Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
o Keluhan tambahan3
Apakah disertai dengan nyeri dan pengelihatan terganggu?
Apakah terdapat mata merah, sakit mata, fotofobia, secret, merasa dan
kelilipan?
Adakah gejala lain akibat kemasukan benda asing dan pemakaian kontak
lensa?
o Riwayat Penyakit Dahulu3
Apakah dulu pernah kelainan seperti ini?
Adakah riwayat trauma mata?
Adakah riwayat hipertensi?
Adakah riwayat diabetes mellitus?
Adakah riwayat pemakaian obat yang mungkin menyebabkan gejala
gangguan penglihatan atau pemakaian obat untuk mengobati penyakit
mata dulu maupun sekarang?
Apakah pasien pernah menderita infeksi mata berat atau pernah berada di
negara endemik trakoma seperti di Afrika dan negara-negara timur
tengah?
Apakah pasien memiliki riwayat penyakit autoimmune seperti pemphigoid
sikatrik?
Apakah ada riwayat mengalami sindrom steven johnson sebelumnya?
Apakah pasien pernah menjalani operasi mata sebelumnya?
o Riwayat Kesehatan Keluarga3
Apakah ada keluarga dengan riwayat penyakit mata turunan?
Adakah riwayat gejala gangguan mata dalam keluarga (misalnya
penularan konjungtivits infektif)?
o Riwayat Pribadi Sosial dan Alergi3
Adakah orang disekitar yang menderita penyakit mata?
Adakah konsumsi obat-obatan tertentu?
Hasil anamnesis dari skenario seorang laki-laki 22tahun dengan keluhan utam tulisan di
proyektor LCD dan TV kurang jelas. Pasien tidak ada memiliki riwayat mata merah dan berair.
Keluhan ini sudah dirasakan sejak umur 15 thn, perlahan bertambah parah. Dan pasien sering
memicingkan mata dan mengucekkan kedua matanya.
Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis terhadap pasien, untuk menunjang anamnesis dapat
dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Pemeriksaan fisik yang pertama dilakukan adalah
melihat keadaan umum dan juga kesadaran pasien. Selanjutnya pemeriksaan fisik yang dilakukan
adalah memeriksa tanda-tanda vital yang terdiri dari suhu, tekanan darah, nadi, dan frekuensi
pernapasan. Suhu tubuh yang normal adalah 36-37oC. Pada pagi hari suhu mendekati 36oC,
sedangkan pada sore hari mendekati 37oC. Tekanan darah diukur dengan menggunakan
tensimeter dengan angka normalnya 120/80 mmHg. Pemeriksaan nadi biasa dilakukan dengan
melakukan palpasi a. radialis. Frekuensi nadi yang normal adalah sekitar 60-80 kali permenit.
Dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan adalah 16-24 kali per menit.Pada pemeriksaan
fisik khususnya pemeriksaan fisik tiroid terdapat beberapa pemeriksaan fisik tambahan.
Manifestasi Klinis
Pada pasien miopia yang dirasakan mulai dari penglihatan jarak jauh buram dan penglihatan
jarak dekat lebih baik, nyeri kepala, terdapat kecendrungan untuk mengalami juling saat melihat
jauh.6
Penatalaksanaan Miopia
1. Lensa konkaf/negatif
2. Lensa kontak
3. Jika agak berat bisa di lakukan LASIK(laser in situ keratomileusis)7
D. Anisometropia
Anisometropia adalah suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang tidak
sama pada mata kanan dan mata mata kiri. Dapat saja satu mata myopia sedang mata yang
lainnya hypermetropia. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1.0 Dioptri. Jika terdapat
anisometropia 2.5 - 3.0 Dioptri maka akan dirasakan terjadi perbedaan besar bayangan 5%, yang
mengakibatkan akan terganggunya fusi. Pada keadaan ini dapat terjadi supresi penglihatan pada
satu mata.5
E. Ambliopia
Ambliopia atau yang sering disebut dengan lazy eye adalah beberkurangnya ketajaman
penglihatan walaupun sudah dikoreksi terbaik tanpa ditemukannya kelainan struktur pada mata
atau lintasan visual bagian belakang. Biasanya disebabkan oleh kurangnya rangsangan untuk
meningkatkan perkembangan penglihatan dan tidak dikoreksi. Bila ambliopia ini ditemukan pada
usia dibawah 6tahun maka masih bisa dilakukan latihan untuk perbaikan penglihatan.5,8,10
Manifestasi Klinis
Biasanya yang dirasakan pada pasien ambliopia seperti berkurangnya penglihatan satu mata,
menurunnya tajam penglihatan walaupun sudah diberikan lensa koreksi dan saat di tes crowding
fenomena positif, biasanya daya akomodasi menurun.5,8
Daftar Pustaka
1. Netter F H. Atlas anatomi manusia. Ed. 5. Singapore: ISBN; 2013. h.81-9
2. Sherwood L. Fiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.8. Jakarta: EGC; 2014.h.210-29
3. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga, 2007.h.44
4. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. Ed.9. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. h. 18-9,
71, 79-83
5. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004. h. 72-82
6. Pambudy I M, Irawai Y. Kapita selekta kedokteran. Ed 4(1). Jakarta: Media Aesculapius;
2014. h.390-3.
7. Medical mini notes – Ophthalmology. Makasar: Fakultas kedokteran Universitas
Hassanudin;2016. h.63-72.
8. Morosidi SA, Paliyama MF. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida;
2011. h.22-32.
9. Widodo A, Prillia T. 2017. “Miopia Patologi” Jurnal Oftalmologi Indonesia. Vol 5(1). h.
19-26. Diunduh pada tanggal 30 maret 2019 http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
TinjPus3.pdf
10. Jhon T. Mata dan kedaruratan mata. Jakarta: EGC, 2014.h333-4.