Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian Waham
Waham adalah Kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir tidak
sesuai dengan orang lain dan kontraksi dengan realita social (Stuard and
Sundan,1995). Waham adalah Suatu kepercayaan yang salah ketentuan kenyataan
tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latar social budaya (Raulins, 1997).
Waham adalah Bentuk lain dari proses kemampuan pikiran untuk di uji dan
evaluasi secara nyata (Yudit Heber,1987). Waham adalah Kelainan atau tidak
cocok dengan iteligensia dan latar belakang kebudayaan biarpun kemustahilan itu
(W.F.Maramis,1991).
1
5. Waham somatic yaitu bahwa bagian tubuh nya tergangu atau terserang
penyakit dan didalam tubuh nya terdapat binatang
6. Waham sisip pikir yaitu klien bahwa ada pikiran orang lain yang
disispkan/dimasuk kan kedalam pikiran nya
7. Waham siar pikir yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi
pikirannya, padahal dia tidak pernah mengatakan pikiran nya kepada orang
tersebut
8. Waham control pikir klien yaitu bahwa pikiran nya dikontrol dari luar
D. Patofisiologi waham
1. Hipotesis yang yang mengarah kan bahwa terjadinya waham oleh karena
terjadinya disfungsi fisiologi dan bikenis yang spesifik yang menyadasari
proses penyakit yang akhirnya akan menimbulkan persepsi yang salah.
2. Mengetahui isi waham resebut
3. Hasil dari mekanisme pertahanan yang ego, pasien mengatasi rangsangan-
rangsangan yang atau ancaman dirinya karena adanya konflik-konflik yang
menyebabkan longgarnya hubungan diri pasien dengan realita.
4. Kecenderungan memalsukan realitas atas dasar – dasar harapan yang pada
kecemaan-kecemasan.
5. Daya pikir kritis satu menjadi berat sebelah daya pikir kritis tidak
berfungsi, maka menjadi tidak mampu mengadakan koreksi terhadap
upaya kualitas tadi.
E. Faktor Predisposisi
Faktor Perkembangan
Hal ini ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan, misalnya rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan
dalam mengungkapkan perasaan, proses kehilangan yang berkepanjangan.
Faktor Lingkungan
Sektor lingkungan yang tidak terapetik sering mengancam dan sering
menimbulkan ces berkepanjangan bagi individu sehingga individu
mengisolasi diri dari llingkungan eksternal yang dapat menyebabkan
gangguan orientasi realitas yang salah, gangguan proses pikir yang
dimanifestasikan dengan waham.
2
F. Faktor Prespitasi
Merupakan jangkauan kejadian telah menimpah manusia dalam menjalani
hidupnya menjadi factor pencetus timbulnya waham, adapun factor pencetus
itu meliputi :
Biologis
1. Gangguan dalam peraturan umpan balik otak yang mengatur proses
transformasi.
2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan
ketidakmampuan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
Dimensi social
Klien dengan dengan waham statu emosional didapat data sebagai berikut:
1. Ekpresi emosional kadang-kadang tidak ada
2. Takut belebihan sehinga menolak /mengisolasi diri
3. Mencurigai pada orang lain dan tidak percaya pada orang lain
4. Kasar tidak mengargai dan suka marah
5. Terlihat bingung dan berfantasi
6. Merasa bersalah dan malu
7. Bermusuhan
Dimensi Intelektual :
Pada dimensi ini dikaji :
1. Adanya persepsi yang salah
2. Kesulitan mengambil keputusan
3. Perubahan proses pikir,tibulnya keinginan bunuh diri atau melukai orang
lain
4. Bingung
5. Mengunakan mekanisme pertahanan diri,denial,dan regresi
3
H. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Karakteristik perilaku klien :
1. Usaha buhuh diri atau membunuh orang lain
2. Menolak makan obat
3. Tidak ada perihatian terhadap asuahan keperawatan
4. Ekspresi muka sedih / gembira,ketakutan
5. Gerak tidak terkontrol
6. pembicaraan Mudah tersinggung
7. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
8. Menghindari orang lain.
9. Mendominasi pembicaraan
10. Berbicara kasar.
11. Menjalan kan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali
tidak melaksanakannya
12. Perubahan seksual
b. Masalah keperawatan
a. Pontensial mencederai diri,orang lain atau merusak lingkungan .
b. Ganguan hubungan sosial bermusuhan,manipulasi atau ketakutan.
c. Potensi gangguan nutrisi pemasukan tidak sesuai dengan pemasukan
d. Gangguan asuhan mandiri
e. potensi bunuh diri/orang lain
c. Perencanaan
Langkah–langkah kedua dari proses keperawatan adalah
perncanaan sebelum nya merumuskan rencana tindakan keperawatan maka
perlu dirumuskan tujuan.Adapun tujuan yang akan dicapai pada klien
dengan waham kebesaran adalah:
1. Klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain,setelah berbina
hubungan saling percaya
2. Klien mampu membina dan mempertahan kan hubungan akrab dengan
orang lain,tampa perasaan tertekan dan terancam.
3. Klien dapat mempertahan kan keseimbagan nutrisi ,cairan dan
eliminasi
4. Klien dapat melakuakan asuhan mandiri.
d. Tindaan Keperawatan
1. Psikoterapeutik
a) Bina Hubungan saling percaya :
4
Bicara debgan pasien secara jujur,singkat,jelas,dan mudah
dimengerti
Pehatikan pada saat pasien berbicara tanpa meremeh kan
pertahan kan kontak mata
Dengan pernyataan pasien tentang waham nya tanpa menentang
dan menyetujui nya
b) Berbicara terbuka :
Tidak berbisik.
Tidak behenti berbicara pada saat pasien mendekat.
Tidak memakai kata-kata sendiri.
c) Bantu klien mengatakan harga diri nya
Libatkan klien dalam kegiatan idividu,kemudian secara betahap
kedalam kelompok yang. lebih besar.
Berikan klien kegiatan sesuai dengan minat dan kemanpuan
nya.
Beriakn umpan balik dan pujian atas keberhasilan yang di capai.
d) Bantu klien dalam menentukan cara masalah menyelesaikan
masalah (koping) yang konstruktif.
Bersama klien identifikasi masalah yang di hadapi
Menyatakan pada klien bahwa perawat memakai
permasalahannya
Tanyakan cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui
masalahnya dan bicarakan dengan klien mencari dari cara yang
digunakan tersebut
Bersama klien mencari alternative cara untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya
Beri dorongan pada klien untuk memilih cara yang tepat dan
membicarakan konsekuensinya dari ara tersebut
Beri keempatan kepada klien untuk mencoba menggunakan
yang telah dipilih
Beri pujian atas keberhasilan klien
Bimbing klien untuk mencoba cara yang lain
Bimbing pasien untuk mencoba cara yang lain
2. Pendidkan kesehatan
a) Bantu klien mengenali wahamnya
Sediakan tempat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan
5
Bersama kliien menentukan lamanya pertemuan dan topic yang
akan dibbicarakan
Bersama klien identifikasi pikiran dan keyakinannya yang tidak
sesuai dengan kenyataan setelah terbina hubungan saling
percaya
Jelaskan kepada klien bahwa wahamnya meripakan masalh yang
perlu penanganan dan jika klien tidak mampu mengatasi
perawat siap untuk membantu
Mintalah pada klien agar segeramengunjungi perawat bila
merasa sulit mengendalikan perilakunya
b) Ikut sertakan Keluarga dalam Mengatasi Kien
Jelaskan kepada keluarga bahwa pikiran dan perilaku klien
merupakan perlindungan dirir terhadap persaan tidak amannya
dan diluar control kesadarannya
Jelaskan kepada keluarga tanda-tanda meningktanya wahwam
dan jelaskan cara-cara mengatasinya
Berikan informasi tepat untuk mendapatkan bantuan bila
diperlukan
3. Kehidupan Sehari-hari(ADL)
a) Bimbinglah pasien memenuhi nutrisi
Pantau pola makan klien
Ajak klien keruang makan
Beri dorongan pada klien untuk memcicipi makanann yang
disediakan
Tanyakan alasan klien jika menolak makan
Beri kesempatan pada klien mengambil sendiri makananya jika
dia mempunyai keyakinan bahwa makanan yang disediakan ada
racunnya
Beri kesempatan pada klien menggatinya dengan makanan
dalam kemasan bila perlu
b) Bimbing klien mempertahankan keseimbangan kegiatan,istirahat
tidur:
Pantau tanda-tanda vitalsign:suhu,nadi,tekanan darah dan berat
badabn secara teratur,sesuai dengan kondisi klien
Sediakan tempat tidur yang aman dan nyaman bagi klien
6
Anjurkan dan membimbing klien berdoa sebeluum tidur
Berikan kegietan secara bertahap
c) Bimbing klien melaksanakan asuhan mandiri
Tanyakan kepada klien alasannya apabila dia menolak
melaksanakan kebersihan dirinya
Beri kesempatan pada klien untuk menampung air sendiri bila
pasien yakin bahwa air yang disediakan telah diracuni
Bimbing klien mandi,gosok gigi,keramas dan berpakaian rapi
Beri pujian atas kebersihan klien
4. Terapi Somatic
a) Beri obat sesuai dengan program medis:
Diskusikan dengan dokter apa bila klien menolak minum obat
untuk mengganti dengan obat lain.
Ajak klien brbicara untuk menyakin kan bahwa obat nya
benar-benar bisa di telan.
Beri pujian atas kerja sama dalam minum obat nya.
Catat hasil pemberian obat dalam respon klien
5. Lingkungan therapeutic
a) Sediakan Lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita
Sediakan alat penunjuk waktu seperti jam dan alamat
Beri tanda nama pada setiap tempat di ruang rawat
Kenalkan secara bertahap dan berulang tentang waktu dan
tempat
b) Sediakan Lingkugan sosial
Petugas memakai tanda pengenal
Panggil nama klien sesuai dengan nama panggilannya
Kenalkan kembali namanya , bila klien memanggil tdak sesuai
dengan sebenarnya
Ikut sertakan klien dalam kegiatan kelompok jika klien sudah
dapat beradaptasi
7
Konsultasikan kllien pada tempat-tempat umum seperti rumah
sakit seperti : apotik, kafetaria , tempat-tempat rekreasi.
Beri pujian atas keberhasilan klien.
6. Evaluasi
Evaluasi/hasil yang diharapkan pada pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan waham kebesaran skizofrenia paranoid adalah
sebagai berikut :
a Klien dapat mengontrol emosi dan perlakuan dalam berhubungan
dengan orang lain.
b Klien dapat merasa aman dan dapat berinteraksi dengan orang lain
dan lingkungannya.
c Berat badan klien sesuai dengan criteria pada pola eliminasi
teratur.
d Klien memperllihatkan penampilan yang rapid an bersih.
e Klien menyatakan tidak akan melakukan bunuh diri/membunuh
orang lain.
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
8
Inisial : Tn. B Tanggal pengkajian : 17 September 2018
Umur : 25 tahun No.Rekam Medik : 03.89.97
Informant : Klien dan status klien
9
II. ALASAN MASUK
Klien dibawa oleh keluarganya karena perilaku klien yang suka marah-
marah, mengamuk, berbicara banyak bahwa dia adalah anggota Polisi serta
mengatakan dirinya paling hebat, sehingga menggangu lingkungan sekitar
dan keluarga.
10
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien merasa kecewa
dan sedih karena tidak lulus menjadi anggota Polisi dan juga putus dari
pacarnya.
Masalah keperawatan : Koping individu inefektif
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 120/80 mmHg HR :80x/i
0
Temp : 36 c RR : 18x/i
2. Ukur : TB :180 cm BB : 80 kg
3. Keluhan fisik Ya Tidak
Jelaskan : Klien tidak memiliki keluhan tentang fisiknya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
11
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Klien memiliki postur tubuh yang bagus dan klien
menyukainya.
b. Identitas :
Klien sebagai seorang anak laki-laki tertua dari empat orang adik klien
c. Peran :
Klien tidak mampu melaksanakan peran sebagai anak tertua dan abang
dari ke empat adiknya
d. Ideal diri :
Klien menginginkan agar ia cepat sembuh agar dapat kembali bersama
keluarganya.
e. Harga Diri :
Klien merasa tidak berguna bagi keluarganya
Masalah keperawatan : Harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat:
Klien mengatakan bahwa ibu dan saudaranya adalah orang yang berarti
bagi klien karena Ibu dan saudaranya baik kepadanya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
c. Klien Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
4. Spritual
a. Nilai dan Keyakinan :
Klien bergama Kristen dan percaya pada Tuhan.
b. Kegiatan Ibadah :
Setelah masuk jarang berdoa dan beribadah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
12
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pangkaian tidak sesuai
Cara pakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien berpenampilan kurang rapi dan bersih, rambut sering disisir
, mandi sesuai waktu.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis
Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelasakan : Klien berbicara normal dan dapat dipahami dan dalam berbicara
sesuai topik pembicaraan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Apatis Tik
Grimasen Tremor Komplusif
Jelaskan : Klien tidak memiliki gangguan pada aktivitas motorik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Suasana Perasaan
Lesu Ketakutan Putus asa Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien selalu mengatakan bahwa ia seorang anggota Polisi dan
akan menjadi gubernur
Masalah keperawatan :
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak Sesuai
Jelaskan : Klien dapat merespon sesuai dengan stimulus yang di berikan
13
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. Persepsi
Pendengaran Pengelihatan Perabaan Pengecapan
Penghirupan
Jelaskan : Tidak di temui gangguan persepsi halusinasi baik pendengaran,
penciuman dan penglihatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
8. Proses Pikir
Sirkunstansial Tangensial Kehilangan Asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan Pembicaraan
Jelaskan : Klien bicara yang diulang berkali-kali
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria Deporsonalisasi
Ide yang terikat Pikiran magis
Jelaskan : Klien mengatakan dia seorang anggota Polisi, menganggap dirinya
sebagai Tuhan dan tujuannya datang kedunia untuk menyelamatkan malaikat
lucifer.
Masalah Keperawatan : Gangguan isi pikir Waham kebesaran
10.Waham
14
Agama Somatik Kebesaran Curiga Nihilstik
Sisip pikir Siap pikir Kontrol pikir
Jelaskan : Klien mengatakan dia seorang anggota Polisi, menganggap dirinya
sebagai Tuhan dan tujuannya datang kedunia untuk menyelamatkan malaikat
lucifer.
Masalah Keperawatan : Gangguan isi pikir Waham
11.Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Klien mampu berorientasi pada waktu tempat, klien masih dapat
mengenali orang di sekitarnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah
12.Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Konfabulasi
Gangguan daya saat ini Gangguan daya ingat
jangka pendek
Jelaskan : Klien dapat mengingat kejadian yang di alaminya dan dapat
menceritakannya kepada perawat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14.Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Ganguan bermakna
15
Jelaskan : Klien dapat memutuskan pilihan sederhana tanpa bantuan orang
lain, misalnya makan sesudah mandi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
5. Mandi
Bantuan minimal Bantual total
6. Berpakaian/berhias
Bantuan Minimal Bantuan total
16
7. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : ±2 jam
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
8. Kegiatan didalam ruangan k
Mempersiapkan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya n Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan diluar ruangan
Belanja Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Lainnya Lainnya
17
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Koping Obat-obatan
Lainnya
X. ASPEK MEDIK
Diagnosis Medik : Skizofrenia paranoid
Clozapine 1x1
DO :
18
2. DS : - -
DO :
DS :
Klien merasa malu berinteraksi
dengan orang lain
DO : Gangguan konsep diri: Harga diri
Ekspresi muka sedih dan murung rendah
4.
DO :
Klien termenung dan berdiam diri
6. DS : Resiko mencederai orang lain
Klien di bawa ke rumah sakit
karena suka marah-marah,
mengamuk, berbicara banyak dan
cepat serta hampir mencederai
orang-orang di sekitarnya
DO : -
19
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan isi fikir: Waham Kebesaran
2. ResikoTinggi melakukan tindak kekerasan
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
5. Koping individu inefektif
6. Resiko mencederai orang lain
GANGGUAN
komunikasi VERBAL
Koping individu
inefektif
20
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
4.Tindakan Keperawatan
Strategi Pertemuan I
- Bina hubungan saling percaya
- Mendiskusikan pasien memenuhi kebutuhannya
- Membantu klien memenuhi kebutuhannya
- Mennganjurkan klien jadwal kegiatan harian
Pertemuan II
- Mengevaluasi jadwal harian klien
- Mendiskusikan ttg kemampuan yanng dimilki
- Melatih kemampuan yang dimiliki Pertemuan III
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- memberikan penggunaan obat secara teratur
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
- Implementasi
- Fase Orientasi:
21
- Salam Terapeutik:
- P: Selamat pagi pak
- K: Selamat pagi Juga sus
- P: Perkenalkan nama saya suster Ruth atau boleh juga bapak panggil
suster, saya perawat dari Universitas Prima Indonesia Medan, kalau boleh
tau nama bapak siapa dan senangnya di panggil apa?
- K: Nama saya Bobby saya sering dipanggil Bobby.
- P: Bagaimana keadaan bapak hari ini?
- K: Keadaan saya hari ini baik-baik saja
- Kontrak:
- P:Bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang sebentar? Cuma 20
menit,apakah bapak mau?
- K: Saya mau sus, Tempatnya terserah suster saja
- P: Baiklah bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini saja pak?
- K: Ya sudah disini juga tidak apa-apa
- P: Bapak tinggal bersama siapa?”
- K: Saya tinggal bersama keluarga saya sus
- P: Siapa yang paling akrab dengan bapak?
- K:Yang paling akrab dengan saya adalah ibu saya sus
- P: Apa yang membuat bapak akrab dengannya?
- K: Karena ia adalah sosok ibu yang baik dan penyayang
- P: Apakah pekerjaan bapak sebelum masuk rumah sakiit?
- K: Saya hanya seorang polisi sus
- P:Kenapa bapak tinggal di tempat seperti ini?
- K: Saya gak tau sus, keluarga saya mengatakan saya sakit makanya saya
dibawa kesini
- c.Terminasi
- P: Bapak, apakah sudah tau siapa bapak yang sebenarnya?
- K: Iya sus, saya polisi sus
- P: Iya pak, terima kasih sudah tau bapak sebenarnya
- Kontak yang akan datang
22
- P: Besok kita akkan bertemu lagi di tempat ini pukul 10 pagi ya pak, untuk
membicarakan tentang dukungan keluarga dan menggunakan obat dengan
benar selama 15 menit, apakah bapak bersedia?
- K: Ia sus terima kasih
Strategi pertemuan II
a.Orientasi:
Salam Terapeutik:
P: Salamat pagi pak, masih ingat dengan saya?
K: Masih suster Ruth kan?
P: Seperti janji kita kemarin,kita ingin berbincang-bincang iya kan?
K: Baik sus,
P: Bolehkan saya tanya bapak hari ini?
K: Siap sus,
b. Kerja
P: Hobby bapak apa?
K: Menyanyi sus
P: Oh begitu, kalau begitu bapak harus kembangkan hobby itu
K: Iya sus, saya ingin menjadi youtuber agar video nyanyi saya dilihat banyak
orang.
c.Terminasi
Evaluasi subjectif
P: Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap dengan saya
mengembankan kemampuan yang bapak miliki?
K: Senang sus.
23
P: Baiklah pak, besok kita jumpa lagi ya pak, jam 3 sore kita akan
berbincang-bincang cara minum obat yang baik dan benar, apakah bapak
bersedia?
K: ya sudah terimakasih suster
b.Kerja
P: Hari ini saya akan memberikan cara minum obat yang benar ya pak,
K: Iya suster
P: Obatnya ada 3 macam
CPZ warna orange
HLD warna pink
THP warna putih
Diminum 3 kali sehari setelah makan, setelah di minum mulut bapak akan
tersa kering, sebaiknya bapak banyak minum air putih
K: Iya sus saya akan coba
P: Baiklah bincang-bincang sampai disini dulu ya, kapan-kapan saya akan
mengunjungi bapak,mudah-mudahan apa yang telah saya informasikan dapat
bapak laksanakan, kami permisi dulu.
c.Evaluasi
24
Dalam kasus ini setelah dilakukan asuhan wawancara pada klien yang
mengalami masalah proses pikir, waham yang hampir mencapai tahap
keberhasilan di tandai dengan klien sudah dapat membina hubungan saling
percaya, selain itu klien dapat mengeditifikasikan kemampuan positif dan
mempraktekkannya. ya pak
25
3. strategi pertemuan :
a. orientasi :
salam terapiutik :
p : selamat pagi pak, bagaimana masih kenal dengan saya lagi ??
k : pagi juga sus, jelas sus saya masih ingat, suster rutg kan ??
P : bagaimana perasaan bapak hari ini ??
K : baik sus
P : apa yang pabak pikirkan ??
K : ada sus !!
P : bagaimana kalau kita berbincang –bincang tentang perasaan bapak
K: mau sus, tapi waktunya 20 menit saja ya, karena saya mau baca buku
P : mau duduk dimana pak ??
K : diruangan tamu saja sus
b. kerja
P : bagaimana perasaan bapak setelah masuk rumah sakit ??
K : ya sus, saya sedih, karena saya tida berkumpul dengan keluarga
P : bagaimana rencana bapak untuk mencapai keinginan bapak ??
K : Berdoalah supaya cepat sembuh
P : bagaimana pewrasaan bapak kalau keingnan itu tercapai ??
K : senang sus.
c. terminasi
Evaluasi subjektip
P : baiklah kita sudah berbincang-bincang bagaimana perasaan bapak
setelah berbincang-bincang
K: saya senang sus
P : bagaimana kalau kita besok bertemu lagi, untuk melatih kemampuan
yang bapak miliki ?? mau kan ??
K : Ya sus saya mau
26
P : baik pak, kita akan bertemu lagi besok jam 10 di tempat ini untuk
mengobrol tentang kemampuan yang dapat bapak lakuakan dan melatih
kemampuan yang bapak pilih ..... bersediakah ??
K : baik sus.
XVI. Implementasi
27
Perubahan S:
proses Bina hubungan
pikir: klien diam.
saling percaya
klien tidak mau
waham Mendiskusikan
menjawab nama dan
kebesaran pasien memenuhi
asal.
kebutuhannya Klien mengatakan tidak
Membantu klien nyaman jika di tanya
memenuhi tentang dirinya
kebutuhannya
Menganjurkan O:
klien jadwal
Klien tidak dapat
kegiatan harian
memenuhi kebutuhan
Mengevaluasi sehari-hari
jadwal harian klien Seperti mandi, ganti
Mendiskusikan baju dan minum obat
tentang
kemampuan yanng A:
Secara kognitif klien
dimilki
belum mampu
Mengevaluasi
mengontrol
jadwal kegiatan
pembicaraan nya
klien
dengan baik dan
memberikan
pemenuhan kebutuhan
penggunaan obat
masih di bantu oleh
secara teratur
perawat
Menganjurkan
klien memasukkan P:
Mengevaluasi ketidak
dalam jadwal
mampu klien membuat
kegiatan harian
jadwal kegiatan harian
Terapkan
Mandi dengan teratus 2
28
Menanyakan
perasaan klien
Membina hubungan
saing percaya
Mendiskusikan
pasien memenuhi
kebutuhannya
Membantu klien
memenuhi
kebutuhannya
Menganjurkan klien
jadwal kegiatan
harian
Mengevaluasi jadwal
harian klien
Mendiskusikan
tentang kemampuan
yanng dimilki
29
Mengevaluasi jadwal
kegiatan klien
memberikan
penggunaan obat
secara teratur
Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian
Menanyakan
perasaan klien
Membantu klien
memenuhi
kebutuhannya
Menganjurkan klien
30
membuat jadwal
kegiatan harian
Mendiskusikan
tentang kemampuan
yanng dimilki
Mengevaluasi jadwal
kegiatan klien
memberikan
penggunaan obat
secara teratur
Mengevaluasi jadwal
harian klien
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1. Pengkajian
Dalam pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat melakukan
pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit jiwa Prof Dr. Muhammad Ildrem
Provensi Sumatera Utara Medan yang mana pada tahap ini penulis mengalami
tidak mengalami kendala dalam memperoleh data dan riwayat keluarga karena
selama penulis melakukan pengkajian pada klien keluarga pernah datang
berkunjung ke Rumah Sakit jiwa Prof Dr. Muhammad Ildrem Provensi Sumatera
Utara Medan,maka upaya yang dilakukan panulis adalah :
1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada klien
agar klien lebih terbuka dan lebih percaya dengan menggunakan
perasaannya.
31
2. Mengadakan pengkajian klien dengan wawancara.
3. Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status klien,melihat buku
rawatan dan bertanya kepada pegawai ruangan Singgalang tentang
keadaan pasien.
4.3. Perencanaan
Penulis melakukan rencana tindakan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
diagnosa,dalam hal ini penulis tidak ditemukan kesenjangan.
4.4. Implementasi
Implementasi merupakan perwujudan dari perencanaan yang merupakan
serangkaian tindakan,disini perawat menjelaskan tindakan untuk diagnosa
keperawatan : Gangguan Isi Pikir Waham Kebesarsan, dan Gangguan konsep diri:
Harga diri rendah
32
meningkatkan harga diri klien dengan cara membimbing untuk mengidentifikasi
kemampuan yang ada pada klien dan aspek positif yang dimiliki klien seperti
kegiatan pasien diruangan.
Untuk implementasi kepada keluarga pada tiap-tiapa diagnosa tidak dapat
dilaksanakan karena penulis tidak pernah berjumpa dengan keluarga klien
( keluarga tidak pernah berkunjung ).
4.5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, perawat dapat melihat hasil dari tindakan asuhan
keperawatan dengan diagnosa Gangguan Isi Pikir Waham Kebesaran,klien sudah
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dengan cara melakukan
perkenalan.Klien sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain dan klien sudah
dapat mengontrol Waham Kebesarannya ,dan dapat minum obat sesuai dengan
jadwal.
Hasil evaluasi pada diagnosa menarik diri klien sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain,meningkatkan harga dirinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
12.1. Kesimpulan
1. Gangguan dengan Isi Pikir Waham Kebesaran dengan keadaaan yang tidak
nyata.
33
2. Dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Isi
Pikir Waham Kebesaran perlu adanya kerjasama antara perawat, klien
serta keluarga,tim kesehatan lainnya untuk pelaksanaan proses
keperawatan demi kesembuhan klien.
3. Klien dengan perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran perlu
adanya pendekatan perawat dengan klien untuk membina hubungan saling
percaya dan tidak membiarkan klien menyendiri atau menghayal untuk
menghindari munculnya Gangguan Kebesaran Waham Kebesaran seperti :
menghardik halusinasi, mengajak klien bercakap-cakap, melakukan
kegiatan atau aktivitas dan minum obat sesuai jadwal yang ditentukan
demi tercapainya kesembuhan klien.
12.2. Saran
Diharapkan kepada
A.kelurga didalam asuhan keperawatan pada klien Gangguan Isi Pikir Waham
Kebesaran untuk lebih sering datang berkunjung ke Rumah Sakit jiwa Prof Dr.
Muhammad Ildrem Provensi Sumatera Utara Medan dan melakukan kerjasama
yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk pelaksanaan proses keperawatan
dan dukungan kepada klien demi kesembuhannya.
B. KLIEN
OBAT, KONTROL
C. LINGKUNGAN
PENERIMAAN KEMBALI
34