Está en la página 1de 22

ALKOHOL, ENERGI TERBARUKAN BIOETANOL DAN NAPZA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari yang
dibina oleh Bapak Aman Santoso

Oleh :
Hamidah 170332614555
Ayu Wulandari 170332614570
Rina Tri Vidia Ningsih 170332614503

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
FEBRUARI 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persediaan energi yang berupa minyak fosil lambat laun akan mencapai kondisi
keterbatasan, karena alam tidak mampu membuat bahan bakar jenis ini dengan waktu yang
relatif cepat. Dengan demikian permasalahan energi menjadi topik penting di dunia
internasional pada abad 21. Persediaan bahan bakar fosil saat ini masih mencukupi kebutuhan
masyarakat, namun beberapa puluh tahun kemudian akan mencapai kondisi kritis. Hingga
kini masyarakat dunia masih menggunakan minyak fosil untuk keperluan industri,
perkantoran maupun rumah tangga. Begitu pentingnya keberadaan minyak fosil ini hingga
menjadi komoditi politik yang cukup manjur oleh negara-negara tertentu. Keberlangsungan
operasi dari berbagai industri besar maupun kecil masih sangat tergantung dari ketersediaan
minyak fosil ini. Bahkan pembangkit listrikpun tidak luput dari pemanfaatan minyak fosil
ini. (Anonim, 2008; 2005b).

Meskipun saat ini bahan bakar fosil masih mendominasi sumber energi dunia, namun
sebenarnya alkohol sudah digunakan sebagai bahan bakar oleh manusia sejak zaman lampau.
Empat alkohol alifatik pertama, yaitu (metanol, etanol, propanol, dan butanol) adalah jenis
alkohol yangsering digunakan sebagai bahan bakar karena alkohol-alkohol ini dapat
disintesis secara kimia maupun biologi, dan karakteristik yang dimiliki membuat alkohol ini
dapat dipakai pada mesin-mesin modern saat ini.

Pada pertengahan abad 20 penggunaan campuran antara etanol (salah satu jenis
alkohol) dengan bensin telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Eropa Barat sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor. Perkembangan ekploitasi minyak fosil yang hanya
mempertimbangkan aspek ekonomi, membuat harga minyak merosot tajam, sehingga saat
itu harga etanol jauh lebih mahal dibanding dengan harga minyak mineral.

Akibat kriris harga minyak mineral pada akhir tahun 2008 yang mencapai harga lebih
dari 120 dollar/barel, menyebabkan masyarakat dunia berusaha untuk mencari alternatif
bahan bakar cair yang berasal dari tumbuhan. Dengan harapan tidak akan terjadi krisis bahan
bakar lagi karena bahan-bahan yang dapat diolah menjadi etanol sangat beragam jenisnya.

Salah satu bahan bakar cair yang dapat dibentuk dari materi yang dapat ditemukan di
lingkungan sekitar adalah bioetanol. Bioetanol dapat dibuat dari karbohidrat yang berupa
gula. Gula ini dengan bantuan mikroorganisme dapat diubah menjadi etanol melalui proses
fermentasi. Berbagai jenis produk pertanian sangat kaya akan sumber karbon yang berupa
karbohidrat. Proses fermentasi menggunakan mikroorganisme mampu mengkonversi
karbohidrat menjadi bioetanol. Ditinjau dari berbagai segi, bioetanol ini dapat berfungsi
untuk menggantikan bensin maupun minyak tanah. Beberapa pertimbangan yang sangat
mendesak atas diperlukannya bioetanol ini sebagai bahan bakar, selain karena pertimbangan
bahan bakar fosil hampir habis, juga berbagai pertimbangan mengenai pelestarian
lingkungan.

Berdasarkan uraian dalam makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa di bumi
Indonesia tersedia melimpah material hayati yang mengandung karbohidrat yang potensial
menghasilkan bioetanol. Bioetanol yang dihasilkan dapat digunakan melalui pencampuran
dengan bensin. Bioetanol mampu menaikkan angka oktan bahan bakar serta dapat
menurunkan pencemaran lingkungan.

B. Tujuan Penulisan

1. Memaparkan pengertian, jenis-jenis, dan manfaat alkohol

2. Menjelaskan kelebihan dan proses pembuatan bioetanol

3. Menjelaskan tentang dampak penggunanan dan jenis-jenis NAPZA


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Alkohol

Alkohol disebut juga alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Alkohol merupakan salah satu dari
sekelompok senyawa organik yang dibentuk dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran
satu atau lebih gugus hidroksil dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah
ini meluas untuk berbagai hasil pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau
lebih gugus alkohol (Dorland, 2002).

Rumus umum alkohol adalah R – OH atau juga ditulis sebagai CnH(2n+2)O. Senyawa
alkohol dapat dibedakan berdasarkan jumlah gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya.
Monoalkohol adalah alkanol yang mempunyai satu gugus –OH dengan rumus molekul
secara umum yaitu CnH2n+1OH. Contohnya metanol yang memiliki struktur CH3-OH.
Dialkohol adalah alkanol yang mempunyai dua gugus –OH biasa disebut diol. Rumus
molekul dialkohol secara umum yaitu CH2n(OH)2 dengan n = 2, 3, 4,… Contoh dialkohol
yaitu 1,2-etanadiol dengan struktur HO-CH2– CH2-OH. Alkhol yang memiliki tiga gugus
fungsi –OH disebut trialkohol. Polialkohol adalah senyawa alkanol yang memiliki banyak
gugus –OH.

Tata nama alkohol yang sesuai dengan IUPAC untuk alkanol, yaitu dengan
mengganti akhiran –a pada nama alkana rantai induk menjadi –ol. Alkohol adalah nama
lazim untuk alkanol. Cara penulisan nama lazim alkohol (nama trivial) yaitu alkil alkohol.
Contoh senyawa alkanol dan penamaannya sebagai berikut.

Tabel contoh senyawa alkanol

Nama senyawa alkanol Struktur molekul alkanol


Metanol CH3-OH

Etanol C2H5-OH

Propanol C3H7-OH

Butanol C4H9-OH

Pentanol C5H11-OH

Heksanol C6H13-OH

Heptanol C7H15-OH

Oktanol C8H17-OH

Sebagai senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksi (-OH) alkohol bersifat polar,
namun semakin panjang gugus alkilnya maka semakin berkurang kepolarannya. Jadi,
alkohol dengan gugus alkil lebih pendek akan bersifat lebih polar sehingga lebih mudah larut
dalam air dan dalam pelarut polar lainnya. Selain bersifat polar, alkohol juga dapat
membentuk ikatan hidrogen. Adanya ikatan hidrogen menyebabkan alkohol memiliki titik
didih yang lebih tinggi dibandingkan alkana pembentuknya atau dengan eter pada berat
molekul yang sama. Sifat alkohol lainnya adalah mudah terbakar.

Indentifikasi jenis alkohol dapat dilakukan dengan reaksi logam alkali, contohnya
dengan menggunakan natrium dan kalium. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi –
oksidasi. Logam alkali dioksidasi menjadi ion positif, sedangkan gugus –OH pada alkanol
direduksi menjadi gas H2. Contoh reaksinya berikut.
CH3-OH + Na → CH3ONa + ½ H2(g)

Semakin pendek rantai atom karbon pada senyawa alkohol maka kereaktifannya
terhadap logam alkali makin besar. Kereaktifan senyawa alkohol dapat dilihat dari
banyaknya gas H2 yang dihasilkan pada reaksi dengan logam alkali.

Uji identifikasi alkohol dapat juga dilakukan dengan menggunakan PCl5. Alkanol
bereaksi dengan PCl5 membebaskan gas HCl berupa kabut putih tipis. Reaksinya sebagai
berikut: R-OH + PCl5(aq) → R-Cl + POCl3(aq) + HCl(g)

Salah satu jenis alkohol yang terkenal adalah etanol. Etanol, atau yang biasa disebut
dengan etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan
yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan
dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu
obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus
kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil
eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil
(C2H5).

Alkohol dalam kehidupan ini memiliki banyak sekali manfaat. Dalam dunia
kesehatan, alkohol telah banyak membatu manusia dalam mengobati penyakitnya. Misalnya
saja antiseptik. Antiseptik dapat mengobati luka-luka ringan agar tidak infeksi dan terserang
kuman atau bakteri. Selain mudah didapat, antiseptik sendiri juga murah harganya. Alkohol
juga biasanya dipakai di industri sebagai pelarut pada obat-obatan, dan parfum karena
sifatnya yang relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi non polar.

Menurut Ensel, alkohol juga dapat digunakan sebagai pembersih kulit sebelum
injeksi (Ansel, 1987:537). Alkohol dapat membersihkan kulit agar terlihat bersih dan putih.
Sel-sel yang mati dapat larut bersamanya. Bagi manusia, ini merupakan sebuah terobosan
yang sangat disukai. Banyak sekali wanita yang memakai kosmetik yang mengandung
alkohol yang sebenarnya banyak memiliki efek samping. Kebanyakan manusia melihatnya
hanya dari segi positifnya saja. Namun kenyataananya dalam kasus ini alkohol sangat
berperan bagi manusia.

Selain itu, Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah
kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam
alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau
umbi umbian. Minuman beralkohol telah dikonsumsi manusia sejak zaman prasejarah. Nama
yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dan lain-
lain. Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40%. Nama minuman
dan kadar alkoholnya menurut Mustafa KS:

1. Bir Putih, 1 - 5 %

2. Bir Hitam, 15 %

3. Samsu, 20 %

4. Macam-Macam Anggur, 15 %

5. Ryn & Moezelijn, 10 %

6. Anggur Malaga, 15-17 %

7. Tokayer, 15 %

8. Sherry, 20 %

9. Likeuren, 30-50 %

10. Anggur Perancis, 9-11 %

11. Champagne, 10-12 %

12. Anggur Spanyol, 15-20 %

13. Anggur Hongaria, 15-20 %

14. Rhum & Brandy, 40-70 %


15. Jenever, 40 %

16. Bols, 40 %

17. Hulskamp, 40 %

18. Whiskey, 30-40 %

19. Cognac, 30-40 %

20. Tuak & Saguer, 11-15 %

21. Macam-Macam Anggur Obat, 15-20 %

22. Shake, 10 %.

(Mustafa KS,1983 : 23).

Minuman beralkohol dikonsumsi hampir di seluruh bagian dunia, mulai dari


minuman beralkohol yang diolah secara tradisional seperti arak, tuak, dan tuak bali, hingga
minuman yang diolah secara modern seperti bir dan anggur. Di Indonesia penjualan minuman
beralkohol di batasi dan yang boleh membeli adalah mereka yang telah berumur 21 tahun.
Beberapa etnik di Indonesia menggunakan minuman beralkohol pada acara tertentu dalam
jumlah yang sedikit.

Menurut Schuckit (2005), sekitar 35 % peminum alkohol mengalami blackout , suatu


episode amnesia anterograde temporer, di mana penderitanya tidak mampu mengingat
keseluruhan atau sebagian kejadian pada saat minum. Gangguan lain yang paling sering
adalah gangguan tidur.

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan waktu lama ( biasanya bertahun-tahun)
dapat juga menyebabkan sejumlah gangguan neurologis. Pasien mungkin mengalami
kelemahan fungsi intelektual dan motorik, emosi labil, penurunan ketajaman, persepsi dan
amnesia. Kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada pecandu alkohol kronis
adalah kerusakan saraf perifer simetris yang merata, dimulai dengan parestesia pada bagian
distal tangan dan kaki. Bila tidak ada penyebab yang lain yang diketahui menyebabkan
neuropati perifer, maka neuropati seperti ini biasanya berhubungan dengan penggunaan
alkohol yang kronis.

Toriola et al (2009) mengemukakan bahwa konsumsi alkohol kronis meningkatkan


resiko kanker paru. Selain itu Schatzkin et al (1987) dalam Lee (1998) menyatakan bahwa
penggunaan alkohol kronis meningkatkan risiko kanker pada mulut, farings, larings,
esofagus, dan hati. Beberapa bukti menyatakan ada suatu peningkatan insidens kanker
payudara pada pecandu alkohol.

Abel (1981) dan Ernhart et al (1987) dalam Lee (1998) mengemukakan bahwa
penyalahgunaan alkohol pada ibu selama masa kehamilan disertai dengan efek teratogenik
yang penting pada anaknya. Kelainan yang telah dinyatakan sebagai sindrom alkohol pada
janin termasuk : (1) terhambatnya pertumbuhan tubuh; (2) mikrosefali (ukuran kepala relatif
kecil); (3) koordinasi kurang; (4) bagian tengah wajah kurang berkembang; dan (5) anomali
pada sendi-sendi kecil. Kasus yang lebih berat dapat berupa kelainan jantung kongenital dan
retardasi mental. Tampaknya minum alkohol yang berlebihan pada trimester pertama
kehamilan mempunyai akibat yang besar pada kelainan perkembangan janin ; konsumsi
alkohol berlebihan pada akhir kehamilan efeknya lebih besar pada gizi janin dan berat waktu
lahir .

B. Bioetanol

Bioetanol merupakan bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan dapat
dihasilkan dari konversi karbohidrat menghasilkan zat tersebut. Indonesia memiliki berbagai
macam produk pertanian yang potensial menghasilkan bioetanol karena mengandung
karbohidrat dengan kadar tinggi. Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar dapat dicampur
dengan bensin menghasilkan gasohol.

Beberapa kelebihan bioetanol dibanding bensin, antara lain lebih aman,memiliki titik
nyala tiga kali lebih tinggi dibanding bensin, dan menghasilkan emisi gas hidrokarbon lebih
sedikit. Di balik itu juga terdapat berbagai kekurangan bioetanol bila dibanding dengan
bensin, antara lain mesin kendaraan akan mengalami kesulitan untuk dihidupkan bila dalam
keadaan suhu dingin, serta mampu bereaksi dengan logam tertentu seperti aluminium,
sehingga dapat merusak komponen kendaraan yang terbuat dari logam tersebut. Untuk
meningkatkan kualitas bioetanol sebagai bahan bakar dapat dilakukan pencampuran dengan
bensin. Bioetanol yang dicampur harus tidak mengandung air sama sekali, sehingga harus
mengalami proses pemurnian secara berulang. Campuran yang kini lebih dikenal sebagai
gasohol ini banyak memberikan keuntungan bagi pengguna. Selain itu juga dapat menghemat
bensin yang keberadaannya tidak dapat diandalkan lagi. Gasohol merupakan kependekan
dari gasolin (bensin) dengan alkohol (etanol). Gasohol dapat berupa campuran etanol : bensin
dengan komposisi yang berbeda-beda.

Gasohol yang merupakan hasil pencampuran 10% etanol dengan 90% bensin dikenal
dengan sebutan gasohol E-10. Gasohol jenis ini memiliki angka oktan sebesar 92. Angka ini
setara dengan angka oktan yang dimiliki oleh Pertamax.

Perlu diketahui bahwa etanol absolut memiliki angka oktan sebesar 117, sedangkan
bensin premium memiliki angka oktan 87-88. Campuran keduanya menghasilkan gasohol
yang memiliki angka oktan di antara kedua komponen campuran itu. Karena etanol mampu
meningkatkan angka oktan bensin, maka dalam kasus ini etanol berperan sebagai octan
enhancer. Penggunaan etanol sebagai octan enhancer ini sangat menarik perhatian dunia,
karena ramahlingkungan dan mudah diperbaharui. Dengan digunakannya etanol ini lambat
laun akan mengurangi emisi timbal yang dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor selama
pembakaran. Untuk mengurangi ketukan, biasanya bensinnditambah dengan zat aditif
bernama tetra ethyl lead (TEL). Bila bensin mengalami pembakaran, maka TEL juga ikut
terbakar dan akan keluar bersama asap, yang akan ikut andil dalam proses pencemaran udara.

Gasohol yang mengandung etanol hingga 24% masih dapat digunakan sebagai bahan
bakar mobil pada umumnya. Kadar etanol yang lebih tinggi akan memerlukan modifikasi
lebih lanjut pada mobil yang dipakai. Hingga kini telah dikembangkan mobil yang dilengkapi
dengan sensor yang mampu mengatur komposisi bensin dan etanol yang akan masuk dalam
proses pembakaran, sehingga dengan campuran di atas 25%, mobil tersebut mampu
menggunakan dengan baik.

C. Pembuatan Bioetanol

Berbagai macam bahan dapat dikonversi menjadi etanol dengan bantuan


mikroorganisme. Bahan yang mengandung pati seperti jagung, ubi kayu, gandum, tapioka
dan kentang merupakan sumber utama bioetanol. Dua jenis yang disebut permulaan itu
sangat produktif untuk menghasilkan etanol. Sebanyak 11,7 Kg tepung jagung dapat
dikonversi menghasilkan alkohol sebanyak 7 liter. Jumlah ini merupakan angka yang cukup
tinggi. Selain itu bahan yang mengandung gula juga sangat mudah dikonversi untuk
menghasilkan etanol. Molasses tebu merupakan sumber etanol yang sangat potensial. Selain
itu juga tapioka, ketela rambat, dan bahan lain yang berkarbohidrat dapat dikonversi
menghasilkan etanol. Bahan yang mengandung selulosa juga sangat potensial untuk diubah
menjadi etanol.

Tahap pertama dalam proses fermentasi adalah penguraian karbohidrat kompleks


menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.Fermentasi merupakan suatu proses untuk
mengubah molekul glukosa menjadi etanol atau lebih dikenal sebagai bioetanol (alkohol)
dengan menggunakan mikroorganisme ragi. Proses fermentasi ini berlangsung beberapa hari
tergantung dari banyaknya starter kultur sel ragi yang digunakan. Semakin banyak jumlah
starter, semakin cepat pula proses fermentasi berlangsung. Konsentrasi bioetanol yang
dihasilkan dari proses fermentasi ini berkisar antara 8- 10% v/v. Proses pembentukan
bioetanol berlangsung lebih cepat bila menggunakan molases. Molases ini merupakan bahan
baku untuk membuat gula tebu. Keuntungan penggunaan molases dalam memproduksi
bioetanol adalah memerlukan bak fermentasi yang lebih kecil. Fermentasi ini selain
menghasilkan etanol juga zat lain, termasuk di antaranya adalah air. Untuk meningkatkan
kualitas bioetanol harus dihilangkan zat yang tidak dikehendaki. Salah satu ukuran kualitas
bioetanol adalah kandungan airnya. Semakin rendah kadar airnya, kualitas bioetanol itu
semakin baik (Tuite, 1992; Rose and Horrison, 1969). Selama proses fermentasi, terjadi
proses oksidasi karbohidrat menjadi molekul organik lain. Tahapan proses oksidasi
karbohidrat digambarkan pada persamaan reaksi berikut.

C6H12O6 (glukosa) C2H5OH (etanol)

C2H5OH (alkohol) C2H4O (asetaldehid)

C2H4O (asetaldehid) CH3COOH (asam cuka)

CH3COOH (asam cuka) CO2(gas karbondioksida) + H2O (air)

Berdasarkan ilustrasi di atas menunjukkan bahwa bioetanol bercampur dengan hasil


samping fermentasi antara lain aldehid, asam cuka, gas karbondioksida dan air. Gas
karbondioksida yang diproduksi selama fermentasi dapat mencapai 35% v/v. Bioetanol yang
berkualitas baik harus mengandung aldehid maupun gas karbondioksida seminimal mungkin.
Proses penghilangan gas karbondioksida ini dikenal sebagai proses washing. Proses ini
dilakukan dengan cara menyaring bioetanol yang terikat oleh gas karbondioksida. Melalui
proses ini akan dihasilkan bioetanol yang terbebas dari gas karbondioksida (Anonim, 2005b;
2005c; Rose and Horrison, 1969).

Bioetanol yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan kadar rendah, sehingga
untuk memperoleh bioetanol dengan kadar hingga mencapai 95% dapat dilakukan melalui
proses pemekatan. Proses pemekatan biasanya dilakukan melalui proses destilasi. Proses ini
dilakukan melalui proses dua tingkat. Proses pada tingkat pertama menggunakan beer
column, sedangkan pada tingkat ke dua menggunakan rectifying column. Pengertian kadar
bioetanol (%v/v) merupakan banyaknya volume bioetanol pada suhu 15oC dalam 100 satuan
volume larutan etanol pada temperatur pengukuran. Berdasarkan standar pengukuran pada
temperatur 27,5o C dengan kadar 95,5% adalah identik dengan kadar 96,2% pada temperatur
15oC. Bioetanol dengan kadar 30-40% belum dapat diklasifikasikan ke dalam fuel based
ethanol, namun kadar itu harus dipekatkan hingga mencapai 95%.

Proses fermentasi bahan baku menjadi bioetanol dapat berjalan efektif bila substrat
berwujud bubur (proses gelatinasi). Kondisi ini memberikan keleluasaan bagi
mikroorganisme maupun enzim untuk beraktivitas secara optimum pada proses hidrolisis pati.
Proses gelatinasi dilakukan bila bahan baku yang berupa jagung, ubi kayu maupun ubi jalar
dihancurkan hingga lembut dan dicampur dengan air hingga membentuk bubur. Bubur yang
dihasilkan mengandung pati sebesar 2730%. Bubur pati selanjutnya dipanaskan selama 2 jam.
Hasil pemanasan ini membentuk gel. Proses gelatinasi itu dapat dilakukan melalui dua cara.
Cara pertama yaitu dengan memanaskan bubur pati selama 30 menit pada suhu 130oC. Bubur
didinginkan hingga mencapai 95oC. Proses pendinginan ini memerlukan waktu sekitar 15
menit. Kondisi bubur dengan suhu 95oC ini dipertahankan sekitar 75 menit. Dengan
demikian proses gelatinasi memerlukan waktu 120 menit. Cara gelatinasi yang kedua yaitu
menambah bubur pati dengan enzim termamyl, kemudian dipanaskan hingga mencapai
temperatur 130oC.

Proses pemanasan ini berlangsung selama dua jam (Anonim, 2005c). Proses
gelatinasi menggunakan enzim memiliki keuntungan, karena aktivitas enzim termamyl
mencapai optimum pada temperatur 95oC. Kondisi ini memberikan suasana karena ragi yang
digunakan cepat berkembang dan aktif. Pemanasan bubur pati pada proses gelatinasi cara
pertama bertujuan untuk memecah pati, agar lebih mudah dihidrolisis oleh enzim.
Keuntungan lain bekerja pada suhu tinggi yaitu dapat berperan untuk mensterilkan bahan pati
dari keberadaan mikroorganisme yang tidak dikehendaki.

Proses gelatinasi dengan cara kedua memberikan hasil yang kurang baik, karena
pertumbuhan ragi terganggu. Proses gelatinasi menggunakan enzim pada suhu tinggi akan
membentuk molekul trifenil furan yang bersifat racun terhadap sel ragi. Proses yang
berlangsung pada suhu tinggi juga mempengaruhi aktivitas enzim termamyl. Aktivitas enzim
ini mengalami kenaikan hingga suhu 95oC, namun seiring dengan kenaikan suhu berikutnya
akan mengalami penurunan. Suhu yang tinggi tersebut selain menurunkan aktivitas enzim
termamyl, juga mampu menurunkan waktu hidup (half life) enzim. Sebagai ilustrasi half life
enzim termamyl pada suhu 93oC adalah 1.500 menit, sedangkan pada suhu 107oC enzim
tersebut hanya memiliki half life selama 40 menit (Anonim, 2005ª; 2005b). Penurunan suhu
pada proses gelatinansi dilanjutkan hingga mencapai 55oC. Untuk selanjutnya dilakukan
proses sakarifikasi, kemudian difermentasi menggunakan ragi S. cerevisiae dan Y. lipolytica
di dalam tabung fermentor.

Untuk meningkatkan kadar bioetanol hingga mencapai 95% dilakukan dengan


memisahkan antara bioetanol dengan air melalui sebuah proses berdasarkan perbedaam titik
didihnya. Bioetanol memiliki titik didih yang jauh lebih rendah dibanding dengan air.
Bioetanol yang menjadi uap akibat pemanasan akan diperoleh kembali melalui proses
pengembunan. Dengan pemanasan pada suhu sesuai titik didihnya, maka bioetanol akan
menguap dan akan mengalami pengembunan setelah melewati saluran pendingin. Untuk
memperoleh fuel based ethanol harus diperoleh kadar bioetanol hingga mencapai 99,5%.
Cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh kadar bioetanol seperti ini mengalami
kesulitan bila melalui proses destilasi biasa, karena kesulitan untuk memisahkan hidrogen
yang terikat dalam struktur kimia bioetanol. Untuk itu bioetanol dengan kadar 95% harus
mengalami perlakuan selanjutnya dengan proses destilasi Azeotropic untuk menghasil fuel
based ethanol.

D. NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain)

NAPZA adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik,psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan, dan
ketergantungan.

1.Jenis NAPZA yang disalahgunakan


a) Narkotika
Yaitu zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sakit sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Contoh :morfin, heroin, petidin, ganja/ kanabis dll
b) Psikotropika
Yaitu zat atau obat yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : ekstasi, shabu, amfetamin dll
c) Zat adiktif lainnya
Yaitu bahan/ zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan
psikotropika, meliputi:
- minuman beralkohol (whiskey, vodca, manson house, TKW dll)
- Inhalansia (gas yg dihirup)
- lem, thinner, nail remover, bensin
2.Dampak yang di derita karena penyalahgunaan napza , antara lain :
a) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap fisik antara lain :
o Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
o Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah
o Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
o Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
o Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
o Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah
gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.

b) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis antara lain :


o Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
o Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
o Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
o Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
o Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
c) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan social antara lain :
o Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
o Merepotkan dan menjadi beban keluarga
o Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

3.Tips menghindari narkoba yang dilansir dari website resmi BNN antara lain adalah sebagai
berikut:

a) Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika, kecuali atas dasar


pertimbangan medis atau dokter.

b) Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba.

c) Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang bisa mengantarkan kita pada
penyalahgunaan narkotika.

d) Memiliki kegiatan-kegiatan yang positif, berolahraga atau pun mengikuti kegiatan


kegiatan organisasi yang memberikan pengaruh positif baik kepada kita.

e) Selalu ingatkan bahwawasannya ancaman hukuman untuk penyalah guna Narkoba,


apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan.

f) Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam.


Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak bersama,
beres-beres bersama nonton bersama keluarga.

g) Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik dan jangan jadikan
narkoba sebagai jalan pelarian. (evalution, 2016)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Alkohol disebut juga alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Rumus umum alkohol adalah R – OH
atau juga ditulis sebagai CnH(2n+2)O. Senyawa alkohol dibedakan berdasarkan jumlah
gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Monoalkohol adalah alkanol yang mempunyai
satu gugus –OH. Dialkohol yang mempunyai dua gugus –OH biasa disebut diol.
Trialkohol yang memiliki tiga gugus fungsi –OH. Polialkohol adalah senyawa alkanol
yang memiliki banyak gugus –OH. Manfaat alkohol diantaranya ; sebagai antiseptik, zat
anti beku, pelarut dan bahan bakar.
2. Bioetanol merupakan bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan dapat
dihasilkan dari konversi karbohidrat menghasilkan zat tersebut. Pemanfaatan bioetanol
sebagai bahan bakar dapat dicampur dengan bensin menghasilkan gasohol. Kelebihan
bioetanol adalah mampu menaikkan angka oktan bahan bakar serta dapat menurunkan
pencemaran lingkungan.Proses pembuatan bioetanol dapat dilakukan dengan fermentasi
mikroorganisme.
3. Jenis-jenis NAPZA diantaranya; Narkotika (morfin, heroin, petidin, ganja/ kanabis),
Psikotropika (ekstasi, shabu, amfetamin), dan zat adiktif lainnya (minuman beralkohol,
Inhalansia, lem, thinner, nail remover, bensin). Dampak yang di derita karena
penyalahgunaan napza , diantaranya; Gangguan system syaraf, halusinasi, gangguan
kesadaran, gangguan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), kesukaran bernafas,
mual-mual dan muntah, pengecilan hati dan sulit tidur, penurunan fungsi hormon
reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual. Secara
garis besar, tips menghindari narkoba dengan memilih pergaulan yang baik dan menjauhi
pergaulan yang bisa mengantarkan kita pada penyalahgunaan narkotika.
PERMASALAHAN: MARAKNYA PEREDARAN DAN

PENGGUNAAN NARKOBA

Peredaran narkoba di Bali semakin marak. Parahnya generasi muda Bali menjadi
sasaran empuk penyalahgunaan barang terlarang ini. Kepala Pelaksana Harian BNN Bali,
Kombes Pol. IGK Budiartha, Sabtu (30/6) di Denpasar, mengatakan, dari 2010 hingga Mei
2012 tercatat 2112 generasi muda Bali dari jenjang pendidikan SD hingga perguruan tinggi
tersandung kasus narkoba, baik sebagai pengguna maupun sekaligus sebagai pengedar.

Budiartha mengatakan, peredaran narkoba di Bali semakin marak. Hal ini tidak lepas
akibat Bali sebagai kawasan pariwisata dunia. Bahkan, Bali menjadi target sindikat peredaran
narkoba internasioanal dan tempat transit peredaran narkoba. Parahnya, penyalahgunaan
narkoba di Bali kian merambah generasi muda utamanya kalangan pelajar.

Penyalahgunaan narkoba terhadap para pelajar berawal dari penawaran dari pengedar
narkoba. Mula-mula mereka diberi beberapa kali dan setelah mereka merasa ketergantungan
terhadap narkoba itu, maka pengedar mulai menjualnya. Setelah mereka saling membeli
narkoba, mereka disuruh pengedar untuk mengajak teman-temannya yang lain untuk
mencoba obat-obatan terlarang tersebut.

Narkoba biasanya dikonsumsi oleh anak-anak orang kaya, yang kurang perhatian dari
orang tuanya. Biasanya mereka mengkonsumsi jenis pil lexotan dan Extaci karena proses
pembelian dan penggunaannya lebih mudah dan praktis. Pada mulanya mereka minum
minuman beralkohol di diskotik atau bar, tetapi lama kelamaan mereka mulai memakai
narkoba.

Budiartha memaparkan, data kasus Dit. Reserse Narkoba Polda Bali dari 2010 hingga
2012 menunjukkan tren peningkatan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di kalangan
pelajar.Pada tahun 2011 terdapat kasus penyalahgunaan narkoba dari jenjang SD hingga
perguruan tinggi 826 kasus.
Dengan demikian menujukkan generasi muda menjadi sasaran empuk
penyalahgunaan narkoba ini. Budiartha mengakui jika kondisi itu dibiarkan dan tidak ada
upaya nyata untuk mencegahnya maka keberlangsungan masa depan generasi muda Bali
akan terancam. Sementara untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa dan
mahasiswa, pihaknya menerapkan berbagai strategi seperti melakukan advokasi, penyuluhan,
dan desiminasi. BNN Bali juga membentuk kader-kader yang bisa memberikan pemahaman
pada teman, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. (kmb29)

Analisis :

Perilaku menyimpang tumbuh di kalangan masyarakat akibat kurang seimbangnya


masalah ekonomi, terutama terhadap para remaja Indonesia yang sering menggunakan
minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Mungkin mereka kurang perhatian dari
orang tua mereka atau mungkin juga karena ajakan para pemakai atau teman-temannya.

Orang-orang mengkonsumsi narkoba itu biasanya bertujuan untuk menenangkan diri


dari masalah yang dihadapi olehnya. Misalnya anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya
dan kurang perhatian (kasih sayang) dari kedua orang tuanya pasti merasa kesal dan marah
maka, untuk menghilangkan rasa kesal dan marahnya mereka minum-minuman keras bahkan
ada yang langsung memakai narkoba.

Apabila ditambah dengan pergaulan yang bebas, yaitu pergaulan yang tanpa aturan,
sekehendak sendiri dan tidak mau diatur sangat dominan dalam proses penyalahgunaan
narkoba ini.

Solusi :

Pencegahan dari pencegahan penyalahgunaan napza yaitu Jangan pernah untuk


mencoba-coba menggunakan narkotika, mengadakan penyuluhan, memilih pergaulan yang
baik dan menjauhi pergaulan yang bisa mengantarkan kita pada penyalahgunaan narkoba,
memiliki kegiatan yang positif yang bisa memberikan pengaruh yang positif bagi diri sendiri,
selalu di ingat bahwasanya ada hukuman untuk pengguna napza, bila memiliki masalah
hendaknya mencari solusi yang tepat, positif serta baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Sapto. 1985. Mikroba dan Hari Depan Manusia. Jakarta : Yayasan Padamu Negeri.

Wahyudi, Parlan. 2005. Kimia Organik 1. Malang: UM Press.

Steel, Alpen. 2017. Proses Produksi Bioetanol. (online), (http://www.


alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/510-proses produksi-bioetanol), diakses 4
Februari 2018

Gozan, Misri. 2014. Teknologi Bioetanol Generasi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Evalution. 2016. (online), (http://materitugassingkat.blogspot.com/2016/03/materi-tentang -


napza.html?m=1), diakses 1 Februari 2018
PERTANYAAN

1. Dibawah ini yang termasuk salah satu jenis senyawa alkohol..


a. Metanol c. Asam fosfat
b. Natrium Klorida d. Barium Klorida
2. Rumus umum dari senyawa alkohol adalah.....
a. CnH(2n+2)O c. CnH(2n-2)O
b. C2nH(2n-2)O d. C3nH(3n-2)O
3. Zat adiktif adalah zat kimia yang dapat mengakibatkan ….
a. Ketergantungan c. Kesenangan
b. Kekuatan d. Kesembuhan
4. Diantara zat-zat di bawah ini yang bukan merupakan zat adiktif adalah ….
a. alkohol
b. MSG
c. LSD
d. PCP
5. Diantara zat-zat berikut yang bukan merupakan zat racun dalam rokok adalah ….
a. tar
b. nikotin
c. kafein
d. karbon monoksida
6. Zat kimia yang berkhasiat menstimulasi susunan saraf pusat pada kopi dan teh
adalah ….
a. Tar
b. morfin
c. kafein
d. nikotin
7. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan seorang remaja terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba, misalnya ….
a. rasa capek
b. pusing
c. gagal ginjal
d. rasa ingin tahu
8. Dibawah ini yang bukan termasuk manfaat alkohol adalah
a. Antiseptik c. Pembersih kulit
b. Campuran bahan bakar d. Sebagai bahan nuklir
9. Obat-obatan berikut dapat memengaruhi pikiran manusia, kecuali ….
a. antibiotik
b. stimulan
c. halusinogen
d. depresan
10. Yang tidak tergolong zat adiktif adalah ….
a. amfetamin
b. kopi dan teh
c. sirop
d. alkohol

También podría gustarte