Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DISUSUN OLEH
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
ENERGI SURYA
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam,
rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat
dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan
lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin,
tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Dunia pun sudah mulai merubah
tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar
non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. Karena Energi merupakan salah satu
kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan kebutuhan energi dapat merupakan
indikator peningkatan kemakmuran, namun bersamaan dengan itu juga menimbulkan
masalah dalam usaha penyediaannya.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat
digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan,
dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk
terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya. Di negara-negara industri maju
seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari
pemerintah telah diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya
ini.
Pemakaian energi surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik,
mengingat bahwa secara geografis sebagai negara tropis, melintang garis katulistiwa
berpotensi energi surya yang cukup baik. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5
kWh/m2/hari. Berarti prospek penggunaan fotovoltaik di masa mendatang cukup cerah.
Karena, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit
dibubungkan dengan jaringan listrik PLN. Maka aplikasi panel surya sebagai alternatif energi
listrik baik digunakan di rumah-rumah/ solar home system.
1. Cara Pemanfaatan Energi Surya
Sel surya/ solar cell, photovoltaic, atau fotovoltaik sejak tahun 1970-an telah telah
mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia untuk
memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil sebagaimana pada minyak
bumi, gas alam atau batu bara, tidak pula dengan menempuh jalan reaksi fisi nuklir. Sel surya
mampu beroperasi dengan baik di hampir seluruh belahan bumi yang tersinari matahari, sejak
dari Maroko hingga Merauke, dari Moskow hingga Johanesburg, dan dari pegunungan
hingga permukaan laut.
Sel surya dapat digunakan tanpa polusi, baik polusi udara maupun suara, dan di segala
cuaca. Sel surya juga telah lama dipakai untuk memberi tenaga bagi semua satelit yang
mengorbit bumi nyaris selama 30 tahun. Sel surya tidak memiliki bagian yang bergerak,
namun mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan.
Semua keunggulan sel surya di atas disebabkan oleh karakteristik khas sel surya yang
mengubah cahaya matahari menjadi listrik secara langsung.
2. Proses konversi
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan
karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya
tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron,
sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki
kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif.
Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat
mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah
ini.
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor
intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole
dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis
p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau
Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan
semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As)
ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri
tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan
doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-
doping.
Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n
atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical
junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Dengan menambah panel surya (memperluas) berarti menambah konversi tenaga surya.
Umumnya panel surya dengan ukuran tertentu memberikan hasil tertentu pula. Contohnya
ukuran a cm x b cm menghasilkan listrik DC (Direct Current) sebesar x Watt per hour/ jam.
Efesiensi Daya
Biaya Keterangan Penggunaan
Perubahan Daya Tahan
Sangat Kegunaan Pemakaian
Mono Sangat Baik Baik Sehari-hari
Baik Luas
Sangat Sangat Cocok untuk produksi
Poly Baik Sehari-hari
Baik Baik massal di masa depan
Cukup Bekerja baik dalam Sehari-hari & perangkat
Amorphous Cukup Baik Baik
Baik pencahayaan fluorescent komersial (kalkulator)
Compound Sangat Cukup
Sangat Baik Berat & Rapuh Pemakaian di luar angkasa
(GaAs) Baik Baik
Polikristal (Poly-crystalline) : Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak.
Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik
pada saat mendung.
Monokristal (Mono-crystalline) : Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya
listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan
dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang
(teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
Amorphous
Amorphous silicon (a-Si) telah digunakan sebagai bahan sel surya photovoltaik pada
kalkulator. Meskipun kemampuannya lebih rendah dibandingkan sel surya jenis c-Si, hal ini
tidak penting pada kalkulator, yang memerlukan energi yang kecil.
Thin Film Photovoltaic
Merupakan panel surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-silicon dan
amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5% sehingga untuk luas permukaan yang
diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar daripada monokristal & polykristal.
Inovasi terbaru adalah Thin Film Triple Junction PV (dengan tiga lapisan) dapat berfungsi
sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan daya listrik sampai
45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang ditera setara.
Tenaga surya yang diserap bumi adalah sebanyak 120 ribu terawatt.Pada prinsipnya
tenaga surya sebagai pembangkit listrik dengan dua cara:
Produksi uap dengan ladang cermin yang digunakan untuk menggerakkan turbin.
Pembangkit listrik tenaga surya besar.
Mengubah sinar surya menjadi listrik dengan panel surya / solar cell photovoltaik.
Pembangkit listrik tenaga surya portabel / kecil.
Dalam penggunaan panel surya / solar cell untuk membangkitkan listrik di rumah, ada
beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan karena karakteristik dari panel surya / solar cell:
Panel surya / solar cell memerlukan sinar matahari. Tempatkan panel surya / solar cell
pada posisi dimana tidak terhalangi oleh objek sepanjang pagi sampai sore.
Panel surya - solar cell menghasilkan listrik arus searah DC.
Untuk efisiensi yang lebih tinggi, gunakan lampu DC seperti lampu LED.
Instalasi kabel baru khusus untuk arus searah DC untuk perangkat berikut ini misalnya:
lampu penerangan berbasis LED (Light Emiting Diode), kamera CCTV, wifi (wireless
fideliity), dll.
Atap cukup kuat menahan beban panel dan angin
Penempatan panel memungkinkan pembersihan dan perbaikan.
Tersedia jarak dengan atap untuk sirkulasi udara di bawah panel surya
Keseluruhan cara kerja di atas diatur oleh Solar Charge Controller. Solar charge
controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Solar charge
controller berfungsi untuk:
Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai
penuh).
Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus
kalau baterai sudah mulai 'kosong').
Rata-rata produk panel solar cell yang ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/d 18 VDC
dan ampere antara 0.5 s/d 7 Ampere. Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai
kapsitas 10 Watt Peak s/d 200 Watt Peak, juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal.
Komponen inti dari sistem PLTS ini meliputi peralatan : Modul Solar Cell, Regulator /
controller, Battery / Aki, Inverter DC to AC, Beban / Load.
3.1.1 Panel Surya / Solar Cell untuk Listrik AC
Bila kita berkeinginan untuk menggunakan energi sel surya untuk peralatan rumah
lainnya, ikuti contoh perhitungan berikut ini.
Bila kita membutuhkan daya listrik Alternating Current sebesar 2000W selama 10 jam per
hari ( 20KWh/hari ) maka dibutuhkan 24 panel sel surya dgn kapasitas masing-masing
210WP dan 30 aki @12V 100Ah. Ini berdasarkan perhitungan energi surya dari jam 7 pagi
s/d jam 5 sore ( 10 jam ) dan asumsi konversi energi minimal 4 jam sehari.
Energi surya Jumlah panel sel surya Kapasitas panel sel surya Perhitungan Hasil
4 jam 24 panel 210 Watt 4 x 24 x 210 20.160 Watt hour
Dasar perhitungan jumlah aki adalah 2 x 3 x kebutuhan listriknya.
Adanya faktor pengali 3 untuk mengantisipasi bila hujan/mendung terus-menerus selama 3
hari berturut-turut. Sedangkan faktor pengali 2 disebabkan battery tidak boleh lebih dari 50%
kehilangan kapasitasnya bila ingin battery-nya tahan lama, terutama untuk battery kering
seperti type gel dan AGM. Dengan kata lain diusahakan agar DOD ( Depth of Discharge )
tidak melampaui 50% karena sangat mempengaruhi life time dari battery itu sendiri.
Jumlah Aki Voltage Ampere Perhitungan Hasil
100 12 Volt 100 Ampere hour 100 x 12 x 100 120.000 Watt hour
3.1.3 Inverter DC ke AC
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah
(DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti
batere, panel surya / solar cell menjadi AC.
Penggunaan inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah
untuk perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter:
Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya
mendekati dgn beban yang hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal
Input DC 12 Volt atau 24 Volt
Sinewave ataupun square wave outuput AC
Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Ada beberapa jenis baterai /
aki di pasaran yaitu jenis aki basah/ konvensional, hybrid dan MF ( Maintenance Free ).
Harga, inilah yang menjadi kendala utama, investasi awalnya cukup besar, tetapi
kalau dihitung dengan penggunaan listrik dari PLN untuk beberapa tahun, tentu bisa sangat
hemat, umur ekonomis Solar Panel bisa lebih dari 10 tahun, yang agak singkat Battery
(kurang lebih 2 tahun) dan DC to AC Converter (tergantung kualitas perangkatnya). Untuk
50 Watt Peak (wp), dipasaran dijual paket lengkap seharga Rp. 3 juta - Rp. 4 juta. Untuk 100
wp Rp. 4 juta - Rp. 6 juta. Harga Battery bervariasi tergantung merk, biasanya untuk 100 AH
sekitar Rp. 1 juta, demikian juga dengan DC-AC Converter harga nya tergantung kapasitas
(watt) dan merknya.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Holladay, April. Solar Energy. Microsoft Encarta 2006 [DVD]. Redmond, WA:
Microsoft Corporation, 2005.
http://energisurya.wordpress.com/ diambil pada 26 Oktober 2010
http://www.panelsurya.com/ diambil pada 26 Oktober 2010
http://energisurya.wordpress.com/ diambil pada 26 Oktober 2010
http://anggoero.blogspot.com/2010/03/panel-surya-sel-surya.html diambil pada 26 Oktober
2010
Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Solar charge controller berfungsi untuk:
Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai
penuh).
Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus
kalau baterai sudah mulai 'kosong').
Untuk itu perhatikan tabel gauge kabel standard Amerika (AWG) berikut ini:
Diameter kabel yang kecil memiliki nomor wire gauge yang besar. Tabel itu adalah
untuk ukuran kabel tunggal. Salah satu contoh saja, kabel UTP cat 5 adalah 24 AWG.
Diameter Resistansi
AWG
(mm) (Ω/km)
0000 (4/0) 11.68 0.16
000 (3/0) 10.4 0.2
00 (2/0) 9.27 0.26
0 (1/0) 8.25 0.32
1 7.35 0.41
2 6.54 0.51
3 5.83 0.65
4 5.19 0.82
5 4.62 1.03
6 4.12 1.3
7 3.67 1.63
8 3.26 2.06
9 2.91 2.6
10 2.59 3.28
11 2.31 4.13
12 2.05 5.21
13 1.83 6.57
14 1.63 8.29
15 1.45 10.45
16 1.29 13.17
17 1.15 16.61
18 1.02 20.95
19 0.91 26.42
20 0.81 33.31
21 0.72 42
22 0.64 52.96
23 0.57 66.79
24 0.51 84.22
25 0.46 106.2
Sebagai contoh, tiga panel surya / solar cell dengan masing-masing arus 6 ampere
dihubungkan sepanjang 30 feet (1 feet adalah 30 cm) dari charge controller. Berarti ada 18
Ampere arus melalui kabel. Tabel di bawah ini adalah tabel arus (baris kolom) dan tabel
gauge kabel (baris atas) yang disarankan. Untuk melihat kabel yang sesuai, pilih sesuai
dengan jarak (lebih besar lebih baik) dan nomor AWG kecil.
#12 #10 #8 #6 #4 #3 #2 #1 #1/0 #2/0
4 22.7 36.3 57.8 91.6 146 184 232 292 369 465
6 15.2 24.2 38.6 61.1 97.4 122 155 195 246 310
8 11.4 18.2 28.9 45.8 73.1 91.8 116 146 184 233
10 9.1 14.5 23.1 36.7 58.4 73.5 92.8 117 148 186
12 7.6 12.1 19.3 30.6 48.7 61.2 77.3 97.4 123 155
14 6.5 10.4 16.5 26.2 41.7 52.5 66.3 83.5 105 133
16 5.7 9.1 14.5 22.9 36.5 45.9 58 73 92 116
18 5.1 8.1 12.9 20.4 32.5 40.8 51.6 64.9 81.9 103
20 4.6 7.3 11.6 18.3 29.2 36.7 46.4 58.4 73.8 93.1
25 3.6 5.8 9.3 14.7 23.4 29.4 37.1 46.8 59.1 74.5
30 3.1 4.8 7.7 12.2 19.5 24.5 30.9 38.9 49.2 62.1
35 2.6 4.2 6.6 10.5 16.7 20.9 26.5 33.4 42.2 53.2
40 2.3 3.6 5.8 9.2 14.6 18.4 23.2 29.2 36.9 46.5
Sesuai dengan tabel diatas, kita akan menggunakan kabel AWG 4, untuk mencapai
pengurangan tegangan kurang dari 3%. Tabel diatas adalah untuk 12 Volt, untuk 24 Volt,
bagi jarak dengan 2, untuk 48 Volt, bagi jarak dengan angka 4.
Untuk menghubungkan charge controller dengan baterai, gunakan gauge kabel yang sama,
dengan alasan, arus antara charge controller ke baterai, dan arus panel surya / solar cell ke
charge controller, hampir sama.
Pada umumnya panel surya / solar cell tidak membutuhkan pemeliharan yang rutin
seperti genset. Genset umumnya diharuskan untuk dihidupkan satu kali seminggu,
pemeriksaan oli, pemeriksaan batere, dll. Pemeliharaan panel surya / solar cell:
Dibersihkan berkala untuk tidak mengurangi penyerapan intensitas matahari.
Mengatur letak dari panel surya / solar cell supaya mendapatkan sinar matahari
langsung dan tidak terhalangi objek (pohon, jemuran, bangunan, dll)
8. Perkiraan Biaya Panel Surya Solar Cells
Jadi kalau dari tadi kita membicarakan penggunaan tenaga surya untuk pembangkit listrik
sendiri / mandiri, berapakah harga panel surya / solar cell?
Harga panel surya / solar cell tergantung dari beberapa faktor:
* Type panel/ teknologi/ efisiensi
* Ukuran panel dan daya dalam Watt yang dihasilkan per jam
Perkiraan harga panel untuk 50 Watt Peak adalah sekitar Rp. 2.500.000 di Jakarta. Jadi harga
per Watt Peak adalah sekitar Rp. 50.000 (per Agustus 2009). Harga tersebut akan terus turun
karena beberapa faktor:
Jumlah pengguna yang semakin besar (karena kesadaran penggunaan energi hijau)
Produksi panel surya / solar cell semakin banyak
Harga minyak dan batu bara yang semakin mahal
Perkembangan teknologi sel surya (solar cell)
Harga solar cells panel per Agustus 2010 adalah Rp. 32.500 untuk satu Watt Peak.
Lanjutan NO.7
Ampere meter untuk mengukur charging panel surya / solar cell. Volt meter digunakan
untuk mengukur tegangan baterai, mengindikasikan berapa jumlah discharge dari baterai.
Pengukuran nya adalah sebagai berikut:
% Full Charge Tegangan
100% 12.7
90% 12.6
80% 12.5
70% 12.3
60% 12.2
50% 12.1
40% 12.0
30% 11.9
20% 11.8
10% 11.7
Discharge 11.6 atau kurang
Pada saat pengukuran perhatikan supaya pada saat tidak terjadi charging maupun
discharging. Jadi sebaiknya pengukuran dilakukan pagi hari pada saat belum ada charging
dan tidak ada penggunaan.
Baterai yang sering digunakan lebih dari 40% - 50% akan mengurangi lifetime. Jadi dalam
perencanaan perhatikan penggunaan daya dan perhitungan baterai adalah 2 kali lipat dari
daya tersebut.
Gunakan digital meter, karena lebih akurat. Harga digital meter sekitar Rp. 300.000 - Rp.
750.000. Kemudian untuk digital multi meter harganya bervariasi mulai dari 2 juta rupiah
keatas.
Monitor Arus Panel Surya, Tegangan Batere, Performansi Sistem
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya memperhatikan hal sebagai berikut:
Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
Berapa besar arus yang dihasilkan panel surya / solar cell (dalam Ampere hour),
dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya / solar cell yang harus
dipasang.
Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan
pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Sistem Pembangkit Listrik Panel Surya, membangkitkan arus listrik dan menyimpan ke dalam
baterai. Diperlukan perangkat pengukur untuk monitoring arus yang dihasilkan panel surya /
solar cell, dan penggunaan oleh beban. Dalam hal ini adalah arus dari baterai yang digunakan
oleh beban.
Ampere meter untuk mengukur charging panel surya / solar cell. Volt meter digunakan untuk
mengukur tegangan baterai, mengindikasikan berapa jumlah discharge dari baterai.
Pengukuran nya adalah sebagai berikut:
% Full Charge Tegangan
100% 12.7
90% 12.6
80% 12.5
70% 12.3
60% 12.2
50% 12.1
40% 12.0
30% 11.9
20% 11.8
10% 11.7
Discharge 11.6 atau kurang
Pada saat pengukuran perhatikan supaya pada saat tidak terjadi charging maupun discharging.
Jadi sebaiknya pengukuran dilakukan pagi hari pada saat belum ada charging dan tidak ada
penggunaan.
Baterai yang sering digunakan lebih dari 40% - 50% akan mengurangi lifetime. Jadi dalam
perencanaan perhatikan penggunaan daya dan perhitungan baterai adalah 2 kali lipat dari daya
tersebut.
Gunakan digital meter, karena lebih akurat. Harga digital meter sekitar Rp. 300.000 - Rp.
750.000. Kemudian untuk digital multi meter harganya bervariasi mulai dari 2 juta rupiah
keatas.
Gambar di bawah ini sedikit menggambarkan berapa porsi anggaran yang dibutuhkan pada
saat pemasangan dan perbandingannya pada 20 tahun kemudian. Asumsi memakai 1300
Watt menggunakan baterei 35 Ah. Literatur ini menggunakan negara Meksiko sebagai
contohnya.
Di sana terlihat bahwa komponen baterei yang memiliki masa pakai optimum yang terbatas
(sekitar 4 tahun), memerlukan perhatian khusus terutama karena adanya penambahan biaya
ekstra untuk penggantian baterei baru.
8.1 Biaya perangkat dan pelayanan pendukung.
Memanfaatkan sel surya untuk keperluan apapun membutuhkan perangkat pendukung
yang disebut Balance of System (BOS) yang biasanya terdiri atas baterei, inverter, biaya
pemasangan serta infrasturktur (lihat gambar berikut). Di sini peran BOS sangat penting
sehinga semua ini (Sel surya + BOS) disebut dengan sistem fotovoltaik. Baterei serta
pegontrolnya diperlukan untuk meyimpan tenaga listrik untuk pemakaian di malam hari jika
diperlukan. Inverter dibutuhkan untuk mengubah keluaran sel surya yang berarus DC
menjadi AC sesuai dengan keperluan perumahan. Dan instalasi diperlukan untuk
menyelaraskan bentuk (atap) rumah dengan berapa luas sel surya atau daya yang dibutuhkan
agar optimal.
Secara perhitungan kasar, harga Sel surya + BOS ini mencapai US$ 8-10/Watt. Sehingga jika
hendak menggunakan sel surya di perumahan lengkap dengan sarana pendukungnya untuk
1300 Watt atau 1.3 kW, maka biaya kasar yang perlu diperlukan kira-kira 1300 Watt x (US$
8 – 10) = US$ 10.400 – 13.000 atau jika di-rupiah-kan sekitar Rp 98.880.000 – 117.000.000
dengan masa pakai 20 tahun lebih dan biaya tambahan untuk penggantian baterei per 4-5
tahun sekali.
Tabel di bawah merupakan simulasi perhitungan biaya yang diperlukan untuk
memasang sel surya di sebuah rumah dengan kapasitas daya terpasang sebesar 50 Watt. Jika
hendak memasang sel surya di rumah dengan daya 1000 Watt mirip dengan rata-rata daya
terpasang pada rumah di Indonesia dari PLN, maka harga total tinggal dikalikan saja dengan
20.