Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Di negara berkembang, insiden dari endokarditis bervariasi dari 1.5 hingga 6.2
kasus per 100,000 populasi per tahun. Di tahun akhir 1980 an di area metropolitan United
States (Philadelphia), endocarditis timbul pada 9.3 orang per 100,000 populasi pertahun.
Bagaimanapun, setengah dari kasus ini merupakan konsekues dari penggunaan obat
injeksi. Insiden endokarditis meningkat pada orang-orang tua. Angka kumulatif dari
endokardiis katup prostetik adalah 1.5 hingga 3.0% pada 1 tahun setelah penggantian katup
dan 3 hingga 6% pada 5 tahun; resiko menjadi lebih besar selama 6 bulan pertama setelah
penggantian katup.
DEFINISI
Endokarditis adalah peradangan pada katup dan permukaan endotel jantung (Arif
Muttaqin, 2009): 288). Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946.
Endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis nonifeksi.
Endokarditis bakterialistis ialah infeksi kuman yang menyerang katup jantung,
endokardium, dan epitel pembuluh darah yang disebabkan oleh berbagai kuman dan
beberapa penyakit dasar (Ngastiyah, 2005).
ANATOMI FISIOLOGI
Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang memiliki empat ruang dan
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak
disebelah kiri garis midsternalis. Jantung yang dilindungi mediastinum ini beukuran
kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
Dinding jantung
(ii).Pericardium
Peikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, yang
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma,
sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru. Di dalam perikardium terdapat dua
lapisan, yakni lapisan, yaitu lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam. Rongga
pericardial adalah ruang potensial antara membran visceral dan pariental (Enthel, 2003:
228-229). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
a. Epikardium luar; tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas
jaringan ikat.
b. Miokardium tengah; terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk
memompa darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri
besar.
(iii).Fisiologi Jantung
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh, dimana pada saat
memompa, otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot
jantung mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik. Aktivitas
kontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh selalu didahului oleh aktivitas
listrik. Aktivitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada
celah antara vena cava superior dan atrium kanan. Nodus SA mengawali gelombang
depolarisasi secara spontan, sehingga memnyebabkan timbulnya potensial aksi yang
disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His,
serabut Purkinje, dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
ETIOLOGI
Banyak spesies dari bakteri dan jamur telah diaporkan menyebabkan episode
sporadic endokarditis; namun demikian, jumlah kecil dari jenis bakteri menyebabkan kasus
yang mayoritas. Mikroorganisme penyebab bervariasi di tipe klinis utama endokarditis,
sebagian dikarenakan perbedaan tempat masuk bakteri (portals of entry). Kavitas oral,
kulit, dan traktus respiratorius bagian atas merupakan tempat primer berturutan untuk jenis
viridans streptococci, staphylococci, dan HACEK organisms (Haemophilus,
Actinobacillus, Cardiobacterium, Eikenella, and Kingella) menyebabkan endokarditis
katup yang didapat dari komunitsas.
Sejumlah kasus ini disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Candida, dan
kasus sporadik disebabkan mikroorganisme yang tidak biasa seperti Bacillus,
Lactobacillus, dan Corynebacterium. Endokarditis polimikrobial timbul lebih sering pada
pengguna obat injeksi daripada pasien yang tidak menggunakan obat injeksi. Kehadiran
HIV pada populasi ini tidak secara signifikan mengakibatkan penyebab endokarditis. Dari
5 hingga 15% pasien dengan endokarditis mempunyai kultur darah negatif; satu pertiga
hingga setengah dari kasus ini, kulturnya negatif dikarenakan paparan antibiotik
sebelumnya. Sisa pasien ini diinfeksi oleh organisme fastidious, seperti pyridoxal, gram-
negative coccobacillus organisme HACEK, Bartonella henselae, atau Bartonella quintana.
Beberapa organisme fastidious yang menyebabkan endokarditis mempunyai keadaan
epidemiologis yang terkarakteristik (Coxiella burnetii di Europe, Brucella di Middle East).
Tropheryma whipplei menyebabkan indolensi, kultur negatif, bentuk afebris dari
endocarditis.
PATHOGENESIS
Kecuali jika terluka, endothelium normal resisten terhadap infeksi oleh kebanyakan
bakteri dan terhadap pembentukan trombus. Kerusakan endothelial (pada tempat pengaruh
velositas tinggi atau pada sisi dengan tekanan rendah dari lesi struktural jantung)
menyebabkan aliran yang tidak semestinya dan akan membuat infeksi langsung oleh
mikroorganisme virulent atau perkembangan dari platelet fibrin-trombus tak terinfeksi -
sebuah kondisi yang dinamakan nonbacterial thrombotic endocarditis (NBTE). Trombus
selanjutnya akan menjadi tempat bakteri menempel selama bakteremia transient.
Lesi jantung seringkali yang dihasilkan pada NBTE adalah regurgitasi mitral,
stenosis aorta, regurgitasi aorta, defek septum ventrikel, dan penyakit jantung kongenital
kompleks. Lesi ini dihasilkan dari penyakit jantung rheumatik (terutama didunia
berkembang, dimana demam rematik tetap merupakan prevalensinya), prolaps katup
mitral, penyakit jantung degeneratif, malformasi kongenital. NBTE juga meningkat
sebagai hasil dari keadaan hiperkoagulasi; fenomena ini meningkatkan entitas klinik
marantic endocarditis (vegetasi tak terinfeksi yang terlihat pada pasien dengan malignansi
dan penyakit kronis) dan untuk vegetasi dengan komplikasi systemic lupus erythematosus
dan antiphospholipid antibody syndrome.
MANIFESTASI KLINIS
Sindrom klinis dari infective endocarditis sangat bervariasi antara presentasi akut
dan subakut. Endokarditis katup asal (baik didapat dalam komunitas maupun nosokomial),
endokarditis katup prosthetic, dan endokarditis akibat penggunaan obat injeksi membagi
manifestasi klinis dan laboratorium. Meskipun hubungannya tidak absolut, tetapi
mikroorganisme penyebab secara primer bertanggung jawab terhadap masa endokarditis.
β-Hemolytic streptococcus, S. aureus, dan pneumococci secara tipikal menghasilkan
keadaan akut, meskipun sekali-sekali menyebabkan penyakit subakut. Endokarditis yang
disebabkan oleh Staphylococcus lugdunensis (spesies dengan koagulasi negatif) atau oleh
enterokokkus dapat menampakkan gejala yang akut. Endokarditis subakut secara tipikal
dihasilkan oleh streptokokus viridans, enterococci, stafilokokus coagulase-negative, dan
kelompok HACEK. Endocarditis yang disebabkan oleh spesies Bartonella dan agen dari
demam Q, C. burnetii, merupakan indolent pengecualian.
Penampakan klinis dari endokarditis tidak spesifik. Bagaimanapun, gejala ini pada
pasien febrile dengan abnormalitas vaskular atau pola kelakuan (penggunaan obat injeksi)
yang merupakan predisposisi terhadap endokarditis menyarankan diagnosis, sebagaimana
bakteremia dengan organisme yang seringkali menyebabkan endokarditis, lain hal-emboli
arterial yang tidak dapat dijelaskan, dan inkompetence katup jantung progressif. Pada
pasien dengan presentasi subakut, demam secara tyipikal pada grade yang rendah,
jarangkali melebihi 39.4 oC (103 oF); sebaliknya, suhu antara 39.4 dan 40 oC (103 dan 104
o
F) seringkali dicurigai sebagai endokarditis akut. Demam dapat nyata atau absen pada
pasien yang lebih tua usianya atau secara lemah atau orang penanda dengan gagal ginjal
atau jantung.
Manifestasi perifer non supuratif klasik dari endokarditis subakut terkait dengan
durasi infeksi, dan dengan diagnosis dan pengobatan yang lebih awal, Menjadi lebih tidak
sering. Sebaliknya, emboli septik lebih sering pada pasien dengan endokarditis S. aureus
akut. Gejala muskuloskeletal, termasuk arthritis inflamasi dan nyeri pinggang, biasanya
timbul dengan segera dengan pengobatan tetapi harus dibedakan dari infeksi metastatik
fokal. Secara hematogen fokal infeksi melibatkan banyak organ tetapi secara klinis lebih
sering dibuktikan pada kulit, spleen, ginjal, sistem skeletal, dan meninges. Emboli arterial
secara klinis timbul lebih pada 50% pasien. Vegetasi > 10 mm pada diameter (diukur
dengan echocardiography) dan terlokasi pada katup mitral merupakan lebih sering untuk
menjadi emboli daripada yang lebih kecil diameternya atau vegetasi non-mitral. Kejadian
emboli seringkali dengan infark melibatkan ekstremitas, spleen, ginjal, usus atau otak
seringkali didapatkan pada presentasi. Dengan pengobatan antibiotik frekuensi dari
kejadian emboli menurun dari 13 per 1000 pasien hingga ke 1,2 per 1000 pasien-setelah
minggu ketiga. Emboli timbul telat atau pengobatan anti-mikrobialnya gagal. Gejala
neurologis, lebih sering dihasilkan dari strokes emboli, timbul lebih pada 40% pasien.
Komplikasi neurologis lain termasuk meningitis purulent atau aseptik, perdarahan
intrakranial akibat infark hemoragik atau ruptur miositik aneurisma, kejang, dan
ensefalopati. (Mycotic aneurysms adalah dilatasi fokal arteri yang timbul pada titik dinding
arteri yang melemah oleh infeksi pada vasa vasorum atau dimana emboli septik telah
menetap). Mikroabses di otak dan meninges timbul lebih sering pada endokarditis S.
aureus; secara pembedahan abses didrainase jarang. Deposisi imun kompleks pada dasar
membran menyebabkan hypocomplementemic glomerulonephritis diffuse dan disfungsi
ginjal, dimana secara tipikal meningkat dengan terapi antimikrobial yang efektif. Infark
ginjal emboli menyebabkan nyeri flank dan hematuria tetapi jarangkali menyebabkan
disfungsi ginjal.
Pada hampir dari 50% pasien yang menderita endokarditis yang berhubungan
dengan penggunaan obat injeksi, infeksi hanya terbatas pada katup trikuspid. Pasien-pasien
ini datang dengan gejala demam, pingsan atau tanpa murmur, dan (pada 75% kasus)
penemuan gejala-gejala pulmonal, antara lain batuk-batuk, nyeri dada pleuritik, infiltrat
nodular pulmonal, dan adakalanya ditemukan pyopneumothorax. Infeksi yang mengenai
katup pada bagian kiri dari jantung disertai dengan ciri-ciri klinis tipikal dari endokarditis.
Endokarditis katup prosthetic hadir disertai dengan ciri-ciri klinis yang khas. Kasus
timbul dalam 60 hari dari pembedahan katup (serangan awal) tanpa manifestasi vaskuler
perifer dan mungkin disamarkan oleh penyakit penyerta yang berhubungan dengan
pembedahan sebelumnya. Pada serangan awal dan penambahan penundaan presentasi,
infeksi paravalvular merupakan hal yang umum dan sering mengakibatkan dehiscance
katup parsial, murmur regurgitasi, gagal jantung kongestif, atau gangguan dari sistem
konduksi.
DIAGNOSIS
Kriteria Duke.
Diagnosa dari endokarditis infektif ditegakkan dengan pasti hanya saat ditemukan
vegetasi pada pembedahan jantung, pada autopsi, atau dari arteri (embolus) ditemukan
secara histologis dan mikrobiologis. Meskipun demikian, skema diagnosa yang memiliki
sensitivitas dan spesifisitas tinggi yang dikenal sebagai Duke criteria, telah dikembangkan
berdasarkan pada penemuan klinis, laboratoris, dan echocardiografik. Dokumentasi dari
dua kriteria utama, satu kriteria utama dan tiga kriteria minor, atau lima kriteria
minor dapat memberikan diagnosa klinis dari endokarditis terbatas. Diagnosa dari
endokarditis ditolak jika diagnosa alternatif telah ditegakkan, jika gajala telah tertangani
dan tidak muncul kembali selama 4 hari terapi antibiotik, atau jika pembedahan atau
autopsy
Kriteria mayor
(ii) Organisme yang didapat dari komunitas yaitu Stafilokokus aureus atau
enterokokus tanpa fokus primer atau
(i) > 2 bahan kultur darah positif yang diambil dengan jarak 12 jam
atau
(ii) 3 atau > 4 kultur darah positif dengan jarak waktu antara pengambilan
pertama dan berikutnya >1 jam.
A. Ekokardiografi positif :
(i) Massa intrakardiak yang bergerak pada katup atau struktur pendukung, pada
jalan aliran regurgitasi, atau pada benda yang ditanam dimana tidak terdapat
penjelasan anatomik lain atau
atau
Kriteria minor
3. Fenomena vaskular berupa emboli arteri, infark paru, aneurisma mikotik, perdarahan
intrakranial, perdarahan konjungtiva dan lesi Janeway
5. Buktimikrobiologis, seperti kultur darah positif tetapi tidak memenuhi kriteria mayor
seperti tertulis diatas atau bukti serologi dari infeksi organisme penyebab EI.
Diantara pasien endokarditis tidak tertangani yang secara mutlak mempunyai hasil
kultur darah yang positif, 95% dari seluruh dari seluruh kultur darah menunjukkan hasil
yang positif, dan pada 98% dari kasus satu dari dua set kultur inisial mengandung
mikroorganisme. Kriteria dari diagnosis terkait secara signifikan terhadap spesies dari
mikroorganisme yang diisolasi dari kultur darah. Untuk memenuhi kriteria mayor, isolasi
dari mikroorganisme baik yang menyebabkan endokarditis atau bakteremia pada keadaan
tanpa endokarditis (seperti., S. aureus, enterococci) harus dilakukan secara berulang dan
pada keadaan dimana adanya fokus infeksi primer.
1. Kriteria patologi :
A. Mikroorganisme : dapat diisolasi dari kultur darah atau vegetasi atau dari suatu abses
intrakardiak.
2. Kriteria klinik :
C. 5 kriteria minor
Ditolak
atau
3. Tidak terdapat kelainan patologi saat operasi atau otopsi setelah pemberian terapi
antibiotik selama 4 hari
Isolasi dari mikroorganisme kausatif dari kultur darah merupakan hal yang kritis
bukan hanya untuk keperluan diagnosa tetapi juga untuk menemukan kerentanan dari anti
mikroba dan untuk perencanaan dari pengobatan. Karena tidak adanya terapi anibiotik
yang utama, dari total tiga set kultur darah, yang idealnya terpisah antara yang pertama
dengan yang terakhir selama 1 jam, sebaiknya diambil dari tempat venipuncture yang
berbeda selam lebih dari 24 jam. Jika hasil dari kultur berlanjut negatif setelah 48 sampai
72 jam, dua atau tiga kultur darah tambahan, termasuk kultur lisis sentrifugasi, sebaiknya
diambil, dan pihak laboratorium sebaiknya dimintai untuk memburu mikroorganisme
secara cepat dengan cara memperpanjang masa inkubasi dan membuat subkultur spesial.
Terapi anti mikroba empiris sebaiknya tidak diberikan secara inisial terhadap pasien
dengan endokarditis subakut yang stabil secara hemodinamik, khususnya pada mereka
yang telah menerima antibiotik selama 2 minggu; jadi, bila diperlukan, kultur darah
tambahan dapat diambil tanpa dipengaruhi oleh efek pengobatan empiris. Pasien dengan
endokarditis akut atau dengan gangguan hemodinamik yang mungkin membutuhkan
pembedahan segera, harus diberikan terapi empiris secepatnya setelah tiga set dari kultur
darah inisial diambil.
Streptococcus β haemolyticus pada kultur Blood Agar
(iii) Echocardiografi.
Vegetasi pada katup trikuspid yang terlihat pada ekokardiografi. Vegetasi ditandai oleh panah
Para ahli lebih memilih evaluasi echocardiografi dari semua pasien dengan
diagnosa klinis endokarditis; bagaimanapun, tes sebaiknya tidak digunakan untuk
menyaring pasien-pasien dengan kultur darah positif atau pada pasien dengan gejala
demam yang tidak diketahui penyebabnya. Pada pasien yang hasil tes sebelumnya
menunjukkan kemungkinan rendah akan endokarditis (5%), hasil pemeriksaan TTE
berkualitas tinggi yang menunjukkan hasil negatif cukup untuk meniadakan diagnosa
endokarditis. Pada para pasien yang keadaan tubuh mereka menyulitkan untuk belajar
dengan TTE dan pada mereka yang mungkin mempunyai endokarditis katup prosthetic
atau yang memiliki resiko tinggi akan komplikasi intracardiac, TEE adalah modalitas
imaging yang lebih dipilih. Pada pasien dengan hasil tes sebelumnya menunjukkan adanya
kemungkinan endokardris berkisar dari 5 sampai 50%, evaluasi inisial dengan
menggunakan TEE sebagai pengganti dari strategi sekuensial dari TTE, dimana jika
negatif, akan dilanjutkan dengan TEE, ini merupakan langkah yang menggunakan biaya
yang efektif. Hasil TEE yang negatif saat endokarditis tidak dimasukkan dalam diagnosa
tetapi agak menjamin pengulangan dari studi dalam 7 sampai 10 hari dengan tekhnik
multiplanar yang optimal.
Pengobatan medikamentosa
Pada pasien endokarditis bakterial subakut dengan kondisi yang stabil, pemberian
antibiotika sebaiknya menunggu hasil kultur teresistensi. Sebaliknya pada pasien
endokarditis bakterial subakut dengan kondisi yang memburuk atau pada pasien
endokarditis akut perlu pemberian antibiotika secepat mungkin sesuai dengan standar
antibiotika secara empiris.
Tabel 1. Pengobatan endokarditis infektif yang disebabkan oleh kokus gram positif
Untuk ABE : Nafsilin 2 gram/4 jam + ampisilin 2 gram/4 jam + gentamisin 1,5 mg/kgBB/8 jam
- emboli multipel
- “relapsing endocarditis”
- endokarditis pada lesi jantung yang perlu tindakan koreksi bedah seperti cacat jantung
bawaan
PENCEGAHAN
A. Profilaksis standar
- untuk pencabutan gigi atau tindakan pada : Penisilin 2 gram (oral), 1 jam sebelum
traktus respiratorius. tindakan dan 1 gram, 6 jam sesudahnya.
B. profilaksis khusus
2) ANDREWS MM, VON REYN CF: Patient selection criteria and management
guidelines for outpatient parenteral antibiotic therapy for native valve infective
endocarditis. Clin Infect Dis 33:203, 2001
5) LI JS et al: Proposed mod ifications to the Duke criteria for the diagnosis of
infective endocarditis. Clin Infect Dis 30:633, 2000
10) Li, J. S.; Sexton, D. J.; Mick, N.; Nettles, R.; Fowler, V. G.; Ryan, T.; Bashore,
T.; Corey, G. R. (2000). "Proposed Modifications to the Duke Criteria for the
Diagnosis of Infective Endocarditis". Clinical Infectious Diseases 30 (4): 633–
8.
11) Kaech C, Elzi L, Sendi P, et al. (2006). "Course and outcome of Staphylococcus
aureus bacteraemia: a retrospective analysis of 308 episodes in a Swiss tertiary-
care centre". Clin Microbiol Infect 12 (4): 345–52.