Está en la página 1de 34

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Waham
Waham adalah Kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir tidak
sesuai dengan orang lain dan kontraksi dengan realita social (Stuard and
Sundan,1995). Waham adalah Suatu kepercayaan yang salah ketentuan kenyataan
tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latar social budaya (Raulins, 1997).
Waham adalah Bentuk lain dari proses kemampuan pikiran untuk di uji dan
evaluasi secara nyata (Yudit Heber,1987). Waham adalah Kelainan atau tidak
cocok dengan iteligensia dan latar belakang kebudayaan biarpun kemustahilan itu
(W.F.Maramis,1991).

B. Rentang Respon Neurobiologi :

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Pikiran logis - Kelainan pikiran /delusi


- Persepsi akurat - Ketidak mampuan untuk
- Emosi konsinten dengan mengalami emosi
pengalaman - Perilaku ganjil/tak lajim
- Perilaku social - Menarik diri
- Hubungan sosial - Ilusi
- Reaksi emosional
berebihan
C. Jenis – jenis waham
Waham dapat di klasipikasikan menjadi 8 macam :
1. Waham agama yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan dengan bertindak yang tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Waham kebesaran yaitu klien yakin bahwa ada orang atau kelompok orang
yang sedang mengncam dirinya yang di sampaikan berulang-ulang yang
tidak sesuai dengan kenyataannya.
3. Waham nihilistik yaitu klien bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia
ini Yang disampaikan secara berulang – ulang yang tidak sesuai dengan
kenyataannya
4. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien dengan berlebihan tentang dirinya
atau kekuasaan nya

1
5. Waham somatic yaitu bahwa bagian tubuh nya tergangu atau terserang
penyakit dan didalam tubuh nya terdapat binatang
6. Waham sisip pikir yaitu klien bahwa ada pikiran orang lain yang
disispkan/dimasuk kan kedalam pikiran nya
7. Waham siar pikir yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi
pikirannya, padahal dia tidak pernah mengatakan pikiran nya kepada orang
tersebut
8. Waham control pikir klien yaitu bahwa pikiran nya dikontrol dari luar

D. Patofisiologi waham
1. Hipotesis yang yang mengarah kan bahwa terjadinya waham oleh karena
terjadinya disfungsi fisiologi dan bikenis yang spesifik yang menyadasari
proses penyakit yang akhirnya akan menimbulkan persepsi yang salah.
2. Mengetahui isi waham resebut
3. Hasil dari mekanisme pertahanan yang ego, pasien mengatasi rangsangan-
rangsangan yang atau ancaman dirinya karena adanya konflik-konflik yang
menyebabkan longgarnya hubungan diri pasien dengan realita.
4. Kecenderungan memalsukan realitas atas dasar – dasar harapan yang pada
kecemaan-kecemasan.
5. Daya pikir kritis satu menjadi berat sebelah daya pikir kritis tidak
berfungsi, maka menjadi tidak mampu mengadakan koreksi terhadap
upaya kualitas tadi.

E. Faktor Predisposisi
 Faktor Perkembangan
Hal ini ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan, misalnya rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan
dalam mengungkapkan perasaan, proses kehilangan yang berkepanjangan.

 Faktor Lingkungan
Sektor lingkungan yang tidak terapetik sering mengancam dan sering
menimbulkan ces berkepanjangan bagi individu sehingga individu
mengisolasi diri dari llingkungan eksternal yang dapat menyebabkan
gangguan orientasi realitas yang salah, gangguan proses pikir yang
dimanifestasikan dengan waham.

2
F. Faktor Prespitasi
Merupakan jangkauan kejadian telah menimpah manusia dalam menjalani
hidupnya menjadi factor pencetus timbulnya waham, adapun factor pencetus
itu meliputi :
 Biologis
1. Gangguan dalam peraturan umpan balik otak yang mengatur proses
transformasi.
2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan
ketidakmampuan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
 Dimensi social
Klien dengan dengan waham statu emosional didapat data sebagai berikut:
1. Ekpresi emosional kadang-kadang tidak ada
2. Takut belebihan sehinga menolak /mengisolasi diri
3. Mencurigai pada orang lain dan tidak percaya pada orang lain
4. Kasar tidak mengargai dan suka marah
5. Terlihat bingung dan berfantasi
6. Merasa bersalah dan malu
7. Bermusuhan
 Dimensi Intelektual :
Pada dimensi ini dikaji :
1. Adanya persepsi yang salah
2. Kesulitan mengambil keputusan
3. Perubahan proses pikir,tibulnya keinginan bunuh diri atau melukai orang
lain
4. Bingung
5. Mengunakan mekanisme pertahanan diri,denial,dan regresi

G. Karakterisrik Perilaku Waham


1. Isi pikiran tidak sesuai dengan kenyataan
2. Tidak bias membedakan antara nyata dan tidak nyata
3. Menolak makan obat
4. Menghindar orang lain
5. Ekpresi wajah sedih,gembira ketakutan
6. Mudah tersinggung
7. Tidak ada perhatian terhapa asuahan mandiri
8. Mendominasi pembicaraan
9. Perubahan kegiatan sosia.

3
H. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Karakteristik perilaku klien :
1. Usaha buhuh diri atau membunuh orang lain
2. Menolak makan obat
3. Tidak ada perihatian terhadap asuahan keperawatan
4. Ekspresi muka sedih / gembira,ketakutan
5. Gerak tidak terkontrol
6. pembicaraan Mudah tersinggung
7. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
8. Menghindari orang lain.
9. Mendominasi pembicaraan
10. Berbicara kasar.
11. Menjalan kan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali
tidak melaksanakannya
12. Perubahan seksual

b. Masalah keperawatan
a. Pontensial mencederai diri,orang lain atau merusak lingkungan .
b. Ganguan hubungan sosial bermusuhan,manipulasi atau ketakutan.
c. Potensi gangguan nutrisi pemasukan tidak sesuai dengan pemasukan
d. Gangguan asuhan mandiri
e. potensi bunuh diri/orang lain

c. Perencanaan
Langkah–langkah kedua dari proses keperawatan adalah
perncanaan sebelum nya merumuskan rencana tindakan keperawatan maka
perlu dirumuskan tujuan.Adapun tujuan yang akan dicapai pada klien
dengan waham kebesaran adalah:
1. Klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain,setelah berbina
hubungan saling percaya
2. Klien mampu membina dan mempertahan kan hubungan akrab dengan
orang lain,tampa perasaan tertekan dan terancam.
3. Klien dapat mempertahan kan keseimbagan nutrisi ,cairan dan
eliminasi
4. Klien dapat melakuakan asuhan mandiri.

d. Tindaan Keperawatan
1. Psikoterapeutik
a) Bina Hubungan saling percaya :

4
 Bicara debgan pasien secara jujur,singkat,jelas,dan mudah
dimengerti
 Pehatikan pada saat pasien berbicara tanpa meremeh kan
pertahan kan kontak mata
 Dengan pernyataan pasien tentang waham nya tanpa menentang
dan menyetujui nya
b) Berbicara terbuka :
 Tidak berbisik.
 Tidak behenti berbicara pada saat pasien mendekat.
 Tidak memakai kata-kata sendiri.
c) Bantu klien mengatakan harga diri nya
 Libatkan klien dalam kegiatan idividu,kemudian secara betahap
kedalam kelompok yang. lebih besar.
 Berikan klien kegiatan sesuai dengan minat dan kemanpuan
nya.
 Beriakn umpan balik dan pujian atas keberhasilan yang di capai.
d) Bantu klien dalam menentukan cara masalah menyelesaikan
masalah (koping) yang konstruktif.
 Bersama klien identifikasi masalah yang di hadapi
 Menyatakan pada klien bahwa perawat memakai
permasalahannya
 Tanyakan cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui
masalahnya dan bicarakan dengan klien mencari dari cara yang
digunakan tersebut
 Bersama klien mencari alternative cara untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya
 Beri dorongan pada klien untuk memilih cara yang tepat dan
membicarakan konsekuensinya dari ara tersebut
 Beri keempatan kepada klien untuk mencoba menggunakan
yang telah dipilih
 Beri pujian atas keberhasilan klien
 Bimbing klien untuk mencoba cara yang lain
 Bimbing pasien untuk mencoba cara yang lain
2. Pendidkan kesehatan
a) Bantu klien mengenali wahamnya
 Sediakan tempat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan

5
 Bersama kliien menentukan lamanya pertemuan dan topic yang
akan dibbicarakan
 Bersama klien identifikasi pikiran dan keyakinannya yang tidak
sesuai dengan kenyataan setelah terbina hubungan saling
percaya
 Jelaskan kepada klien bahwa wahamnya meripakan masalh yang
perlu penanganan dan jika klien tidak mampu mengatasi
perawat siap untuk membantu
 Mintalah pada klien agar segeramengunjungi perawat bila
merasa sulit mengendalikan perilakunya
b) Ikut sertakan Keluarga dalam Mengatasi Kien
 Jelaskan kepada keluarga bahwa pikiran dan perilaku klien
merupakan perlindungan dirir terhadap persaan tidak amannya
dan diluar control kesadarannya
 Jelaskan kepada keluarga tanda-tanda meningktanya wahwam
dan jelaskan cara-cara mengatasinya
 Berikan informasi tepat untuk mendapatkan bantuan bila
diperlukan
3. Kehidupan Sehari-hari(ADL)
a) Bimbinglah pasien memenuhi nutrisi
 Pantau pola makan klien
 Ajak klien keruang makan
 Beri dorongan pada klien untuk memcicipi makanann yang
disediakan
 Tanyakan alasan klien jika menolak makan
 Beri kesempatan pada klien mengambil sendiri makananya jika
dia mempunyai keyakinan bahwa makanan yang disediakan ada
racunnya
 Beri kesempatan pada klien menggatinya dengan makanan
dalam kemasan bila perlu
b) Bimbing klien mempertahankan keseimbangan kegiatan,istirahat
tidur:
 Pantau tanda-tanda vitalsign:suhu,nadi,tekanan darah dan berat
badabn secara teratur,sesuai dengan kondisi klien
 Sediakan tempat tidur yang aman dan nyaman bagi klien

6
 Anjurkan dan membimbing klien berdoa sebeluum tidur
 Berikan kegietan secara bertahap
c) Bimbing klien melaksanakan asuhan mandiri
 Tanyakan kepada klien alasannya apabila dia menolak
melaksanakan kebersihan dirinya
 Beri kesempatan pada klien untuk menampung air sendiri bila
pasien yakin bahwa air yang disediakan telah diracuni
 Bimbing klien mandi,gosok gigi,keramas dan berpakaian rapi
 Beri pujian atas kebersihan klien

4. Terapi Somatic
a) Beri obat sesuai dengan program medis:
 Diskusikan dengan dokter apa bila klien menolak minum obat
untuk mengganti dengan obat lain.
 Ajak klien brbicara untuk menyakin kan bahwa obat nya
benar-benar bisa di telan.
 Beri pujian atas kerja sama dalam minum obat nya.
 Catat hasil pemberian obat dalam respon klien

5. Lingkungan therapeutic
a) Sediakan Lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita
 Sediakan alat penunjuk waktu seperti jam dan alamat
 Beri tanda nama pada setiap tempat di ruang rawat
 Kenalkan secara bertahap dan berulang tentang waktu dan
tempat
b) Sediakan Lingkugan sosial
 Petugas memakai tanda pengenal
 Panggil nama klien sesuai dengan nama panggilannya
 Kenalkan kembali namanya , bila klien memanggil tdak sesuai
dengan sebenarnya
 Ikut sertakan klien dalam kegiatan kelompok jika klien sudah
dapat beradaptasi

7
 Konsultasikan kllien pada tempat-tempat umum seperti rumah
sakit seperti : apotik, kafetaria , tempat-tempat rekreasi.
 Beri pujian atas keberhasilan klien.

6. Evaluasi
Evaluasi/hasil yang diharapkan pada pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan waham kebesaran skizofrenia paranoid adalah
sebagai berikut :
a Klien dapat mengontrol emosi dan perlakuan dalam berhubungan
dengan orang lain.
b Klien dapat merasa aman dan dapat berinteraksi dengan orang lain
dan lingkungannya.
c Berat badan klien sesuai dengan criteria pada pola eliminasi
teratur.
d Klien memperllihatkan penampilan yang rapid an bersih.
e Klien menyatakan tidak akan melakukan bunuh diri/membunuh
orang lain.

BAB II
TINJAUAN KASUS

RUANG RAWAT : DOLOK MARTIMBANG


TANGGAL DIRAWAT : 13 Juli 2018

I. IDENTITAS KLIEN

8
Inisial : Tn. B Tanggal pengkajian : 17 September 2018
Umur : 25 tahun No.Rekam Medik : 03.89.97
Informant : Klien dan status klien

9
II. ALASAN MASUK
Klien dibawa oleh keluarganya karena perilaku klien yang suka marah-
marah, mengamuk, berbicara banyak bahwa dia adalah anggota Polisi serta
mengatakan dirinya paling hebat, sehingga menggangu lingkungan sekitar
dan keluarga.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil Tidak Berhasil

3. Trauma : Pelaku/ Usia Korban/ Usia Saksi/ Usia


Aniaya Fisik  / 30 Thn  / 30 Thn  / 30 Thn
Aniaya Seksual  / 30 Thn  / 30 Thn  / 30 Thn
Penolakan  / 30 Thn  / 30 Thn  / 30 Thn
Kekerasan Dalam Kel.  / 30 Thn  / 30 Thn  / 30 Thn
Tindakan Kriminal  / 30 Thn  / 30 Thn  / 30 Thn
Jelaskan :
 Klien tidak ada gangguan jiwa sebelumnya
 Tidak ada pengobatan sebelumnya
 Adanya Trauma yang di lakukan klien dimana klien bertindak sebagai
pelaku dengan melakukan kekerasan fisik, penolakan, dan kekerasan
dalam keluarga terutama terhadap ibu dan saudara kandungnya.
Masalah Keperawatan : Ganguan perilaku sosial dengan melakukan
kekerasan fisik.

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Ya √ Tidak
Penjelasan : Dalam keluarga hanya klien yang mengalami
gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien merasa kecewa
dan sedih karena tidak lulus menjadi anggota Polisi dan juga putus dari
pacarnya.
Masalah keperawatan : Koping individu inefektif

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 120/80 mmHg HR :80x/i
0
Temp : 36 c RR : 18x/i
2. Ukur : TB :180 cm BB : 80 kg
3. Keluhan fisik Ya Tidak

Jelaskan : Klien tidak memiliki keluhan tentang fisiknya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

: Laki- laki Meninggal


: Laki- laki
: Perempuan
: Klien

Jelaskan : Klien anak ke 1 dari 5 bersaudara


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Klien memiliki postur tubuh yang bagus dan klien
menyukainya.
b. Identitas :
Klien sebagai seorang anak laki-laki tertua dari empat orang adik klien
c. Peran :
Klien tidak mampu melaksanakan peran sebagai anak tertua dan abang
dari ke empat adiknya
d. Ideal diri :
Klien menginginkan agar ia cepat sembuh agar dapat kembali bersama
keluarganya.
e. Harga Diri :
Klien merasa tidak berguna bagi keluarganya
Masalah keperawatan : Harga diri rendah.

3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat:
Klien mengatakan bahwa ibu dan saudaranya adalah orang yang berarti
bagi klien karena Ibu dan saudaranya baik kepadanya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
c. Klien Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

4. Spritual
a. Nilai dan Keyakinan :
Klien bergama Kristen dan percaya pada Tuhan.
b. Kegiatan Ibadah :
Setelah masuk jarang berdoa dan beribadah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

12
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi  Penggunaan pangkaian tidak sesuai
 Cara pakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien berpenampilan kurang rapi dan bersih, rambut sering disisir
, mandi sesuai waktu.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

2. Pembicaraan
 Cepat  Keras  Gagap  Inkoheren  Apatis
 Lambat  Membisu  Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelasakan : Klien berbicara normal dan dapat dipahami dan dalam berbicara
sesuai topik pembicaraan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik
 Lesu  Tegang  Gelisah  Apatis  Tik
 Grimasen  Tremor  Komplusif
Jelaskan : Klien tidak memiliki gangguan pada aktivitas motorik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

4. Suasana Perasaan
 Lesu  Ketakutan  Putus asa  Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien selalu mengatakan bahwa ia seorang anggota Polisi dan
akan menjadi gubernur
Masalah keperawatan :

5. Afek
 Datar  Tumpul Labil  Tidak Sesuai
Jelaskan : Klien dapat merespon sesuai dengan stimulus yang di berikan

13
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

6. Interaksi Selama Wawancara


 Bermusuhan  Tidak kooperatif  Mudah tersinggung
 Defensif  Curiga  Kontak mata berkurang
Jelaskan : Selama wawancara klien defensif, selalu berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal

7. Persepsi
 Pendengaran  Pengelihatan  Perabaan  Pengecapan
 Penghirupan
Jelaskan : Tidak di temui gangguan persepsi halusinasi baik pendengaran,
penciuman dan penglihatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan

8. Proses Pikir
 Sirkunstansial  Tangensial  Kehilangan Asosiasi
 Flight of ideas  Blocking  Pengulangan Pembicaraan
Jelaskan : Klien bicara yang diulang berkali-kali
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

9. Isi Pikir
 Obsesi  Fobia  Hipokondria  Deporsonalisasi
 Ide yang terikat  Pikiran magis
Jelaskan : Klien mengatakan dia seorang anggota Polisi, menganggap dirinya
sebagai Tuhan dan tujuannya datang kedunia untuk menyelamatkan malaikat
lucifer.
Masalah Keperawatan : Gangguan isi pikir Waham kebesaran

10.Waham

14
 Agama  Somatik  Kebesaran  Curiga Nihilstik
 Sisip pikir  Siap pikir  Kontrol pikir
Jelaskan : Klien mengatakan dia seorang anggota Polisi, menganggap dirinya
sebagai Tuhan dan tujuannya datang kedunia untuk menyelamatkan malaikat
lucifer.
Masalah Keperawatan : Gangguan isi pikir Waham

11.Tingkat Kesadaran
 Bingung  Sedasi Stupor
Disorientasi :
 Waktu  Tempat  Orang
Jelaskan : Klien mampu berorientasi pada waktu tempat, klien masih dapat
mengenali orang di sekitarnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah

12.Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang  Konfabulasi
 Gangguan daya saat ini  Gangguan daya ingat
jangka pendek
Jelaskan : Klien dapat mengingat kejadian yang di alaminya dan dapat
menceritakannya kepada perawat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13.Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung


Mudah beralaih  Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Klien dapat berhitung sederhana tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14.Kemampuan Penilaian
 Gangguan ringan  Ganguan bermakna

15
Jelaskan : Klien dapat memutuskan pilihan sederhana tanpa bantuan orang
lain, misalnya makan sesudah mandi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

15. Daya Tilik Diri


 Mengikari penyakit yang diderita  Menyalakan hal- hal diluar
dirinya.
Jelaskan : Klien menyadari saat ini dirinya sedang berada di Rumah Sakit
Jiwa Sumatra Utara dengan tujuan menjalakan tugas dari polisi menjaga
orang sakit.
Masalah Keperawatan :
VII. KEBTUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara

yang baik seperti biasanya, klien makan 3x sehari,

pagi,siang dan malam. Klien BAB 1x sehari dan BAK

kurang lebih 5x sehari, dan mampu melakukan

eliminasi dengan baik, menjaga kebersihan setelah

BAB dan BAK dengan baik

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

5. Mandi
Bantuan minimal Bantual total

6. Berpakaian/berhias
Bantuan Minimal Bantuan total

16
7. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : ±2 jam

Tidur malam lama :±6 jam


6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total


7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
8. Kegiatan didalam ruangan k
Mempersiapkan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya n Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan diluar ruangan
Belanja Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak

VIII. MEKANISME KOPING

Bicara dengan orang lain Minum alkohol



 Mampu menyelesaikan masalah Reaksi
lambat/berlebih

 Teknik relaksasi Bekerja berlebih

Aktivitas konstruksi Menghindar

 Olahraga Mencederai diri

Lainnya Lainnya

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

17
Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor predisposisi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Lainnya

X. ASPEK MEDIK
Diagnosis Medik : Skizofrenia paranoid

Therapy Medik : Steroid 1 ampl

Clozapine 1x1

Trihexypenidil 2mg 2x1

Resperidon 2mg 2x1

XI. Analisa Data

No. Data Masalah

1. DS : Gangguan isi fikir: Waham


Kebesaram
Klien mengatakan dirinya adalah
orang paling hebat dan seorang
anggota kepolisian

DO :

Klien suka marah-marah,


mengamuk dan berbicara banyak,
kehebatan

18
2. DS : - -

DO :

- Klien baru mengalami gejala ini ± 2


bulan yang lalu
- Klien suka bertengkar dengan
teman-temannya selama di RSJ
GANGGUAN komunikasi verbal
DS : -
DO :Klien berbicara kacau, binggung
3.
dan berbelit-belit

DS :
Klien merasa malu berinteraksi
dengan orang lain
DO : Gangguan konsep diri: Harga diri
Ekspresi muka sedih dan murung rendah
4.

5. DS : Koping individu inefektif


Klien merasa sedih karena gagal
menjadi anggota polisi

DO :
Klien termenung dan berdiam diri
6. DS : Resiko mencederai orang lain
Klien di bawa ke rumah sakit
karena suka marah-marah,
mengamuk, berbicara banyak dan
cepat serta hampir mencederai
orang-orang di sekitarnya
DO : -

19
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan isi fikir: Waham Kebesaran
2. ResikoTinggi melakukan tindak kekerasan
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
5. Koping individu inefektif
6. Resiko mencederai orang lain

XIII. POHON MASALAH

GANGGUAN
komunikasi VERBAL

Gangguan proses pikir 1. Kerusakan


CP waham komunikasi
verbal

Harga diri rendah

Koping individu
inefektif

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Isi Pikir: Waham Kebesaran

20
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

XV. RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Strategi Pertemuan I Dengan Gangguan Proses Pikir Waham Kebesaran
1. Kondisi Pasien
Tn. B 25 tahun dirawat di ruang Dolok Martimbang ,klien mengatakan
seortang anggota Polisi
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir Waham Kebesaran
3. Tujuan
• Klien dapat membina hubungan saling percaya
• Klien dapat mengindentifikasi kemampuan yang dimiliki
• Klien dapat mengindentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
• Klien dapat berhubungana dengnan realitas
• Kien dapat menggunakan obat untuk wahamnya dengan baik

4.Tindakan Keperawatan
Strategi Pertemuan I
- Bina hubungan saling percaya
- Mendiskusikan pasien memenuhi kebutuhannya
- Membantu klien memenuhi kebutuhannya
- Mennganjurkan klien jadwal kegiatan harian
Pertemuan II
- Mengevaluasi jadwal harian klien
- Mendiskusikan ttg kemampuan yanng dimilki
- Melatih kemampuan yang dimiliki Pertemuan III
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- memberikan penggunaan obat secara teratur
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
- Implementasi
- Fase Orientasi:

21
- Salam Terapeutik:
- P: Selamat pagi pak
- K: Selamat pagi Juga sus
- P: Perkenalkan nama saya suster Ruth atau boleh juga bapak panggil
suster, saya perawat dari Universitas Prima Indonesia Medan, kalau boleh
tau nama bapak siapa dan senangnya di panggil apa?
- K: Nama saya Bobby saya sering dipanggil Bobby.
- P: Bagaimana keadaan bapak hari ini?
- K: Keadaan saya hari ini baik-baik saja
- Kontrak:
- P:Bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang sebentar? Cuma 20
menit,apakah bapak mau?
- K: Saya mau sus, Tempatnya terserah suster saja
- P: Baiklah bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini saja pak?
- K: Ya sudah disini juga tidak apa-apa
- P: Bapak tinggal bersama siapa?”
- K: Saya tinggal bersama keluarga saya sus
- P: Siapa yang paling akrab dengan bapak?
- K:Yang paling akrab dengan saya adalah ibu saya sus
- P: Apa yang membuat bapak akrab dengannya?
- K: Karena ia adalah sosok ibu yang baik dan penyayang
- P: Apakah pekerjaan bapak sebelum masuk rumah sakiit?
- K: Saya hanya seorang polisi sus
- P:Kenapa bapak tinggal di tempat seperti ini?
- K: Saya gak tau sus, keluarga saya mengatakan saya sakit makanya saya
dibawa kesini
- c.Terminasi
- P: Bapak, apakah sudah tau siapa bapak yang sebenarnya?
- K: Iya sus, saya polisi sus
- P: Iya pak, terima kasih sudah tau bapak sebenarnya
- Kontak yang akan datang

22
- P: Besok kita akkan bertemu lagi di tempat ini pukul 10 pagi ya pak, untuk
membicarakan tentang dukungan keluarga dan menggunakan obat dengan
benar selama 15 menit, apakah bapak bersedia?
- K: Ia sus terima kasih

Strategi pertemuan II
a.Orientasi:
Salam Terapeutik:
P: Salamat pagi pak, masih ingat dengan saya?
K: Masih suster Ruth kan?
P: Seperti janji kita kemarin,kita ingin berbincang-bincang iya kan?
K: Baik sus,
P: Bolehkan saya tanya bapak hari ini?
K: Siap sus,

b. Kerja
P: Hobby bapak apa?
K: Menyanyi sus
P: Oh begitu, kalau begitu bapak harus kembangkan hobby itu
K: Iya sus, saya ingin menjadi youtuber agar video nyanyi saya dilihat banyak
orang.

c.Terminasi
Evaluasi subjectif
P: Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan saya
mengembankan kemampuan yang bapak miliki?
K: Senang sus.

Kontrak yang akan datang

23
P: Baiklah pak, besok kita jumpa lagi ya pak, jam 3 sore kita akan
berbincang-bincang cara minum obat yang baik dan benar, apakah bapak
bersedia?
K: ya sudah terimakasih suster

Strategi Pertemuan III


a.Orientasi
Salam terapeutik
P: Selamat pagi pak,masih ingat dengan saya?
K: Masih buk suster. Suster Ruth kan?
P: iya,betul
P: Semalam kita sudah janji, kita mau berbincang-bincang tentang bagaimana
penggunaan obat yang baik dan benar, apakah bapak bersedia?
K: Baiklah suster saya bersedia
K: siap sus

b.Kerja
P: Hari ini saya akan memberikan cara minum obat yang benar ya pak,
K: Iya suster
P: Obatnya ada 3 macam
CPZ warna orange
HLD warna pink
THP warna putih
Diminum 3 kali sehari setelah makan, setelah di minum mulut bapak akan
tersa kering, sebaiknya bapak banyak minum air putih
K: Iya sus saya akan coba
P: Baiklah bincang-bincang sampai disini dulu ya, kapan-kapan saya akan
mengunjungi bapak,mudah-mudahan apa yang telah saya informasikan dapat
bapak laksanakan, kami permisi dulu.

c.Evaluasi

24
Dalam kasus ini setelah dilakukan asuhan wawancara pada klien yang
mengalami masalah proses pikir, waham yang hampir mencapai tahap
keberhasilan di tandai dengan klien sudah dapat membina hubungan saling
percaya, selain itu klien dapat mengeditifikasikan kemampuan positif dan
mempraktekkannya. ya pak

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Klien dengan Harga Diri


Rendah
Strategi Pertemuan Pertama :
1. Kondisi klien
Klien merasa dirinya tidak berguna
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep diri Harga diri Rendah
1. Tujuan ;
- membantu klien meningkatkan rasa percaya diri sendri
- mendiskusikan kemampuan dan aspek positip yang masih di miliki
klien
- membantu pasien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan.
2. Tindakan keperawatan :
strategi pertemuan 1
- mengindentipikasi aspek yang memilki pasien
- menilai kemempuan yang dapat dilakukan pada saat ini
- melatih kemampuan yang di lakukan
strategi pertemuan II
- mengevaluasi latihan I
- memilih kemampuan yang dapat dilakukan (kemempuan II)
- melatih 2 kemampuan yang di pilih
strategi pertemuan III
- mengevaluasi latihan I dan II
- memilih kemampuan yang dapat dilakukan (kemempuan III)
- melatih 2 kemepuan yang di pilih

25
3. strategi pertemuan :
a. orientasi :
salam terapiutik :
p : selamat pagi pak, bagaimana masih kenal dengan saya lagi ??
k : pagi juga sus, jelas sus saya masih ingat, suster rutg kan ??
P : bagaimana perasaan bapak hari ini ??
K : baik sus
P : apa yang pabak pikirkan ??
K : ada sus !!
P : bagaimana kalau kita berbincang –bincang tentang perasaan bapak
K: mau sus, tapi waktunya 20 menit saja ya, karena saya mau baca buku
P : mau duduk dimana pak ??
K : diruangan tamu saja sus

b. kerja
P : bagaimana perasaan bapak setelah masuk rumah sakit ??
K : ya sus, saya sedih, karena saya tida berkumpul dengan keluarga
P : bagaimana rencana bapak untuk mencapai keinginan bapak ??
K : Berdoalah supaya cepat sembuh
P : bagaimana pewrasaan bapak kalau keingnan itu tercapai ??
K : senang sus.

c. terminasi
Evaluasi subjektip
P : baiklah kita sudah berbincang-bincang bagaimana perasaan bapak
setelah berbincang-bincang
K: saya senang sus
P : bagaimana kalau kita besok bertemu lagi, untuk melatih kemampuan
yang bapak miliki ?? mau kan ??
K : Ya sus saya mau

26
P : baik pak, kita akan bertemu lagi besok jam 10 di tempat ini untuk
mengobrol tentang kemampuan yang dapat bapak lakuakan dan melatih
kemampuan yang bapak pilih ..... bersediakah ??
K : baik sus.

XVI. Implementasi

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP)


/ Jam

27
Perubahan S:
proses  Bina hubungan
pikir:  klien diam.
saling percaya
 klien tidak mau
waham  Mendiskusikan
menjawab nama dan
kebesaran pasien memenuhi
asal.
kebutuhannya  Klien mengatakan tidak
 Membantu klien nyaman jika di tanya
memenuhi tentang dirinya
kebutuhannya
 Menganjurkan O:
klien jadwal
 Klien tidak dapat
kegiatan harian
memenuhi kebutuhan
 Mengevaluasi sehari-hari
jadwal harian klien  Seperti mandi, ganti
 Mendiskusikan baju dan minum obat
tentang
kemampuan yanng A:
 Secara kognitif klien
dimilki
belum mampu
 Mengevaluasi
mengontrol
jadwal kegiatan
pembicaraan nya
klien
dengan baik dan
 memberikan
pemenuhan kebutuhan
penggunaan obat
masih di bantu oleh
secara teratur
perawat
 Menganjurkan
klien memasukkan P:
 Mengevaluasi ketidak
dalam jadwal
mampu klien membuat
kegiatan harian
jadwal kegiatan harian

Terapkan
 Mandi dengan teratus 2

28
 Menanyakan
perasaan klien
 Membina hubungan
saing percaya

 Mendiskusikan
pasien memenuhi
kebutuhannya

 Membantu klien
memenuhi
kebutuhannya

 Menganjurkan klien
jadwal kegiatan
harian

 Mengevaluasi jadwal
harian klien

 Mendiskusikan
tentang kemampuan
yanng dimilki

29
 Mengevaluasi jadwal
kegiatan klien

 memberikan
penggunaan obat
secara teratur

 Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian

 Menanyakan
perasaan klien

 Membantu klien
memenuhi
kebutuhannya

 Menganjurkan klien

30
membuat jadwal
kegiatan harian

 Mendiskusikan
tentang kemampuan
yanng dimilki

 Mengevaluasi jadwal
kegiatan klien

 memberikan
penggunaan obat
secara teratur

 Mengevaluasi jadwal
harian klien

BAB IV
PEMBAHASAN

1.1. Pengkajian
Dalam pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat melakukan
pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit jiwa Prof Dr. Muhammad Ildrem
Provensi Sumatera Utara Medan yang mana pada tahap ini penulis mengalami
tidak mengalami kendala dalam memperoleh data dan riwayat keluarga karena
selama penulis melakukan pengkajian pada klien keluarga pernah datang
berkunjung ke Rumah Sakit jiwa Prof Dr. Muhammad Ildrem Provensi Sumatera
Utara Medan,maka upaya yang dilakukan panulis adalah :
1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada klien
agar klien lebih terbuka dan lebih percaya dengan menggunakan
perasaannya.

31
2. Mengadakan pengkajian klien dengan wawancara.
3. Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status klien,melihat buku
rawatan dan bertanya kepada pegawai ruangan Singgalang tentang
keadaan pasien.

4.2. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan pada teoritis adalah :
1. Gangguan isi fikir: Waham Kebesaram
2. Resiko Tinggi melakukan tindak kekerasan

3. Kerusakan komunikasi verbal

4. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

5. Koping individu inefektif

6. Resiko mencederai orang lain

4.3. Perencanaan
Penulis melakukan rencana tindakan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
diagnosa,dalam hal ini penulis tidak ditemukan kesenjangan.

4.4. Implementasi
Implementasi merupakan perwujudan dari perencanaan yang merupakan
serangkaian tindakan,disini perawat menjelaskan tindakan untuk diagnosa
keperawatan : Gangguan Isi Pikir Waham Kebesarsan, dan Gangguan konsep diri:
Harga diri rendah

Dari setiap diagnosa keperawatan dapat mengimplementasikan sebagai


berikut: membina hubungan saling percaya, bercakap-cakap sendiri, melakukan
aktivitas sesuai jadawal dan minum obat secara teratur.Mengidentifikasi
penyebab menarik diri,mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain,membina
klien dalam berhubungan dengan orang lain secara bertahap.Mengidentifikasi cara

32
meningkatkan harga diri klien dengan cara membimbing untuk mengidentifikasi
kemampuan yang ada pada klien dan aspek positif yang dimiliki klien seperti
kegiatan pasien diruangan.
Untuk implementasi kepada keluarga pada tiap-tiapa diagnosa tidak dapat
dilaksanakan karena penulis tidak pernah berjumpa dengan keluarga klien
( keluarga tidak pernah berkunjung ).

4.5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, perawat dapat melihat hasil dari tindakan asuhan
keperawatan dengan diagnosa Gangguan Isi Pikir Waham Kebesaran,klien sudah
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dengan cara melakukan
perkenalan.Klien sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain dan klien sudah
dapat mengontrol Waham Kebesarannya ,dan dapat minum obat sesuai dengan
jadwal.
Hasil evaluasi pada diagnosa menarik diri klien sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain,meningkatkan harga dirinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis menggunakan landasan teoritis dan melaksanakan Asuhan


keperawatan pada Tn. B Di ruang Dolok Martimbang Rumah Sakit jiwa Prof Dr.
Muhammad Ildrem Provensi Sumatera Utara Medan dengan masalah utama Isi
Pikir Waham Kebesaran, maka penulis mengambil kesimpulan. Selanjutnya
menyampaikan saran semoga dapat menjadi pertimbangan dalam melaksanakan
pelayanan maupun perawatan pada klien dengan Isi Pikir Waham Kebesaran
dimasa yang akan datang dan bermanfaat bagi pembaca.

12.1. Kesimpulan
1. Gangguan dengan Isi Pikir Waham Kebesaran dengan keadaaan yang tidak
nyata.

33
2. Dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Isi
Pikir Waham Kebesaran perlu adanya kerjasama antara perawat, klien
serta keluarga,tim kesehatan lainnya untuk pelaksanaan proses
keperawatan demi kesembuhan klien.
3. Klien dengan perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran perlu
adanya pendekatan perawat dengan klien untuk membina hubungan saling
percaya dan tidak membiarkan klien menyendiri atau menghayal untuk
menghindari munculnya Gangguan Kebesaran Waham Kebesaran seperti :
menghardik halusinasi, mengajak klien bercakap-cakap, melakukan
kegiatan atau aktivitas dan minum obat sesuai jadwal yang ditentukan
demi tercapainya kesembuhan klien.

12.2. Saran
Diharapkan kepada
A.kelurga didalam asuhan keperawatan pada klien Gangguan Isi Pikir Waham
Kebesaran untuk lebih sering datang berkunjung ke Rumah Sakit jiwa Prof Dr.
Muhammad Ildrem Provensi Sumatera Utara Medan dan melakukan kerjasama
yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk pelaksanaan proses keperawatan
dan dukungan kepada klien demi kesembuhannya.
B. KLIEN
OBAT, KONTROL
C. LINGKUNGAN
PENERIMAAN KEMBALI

34

También podría gustarte