Está en la página 1de 3

XI MIA 1

Arfin Wiratama

Neraca Perdagangan Komoditas Kedelai

 Konsentrasi Negara Produsen dan Ekportir


Negara produsen utama kedelai di dunia selama periode 1987-1993 adalah Amerika Serikat
(AS), Brazil, Cina, dan Argentina. Keempat negara ini menyumbang 87% produksi kedelai
dunia (Rusastra 1996). Selama periode 1995-2003, negara produsen terbesar yang memasok
kedelai ke pasar internasional adalah AS dengan pangsa rata-rata 57% dari total ekspor dunia.
Tingginya pangsa pasar ini mencerminkan bahwa AS mempunyai efisiensi produksi dan
daya saing yang tinggi, disamping luas panen yang sangat besar dan adanya subsidi dan
bantuan yang menyebabkan penurunan biaya produksi dan biaya perdagangan. Dengan
skala usaha yang sangat luas, mereka dapat menerapkan teknologi tinggi secara efisien.
Negara- negara eksportir besar lainnya, di antaranya Brazil (23,7%), Argentina (9,2%),
Paraguay (4,1%), dan Belanda (2,6%). Secara lebih rinci, delapan negara eksportir terbesar
di dunia disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 memperlihatkan bahwa pangsa delapan negara eksportir besar selama dasawarsa
terakhir, rata-rata mengambil pangsa 99% dari total ekspor seluruh negara. Hanya 1% pangsa
ekspor kedelai berasal dari negara- negara lainnya. Kondisi ini mencerminkan bahwa
struktur pasar kedelai internasional mendekati pasar oligopoli. Amerika Serikat
berpeluang mempunyai posisi tawar yang kuat dalam penentuan harga kedelai di pasar dunia.
 Konsentrasi Negara Importir
Negara importir kedelai terbesar dunia adalah Cina dengan pangsa rata- rata 22% dari total
impor seluruh negara di dunia selama periode 1995- 2003. Negara-negara importir besar
lainnya adalah: Belanda (11,6%), Jepang (10,6%), Jerman (8,3%), Meksiko (8,1%) dan Spanyol
(6,5%). Urutan 10 negara importir besar kedelai di dunia secara rata-rata per tahun selama
periode di atas disajikan pada Gambar 2.

Dari Gambar 1 dan 2, terlihat bahwa Belanda mengimpor sekitar 12% dari total impor dunia
dan mengekspor sekitar 3% dari total ekspor dunia. Pada kondisi di mana total ekspor dunia
sama dengan total impor dunia, maka Belanda merupakan negara net importir. Indonesia
berada pada negara importir kedelai nomor 10 terbesar di dunia, dengan rata-rata impor
sebesar 2,1 juta ton per tahun selama periode 1995-2003.

 Neraca Perdagangan Indonesia


Sampai dengan 1974, Indonesia pernah mengalami surplus kedelai. Namun sejak 1975,
perdagangan kedelai Indonesia selalu dalam posisi defisit. Volume impor selalu jauh
melampaui volume ekspor, sehingga Indonesia selalu menjadi negara net importir. Dengan
kata lain, sejak 1975 Indonesia belum pernah berswasembada kedelai. Defisit kedelai terus
meningkat dari 0,02 juta ton pada tahun 1975 menjadi 0,54 juta ton pada tahun 1990 dan 1,12
juta ton pada tahun 2004. Puncak impor dan defisit terjadi pada tahun 2002, di mana defisit
perdagangan mencapai 1,37 juta ton lebih.
Rata-rata volume impor kedelai selama periode 2000-2004 mencapai sekitar 64% dari total
kebutuhan dalam negeri. Kenyataan ini mencerminkan sangat tingginya ketergantungan
Indonesia pada kedelai impor. Secara lebih rinci, keseimbangan impor dan ekspor kedelai
disajikan pada Tabel1.

Sumber : Pusat Analisis Sosial-Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor

También podría gustarte