Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
NBI: 1111800139
2018
Suku Bugis
gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan.Kata “Bugis” berasal dari kata To
Ugi, yang berarti orang Bugis.Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang
Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka.Mereka menjuluki
dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi
adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading.
Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La
Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman
folio.Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam
karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis.Kisah Sawerigading juga dikenal dalam
tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Dalam budaya suku bugis terdapat tiga hal yang bisa memberikan gambaran tentang budaya
orang bugis, yaitu konsep ade, siri na pesse dan simbolisme orang bugis adalah sarung sutra.
1. Konsep ade
Ade yang dalam bahasa Indonesia adalah adat istiadat. Bagi masyarakat bugis, ada empat jenis
adat yaitu :
Ade puraonro, yaitu adat yang sudah dipakai sejak lama di masyarakat secara turun
temurun,
Ade abiasang, adat yang dipakai dari dulu sampai sekarang dan sudah diterapkan dalam
masyarakat.
Menurut Lontara Bugis, terdapat lima prinsip dasar dari ade yaitu ade, bicara, rapang, wari, dan
sara. Konsep ini lebih dikenal sebagai pangngadereng.Ade merupakan manifestasi sikap yang
fleksibel terhadap berbagai jenis peraturan dalam masyarakat.Rapang lebih merujuk pada model
tingkah laku yang baik yang hendaknya diikuti oleh masyarakat. Sedangkan wari adalah aturan
mengenai keturunan dan hirarki masyarakat sara yaitu aturan hukum Islam. Siri memberikan
Menurut Pepatah orang bugis, hanya orang yang punya siri yang dianggap sebagai manusia.
Naia tau de’e sirina, de lainna olokolo’e. Siri’ e mitu tariaseng tau.Artinya Barang siapa yang
tidak punya siri, maka dia bukanlah siapa-siapa, melainkan hanya seekor binatang.
Namun saat ini adat istiadat tersebut sudah tidak dilakukan lagi dikarenakan pengaruh budaya
2. Konsep siri’
Makna “siri” dalam masyarakat bugis sangat begitu berarti sehingga ada sebuah pepatah bugis
yang mengatakan “SIRI PARANRENG, NYAWA PA LAO”, yang artinya : “Apabila harga diri
telah terkoyak, maka nyawa lah bayarannya”.Begitu tinggi makna dari siri ini hingga dalam
masyarakat bugis, kehilangan harga diri seseorang hanya dapat dikembalikan dengan bayaran
Siri’ Na Pacce secara lafdzhiyah Siri’ berarti : Rasa Malu (harga diri), sedangkan Pacce atau
dalam bahasa Bugis disebu Pesse yang berarti : Pedih/Pedas (Keras, Kokoh pendirian). Jadi
Pacce berarti semacam kecerdasan emosional untuk turut merasakan kepedihan atau kesusahan
Kata Siri’, dalam bahasa Makassar atau Bugis, bermakna “malu”. Sedangkan Pacce (Bugis:
Pesse) dapat berarti “tidak tega” atau “kasihan” atau “iba”. Struktur Siri’ dalam Budaya Bugis
Siri’ Ripakasiri’, Adalah Siri’ yang berhubungan dengan harga diri pribadi, serta harga
diri atau harkat dan martabat keluarga. Siri’ jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan
Siri’ Mappakasiri’siri’, Siri’ jenis ini berhubungan dengan etos kerja. Dalam falsafah
Bugis disebutkan, “Narekko degaga siri’mu, inrengko siri’.” Artinya, kalau Anda tidak
punya malu maka pinjamlah kepada orang yang masih memiliki rasa malu (Siri’). Begitu
pula sebaliknya, “Narekko engka siri’mu, aja’ mumapakasiri’-siri.” Artinya, kalau Anda
Siri’ Tappela’ Siri (Bugis: Teddeng Siri’), Artinya rasa malu seseorang itu hilang
“terusik” karena sesuatu hal. Misalnya, ketika seseorang memiliki utang dan telah
berjanji untuk membayarnya maka si pihak yang berutang berusaha sekuat tenaga untuk
menepati janjinya atau membayar utangnya sebagaimana waktu yang telah ditentukan
(disepakati). Ketika sampai waktu yang telah ditentukan, jika si berutang ternyata tidak
Siri’ Mate Siri’, Siri’ yang satu berhubungan dengan iman. Dalam pandangan orang
Bugis/Makassar, orang yangmate siri’-nya adalah orang yang di dalam dirinya sudah
tidak ada rasa malu (iman) sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan pernah
merasa malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai hidup yang hidup.
Kritik : Dalam adat istiadat siri’ Ripakasiri yang dianut oleh suku Bugis sangat tidak sesuai
dengan kaidah yang ada. Dimana peraturan itu berkonsep bahwa adanya kasus yang memalukan
pihak keluarga seperti; kawin lari, pembunuhan, penganiayaan dsb.Maka orang yang berkaitan
dalam kasus itu harus dibunuh.Yang berpedoman bahwa nyawa harus dibayar nyawa.Karena
mereka berpikiran bahwa seseorang yang mampu menegakkan siri’ maka jika ia terbunuh dan
meninggal, ia akan dianggap mati syahid atau dalam suku Bugis disebut Mate Risantangi yang
artinya kematiannya adalah ibarat kematian yang terbalut santan atau gula (kesatria). Pedoman
itu sangat tidak masuk akal bagaimana mungkin orang yang sudah membunuh secara terencana
Saran: Menurut saya, seharusnya adat itu jangan diterapkan lagi karena tidak sesuai dengan
kaidah/peraturan yang ada di Indonesia. Indonesia adalah Negara hukum tidak sepatutnya
sebagai warga Negara kita menghakimi orang lain atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain
secara terencana, bukankah hal itu malah merugikan diri mereka sendiri karena harus dihukum
dan mendkam di dalam penjara. Padahal sudah banyak aparat yang bertugas untuk menangani
Suku Minahasa
SEJARAH Asal Usul Suku Minahasa- Daerah Minahasa di Sulawesi Utara diperkirakan pertama
kali telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Para peneliti memperkirakan
suku bangsa Minahasa berasal dari Formosa Taiwan, keturunan suku bangsa Austronesia dari
Formosa Taiwan, yang melakukan perjalanan panjang melalui Filipina dan terus ke Sulawesi.
Banyak terdapat kemiripan bahasa dari bahasa Minahasa dengan bahasa-bahasa di Formosa
Taiwan.
Menurut pendapat Tandean, seorang ahli bahasa dan huruf Tionghoa Kuno, 1997, melakukan
penelitian pada Watu Pinawetengan. Melalui tulisan “Min Nan Tou” yang terdapat di batu itu, ia
mengungkapkan, tou Minahasa diperkirakan merupakan keturunan Raja Ming yang berasal dari
tanah Mongolia, yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah “orang
turunan Raja Ming”. Tapi pendapat tersebut dianggap lemah menurut David DS Lumoindong,
karena kalau Minahasa memang berasal dari keturunan Raja Ming, maka ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Kerajaan Ming yang sudah pada taraf maju seharusnya terlihat pada Peninggalan
zaman Ming tidak ada satupun di Minahasa, jadi pendapat Tandean lemah untuk digunakan
sebagai dasar dalam penulisan Sejarah Asal Usul Suku Minahasa. Sedangkan berdasarkan
pendapat para ahli A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack, orang Minahasa berasal dari ras
Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongoloid
dan kesamaan warna kulit, yaitu kuning langsat. Persamaan dengan Mongol dalam sistem
kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol.Dan juga
dipimpin oleh walian (semacam pendeta/pemimpin agama) yang langsung dimasuki oleh opo.
UTS
Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol dan
terlihat juga kemiripan dengan agama asli suku Dayak di Kalimantan, dan Korea. Berdasarkan
pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack yaitu berasal dari ras
Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongolia.
Memang bangsa mongol terkenal dengan dengan gaya hidup berperang dengan menguasai 1/2
dunia saat dipimpin oleh Genghis Khan, dan bangsa Mongol menyebar tidak terkecuali pergi ke
Manado. Persamaan dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli
Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol. Dan juga dipimpin oleh Walian yang langsung
dimasuki oleh opo.Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh
suku Mongol.Dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak, dan Korea, Jadi orang Minahasa memang
berasal dari keturunan ras Mongoloid, tetapi bukan orang Mongol.Ras ini juga terdapat pada
suku Dayak, Nias dan Mentawai.Ras Mongoloid tersebut diperkirakan berasal dari Formosa
Taiwan. Namun memang orang Minahasa sudah tidak murni dari Mongol saja, namun sudah
campuran Spanyol, Portugis, dan Belanda yang diketahui keturunan Yahudi, namun lebih
dipengaruhi oleh Kristen. Sebenarnya aslinya Suku Minahasa dari Mongol yang terkenal dengan
kehebatan perang, dan Yahudi yang terkenal dengan kecerdasannya.Memang Belanda sebagi
Yahudi yang masuk ke Indonesia hanya mendirikan 1 tempat ibadah di Indonesia silahkan lihat
Sinagog di Tondano.Seperti kita tahu Manado dalam prosesnya oleh Indonesia dibilang bangsa
asing karena sangat dimanja oleh Belanda dan Sekutu.Serta sangat berbeda dengan ciri orang
Indonesia pada umumnya. Suku Minahasa terbagi atas sembilan subsuku yaitu: 1.Babontehu,
8.Tonsawang, 9.Tombulu. Nama Minahasa mengandung suatu kesepakatan mulia dari para
leluhur melalui musyarawarah dengan ikrar bahwa segenap tou Minahasa dan keturunannya
UTS
akanselalu seia sekata dalam semangat budaya Sitou Timou Tumou Tou. Dengan kata lain tou
Minahasa akan tetap bersatu (maesa) dimanapun ia berada dengan dilandasi sifat maesa-esaan
(saling bersatu, seia sekata), maleo-leosan (saling mengasihi dan menyayangi), magenang-
menolong) dan matombo-tomboloan (saling menopang). Inilah landasan satu kesatuan tou
Minahasa yang kesemuanya bersumber dari nilai-nilai tradisi budaya asli Minahasa (Richard
Jadi walaupun orang Minahasa ada di mana saja pada akhirnya akan kembali dan bersatu, waktu
itu akan terjadi pada akhir jaman, yang tidak seorangpun yang tahu. Seperti Opo Karema pernah
kasih amanat “Keturunan kalian akan hidup terpisah oleh gunung dan hutan rimba. Namun, akan
Pada tahun masehi kira-kira awal abad 6, orang Minahasa telah membangun Pemerintahan
Kerajaan di Sulawesi Utara yang berkembang menjadi kerajaan besar.Kerajaan ini memiliki
pengaruh yang luas ke luar Sulawesi hingga ke Maluku.Pada sekitar tahun 670, para pemimpin
dari suku-suku yang berbeda, dengan bahasa-bahasa yang berbeda, bertemu di sebuah batu yang
dikenal sebagai Watu Pinawetengan. Di sana mereka mendirikan sebuah komunitas negara
merdeka, yang membentuk satu unit dan tetap bersatu untuk melawan setiap musuh dari luar jika
mereka diserang. Bagian anak suku Minahasa yang mengembangkan pemerintahannya sehingga
memiliki pengaruh luas adalah anak suku Tonsea pada abad 13, yang pengaruhnya sampai ke
Bolaang Mongondow dan daerah lainnya.Kemudian keturunan campuran anak suku Pasan
Ponosakan dan Tombulu membangun pemerintahan kerajaan yang terpisah dari ke empat suku
lainnya di Minahasa. Daerah Minahasa dari Sulawesi Utara diperkirakan telah pertama kali
UTS
dihuni oleh manusia dalam ribuan tahun SM an ketiga dan kedua. [6] orang Austronesia awalnya
dihuni China selatan sebelum pindah dan menjajah daerah di Taiwan, Filipina utara, Filipina
selatan, dan ke Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Indonesia, Sulawesi Utara, Manado. Suku
asli di sana adalah Minahasa, lalu dari mana asalnya nenek moyang suku Minahasa? menurut
cerita mitos, mitos adalah cerita suci, sakral dan tidak sembarang di ceritakan. Nenek moyang
suku Minahasa adalah Dewi Bumi dan Dewa Matahari yang akhirnya melahirkan keturunan
Minahasa, cerita ini diceritakan dalam bahasa daerah dan yang mengetahui hanyalah para Walian
yang memang ditunjuk oleh Opo secara turun – temurun.Biasanya cerita ini diceritakan secara
umum pada saat upacara Rumages, menjadi cerita Toar Lumimu’ut.Toar Dewa Matahari yang
selalu menyinari Minahasa dan Lumimu’ut Dewi Bumi yang memberikan kesuburan pada tanah
Adat dari Manado sangat terkenal adalah Monondeaga yang menjadi sebuah upacara adat yang
umumnya dilakukan oleh suku Manado/Minahasa terutama yang bermukim di daerah Bolaang
Mongondow. Pelaksanaan upacara adat ini bertujuan memperingati dan mengukuhkan seorang
anak perempuan ketika dia memasuki masa pubertas yang ditandai dengan adanya haid pertama
Secara garis besar, upacara adat Manado dilakukan sebagai ekspresi rasa syukur dan juga
semacam uwar-uwar bahwa seorang anak gadis dari seseorang yang melaksanakan upacara adat
ini telah menginjak ke masa pubertas. Oleh karena itu, agar kecantikan dan sikap kedewasaan
sang anak gadis lebih mencorong, maka pada upacara adat ini sang gadis kecil itu daun
telinganya ditindik dan dipasangi anting-anting layaknya seorang gadis yang mulai bersolek ria,
UTS
kemudian giginya diratakan (dikedawung) sebagai perlengkapan kecantikan dan suatu pertanda
Kritik: Monondeaga adalah upacara adat yang diselenggarakan untuk anak gadis yang sudah
beranjak dewasa, yang dikenal dengan istilah uwar-uwar. Kita sebagai warga masyarakat yang
mungkin tidak mempunyai sanak saudara yang berasal dari Manado/Minahasa, pasti merasa
heran apakah dengan menginjak akal balig seorang anak gadis baru boleh ditindik dan dipasangi
anting-anting. Padahal yang kita ketahui dijaman modern seperti ini banyak sekali anak yang
baru dilahirkan telinganya sudah ditindik dan dipasangi anting-anting. Namun, semua itu
memang sudah menjadi tradisi secara turun-menurun dan sangat sulit untuk dihilangkan karena
Saran : Menurut saya, sebagai Warga Negara Indonesia yang memang mempunyai perbedaan
dalam hal suku, adat-istiadat, kepercayaan dan sebagainya. Kita harus tetap menghargai dan
menghormati tradisi tersebut. Selagi tradisi yang dijalankan masih sesuai dengan ajaran dan tidak
Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan,
tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas
suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan
animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri
atas".Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja
terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman
Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan
Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom.Mereka masih menganut
animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar.Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda
datang dan menyebarkan agama Kristen.Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun
Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat
berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen
dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat. Demikianlah ulasan mengenai adat
Suku Toraja selama ini dikenal sebagai salah satu suku yang sangat taat dalam menjalankan
ritual adatnya, yang terbagi dalam dua golongan besar.Masing-masing adalah tradisi untuk
menghadapi kedukaan atau sering disebut Rambu Solok dan tradisi untuk menyambut
kegembiraan yang dinamakan dengan Rambu Tuka.Masing-masing tradisi ini masih mempunyai
Dalam masyarakat Suku Toraja, sampai saat ini masih banyak yang memegang kepercayaan
peninggalan para leluhurnya.Maka tidak mengherankan bila kedua tradisi tersebut masih sering
Upacara Tambu Tuka, selalu berhubungan dengan meninggalnya seseorang. Maka upacara ini
dimulai dengan mempersiapkan penguburan bagi orang yang meninggal. Dalam upacara ini
sering dilaksanakan dengan mengadakan adu ayam, kerbau serta menyembelih binatang babi
Kuburan yang digunakan untuk menguburkan jenasah terbilang istimewa. Karena jenasah
tersebut diletakan pada tempat yang khusus, yaitu di sebuah gunung yang berbatu dan diberi
lubang dan bentuknya seperti gua kecil. Jadi jenasah tersebut tidak dikubur sebagaimana
Sementara itu untuk upacara tradisi Rambu Tuka yang merupakan pesta kebahagiaan, biasanya
diadakan untuk menyambut kelahiran seorang bayi, pesta pernikahan dan lain-lain.
UTS
Rumah Suku Toraja dibangun dengan menggunakan kayu yang ditumpuk serta diberi hiasan
ukiran yang mengambil warna dominan merah, kuning serta hitam.Nama rumah ini adalah
Tongkonan yang artinya duduk.Tongkonan atau rumah bagi suku ini bukan merupakan tempat
tinggal saja.Melainkan juga untuk menjalankan kehidupan spiritual atau rohani.Karena menurut
kepercayaan mereka, Tongkonan pada jaman dulu ketika pertama kali dibangun, lokasinya
berada di surga dan memakai tiang utama yang jumlahnya ada empat.Maka ketika berada di
bumi, bangunan tersebut juga difungsikan untuk berkomunikasi dengan arwah leluhur mereka.
Kritik: Rambu Solo merupakan kebudayaan Suku Toraja dalam hal pemakaman dan biaya
yang dihabiskan mencapai triliunan rupiah. Biaya itu untuk kurban puluhan kerbau, bekal
perjalan jenazah berupa pernak-pernik perhiasan jenazah dan didalam petinya juga diisi uang,
perhiasan, dsb. Menurut saya, biaya itu bisa dibilang tidak masuk akal untuk sebuah proses
pemakan. apalagi seluruh biaya pemakan di bebankan pada pihak keluarga dan jika belum
menjalankan hal tersebut, orang yang meninggal akan diperlakukan sebagai orang sakit, bukan
meninggal.
Saran: Saya sangat memahami akan kepercayaan yang dianut oleh Suku Toraja. Namun,
bagaimana jika keluarga yang tertimpa musibah tersebut adalah keluarga yang kurang mampu.
Pasti akan menyusahkan pihak keluarga karena tidak bisa memakamkan jenazah itu sesuai
dengan tradisi yang sudah ada. Jika tradisi pemakaman itu diharuskan seharusny seluruh
tetangganya bisa membantu biaya proses pemakaman dan tidak hanya membebankan dari pihak
Suku Minangkabau
Minangkabau (Minang) adalah kelompok etnis Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat
Minangkabau. Wilayah kebudayaannya Minang meliputi daerah Sumatera Barat, separuh daratan
Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh,
dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Sebutan orang Minang seringkali disamakan sebagai
orang Padang, hal ini merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang.
Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang
Etnis Minang juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan
adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat
Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syarak, syarak basandi
berlandaskan ajaran Islam. Etnis ini juga sangat menonjol di bidang perniagaan, sebagai
profesional dan intelektual.Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan
Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis.Hampir separuh jumlah keseluruhan
Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau.Nama itu dikaitkan dengan suatu
legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo.Dari tambo yang diterima secara turun
temurun, menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari keturunan Iskandar
Zulkarnain.Walau tambo tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih kepada legenda
berbanding fakta serta cendrung kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik
masyarakat banyak. Namun kisah tambo ini sedikit banyaknya dapat dibandingkan dengan
UTS
wakilnya untuk meminta Sang Sapurba salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain tersebut
Masyarakat Minang merupakan bagian dari masyarakat Deutro Melayu (Melayu Muda) yang
melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke pulau Sumatera sekitar 2.500–2.000 tahun yang
lalu.Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur pulau Sumatera, menyusuri
aliran sungai Kampar sampai ke dataran tinggi yang disebut darek dan menjadi kampung
halaman orang Minangkabau. Beberapa kawasan darek ini kemudian membentuk semacam
konfederasi yang dikenal dengan nama luhak, yang selanjutnya disebut juga dengan nama Luhak
Nan Tigo, yang terdiri dari Luhak Limo Puluah, Luhak Agam, dan Luhak Tanah Data. Pada
pemerintahan yang disebut afdeling, dikepalai oleh seorang residen yang oleh masyarakat
Awalnya penyebutan orang Minang belum dibedakan dengan orang Melayu, namun sejak abad
ke-19, penyebutan Minang dan Melayu mulai dibedakan melihat budaya matrilineal yang tetap
pengelompokan ini terus berlangsung demi kepentingan sensus penduduk maupun politik.
UTS
Adat nan sabana Adat, adalah ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan
fauna, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah
sebagai SUMBER hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal.
Dimana ketentuan alam tersebut adalah aksioma tidak bisa dibantah kebenarannya. Sebagai
contoh dari benda Api dan Air, ketentuannya membakar dan membasahkan. Dia akan tetap abadi
sampai hari kiamat dengan sifat tersebut, kecuali Allah sebagai sang penciptanya menentukan
lain (merobahnya).
Alam sebagai ciptaan-Nya bagi nenek moyang orang Minangkabau yakni Datuak perpatiah nan
sabatang dan datuak ketumanggungan diamati, dipelajari dan dipedomani dan dijadikan guru
mamang, bidal, pantun dan gurindam Adat dengan mengambil perbandingan dari ketentuan alam
tersebut, kemudian dijadikan menjadi kaidah-kaidah sosial untuk menyusun masyarakat dalam
segala bidang seperti : ekonomi, sosial budaya, hukum, politik, keamanan, pertahanan dan
sebagainya.
Karena pepatah-petitih tersebut dicontoh dari ketentuan alam sesuai dengan fenomenanya
masing-masing, maka kaidah-kaidah tersebut sesuai dengan sumbernya tidak boleh dirobah-
robah walau dengan musyawarah mufakat sekalipun. Justru kedua jenis Adat pada huruf a dan
Adat nan tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan,
Artinya adalah Kebenaran dari hukum alam tersebut . Selama Allah SWT, sebagai sang pencipta
ketentuan alam tersebut tidak menentukaan lain, maka ketentuan alam tersebut tetap tak berobah.
3. Adat Teradat
Adat teradat adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penghulu-penghulu Adat dalam suatu
nagari, peraturan guna untuk melaksanakan pokok-pokok hukum yang telah dituangkan oleh
nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt. Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih
dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan pokok yang telah kita warisi secara turun-temurun
mamang, bidal, Adat yang telah diadatkan oleh nenek moyang tersebut diatas seperti : Abih
sandiang dek Bageso, Abih miyang dek bagisiah. Artinya nenek-moyang melalui pepatah ini
melarang sekali-kali jangan bergaul bebas antara dua jenis yang berbeda sebelum nikah (setelah
Begitupun peresmian SAKO(gelar pusaka) kaum atau penghulu, ada nagari yang memotong
kerbau, ada banteng, ada kambing, ada dengan membayar uang adat kenagari yang bersangkutan.
Semuanya adalah aturan pelaksanaan dari peresmian satu gelar pusaka kaum (Sako) yang
4. Adat Istiadat
Adat Istiadat adalah peraturan-peraturan yang juga dibuat oleh penghulu-penghulu disuatu nagari
melalui musyawarah mufakat sehubungan dengan sehubungan dengan KESUKAAN anak nagari
seperti kesenian, olah raga, pencak silat randai, talempong, pakaian laki-laki, pakaian wanita,
barang-barang bawaan kerumah mempelai, begitupun helat jamu meresmikan S a k o itu tadi.
Begitu pula Marawa, ubur-ubur, tanggo, gabah-gabah, pelamina dan sebagainya yang berbeda-
UTS
beda disetiap nagari. Juga berlaku pepatah yang berbunyi :Lain lubuak lain ikannyo, lain padang
lain balalangnyo,
Adat teradat adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penghulu-penghulu Adat dalam suatu
nagari, peraturan guna untuk melaksanakan pokok-pokok hukum yang telah dituangkan oleh
nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt. Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih
dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan pokok yang telah kita warisi secara turun-temurun
hantu, seperti kuntilanak, perempuan menghirup ubun-ubun bayi dari jauh, dan menggasing
meliputi:Upacara Tabuik adalah upacara peringatan kematian Hasan dan Husain di Padang
Karabela;
Upacara Kitan dan Katam berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, seperti:
upacara Turun Tanah/Turun Mandi adalah upacara bayi menyentuh tanah pertama kali,
Upacara selamatan orang meninggal pada hari ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000.
UTS
Kritik: Menurut saya, salah satu adat Minangkabau yang paling kontroversi adalah pembagian
harato pusako. Maka saat si pengelola meninggal, hartanya tidak diwariskan kepada ahli
warisnya, melainkan dikembalikan kepada kaum, kemudian pimpinan adat (datuak) akan
memutuskan bagaimana nasib tanah ini kemudian. Namun, para datuak banyak yang berpindah
ke daerah lain. Dan para datuak juga beranggapan bahwa tanah di Minangkabau adalah haram
maka jika ada orang yang meninggal harta (tanah) itu adalah milik kaum (bersama).
Saran: Seharusnya ajaran itu tidak harus dilakukan lagi karena akan menimbulkan banyak
perselisihan apalagi banyak para datuak yang berpindah di daerah lain, sehingga amanahnya sia-
sia. Dan pembagian harta waris orang yang meninggal seharusnya jatuh pada pihak keluarga,
bukan kepada oranglain. Hal tersebut sudah jelas sesuai ajaran mawaris dalam fikih.
UTS
Suku Sasak adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami pulau Lombok.Mayoritas
suku Sasak beragama Islam, namun ada sebagian dari mereka yang berbeda dalam menjalankan
ibadahnya, dan mereka disebut sebagai Islam Wetu Telu. Jumlah islam Wetu Telu hanya
berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah seperti itu. Selain itu ada pula sedikit
warga suku Sasak yang masih menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama
"Sasak Boda".
Suku Sasak telah menghuni Pulau Lombok sejak 4.000 Sebelum Masehi.Ada pendapat yang
mengatakan bahwa orang Sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan
para pendatang dari Jawa.Ada juga yang menyatakan leluhur orang sasak adalah orang Jawa.
Sejarah
Asal mula nama Sasak kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam Kitab
Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok.Yakni Lombok Sasak
Mirah Adhi. Dalam tradisi lisan warga setempat kata sasak dipercaya berasal dari kata "sa'-saq"
yang artinya yang satu. Kemudian Lombok berasal dari kata Lomboq yang artinya lurus. Maka
jika digabung kata Sa' Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus. banyak juga yang
menerjemahkannya sebagai jalan yang lurus. Lombo Mirah Sasak Adi adalah salah satu kutipan
dari kakawin Nagarakretagama (Desawarnana), sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan
dan kepemerintahaan kerajaan Majapahit, gubanan Mpu Prapanca. kata "lombok" dalam bahasa
kawi berarti lurus atau jujur, "Mirah" berarti permata, "sasak" berarti kenyataan dan "adi" artinya
UTS
yang baik atau yang utama. Maka Lombok Mirah Sasak Adi berarti kejujuran adalah permata
Pendapat lain Menurut Goris S., “Sasak” secara etimologi, berasal dari kata “sah” yang berarti
“pergi” dan “shaka” yang berarti “leluhur”. Dengan begitu Goris menyimpulkan bahwasasak
memiliki arti “pergi ke tanah leluhur”.Dari pengertian inilah diduga bahwa leluhur orang Sasak
itu adalah orang Jawa. Bukti lainnya merujuk kepada aksara Sasak yang digunakan oleh orang
Sasak disebut sebagai “Jejawan”, merupakan aksara yang berasal dari tanah Jawa, pada
perkembangannya, aksara ini diresepsi dengan baik oleh para pujangga yang telah melahirkan
Adat
Salah satu adat istiadat suku Sasak yang menonjol adalah adat dalam proses perkawinan.
Perempuan yang mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan harus dilarikan dulu
kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal dengan sebutan merarik atau pelarian.
Dalam proses pelarian gadis tidak perlu memberitahukan kepada orang tuanya. Namun dalam
pelarian ini memiliki aturan yang perlu diikuti.Salah satu aturan dalam mencuri gadis biasanya
dilakukan dengan membawa beberapa orang kerabat atau teman.Selain sebagai saksi kerabat
yang dibawa untuk mencuri gadis itu sekalian sebagai pengiring dalam prosesi itu.Gadis yang
dibawa lari juga tidak langsung ke rumah laki-laki tetapi harus dititip di rumah kerabat lelaki
tersebut.
UTS
StrukturdanSistemMasyarakat
Suku Sasak pada masa lalu secara sosial-politik, digolongkan dalam dua tingkatan sosial utama,
yaitu
1.Perwangsa
Bangsawan penguasa (perwangsa) umumnya menggunakan gelar datu. Selain itu mereka juga
disebut Raden untuk kaum laki-laki dan Denda untuk perempuan.Seorang Raden jika menjadi
penguasa maka berhak memakai gelar datu.Perubahan gelar dan pengangkatan seorang
2.Triwangsa
Bangsawan rendahan (triwangsa) biasanya menggunakan gelar lalu untuk para lelakinya dan
baiq untuk kaum perempuan. Tingkatan terakhir disebut jajar karang atau masyarakat
biasa.Panggilan untuk kaum laki-laki di masyarakat umum ini adalah loq dan untuk perempuan
permenak ini biasanya menguasai sejumlah sumber daya dan juga tanah.Ketika Kerajaan Bali
dinasti Karangasem berkuasa di Pulau Lombok, mereka yang disebut permenak kehilangan
Masyarakat Sasak sangat menghormati golongan permenak baik berdasarkan ikatan tradisi dan
atau berdasarkan ikatan kerajaan.Di sejumlah desa, seperti wilayah Praya dan Sakra, terdapat hak
UTS
tanah perdikan (wilayah pemberian kerajaan yang bebas dari kewajiban pajak).Setiap penduduk
mempunyai kewajiban apati getih, yaitu kewajiban untuk membela wilayahnya dan ikut serta
dalam peperangan. Kepada mereka yang berjasa, Kerajaan akan memberikan beberapa imbalan,
Landasan sistem sosial masyarakat dalam kehidupan suku Sasak umumnya mengikuti garis
keturunan dari pihak laki-laki (patrilineal).Akan tetapi, dalam beberapa kasus hubungan
masyarakatnnya terkesan bilateral atau parental (garis keturunan diperhitungkan dari kedua belah
Pola kekerabatan yang dalam tradisi suku sasak disebut Wiring Kadang ini mengatur hak dan
(saudara laki-laki ayah), Sepupu (anak lelaki saudara lelaki ayah), dan anak-anak mereka.
Wiring Kadang juga mengatur tanggung jawab mereka terhadap masalah-masalah keluarga;
pernikahan, masalah warisan dan hak-kewajiban mereka.Harta warisan disebut pustaka dapat
berbentuk tanah, rumah, dan juga benda-benda lainnya yang merupakan peninggalan leluhur.
Orang-orang Bali memiliki pola kekerabatan yang hampir sama disebut purusa dengan harta
SistemKepercayaan
Kepercayaan asli suku Sasak adalah Boda, beberapa menyebutnya Sasak Boda.Walapun ada
kesamaan pelafalan dengan Buddha, namun sistem kepercayaan Boda tidak memiliki kesamaan
dan hubungan dengan Buddhisme.Agama Boda orang Sasak ini justru ditandai dengan
Beberapa agama seperti Hindu-Budha masuk kedalam suku ini ketika kerajaan Majapahit masuk.
Dan kemudian suku Sasak memeluk agama islam setelah peran Sunan Giri dalam dakwahnya
UTS
menyebarkan islam. Setelah perkembangan Islam, kepercayaan Suku Sasak sebagian berubah
dari Hindu menjadi penganut Islam.Selanjutnya kepercayaan Suku Sasak diklasifikasikan tiga
Penganut Boda sebagai komunitas kecil yang berdiam di wilayah pegunungan utara dan di
lembah-lembah pegunungan Lombok bagian selatan.Kelompok Boda ini konon adalah orang-
orang Sasak yang dari segi kesukuan, budaya, dan bahasa menganut kepercayaan asli.Mereka
Sedangkan Agama Wetu telu awalnya memiliki ciri sama dengan Hindu-Bali dan Kejawen. Di
antara unsur-unsur umum, peran leluhur begitu menonjol.Hal itu didasarkan pada pandangan
Pada perkembangannya Wetu telu justru lebih dekat dengan Islam. Konon, sekarang hampir
semua desa suku Sasak sudah menganut Agama Islam lima waktu dan meninggalkan Wetu telu
bagian utara dan selatan Pulau Lombok. Meliputi Bayan, dataran tinggi Sembalun, Suranadi di
Istilah Islam-Wetu Telu diberikan karena penganut kepercayaan ini beribadah tiga kali di bulan
puasa, yaitu waktu Magrib, Isya, dan waktu Subuh.Di luar bulan puasa, mereka hanya satu hari
dalam seminggu melakukan ibadah, yaitu pada hari Kamis dan atau Jumat, meliputi waktu
Asar.Untuk urusan ibadah lainnya biasanya dilakukan oleh pemimpin agama mereka; para kiai
dan penghulu.
UTS
Dari sejarahnya yang panjang, Suku Sasak bisa saja diidentifikasikan sebagai budaya yang
banyak mendapat pengaruh dari Jawa dan Bali.Namun, kenyataannya kebudayaan Suku Sasak
memiliki corak dan ciri budaya yang khas, asli dan sangat mapan hingga berbeda dengan budaya
Berikut beberapa jenis seni dan tradisi yang cukup terkenal dari suku Sasak:
Bau Nyale
Nyale adalah sejenis binatang laut, termasuk jenis cacing (anelida) yang berkembang biak
dengan bertelur. Dalam alam kepercaan Suku Sasak, Nyale bukan sekedar binatang, beberapa
legenda dari Suku ini yang menceritakan tentang putri yang menjelma menjadi Nyale.Lainnya
Ritual Bau Nyale atau menangkap nyale digelar setahun sekali.Biasanya pada tanggal 19 atau 20
pada bulan ke-10 atau ke-11 menurut perhitungan tahun suku Sasak, kurang lebih berkisar antara
Rebo Bontong
Suku Sasak percaya bahwa hari Rebo Bontong merupakan hari puncak terjadi bencana dan atau
penyakit (Bala) sehingga bagi mereka sesuatu yang tabu jika memulai pekerjaan tepat pada hari
Rebo Bontong. Kata Rebo dan juga Bontong kurang lebih artinya “putus” atau “pemutus”.
Upacara Rebo Bontong dimaksudkan untuk dapat menghindari bencana atau penyakit.Upacara
ini digelar setahun sekali yaitu pada hari Rabu di minggu terakhir bulan Safar dalam kalender
Hijriah.
UTS
Bebubus Batu
Dari kata “bubus”, yaitu sejenis ramuan obat berbahan dasar beras yang dicampur berbagai jenis
tanaman, dan dari kata batu yang merujuk kepada batu tempat melaksanakan upacara.Bebubus
Batu adalah upacara yang digelar untuk meminta berkah kepada sang Kuasa. Upacara ini
dilaksanakan tiap tahun, dipimpin oleh Penghulu (pemangku adat) dan Kiai (ahli
agama).Masyarakat ramai-ramai mengenakan pakaian adat serta membawa dulang, sesajen dari
hasil bumi.
Sabuk Beleq Merujuk kepada sebuah pustaka sabuk yang besar (Beleq) bahkan panjangnya
mencapai 25 meter, masyarakat Lombok khususnya mereka yang berada di wilayah Lenek Daya
akan menggelar upacara pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Tradisi pengeluaran Sabuk
Bleeq ini mereka awali dengan mengusung Sabuk Beleq mengelilingi kampung diiringi dengan
tetabuhan gendang beleq.Ritual upacara kemudian dilanjutkan dengan menggelar praja mulud
hingga diakhiri dengan memberi makan berbagai jenis makhluk.Upacara ini dilakukan untuk
mempererat ikatan persaudaraan, persatuan dan gotong royong antar masyarakat, serta cinta
Lomba Memaos
Memaos kurang lebih artinya membaca dan orang yang membaca di sebut pepaos.Lomba
memaos adalah lomba untuk membaca lontar yang menceritakan hikayat dari leluhur
mereka.Tujuan lomba pembacaan cerita ini adalah agar generasi selanjutnya dapat mengetahui
kebudayaan dan sejarah masa lalu.Selain itu, Lomba ini juga dapat berfungsi sebagai regenerasi
nilai-nilai sosia, budaya, dan tradisi pada generasi penerus.Satu kelompok pepaos biasanya
Tandang Mendet
Tandang Mendet adalah tarian perang Suku Sasak.Konon Tarian ini telah ada sejak zaman
oleh belasan orang dengan berpakaian dan membawa alat-alat keprajuritan lenggap; kelewang
(pedang), tameng, tombak.Tarian diiringi dengan hentakan gendang beleq serta pembacaan
syair-syair perjuangan.
Peresean
Kadang ada yang menulisnya Periseian dan atau Presean adalah seni bela diri yang dulu
digunakan oleh lingkungan kerajaan.Peresean awalnya adalah latihan pedang dan perisai bagi
seorang prajurit.Pada perkembangannya, latihan ini menjadi pertunjukan rakyat untuk menguji
Senjata yang digunakan adalah sebilah rotan yang dilapisi pecahan kaca.Dan untuk menangkis
serangan, pepadu (pemain) biasanya membawa sebuah perisai (ende) yan terbuat dari kayu
berlapis kulit lembu atau kerbau.Setiap pepadu memakai ikat kepala dan mengenakan kain
panjang.
Festival peresean diadakan setiap tahun terutama di Kabupaten Lombok Timur yang akan diikuti
Begasingan
Permainan rakyat yang mempunyai unsur seni dan olahraga, bahkan termasuk permainan
tradisional yang tergolong tua di masyarakat Sasak. Permainan tradisional ini juga dikenal di
beberapa wilayah lain di Indonesia. Hanya saja, Gasing orang sasak ini berbeda baik bentuk
maupun aturan permainannya. Gasing besar, mereka namai pemantok, digunakan untuk
Begasingan berasal dari kata gang yang artinya “lokasi”, dan dari kata sing artinya “suara”.
Permainan tradisional ini tak mengenal umur dan tempat, bisa siapa saja, bisa di mana saja.
Kritik: Adat yang dianut oleh Suku Sasak adalah merari’ suatu ritual memulai perkawinan.
Tradisi ini sangat unik yaitu melarikan anak gadis untuk dijadikan istri, setelah dilarikan gadis
itu harus menginap dirumah kerabat calon suaminya. Menurut Suku Sasak merari’ tradisi yang
sangat penting dalam perkawinan Sasak. Bahkan, meminta anak perempuan secara langsung
Saran: Kita harus menghargai tradisi yang dijalankan meskipun sedikit unik. Tetapi hal
tersebut mempunyai tujuan untuk melanjutkan keturunan, memperkokoh ikatan kekerabatan dan
memperluas hubungan kekeluargaan. Dan tujuan tersebut sesuai dengan ajaran Islam dalam