Jepang merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di


ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan
bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau
paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa
kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah
selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan. Jepang terdiri dari
6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau
utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar),
Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-
gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung
tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung
berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di
peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de
facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur.
Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada
di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia,
Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Bentuk negara Jepang sendiri adalah sebuah negara yang monarki


konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Mengenai
sistem pemerintahan, Jepang menjalankan sistem pemerintahan
parlementer, sama seperti yang dijalankan di Negara Inggris dan Kanada.
Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau Udang-
Undang Dasar yang didasarkan pada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat,
hormat terhadap hak - hak asasi manusia, dan penolakan perang. Di dalam
konstitusi ini juga menetapkan tentang tiga kemandirian badan pemerintah
yang terdiri dari :Badan Legislatif biasa disebut Diet atau parlemen,Badan
Eksekutif terdiri dari anggota kabinet,Badan Yudikatif berfungsi sebagai
pengadilan hukum.Di Jepang, jabatan kepala negara ada di tangan Kaisar.
Walaupun demikian, fungsi Kaisar sebagai kepala negara hanyalah sebagai
seremonial belaka. Karena kedudukan Kaisar sendiri diatur dalam
Undang-Undang Dasar sebagai simbol dan pemersatu rakyat. Sehingga
Kaisar Jepang hanya bertindak sebagai kepala negara yang mengurusi
segala urusan yang berhubungan dengan diplomatik. Sedangkan untuk
jabatan kepala pemerintahan ada di tangan perdana menteri.
Diet sebagai badan tertinggi dari kekuasaan negara juga berfungsi sebagai
pembuat undang-undang. Anggota Diet terdiri dari Majelis Rendah dengan
480 anggota dan Majelis Tinggi dengan 242 anggota. Para anggota Diet
akan memilih Perdana Menteri dari kalangan mereka sendiri. Kemudian
Perdana Menteri terpilih akan membentuk kabinet. Kabinet akan bertugas
dibawah kepemimpinan Perdana Menteri, tetapi kabinet dalam mejalankan
tugasnya akan bertanggung-jawab kepada Diet. Kewenangan Yudikatif
ada di tangan Mahkamah Agung serta pengadilan-pengadilan yang lebih
rendah. Di Jepang, pengadilan-pengadilan yang mengurusi masalah hukum
terdiri dari: Pengadilan Tinggi, Pengadilan Distrik, dan Pengadilan Sumir
(menangani kasus ringan, seperti pelanggaran lalu lintas). Mahkamah
Agusng sendiri terdiri dari Ketua Mahkamah Agung dan 14 hakim lainnya.
Ketua Mahkamah Agung dan semua anggotanya ditunjuk oleh kabinet.

Situasi dan Letak Geografi Laut Cina Timur

Laut Cina Timur merupakan sebuah laut tepi yang terbentang di sebelah
timur Cina, menghubungkan Jepang, Korea dan pesisir timur Cina. Laut
ini merupakan bagian dari Samudra Pasifik. Laut Cina Timur dibatasi di
sebelah timur oleh pulau Kyūshū dan Kepulauan Ryukyu, di sebelah
selatan oleh Taiwan dan di sebelah barat oleh daratan Cina. Laut ini
dihubungkan dengan Laut Cina Selatan oleh Selat Taiwan dan dengan
Laut Jepang oleh Selat Korea. Di utara laut ini juga terhubung dengan Laut
Kuning. Negara-negara yang bersempadan dengan laut ini termasuk:
Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Cina. Laut Cina Timur memiliki Pulau
Tong. Terdapat serangkaian karang bawah laut di bagian utara Laut Cina
Timur. Ini antara lain mencakup:

 Karang Socotra, juga disebut sebagai cadas Suyan atau Ieodo, berada
dalam sengketa zona ekonomi eksklusif antara Republik Rakyat Cina
dan Korea Selatan
 Karang Hupijiao
 Karang Yajiao

Berbagai macam masalah diwilayah ini antara lain yaitu perebutan pulau
yaitu Kepulauan Senkaku atau Diaoyu yang berada di sekitar timur laut
Taiwan, sebelah barat prefektur Okinawa dan juga terletak pada utara dari
ujung barat daya Kepulauan Ryukyu di Laut Cina Timur Kepulauan itu,
terletak di antara Jepang, China, dan Taiwan, terdiri dari lima pulau dan
tiga pulau karang gundul yang tak berpenduduk, dengan ukuran antara 800
m2 sampai 4,32 km2. Jepang mengklaim Kepulauan Senkaku atas dasar
Perjanjian San Fransisco tahun 1951, di mana AS menyerahkan perwalian
Kepulauan Nansei Shoto ke Jepang pada tahun 1971. Senkaku merupakan
bagian dari Kepulauan Nansei Shoto . Sedangkan Cina menganggap
Diaoyu sebagai wilayahnya sejak masa purbakala, yang berada di bawah
pengaturan Taiwan namun klaim itu dibantah Jepang. Perebutan territorial
wilayah kepulauan ini masih diperdebatkan oleh Jepang dan China hingga
menyebabkan meruncingnya hubungan kedua Negara ini.

Akar masalah sengketa Laut China Timur

Ketika perselisihan antara China, Vietnam dan Filipina terkait klaim


tumpang tindih wilayah di Laut China Selatan sedikit mendingin, dunia
dikagetkan oleh sengketa di Laut China Timur, antara Jepang dengan Cina
yang berkaitan dengan klaim kepemilikan Pulau Senkaku di Laut China
Timur (East China Sea). Perbedaan persepsi jarak juga menjadi pemicu
sengketa kepemilikan pulau Senkaku(diaoyu dalam bahasa China)
hal inilah yang menyebabkan perbedaan klaim, Kepulauan ini seluas 7 km.
Terdiri atas lima pulau besar (Diaoyu Dao atau Uotsuri Jima, Chiwei Yu
atau Taisho Jima, Huangwei Yu atau Kuba Jima, Bei Xiaodao atau Kita
Kojima dan Nan Xiaodao atau Minami Kojima) dan tiga karang (Bei Yan
atau Kitaiwa, Nan Yan atau Minamiiwa dan Fei Jiao Yanatau Tobise).
Dimana pulau ini terletak di sebelah timur Cina, atau di sebelah selatannya
Jepang, atau di sebelah utara Taiwan. Adapun jarak masing-masing negara
dengan obyek sengketa, terlihat bervariasi. Antara Cina – “Kep Sengketa”
misalnya, jaraknya 330 km dari Wenzhou; sedang Jepang – “Kep
Sengketa” berjarak sekitar 420 km, dekat Kep Ryukyu; sementara jarak
Taiwan – “Kep Sengketa” justru lebih dekat lagi, cuma 170 km. Itulah
mapping awal dari sisi jarak.Dan menurut perspektif histori lain lagi, oleh
karena bila merujuk catatan perjalanan para leluhur Cina dan beberapa
referensi, baik catatan Liang Zhong Hai Dao Zhen Jing (1403 M); atau
catatan Chen Kan, utusan Dinasti Ming (1534 M); atau artikel
Diaoyu/Senkaku Islands Dispute: Japan and China, Oceans Apart-nya
William B. Heflin, maupun buku East Asia Before The West: Five
Centuries of Trade and Tribute (New York: Columbia University Press,
2010)-nya David C Kang, sepakat menyebut bahwa “Kep Sengketa” yang
kini diklaim tiga negara dengan berbagai nama, sejatinya merupakan
bagian teritorial Cina tempo doeloe. Perubahan atas kepemilikan terjadi
era 1894-an tatkala Cina kalah perang melawan Jepang. Traktat
Shimonoseki yang ditandatangani Cina-Jepang, mencantumkan Taiwan
dan Korea menjadi bagian wilayah Jepang. Sudah barang tentu,
pengambil-alihan Jepang atas Taiwan termasuk juga legal administrasi dari
Kepulauan Senkaku.
Kawasan Kepulauan Senkaku dekat dengan alur pelayaran utama, terbukti
kaya dengan sumber daya perikanan dan diperkirakan mengandung banyak
cadangan minyak. Argumentasi Jepang atas kepemilikan adalah bahwa
Jepang telah melakukan survei di akhir abad 19, dan mendapatkan bukti
bahwa Jepang adalah pemilik kepulauan tersebut.
China menerima dengan berat hati, namun tidak secara resmi mengajukan
protes atas penguasaan Jepang sampai sekitar tahun 1970-an. China dan
Taiwan berargumentasi bahwa bukti sejarah sebelum perang Jepang-China
pertama menunjukkan bahwa wilayah tersebut adalah milik China dan
merupakan wilayah yang dirampas oleh Jepang sehingga sewajarnya bila
dikembalikan kepada pemilik aslinya pada tahun 1945, sama seperti
wilayah lainnya yang telah dirampas Jepang.
Walaupun Amerika Serikat secara resmi memilih sikap netral dalam
sengketa Senkaku, namun wilayah ini termasuk dalam Perjanjian
Keamanan AS-Jepang (US-Japan Security), yang berarti bahwa pertahanan
terhadap pulau ini mengharuskan AS memberi dukungan militernya.
Ketegangan yang terjadi tidak begitu saja timbul, sebelumnya juga
terdapat rangkaian peristiwa yang mengarah kepada ketegangan dan
sengketa, yang dipicu pembelian tiga pulau di Kepulauan Senkaku oleh
pemerintah Jepang. Pada 1 Januari 2012, empat anggota perwakilan kota
Ishigaki Jepang mengunjungi Pulau Uotori. Sebagai balasan, sebuah grup
aktivis dari Hong Kong berusaha berlayar ke pulau tersebut sebagai protes,
walaupun mereka diblok oleh Coastguard Hong Kong.

Pada 16 Januari, Jepang mengumumkan bahwa pemerintahnya akan


menamai 39 pulau yang belum bernama dan pulau-pulau kecil tak
berpenghuni yang diklaim Jepang di Laut China Timur, termasuk di
Senkaku. Sebagai respons, juru bicara Kementerian Luar Negeri China
Liu Weimin menyatakan bahwa sikap Beijing tentang isu Kepulauan
Diaoyu sangat jelas, yaitu China memiliki kekuasaan yang tak
terbantahkan atas Kepulauan Diaoyu yang telah menjadi bagian wilayah
China sejak zaman dahulu. Berbeda dengan perspektif China yang tetap
mengkokohkan bahwa pulau tersebut milik China,dan hal ini mencuatkan
konflik panas dilaut cina timur.

Pada Maret 2012 Jepang selesai menamakan semua pulau termasuk tiga
pulau kecil Senkaku. Sebagai balasan, China juga memberi nama pada
pulau tersebut dan Menlu Yang Jiechi mendesak Jepang untuk menyadari
secara penuh kompleksitas dan sensitivitas persoalan terkait dengan
sejarah Kepulauan Diaoyu dan secara bijaksana meminta agar
penyelesaian soal yang peka ini berdasarkan kepentingan hubungan kedua
negara. Tak mau ketinggalan, Taiwan juga bereaksi dan Menlu Timothy
Yang menyatakan bahwa Taiwan akan menangani persoalan tersebut
sesuai dengan kepentingan nasionalnya.

Beberapa peristiwa lain terjadi pada 2012, antara lain pengiriman kapal-
kapal patroli China, Haijian 50 dan Haijian 66, ke sekitar Senkaku yang
tentu saja diprotes keras oleh Jepang, dan sejak itu, penekanan terhadap
klaim masing-masing sudah mulai melibatkan kekuatan bersenjata, baik
kapal angkatan laut dan coastguard. Tentu mudah diingat bahwa kapal
coastguard Taiwan dan Jepang bertabrakan di wilayah sengketa pada 4
Juli, dan masuknya tiga kapal angkatan laut China ke wilayah sengketa
beberapa hari kemudian.

Keterlibatan rakyat juga semakin menguat dengan adanya aktivis yang


turun ke lapangan, terutama aktivis Hong Kong yang mendatangi pulau
yang disengketakan, bahkan lima dari tujuh orang berhasil berenang ke
pulau. Selain itu, 150 aktivis Jepang yang diangkut dengan empat kapal
pada 18 Agustus tiba di Kepulauan Senkaku. Sepuluh aktivis berenang ke
Pulau Uoturi dan mengibarkan bendera Jepang. Peristiwa ini menyulut
protes keras dan demonstrasi di kota-kota China, termasuk Shenzen,
Chengdu, Xi’an, Jinan, dan Hong Kong yang diikuti demonstrasi keras
lainnya di kota-kota besar China dan Taiwan.
Pada September 2012, terjadi perusakan terhadap simbol-simbol Jepang
seperti mobil dan jenis usaha yang berbau Jepang. Rakyat di 85 kota di
China melancarkan protes untuk memboikot produk Jepang, yang
kemudian menjadi tidak terkendali dengan perusakan kendaraan dan harta
benda, bahkan sampai membuat warga Jepang di China merasa tidak
aman. Protes bahkan terjadi juga di Amerika, yaitu di Los Angeles,
Houston, San Fransisco, New York dan Chicago, terutama menuntut agar
AS tetap netral dalam sengketa Senkaku.
Desember 2012 Terpilihnya Shinzō Abe yang menyatakan akan
memperbaiki hubungan dengan China termasuk menyelesaikan masalah
Kepulauan Senkaku, kenyatannya Abe lebih condong kembali pada Jepang
yang lebih Amerika-sentris dengan kerjasama keamanan bersama
dibanding Jepang yang Asia-sentris.
China menetapkan Identifikasi Zona Pertahanan Udara Laut China Timur
(ADIZ), yang mencakup sebagian besar laut sengketa, termasuk langit di
atas pulau-pulau yang disengketakan,dan tentu hal ini tidak dapat diterima
oleh Jepang,hal ini dikarenakan wilayah udara ini berada dikawasan
umum,sehingga China tidak memiliki hak untuk membuat aturan sepihak,
dan bahkan Amerika menolak dengan tegas dan mengecam china untuk
menghapuskan aturan tersebut.Akibat tindakan ini Jepang dengan
tegasmemberikan peringatan apabila aturan ini tidak dihapus,Jepang akan
menurunkan militer untuk menyelesaikannya.
China mengerahkan jet tempur dikawasan laut timur,hal ini menambah
ricuh konflik dan menyebabkan pentagon juga ikut mempertegas
penolakan terhadap sikap China yang telah menyalahi aturan. Amerika
Serikat, Korea Selatan, Jepang dan negara-negara lain menuduh Beijing
meningkatkan ketegangan regional dengan mengklaim zona pertahanan
atau blok udara di Laut China Timur,hal ini dikeranakan apabila dianalisa
dari segi hukum internasional,kedua Negara yakni Jepang dan China
secara tegas belum memiliki hakuntuk mengklaim kepemilikan
wilayah,oleh karena itu tindakan China dalam memberlakukan aturan
sepihak dianggap sebagai pelanggaran dalam aturan internasional.

Dampak kasus sengketa Laut China Timur terhadap


hubungan diplomasi Jepang dengan China

Hubungan Cina dan Jepang sebagai dua kekuatan ekonomi Asia


Timur, sedang menempuh jalan terjal tak berkesudahan, meski dengan
tingkat pertukaran dagang mencapai 350 milyar dolar. Hubungan
diplomasi yang semakin meruncing akibat sengketa wilayah teritorial di
tiga pulau di Laut Timur Cina. Kedua negara ingin mengklaim pulau
tersebut menjadi miliknya sehingga kedua negara menggelar pengamanan
laut dengan meletakkan pasukan angkatan laut masing-masing negara di
sekitar lokasi tersebut. Walau kedua negara telah meratifikasi konvensi
hukum laut PBB 1982 tetapi konflik tidak terhindarkan karena kedua
negara nyatanya memiliki pandangan berbeda tentang masalah ini sebab
Jepang mengusulkan pembagian wilayah berdasar garis tengah di zona
ekonomi eksklusifnya (berjarak 200 mil dari garis dasar/baseline),
sedangkan China mengacu pada kelanjutan alamiah dari landas
kontinennya (berjarak di luar 200 mil)2.konflik perebutan pulau Senkaku
mengakibatkan hubungan ekonomi antara Jepang-Cina menjadi tersendat.
Kedua negara sebenarnya merupakan partner kerjasama ekonomi yang
cukup solid dan menjadikan kedua negara sebagai motor penggerak
ekonomi di kawasan Asia sehingga keadaan ini juga memiliki dampak
tersendiri terhadap ekonomi Asia maupun dunia secara luas. Penyebab
tersendatnya kerjasama ekonomi Jepang-Cina diakibatkan oleh adanya
gelombang protes yang dilakukan masyarakat Cina yang sangat nasionalis.
Protes masyarakat Cina yang menyatakan diri sebagai anti-Jepang ini
diharapkan mampu untuk membuat Jepang untuk meninggalkan pulau
Senkaku yang memiliki sejarah panjang dengan Cina. Hal tersebut
2
Diakses melalui http://nasional.kompas.com/read/2012/09/24/05341379/Senkaku.antara.Jepang.dan.China pada
tanggal 3 Januari2013
membuat keberadaan perusahaan-perusahaan Jepang yang lebih
didominasi oleh industri otomotif seperti Daihatsu dan Nissan, menjadi
terancam. Ancaman itu membuat banyak perusahaan Jepang ini memiliki
ketakutan akan serangan yang akan dilancarkan masyarakat Cina ke arah
mereka karena mereka sadar bahwa konflik perebutan pulau Senkaku ini
semakin hari kian memanas. Dengan meningkatnya kemarahan rakyat
China dengan membakar bendera Jepang bahkan menyerang kantor
perwakilan Jepang3, keputusan Jepang untuk menutup banyak perusahaan
besar Jepang di China rasanya menjadi hal yang sangat tepat untuk
menghindari adanya kerugian materi dan jatuhnya korban sipil masyarakat
Jepang.

Keputusan Jepang dengan menghentikan operasi perusahaan mereka


untuk mencegah konflik berlanjut ini sebenarnya memperlihatkan bahwa
Jepang lebih mempergunakan perspektif liberal (ekonomi) daripada
perspektif realis (perang) dalam menentukan solusi dan jalan keluar
konflik. Dengan keadaan yang semakin memanas bisa saja Jepang memilih
untuk mengirim pasukan militernya dan kemudian mencoba menyerang
pasukan Cina untuk memperebutkan pulau Senkaku, namun hal tersebut
belum dilakukan karena Jepang mungkin telah mempertimbangkan
konsekuensi yang akan dialami ketika perang menjadi pilihan terakhir
mereka. Jepang kemudian mempertimbangkan cara-cara untuk
menurunkan ketegangan dan memilih untuk menghindari terjadinya
konflik militer terbuka dalam proses penyelesaian konflik yakni dengan
menghentikan operasi dan kegiatan industri mereka disana untuk
sementara waktu. Hal ini menjadi sangat rasional ketika melihat Jepang
memiliki latar belakang dan concern yang besar terhadap dinamika
ekonomi baik di dalam maupun di luar negeri sehingga keputusan perang
justru pada akhirnya akan menimbulkan kerugian besar akibat banyaknya
biaya yang akan mereka keluarkan dalam operasi militer dan resiko
3
Diakses melalui http://nasional.kompas.com/read/2012/09/24/05341379/Senkaku.antara.Jepang.dan.China pada
tanggal 3Januari2013
menurunnya kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain, dalam kasus
ini adalah kerjasama ekonomi antara Jepang dan Cina itu sendiri yang
notabene saling membutuhkan peran satu sama lain sebagai cara untuk
meningkatkan ekonomi masing-masing negara.Dengan adanya konflik dil
Timur telah menyebabkan kisruh dalam dunia diplomasi Jepang dengan
China, aktivitas kedua Negara lebih berbentuk usaha memperkuat national
interest masing-masing Negara daripada mengusahakan kerja sama
diplomasi diantara kedua Negara ini,karena melihat keadaan yang begitu
kaku diantara kedua Negara ini,sangat minim untuk terbentuk kerja sama
diplomasi.
4. Kesimpulan
Kasus sengketa yang terjadi diLaut China Timur telah menyebabkan
ketegangan dalam hubungan diplomatik antara Jepang dan China. Kasus
sengketa yang bersumber pada konflik wilayah terbatas, dimana kedua negara
berusaha untuk mempertahankan klaim kepemilkan terhadap kepulauan yang
terletak di Laut China Timur tersebut,ssepanjang kasus ini berbagai macam
insiden terjadi baik yang dipelopori China maupun Jepang. Berawal dari kapal
nelayan Cina dengan dua kapal patroli Jepang di perairan dekat kepulauan
yang sedang dipersengketakan tersebut hingga pada akhir tahun 2013
memuncak pada kasus identifikasi zona udara yang dilakukan oleh
China,yang akhirnya bukan hanya Jepang yang bertindak terhadap aksi yang
dilakukan China,melainkan Negara-negara didunia juga turut mempersoalkan
tindakan yang dilakukan China. Dengan rentetan konflik dalam sengketa
dikawasan laut timur China,hubungan diplomasi Jepang dan China semakin
menjauh,dan justru menjurus kearah perang.
DAFTAR PUSTAKA

 Archer, Clive. International Organizations. London: Routledge, 2000.

 Baylis, John and Steve Smith. 2001. The Globalization of World Politics:
An Introduction to International Relations 2nd edition. Oxford: Oxford
University Press.
 Frankel, Benjamin. Roots of Realism. London: Frank Cass and Company,
1996

 Griffiths, Martin and Terry O’Callaghan. 2002. International Relations:


The Key Concepts. London and New York: Routledge.
 http://www.csis.or.id/scholars_opinion_view.asp?op_id=216&id=47&tab=
2
 Jackson, Robert and George Sorensen. 1999. Introduction to International
Relations. New York: Oxford University Press.
 Morgenthau, Hans J. 1985. Politics Among Nations: The Struggle for
Power and Peace. New York: Alfre A. Knopf.
 http:// www.dw.de/hubungan-sulit-cina-dan-jepang/a-16272098
 http://www.wartanews.com/internasional/7343d120-5ff0-544f-9c62-
38a10e750abe/tegang-dengan-cina-jepang-luncurkan-unit-militer-di-laut-
cina-timur
 http://www.fkpmaritim.org/potensi-konflik-di-laut-cina-selatan-bagian-2/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Cina_Timur
 http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang
 http://rajasamudera.com/2012/09/akankah-eskalasi-konflik-laut-china-
timur-menjadi-pemantik-perang-dunia/

También podría gustarte