Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pembelajaran I
Tujuan Pembelajaran:
1. Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian pengetahuan,
ilmu pengetahuan dan penelitian dengan benar.
2. Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah metode
ilmiah dengan benar.
3. Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan memberikan contoh
langkah-langkah metode ilmiah dengan benar.
LAKUKAN :
1. Kegiatan Individu
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, berikan catatlah apa saja yang termasuk pengetahuan non-
ilmiah dan apasaja yang termasuk pengetahuan pra-ilmiah, dalam bentuk tabel berikut ini!
No. Pengetahuan Non-Ilmiah Pengetahuan Non-Ilmiah
2. Kegiatan Kelompok
Diskusikan dengan teman sekelasmu, apakah astrologi termasuk ilmu pengetahuan ilmiah atau
ilmu pengetahuan non-ilmiah?
a. Sikap Ilmiah
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah, merupakan sikap yang
semastinya dimiliki oleh setiap peneliti dan ilmuwan agar hasil penelitiannya berkualitas dan
memiliki derajat keilmiahan yang tinggi. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
1. Rasa ingin tahu, yaitu rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang terdapat disekitar kita yang
diikuti dengan meneliti obyek-obyek tersebut.
2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada).
3. Obyektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi).
4. Tekun (tidak putus asa).
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan).
6. Terbuka menerima pendapat yang benar dari orang lain.
7. Rendah hati, lapang dada, toleran, sabar dsb
2. Penelitian
Penelitian adalah istilah Indonesia yang merupakan terjemahan dari kosakata research
(bhs Inggris), yang diindonesiakan dengan riset. Re bermakna kembali, sedangkan search
bermakna mencari. Research secara literal berarti mencari kembali.
Menurut kamus Webster`s New International: Penelitian adalah penyelidikan yang hati-
hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik
untuk menetapkan sesuatu. Menurut Hillway (1956), penelitian adalah suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Jika menghadapi masalah (sebagai stimuli) maka kita akan melakukan suatu tindakan
tertentu (sebagai respon) melalui suatu penalaran (logika) tertentu. Stimuli akan ditangkap
melalui pancaindera dan diteruskan ke otak kemudian dinalar sesuai dengan pengetahuan yang
telah ada atau dimiliki untuk menentukan pemecahannya, selanjutnya diperintahkan ke organ
tubuh untuk melakukan respon berupa tindakan dalam rangka menjawab stimuli. Jika belum
berhasil proses ini akan berulang terus hingga mendapatkan tindakan yang sesuai. Prosedur
stimuli dan respon ini memiliki tiga ciri, yaitu; sistematis, logis, dan empiris. Prosedur atau
mekanisme ini merupakan acuan dasar dari metode ilmiah. Jika prosedur tersebut digunakan
untuk memecahkan masalah maka prosedur tersebut dinamakan penelitian ilmiah.
1. Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan
sesuai pola dan kaidah yang benar. Dari yang mudah dan sederhana sampai yang
kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bilamana dapat diterima akal dan berdasarkan
fakta empirik. Oleh karenanya pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur
atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur
induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus
individual (khusus) atau deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik. Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indera) atau melalui hasil coba-coba yang
kemudian diangkat sebagai bahan penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu:
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa timbul secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan
sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus dapat diuji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama, bilamana dilakukan dengan
metode, kriteria dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif maka penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
b. Siklus Penelitian
Untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam memecahkan masalah, penelitian dapat
dilakukan secara sistematis dengan langkah-langkah tertentu yang teratur. Penelitian juga
merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk
ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran
penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian
selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan
permasalahan, apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya
maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Substansi permasalahan diidentifisikasikan
dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara
operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat
dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan
penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan diukur
dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
2. Perumusan masalah atau Hipotesis
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun
informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi suatu
perumusan. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model. Biasanya dibuat
dengan cara membentuk kalimat tanya atau pertanyaan dari masalah yang kita hadapi. Hipotesis
juga merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis,
pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya
hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara
variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan
arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih
efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data
yang tidak relevan. Dengan catatan, tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
3. Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek
penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi
pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah
dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
4. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode
dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan
oleh ketepatan rancangan penelitian.
5. Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan.
Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang
diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
6. Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis
serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data
diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam
penelitian, berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala
dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi untuk
membuktikan hipotesis baru.
7. Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang
dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk
menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian
sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan
meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.
.
3. ................... ....................