Está en la página 1de 14

BAB V

Alat dan serta metode pendidikan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untukmengubah tingkah laku
manusia baik secara individu maupun kelompok untukmendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.Di dalam mengembangkan pendidikan tentu memiliki beberapa
faktor
a. Lingkungan pendidikan
b. Isi pendidikan
c. Metode pendidikan
d. Alat pendidikan

Lingkungan pendidikanKeempat faktor tersebut memiliki hubungan saling terkait. Setelah Isi
pendidikandiketahui, maka metode dan alat pendidikan yang dipakai juga harus sesuai isi
pendidikandan tujuan yang hendak dicapai. Lingkungan pendidikan akan mempengaruhi proses
dan
output
pendidikan.Di dalam isi pendidikan perlu dimaknai terlebih dahulu apa yang dimaksuddengan
mendidik. Menurut Drikarya (2006), mendidik adalah pertolongan atau pengaruhyang diberikan
oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak supaya anak menjadidewasa. Tujuan untuk
mendewasakan seorang anak tersebut ditetapkan sebagai isi ataumateri pendidikan. Isi
pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada pesertadidik untuk keperluan
pertumbuhan. Isi pendidikan berbeda dengan Isi pengajaran. Didalam isi pendidikan mencakup
mentransfer nilai, pengetahuan dan ketrampilan. Namundi dalam isi pengajaran, seorang guru
hanya mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Nilai yang dimaksud yaitu berupa nilai-
nilai kemanusian yang berupa pengalaman dan penghayatan manusia mengenai hal-
hal yang berharga bagi hidupmanusia. Nilai juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat
abstrak dan akanmembentuk sutu sikap serta kepribadian peserta didik pada hisup yang lebih
baik.Internalisasi nilai dianggap sebagai suatu parameter keberhasilan di dalam
pendidikan.Internalisasi nilai ini dilihat dari beberapa
tahap yakni kognitif (pengenalan), afektif(perasaan), konatif (kehendak) dan praktik. Setelah
peserta didik mengerti sesuatu.

diharapkan mereka akan menghargai apa yang telah dipelajari dan kemudianmemunculkan
suatu komitmen untuk melakukannya secara terus menerus atau konsisten.Di dalam proses
pendidikan, mengintegrasikan nilai bukanlah permasalahan yang
sederhana. Hal ini disebabkan karena melibatkan “hati nurani”. Nilai dikembangkan
melalui refleksi dan ekspresi bebas yang membentuk suatu kepribadian pada peserta didik,agar
tetap bermartabat. Peserta didik yang yang mengikuti proses pembelajaran menerimasemua
informasi yang telah diberikan memiliki kemampuan untuk mengolahnya. Suatustimulus yang
diberikan kemudian diolah atau diterjemahkan dalam otak akanmenghasilkan suatu persepsi.
Pada akhirnya suatu persepsi tersebut akan membuat pesertadidik untuk melakukan suatu
tindakan. Suatu stimulus yang diberikan kepada peserta
didik juga selalu di perbaharui sehingga peserta didik diajak untuk memikirkan dunia yangindah
yang akan bermanfaat untuk hidupnya.Pengetahuan menurut Poedjawijatna adalah hasil
daripada tahu. Oleh karena itu pengetahuan sebetulnya meliputi segala aspek kehidupan
manusia, termasuk di dalamnyanilai dan ketrampilan. Hanya dala isi pendidikan yang kita
bicarakan ini lebih
mengacu pada pengethuan yang berasal dari pengalaman indra dan pengetahuan yang berasal
dari pengalaman rasio atau budi.Ketrampilan diperoleh peserta didik biasanya melalui latihan
dan kebiasaan.Contoh ketrampilan menari, peserta didik perlu dilatih dasar-dasar menari
denganfrekuensi latihan berulang kali dan benar-benar mengerti tehnik yang digunakan agar
lebihmudah untuk menguasainya secara sempurna. Ketrampilan ini meliputi ketrampilan
fisik,ketrampilan berbicara dan ketrampilan berpikir.Pada saat melaksanakan pendidikan,
seorang guru menggunakan kurikulum dan program Pendidikan. Kurikulum dalam arti luas
adalah keseluruhan kegiatan yang disusundan dikembangkan oleh sekolah diperuntukan bagi
peserta didik dalam bimbingan gurumelalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Jika
dipandangn dalam arti sempit,kurikulum adalah keseluruhan mata pelajaran yang disusun
secara sistematis dan berurutan serta disajikan kepada peserta didik.Faktor yang diperhatikan
dalam menyusun kurikulum yaitu,
1)Harus mengingat kepantingan peserta didik, yaitu pertumbuhan dan perkembanganserta
kebutuhannya.
2)Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3)Mengaju dan menunjang pembangunan
4)Perkembangan dan dinamika masyrakat (lingkungan)

Kesenian dan kebudayaanJika faktor-faktor yang diperhatikan dalam menyusun kurikulum itu
terlakasanamaka kurikulum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan
bahwatujuan pendidikan nasional pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 telah tercapai
dasekaligus sebagai ciri keberhasilan pada Tujuan Nasional pada pembukaan UUD 1945alinea 4,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. METODE PENDIDIKAN
Metode pendidikan adalah cara-cara yang dipakai oleh orang atau sekelompokorang untuk
membimbing anak atau peserta didik sesuai dengan perkembangannya ke arahtujuan yang
hendak dicapai. Metode pendidikan tersebut selalu terkait dengan
proses pendidikan dan bentuk pendidikan. Dalam hal ini, kita mengenal adanya bentuk-
bentuk pendidikan sebagai berikut:a.

Bentuk pendidikan otoriterBentuk pendidikan otoriter, pendidik ditempatkan pada pihak yang
berkuasa danutama (primer), sedangkan peserta didik ditempatkan pada pihak yang
sekunder.Peserta didik diperlakukan sebagai obyek pendidikan. b.

Bentuk pendidikan liberalBentuk pendidikan liberal menekankan kepada hak individu dan
kebebasan, dalam pendidikannya anak dijadikan subyek yang memegang peranan
penting. Kedudukan pendidik hanyalah sebagai pendorong peserta didik untuk mengembangka
n bakatdan kreativitasnya.c.

Bentuk pendidikan demokratisBentuk pendidikan demokratis menempatkan pendidik dan


peserta didik dalamkedudukan yang seimbang. Pendidik menempatkan diri sebagai
pembimbing pesertadidik, dilain pihak peserta didik mempunyai kedudukan sebagai subyek
sekaligusobyek. Metode pendidikan demokratis ini lebih mengarah pada metode diskusi,tanya
jawab, pemberian tugas, problem solving, dan berjalan dalam suasana yangdialogis.Untuk
memilih metode yang tepat dalam proses pendidikan perlu diperhatikanhal-hal berikut ini:a.

Tujuan yang hendak dicapaiDalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003,
Pasal 4 disebutkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah “...berkembangnya potensi peserta didik

BAB VII PENDIDIKAN ALAM PRAKIS DAN MASALAH MASALAHNYA

1. PENDAHULUAN

Sistem merupakan istilah yang memiliki makna luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang
melekat pada sesuatu.kita dapat mengatakan bahwa sebuah motor merupakan suatu system,
yang kemudian orang menyebut dengan system sepeda motor.Suatu perkumpulan atau
organisasi adalah sebagai system, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah system
organisasi. Pendidikan sebagai suatu system yang kemudian orang menyebutnya dengan
system pendidikan.Begitu seterusnya,bahwa setiap jenis organisasi, apapun bentuknya ia
disebut system.Departemen pendidikan dan kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa
“pendidikan merupakan suatu system yang mempunyai unsure-unsur tujuan/sasaran
pendidikan,peserta didik,pengelola pendidikan,struktur atau jenjang.Selanjutnya dijelaskan
bahwa setiap unsure dalam system pendidikan saling berkaitan dan pengaruh mempengaruh.

 PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.Banyak
definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata sistem diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau teroganisir ; suatu himpunan
atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan
yang kompleks dan utuh.(Tatang M.Amirin,1992:10)
2. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan.(Tatang M.Amirin,1992:10)
3. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan
sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.(Tatang M.Amirin,1992:11)

ciri-ciri umum suatu sistem sebagai berikut:

1. Sistem merupakan satu kesatuan yang holistik


2. Sistem memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki
3. Bagian-bagian sistem itu berelasi antara satu dengan lainnya
4. Tiap-tiap bagian sistem konsen/peduli terhadap konteks lingkungannya.
5. Dengan demikian system dapat diartikan sebagai suatu kesatuan intergral dari sejumlah
komponen. Komponen komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan
fungsinya masing masing, tetapi secara fungsi komponen komponen itu terarah pada pencapain
satu tujuan (yaitu tujuan dari system).

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unsure pokok,yaitu unsure masukan,unsure proses usaha itu
sendiri,dan unsure hasil usaha. Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai
ciri-ciri yang ada pada peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan
jasmani).Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal,seperti pendidik,kurikulum,gedung
sekolah,buku,metode mengajar,dll.Sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar
(berupa pengetahuan,sikap dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar
tertentu.Apabila keseluruhan komponen ini sudah merupakan suatu sistem maka tujuan
pendidikan akan tercapai. Dua belas komponen menurut P.H. Combs (1982);

3. Tujuan dan prioritas

Fungsinya mengarahkan kegiatan system. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang
hendak dicapai oleh system pendidikan dan urutan pelaksanaannya.

4. Peserta didik

Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses prubahan tingkah laku
sesuai dengan tujuan sisterm pendidikan.

1. Manajemen atau pengelolaan

Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai system pendidikan. Komponen ini


bersumber pada system nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola
kepemimpinan dalam pengelolaan system pendidikan

2. Struktur dan jadwal waktu fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.

3. Isi dan bahan pengajaran

Fungsinya bahwa untuk menggambarkan luas dan dalamnyabahan pelajaran yang harus
dikuasai peserta didik.

4. Guru dan pelaksana

Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta
didik.

5. Alat bantu belajar

Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih
bervariasi.

6. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.

7. Teknologi

Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan.

8. Pengawasan mutu

Fungsinya membina peraturan peraturan dan standar penddikan.

9. Penelitian

Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan system
pendidikan.

10. Biaya

Fungsinya untuk melancarkan pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efisiensi
system pendidikan.

Dalam hal ini, guru memiliki kemampuan professional,siswa berkemampuan normal,alat


lengkap (mendukung),materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
siswa,metodenya tepat atau cocok dengan materi dan tujuan,lingkungan yang mendukung
serta evaluasi yang tepat.

Ciri-ciri pendidikan sebagai sebuah sistem terbuka antara lain:

1. Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan mendatangkan pengajar, uang,
alat-alat belajar, para peserta didik, dan sebagainya dari luar lembaga pendidikan.Memiliki
pemroses. Pendidikan memproses peserta didik dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.
2. Menghasilkan outputatau mengekspor energi, materi, dan informasi.
3. Merupakan kejadian yang berantai. Memproses peserta didik (input pendidikan) merupakan
kegiatan yang beruang-ulang dan saling berkaitan.
4. Memiliki negative entroppy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara
membuat impor lebih besar dari pada ekspor. Dalam pendidikan hal ini dilakukan dengan cara
mengantisipasi perubahan lingkungan danmemperbaiki kerusakan.
5. Memiliki alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.Segala informasi yang
terkait dengan pendidikan dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan untuk mengambil
keputusan dalam rangka mempertahankan danmemperbaiki pendidikan.
6. Ada kestabilan yang dinamis. Pendidikan selalu dinamis mencari yang baru, memperbaiki diri,
memajukan diri agar tidak ketinggalan zaman, bahkan berusaha mengantisipasi dan
menyongsong masa depan.

8. Memiliki deferensiasi, yakni spesialisasi-spesialisasi. Dalam organisasi pendidikan ada bagian


pengajaran, keuangan, kepegawaian, kesiswaan/kemahasiswaan dan sebagainya. Masing-
masing bagian ini masih dapat dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.
9. Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Para pendidik
boleh berkreasi menciptakan cara-cara baru yang lebih baik dalam usaha memajukan
pendidikan.

3. Pendidikan Nasional Sebagai Suatu Sistem

Sebagai suatu system, pendidikan nasional mempunyai tujuan yang jelas, seperti yang
dicantumkan pada undang-undang pendidikan bahwa pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional itu dilaksanakan proses pendidikan di Indonesia. Setiap
5 tahun sekali biasanya ditetapkan tujuan pendidikan nasioanal itu dalam ketetapan MPR dan
dijelaskan dalam garis garis besar haluan negara (GBHN)

Zahar Idris (1987) mengemukakan bahwa “Pendidikan nasional sebgaia suatu system adalah
karya manusia yang terdiri dari komponen komponen yang mempunyai hubungan fungsional
dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku
seseorang susuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam undang undang dasar
Republik Indonesia tahun 1945.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional itu, pendidikan merupakan salah satu system,
disamping system system lainnya seperti ideology, politi, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan.

Kehidupan bangsa merupakan lingkungan pendidikan dan supra system dan system pendidikan
yang bekerja bersama sama dengan system lainnya dalam rangka mencapai tujuan nasional.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pendidikan

Sebagaimana telah dikemukakan, pendidikan dikatakan sebagai sistem terbuka karena tidak
mungkin sebuah sistem pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik apabila
pendidikan itu tidak menjalin hubungan dengan lingkungannya (supra sistemnya) terlebih lagi
bila jika pendidikan itu mengisolasi diri dari lingkungannya. Pendidikan itu ada di tengah-tengah
masyarakat dan ia adalah milik masyarakat. Pendidikan merupakan tanggung jawab
pemerintah/sekolah, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena keberadaan pendidikan yang
seperti itu maka apa yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula
terhadap pendidikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Filsafat negara
2. Agama
3. Sosial
4. Budaya
5. Ekonomi
6. Politik
7. Demograf
8. Komponen-komponen Dalam Sistem Pendidikan

Dalam usaha memenuhi pendidikan sebagai suatu system, berikut adalah penjelasan tentang
beberapa komponen penting yaitu:

1. Dasar pendidikan

Dasar pendidikan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan titik tolak untuk memikirkan
masalah-masalah pendidikan atau titik tolak untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan.
Dasar dalam pendidikan antara lain: dasar filosofis, dasar historis, dasar psikologis, dasar
sosiologis, dan dasar yuridis.

2. Tujuan pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar, dari kata itu berarti pendidikan mempunyai tujuan apa yang di
cita-citakan dari setiap kegiatan mendidik. Drs. Suwarno (Pengantar Pendidikan Umum 1985)
mengemukakan beberapa pandangan tentang tujuan pendidikan dari Langeveld dan FH.
Phonnik.

Langeveld membedakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut:

1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Tujuan Tidak Lengkap
4. Tujuan Sementara
5. Tujuan Isidental
6. Tujuan Intermedier

3. Isi Pendidikan

Isi penddikan adalah bahan-bahan atau materi pendidikan yag di berikan kepada peserta didik
agar ia dapat mencapai tujuan yang di harapkan.

4. Metode Pendidikan

Metode atau cara bagaimana mendidik, agar kelak dapat memilih dan menggunakan metode
yang tepat sesuai dengan tujuan dan kondisi-kondisi pendukung.Proses pendidikan
memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta didik , sehingga metode
pendidikan dapat di dasarkan pada pola hubungan ke dua belah pihak. Drs. Suwarno, 1985
membedakan jenis-jenis metode sebagai berikut:

1. Metode Dictatorial
2. Metode Liberal
3. Metode Demokratis
4. Alat Pendidikan

Alat pendidikan iartikan sebagai berbagai situasi dan kondisi, tindakan dan perilakuan, tingkah
laku dan perbuatan serta segala sesuatu yang diadakan dengan sengaja dan terencana yang
langsung dan tidak langsung.

Alat pendidikan dibedakan menjadi 2 golongan:

1. Alat pendidikan kebendaan

2. Demi mewujudkan pendidikan yang efektif maka di butuhkan alat-alat


pendidikan sebagai penunjang, ruang kelas yang di lengkapi sarana dan
prasarana pembelajaranAlat pendidikan bukana kebendaan

Ini alat pendidikan berupa lingkungan social :

 Teladan
 Nasehat
 Perintah
 Hadiah
 Pujian
 Peringkat
 Larangan
 Teguran
 Hukuman

5. Terdidik

Terdidik adalah individu yang di jadikan sasaran kegiatan pendidikan agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.

6. Pendidik

Pendidik pada hakikatnya bertanggung jawab penuh dala proses pendidikan agar mengarah
pada tujuan pendidikan.

1. KESIMPULAN

Pendidikan sebagai suatu system yang kemudian orang menyebutnya dengan system
pendidikan.Begitu seterusnya,bahwa setiap jenis organisasi, apapun bentuknya ia disebut
system. Departemen pendidikan dan kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa “pendidikan
merupakan suatu system yang mempunyai unsure-unsur tujuan/sasaran pendidikan,peserta
didik,pengelola pendidikan,struktur atau jenjang. Selanjutnya dijelaskan bahwa setiap unsure
dalam system pendidikan saling berkaitan dan pengaruh mempengaruhi. Dengan demikian
system dapat diartikan sebagai suatu kesatuan intergral dari sejumlah komponen. Komponen
komponen tersebut satu sama

BAB VII PENDIDIKAN DALAM PRAKIS DAN MASALAH MASALAHNYA

A. Latar Belakang Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk


menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik
sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa
maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan nasional mempunyai tugas
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam
pembangunan dimasa depan.Derap langkah pembangunan sendiri selalu
diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Tetapi, perkembangan zaman
selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya tidak dapat
diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu
dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah-masalah tersebut kemudian
berdampak kepada kualitas sumber daya manusia dan pendidikan di Indonesia.
Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri saat ini pantas dikatakan
memperihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000)
tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index),
yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan
penghasilan per-kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan
manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia
menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109
(1999). Survei Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pada
awal November 2011, yang merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia berada di urutan ke-124 dari 187 negara yang disurvei. IPM Indonesia
hanya 0,617, jauh di bawah Malaysia di posisi 61 dunia dengan angka 0,761.
Selain itu, terdapat pula Survei Political and Economic Risk Consultant (PERC),
mengenai kualitas pendidikan di Indonesia yang berada pada urutan ke-12 dari
12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang
dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya
saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-30 dari 57 negara yang
disurvei di dunia pada tahun 1996, ke-15(1997), ke-31(1998), ke-37(1999), dank
ke-44(2000). Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama yang
mengatakan bahwa Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan
sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Makalah ini akan
menitikberatkan pada pokok-pokok permasalahan pendidikan yang
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan diindonesia. B. Rumusan Masalah
Apakah permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini ? Apakah penyebab
permasalahan pendidikan? Bagaimana solusi yang dapat dilakukan demi
mengatasi permasalahan pendidikan saat ini ? .

B. Tujuan Menjelaskan permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini


Menjelaskan penyebab permasalahan pendidikan Menjelaskan solusi untuk
mengatasi permasalahan pendidikan .

C. Manfaat Agar mengetahui permasalahan-permasalahan pendidikan demi


meningkatkan kualitas pendidikan.

Permasalahan Pendidikan Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan


(dipecahkan),dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara
kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan
dengan hasil yang maksimal. Sementara itu, Pendidikan adalah persoalan asasi
bagi manusia. Manusia sebagai makhluk yang dapat didik dan harus dididik akan
tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya.
Semenjak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang bersifat
Masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu dipecahkan adalah :

a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan

b. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran

c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan

d. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian

e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan

f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional

g. Belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional

h. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belaja

r i. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah


dicerna, dan mudah diperole

j. Belum meluasnya kesempata kerja (pembuatan dan pemanfaatan


teknologi, komunikasi, software dan hardware)

Setiap Masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain,
masalahnya bersifat kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan
masyarakatnya. Seberapa besar keterkaitan suatu masalah pendidikan dengan
masalah-masalah social lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah

pendidikan dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis, :

1. Masalah pemerataan

2. Masalah Mutu / kualitas


3. Masalah efektivitas dan relevansi

4. Masalah efisiensi

Pemecahan masalah-masalah pendidikan yag komplek itu dengan cara


pendekatan pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif. Karena
itulah inovasi atau pembaruan pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia
pendidikan mulai dirintis sebagai alternative untuk memecahkan masalah-
masalah pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara konvensional secara
tuntas.

Masalah Pemerataan Pendidikan

a. Pengertian Pemerataan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata


pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh
bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah
yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan
melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan
pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan
terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat
merasakan pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang merata
adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau
biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran
dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap
orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan
menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004
mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama
menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju
terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan
anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan
pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti
pendidikan bagi setiap warga negara. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat
bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan
diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan
pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan

masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit


untuk ditanggulangi. Permasalahan Pemerataan dapat terjadi
b. karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan
daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang
berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan,
hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah
pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan
mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak
dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan
menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang
wajib mendapatkan pendidikan.

También podría gustarte