Está en la página 1de 117

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY.M (68 TAHUN) DI RUANG MAWAR


PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN, SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Pembimbing Akademik :
Rita Hadi W, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom
M. Mu’in, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom

Oleh :
Yuliana Purnama Dewi
22020118220109

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

1
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Nama : Yuliana Purnama Dewi

Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 1 Juli 1996

Alamat Rumah : Candirejo 01/12, Danguran, Klaten Selatan, Klaten

No. Telp : 085743872387

Email : yulianapd07@gmail.com

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan saya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Ny.M (68 Tahun) Di Ruang Mawar Panti Wredha
Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang” bebas dari plagiarisme dan bukan merupakan
hasil karya orang lain. Apabila kemudian hari ditemukan sebagian atau seluruh
bagian dari laporan ini terindikasi plagiarism, saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan peraturan akademik yang sudah ditetapkan UNDIP.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan
dari siapapun.

Semarang, 25 Maret 2019

Yang menyatakan,

Yuliana Purnama Dewi

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua merupakan proses secara perlahan-lahan hilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya yang menyebabkan tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan. Proses menua
adalah hal alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya (Muhith
& Siyoto, 2016). Proses menua akan menyerang seluruh organ tubuh
manusia, diantaranya organ dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal,
indung telur, otak dan lain-lain, juga organ luar tubuh yaitu kulit (Yaar &
Gilchrest, 2007).
Salah satu penurunan yang dialami lansia adalah pada system
endokrin. Penyakit degenerative pada lansia dengan penurunan fungsi
endokrin salah satunya adalah diabetes mellitus. Diabetes Melitus (DM)
aadalah penyakit gangguan metabolisme menahun/kronik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi) yang disebabkan
karena jumlah insulin yang kurang atau jumlah insulin cukup bahkan
kadang-kadang lebih akan tetapi kurang efektif, kondisi ini disebut dengan
resistensi insulin (Waspadji, 2011). Lansia dengan kadar glukosa darah
yang tinggi dan tidak terkontrol dapat memicu terjadinya komplikas-
komplikasi lain. Berdasarkan pengkajian didapatkan Ny.M mengatakan
beberapa tanda dai diabetes mellitus seperti sering merasa kehausan dan
pandangan kabur. Hasil ukur GDS juga tinggi yaitu 367 mg/dL
Sistem tubuh lain yang mengalami kemunduran adalah sistem
integumen lansia. Perubahan kulit pada lansia dapat dilihat dari perubahan
stratum korneum, epidermis, dermis dan subkutan. Penampilan kulit yang
kasar dan kering disebabkan karena adanya perubahan pada stratum
korneum. Penyembuhan luka yang lama akibat luka bekas garukan dapat

3
disebabkan karena adanya perlambatan dalam proses perbaikan sel pada
lapisan epidermis. Selain itu, lansia sangat rentan mengalami infeksi pada
bagian kulit, penyembuhan luka lambat, penurunan respons inflamasi dan
hilangnya turgor kulit (Stanley, 2006). Berdasarkan pengkajian didapatkan
bahwa Ny.M mengalami masalah dnegan keluhan gatal-gatal di kulit
punggung dan kaki yang meninggalkan luka bekas gurakan dan ruam-
ruam merah.
Sedangkan pada dimensi psikis lansia yang tinggal di panti wredha
rentan mengalami kesepian. Lansia yang tinggal di panti akan berpotensi
merasa sendirian karena tidak ada keluarga dekat yang menemani. Lansia
yang berada di panti wredha juga cenderung mengalami hambatan dalam
melakukan sosialisasi sehingga sulit berinteraksi dengan lansia yang
lainnya. Berdasarkan pengkajian didapatkan hasil Ny.M mengalami
kesepian sedang, dibuktikan dengan skor 50 pada kuesinoer UCLA. Ny.M
terlihat hanya tiduran dan duduk di tempat tidurnya jika tidak ada
kegiatan, Ny.M juga terlihat jarang mengobrol dengan penghuni kamar
lainnya. Ny.M terlihat tidak berinteraksi dengan teman seruangnnya.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa akan memberikan asuhan
keperawatan kepada Ny.M untuk mengatasi masalah yang sedang
dialaminya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan geriatri yang tepat untuk
Ny.M
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji masalah keperawatan yang dialami Ny. M
baik secara fisik maupun psikologi
b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan geriatri yang
tepat pada Ny. M
c. Dapat memberikan intervensi dan emplementasi sesuai
dengan diagnosa keperawatan pada Ny. M

4
d. Dapat mengevaluasi tindakan yang diberikan berdasarkan
respon Ny. M
e. Dapat mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan
geriatri yang diberikan pada Ny. M

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
Menurut Undang-undang RI No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia, yang dimaksuda dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas (Kementrian RI, 2012). Menua merupakan
proses secara perlahan-lahan hilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
yang menyebabkan tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan. Proses menua adalah hal alamiah yang setiap individu pasti akan
mengalaminya (Muhith & Siyoto, 2016). Proses menua akan menyerang
seluruh organ tubuh manusia, diantaranya organ dalam tubuh seperti jantung,
paru-paru, ginjal, indung telur, otak dan lain-lain, juga organ luar tubuh yaitu
kulit (Yaar & Gilchrest, 2007).
B. Karakteristik Lansia
Karakteristik yang terdapat pada lansia yaitu:
1. Berusia 60 tahun lebih
2. Kebutuhan dan masalah beragam dalam rentang sehat sakit
3. Lingkungan tempat tinggal yang beragam
4. Multipatologis
5. Menurunnya daya cadangan biologis
6. Berubahnya gejala dan tanda penyakit dari yang klasik
7. Terganggunya fungsional pasien Lansia
8. Sering terganggunya nutrisi, gizi kurang atau buruk
C. Perubahan yang Terjadi Terkait Masalah Kesehatan pada Lansia
Perubahan perubahan yang terkait masalah kesehatan pada lansia akibat
proses penuaan adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Sistem Persyarafan
Pada lansia terjadi penurunan berat otak sebesar 10-20%, hal-hal yang
terjadi karena penurunan ini adalah kurang sensitifnya terhadap sentuhan,

6
terjadi presbiakusis (gangguan dalam pendengaran) hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi-bunyi atau
nadanada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
otosklerosis, atrofi membran timpani (Nugroho, 2008).
2. Perubahan Sistem Penglihatan
Perubahan yang terjadi pada system penglihatan yaitu timbul sclerosis,
berkurangnya respon terhadap sinar, kornea lebih terbentuk sferis (bola),
kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya
daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, serta menurunnya daya
membedakan warna biru atau hijau (Nugroho, 2008).
3. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan elastisitas aorta, katup jantung menebal dan menjadi
kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, kurangnya
elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk dan dari duduk ke
berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak, serta meningginya tekanan darah akibat meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer (Nugroho, 2008).
4. Perubahan Sistem Perkemihan
Terjadi atrofi nefron dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%,
otot-otot vesika urinaria menjadi lemah dan meningkatnya frekuensi
buang air kecil (Nugroho, 2008).
5. Perubahan Sistem Endokrin
Terjadi penurunan produksi hormon, meliputi penurunan aktivitas tiroid,
daya pertukaran zat, produksi aldosteron, progesteron, estrogen, dan
testosteron (Nugroho, 2008).
6. Perubahan Sistem Integumen
Kehilangan jaringan lemak menyebebkan kulit keriput atau mengerut,
kehilangan proses keratinisasi menyebabkan permukaan kulit kasar dan
bersisik, rambut menipis, rambut dalam hidung dan telinga menebal,

7
berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi,
pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar
dan kurang bercahaya, serta kelenjar keringat yang berkurang jumlah dan
fungsinya (Nugroho, 2008).
7. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial yaitu nilai pada seseorang yang sering diukur
melalui produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang tersebut
dalam pekerjaan. Ketika seseorang sudah pensiun, maka yang dirasakan
adalah pendapatan berkurang, kehilangan status jabatan, kehilangan relasi
dan kehilangan kegiatan, sehingga dapat timbul rasa kesepian akibat
pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara hidup.
8. Perubahan Spiritual
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya
kehidupan keagamaan lansia. Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam
kehidupan yang terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari.
Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk
menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, maupun
merumuskan arti dan tujuan keberadaannya dalam kehidupan.

D. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


1. Definisi
Rentan terhadap variasi kadar glukosa/gula darah dari rentang normal,
yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Faktor Resiko
Faktor risiko penyebab resiko jatuh yaitu :
- Rata-rata aktivitas harian kurang dari yang dianjurkan menurut gender
dan usia
- Tidak menerima diagnosis
- Stress berlebihan
- Penambahan berat badan berlebihan
- Penurunan berat badan berlebihan
- Pemantauan glukosa darah tidak adekuat

8
- Manajemen medikasi tidak efektif
- Manajemen diabetes tidak tepat
- Asupan diet kurang
- Kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit
- Kurang pengetahuan tentang factor yang dapat diubah
- Kurang kepatuhan pada rencana manajemen diabetes
3. Penatalaksanaan
Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan bagi lansia dengan resiko
ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu:
a. Pemberian Pendidikan kesehatan
b. Pengaturan diet dengan pengaturan makan, anjuran makan makanan
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu dan keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan perlu diperhatikan.
c. Latihan (olahraga)
Olahraga atau aktivitas fisik dapat menurunkan kadar gula darah
dengan cara meningkatkan metabolisme karbohidrat, menurunkan
berat badan dan menjaga kestabilannya, meningkatkan sensitivitas
insulin, meningkatkan HDL, menurunkan kadar trigliserida,
menurunkan tekanan darah dan mengurangi stress
d. Terapi
Intervensi farmakologis diberikan jika sasaran kadar glukosa darah
belum tercapai dengan pengaturan makan dan olahraga.

E. Kesepian
1. Definisi
Menurut Bruno, 2000 (dalam Hayati, 2010) kesepian merupakan keadaan
mental dan emosional dengan ciri utama adanya perasaan terasing dan
kurangnya hubungan bermakna dengan orang lain yang kemudian
kesepian akan disertai oleh berbagai macam emosi negatif, seperti
depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan serta menyalahkan
diri sendiri (Hayati, 2010). Kesepian adalah sebuah perasaan dimana

9
orang mengalami rasa yang kuat kehampaan dan kesendirian. Kesepian
sering di bandingkan dengan perasaan kosong, tidak di inginkan dan tidak
penting.
2. Faktor Resiko
Faktor resiko penyebab kesepian yaitu:
a. Deprivasi efek
b. Deprivasi emosional
c. Isolasi fisik
d. Isolasi sosial
3. Penatalaksanaan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian yang dialami
lansia yaitu:
a. Melakukan aktivitas mengobrol dengan lansia
b. Memotivasi lansia untuk terlibat dalam aktivitas kelompok
c. Membantu berhubungan atau berinteraksi dengan orang yang
memiliki minat yang sama
d. Melakukan terapi Okupasi Crafting pada lansia
F. Hambatan Rasa Nyaman
4. Definisi
Merasa kurang nyaman, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan , budaya, dan.atau sosial
5. Batasan Karakteristik:
i. Perubahan pola tidur
ii. Ansietas
iii. Menangis
iv. Merasa kurang senang dengan situasi
v. Gejala distress
vi. Ketakutan
vii. Merasa dingin
viii. Merasa tidak nyaman
ix. Merasa lapar

10
x. Merasa hangat
xi. Ketidakmampuan untuk rileks
xii. Iritabilitas
xiii. Gatal
xiv. Merintih
xv. Gelisah
xvi. Berkeluh kesah
xvii. Kurang puas dengan keadaan
6. Penatalaksanaan
Upaya penatalaksanaan keperawatan untuk hambatan rasa nyaman yaitu:

Manajemen Pruritus

- Tentukan penyebab terjadinya gatal-gatal


- Berikan krim atau lotion yang tidak mengandung parfum di bagian
yang gatal
- Instruksikan klien untuk tidak memakai pakaian ketat
- Instruksikan klien untuk meminimalisir keringat dengan menghindari
lingkungan yang panas atau aktivitas berlebihan yang menimbulkan
banyak keringat
- Instruksikan klien mandi dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk menggunakan telapak tangan atau cubit
kulit dengan lembut saat merasakan gatal

Manajemen Lingkungan

- Instruksikan untuk menjaga kasur tetap bersih


- Instruksikan untuk meletakkan benda yang seperlunya di kasur
- Instruksikan untuk mengganti seprai secara rutin.

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Lansia : Ny.M
2. Usia : 68 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku : Jawa
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Nama Wisma : R. Mawar, Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan
7. Pendidikan : SD
8. Riwayat Pekerjaan : Pedagang pasar
9. Status Perkawinan : Cerai Mati
10. Pengasuh Wisma : Ny. K

B. Alasan Berada di Panti


Ny.M berkata, “Kulo nggekmben manggone kalih anak kulo lenang, tapi terus
anak kulo sedo. Kulo pekewuh nek manggon karo mantu daripada ngrepoti
kulo njaluk dikirim ten mriki mawon.”
Ny.K berkata, “Ny.M dikirim oleh perangkat desa kelurahan karena sudah
tidak punya anak, menantu punya anak banyak dan nggak akur.”

C. Dimensi Biofisik
1. Riwayat Penyakit Dalam 6 Bulan Terakhir
Ny.M berkata, “Kulo gadah darah tinggi, diabetes. Biasane gulane sampe
400-500.”
Ny.M berkata, “Saiki ngerasakke gatel ning punggung karo sikil. Sikile ya
sakit nek dinggo mlaku.”

12
Ny.M mengatakan status kenyaman dari sangat terganggu sampai tidak
terganggu yaitu banyak terganggu.
Dilakukan pengukurang GDS dengan hasil pengukuran GDS Ny.M adalah
367 mg/dL
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny.M berkata, “Kulo gadah dulur putri setunggal, Mbak. Nanging nggih
pun mboten enten. Anak kulo naming gadah setunggal nggih sampun sedo.
Bojo kulo nggih sampun sedo, entene naming mantu kalih putu-putu kulo.”
3. Riwayat Pencegahan Penyakit
Ny.M berkata, “Niki kulo diparingi obat dingge tensi kalih diabetes, diunjuk
saben dinten.”
Berdasarkan keterangan pengurus panti, di panti untuk mencegah penyakit
dengan menjaga kebersihan lingkungan, dan setiap 1 bulan sekali ada
petugas kesehatan yang datang untuk memeriksa. Klien juga konsumsi obat
penurun kadar glukosa darah
4. Riwayat Monitoring Tekanan Darah
Pengurus panti mengatakan jika klien memiliki riwayat tekanan darah
tinggi. Saat dilakukan pengkajian tekanan darah Ny.M yaitu 140/100
mmHg, pada hari kedua pemeriksaan tekanan darah Ny.M yaitu 150/100
mmHg.
5. Riwayat Vaksinasi
Ny.M berkata, “Mboten tau di vaksin mbak.”
6. Skrining Kesehatan yang Dilakukan
Ny. K berkata, “Biasane enten petugas sing mriki, dites diabetes e kulo. Nek
tensi nggih nek entek mbak-mbake ngeten niki”
7. Status Gizi
Berat Badan = 45 kg
Panjang lutut = 39 cm
Tinggi Badan = 84,88 - (0,24 x U) + (1,83 x PL)
= 84,88 - (0,24 x 68) + (1,83 x 39)
= 84,88 – 16,32 + 71,37

13
= 139,93 cm
IMT = BB/TB2
= 45 / (1,39)2
= 45 / 2,0164
= 22,18 (Normal)
8. Masalah Kesehatan terkait Status Gizi
a. Masalah Pada Mulut
Ny.M berkata, “Niki kulo mpun goyang kabeh gigi sing ngarep mbak.
Wes wayahe copot tapi dereng copot. Nek sing mburi teseh bakoh teseh
kuat.”
Berdasarkan hasil observasi, gigi Ny.M masih ada utuh namun, gigi
depan terlihat goyang saat disentuh lidah serta tidak terdapat sariawan.
b. Perubahan Berat Badan
Ny.M berkata, “Bobote nggih sementen nika koyone.”
Berat badan Ny.M saat di lakukan pengkajian yaitu 45 kg.
c. Masalah Nutrisi
Ny.M mengatakan tidak nafsu makan. Sehari hanya makan 1-2 kali
beberapa sendok. Untuk kebutuhan cairan Ny.M mengatakan bahwa
dirinya bisa menghabiskan lebih dari 2 gelas cup besar karena sering
merasa haus.
Ny.M berkata, “Nek dahar nggih nek ra ngelih ra dahar, Mbak. Paling
sedina pisan, ora nafsu dahar teng mriki.”
Status gizi berdasarkan IMT yang didapat menunjukkan status gizi Ny.M
termasuk normal dikarenakan nilai IMT 22,18 (normal 18-25).
9. Masalah Kesehatan yang dialami saat ini
Ny.M mengatakan nyeri di jari-jari kaki dan tengkuk. Pergelangan tangan
kiri sering kesemutan dan merasakan gatal di punggung dan kaki.
Ny.M berkata, “Sakniki niki sing dirasake niku driji-driji sikile iku nek
dinggo mlaku loro, Mbak. Kadang nek ditekuk nggih loro. Tangane mriki
sakniki ngrasakne koyo kesemutan ngoten. Kalih gatelen teng mburi niki,
sikil yo gatel-gatel.”.

14
Pengkajian nyeri PQRST :
P = Nyeri saat berjalan dan jari-jari ditekuk atau digerakkan
Q = Nyeri kemeng/ tencreneng
R = Nyeri di pergelangan kaki terutama jari kaki
S = Skala nyeri 3 dari 10
T = Nyeri hilang timbul
Hasil observasi: Lutut Ny.M tidak terdapat edema dan kemerahan. Ny.M
tampak sangat berhati-hati ketika berdiri dan berjalan.
10. Obat-Obatan yang di Konsumsi saat ini
Saat ini Ny.M mengkonsumsi obat metformin sehari 1x
11. Tindakan Spesifik yang Dilakukan Saat Ini
Ny.M berkata “Nek pas gatel ya digaruk Mbak nganti lecet-lecet niki, nek
sikile pas sakit ya leren sik, Mbak. Paling nek kekeselen tengkuke kemeng-
kemeng ya sare.”
Hasil observasi: Ny.M sering membangtu penjaga panti memasak makanan
untuk lansia.
12. Status Fungsional (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari : AKS)
a. Mobilisasi : Mandiri
b. Berpakaian : Mandiri
c. Makan dan Minum : Mandiri
d. Toileting : Mandiri
e. BAK dan BAB : Mandiri
f. Mandi : Mandiri
Nilai Indeks KATZ dalam kategori A yaitu mampu melakukan keenam
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.
13. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Mobilisasi
Ny.M berkata, “Ngiih taseh kuat nopo-nopo dewe kulo. Mung rodo sakit
kadang-kadang sikile.”

15
Hasil observasi: Ny.M terlihat dapat secara mandiri dan tidak kesulitan
untuk berjalan kesana-kemari. Namun, Ny.M terlihat berjalan dengan
hati-hati.
Hasil pengkajian Morse Fall Risk (MFS)
KNo PENGKAJIAN SKALA NILAI
e 1. Riwayat jatuh: Apakah lansia pernah jatuh Tidak 0 0
t dalam tiga bulan terakhir? Ya 25
e 2. Diagnosa sekunder: Apakah lansia Tidak 0 15
r memiliki lebih dari satu penyakit? Ya 15
a 3. Alat bantu jalan: 0 0
n - Bed rest / dibantu perawat
g - Kruk / tongkat / walker 15
a - Berpegangan pada benda-benda 30
n disekitar (kursi, lemari, meja)
: 4. Terapi intravena: Apakah saat ini lansia Tidak 0 0
terpasang infus? Ya 20
5. Gaya berjalan / cara berpindah: 0 0
- Normal / bedrest / immobile (tidak dapat
bergerak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 15
- Gangguan / tidak normal (pincang/ 30
diseret)
6. Status mental: 0 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya
- Lansia mengalami keterbatasan daya 15
ingat
TOTAL 15
Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko 0 – 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan

16
jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksaan intervensi pencegahan jatuh
risiko tinggi

Hasil pengkajian Morse Fall Risk (MFS) menunjukkan skor 15 yaitu


tidak bereriko jatuh
Hasil pengkajian Berg Balancet Test
Gerakan Nilai Skala Skor
Duduk ke Butuh bantuan dua tangan untuk 0 4
berdiri berdiri
Butuh bantuan satu tangan untuk 1
berdiri atau stabilisasi
Mampu berdiri menggunakan bantuan 2
kedua tangan, dengan bantuan
minimal
Mampu berdiri mandiri dengan 3
bantuan kedua tangan
Mampu berdiri tanpa bantuan kedua 4
tangan dan mampu stabilsasi
Berdiri tanpa Tidak mampu berdiri 30 detik tanpa 0 3
bantuan bantuan
Butuh beberapa kali percobaan untuk 1
berdiri 30 detik
Mampu/ berdiri 30 detik tanpa bantuan 2
Mampu berdiri selama 2 menit dengan 3
penjagaan
Mampu berdiri dengan aman selama 2 4
menit
Duduk tanpa Tidak mampu duduk tanpa bantuan 0 4
bersandar tetapi selama 10 detik
kaki bertumpu Mampu duduk selama 10 detik 1

17
ke lantai Mampu duduk selama 20 detik 2
Mampu duduk selama 2 menit dengan 3
penjagaan
Mampu duduk dengan aman selama 2 4
menit
Berdiri ke duduk Butuh bantuan untuk duduk 0 4
Duduk mandiri tetapi tidak terkontrol 1
Menggunakan bagian belakang kursi 2
untuk mengontrol duduk
Mengontrol duduk dengan kedua 3
tangan
Duduk dengan aman dengan bantuan 4
satu tangan
Berpindah Butuh 2 orang sebagai pembantu atau 0 4
penjaga agar aman
Hanya butuh 1 orang untuk berpindah 1
Mampu berpindah dengan pengawasan 2
Mampu berpindah dengan aman tetapi 3
memerlukan bantuan dua tangan
Mampu berpindah dengan aman 4
dengan bantuan satu tangan
Berdiri dengan Butuh bantuan untuk menghindari 0 4
mata tertutup jatuh
Tidak mampu dengan mata tertutup 1
selama 3 detik tetapi mampu berdiri
stabil
Mampu berdiri selama 3 detik 2
Mampu berdiri selama 10 detik 3
dengan pengawasan
Mampu berdiri dengan aman selama 4

18
10 detik
Berdiri dengan Butuh bantuan untuk mengatur posisi 0 3
kedua kaki dan tidak mampu bertahan selama 15
dirapatkan detik
Butuh bantuan untuk mengatur posisi 1
mampu berdiri selama 15 detik dengan
kaki dirapatkan
Mampu merapatkan kedua kaki dan 2
bertahan selama 30 detik
Mampu merapatkan kedua kaki dan 3
berdiri selama 1 menit dengan
pengawasan
Mampu merapatkan kedua kaki dan 4
berdiri dengan aman selama 1 menit
Meraih benda Hilang keseimbangan ketika 0 4
dengan tangan mencoba/memerlukan bantuan
lurus ke depan Mampu menjangkau tetapi 1
membutuhkan pengawasan
Mampu menjangkau > 5 cm dengan 2
aman
Mampu menjangkau > 12,5 cm 3
dengan aman
Mampu menjangkau > 25 cm 4
Mengambil Tidak mampu mencoba/butuh bantuan 0 4
benda di lantai agar tidak kehilangan keseimbangan
dari posisi atau jatuh
berdiri Tidak mampu mengambil dan butuh 1
pengawasan ketika mencoba
Tidak mampu mengambil tetapi dapat 2
menjangkau mendekati 2-5 cm dari

19
benda sambil tetap menjaga
keseimbangan
Mampu mengambil tetapi butuh 3
pengawasan
Mampu mengambil dengan mudah 4
dan aman
Menengok ke Butuh bantuan agar tidak hilang 0 4
belakang ketika keseimbangan atau jatuh
berdiri
Butuh pengawasan ketika melihat ke 1
belakang
Hanya mampu melihat ke samping 2
tetapi dapat menjaga keseimbangan
Mampu melihat ke belakang hanya 3
dari satu sisi dengan menunjukkan
perpindahan yang kurang baik
Mampu melihat ke belakang dari 4
kedua sisi dengan baik
Berputar 360 Butuh bantuan ketika berputar 0 2
derajat Butuh pengawasan yang dekat atau 1
bantuan secara verbal
Mampu berputar 360 derajat dengan 2
aman tetapi secara perlahan
Mampu berputar 360 derajat dengan 3
aman pada satu sisi selama 4 detik
atau kurang
Mampu berputar 360 derajat dengan 4
aman dalam waktu 4 detik atau kurang
Bertumpu satu Butuh bantuan untuk mencegah 0 2
kaki pada kursi jatuh/tidak mampu mencoba

20
atau anak tangga Mampu melakukan 2 langkah dengan 1
bantuan tangan
Mampu melakukan 4 langkah tanpa 2
bantuan dengan pengawasan
Mampu berdiri stabil dan 8 kali 3
melangkah dengan waktu > 20 detik
Mampu berdiri stabil dan aman serta 8 4
kali melangkah dengan waktu 20 detik
Berdiri dengan Hilang keseimbangan ketika 0 4
salah satu kaki melangkah atau berdiri
ada di depan Butuh bantuan untuk melangkah dan 1
mampu bertahan 15 detik
Mampu melangkah kecil dan bertahan 2
selama 30 detik
Mampu meletakkan satu kaki di depan 3
kaki lain dengan stabil dan menahan
selama 30 detik
Mampu meletakkan satu kaki di depan 4
Berdiri dengan Butuh bantuan untuk mencegah jatuh 0 1
satu kaki atau tidak mampu mencoba
Berusaha mengangkat satu kaki dan 1
tidak mampu bertahan selama 3 detik
tapi tetap berdiri secara mandiri
Mampu mengangkat satu kaki secara 2
mandiri selama 3-5 detik
Mampu mengangkat satu kaki secara 3
mandiri selama 5-10 detik
Mampu mengangkat satu kaki secara 4
mandiri selama > 10 detik
Total skor : 47 (resiko jatuh rendah)
41-56 : risiko jatuh rendah

21
21-40 : risiko jatuh sedang
0-20 : risiko jatuh tinggi

b. Berpakaian
Ny.M berkata, “Kulo tasih saged nopo-nopo piyambak, mbak. Ngagem
klambi nggih piyambak”
c. Makan dan Minum
Ny.M berkata, ““Kulo tasih saged nopo-nopo piyambak, mbak. Dahar
piyambak kan kulo ngrewangi Bu Kani masak”
d. Toileting
Ny.M berkata, “Nek pipis nopo setor nggih ting wingking kamar mandi
piyambak.”
e. Personal Higiene
Ny.M berkata, “Siram piyambak, sedinten ping kalih. Sikatan nggih
sikatan. Sabune kagungan piyambak.”
f. Mandi
Ny.M berkata, “Siram piyambak, sedinten ping kalih. Sikatan nggih
sikatan. Sabune kagungan piyambak.”
Hasil observasi, Ny.M dapat melakukan seluruh kebutuhan dari
berpakaian sampai mandi dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang
lain.
D. Dimensi Psikologi
1. Status Kognitif (Short Portable Mental State Quesionnaire)
Jawaban
Pertanyaan
Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini ? √
2. Hari apakah hari ini? √
3. Apakah nama tempat ini? √
4. Berapa no. Telepon rumah anda? √
5. Berapa usia anda? √
6. Kapan anda lahir? √

22
7. Siapakah nama presiden sekarang? √
8. Siapakan nama presiden sebelumnya? √
9. Siapakah nama ibu anda? √
10. 5 + 6 adalah √

Kesimpulan : Jumlah kesalahan 4 (Gangguan Kognitif Ringan)


2. Perubahan yang Timbul Terkait Status Kognitif
Ny.M masih mengingat dengan jelas alasannya dibawa ke panti. Namun,
klien tidak mengetahui hari dan tanggal saat pengkajian.
3. Dampak Yang Timbul Terkait Status Kognitif
Hasil pengkajian Ny.M mengalami gangguan kognitif ringan, namun tidak
memberikan dampak bagi Ny.M dalam menjalani kegiatannya di panti.
4. Status Depresi (Pengukuran Skala Depresi)
THE GERIATRIC DEPRESION SCALE
Pertanyaan Penyesuaian Jawaban Skor
1. Apakah anda pada dasarnya puas Tidak Ya 0
dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan Ya Tidak 0
aktivitas dan minat anda?
3. Apakah anda merasa hidup anda Ya Tidak 1
kosong?
4. Apakah anda sering bosan? Ya Tidak 0
5. Apakah anda mampunyai semangat Tidak Ya 0
setiap waktu?
6. Apakah anda takut sesuatu akan Ya Tidak 0
terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia setiap Tidak Ya 0
waktu?
8. Apakah anda merasa jenuh? Ya Tidak 1
9. Apakah anda merasa lebih suka Ya Ya 0
tinggal di rumah pada malam hari,

23
dari pada pergi melakukan sesuatu
yang baru?
10. Apakah anda merasa bahwa Ya Tidak 0
anda lebih banyak mengalami
masalah dengan ingatan anda
daripada yang lainnya?
11. Apakah anda berfikir sangat Tidak Ya 1
menyenangkan hidup sekarang ini?
12. Apakah anda merasa tidak Ya Tidak 0
berguna saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh Tidak Tidak 1
berenergi saat ini?
14. Apakah anda saat ini sudah Ya Tidak 0
tidak ada harapan lagi?
15. Apakah anda berfikir banyak Ya Tidak 0
orang yang lebih baik dari anda?

Hasil pengkajian status depresi menggunakan The Geriatric Depresion


Scale didapatkan hasil sebanyak 4 poin yang sesuai dengan jawaban,
sehingga dapat disimpulkan bahwa klien tidak mengalami masalah depresi
5. Perubahan yang Timbul Terkait Status Depresi
Hasil pengkajian status depresi pada Ny.M adalah skor 4, hal ini
menunjukkan bahwa Ny.M tidak mengalami tanda-tanda depresi.
6. Dampak yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny.M mengatakan jarang berbincang-bincang dengan lansia di panti.
7. Keadaan Emosi
a. Anxietas
Ny.M berkata, “Nggih kulo biasa mawon, pokokmen kulo ibadah sholat
mbuh niku ditompo nopo boten kaliyan gusti Allah.”
Hasil observasi: Klien tampak pasrah namun rajin melaksanakan sholat
di mushola panti, rajin mengaji dan berdzikir.

24
b. Perubahan Perilaku
Ny.M tampak cukup terbuka dengan mahasiswa, menyambut baik
kedatangan mahasiswa, dan mengatakan senang jika ada teman
mengobrol. Ny.M mengatakan senang mengikuti kegiatan yang
dilakukan oleh panti dan mahasiswa kecuali jika menyanyi.
c. Mood
Ny.M tampak mudah untuk diajak berbicara, tidak pernah menolak, dan
selalu menunjukkan sikap yang kooperatif.

E. Dimensi Fisik
1. Luas Wisma
Pengurus panti, Ny. K berkata, “Luas wisma kurang lebih 3876 m2 mbak.”
2. Keadaan Lingkungan di Dalam Wisma
a. Penerangan
Ny. K berkata, “Kalau penerangan di sini daya watt nya sekitar 6000
watt, setiap ruangan ada lampunya, satu ruangan itu bisa 5 sampe 6
lampu. Setiap kamar juga ada jendelanya jadi sinar matahari masuk.”
b. Kebersihan dan Kerapian
Ny. K berkata, “Ruangan dibersihkan setiap hari mbak, sekarang ya
saya sama Mbak Rini soalnya temen saya yang satu ditarik ke tempat
lain jadi sekarang keteteran. Menyapu, ngepel, sekrang berdua di bantu
mbak Rini juga membersihkan kamar mandi. Kalau jendela dan barang-
barang punya mbah ditanggung sendiri-sendiri.”
Berdasarkan observasi tempat tidur Ny.M terlihat rapi, bersih dan
nyaman digunakan untuk tidur.
c. Pemisahan Ruangan antara Pria dan Wanita
Panti Wredha hanya untuk lansia wanita saja sehingga tidak ada ruangan
untuk lansia pria. Namun, terdapat 1 lansia pria yang ikut membantu
sehingga ditempatkan di ruangan belakang tidak bergabung ddengan
lansia wanita.
d. Sirkulasi Udara

25
Berdasarkan hasil observasi di dalam panti terdapat pintu, ventilasi udara
dan setiap kamar terdapat jendela yang selalu terbuka sampai malam
hari.
e. Keamanan
Berdasarkan hasil observasi kondisi lantai di Panti Wreda Harapan Ibu
tersusun dari keramik, sehingga licin saat lantai basah. Terdapat
pegangan di sudut tembok kamar mandi yang membantu lansia untuk
berpegangan.
Ny. K berkata, “Di Panti Wredha Harapan Ibu tersedia pegangan di
pinggir tembok tapi hanya disekitar kamar mandi saja, ruangan yang
lain belum tersedua, Mbak. Mbahnya beberapa menggunakan tongkat
sebagai alat bantu untuk berjalan.”
f. Sumber Air Minum
1) Sumber air yang digunakan
Tn.H berkata, “Sumber air di panti ini untuk kebutuhan sehari-hari
para lansia menggunakan air dari sumur bor mbak.”
2) Kualitas sumber air
Tn.H berkata, “Kualitas air dari sumur bor cukup bagus karena
langsung diambil dari tanah dan ditampung di tandon yang
diletakkan di atas bangunan.”
3) Pengelolaan air minum
Tn.H berkata, “Air minum yang dikonsumi oleh para lansia di panti
yaitu dengan menggunakan air minum artetis.”
4) Jarak sumber air dengan septic tank
Tn.H berkata, “Jarak sumber air dengan septic tank ya kira-kira lebih
dari 10m.”
g. Ruang Berkumpul Bersama
Ny.K berkata, “Tempat kumpul mbah-mbahnya ya di aula. Kalua senam
juga, kumpul jika ada tamu juga”
3. Keadaan Lingkungan di Luar Wisma
a. Pemanfaatan Halaman

26
Ny.K berkata, “Halamannya sekrang udah nggak ada, Mbak kepotong
untuk pembangunan tol. Tapi ini baru direnovasi”
b. Pembuangan Air Limbah
Ny.K berkata, “Pembuangan air limbah kita alirkan ke sungai karena
ada sungai di belakang panti.”
c. Pembuangan Sampah
1) Jenis pembuangan sampah
Ny.K berkata,“Pembuangan sampah disini ditempat sampah sendiri,
Mbak. Masih dicampur jadi satu.”
2) Pengelolaan sampah
Ny.K berkata, “Sampah yang sudah terkumpul biasanya langsung
dibakar setiap harinya. Tidak ada kegiatan daur ulang sampah atau
kegiatan lain yang dilakukan dengan memanfaatkan sampah.”
3) Jarak tempat pembuangan sampah
Ny.K berkata, “Tempat pembuangan sampah ada di halaman samping
panti ini, Mbak. Kira-kira ya 50 meter dari sini.”
d. Sanitasi
Kondisi sanitasi lingkungan panti cukup baik. Limbah kamar mandi
mengalir dengan baik ke saluran yang berakhir di sungai belakang panti.
e. Sumber Pencemaran
Pengurus panti berkata, “Alhamdulillah nggak pernah ada pencemaran
lingkungan Mbak, paling ya debu-debu dari renovasi ini sekarang. Kalau
polusi suara setiap hari dirasakan karena letak panti yang ada dipinggir
jalan raya yang berlalu lalang kendaraan seperti truck, mobil dan sepeda
motor setiap harinya.”

F. Dimensi Sosial
1. Hubungan Lansia dengan Lansia di Dalam Wisma
Ny.M berkata, “Kulo ngertos asmane-asmane niko-niko. Kulo apal. Tapi
kulo mbotrn remen nek crito-crito. Nek pengen crito nggih kulo mending
critone kalih gusti Allah Mbak.”

27
Hasil observasi: Ny.M tampak seringkali meninggalkan kasurnya untuk
membantu memasak di dapur, sholat di mushola saat waktunya sholat dan
dzikir serta mengaji. Ny.M tidak pernah terlihat berbicara dengan lansia lain
di panti.”
Pengkajian Fokus Kesepian (UCLA Lonelines Scale)
Tidak Jarang- Kadang
No Pertanyaan Sering
Pernah Jarang Kadang
1 Apakah anda pernah merasa √
cocok dengan orang-orang disekitar 2
2 anda?
Apakah anda pernah merasa √
tidak/ kurang memiliki teman? 2
3 Apakah anda pernah merasa √
tidak ada seorang pun yang dapat 4
diandalkan /anda mintai tolong?
4 Apakah anda pernah merasa sendiri? √
3
5 Apakah anda pernah merasa menjadi √
bagian dari kelompok teman-teman anda? 3
6 Apakah anda merasa bahwa anda √
memiliki banyak persamaan dengan 2
orang-orang di sekitar anda?
7 Apakah anda pernah merasa bahwa √
anda tidak dekat dengan siapapun? 4
8 Apakah anda pernah merasa bahwa √
minat dan ide anda tidak dibagikan dengan 2
orang-orang di sekitar anda?
9 Apakah anda pernah merasa √
ramah/mudah bergaul dan bersahabat? 2
10 Apakah anda pernah merasa dekat √
dengan orang lain? 2
11 Apakah anda pernah merasa √
ditinggalkan? 3

28
12 Apakah anda pernah merasa hubungan √
anda dengan orang lain tidak berarti? 3
13 Apakah anda pernah merasa tak satupun √
orang mengerti anda dengan baik? 3
14 Apakah anda pernah merasa terasing √
dari orang lain? 2
15 Apakah anda dapat menemukan teman / √
persahabatan ketika anda 2
16 menginginkannya?
Apakah anda merasa bahwa ada seseorang √
yang benar-benar dapat mengerti anda? 1

17 Apakah anda pernah merasa malu? √


3
18 Apakah anda pernah merasa bahwa √
orang-orang banyak di sekitar anda, tetapi 4
tidak bersama Anda?
19 Apakah anda merasa bahwa ada orang √
yang dapat anda ajak bicara (ngobrol) ? 1
20 Apakah anda merasa bahwa ada orang yang √
dapat anda andalkan/ dimintai tolong? 2

Keterangan:
20-34 : Tidak kesepian
35-49 : Kesepian rendah
50-64 : Kesepian sedang
65-80 : Kesepian berat
Hasil pengukuran tingkat kesepian dengan menggunakan skala kesepian
UCLA Ny.M mendapatkan skor 50 (Kesepian sedang).
2. Hubungan Antar Lansia di luar Wisma
Ny.M berkata, “Mboten nate kenal wong njobo Mbak, medal mawon gih
arang-arang kulo”

29
3. Hubungan Lansia dengan Anggota Keluarga
Ny.M berkata, “Nggih nek kalih mantu kulo mboten pernah mriki kulo nggih
mangertos wong repot anake katah, Mbak. Kadang kulo sing ngalahi
ketemu putu kulo. Putu kulo nggih sempet mriki sepindah”
4. Hubungan Lansia dengan Pengasuh Wisma
Ny.M berkata, “Kalih pengasuhe mriki gih kulo mboten patio kenal, naming
ngertos asmane niku entek Bu Kani, Bu Rini, Bu Sri. Namung niku.”
5. Kegiatan Organisasi Sosial
Ny.M berkata, “menawi wonten acara wonten aula nggih kulo remen, nopo
meleh nek kegiatane niku senam kulo remen. Nek kegiatane nyanyi kulo
mboten remen.”
G. Dimensi Tingkah Laku
1. Pola Makan
a. Frekuensi Makan
Ny.M berkata, “Kulo dahar e paling sedinten ping 1 utowo 2 mbak.
Mboten nafsu kulo. Rasane wes wareg terus, nek mboten ngeleh ra
pengen dahar,”
b. Porsi Makan
Ny.M berkata, “Kulo nek dahar nggih sacukupe mboten tek doyan kuo
paling 3-4 sendok.”
c. Kesulitan ketika Makan
Ny.M berkata, “Kulo gigine taseh utuh, mung gigine sing ngarep niki
pun goyang sedoyo pun wayahe copot. Nek dingge dahar loro kabeh.”
d. Pola Diet
Ny.M berkata, “Mboten enten pantangan kulo nopo-nopo masuk
sedoyo.”
e. Kualitas dan Kuantitas Makanan yang disediakan
Ny.M berkata, “Nggih nek dahare manuk lawuhe kalih sayure panti,
Mbak.”
2. Pola Tidur
a. Jam Tidur

30
Ny.M berkata, “Nggih saged sare , Mbak. Awan jam 11 tekan wayahe
sholat dzuhur. Nek dalu nggih saged sare jam 9 tekan wayahe sholat
subuh.”
b. Lama Tidur
Ny.M berkata, “Nggih mboten mesti nak soale kan kebangun-bangun
niku nak, sering kebangun kulo nak semalem niku kebangun ping kaleh
ping tigo.”
c. Kesulitan dalam Tidur
Ny.M berkata, “Kulo yen ajeng tilem gampang nak, nanging kadang
bangun mboten ngertos menopo tapi mengkeh sare meleh”
d. Pola Tidur
Ny.M berkata, “Nggih pokokmen awan niku mesti sare, kaleh dalu niku
nggih mesti jam 9nan pun mapan.”
e. Kualitas dan Kuantitas Tidur
Ny. M berkata, “Alhamdulillah kulo gampang mbak lan saget sare ten
mriki niku.”
3. Pola Eliminasi
a. BAK
Ny.M berkata, “Kulo alhamdulillah pipis lancer sedinten nggih saged
ping 4-5 teng kamar mandi.”
b. BAB
Ny.M berkata, “Alhamdulillah sabendinten mesti ngiek Mbak, kadang
nggih esuk kadang nggih sonten.”
4. Kebiasaan Buruk Lansia
a. Merokok
Ny.M berkata, “Kulo mboten,Mbak.”
b. Obat-obatan
Ny.M berkata, “Nggih kulo ngunjuk obat sing diparingi niku dingge tensi
kaleh diabetes, sabendinten.”
c. Minum-minuman keras
Ny.M berkata, “Mboten mbak.”

31
d. Pelaksanaan Pengobatan
Ny.M berkata, “Kulo nderek dipriksa yen wonten bu doter mriki, kalih nek
enten mbak-mbake njenengan ngeten niki ditensi kalih dicek diabetes e”
e. Kegiatan Olahraga
Ny.M berkata, “Olahragane kulo nggih paling senam yen enten kegiatan
senam ten mriki niku kulo remen, mesti nderek e kulo.”
f. Rekreasi
Ny.M berkata, “Hiburan e kulo nggih paling nonton tv ten mriki ngoten niki
kaleh senam niku wau kulo remen, nek nyanyi-nyanyi kulo mboten remen”
g. Pengambilan Keputusan
Ny.M berkata, “Kulo pasrah-pasrah mawon nak. Manut.”

H. Dimensi Sistem Kesehatan


1. Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan
Satu bulan satu kali ada petugas dari puskesmas yang memeriksa para lansia
serta memberikan obat-obatan yang dibutuhkan lansia berdasarkan masalah
kesehatannya.
2. Sistem Pelayanan Kesehatan
a. Fasilitas Kesehatan yang tersedia
Terdapat alat tensimeter, alat cek gula darah, timbangan berat badan serta
obat-obatan umum seperti vitamin, antipiretik, obat magh, obat darah
tinggi, penghilang nyeri, dan lain-lain.
b. Jumlah Tenaga Kesehatan
Jumlah pengelola panti wredha ada 3 orang, sebagai cleaning service,
pengasuh, admin, dan tukang masak.
Tidak ada tenaga kesehatan di panti, hanya petugas kesehatan dari
Puskesmas sekitar panti mendatangi panti setiap satu bulan sekali.
c. Tindakan Pencegahan terhadap Penyakit
Pengurus panti berkata, “Disini tindakan pencegahan yang dilakukan ya
itu mbak, selalu mengontrol kesehatan mbah-mbah setiap bulan.”
d. Jenis Pelayanan Kesehatan yang Tersedia

32
Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah Puskesmas yang dating setiap
bulan ke panti.
e. Frekuensi Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan pelayanan kesehatan dari Puskesmas mendatangi panti dengan
frekuensi 1 bulan sekali.
I. Pemeriksaan Fisik
Masalah
No. Bagian/Region Hasil Pemeriksaan Keperawatan
Yang Muncul
1. Kepala Inspeksi : Rambut pendek, beruban,
rambut terlihat bersih, bentuk kepala
mesocephal.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
pada kepala klien
2. Wajah/muka Inspeksi : Wajah terlihat banyak
kerutan.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
pada wajah klien
3. Mata Inspeksi : Bentuk mata normal, simetris.
Klien mengatakan sudah tidak bisa
melihat dengan jelas dari dekat maupun
jauh. Klien mengatakan kalua mau
mengaji memakai kacamata baca.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
pada mata klien
4. Telinga Inspeksi : Tidak terdapat lesi dan massa
pada telinga klien, telinga tampak kotor,
pendengaran menurun.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
pada telinga klien

33
5. Mulut dan gigi Inspeksi : Gigi belum banyak yang
copot namun gigi depan semuanya
goyang. Gigi terlihat menguning dan
mukosa bibir normal.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
pada area mulut klien
6. Leher Inspeksi : Leher terlihat banyak kerutan,
tidak ada lesi.
Palpasi : terdapat refleks menelan pada
klien, tidak terdapat nyeri tekan pada
leher klien.
7. Dada Inspeksi : Pengembangan dada simetris. Hambatan rasa
Bagian punggung terdapat luka-luka nyaman
bekas garukan karena gatal.
Palpasi : Ekspansi paru kanan dan kiri
simetris
Perkusi : Terdengar suara sonor pada
lapang paru
Auskultasi : Terdengar suara vesikuler
pada lapang paru
8. Jantung Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Terdengar suara pekak, tidak
ada pembesaran jantung
Auskultasi : Terdengar suara jantung SI
S2 reguler
9. Abdomen Inspeksi : Tidak terdapat lesi
Auskultasi : Terdengar bising usus
8x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

34
pada abdomen
Perkusi : Terdengar suara timpani
10. Ekstremitas Inspeksi : Kedua ekstremitas simetris,
atas kekuatan otot 5/5
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan
tidak ada pembengkakan
11. Ekstremitas Inspeksi : kedua ekstremitas simetris, Hambatan rasa
bawah kekuatan otot 5/5, terdapat ruam-ruam nyaman
merah di paha atas.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan,
tidak ada pembengkakan.

35
II. ANALISA DATA
Hari/
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Tanggal
Senin, 1 DS: Stimuli lingkungan Hambatan rasa nyaman
April 2019 - Ny.M berkata, “Saiki ngerasakke gatel ning punggung karo (00214)
sikil.”
- Ny.M berkata “Nek pas gatel ya digaruk Mbak nganti lecet-
lecet niki, nek sikile pas sakit ya leren sik, Mbak. Paling nek
kekeselen tengkuke kemeng-kemeng ya sare.”
- Ny.M mengatakan status kenyamanan yaitu banyak terganggu
DO:
- Terlihat luka bekas garuk di bagian punggung Ny.M
- Terlihat ruam-ruam merah di paha atas Ny.M
- Ny.M terlihat sering menggaruk punggung saat sedang
mengobrol
Senin, 1 DS: Gangguan status kesehatan: Resiko ketidakstabilan
April 2019 - Ny.M berkata, “Kulo gadah darah tinggi, diabetes. Biasane diabetes mellitus kadar glukosa darah
gulane sampe 400-500. (00179)
- Ny.M berkata, “Niki kulo diparingi obat dingge tensi kalih

36
diabetes, diunjuk saben dinten.”
- Ny. K berkata, “Biasane enten petugas sing mriki, dites
diabetes e kulo. Nek tensi nggih nek entek mbak-mbake ngeten
niki”
- Ny.M mengatakan bahwa dirinya bisa menghabiskan lebih dari
2 gelas cup besar karena sering merasa haus.
DO:
- Dilakukan pengukurang GDS dengan hasil pengukuran GDS
Ny.M adalah 367 mg/dL
Senin, 1 DS: Faktor resiko: isolasi sosial Resiko kesepian (00054)
April 2019 - Ny.M berkata, “Kulo ngertos asmane-asmane niko-niko. Kulo
apal. Tapi kulo mbotrn remen nek crito-crito. Nek pengen crito
nggih kulo mending critone kalih gusti Allah Mbak.”
- Ny.M berkata, “Nggih nek kalih mantu kulo mboten pernah mriki
kulo nggih mangertos wong repot anake katah, Mbak. Kadang
kulo sing ngalahi ketemu putu kulo. Putu kulo nggih sempet
mriki sepindah”
- Ny.M berkata, “Kalih pengasuhe mriki gih kulo mboten patio
kenal, naming ngertos asmane niku entek Bu Kani, Bu Rini, Bu

37
Sri. Namung niku.”
DO:
- Ny.M tampak seringkali meninggalkan kasurnya untuk
membantu memasak di dapur.
- Ny.M tidak pernah terlihat berbicara dengan lansia lain di panti.
- Hasil pengukuran tingkat kesepian dengan menggunakan skala
kesepian UCLA Ny.M mendapatkan skor 50 (Kesepian sedang).

38
III. PRIORITAS MASALAH
Diagnosa
Prioritas Pembenaran
Keperawatan
Hambatan rasa High Diagnosa ini diambil sebagai high priority dengan pertimbangan sebagai berikut:
nyaman Urgency:
berhubungan Hambatan rasa nyaman yang dialami oleh Ny.M adalah akibat gatal-gatal yang sangat
dengan stimuli mengganggu dan bahkan sampai menimbulkan luka. Rasa nyaman ini dapat diakibatkan oleh
lingkungan beberapa factor. Area yang dirasakan tidak nyaman juga dapat dijangkau untuk dilakukan
(00214) intervensi.
Dampak:
Hambatan rasa nyaman yang berasal dari gatal-gatal di tubuh klien ini jika dibiarkan terus
menerus dapat membuat area gatal semakin luas dan luka lecet akibat garukan klien dapat
semakin melebar.
Keefektifian Intervensi:
Intervensi yang diberikan adalah dengan mencari tahu penyebab pasti dari gatal yang
kemungkinan terbesar adalah dari sabun mandi atau pakaian yang kurang bersih. Intervensi
yang digunakan untuk mengatasi gatal adalah dengan pemberian lotion atau minyak untuk
menjaga kulit tetap lembab sehingga tidak memicu rasa gatal muncul.
Resiko Medium Diagnosa ini diambil sebagai medium priority dengan pertimbangan sebagai berikut:
ketidakstabilan Urgency:

39
kadar glukosa Lansia mengalami beberapa perubahan fisiologis, salah satunya menurunnya fungsi endokrin
darah tubuh. Penyakit degenerative pada lansia dengan penurunan fungsi endokrin salah satunya
berhubungan adalah diabetes mellitus. Penyakit diabetes mellitus ini dapat menimbulkan gejala-gejala yang
dengan gangguan apabila tidak diatasi atau dicegah dapat mengganggu aktivitas lansia.
status kesehatan: Dampak:
DM (00179) Dampak yang dapat terjadi pada penderita diabetes mellitus dalam jangka pendek yaitu dapat
mengakibatkan infeksi (radang paru-paru atau luka pada kaki), hipoglikemia, hiperglikemi, dan
jangka panjang terjadi pada mata,kulit, tulang, kaki, jantung, ginjal.
Keefektifan Intervensi :
Intervensi yang diberikan adalah dengan kontrol rutin kadar glukosa darah Ny.M. Untuk
menurunkan kadar glukosa darah dapat dilakukan terapi relaksasi otot progresif, penanganan
secara holistic yang melibatkan psikologis pasien merupakan salah satu upaya meredakan
ketegangan emosional sehingga individu dapat berpikir lebih rasional sehingga produksi gula
hati dapat terkontrol dengan baik, dengan begitu gula darah dapat stabil normal (Suyamto,
2009).
Resiko kesepian LOW Diagnosa ini diambil sebagai medium priority dengan pertimbangan sebagai berikut:
berhubungan Urgency:
dengan factor Lansia memiliki resiko tinggi kesepian karena beberapa faktor salah satunya hambatan interaksi
resiko: isolasi sosial lainnya atau keengganan untuk melakukan interaksi sosial. Lansia merasa hubungan

40
sosial (00054) sosial yang ia inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga lansia merasa sepi.
Dampak:
Dampak dari perasaan kesepian yang terus-menerus dapat memunculkan perasaan pesimis
terhadap hubungan sosial, sehingga hilang perasaan percaya terhadap sosial. Selain itu,
kesepian pada lansia yang tidak tertangani dapat menimbulkan faktor resiko depresi dan
masalah kejiwaan..
Keefektifan Intervensi :
Intervensi yang diberikan keada Ny.M adalah menjadi pendengar yang baik dan sering
mengajak ngobrol Ny.M sehingga klien dapat mencurahkan keluh kesah. Untuk meningkatkan
hubungan social dengan lansia yang lain, intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan
program TAK art therapy sebagai upaya meningkatkan tingkat aktivitas dan sosialisasi Ny.M
bersama dengan teman-temannya sehingga Ny.M tidak merasa sendiri.

41
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kode NIC
No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus

1. Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 3550 Manajemen Pruritus
nyaman tindakan keperawatan keperawatan selama 7 hari - Tentukan penyebab terjadinya gatal-
berhubungan selama 7 hari diharapkan diharapkan gatal-gatal sdi gatal
dengan stimuli klien merasa nyaman tubuh klien berkurang - Berikan krim atau lotion yang tidak
lingkungan (00214) kriteria hasil : kriteria hasil : mengandung parfum di bagian yang
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak menggaruk gatal
mengeluhkan gatal. tubuhnya lagi - Instruksikan klien untuk tidak
memakai pakaian ketat
- Ny.M dapat mengatasi - Ny.M dapat melakukan
- Instruksikan klien untuk
gatal tanpa membuat pencegahan dan
meminimalisir keringat dengan
luka penanganan secara
menghindari lingkungan yang
- Status kenyamanan mandiri
panas atau aktivitas berlebihan
klien meningkat
yang menimbulkan banyak keringat
menjadi tidak
- Instruksikan klien mandi dengan air
terganggu
hangat

42
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan atau
cubit kulit dengan lembut saat
merasakan gatal
6480 - Monitor status kenyamanan
Manajemen Lingkungan
- Instruksikan untuk menjaga kasur
tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan benda
yang seperlunya di kasur
- Instruksikan untuk mengganti seprai
secara rutin.
2. Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 2120 Manajemen Hiperglikemi
ketidakstabilan tindakan keperawatan keperawatan selama 7 hari - Monitor kadar glukosa darah
kadar glukosa darah selama 7 hari masalah klien dapat menambah - Memonitor tanda-tanda vital
berhubungan ketidakstabulan glukosa pengetahuan dan - Monitor tanda dan gejala
dengan gangguan darah klien dapat teratasi menerapkannya dengan hiperglikemi: polyuria, polidipsi,
status kesehatan: dengan kriteria hasil kriteria hasil : letargi, pandangan kabur
DM (00179) sebagai berikut: - Ny.M bersedia melakukan - Batasi aktivitas ketika kadar glukosa

43
- Hasil ukur GDS Ny.M terapi yang sudah darah lebih dari 250 mg/dL
dibawah 300 mg/dL diajarkan secara rutin - Bantu klien mengenal pencegahan,
tanda-tanda hiperglikemi dan
- Ny.M tidak - Ny.M dapat menerapkan
manajemen hiperglikemi
menunjukkan gejala diit untuk mencegah
- Bantu klien mengatur pola diitnya
diabetes mellitus kenaikan gula darah
- Ajarkan dan bantu klien melakukan
- Ny.M patuh dalam 6040 perawatan kaki diabetik
melakukan pengobatan Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi otot
progresif
- Berikan lingkungan yang tenang
nyaman dan tanpa distraksi

44
3 Resiko kesepian Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 5100 Socialization Enhancement
berhubungan tindakan keperawatan keperawatan selama 7 hari - Kaji tingkat kesepian klien
dengan factor selama 7 hari masalah masalah isolasi sosial klien
- Motivasi dan dorong klien untuk
resiko: isolasi sosial resiko kesepian klien dapat teratasi dengan
bersosialisasi
(00054) dapat teratasi dengan kriteria hasil :
kriteria hasil sebagai - Ny.M bersedia untuk - Anjurkan untuk lebih berbaur atau
berikut: sering berkomunikasi mengobrol dengan temannya di
- Skor UCLA menurun dengan 1-2 lansia panti
dari 50 (kesepian
- Klien melakukan interaksi - Berikan informasi tujuan dan
sedang) menjadi 35-49
sosial dengan lansia manfaat bersosialisasi
(kesepian rendah)
lainnya
- Dorong dan motivasi klien untuk
- Ny.M menyatakan
mengikuti kegiatan poitif yang dapat
dapat berbagi cerita
meningkatkan kegiatan sosial seperti
dengan lansia lain
5270 kegiatan senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok (TAK)
sosialisasi
Emotional Support
- Selalu dengarkan ketika klien

45
mengungkapkan perasaannya
- Diskusikan perasaan yang dirasakan
klien
- Rangkul dan sentuh klien dengan
penuh dukungan
- Selalu dampingi klien

46
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan Umum Khusus
Hari ke 1, Kamis 4 April 2019
4/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Menentukan penyebab S:
10.30 nyaman tindakan tindakan terjadinya gatal-gatal - Ny.M berkata, “Nggih niki
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Menginstruksikan klien untuk taseh gatel, ning pupu nggih
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan tidak memakai pakaian sami gatel. Mboten
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh ketat mangertos kenopo mbak. Ya
(00214) nyaman kriteria klien berkurang - Menginstruksikan klien untuk mung tak garuk-garuk
hasil : kriteria hasil : meminimalisir keringat nganggo tangan”
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak dengan menghindari - Ny.M menyatakan status
mengeluhkan menggaruk lingkungan yang panas kenyaman “banyak
gatal. tubuhnya lagi atau aktivitas berlebihan terganggu”
yang menimbulkan banyak O:
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
keringat - Ny.M terlihat beberapa kali
mengatasi gatal melakukan
- Menginstruksikan klien mandi menggaruk paha atas.
tanpa membuat pencegahan dan
dengan air hangat - Pada bagian punggung yang
luka penanganan secara

47
mandiri - Menginstruksikan klien untuk dikeluhkan gatal terlihat lecet
menggunakan telapak bekas garukan tangan
tangan atau cubit kulit A: Masalah belum teratasi
dengan lembut saat P:
merasakan gatal - Tentukan penyebab terjadinya
gatal-gatal
- Berikan krim atau lotion yang
tidak mengandung parfum di
bagian yang gatal
- Instruksikan klien untuk
meminimalisir keringat
dengan menghindari
lingkungan yang panas atau
aktivitas berlebihan yang
menimbulkan banyak
keringat
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk

48
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.
4/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:
10.40 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Sanjange
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital dokter puskesmas niku kulo
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala kon ngunjuk obate niki
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, bendinen mbak.”
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan - Ny.M berkata, “Nek maeme
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur sanjange doktere mboten
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika paring katah maem sego,
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih dadine kulo nggih mboten

49
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL doyan.”
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur O:
300 mg/dL yang sudah pola diitnya - Hasil pengukuran gula darah
diajarkan secara - Mengajarkan klien Teknik klien pre terapi 346 mg/dL
- Ny.M tidak
rutin relaksasi otot progresif dan post terapi 336 mg/dL
menunjukkan
- Memberikan lingkungan - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
gejala diabetes - Ny.M dapat
yang tenang nyaman dan 130/100 Nadi: 87x/menit
mellitus menerapkan diit
tanpa distraksi RR: 23 x/menit Suhu: 36,60C
untuk mencegah
A: masalah belum teratasi
kenaikan gula
P:
darah
- Monitor kadar glukosa darah
- Ny.M patuh dalam - Monitor tanda-tanda vital
melakukan - Monitor tanda dan gejala
pengobatan hiperglikemi: polyuria,
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL

50
- Bantu klien mengenal
pencegahan, tanda-tanda
hiperglikemi dan manajemen
hiperglikemi
- Bantu klien mengatur pola
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki
diabetik
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa
distraksi
4/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
11.00 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata, “kulo ngertos
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama mbak jeneng-jenenge mbahe
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah tapi mboten pernah

51
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien klien untuk bersosialisasi ngomong-ngomong.”
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Ny.M berkata, “Nek kulo
- Menganjurkan untuk lebih
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : pengen crito nggih kalih
berbaur atau mengobrol
berikut: - Ny.M bersedia gusti Allah mawon.”
dengan temannya di panti
- Skor UCLA untuk sering O:
menurun dari 50 berkomunikasi - Memberikan informasi - Ny.M terlihat jarang
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia tujuan dan manfaat mengobrol dengan penghuni
menjadi 35-49 bersosialisasi kamar lainnya
- Klien melakukan
(kesepian rendah) - Ny.M terlihat tidak
interaksi sosial - Selalu mendengarkan ketika
berinteraksi dengan teman
- Ny.M menyatakan dengan lansia klien mengungkapkan
seruangnnya meskipun duduk
dapat berbagi lainnya perasaannya
bersebelahan
cerita dengan - Mendiskusikan perasaan
- Skor UCLA Ny.M adalah 50
lansia lain yang dirasakan klien
(Kesepian sedang)
- Merangkul dan menyentuh
A: Masalah belum teratasi
klien dengan penuh
P:
dukungan
- Kaji tingkat kesepian klien
- Selalu dampingi klien saat
membutuhkan bantuan - Motivasi dan dorong klien

52
untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih


berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

- Dorong dan motivasi klien


untuk mengikuti kegiatan
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang

53
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien
Hari ke 2, Jumat 5 April 2019
5/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Menentukan penyebab S:
10.00 nyaman tindakan tindakan terjadinya gatal-gatal - Ny.M berkata, “Teseh gatel
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Memberikan krim atau lotion mbak, yo nek keringeten ki
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan di bagian yang gatal paling nek bibar ngrewangi
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh - Menginstruksikan klien untuk bu kani masak kan nggih
(00214) nyaman kriteria klien berkurang tidak memakai pakaian bendinten.”
hasil : kriteria hasil : ketat - Ny.M berkata, “Ya niki nek
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak - Menginstruksikan klien untuk gatel teseh pengene ngukur,
mengeluhkan menggaruk meminimalisir keringat nek ra dikukur ora marem.”
gatal. tubuhnya lagi dengan menghindari - Ny.M menyatakan status
lingkungan yang panas kenyaman “banyak
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
atau aktivitas berlebihan terganggu”
mengatasi gatal melakukan
yang menimbulkan banyak O:
tanpa membuat pencegahan dan
keringat - Ny.M terlihat lebih sering
luka penanganan secara

54
mandiri - Menginstruksikan klien mandi menggaruk punggung saat
dengan air hangat tidak ada mahasiswa
- Menginstruksikan klien untuk disampingnya
menggunakan telapak - Pada bagian punggung yang
tangan atau cubit kulit dikeluhkan gatal terlihat lecet
dengan lembut saat bekas garukan tangan
merasakan gatal - Pada bagian paha terlihat
bercak-bercak merah seperti
gigitan serangga
A: Masalah belum teratasi
P:
- Tentukan penyebab terjadinya
gatal-gatal
- Berikan krim atau lotion yang
tidak mengandung parfum di
bagian yang gatal
- Instruksikan klien untuk
meminimalisir keringat
dengan menghindari

55
lingkungan yang panas atau
aktivitas berlebihan yang
menimbulkan banyak
keringat
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.
5/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:
10.15 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Sakniki nggih

56
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital nek maca gak nganggo
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala kacamata pun mboten jelas,
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, nek nontoni mbake seko adoh
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan ngono nggih mboten ngerti
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur sopone.”
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika - Ny.M berkata, “Biasane nek
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih pengen teh, gulane gula
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL jagung niku sedinten 2.”
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur - Ny.M berkata, “Nek pipis
300 mg/dL yang sudah pola diitnya nggih biasane 4-5 sedinten
diajarkan secara - Membantu klien mengenal mbak.”
- Ny.M tidak
rutin pencegahan, tanda-tanda O:
menunjukkan
hiperglikemi dan - Hasil pengukuran gula darah
gejala diabetes - Ny.M dapat
manajemen hiperglikemi klien pre terapi 370 mg/dL
mellitus menerapkan diit
- Mengajarkan dan bantu dan post terapi 358 mg/dL
untuk mencegah
klien melakukan perawatan - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
kenaikan gula
kaki diabetic 140/100 Nadi: 92x/menit
darah
- Mengajarkan klien Teknik RR: 24 x/menit Suhu: 36,50C
- Ny.M patuh dalam relaksasi otot progresif A: masalah belum teratasi

57
melakukan - Memberikan lingkungan P:
pengobatan yang tenang nyaman dan - Monitor kadar glukosa darah
tanpa distraksi - Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi: polyuria,
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
- Bantu klien mengenal
pencegahan, tanda-tanda
hiperglikemi dan manajemen
hiperglikemi
- Bantu klien mengatur pola
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki
diabetik

58
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
- Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa
distraksi
5/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
10.30 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata, “Kulo mboten
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama beda-bedake sing ten mriki
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah mbak, mboten enten sing
klien untuk bersosialisasi
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien dibenci nopo sing dicintai.
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Menganjurkan untuk lebih Sedoyo sami.”
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : berbaur atau mengobrol - Ny. M berkata “Mboten,
berikut: - Ny.M bersedia dengan temannya di panti jarang ngobrol, wong mboten
- Skor UCLA untuk sering enten sing diobrolke mbak”
- Memberikan informasi
menurun dari 50 berkomunikasi O:
tujuan dan manfaat
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia - Ny.M terlihat jarang
bersosialisasi
menjadi 35-49 berinteraksi dengan teman
- Klien melakukan
(kesepian rendah) - Selalu mendengarkan ketika seruangnnya
interaksi sosial

59
- Ny.M menyatakan dengan lansia klien mengungkapkan - Ny.M terlihat lebih sering
dapat berbagi lainnya perasaannya menghabiskan waktu
cerita dengan - Mendiskusikan perasaan sendirian di mushola daripada
lansia lain yang dirasakan klien di ruangan.
- Merangkul dan menyentuh - Skor UCLA Ny.M adalah 50
klien dengan penuh (Kesepian sedang)
dukungan A: Masalah belum teratasi
- Selalu dampingi klien saat P:
membutuhkan bantuan - Kaji tingkat kesepian klien

- Motivasi dan dorong klien


untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih


berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

- Dorong dan motivasi klien

60
untuk mengikuti kegiatan
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien
Hari ke 3, Sabtu 6 April 2019
6/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Menentukan penyebab S:
09.00 nyaman tindakan tindakan terjadinya gatal-gatal - Ny.M berkata, “Ya iseh
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Memberikan krim atau lotion gatel, diparingi salep ya

61
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan di bagian yang gatal podo wae mbak.”
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh - Menginstruksikan klien untuk - Ny.M berkata, “Rasane
(00214) nyaman kriteria klien berkurang meminimalisir keringat sakniki ganti tenclekit.”
hasil : kriteria hasil : dengan menghindari - Ny.M menyatakan status
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak lingkungan yang panas kenyaman “sangat
mengeluhkan menggaruk atau aktivitas berlebihan terganggu”
gatal. tubuhnya lagi yang menimbulkan banyak O:
keringat - Ny.M terlihat leih sering
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
- Menginstruksikan klien mandi menggaruk punggung dari
mengatasi gatal melakukan
dengan air hangat hari biasanya.
tanpa membuat pencegahan dan
- Menginstruksikan klien untuk A: Masalah belum teratasi
luka penanganan secara
menggunakan telapak P:
mandiri
tangan atau cubit kulit - Tentukan penyebab terjadinya
dengan lembut saat gatal-gatal
merasakan gatal - Berikan krim atau lotion yang
tidak mengandung parfum di
bagian yang gatal
- Instruksikan klien untuk
meminimalisir keringat

62
dengan menghindari
lingkungan yang panas atau
aktivitas berlebihan yang
menimbulkan banyak
keringat
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.
6/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:

63
09.15 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Nek pipise
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital kulo nggih biasa mawon
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala mbak, mboten sering-sering
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, banget. Tapi sering ngelak
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan tenggorokane pingin ngunjuk,
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur nek ngunjuk nggih paling
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika banyu putih.”
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih - Ny.M berkata, “Nek maem ki
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL kul omboten nafsu nek esuk
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur kadang nggih mboten maem
300 mg/dL yang sudah pola diitnya kulo paling sore sepisan tok
diajarkan secara - Mengajarkan dan bantu mbak.”
- Ny.M tidak
rutin klien melakukan perawatan - Ny.M berkata, “Obate tensi
menunjukkan
kaki diabetic kalih diabetes telas mbak,
gejala diabetes - Ny.M dapat
- Mengajarkan klien Teknik badhe teng puskesmas.”
mellitus menerapkan diit
relaksasi otot progresif O:
untuk mencegah
- Memberikan lingkungan - Hasil pengukuran gula darah
kenaikan gula
yang tenang nyaman dan klien pre terapi 405 mg/dL
darah
tanpa distraksi dan setelah post terapi 398

64
- Ny.M patuh dalam mg/dL
melakukan - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
pengobatan 150/100 Nadi: 96x/menit
RR: 19 x/menit Suhu: 36,80C
- Kaki Ny.M terlihat bersih
namun kuku kaki terlihat
panjang-panjang.
A: masalah belum teratasi
P:
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi: polyuria,
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
- Bantu klien mengatur pola

65
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki
diabetik
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
- Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa
distraksi
6/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
09.30 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata, “Kulo nggih
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama ngobrol nek masak kalih bu
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah kani, nek kalih rencang yo
klien untuk bersosialisasi
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien seperlune wae mbak”
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Menganjurkan untuk lebih - Ny.M mengatakan bersedia
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : berbaur atau mengobrol mencoba ngobrol dengan
berikut: - Ny.M bersedia dengan temannya di panti teman lainnya
- Skor UCLA untuk sering O:
- Selalu mendengarkan ketika

66
menurun dari 50 berkomunikasi klien mengungkapkan - Ny.M sudah mencoba
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia perasaannya berinteraksi dengan Ny.J
menjadi 35-49 - Merangkul dan menyentuh dengan bujukan mahasiswa
- Klien melakukan
(kesepian rendah) klien dengan penuh - Ny.M mengikuti kegiatan
interaksi sosial
dukungan panti dengan antusias
- Ny.M menyatakan dengan lansia
- Selalu dampingi klien saat - Skor UCLA Ny.M adalah 48
dapat berbagi lainnya
membutuhkan bantuan (Kesepian ringan)
cerita dengan
A: Masalah belum teratasi
lansia lain
P:
- Kaji tingkat kesepian klien

- Motivasi dan dorong klien


untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih


berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

67
- Dorong dan motivasi klien
untuk mengikuti kegiatan
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien
Hari ke 4, Senin 8 April 2019
8/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Menentukan penyebab S:
11.30 nyaman tindakan tindakan terjadinya gatal-gatal - Ny.M berkata, “Ra tahan

68
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Memberikan krim atau lotion gatel mbak, kewan tinggine
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan di bagian yang gatal okeh iki mbak.”
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh - Menginstruksikan klien untuk - Ny.M berkata, “Kulo nek
(00214) nyaman kriteria klien berkurang meminimalisir keringat turu milih ning mushola
hasil : kriteria hasil : dengan menghindari timbang ning kasur.”
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak lingkungan yang panas - Ny.M menyatakan status
mengeluhkan menggaruk atau aktivitas berlebihan kenyaman “sangat
gatal. tubuhnya lagi yang menimbulkan banyak terganggu”
keringat O:
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
- Menginstruksikan klien mandi - Ny.M terlihat melapisi kasur
mengatasi gatal melakukan
dengan air hangat dengan beberapa perlak dan
tanpa membuat pencegahan dan
- Menginstruksikan klien untuk seprai dobel
luka penanganan secara
menggunakan telapak - Ny.M masih terlihat
mandiri
tangan atau cubit kulit menggaruk-garuk bagian
dengan lembut saat yang gatal.
merasakan gatal A: Masalah belum teratasi
- Menginstruksikan dan P:
membantu untuk menjaga - Berikan krim atau lotion yang
kasur tetap bersih tidak mengandung parfum di

69
- Menginstruksikan dan bagian yang gatal
membantu untuk - Instruksikan klien untuk
meletakkan benda yang meminimalisir keringat
seperlunya di Kasur dengan menghindari
- Menginstruksikan dan lingkungan yang panas atau
membantu untuk aktivitas berlebihan yang
mengganti seprai secara menimbulkan banyak
rutin. keringat
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur

70
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.
8/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:
11.45 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Kulo nek
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital meneng nggih mboten saget
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala mbak, nek pengen jajan yo
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, metu dewe.”
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan - Ny.M berkata, “Nek angsal
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur roti ngeten niki tak maem
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika nggih maksimal 2 roti.”
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih O:
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL - Hasil pengukuran gula darah
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur klien pre terapi 382 mg/dL
300 mg/dL yang sudah pola diitnya dan post terapi 373 mg/dL
diajarkan secara - Mengajarkan dan bantu - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
- Ny.M tidak
rutin klien melakukan perawatan 150/100 Nadi: 85x/menit
menunjukkan
kaki diabetic RR: 21 x/menit Suhu: 36,70C
gejala diabetes - Ny.M dapat
- Mengajarkan klien Teknik - Kaki Ny.M terlihat bersih
mellitus menerapkan diit
relaksasi otot progresif namun dan kuku kaki sudah
untuk mencegah

71
kenaikan gula - Memberikan lingkungan pendek.
darah yang tenang nyaman dan - Klien terlihat kooperatif saat
tanpa distraksi diajarka Teknik relaksasi otot
- Ny.M patuh dalam
progresif
melakukan
A: masalah belum teratasi
pengobatan
P:
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi: polyuria,
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
- Bantu klien mengatur pola
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki

72
diabetik
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
- Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa
distraksi
8/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
12.00 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata, “Nggih wau
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama pun ngobrol kalih mbah-
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah mbahe samping kulo pas
klien untuk bersosialisasi
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien senam”
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Menganjurkan untuk lebih - Ny.M mengatakan bersedia
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : berbaur atau mengobrol mengikuti setiap kegiatan
berikut: - Ny.M bersedia dengan temannya di panti mahasiswa
- Skor UCLA untuk sering O:
- Selalu mendengarkan ketika
menurun dari 50 berkomunikasi - Ny.M sudah mencoba
klien mengungkapkan
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia berinteraksi dengan sesame
perasaannya
menjadi 35-49 lansia saat melakukan
- Klien melakukan - Merangkul dan menyentuh

73
(kesepian rendah) interaksi sosial klien dengan penuh kegiatan senam
dengan lansia dukungan - Ny.M mengikuti kegiatan
- Ny.M menyatakan
lainnya - Selalu dampingi klien saat panti dengan antusias
dapat berbagi
membutuhkan bantuan - Skor UCLA Ny.M adalah 47
cerita dengan
- Mendorong dan memotivasi (Kesepian ringan)
lansia lain
klien untuk mengikuti A: Masalah belum teratasi
kegiatan poitif yang dapat P:
meningkatkan kegiatan - Kaji tingkat kesepian klien
sosial seperti kegiatan
- Motivasi dan dorong klien
senam, pengajian maupun
untuk bersosialisasi
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi - Anjurkan untuk lebih
- berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

- Dorong dan motivasi klien


untuk mengikuti kegiatan

74
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien
Hari ke 5, Selasa 9 April 2019
9/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memberikan krim atau lotion S:
11.30 nyaman tindakan tindakan di bagian yang gatal - Ny.M berkata, “Yawes
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Menginstruksikan klien mandi mendingan mbak, mboten
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan dengan air hangat tenclekit bibar di resiki

75
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh - Menginstruksikan klien untuk kasure.”
(00214) nyaman kriteria klien berkurang menggunakan telapak - Ny.M berkata, “Mboten
hasil : kriteria hasil : tangan atau cubit kulit teng mushola, sare teng
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak dengan lembut saat Kasur kulo wau dalu.”
mengeluhkan menggaruk merasakan gatal - Ny.M menyatakan status
gatal. tubuhnya lagi - Menginstruksikan dan kenyaman “cukup
membantu untuk menjaga terganggu”
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
kasur tetap bersih O:
mengatasi gatal melakukan
- Menginstruksikan dan - Kasur Ny.M terlihat lebih
tanpa membuat pencegahan dan
membantu untuk bersih dan rapi.
luka penanganan secara
meletakkan benda yang - Ny.M sudah terlihat jarang
mandiri
seperlunya di Kasur menggaruk paha dan
- Menginstruksikan dan punggungnya.
membantu untuk A: Masalah belum teratasi
mengganti seprai secara P:
rutin. - Berikan krim atau lotion yang
tidak mengandung parfum di
bagian yang gatal
- Instruksikan klien untuk

76
meminimalisir keringat
dengan menghindari
lingkungan yang panas atau
aktivitas berlebihan yang
menimbulkan banyak
keringat
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.

77
9/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:
11.45 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Kulo lali nek
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital ra diajari meleh mbak.”
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala - Ny.M berkata, “Kulo ten
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, pundi-pundi ngagem sendal
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan terus”
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur O:
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika - Hasil pengukuran gula darah
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih klien pre terapi 379 mg/dL
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL dan post terapi 365 mg/dL
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
300 mg/dL yang sudah pola diitnya 130/100 Nadi: 92x/menit
diajarkan secara - Mengajarkan dan bantu RR: 24 x/menit Suhu: 36,50C
- Ny.M tidak
rutin klien melakukan perawatan - Klien terlihat senang dan
menunjukkan
kaki diabetic kooperatif saat
gejala diabetes - Ny.M dapat
- Mengajarkan klien teknik mempraktikkan lagi teknik
mellitus menerapkan diit
relaksasi otot progresif relaksasi otot progresif
untuk mencegah
- Memberikan lingkungan A: masalah belum teratasi
kenaikan gula
yang tenang nyaman dan P:

78
darah tanpa distraksi - Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda-tanda vital
- Ny.M patuh dalam
- Monitor tanda dan gejala
melakukan
hiperglikemi: polyuria,
pengobatan
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
- Bantu klien mengatur pola
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki
diabetik
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
- Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa

79
distraksi
9/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
12.00 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata,
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama “Alahmdulillah, seneng
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah mbak. Biyen wes pernah
klien untuk bersosialisasi
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien nggihan nyelup-nyelup kain
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Menganjurkan untuk lebih ngoten niku. Dadine apik enek
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : berbaur atau mengobrol kembang-kembange”
berikut: - Ny.M bersedia dengan temannya di panti - Ny.M berkata, “Yak kan
- Skor UCLA untuk sering sampun kenal kulo niku mbak.
- Selalu mendengarkan ketika
menurun dari 50 berkomunikasi Nggih ngobrol sitik wae.”
klien mengungkapkan
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia O:
perasaannya
menjadi 35-49 - Ny.M sudah mulai
- Klien melakukan - Merangkul dan menyentuh
(kesepian rendah) berinteraksi dengan lansia
interaksi sosial klien dengan penuh
yang lain saat melakukan
- Ny.M menyatakan dengan lansia dukungan
TAK.
dapat berbagi lainnya - Selalu dampingi klien saat
- Ny.M mengikuti kegiatan
cerita dengan membutuhkan bantuan
panti dengan antusias dan
lansia lain - Mendorong dan memotivasi
menyatakan senang
klien untuk mengikuti

80
kegiatan poitif yang dapat - Skor UCLA Ny.M adalah 45
meningkatkan kegiatan (Kesepian ringan)
sosial seperti kegiatan A: Masalah belum teratasi
senam, pengajian maupun P:
terapi aktivitas kelompok - Kaji tingkat kesepian klien
(TAK) sosialisasi
- Motivasi dan dorong klien
-
untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih


berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

- Dorong dan motivasi klien


untuk mengikuti kegiatan
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan

81
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien
Hari ke 6, Rabu 10 April 2019
10/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memberikan krim atau lotion S:
10.30 nyaman tindakan tindakan di bagian yang gatal - Ny.M berkata, “Tasih gatel
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Menginstruksikan klien mandi tapi wes mending, iku salepe
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan dengan air hangat kaya mboten kacek mbak.”
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh - Menginstruksikan klien untuk - Ny.M berkata, “Kasure
(00214) nyaman kriteria klien berkurang menggunakan telapak mpun resik, nggih mboten
hasil : kriteria hasil : tangan atau cubit kulit ngertos taseh enten kewan

82
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak dengan lembut saat tinggine nopo mboten tapi
mengeluhkan menggaruk merasakan gatal mpun mboten marai
gatal. tubuhnya lagi - Menginstruksikan dan tenclekit.”
membantu untuk menjaga - Ny.M menyatakan status
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
kasur tetap bersih kenyaman “sedikit
mengatasi gatal melakukan
- Menginstruksikan dan terganggu”
tanpa membuat pencegahan dan
membantu untuk O:
luka penanganan secara
meletakkan benda yang - Kasur Ny.M terlihat lebih
mandiri
seperlunya di Kasur bersih dan rapi.
- Menginstruksikan dan - Ny.M terlihat nyaman tidur di
membantu untuk kasurnya.
mengganti seprai secara - Selama pelaksanaan
rutin. intervensi Ny.M tidak terlihat
menggaruk punggung atau
pahanya.
A: Masalah belum teratasi
P:
- Berikan krim atau lotion yang
tidak mengandung parfum di

83
bagian yang gatal
- Instruksikan klien untuk
meminimalisir keringat
dengan menghindari
lingkungan yang panas atau
aktivitas berlebihan yang
menimbulkan banyak
keringat
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur

84
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.
10/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:
10.45 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Dereng apal
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital kulo mbak, diajari meleh. Ben
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala apal wong wes sepuh mbak”
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, - Ny.M berkata, “Obate kulo
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan ampodippin kalih metformin
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur niku nggih mboten pernah lali
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika kulo, esuk metformin nek dalu
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih amlodipine.”
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL O:
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur - Hasil pengukuran gula darah
300 mg/dL yang sudah pola diitnya klien sebelum dilakukan
diajarkan secara - Mengajarkan dan bantu terapi relaksasi otot progresif
- Ny.M tidak
rutin klien melakukan perawatan 394 mg/dL setelah dilakukan
menunjukkan
kaki diabetic relaksasi otot progrefsif 377
gejala diabetes - Ny.M dapat
- Mengajarkan klien teknik mg/dL
mellitus menerapkan diit
relaksasi otot progresif - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
untuk mencegah

85
kenaikan gula - Memberikan lingkungan 130/100 Nadi: 88x/menit
darah yang tenang nyaman dan RR: 24 x/menit Suhu: 36,50C
tanpa distraksi - Klien terlihat senang dan
- Ny.M patuh dalam
kooperatif saat melihat
melakukan
terdapat pengurangan kadar
pengobatan
gula darah setelah terapi
relaksasi
A: masalah belum teratasi
P:
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi: polyuria,
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
- Bantu klien mengatur pola

86
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki
diabetik
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
- Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa
distraksi
10/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
11.00 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata, “Seneng ya
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama mbak, mugi-mugi hasile apik.
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah Mangkeh nek wes dadi mbahe
klien untuk bersosialisasi
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien di duduhi hasile ya, mbak.
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Selalu mendengarkan ketika Ben seneng atine”
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : klien mengungkapkan - Ny.M berkata, “Wau kan
berikut: - Ny.M bersedia perasaannya nggih crito-crito kalih
- Skor UCLA untuk sering - Merangkul dan menyentuh rencang-rencang. Nek

87
menurun dari 50 berkomunikasi klien dengan penuh jenengan takon hobiku turu.
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia dukungan hahaha”
menjadi 35-49 - Selalu dampingi klien saat O:
- Klien melakukan
(kesepian rendah) membutuhkan bantuan - Ny.M sudah mulai
interaksi sosial
- Mendorong dan memotivasi berinteraksi dengan lansia
- Ny.M menyatakan dengan lansia
klien untuk mengikuti yang lain saat melakukan
dapat berbagi lainnya
kegiatan poitif yang dapat TAK.
cerita dengan
meningkatkan kegiatan - Ny.M mengikuti kegiatan
lansia lain
sosial seperti kegiatan panti dengan antusias dan
senam, pengajian maupun menyatakan senang
terapi aktivitas kelompok - Skor UCLA Ny.M adalah 45
(TAK) sosialisasi (Kesepian ringan)
A: Masalah belum teratasi
P:
- Kaji tingkat kesepian klien

- Motivasi dan dorong klien


untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih

88
berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

- Dorong dan motivasi klien


untuk mengikuti kegiatan
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien

89
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien
Hari ke 7, Kamis 11 April 2019
11/4/2019 Hambatan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memberikan krim atau lotion S:
13.00 nyaman tindakan tindakan di bagian yang gatal - Ny.M berkata, “Niki pun
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama - Menginstruksikan klien mandi penak rasane kasure pun
dengan stimuli 7 hari diharapkan 7 hari diharapkan dengan air hangat mboten enetek kewane bar
lingkungan klien merasa gatal-gatal sdi tubuh - Menginstruksikan klien untuk disemprot baygon.”
(00214) nyaman kriteria klien berkurang menggunakan telapak - Ny.M berkata, “Ya wes
hasil : kriteria hasil : tangan atau cubit kulit mboten gatelen mbak.”
- Ny.M sudah tidak - Ny.M tidak dengan lembut saat - Ny.M berkata, “Nggih nek
mengeluhkan menggaruk merasakan gatal gatelen niku kulo olesi
gatal. tubuhnya lagi - Menginstruksikan dan salep, nek gatel nggih kulo
membantu untuk menjaga elus mawon nopo di tepuk-
- Ny.M dapat - Ny.M dapat
kasur tetap bersih tepuk ben ora lecet.”
mengatasi gatal melakukan
- Menginstruksikan dan - Ny.M menyatakan status
tanpa membuat pencegahan dan
membantu untuk kenyaman “tidak terganggu”
luka penanganan secara
meletakkan benda yang O:
mandiri
seperlunya di Kasur - Kasur Ny.M terlihat lebih

90
- Menginstruksikan dan bersih dan rapi.
membantu untuk - Ny.M terlihat nyaman dan
mengganti seprai secara beberapa kali terlihat tertidur
rutin. di kasurnya.
- Selama pelaksanaan
implementasi Ny.M tidak
terlihat menggaruk punggung
atau pahanya.
A: Masalah teratasi
P:
- Berikan krim atau lotion yang
tidak mengandung parfum di
bagian yang gatal
- Instruksikan klien mandi
dengan air hangat
- Instruksikan klien untuk
menggunakan telapak tangan
atau cubit kulit dengan
lembut saat merasakan gatal

91
- Instruksikan untuk menjaga
kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan
benda yang seperlunya di
Kasur
- Instruksikan untuk mengganti
seprai secara rutin.
11/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Memonitor kadar glukosa S:
13.15 ketidakstabilan tindakan tindakan darah - Ny.M berkata, “Wau esuk
WIB kadar glukosa keperawatan selama keperawatan selama - Memonitor tanda-tanda vital sampun, tapi nggih enten sing
darah 7 hari masalah 7 hari klien dapat - Memonitor tanda dan gejala lali, nyawang gambare ya
berhubungan ketidakstabulan menambah hiperglikemi: polyuria, rodok bingung. Nek mboten
dengan glukosa darah klien pengetahuan dan polidipsi, letargi, pandangan lali nggih tak cobane terus
gangguan dapat teratasi dengan menerapkannya kabur mbak”
status kriteria hasil sebagai dengan kriteria hasil - Membatasi aktivitas ketika - Ny.M berkata, “Obate
kesehatan: berikut: : kadar glukosa darah lebih diabetes sampun wau
DM (00179) - Hasil ukur GDS - Ny.M bersedia dari 250 mg/dL diunjuk.”
Ny.M dibawah melakukan terapi - Membantu klien mengatur O:
300 mg/dL yang sudah pola diitnya - Hasil pengukuran gula darah

92
- Ny.M tidak diajarkan secara - Mengajarkan dan bantu klien sebelum dilakukan
menunjukkan rutin klien melakukan perawatan terapi 377 mg/dL dan setelah
gejala diabetes kaki diabetic dilakukan terapi 357 mg/dL
- Ny.M dapat
mellitus - Mengajarkan klien teknik - Tanda-tanda vital Ny.M TD:
menerapkan diit
relaksasi otot progresif 130/100 Nadi: 90x/menit
untuk mencegah
- Memberikan lingkungan RR: 22 x/menit Suhu: 36,50C
kenaikan gula
yang tenang nyaman dan - Klien terlihat senang
darah
tanpa distraksi melakukan relaksasi otot
- Ny.M patuh dalam progresif bersama.
melakukan - Kaki klien terlihat bersih
pengobatan A: masalah belum teratasi
P:
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi: polyuria,
polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar

93
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
- Bantu klien mengatur pola
diitnya
- Ajarkan dan bantu klien
melakukan perawatan kaki
diabetik
Terapi Relaksasi:
- Ajarkan klien Teknik relaksasi
otot progresif
- Berikan lingkungan yang
tenang nyaman dan tanpa
distraksi
11/4/2019 Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Mengkaji tingkat kesepian S:
13.30 kesepian tindakan tindakan klien - Ny.M berkata, “Nggih nek
WIB berhubungan keperawatan selama keperawatan selama ngobrol nek enten perlu
- Memotivasi dan dorong
dengan factor 7 hari masalah 7 hari masalah mawon, mbak. Kaya wau niku
klien untuk bersosialisasi
resiko: isolasi resiko kesepian klien isolasi sosial klien nek pas enten kegiatan
sosial (00054) dapat teratasi dengan dapat teratasi dengan - Selalu mendengarkan ketika bareng ngoten niku”

94
kriteria hasil sebagai kriteria hasil : klien mengungkapkan - Ny.M berkata, “Nek ngobrol
berikut: - Ny.M bersedia perasaannya ya karo sinten mawon keneng
- Skor UCLA untuk sering - Merangkul dan menyentuh mbak. Kulo mboten pilih-
menurun dari 50 berkomunikasi klien dengan penuh pilih.”
(kesepian sedang) dengan 1-2 lansia dukungan - Ny.M berkata, “Nek cerita-
menjadi 35-49 - Selalu dampingi klien saat cerita nggih mboten, mboten
- Klien melakukan
(kesepian rendah) membutuhkan bantuan enten sing diceritake mbak”
interaksi sosial
- Mendorong dan memotivasi O:
- Ny.M menyatakan dengan lansia
klien untuk mengikuti - Ny.M sudah mulai
dapat berbagi lainnya
kegiatan poitif yang dapat berinteraksi dengan lansia
cerita dengan
meningkatkan kegiatan yang lain saat melakukan
lansia lain
sosial seperti kegiatan TAK.
senam, pengajian maupun - Ny.M mengikuti kegiatan
terapi aktivitas kelompok panti dengan antusias dan
(TAK) sosialisasi menyatakan senang
- Skor UCLA Ny.M adalah 44
(Kesepian ringan)
A: Masalah belum teratasi
P:

95
- Kaji tingkat kesepian klien

- Motivasi dan dorong klien


untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih


berbaur atau mengobrol
dengan temannya di panti

- Berikan informasi tujuan


dan manfaat bersosialisasi

- Dorong dan motivasi klien


untuk mengikuti kegiatan
poitif yang dapat
meningkatkan kegiatan
sosial seperti kegiatan
senam, pengajian maupun
terapi aktivitas kelompok
(TAK) sosialisasi
- Selalu dengarkan ketika

96
klien mengungkapkan
perasaannya
- Diskusikan perasaan yang
dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien
dengan penuh dukungan
- Selalu dampingi klien

97
II.
VI. EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa
Evaluasi TTD
Keperawatan
Hambatan rasa S: Yuliana
nyaman berhubungan - Ny.M berkata, “Niki pun penak rasane, kasure pun mboten enek kewane bar
dengan stimuli disemprot baygon.”
lingkungan (00214) - Ny.M berkata, “Ya wes mboten gatelen mbak.”
- Ny.M berkata, “Nggih nek gatelen niku kulo olesi salep, nek gatel nggih kulo elus
mawon nopo di tepuk-tepuk ben ora lecet.”
O:
- Kasur Ny.M terlihat lebih bersih dan rapi.
- Ny.M terlihat nyaman dan beberapa kali terlihat tertidur di kasurnya.
- Ny.M tidak terlihat menggaruk punggung atau pahanya selama observasi.
A: Masalah teratasi
P: Rencana Tindak Lanjut
- Berikan krim atau lotion yang tidak mengandung parfum apabila timbul gatal lagi.
- Instruksikan klien mandi dengan air hangat
- Instruksikan untuk menjaga kasur tetap bersih
- Instruksikan untuk meletakkan benda yang seperlunya di kasur

98
- Instruksikan untuk mengganti seprai secara rutin.
Resiko ketidakstabilan S: Yuliana
kadar glukosa darah - Ny.M berkata, “Wau esuk sampun, tapi nggih enten sing lali, nyawang gambare ya
berhubungan dengan rodok bingung. Nek mboten lali nggih tak cobane terus mbak”
gangguan status - Ny.M berkata, “Obate diabetes sampun wau diunjuk.”
kesehatan: DM O:
(00179) - Hasil pengukuran gula darah klien 357 mg/dL
- Tanda-tanda vital Ny.M TD: 130/100 Nadi: 90x/menit RR: 22 x/menit Suhu:
36,50C
- Klien terlihat senang melakukan relaksasi otot progresif bersama dan selalu
berusaha mengingat bersama mahasiswa urutannya.
- Kaki klien terlihat bersih
A: masalah belum teratasi
P: Rencana TIndak Lanjut
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemi: polyuria, polidipsi, letargi, pandangan
kabur
- Batasi aktivitas ketika kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL

99
- Bantu klien mengatur pola diitnya
- Bantu klien melakukan perawatan kaki diabetik
- Bantu klien dalam pelaksanaan teknik relaksasi otot progresif
Resiko kesepian S: Yuliana
berhubungan dengan - Ny.M berkata, “Nggih nek ngobrol nek enten perlu mawon, mbak. Kaya wau niku
factor resiko: isolasi nek pas enten kegiatan bareng ngoten niku”
sosial (00054) - Ny.M berkata, “Nek ngobrol ya karo sinten mawon keneng mbak. Kulo mboten
pilih-pilih.”
- Ny.M berkata, “Nek cerita-cerita nggih mboten, mboten enten sing diceritake
mbak”
O:
- Ny.M sudah mulai berinteraksi dengan lansia yang lain saat melakukan TAK.
- Skor UCLA Ny.M adalah 44 (Kesepian ringan)
A: Masalah belum teratasi
P: Rencana Tindak Lanjut
- Kaji tingkat kesepian klien

- Motivasi dan dorong klien untuk bersosialisasi

- Anjurkan untuk lebih berbaur atau mengobrol dengan temannya di panti

100
- Berikan informasi tujuan dan manfaat bersosialisasi

101
III.
VII. RENCANA TINDAK LANJUT
Nama Lansia : Ny. M
Alamat : Panti Wreda Harapan Ibu
Anggota Masalah
Intervensi yang telah dilakukan RTL TTD
Wisma Kesehatan
Ny.M Hambatan rasa Manajemen Pruritus Ny.M: Yuliana
nyaman - Tentukan penyebab terjadinya gatal-gatal - Menganjurkan klien untuk
berhubungan - Berikan krim atau lotion yang tidak menjaga keersihan tempat tidur
dengan stimuli mengandung parfum di bagian yang gatal - Menganjurkan klien pemberian
lingkungan - Instruksikan klien untuk tidak memakai pakaian salep/lotion jika terasa gatal
(00214) ketat - Menganjurkan klien untuk
- Instruksikan klien untuk meminimalisir keringat mejaga kebersihan diri dengan
dengan menghindari lingkungan yang panas mandi 2x sehari dengan air
atau aktivitas berlebihan yang menimbulkan hangat
banyak keringat - Menganjurkan klien untuk
- Instruksikan klien mandi dengan air hangat menggunakan telapat tangan atau
- Instruksikan klien untuk menggunakan telapak cubit kulit apabila terasa gatal
tangan atau cubit kulit dengan lembut saat Mahasiswa selanjutnya:
merasakan gatal - Mengkaji apabila timbul pruritus

102
Manajemen Lingkungan atau gatal pada klien
- Instruksikan untuk menjaga kasur tetap bersih - Memberikan krim atau lotion
- Instruksikan untuk meletakkan benda yang yang tidak mengandung parfum
seperlunya di kasur di bagian yang gatal
- Instruksikan untuk mengganti seprai secara - Menginstruksikan klien untuk
rutin. selalu menjaga kebersihan
tempat tidur
Ny.M Resiko Manajemen Hiperglikemi Ny.M: Yuliana
ketidakstabilan - Monitor kadar glukosa darah 1. Menganjurkan klien untuk rutin
kadar glukosa - Memonitor tanda-tanda vital melakukan perawatan kaki
darah - Monitor tanda dan gejala hiperglikemi: diabetic
berhubungan polyuria, polidipsi, letargi, pandangan kabur 2. Menganjurkan klien untuk
dengan - Batasi aktivitas ketika kadar glukosa darah membatasi aktivitas
gangguan status lebih dari 250 mg/dL 3. Menganjurkan klien untuk rutin
kesehatan: DM - Bantu klien mengenal pencegahan, tanda- melakukan terapi relaksasi otot
(00179) tanda hiperglikemi dan manajemen progresif 2x sehari
hiperglikemi Mahasiswa selanjutnya:
- Bantu klien mengatur pola diitnya 1. Memonitor, mengajarkan, dan
- Ajarkan dan bantu klien melakukan membantu klien melakukan

103
perawatan kaki diabetik perawatan kali diabetic
Terapi Relaksasi: 2. Memonitor kadar glukosa darah
- Ajarkan klien teknik relaksasi otot progresif 3. Memonitor tanda-tanda vital
- Berikan lingkungan yang tenang nyaman dan 4. Memonitor, mengajarkan dan
tanpa distraksi membantu klien melakukan
Teknik relaksasi otot progresif
Ny.M Resiko Socialization Enhancement Ny.M: Yuliana
Kesepian - Kaji tingkat kesepian klien 1. Menganjurkan klien untuk
berhubungan meningkatkan interaksi dan
- Motivasi dan dorong klien untuk
dengan factor mengobrol dengan orang lain
bersosialisasi
resiko: isolasi 2. Menganjurkan klien untuk
sosial (00054) - Anjurkan untuk lebih berbaur atau mengobrol mengikuti kegiatan yang
dengan temannya di panti dilaksanakan di panti

- Berikan informasi tujuan dan manfaat


Mahasiswa selanjutnya:
bersosialisasi
1. Mengajak klien untuk mengikuti
- Dorong dan motivasi klien untuk mengikuti kegiatan TAK
kegiatan poitif yang dapat meningkatkan 2. Membantu klien untuk
kegiatan sosial seperti kegiatan senam, bersosialisasi dengan penghuni

104
pengajian maupun terapi aktivitas kelompok panti lainnya
(TAK) sosialisasi
Emotional Support
- Selalu dengarkan ketika klien
mengungkapkan perasaannya
- Diskusikan perasaan yang dirasakan klien
- Rangkul dan sentuh klien dengan penuh
dukungan
- Selalu dampingi klien

105
IV.

106
BAB IV

PEMBAHASAN
Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny.M (68 tahun) pada hari Senin, 1 April
2019 diperoleh data yang menggambarkan beberapa masalah keperawatan
diantaranya hambatan rasa nyaman, resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dan
resiko kesepian. Adapun tindakan keperawatan yang telah diberikan selama 7 hari
dan evaluasi yang telah dilakukan pada Ny.M di Ruang Mawar Panti Wredha
Harapan Ibu Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:
A. Hambatan Rasa Nyaman b.d. stimuli lingkungan
Hasil pengkajian pada Ny.M didapatkan klien mengeluh merasakan
gatal pada bagian punggung dan paha atas yang menyebabkan bekas luka dan
terdapat ruam-ruam merah, hal tersebut membuat Ny.M merasakan
ketidaknyamanan dalam beberapa waktu karena rasa gatal yang tak
tertahankan. Dari hasil pengkajian tersebut maka ditegakkan diagnose
hambatan rasa nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan.
Intervensi yang diberikan untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah
terjadinya luka karena bekas garukan adalah dengan mengetahui penyebab
utama klien mengalami gatal-gatal, edukasi kepada klien untuk tidak
menggaruk dengan alternative mencubit lembut atau menepuk-nepuk dengan
telapak tangan, serta menjaga kulit untuk tetap lembab sehingga tidak memicu
gatal karena kulit yang kering. Setelah diketahui ternyata penyebab Ny.M
gatal-gatal yaitu karena kasur yang tidak bersih dan dipenuhi oleh tungau
sehingga Ny.M tidak nyaman tidur di kasur maka intervensi yang dilakukan
selama 7 hari berturut-turut salah satunya adalah dengan membersihkan kasur.
Adapun perkembangan glukosa darah Ny.M ditunjukkan pada grafik berikut:

107
Grafik 1 Gambaran status kenyaman Ny.M selama 7 hari tindakan
keperawatan dari tanggal 4-11 April 2019.

Keterangan:
Status Kenyamanan:
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
Grafik 1 menunjukkan status kenyamanan Ny.M mengalami peningkatan
dari merasa banyak terganggu menjadi tidak terganggu setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 7 hari berturut-turut. Skrining penyebab gatal
adalah penting dilakukan pertama kali sehingga tindakan keperawatan yang
direncanakan dapat tepat dan menyelesaikan masalah. Selain itu, untuk
mencegah timbulnya gatal adalah dengan memakai lotion atau gel lidah buaya
yang menjaga kelembapan kulit sehingga tidak memicu adanya gatal pada
kulit.

108
B. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
gangguan status kesehatan: DM
Hasil pengkajian pada Ny.M didapatkan kadar gula darah 367 mg/dL dan
Ny.M sudah rutin mengkonsumsi obat untuk menunrunkan kadar gula darah
sehingga berarti klien berisiko mengalamai ketidakstabilan kadar glukosa
darah. Dari hasil pengkajian tersebut maka ditegakkan diagnose resiko
ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan status
kesehatan: diabetes mellitus.
Intervensi yang diberikan untuk mengontrol kadar glukosa darah Ny.M
yaitu dengan monitor kadar glukosa darah dan pemberian terapi relaksasi otot
progresif serta perawatan kaki diabetic selama 7 hari berturut-turut. Relaksasi
Otot Progresif merupakan suatu rangkaian terapi untuk mendapatkan relaksasi
pada otot dengan dua langkah, yaitu memberikan tegangan pada suatu
kelompok otot, dan menghentikan tegangan tersebut kemudian memusatkan
perhatian terhadap bagaimana otot tersebut menjadi rileks, merasakan sensasi
rileks, dan ketegangan menghilang, selain praktis gerakan-gerakannya pun
mudah dilakukan mulai dari kepala sampai ujung kaki (Waspadji, 2011).
Penanganan secara holistic yang melibatkan psikologis pasien merupakan salah
satu upaya meredakan ketegangan emosional sehingga individu dapat berpikir
lebih rasional sehingga produksi gula hati dapat terkontrol dengan baik, dengan
begitu gula darah dapat stabil normal (Suyamto, 2009). Hal inilah yang
menyebabkan relaksasi otot progresif dapat membantu menurunkan kadar
glukosa darah. Adapun perkembangan glukosa darah Ny.M ditunjukkan pada
grafik berikut:

109
Grafik 2 Gambaran kadar glukosa darah Ny.M selama 7 hari tindakan
keperawatan dari tanggal 4-11 April 2019.

Grafik 2 menunjukkan kadar glukosa darah Ny.M selalu mengalami naik


turun ketika dicek sebellum dilakukan terapi dan selalu terjadi penurunan kadar
glukosa darah setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif selama 7 hari
berturut-turut., dimana pada pertemuan pertama setelah dilakukan terapi kadar
glukosa darah Ny.M 338 mg/dL dan hari terakhir yaitu 357 mg/dL. Hasil ini
didukung penelitian yang dilakukan oleh (Simanjuntak & Simamora, 2017)
menunjukkan bahwa adanya perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah
dilakukan terapi relaksasi otot progresif dengan pvalue 0,001. Hasil penelitian
lain yang mendukung adalah dilakukan oleh (Junaidin, 2018) dimana hasilnya
terlihat bahwa latihan relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes
melitus (DM).
Teknik relaksasi ini membuat individu berkonsentrasi pada ketegangan
ototnya dan kemudian melatihnya untuk relaks. Orang yang stres, secara
emosional tegang dan mengalami ketegangan otot. Teknik ini berusaha
meredakan ketegangan otot dengan harapan bahwa ketegangan emosionalpun

110
berkurang, maka dari itu teknik relaksasi otot progresif ini dapat digunakan
untuk mendampingi teknik konvensional non farmakologi yang biasa
diberikan. Relaksasi otot progresif dapat mengurangi ansietas dan stres, jika
ansietas dan stress tidak teratasi maka akan merangsang pengeluaran hormon-
hormon yang bisa meningkatkan kadar glukosa darah di dalam tubuh
(Hidayati, 2018).
C. Resiko Kesepian berhubungan dengan factor resiko: isolasi sosial
Menurut Bruno, 2000 (dalam Hayati, 2010) kesepian merupakan keadaan
mental dan emosional dengan ciri utama adanya perasaan terasing dan
kurangnya hubungan bermakna dengan orang lain yang kemudian kesepian
akan disertai oleh berbagai macam emosi negatif, seperti depresi, kecemasan,
ketidakbahagiaan, ketidakpuasan serta menyalahkan diri sendiri (Hayati,
2010). Resiko kesepian yang terjadi pada Ny.M disebabkan oleh isolasi sosial,
ketidakmauan Ny.M dalam melakukan percakapan dan obrolan dengan oraang
lain atau lansia lain. Ny.M lebih sering berada di luar kamarnya dengan
membantu memasak di dapur atau dengan beribadah sholat dan ngaji di
mushola. Jika berada di tempat tidur, Ny.M lebih senang untuk langsung tidur
dan tidak ada interaksi dengan lansia lain. Berdasarkan hasil UCLA Ny.M
mendapatkan skor 50 yang menunjukkan kesepian sedang.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny.M yaitu dengan
menganjurkan dan mendorong Ny.M untuk berbaur, mengobrol dan berbagi
cerita dengan temannya di panti. Selain intervensi individu, juga dilakukan
intervensi secara kelompok sehingga lebih mudah untuk mengadakan interaksi
antar sesama lansia di panti. Intervensi secara kelompok tersebut adalah terapi
aktivitas kelompok. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi memberikan
pengaruh terhadap tingkat kesepian pada lansia yang disebabkan karena
ketertarikan lansia dan proses TAK Sosialisasi yang berkesinambungan (Mare,
2015). TAK Sosialisai ini dilakukan dengan metode Art Therapyengan metode
Art Therapy yang sudah disepakati oleh kelompok yaitu kain jumputan. Dalam

111
kelompok tersebut akan terjadi interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan, dan menjadi tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif (Keliat, 2004). Adapun
perubahan tingkat kesepian pada Ny.M ditunjukkan oleh diagram berikut:
Grafik 3 Perkembangan Skor Tingkat Kesepian Ny. M dengan Resiko
Kesepian Selama 7 Hari Tindakan Keperawatan di Tanggal 4 – 11 April 2019

Grafik 3 menunjukkan skor UCLA Ny.M setelah diberikan intervensi


keperawatan selama 7 hari mengalami penurunan, dimana pada pertemuan
pertama skor UCLA Ny.M 46 (kesepian sedang) menjadi 44 (kesepian rendah)
pada pertemuan terakhir. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Widyastuti et al., 2018 yang melakukan penelitian mengenai art therapy
yang dilakukan selama 5 hari berturut turut untuk mengatasi psikogeriatri di
Panti Wredha Kota Semarang mendapatkan hasil bahwa TAK art therapy
dapat menurunkan nilai kesepian pada lansia. Terapi aktivitas kelompok
merupakan suatu aktivitas yang salah satunya berfungsi untuk meningkatkan
kerjasama dan kebersamaan. TAK yang dilakukan membuat lansia merasa
dirinya berguna dan lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar sehingga tingkat
kesepian dan stress yang dialmi lansia dapat menurun.

112
113
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Ny.M lansia yang berusia 68 tahun yang tinggal di Panti Wreda Harapan Ibu
dan tidur di kamar Mawar. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan tiga
masalah keperawatan dan telah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 hari
yaitu dari tanggal 4-11 April 2019 dan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa pemberian lotion atau
pelembab dan menjaga kebersihan tempat tidur klien, Ny.M yang diawal
pengkajian mengeluhkan gatal di punggung dan di paha atas menjadi tidak
mengeluh gatal karena tungau di kasur setelah 7 hari pemberian tindakan
keperawatan.
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan
dengan gangguan status kesehatan: DM
Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa kontrol gula darah, pemberian
edukasi mengenai diabetes mellitus, perawatan kaki diabetic dan pemberian
terapi relaksasi otot progresif, gula darah Ny.M masih cenderung naik turun
dari awal pengkajian 367 mg/dL menjadi 357 mg/dL di hari ke 7 perawatan.
Namun, selalu terjadi penurunan ketika Ny.M melakukan terapi relaksasi otot
progresif dengan dilakukan pre dan post test.
3. Resiko kesepian berhubungan dengan factor resiko: isolasi sosial
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada Ny.M dan TAK berupa Art
Therapy didapatkan hasil skor UCLA menurun dari 50 (kesepian sedang)
menjadi 44 (kesepian ringan).

114
B. Saran

1. Lansia
Lansia dapat menerapkan terapi relaksasi otot progresif dan perawatan kaki
diabetic seperti yang sudah diajarkan dan diberikan oleh mahasiswa secara
rutin setiap hari, menjaga pola hidup sehat, dan dapat tetap aktif mengikuti
setiap kegiatan yang ada di panti.
2. Pengasuh
Pengasuh dapat memberikan perhatian lebih dengan lansia penderita diabetes
mellitus karena memiliki resiko ulkus diabetic sehingga diharapkan dapat
membantu lansia dalam mempertahakan dan meningkat kesehatan dengan
memberikan motivasi pada lansia untuk melakukan terapi yang telah diajarkan
oleh mahasiswa.
3. Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada lansia sesuai
dengan teori dan kondisi pasien, mampu mengkaji kondisi pasien secara
komprehensif sehingga dapat memberikan intervensi secara komprehensif,
menjaga hubungan dan komunikasi terapeutik yang baik dengan pasien dan
keluarga.

115
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M & Wagner, C.M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. UK: Elsevier
Hayati, S. (2010). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian pada Lansia.
Hidayati, R. (2018). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Panti Sosial tresna Werda Sabai Nan
Aluih Sicincin. Menara Ilmu, XII(3), 85–93.
Junaidin. (2018). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas Woha-Bima Tahun
2018. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 4(1), 189–196.
https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.3.66178
Keliat, B. A. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta: EGC.
Mare, Y. B. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi
Terhadap Tingkat Kesepian Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya. Retrieved from http://repository.wima.ac.id/3829/1.pdf
Mickey S., Patricia GB. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Moorhead, Sue., Johnson, M., Maas, M.L & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. UK: Elsevier
Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV
ANDI OFFSET.
NANDA, 2018. Diagnosis Keperawatan:Definisi dan Klarifikasi Edisi 11. Jakarta :
EGC
Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. (Edisi 4). Jakarta: EGC

116
Kementrian Kesehatan RI. (2012). Situasi dan Analisis Lanjut Usia.
Simanjuntak, G. V., & Simamora, M. (2017). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Dan Ankle Brachial Index Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe Ii. Idea Nursing Journal, VIII(1), 45–51.
Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan gerontik (Edisi 2). Jakarta: EGC.
Suyamto, dkk. (2009). Pengaruh Relaksasi Otot dalam Menurunkan Skor Kecemasan
T-TMAS Mahasiswa Menjelang Ujian Akhir Program Di Akademi Keperawatan
Notokusumo Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat.
Waspadji. (2011). Buku Ajar Penyakit Dalam: Komplikasi Kronik Diabetes,
Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. Jakarta: FKUI.
Widyastuti, R. H., Rachma, N., Hartati, E., Nurrahima, A., Andriany, M., & Lansia,
G. (2018). Art Therapy Sebagai Upaya Penatalaksanaan Psikogeriatri Di Panti
Wreda Di Kota Semarang. 2(2), 335–341.
Yaar, M., & Gilchrest, B. A. (2007). Photoageing Mechanism, Prevention and
Therapy. British Journal of Dermatology, 157, 874–887.

117

También podría gustarte