Está en la página 1de 9

JURNAL

TENTANG

PENUAAN SEL

Disusun oleh :

Nama : Hendi Permana (C1814201027)

Kelas : 1A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2018
A. Abstrak
Penuaan atau kematian sel berhubungan dengan stuktur nukleotida di
ujung kromosom d dalam inti sel eukariotik yang disebut telomer. Pada sel
somatik normal terjadi pemendekan telomer seiring meningkatnya usia,
termasuk stem cell yang dimaksudkan untuk pembaharuan sel. Sel somatik
mempunyai program proses penuaan ( aging ). Telomer dipelihara dan
dipertahankan oleh enzim telomerase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
apa yang dimaksud penuaan sel serta menguraikan bagaimana terjadinya
penuaan sel.
Kata Kunci : Nukleotida, sel eukariotik, telomer, stem cell, aging, telomerase.
B. Deskripsi Singkat
Proses penuaan sel atau aging cell merupakan suatu proses yang alamiah
akan dialami oleh setiap makhluk hidup atau organisme. Secara stuktural,
Tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan
struktural makhluk hidup. Secara fungsional, Tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya itu berfungsi, Jadi
kegiatan tiap-tiap sel itulah yang membentuk organisme. Apabila sel-sel
penyusun suatu makhluk hidup tidak berfungsi dengan semestinya, maka akan
menimbulkan suatu kerusakan sel dan kematian sel yang berdampak negatif
bagi organisme yang bersangkutan. Kerusakan dan kematian sel juga dapat
dipengaruhi oleh penuaan sel. Penuaan sel merupakan perubahan berangsur-
angsur dari struktur setiap organisme yang terjadi dengan berlalunya waktu,
Bukan disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan dan sampai pada
kemungkinan kematian karena organisme itu bertambah tua.
C. Analisis PICOT
Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang
berjumlah 15 orang ( usia 50-75 tahun ).
Sampel : Berdasarkan umur dan jenis kelamin
Intervention : Penuaan akan terjadi secara alamiah tidak dapat dihindari
tapi bisa diperlambat dengan cara memakan makan yang
bernutrisi dan antioksidan, tidak banyak mengandung
lemak, dan juga menyarankan supaya sering berolahraga.
Comparison : Beberapa cara dilakukan untuk mencegah terjadinya
proses penuaan dini mulai dari perawatan yang alamiah
sampai dengan terapi yang membutuhkan biaya mahal.
Konsumsi vitamin C dan E sebagai antioksidan merupakan
salah satu cara mencegah penuaan dini [6]. Vitamin C dan E
dapat dijumpai pada makanan, juga pada produk olahan
seperti krim topikal dan obat yang dimasukkan ke dalam
tubuh. Vitamin C banyak terdapat pada buah jambu,
pepaya, kiwi, jeruk dan lemon. Sedangkan vitamin E
terdapat dalam kacang-kacangan, bijibijian dan sayuran
hijau.

Outcome : Konsumsi vitamin C dan E sebagai antioksidan


merupakan salah satu cara mencegah penuaan dini. Vitamin
C dan E dapat dijumpai pada makanan, juga pada produk
olahan seperti krim topikal dan obat yang dimasukkan ke
dalam tubuh. Vitamin C banyak terdapat pada buah jambu,
pepaya, kiwi, jeruk dan lemon. Sedangkan vitamin E
terdapat dalam kacang-kacangan, bijibijian dan sayuran
hijau.

Time : Penelitian ini menghabiskan waktu selama 2 minggu dari


6 Maret 2019 sampai 20 Maret 2019.
D. Pembahasan
Proses penuaan sel atau aging cell merupakan suatu proses yang alamiah akan
dialami oleh setiap makhluk hidup atau organisme atau penuaan sel adalah
keadaan di mana sel-sel tidak dapat lagi membelah. Keadaan permanen ini bisa
menjadi manfaat dan kerugian bagi organisme tempat sel hidup. Meskipun
penuaan seluler pertama kali dikaitkan dengan penekanan tumor dan penuaan,
penelitian yang lebih baru telah menemukan bahwa itu juga mendorong
perbaikan kanker dan jaringan. Oleh karena itu, efek penuaan sel di dalam
organisme bervariasi menurut sejumlah faktor, seperti usia. Lansia dengan usia
50-75 tahun.
Penuaan Sel memiliki serangkaian fitur yang menjadi ciri mereka. Selain tidak
dapat membelah lagi, sel-sel tua lebih besar daripada sel normal, dan mereka
mengekspresikan dan mensekresikan molekul-molekul tertentu yang sel-sel
normal tidak mensekresi, atau melakukannya dalam jumlah yang lebih kecil
(misalnya antara lain, penuaan terkait beta-galactosidase atau SA-Bgal,
penekan tumor p16INK4a, faktor pertumbuhan, dan sitokin).
 Penyebab Penuaan sel
Apa yang menyebabkan sel berhenti membelah? Ada beberapa penyebab,
beberapa diantaranya adalah erosi telomer, kerusakan DNA jenis lain, dan
faktor lain yang bertindak secara independen dari kerusakan DNA.
Penyebab yang paling banyak diketahui dari pembelahan sel yang berhenti
adalah erosi telomer. Telomer adalah sekuens DNA yang ditemukan di
setiap ujung kromosom. Mereka terdiri dari urutan DNA nukleotida
berulang; misalnya, nukleotida berulang di telomer manusia adalah
TTAGGG, dan ini memperpanjang hingga 11 kilobasa saat lahir.
Pengulangan ini melindungi kromosom dari kehilangan informasi penting
selama replikasi dan dari peleburan dengan kromosom di dekatnya.
Dalam setiap replikasi, telomer kehilangan sebagian kecil DNA karena
enzim yang bertanggung jawab untuk menduplikasi DNA tidak dapat
mencapai ujung kromosom. Dengan demikian, kromosom dipendekkan
setelah setiap replikasi sampai mereka mencapai titik di mana, setelah
kehilangan telomer, kromosom kehilangan informasi genetik penting. Pada
titik ini, sel-sel menjalani respon kerusakan DNA (DDR); mereka tidak bisa
lagi membagi dan karenanya dianggap sebagai penuaan. Karena ini adalah
proses alami penuaan, lebih banyak sel menjadi tua saat kita bertambah usia.
Faktanya, orang tua memiliki telomer dengan panjang kurang dari 4
kilobasa — hampir sepertiga dari panjang mereka saat lahir.
Selain erosi telomer, kerusakan DNA jenis lain juga dapat menyebabkan
penuaan sel dengan merusak DNA. Penyebab paling umum adalah putusnya
untai ganda DNA, yang membawa DDR dan akibatnya membuat sel-sel
mengalami penuaan. Contoh lain yang juga bertindak melalui DDR
termasuk keberadaan sinyal mitogenik, spesies oksigen reaktif atau protein
tertentu yang mendorong pertumbuhan dan proliferasi sel. Penuaan sel
sering dikaitkan pula dengan pemendekan telomer pada setiap kali sel
membelah yang berperan sebagai penyebab penuaan sel dan merupakan
komponen pada jam mitosis (mitotic clocks) (Jones et al, 2000). Setelah sel
mengalami penuaan, sel akan mengalami apoptosis dan akhirnya mengalami
kematian. Telomer mempunyai fungsi utama yaitu untuk melindungi DNA
dari kerusakan dan juga berperan penting pada replikasi DNA sehingga
telomer berperan dalam mempertahankan kestabilan kromosom pada setiap
pembelahan sel. Telomer dipelihara keutuhannya oleh enzim telomerase
yaitu Ribonucleoprotein DNA polymerase yang berperan dalam proses
elongasi telomer di dalam sel eukariot. Enzim telomerase pertama kali
ditemukan ketika peneliti mengetahui, bahwa panjang telomer berbeda-beda
antara organisme satu dengan lainnya, bahkan antara satu sel dengan dengan
sel lainnya pada satu organisme. Bentuk yang tepat dari enzim ini bisa
berbeda antara satu species dengan species lainnya, tetapi masing-masing
versi mempunyai RNA specific template untuk membentuk subunit telomer
yang baru.
Dalam keadaan normal telomerase dibuat secara rutin oleh embrio yang
sedang berkembang. Pada saat tubuh telah terbentuk dengan sempurna,
maka aktivitas telomerase ditekan pada sebagian besar sel-sel somatik dan
telomer makin memendek setelah sel-sel tersebut bereplikasi/ berproliferasi.
Jika telomer telah memendek sampai batas tertentu, maka suatu tanda/sinyal
akan ditimbulkan pada sel untuk berhenti membelah. Batas ini disebut
Treshold to senescence, selanjutnya sel akan mengalami penuaan dan
akhirnya mati.
Menurut Hayflick, sel-sel manusia dan binatang mempunyai kapasitas
replikasi terbatas, yang diinterpretasikan sebagai ekspresi penentuan menua
tingkat sel. Hal ini mempunyai implikasi adanya mekanisme perhitungan di
dalam sel, dan mekanisme ini ternyata dikendalikan oleh pemendekan
telomer pada setiap putaran replikasi DNA. Akumulasi pemendekan telomer
pada stem sel dan sel limfosit dapat berkontribusi terhadap umur seseorang.
Terjadinya pemendekan telomer ini bervariasi antara setiap jaringan, antara
species dan individu pada tingkat umur yang sama. Pemendekan telomer
yang terjadi pada sel-sel somatik normal yang membelah mungkin sebagai
replikometer yang menentukan berapa kali satu sel normal dapat membelah.
Sekali jumlah kritis atau ambang pengulangan sekuen DNA (TTAGGG)
telomer dicapai, maka sel tersebut tidak akan membelah lagi dan selanjutnya
mengalami proses menua. Sebagai contoh dari pengamatan jangka panjang,
fibroblas manusia dewasa normal pada kultur sel, memiliki rentang waktu
hidup tertentu; fibroblas berhenti membelah dan menjadi menua setelah
kira-kira 50 kali pengggandaan Fibroblas neonatus mengalami sekitar 65
kali penggandaan sebelum berhenti membelah.
 Dampak Penuaan Sel
Penuaan sel pertama kali diduga telah berevolusi untuk mencegah
pertumbuhan tumor. Karena fenomena ini tidak memungkinkan sel untuk
membelah lagi, penuaan sel dapat menjadi mekanisme untuk menghindari
pembelahan dan penyebaran sel kanker. Efek penekanan tumor ini telah
diamati ketika penuaan seluler pertama kali dijelaskan pada tahun 1960-an.
Meskipun kontraintuitif, dampak lain dari penuaan sel adalah
pertumbuhan tumor. Konsekuensi merusak ini dapat dikaitkan dengan usia:
sedangkan penuaan sel di organisme muda melindungi terhadap tumor, pada
organisme yang lebih tua itu menginduksi penyebaran tumor. Hipotesis di
balik ini adalah bahwa gangguan terkait usia dan fenotipe, di antaranya
adalah penuaan sel yang menginduksi kanker, tidak berevolusi dengan
seleksi alam (yaitu, tidak berevolusi untuk memungkinkan yang terkuat
untuk bertahan hidup) karena kemungkinan tiba di usia tua adalah lebih
langka daripada kemungkinan memperoleh gangguan atau fenotipe selama
masa muda yang seleksi alam telah membentuk mekanisme pertahanan.
Dengan kata lain, kemungkinan mendapatkan tumor pada usia muda, di
mana seleksi alam telah membentuk mekanisme pertahanan seperti penuaan
sel, lebih tinggi dari kemungkinan bertahan hidup sampai usia yang lebih
tua, ketika pertumbuhan tumor lebih mungkin terjadi.
Akhirnya, dampak hipotesis lain dari penuaan sel adalah perbaikan
jaringan. Penuaan Sel, seperti yang disebutkan di atas, mengeluarkan
berbagai molekul, di antaranya adalah faktor pertumbuhan dan protein lain
yang terlibat dalam penyembuhan luka dan memberi sinyal patogen yang
terdeteksi dan dihilangkan sel kekebalan. Oleh karena itu, penelitian
mendukung bahwa sel-sel tua berperan dalam memperbaiki jaringan secara
langsung dan juga dalam mensekresi sinyal molekul untuk mekanisme lain
dalam organisme untuk mendeteksi dan memperbaiki jaringan.
E. Manfaat dan Kekurangan
Manfaat bagi diri sendiri adalah dapat menambah pengetahuan tentang
proses terjadinya penuaan sel, penyebab dan dampaknya.
Manfaat bagi pembaca secara umum adalah dapat dijadikan sebagai
tambahan pengetahuan supaya dapat menjaga tubuhnya supaya proses
tersebut tidak datang terlalu cepat.
Kekurangannya adalah banyak kata yang sulit dipahami.
F. Simpulan
Proses penuaan sel atau aging cell merupakan suatu proses yang alamiah
akan dialami oleh setiap makhluk hidup atau organisme. Penyebab yang
paling banyak diketahui dari pembelahan sel yang berhenti adalah erosi
telomer. Telomer adalah sekuens DNA yang ditemukan di setiap ujung
kromosom. Penuaan akan terjadi secara alamiah tidak dapat dihindari tapi
bisa diperlambat dengan cara memakan makan yang bernutrisi dan
antioksidan, tidak banyak mengandung lemak, dan juga menyarankan
supaya sering berolahraga.
Saran : sebagai seorang perawat kita hendaknya dalam merawat klien yang
lanjut usia atau yang mengalami fungsi tubuh/organ tubuh harus
memperhatikan kebutuhan dasar yang diperlukan tujuannya agar klien
tersebut merasa nyaman dalam rentang umurnya.
G. Daftar Pustaka
Artandi SE, and DePinho RA 2010. Telomeres and telomerase in cancer.
Carcinogenesis 3 (1): 9-18.
JURNAL KEDOKTERAN YARSI (2014). Pemendekan Telomer 22 (2) :
132-141 (2014).
http://proses penuaan. com Diakses pada tanggal 16 Maret 2019.

También podría gustarte