Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1
mesin pendingin temuannya yang bekerja berdasarkan siklus kompresi uap
tersebut.
Dari hal tersebutlah sistem pendinginan terus dikembangkan hingga saat ini,
sehingga kita dapat menikmati hasil dari inovasi yang dilakukan oleh para peneliti
ataupun ilmuan pada zaman dahulu.
1.2 Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Cooler adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya over
heating (panas berlebihan) dengan cara mendinginkan suatu fraksi panas dengan
menggunakan media cairan dingin, sehingga akan terjadi perpindahan panas dari
fluida yang panas ke media pendingin tanpa adanya perubahan suhu. Alat
pendingin biasanya menggunakan media air, dalam prosesnya air pendingin tidak
mengalami kontak langsung dengan fraksi panas tersebut, karena fraksi panas
mengalir di dalam pipa sedangkan air pendingin berada di luar pipa.
Prinsip kerjanya ada pada prinsip pindah panas (konduksi, konveksi, dan
radiasi), dan material pembuatannya haris mencegah masuknya panas dengan
ketiga cara tersebut. Misal, untuk mencegah konduksi, digunakan bahan yang
tidak memiliki konduktivitas termal (kuat rambat panas) yang tinggi, misalnya
styrofoam. Sama seperti prinsip termos.
Namun jika yang dimaksud adalah mesin pendingin, maka prinsip kerjanya
adalah dengan menggunakan siklus Carnot yang dibalik. Siklus Carnot, seperti
yang kita ketahui, adalah prinsip termodinamika yang mengubah panas menjadi
kerja. Siklus Carnot yang dibalik, yaitu menggunakan kerja untuk memindahkan
panas. Seperti yang kamu ketahui, hukum termodinamika menyatakan bahwa
panas tidak dapat berpindah secara spontan dari wilayah bertemperatur rendah ke
wilayah temperatur tinggi. Secara spontan dapat terjadi sebaliknya, dari
temperatur tinggi ke temperatur rendah. Tidak bisa dilakukan secara spontan,
berarti dibutuhkan sesuatu untuk memindahkan panas dari wilayah bertemperatur
rendah ke temperatur tinggi, sehingga wilayah bertemperatur rendah tersebut akan
semakin rendah (atau setidaknya tetap rendah) temperaturnya dan wilayah
bertemperatur panas akan semakin panas (atau setidaknya tetap panas)
temperaturnya.
3
Pada siklus Carnot terbalik, kerja digunakan untuk memindahkan panas. Dan
kerja yang diberikan pada akhirnya juga akan menjadi panas, namun dibuang ke
wilayah bertemperatur tinggi, bukan ke wilayah bertemperatur rendah di mana
panas akan dipindahkan dari wilayah tersebut. Jadi, total panas yang dibuang =
kerja + panas yang dipindahkan.
Air dipompa dari sumber melalui peralatan pertukaran panas dan kemudian
dialirkan ke peralatan operasi. Sistem pendingin sekali pakai dirancang
pada suhu air rendah dan pendinginan cepat serta umumnya dapat dicapai dengan
jumlah minimum, dapat digunakan untuk berbagai aplikasi mulai dari oil cooler
kecil untuk kondenser utilitas besar. Keuntungan utama dari-melalui sistem
pendingin sekali adalah sederhana dan fleksibilitas.
Air tawar yang berasal dari sungai atau danau dipompakan sebagai make-up
cooling tower setelah sebelumnya dilakukan treatment (sedimentasi dan
koagulasi) terlebih dahulu. Air tersebut digunakan untuk mendinginkan proses-
proses di dalam pabrik, Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di
cooling tower untuk kemudian disirkulasikan kembali ke dalam pabrik.
4
- Sistem pendingin sirkulasi tertutup (Closed Recirculating System)
Sistem tertutup, air bersirkulasi dalam siklus tertutup dan terkena alternatif
pendinginan dan pemanasan tanpa kontak udara. Panas, diserap oleh air di sistem
tertutup, biasanya ditransfer oleh exchanger pada sistem resirkulasi terbuka, dari
yang panas yang hilang ke atmosfer, Sistem air pendingin resirkulasi tertutup
sangat cocok untuk pendinginan mesin gas dan kompresor.
Sistem pendingin udara terdiri sirif-sirif pendingin dan kipas pendingin (fan).
Cara kerja sistem pendingin ini sangat sederhana. Sirif-sirif pendingin dipasang
pada blog silinder guna memindahkan panas dari blog silinder ke sirif-sirif
pendingin tersebut. Cara kerja sistem pendingin udara yaitu ketika mesin
dihidupkan kipas pendingin (fan) yang dipasang pada poros engkol (crean shaft)
ikut berputar, sehingga udara dihembuskan ke sirif-sirif pendingin. Sirkulasi udara
pada sirif pendingin mengakibatkan panas terika oleh udara. Maka panas dari sirf-
sirif pendingin berpindah ke udara.
Jenis pertama adalah sheel dan tube cooler. Pada cooler jenis ini, proses
pendinginan fraksi dilakukan dengan cara mengalirkan fraksi panas melalui pipa,
sedangkan air pendingin dialirkan melalui shell sehingga akan mengalami kontak
langsung dengan dengan permukaan pipa yang berisi fraksi panas dan panas dari
fraksi tersebut akan diserap oleh aliran air.
Jenis kedua adalah box cooler. Jenis cooler ini sangat efisien karena
prosesnya yang cukup mudah, di dalam alat ini terdapat coil ( sejenis pipa tetapi
memiliki banyak lubang-lubang kecil) yang digunakan untuk mengalirkan fluida
panas, sedangkan air pendingin akan mengisi box cooler dan menutupi coil
5
tersebut, maka akan terjadi penyerapan panas oleh air pendingin, sehingga fraksi
yang keluar dari box cooler telah sesuai dengan panas yang diinginkan.
2.5 Masalah pada cooler
6
2. Menggunakan protective coatings seperti cat, metal plating, tar, atau
plastik.
3. Melindungi dari substansi yang bersifat katiodik, menggunakan anoda dan
atau yang lain.
4. Menambahkan corrosion inhibitor (anodic : molybdate, orthophosphate,
nitrate, silicate – katiodik : PSO, bicarbonate, polyphosphate, zinc –
general : soluble oils, triazoles copper).
2.5.2 Scale
Scale ialah munculnya lapisan padat berupa materi inorganik seperti
magnesium silicate, calsium carbonat dan silica yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Penyebab dari adanya pengendapan ini yaitu terhambatnya proses
pengaliran dalam pipa dan menghambat perpindahan panas. Cara untuk mengatasi
scale yaitu dengan menambah kuat arus aliran dan dapat juga ditambahkan bahan
kimia seperti calsium carbonat.
2.5.3 Fouling
Yaitu adanya akumulasi material solid atau pembentukan lapisan deposit
pada permukaan pipa seperti lapisan kristal dan lapisan sedimen yang tentunya
dapat menghambat proses perpindahan panas. Fouling ini dapat dicegah maupun
dikendalikan dengan menggunakan klorin, garam arganometal dan ammonium
kuartener.
7
2.6 Menghitung Efisiensi Cooler (Refreshment)
Contoh ini diambil dari tugas khusus saat praktik kerja lapangan di PT.
Pupuk Sriwidjaja
- Untuk mengetahui efisensi dari cooler yang digunakan untuk
mendinginkan produk komersil menggunakan udara kering pendingin di
Pabrik dengan cara menghitung neraca massa dan neraca panas
- Untuk mengetahui hal yang perlu dilakukan agar efisiensi menjadi 100%
Hasil Pengamatan
Data yang diperoleh langsung dari lapangan :
Total produk NPK per jam : 20.833 kg/jam
Kadar Nitrogen (N ) : 15%
Kadar Phosfate (P2O5) : 15%
Kadar Kalium ( K2O) : 15%
Kadar Sulfur ( S ) : 10%
Kadar H2O : 1,5%
Filler : 43,5%
Temperatur produk masuk : 65℃
8
Menghitung neraca massa komponen produk masuk:
Perhitungan neraca massa solid :
= 312,495 kg/jam
Laju alir molar Nitrogen (N) = Laju alir massa nitrogen : BM Nitrogen
= 3.124,95 kg/jam : 14 kg/kmol
= 223,2 kmol/jam
Neraca komponen Phosfate (P2O5) :
Laju alir massaPhosfate (P2O5) = Kadar produk x Total produk masuk
= 0,15 x 20.833 kg/jam
= 3.124,95 kg/jam
Laju alir molar Phosfate (P2O5) = Laju alir massa (P2O5) : BM (P2O5)
= 3.124,95 kg/jam : 141,94 kg/kmol
= 22,0159 kmol/jam
Neraca komponen K2O :
= 3.124,95 kgjam
9
Laju alir molar K2O = Laju alir massa K2O : BM K2O
Laju alir massa Sulfur (S) = Kadar produk x Total produk masuk
Laju alir molar air (H2O) = Laju alir massa air (H2O) : BM (H2O)
= 3.124,95kmol/jam : 18 kg/kmol
= 173,6083333kmol/jam
Neraca komponen filler :
= 9.062,355kmol/jam : 0 kg/kmol
10
= 0 kmol/jam
Laju alir molar udara masuk = Berat udara kering : BM udara kering
= 66.040 kg/jam : 28,951 kg/jam
= 2.281,095644
= 2281,01 kmol/jam
Neraca Massa Cooler
Laju alir molar masuk = Laju alir molar keluar
11
K₂O 33,17357 K₂O 33,17357
Sulfur (S) 64,96 Sulfur (S) 64,96
H₂O 173,61 H₂O 173,61
Udara kering 2281,01 Udara kering 2281,01
Filler 0 filler 0
TOTAL 2797,967803 2797,967803
Q masuk = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (30℃ − 0℃)
= 16.423,88864 kcal/jam
= 68.980,33227 kj/jam
Panas granul NPK keluar cooler
HS = {(Fraksi berat produk x Cp NPK) + (Fraksi berat air x Cp air)} x ∆𝑇
= { ( 0,985 x 20.833) + ( 0,01 x 4,184)} x (53℃ - 0 ℃)
= ( 20.520,505+ 0,04184) x 53℃
12
= 1.087.588,983 kj/kg
Panas granul NPK keluar cooler
QF = massa produk masuk coller x HS
= 2.797,967803 kg/jam x 1.087.585,983kj/kg
=3.043.038.956 kj/jam
Udara kering keluar
Cp udara kering = 0,24 kal/kg℃
T = 45 ℃
Rate massa = 2.281,095644 kg/jam
Q keluar = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (45℃ − 0℃)
= 24.635,83296 kcal/jam
= 103.470,4984 kj/jam
= 3.732.097.888,33 − 3.043.142.426,50
= 688.955.461,83 kj/jam
13
Entalpi granul NPK masuk cooler
HS = {(Fraksi berat produk x Cp NPK) + (Fraksi berat air x Cp air )} x ∆𝑇
= { ( 0,985 x 20.833) + ( 0,01 x 4,184)} x (63℃ - 0 ℃)
= (20.520,505+ 0,04184) x 63℃
= 1.292.794,451 kj/kg
Panas granul NPK masuk cooler
QF = massa produk masuk coller x HS
= 2.797,967803 kg/jam x 1.292.794,451 kj/kg
= 3.617.197.250kj/jam
Udara kering masuk
Cp udara kering = 0,24 kal/kg℃
T = 30℃
Rate massa = 2.281,095644 kg/jam
Q masuk = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (30℃ − 0℃)
= 16.423,88864 kcal/jam
= 68.980,33227 kj/jam
Entalpi granul NPK keluar cooler
HS = {(Fraksi berat produk x Cp NPK) + (Fraksi berat air x Cp air)} x ∆𝑇
= { ( 0,985 x 20.833) + ( 0,01 x 4,184)} x (50℃ - 0 ℃)
= (20.520,505+ 0,04184) x 50℃
= 1.026.027,342kj/kg
Panas granul NPK keluar cooler
QF = massa produk keluar coller x HS
= 2.797,967803 kg/jam x 1.026.027,342 kj/kg
= 2.870.791.468 kj/jam
Udara kering keluar
Cp udara kering = 0,24 kal/kg℃
T = 45℃
Rate massa = 2.281,095644 kg/jam
14
Q keluar = m x Cp x dT
= 2.281,095644 kg/jam x 0,24 kal/kg℃ x (45℃ − 0℃)
= 24.635,83296 kcal/jam
= 103.470,4984 kj/jam
= 746.371.291,83 kj/jam
𝑄
Efisiensi cooler = (𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ) ∗ 100%
𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
688.955.461,83 𝑘𝑗/𝑗𝑎𝑚
=( )* 100%
746.371.291,83 kj/jam
= 92,31 %
Pembahasan
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh efisiensi Cooler
sebesar 92,31 % yang menunjukkan harga yang relatif baik, Hal ini
menunjukan bahwa bagian-bagian saluran udara pendingin pada cooler
masih befungsi dengan baik. Penurunan efisiensi tersebut merupakan
15
hal yang wajar khususnya jika alat tersebut sudah beroperasi selama
beberapa tahun. Efisiensi yang tidak mencapai 100% ini disebabkan
oleh adanya panas yang hilang ke lingkungan. Kehilangan panas
disebabkan oleh :
1. Adanya perpindahan panas konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari dalam cooler menembus isolasi sampai
dinding cooler dan perpindahan panas konveksi yaitu
perpindahan panas dari dinding cooler ke lingkungan.
2. Adanya kebocoran atau kemungkinan masuknya udara luar ke
dalam cooler yang kemudian membawa panas dari dalam
cooler. Selain itu castable yang berfungsi sebagai isolasi akan
terkikis seiring dengan waktu sehingga sebagian panas akan
hilang.
3. Kondisi Isolasi yang kurang bagus sehingga ada panas yang hilang,
terutama pada saat hujan. Karena pada saat hujan temperaturnya
turun, sehingga suhu yang di inginkan pada proses kurang tercapai.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cooler adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya over
heating (panas berlebihan) dengan cara mendinginkan suatu fraksi panas dengan
menggunakan media cairan dingin, sehingga akan terjadi perpindahan panas dari
fluida yang panas ke media pendingin tanpa adanya perubahan suhu. Alat
pendingin biasanya menggunakan media air, dalam prosesnya air pendingin tidak
mengalami kontak langsung dengan fraksi panas tersebut, karena fraksi panas
mengalir di dalam pipa sedangkan air pendingin berada di luar pipa.
Ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada sistem air pendingin,
yaitu Korosi, Scaling dan Fouling. Korosi adalah proses elektrokimia dimana
logam kembali ke bentuk alaminya sebagai oksida. Scale adalah lapisan padat dari
material inorganik yang terbentuk karena pengendapan. Beberapa scale yang
sering terjadi berupa calcium carbonat, calcium phosphate, magnesium silicate,
dan silica. Sedangkan fouling adalah akumulasi dari material solid yang berbeda
dari scale. Beberapa tipe korosi yang sering terjadi antara lain general attack,
pitting, dan galvanic attack. Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi pada sistem
air pendingin adalah penyumbatan dan kerusakan pada sistem perpipaan.
Kontaminasi produk yang diinginkan karena adanya kebocoran-kebocoran, dan
menurunnya efisiensi perpindahan panas. General attack terjadi apabila korosi
yang muncul terdistribusi merata dan sama di semua permukaan logam.
Sedangkan pitting terjadi ketika hanya sebagian kecil dari logam yang mengalami
korosi. Walaupun begitu, pitting sangat berbahaya karena hanya terpusat di
sebagian area saja. Galvanic attack terjadi ketika dua logam yang berbeda
berkontak. Logam yang lebih aktif akan terkorosi secara cepat.
Berdasarkan hasil didapat panas yang diserap secara aktual dan teoritis, maka
didapat nilai efisiensinya yaitu 92,31% yang menunjukkan harga yang relatif
baik. Untuk meningkatkan effisiensi pendinginan, perlu dilakukan perbaikan pada
sistem isolasinya agar tidak ada panas yang hilang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2015. Cooler Atau Alat Pendingin Pada Industri Migas. (Online). http://
www. Proses industri.com/2015/01/ cooler- atau-alat-pendingin-pada.html.
(Diakses pada tanggal 25 September 2016).
Dylan,Moore. 2011. Cement Kilns. (Online). http://www .cementkilns .co.uk /
cooler_ rotary.html. (Diakses pada tanggal 25 September 2016).
Lachigau. 2009. Grate Cooler Pabrik Semen. (Online). https://lachigau. Wordpres
.com /2009/02/24/grate-cooler-pabrik-semen/. (Diakses pada tanggal 25
September 2016).
Maulhidayat. 2013. Cooler System. (Online) . https://maulhidayat. wordpress. com
/2013/01/15/cooler- system/. (Diakses pada tanggal 25 September 2016).
Putri,Anggi. 2014. Grate Cooler Proses Semen Cooling. (Online) . https://www.
academia.edu/9194430/GRATECOOLER_PROSES_SEMENCOOLING_
(Diakses pada tanggal 25 September 2016).
Rahman,Hidayatul. 2009. Sistem Pendingin (cooling system).. (Online). http://
rahman informatika. blogspot.co.id /2009/05/ sistem- pendingin-cooling-
system . html. (Diakses pada tanggal 25 September 2016).
18