Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan
rangkap dua antara atom karbon.[1] Istilah alkena dan olefin sering digunakan secara bergantian
(lihat bagian Tata nama di bawah). Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu
ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, dikenal sebagai mono-ena,
membentuk suatu deret homolog hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n.[2]Alkena memiliki
kekurangan dua atom hidrogen dibandingkan alkana terkait (dengan jumlah atom karbon yang
sama). Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) adalah senyawa
organik terbesar yang diproduksi dalam skala industri.[3] Senyawa aromatik seringkali juga
digambarkan seperti alkena siklik, tetapi struktur dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga tidak
dianggap sebagai alkena.[2]
Daftar isi
1Struktur
o 1.1Ikatan
o 1.2Bentuk
2Sifat fisika
3Reaksi
o 3.1Reaksi adisi
3.1.1Hidrogenasi
3.1.2Hidrasi
3.1.3Halogenasi
3.1.4Hidrohalogenasi
3.1.5Pembentukan halohidrin
3.1.6Oksidasi
3.1.7Fotooksigenasi
o 3.2Polimerisasi
o 3.3Kompleksasi logam
o 3.4Ikhtisar reaksi
4Sintesis
o 4.1Metode industri
o 4.2Reaksi eliminasi
o 4.3Sintesis dari senyawa karbonil
o 4.4Disintesis dari alkena: metatesis olefin dan hidrovinilasi
o 4.5Disintesis dari alkuna
o 4.6Penataan ulang dan reaksi terkait
5Tata nama
o 5.1Tata nama IUPAC
o 5.2Notasi cis–trans
o 5.3Notasi E-Z
o 5.4Gugus yang mengandung ikatan rangkap C=C
6Lihat pula
7Bacaan lebih lanjut
8Referensi
Seperti ikatan kovalen tunggal, ikatan rangkap dapat digambarkan dalam bentuk orbital atom yang
tumpang tindih, kecuali bahwa, tidak seperti ikatan tunggal (yang terdiri dari ikatan tunggal sigma),
ikatan rangkap karbon–karbon terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Ikatan rangkap ini
lebih kuat daripada ikatan kovalen tunggal (611 kJ/mol untuk C=C vs 347 kJ/mol untuk C–C)[1] dan
juga lebih pendek, dengan panjang ikatan rata-rata 1,33 Ångström (133 pm).
Setiap karbon pada ikatan rangkap menggunakan tiga orbital hibrida sp2 untuk membentuk ikatan
sigma ke tiga atom (satu karbon lainnya dan dua atom hidrogen). Orbital atom 2p yang tidak
membentuk hibrida, yang tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh sumbu tiga orbital hibrida
sp², bergabung membentuk ikatan pi. Ikatan ini berada di luar sumbu utama C–C, dengan setengah
ikatan di satu sisi molekul dan setengahnya di sisi lainnya.
Rotasi di sekitar ikatan rangkap karbon–karbon terbatas karena memerlukan energi besar untuk
memutus kesejajaran orbital p pada dua atom karbon. Sebagai konsekuensinya, alkena tersubstitusi
terdapat sebagai salah satu dari dua isomer, yang disebut isomer cis atau trans. Alkena yang lebih
kompleks dapat diberi nama dengan notasi E–Z untuk molekul dengan tiga atau
empat substituen (gugus samping) yang berbeda. Sebagai contoh, isomer butena, dua gugus metil
(Z)-but-2-ena (alias cis-2-butena) muncul pada sisi yang sama dari ikatan rangkap, dan pada (E)-
but-2-ena (alias trans-2-butena) gugus metil muncul pada sisi yang berlawanan. Kedua isomer
butena ini sedikit berbeda dalam sifat kimia dan fisiknya.
Sebuah putaran 90° dari ikatan C=C (yang dapat ditentukan oleh posisi gugus fungsi yang terikat
pada karbon) memerlukan lebih sedikit energi daripada kekuatan ikatan pi, sehingga ikatan dapat
bertahan. Hal ni bertentangan dengan pernyataan umum pada buku teks bahwa orbital p tidak akan
dapat mempertahankan ikatan semacam itu. Kenyataannya, penyimpangan orbital p kurang dari
yang diharapkan karena terjadi piramidalisasi (lihat: alkena piramidal). trans-Siklooktena adalah
alkena lurus yang stabil dan penyimpangan orbital hanya 19° dengan sudut dihedral 137° (normal
120°) serta tingkat piramidalisasi 18°.[4] Isomer trans sikloheptena hanya stabil pada suhu rendah.
Bentuk[sunting | sunting sumber]
Sesuai prediksi oleh model repulsi pasangan elektron VSEPR, geometri molekul alkena
meliputi sudut ikatan di sekitar masing-masing karbon dalam ikatan rangkap berkisar 120°. Sudut
bervariasi karena rantai sterik dipengaruhi oleh interaksi tak berikatan di antara gugus fungsi yang
terikat pada karbon ikatan rangkap. Misalnya, sudut ikatan C-C-C dalam propilena adalah 123,9°.
Untuk alkena berjembatan, aturan Bredt menyatakan bahwa ikatan rangkap tidak dapat terjadi di
pangkal jembatan sistem cincin kecuali jika cincinnya cukup besar (8 atau lebih atom).
Contoh lain adalah reaksi ena Schenck, yang mana oksigen singlet
bereaksi dengan suatu struktur [[alil]ik untuk menghasilkan
alil peroksida yang ditransposisikan: