Está en la página 1de 48

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Kasus


3.1.1 Pengkajian
3.1.1.1. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Dana Mulya Rt/Rw: 01/02 Desa Plumbon
Kec. Plumbon Kab. Cirebon
Tanggal Masuk : 08 Maret 2019
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2019
Diagnosa Medis : Trigeminal Neuralgia
No. Registrasi : A446xx
Ruang / Kamar : Prabu Siliwangi Lt.4 / kamar Tindakan
DPJP : Dr. D
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Buruh lepas
Alamat : Plumbon Kab. Cirebon

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


Hub. dengan Klien : Adik Kanndung
3.1.1.2. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, dan lain-lain. Istri klien mengatakan klien hanya
pernah sakit seperti batuk pilek meriang dan hanya di obati obat
warung dan jamu. Baru kali ini klien sakit seperti ini. Awalnya klien
hanya mengaku merasakan nyeri dibagian wajah dan di biarkan saja.
Klien mengatakan belum pernah dirawat di Rumah Sakit
sebelumnya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama : Nyeri
Nyeri yang di rasakan klien akibat trigeminal neuralgia
pada bagian wajah bagian kanan, nyeri bertambah ketika efek
analgetik habis, nyeri berkurang apabila klien istirahat atau tidur.
Nyeri yang di rasakan klien seperti nyeri menusuk atau tersengat
listriksehingga aktifitas dan istirahat klien terganggu
mengakibatkan klien susah tidur. Skala nyeri 4 (0-5). Nyeri yang
di rasakan klien terus menerus.
2) Riwayat penyakit sekarang
Menurut keterangan isteri klien sakit yang dialami
suaminya karena akibat kelelahan bekerja mengangkat yang
berat-berat. Klien mengatakan pekerjaan nya sebagai petani dan
tugas nya mengangkat yang berat-berat sudah biasa. Klien datang
pada hari Sabtu 08 Maret 2019 jam 10.00 WIB melalui Igd RSUD
Gunungjati dengan keluhan nyeri akibat trigeminal neuralgia.
Klien kemudian di tempatkan di ruang perawatan Prabu Siliwangi
lantai 4 untuk di berikan perawatan lebih lanjut. Klien
mengatakan nyeri dirasakan terus menerus
3) Keluhan waktu didata
a. Klien mengeluh nyeri di bagian wajah sebelah kanan.
b. Klien mengeluh lemas

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


c. Klien mengeluh pusing
d. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu keluarga selama sakit
e. Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak
f. Klien mengeluh sulit tidur karena masih nyeri
3. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat keturunan
Menurut keluarga klien didalam anggota keluarga tidak ada
yang mempunyai penyakit abses skrotum seperti yang dialami
klien. Di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, dan lain-lain.
2) Riwayat penyakit menular
Menurut keluarga klien didalam anggota keluarga tidak ada
yang mempunyai penyakit seperti klien dan tidak mempunyai
riwayat penyakit menular seperti hepatitis,TBC dan penyakit
lainnya. Klien juga tidak memiliki penyakit alergi apapun.
3) Riwayat Obat-obatan dan Alergi
Klien mengatakan bahwa selama ini klien tidak memiliki
alergi terhadap obat-obatan, minuman ataupun makanan.
Genogram

Keterangan :
= Klien = Tinggal serumah
= Laki-laki = Garis keturunan
= Perempuan = Meninggal
3.1.1.3. Data Biologis

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


No Jenis Sebelum sakit Selama sakit
(1) (2) (3) (4)
1. Pola Nutrisi
a. Makanan
1.) Frekuensi 3x/hari 3x sehari
2.) Jenis Nasi, sayur, lauk Nasi, lauk pauk
pauk
3.) Porsi 1 porsi habis 1 porsi makan
4.) Makanan Tidak ada Tidak ada
pantangan
5.) Problem Tidak ada Tidak ada
b. Minum
1.) Frekuensi 8 gelas / hari 6 gelas
2.) Jenis Air putih Air putih
3.) Minum Tidak ada Tidak ada
pantangan
4.) Problem Tidak ada Gangguan
kebutuhan cairan
2. Pola Eliminasi
a. BAB
1.) Frekuensi 1x /hari 1x /hari
2.) Konsistensi Padat Padat
3.) Warna Kuning trengguli Kuning trengguli
4.) Bau Khas Khas
5.) Problem Tidak ada Tidak ada
b. BAK
1.) Frekuensi 6-7 x/ hari 4-5 x/ hari
2.) Warna Kuning jernih Kuning jernih
3.) Jumlah 1800 cc 900 cc
4.) Bau Khas amoniak Khas amoniak
5.) Problem Tidak ada Tidak ada
(1) (2) (3) (4)

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3. Istirahat tidur
a. Siang
1.) Frekuensi 1x /hari 1x /hari
2.) Lamanya 1-2 jam 1 jam
3.) Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
4.) Problem Tidak ada Gangguan
b. Malam polaTidur
1.) Frekuensi 1x sehari 1x sehari
2.) Lamanya 6-8 jam 4-5 jam
3.) Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
4.) Problem Tidak ada Gangguan pola
tidur
4. Personal hygiene
a. Mandi 3x /Hari 2x/Hari (diLap)
b. Cuci rambut 3x /Hari Belum pernah
c. Gosok gigi 3x /Hari 1x sehari
d. Gunting kuku Jika Panjang 1x/Minggu
e. Problem Tidak ada Gangguan
personal hygiene
5. Aktifitas Klien melakukan Selama sakit
aktifitas tanpa aktifitas dibantu
bantuan orang lain. keluarga dan
perawat.

Problem Tidak ada Gangguan


mobilisasi fisik.

3.1.1.4. Pemeriksaan Fisik

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


1. Keadaan Umum
a. Keadaan Umum : klien tampak agak sedikit kotor dan badan teraba
lengket. Ekspresi wajah meringis kesakitan saat di palpasi.
Kesadaran Umum : Compos Mentis
GCS: 15, E.4 M.6 V.5
b. Tanda-tanda Vital :
T : 36,5 ̊ C
P : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 130/80 mmHg
BB sebelum sakit : 60 kg
BB selama sakit : 58 kg
TB : 165 cm
BB ideal = (TB-100) - (10% x (TB-100))
= (165-100) - (10% x (165-100))
= 65 - 10% (65)
= 65 – 6,5
Bb = 59,5 kg
Berat badan idealnya adalah 59,5 Kg
2. Kepala
Bentuk kepala normal (mesoshepal), warna rambut hitam, jenis rambut
lurus dan tidak mudah dicabut, distribusi merata, tidak ada lesi, tidak
ada saborhea, tidak ada nyeri tekan pada saat dipalpasi. Rambut klien
sedikit kotor.
3. Mata
Bentuk mata simetris antara mata kanan dan mata kiri, alis mata tumbuh
di atas rot, kelopak mata dapat berkedip secara spontan, pergerakan
bola mata normal dapat mengikuti 6 arah gerak (6 lapang pandang).
Konjungtiva anemis, sclera putih jernih, pupil isokor, reflek pupil
normal dapat bermiosis dan midriasis ketika diberi rangsangan cahaya,
terdapat lingkar hitam dan kantung mata, klien tampak kurang tidur.
Terdapat bulu mata dan tidak mudah dicabut. Ketika dipalpasi tidak ada

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


nyeri tekan pada alis mata, tidak ada oedema. Fungsi penglihatan
normal terbukti dapat melihat perawat dan keluarganya dengan sangat
jelas.
4. Hidung
Bentuk hidung simetris, terdapat 2 kavumnasi dan di sekat 1 septumnasi
keadaan bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung,
pada saat di palpasi terdapat nyeri tekan pada hidung.
5. Mulut
Bentuk bibir simetris antara bibir atas dan bawah, lidah berwarna merah
muda, membrane mukosa dan gusi berwarma merah muda. Fungsi
pengecapan normal, tidak ada kelainan pada tenggorokan, tidak ada
pembengkakan pada tonsil, uvula normal berada ditengah, jumlah gigi
berjumlah 32 buah. Tidak ada peradangan atau stomatitis, tidak ada
caries gigi, gigi tampak kotor dan warna gigi tampak kekuningan,
terdapat nyeri tekan pada gigi yang disebabkan adanya tekanan pada
saraf bagian V.
6. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, keadaan telinga bersih,
tidak ada serumen, tidak ada lesi, ketika dipalpasi tidak ada nyeri tekan.
Fungsi pendengaran normal dibuktikan pada saat dilakukan tes
pendengaran dengan garputala yaitu tes webber (keseimbangan antara
telinga kanan dan kiri), keseimbangan pendengaran klien normal. Tes
rinne (membandingkan hantaran tulang lebih besar dibandingkan
dengan hantaran udara), tes swabah (membandingkan pendengaran
perawat dan pasien sama).
7. Leher
Bentuk simetris, warna sama dengan daerah sekitar sawo matang, tidak
ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis. Pada saat
di palpasi tidak ada nyeri tekan, reflek menelan baik, pergerakan leher
bebas.

8. Dada

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


Bentuk simetris, warna sama dengan daerah sekitar sawo matang,
pergerakan dada pada saat bernafas seimbang, tidak ada nyeri tekan
pada daerah mamae, irama jantung reguler, tidak ada retraksi dinding
dada, pernafasan 20x/menit, pola nafas teratur, tidak ada bunyi jantung
tambahan, bunyi paru resonan.
9. Abdomen
Bentuk simetris, warna sama dengan daerah sekitar sawo matang,
terdapat empat kuadran, terdapat umbilicus. Tidak terdapat jaringan
perut, saat di auskultasi menggunakan stetoskop tida terdapat bunti
bruit, jumlah bising usus 12x/menit. Pada saat di palpasi tidak terdapat
nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
10. Genetalia
Menurut keterngan klien tidak ada kelainan pada genetaliannya
(normal) terdapat satu penis, satu skorotum, dua buah testis, terdapat
bulu-bulu pubis.
11. Ekstremitas
a. Superior dexstra sinistra
Ekstremitas Superior Dexstra : Bentuk simetris, warna kulit sama
dengan daerah sekitar, tidak ada nyeri tekan, pergerakan baik, tidak
mengalami kelemahan otot, CRT < 2 detik, kuku tampak kotor dan
panjang, reflek bisep dan trisep positif, pergerakan tangan kuat, tidak
terdapat edema, terpasang infus RL 22 tetes/menit. Aktifitas klien
dibantu selama di RS.
Ekstremitas Superior Sinistra : Bentuk simetris, warna kulit sama
dengan daerah sekitar, tidak ada nyeri tekan, pergerakan baik, tidak
mengalami kelemahan otot, CRT < 2 detik, kukutampak kotor dan
panjang, reflek bisep dan trisep positif, pergerakan tangan kuat, tidak
terdapat odema. Aktifitas klien dibantu selama di RS.
b. Inferior dexstra sinistra
Ekstremitas Inferior Dekstra : Bentuk simetris, warna kulit sama
dengan daerah sekitar, tidak ada nyeri tekan, pergerakan baik, tidak
mengalami kelemahan otot, menerima rangsang dan respon dengan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


baik saat dilakukan pemeriksaan babinsky, kukutampak kotor dan
panjang, CRT <2 detik . Aktifitas klien dibantu selama di RS.
Ekstremitas Inferior Sinistra : Bentuk simetris, warna kulit sama
dengan daerah sekitar, tidak ada nyeri tekan, pergerakan baik, tidak
mengalami kelemahan otot, menerima rangsang dan respon dengan
baik, kuku agak panjang dan kurang bersih, CRT <2 detik .Aktifitas
klien dibantu selama di RS. Tonus otot : 4 5

5 5
3.1.1.5. Data psikologis
Klien mengatakan yakin akan sembuh setelah menjalani perawatan di
Rumah Sakit, walaupun masih terasa sangat sakit. Klien mengatakan
pasrah dengan keadaanya saat ini dan akan tetap sabar menghadapinya.

3.1.1.6. Data sosial


Klien tampak kooperatif. Hubungan klien dengan keluarga baik. Klien
selalu ditemani oleh istri, anak-anaknya, dan saudara-saudaranya.
Hubungan klien dengan orang lain termasuk dengan pasien dan perawat
yang lainnya juga baik.

3.1.1.7. Data spiritual


Klien adalah seorang pemeluk agama Islam. Selama sakit klien tetap
melakukan sholat 5 waktu diatas tempat tidur. Menurutnya penyakit
yang dialaminya saat ini merupakan cobaan dari Allah SWT. Klien
menerima keadaannya dan berharap cepat sembuh dari penyakitnya.
Klien dan keluarga tampak selalu berdoa.

3.1.1.8. Data penunjang


1) Laboratorium Hematologi tanggal 08 Maret 2018

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Hemoglobin 16.1 12-18 G/DL Normal
2. Leukosit 8180 4500-13000/NIL Normal
3 Trombosit 286 150-40010ᵔ3/UL Normal
4 Eritrosit 5.42 4.5-5.8.10ᵔ6/UL Normal
5 Hematokrit 43.0 37-54% Normal
6 MCV 79,4 82-98 MIKRO Menurun
7 MCH 29,7 M3 Menurun
8 MCHC 37.4 37-34 pg Meningkat
9 RDWCH 13,6 32-36 g/dl Normal
10 Glikosa Sewaktu 143 11-16% Normal
11 SGOT 22 70-143 mgHc Normal
12 SGPT 19 0-50 u/L Normal
13 Ureum 29.00 0-50 u/L Normal
14 Kreatinin 6,76 15-45 mg/dL Normal
0,62-11 mg/dL

Data TTTerapi tanggal 08 Maret-11 Maret 2019

No Jenis Obat Dosis Pemberian Fungsi


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Ranitidin 2 X 1 Amp I.V Antiemetik
2. Ketrolac 2 X 1 Amp I.V Analgetik
3. Infus RL 22 tetes/ menit I.V Cairan dan
Elektrolit

3.1.1.9. Analisa Data


No. Symptom Etiologi Problem
(1) (2) (3) (4)

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


1. DS : Trauma Kepala Gangguan
a. Klien mengeluh rasa nyaman :
nyeri pada bagian Intra Kranial nyeri
wajah kanan.
b. Klien mengeluh Jaringan Otak rusak
nyeri sangat (Kontusio, laserasi)
hebat dan Cortek serebri
berulang.
c. Nyeri yang di Perubahan autoregulasi
rasakan seperti
tertusuk-tusuk.
DO : Gangguan Neurologis
a. Saat di palpasi lokal
terdapat nyeri
tekan pada wajah Gangguan trigeminal
kanan bawah. neuralgia
b. Klien terlihat
kesakitan.
Nyeri dipersepsikan
c. Terdapat nyeri di
bagian wajah
Skala nyeri 4 (0-5)
2. DS : Nyeri Neuralgia V Gangguan
a. Klien pola tidur
mengatakan Merangsang susunan
b. Tidurnya tidak saraf otonom untuk
nyenyak mengaktifkan non
c. Klien mengeluh epineprin
sulit tidur karena
masih nyeri Saraf simpasis
(1) (2) (3) (4)

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


DO : Terangsang untuk
a. Terdapat lingkar mengaktifkan RAS
hitam pada mata (Reticular Activating
dan kantung mata System)
b. Klien tampak Mengaktifkan kerja
kurang tidur dan organ
terlihat lemas
c. Frekuensi tidur :
4- 5 jam pada REM (Rapid Eye
malam hari, 1 Movement) Menurun
jam pada siang
hari Kualitas Klien terjaga
tidur klien tidak
nyenyak Gangguan pola tidur
3. DS : Nyeri Neuralgia Gangguan
a. Klien mengeluh mobilisasi
pusing Tergangguanya fisik
b. Klien kontinuitas jaringan
mengatakan saraf
aktivitasnya
dibantu keluarga Terpasang selang infus
selama sakit
DO : Keterbatasan fisik
a. Klien tampak dalam melakukan
bedrest aktivitas
b. Aktifitas klien
dibantu selama di Imobilisasi
RS
c. Tonus otot
4 5
5 5
(1) (2) (3) (4)

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


4. DS : Adanya rangsangan Gangguan
a. Klien nyeri pada bagian saraf personal
mengatakan mandibularis hygiene
Selama di RS
belum pernah Keterbatasan gerak
cuci rambut, dan
gunting kuku Klien tidak dapat
b. Klien memenuhi
mengatakan aktivitassecara mandiri
selama sakit
mandi 1x sehari Gangguan personal
di lap sama Hygine
isterinya.
DO :
a. Keadaan umum
klien agak kotor
dan badan teraba
lengket
b. Rambut sedikit
kotor
c. Gigi tampak
kotor dan warna
gigi kekuningan
5. DS : Trigeminal Neuralgia Kurang
Klien dan keluarga pengetahuan
mengatakan tidak Kurang infomasi
tahu tentang tentang proses
penyakit yang penyakitnya
diderita.
Kurang pengetahuan

(1) (2) (3) (4)

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


DO :
a. Klien tampak
bingung.
b. Klien sering
bertanya tentang
penyakitnya dan
cara
penangannya.
c. Klien adalah
lulusan SD

3.1.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan saraf
trigeminal dan inflamasi arteri temporalisditandai dengan klien
mengeluh nyeri pada bagian wajah sebelah kanan, klien mengeluh nyeri
sangat hebat, saat di palpasi terdapat nyeri tekan pada bagian wajah
bawah dengan skala nyeri 4 (0-5).
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri tekan akibat trigeminal
neuralgia ditandai dengan klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak,
klien mengeluh sulit tidur karena masih nyeri, terdapat lingkar hitam
pada mata dan kantung mata, klien tampak kurang tidur dan terlihat
lemas, frekuensi tidur : 4 - 5 jam pada malam hari, 1 jam pada siang
hari, dan kualitas tidur klien tidak nyenyak.
3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan imobilisasi ditandai
dengan klien mengeluh pusing, klien mengatakan aktivitasnya dibantu
keluarga selama sakit, klien tampak bedrest, aktifitas klien dibantu
selama di RS, tonus otot : 4 5
5 5
4. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan keterbatasan gerak
ditandai dengan klien mengatakan selama di RS belum pernah cuci
rambut, dan gunting kuku, klien mengatakan selama sakit mandi 2x
sehari dilap oleh isterinya, KU klien agak kotor dan badan teraba

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


lengket, rambut sedikit kotor, gigi tampak kotor dan warna gigi
kekuningan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infomasi tentang
proses penyakitnya ditandai dengan Klien tampak bingung, klien sering
bertanya tentang penyakitnya dan cara penangannya, Klien adalah
lulusan SD.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.1.3 Rencana tindakan Keperawatan/NCP
Nama : Tn. M Diagnosa keperawatan : Trigeminal Neuralgia
Umur : 45 tahun Kamar/No.Medrek : Tindakan (PS4)/A446xxx

Perencanaan
No Tanggal Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 11-03-2019 Gangguan rasa nyaman nyeri Tupan : 1) Observasi tanda- 1) Dengan mengobservasi
b/d penekanan saraf trigeminal Setelah dilakukan asuhan tanda vital TTV maka dapat
dan inflamasi arteri temporalis. keperawatan selama 5 x 24 menetapkan data-data klien
DS : jam gangguan rasa nyaman sehingga dapat mengetahui
1. Klien mengeluh nyeri nyeri teratasi. adanya problem.
pada wajah bagian kanan Tupen : 2) Kaji tingkat nyeri 2) Mengetahui skala nyeri dan
2. Klien mengeluh nyeri Setelah dilakukan asuhan membantu menentukan
sangat hebat keperawatan selama 1 x 24 intervensi selanjutnya.
3. Klien mengatakan nyeri jam gangguan rasa nyaman 3) Ajarkan teknik 3) Mengalihkan perhatian dari
seperti di tusuk-tusuk nyeri dapat teratasi dengan distraksi relaksasi rasa nyeri.
benda tajam. kriteria hasil :
DO : 1. Klien mengatakan 4) Kolaborasi 4) Mengurangi rasa nyeri
1. Saat di palpasi terdapat nyeri berkurang pemberian obat
nyeri tekan pada bagian 2. Klien tampak tidak analgetik
wajah kesakitan lagi 5) HE tentang nyeri 5) Memberi pengetahuan
2. Skala nyeri 4 (0-5) 3. Skala nyeri berkurang penanganan nyeri

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. 11-03-2019 Gangguan pola tidur Tupan : 1) Kaji pola tidur dan 1) Dengan mengkaji pola
berhubungan dengan nyeri Setelah dilakukan asuhan perubahan yang tidur klien maka
ditandai dengan : keperawatan selama 3 x 24 terjadi. memudahkan perawat
DS : jam gangguan kebutuhan untuk melakukan tindakan
1. Klien mengatakan istirahat dan tidur dapat selanjutnya.
tidurnya tidak nyenyak teratasi.
2. Klien mengeluh sulit tidur Tupen : 2) Jadwalkan istirahat 2) Mengatur waktu kebiasaan
karena masih nyeri Setelah dilakukan asuhan tidur sesuai pola tidur klien membantu
DO : keperawatan selama 1 x 24 tidur mendisiplinkan pola
1. Terdapat lingkar hitam jam gangguan kebutuhan istirahat tidur.
pada mata dan kantung istirahat dan tidur dapat
mata teratasi secara bertahap 3) Berikan tempat tidur 3) Dengan memberikan
2. Klien tampak kurang tidur dengan kriteria hasil : yang nyaman, ganti tempat tidur yang nyaman
dan terlihat lemah alat tenun yang maka psikologis klien kan
3. Frekuensi tidur : 4-5 jam 1. Nyeri berkurang kotor. merasa nyaman
pada malam hari, 1 jam 2. Tidak ada lingkar
pada siang hari hitam di mata 4) Anjurkan massage 4) Meningkatkan
4. Kualitas tidur klien tidak 3. Frekuensi tidur ringan oleh keluarga kenyamanan dan
nyenyak. meningkat (7-8) jam mengurangi gangguan
4. Klien dapat tidur tidur.
dengan nyenyak
5. Klien tidak lemas

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

3. 11-03-2019 DS : Tupan : 1) Mengobservasi TD 1) Hipotensi postural adalah


1. Klien mengeluh pusing Setelah dilakukan asuhan dalam melakukan masalah umum yang
2. Klien mengatakan keperawatan selama 4 x 24 aktivitas perhatikan menyertai tirah baring
aktivitasnya dibantu jam gangguan mobilisasi adanya keluan lama dan memerlukan
keluarga selama sakit fisik teratasi. intevensi khusus
DO : Tupen :
1. Klien tampak bedrest. Setelah dilakukan asuhan 2) Kaji pola aktivitas 2) Dengan mengkaji pola
2. Aktifitas klien dibantu keperawatan selama 1 x 24 klien aktivitas untuk
selama di RS jam gangguan mobilisasi mengetahui intervensi
Tonus otot : 4 5 fisik teratasi dengan selanjutnya
5 5 kriteria :
1. Klien tidak pusing 3) Dekatkan barang- 3) Memudahkan klien dalam
2. Klien dapat beraktifitas barang yang memenuhi kebutuhannya
secara mandiri dibutuhkan klien
3. Klien dapat duduk
santai di ranjang 4) Libatkan keluarga 4) Memudahkan klien
Tonus otot : 5 5 dalam memenuhi memenuhi kebutuhannya
5 5 kebutuhan klien
4. 11-03-2019 Gangguan personal hygiene Tupan : 1) Kaji personal 1) Dengan mengkaji personal
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan hygienee hygiene klien dapat
keterbatasan gerak ditandai keperawatan selama 2 x 24 mengetahui keadaan klien
dengan : jam gangguan personal sehingga memudahkan
Hygine dapat teratasi. untuk tindakan selanjutnya

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

DS : Tupen : 2) Bantu klien untuk 2) Untuk memberikan


1. Klien mengatakan selama Setelah dilakukan asuhan melaksanakan kesegaran pada klien dan
di RS belum pernah cuci keperawatan selama 1 x 24 perawatan diri mulut klien tidak tercium
rambut, dan gunting kuku jam gangguan personal (kramas, gosok gigi) aroma kurang sedap lagi.
2. Klien mengatakan selama hygine dapat teratasi
sakit mandi 2x sehari di dengan kriteria : 3) Libatkan keluarga 3) Agar klien tetap terjaga
lap sama isterinya. 1. Kebutuhan klien dalam perawatan diri kebersihannya
DO : untuk mandi, gosok setiap hari
1. Hygiene umum klien gigi, cuci rambut, dan
4) Agar klien dan keluarga
kurang bersih gunting kuku dapat 4) Berikan motivasi
termotivasi untuk
2. KU klien agak kotor dan terpenuhi kepada klien supaya
melakukan personal
badan teraba lengket 2. Klien tampak bersih mau melakukan
hygiene
3. Rambut sedikit kotor dan segar personal hygiene
4. Gigi tampak kotor dan 3. Kulit kepala dan secara teratur
warna gigi kekuningan. badan tidak lengket
4. Gigi klien putih dan
5) Jelaskan pentingnya 5) Meningkatkan
bersih
kebersihan untuk pengetahuan klien dan
kesehatan keluarga sehingga timbul
kesadaran untuk menjadi
bersih.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5. 11-03-2019 Kurang pengetahuan Tupan : 1) Kaji pengetahuan 1) Untuk mengetahui
berhubungan dengan kurang Setelah dilakukan Asuhan klien tentang pengetahuan tentang
informasi tentang pennyakitnya Keperawatan selama 3 x penyakit trigeminal perawatan penyakitnya.
dan cara penangannya di tandai 24 jam kurang neuralgianya
dengan : pengetahuan teratasi.
DS : Tupen : 2) Berikan penjelasan 2) Dengan diberikannya
1. Klien dan keluarga Selama dilakukan Asuhan setiap melakukan penjelasan tentang
mengatakan tidak tahu keperawatan selama 1x30 tindakan tindakan keperawatan
tentang penyakit yang menit kurang pengetahuan keperawatan diharapkan klien mengerti
diderita klien serta teratasi dengan : dan memahami setiap
penangannya 1. Klien sudah tinndakan yang dilakukan
DO: memahami tentang
1. Klien tampak bingung proses dan perawatan
2. Klien tampak sering penyakit klien 3) Berikan HE kepada 3) Dengan diberikannya HE
bertanya pada perawat klien dan keluargan klien dan keluarga dapat
terkait proses dan memahami dan mengerti
perawatan tentang penyakitnya
penyakitnya.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.1.4 Implementasi
Nama : Tn. M No. Register ; A446xxx
Umur : 45 tahun Dx. Medis ; Trigeminal Neuralgia

No Tanggal Diagnosa Waktu Implementasi Paraf

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 12-03- Dx. I 08:30 T1 : Mengobservasi Anwar
2019 tanda-tanda vital
R1 : T : 36,5oC
P : 80 x/menit
R : 22 x/menit
S : 130/80 mmHg
08:35 T2 : Mengkaji tingkat
nyeri
R2 : Skala nyeri 4 (0-5)
08:45 T3 : Mengajarkan teknik
distraksi relaksasi
R3 : Klien mengerti apa
yang diajarkan
perawat
08:50 T4 : Berkolaborasi dalam
pemberian obat
analgetik
(keterolax 1 amp)
IV
R4 : Klien mau diberikan
obat
08:55 T5 : Memberikan HE
tentang nyeri
R5 : Keluarga memahami
penjelasan perawat

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. 12-03- Dx. II 10:00 T1: Mengkaji pola tidur Anwar
2019 dan perubahan yang
terjadi
R1: Klien mengatakan
semalam merasa
nyeri sehingga
tidurnya terganggu
10:05 T2 : Menjadwalkan
istirahat tidur sesuai
pola tidur klien
R2 : Klien biasa tidur
malam pukul 22.00
dan tidur siang
pukul 13.00
10:10 T3 : Memberikan tempat
tidur yang nyaman,
ganti alat tenun yang
kotor
R3: Alat tenun klien
diganti oleh perawat
1x2 hari jika alat
tenun kotor
10:15 T4 : Menganjurkan
massage ringan pada
klien agar klien
merasa nyaman
R4 : Keluarg mau
memberikan
massagesehingga
klien merasa
nyaman

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3. 12-03- Dx. III 10:20 T1 : Mengobservasi TD Anwar
2019 dalam melakukan
aktivitas perhatikan
adanya keluhan
pusing
R1 : S : 130/80mmHg
10:30 T2 : Mengakaji pola
aktivitas klien
R2 : Klien terlihat
sedang duduk
10:40 T3 : Mendekatkan
barang-barang yang
dibutuhkan klien
R3 : Klien merasa
terbantu dan
berterima kasih
10:45 T4 : Melibatkan keluarga
dalam memenuhi
kebutuhan klien
R4 : Keluarga mau
dilibatkan
4. 12-03- Dx. IV 10:50 T1 : Mengkaji tingkat Anwar
2019 kebersihan klien
R1 : Klien mengatakan
tidak nyaman
badannya terasa
lengket dan bau
mulut
10:55 T2 : Menjelaskan
pentingnya

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kebersihan untuk
kesehatan
R2 : Klien mengerti
betapa pentingnya
kebersihan
11:00 T3 : Membantu klien
untuk melaksanakan
perawatan diri
(kramas, gosok gigi)
R3 : Klien terlihat segar
setelah melakukan
perawatan
kebersihan diri
11:05 T4 : Melibatkan keluarga
dalam perawatan
diri setiap hari
R4 : Keluarga klien
membantu klien
dalam melakukan
perawatan diri
11:10 T5 : Memberikan
motivasi kepada
klien supaya mau
melakukan personal
hygine secara teratur
R5 : Klien termotivasi
untuk melakukan
personal hygine
secara teratur

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5. 12-03- Dx. V 12:30 T1 : Mengkaji Anwar
2019 pengetahuan klien
tentang penyakit
trigeminal neuralgia
R1 : Klien mengatakan
belum mengetahui
cara perawatan
penyakit trigeminal
neuralgia
12:40 T2 : Memberikan
penjelasan setiap
melakukan
Perawatan
R2 : Klien dan keluarga
tampak mengerti
tindakan yang akan
dilakukan
12:50 T3 : Memberikan HE
kepada keluarga
terkait dengan
proses dan
perawatan penyakit
klien
R3 : Klien dan keluarga
mengerti penjelasan
tentang penyakitnya

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.1.5 Evaluasi
Nama : Tn. M No. Register ; A446xxx
Umur : 45 tahun Dx. Medis ; Trigeminal Neuralgia

Dx.
No Tanggal Waktu Evaluasi Paraf
Kep
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 12-03- Dx. 14:00 S : Anwar
2018 I 1) Klien mengatakan
nyeri sangat hebat
2) Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-
tusuk jarum
O:
1) Skala nyeri 4 (0-5)
2) TTV dalam batas
normal
S : 37,1 ̊C
P : 80 x/menit
R : 20 x/menit
TD : 130/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. 12-03- Dx. 15:00 S: Anwar
2019 II Klien mengatakan
sudah bisa tidur siang
dan malam dengan
pulas.
O:
1) Lamanya tidur klien
malam 6-7 jam,
siangnya 2 jam

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2) Skala nyeri 2 (0-5)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan
3 12-03- Dx. 15:30 S: Anwar
2019 III 1) Klien mengatakan
belum bisa beraktivits
secara mandiri
2) Klien mengatakan
aktivitasnya masih
dibantu perawat dan
keluarga
O:
1) Klien terlihat sedang
duduk
2) Aktivitas klien masih di
bantu
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
4. 12-03- Dx. 16:00 S: Anwar
2019 IV 1) Klien mengatakan
mulutnya terasa segar
setelah menggosok gigi
2) Klien mengatakan
rambutnya terasa segar
setelah keramas
O:
1) Sudah tidak tercium
bau tidak sedap lagi
2) Keadaan mulut klien
bersih

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3) Klien tampak bersih
dan segar
4) Klien terlihat rapih
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan
5. 12-03- Dx. 17:00 S: Anwar
2019 V Klien mengatakan sudah
mengerti tentang
penyakitnya
O:
Klien terlihat sudah tidak
kebingungan
A: Masalah teratasi
P : Intervensi di pertahankan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.1.1. Catatan Perkembangan
Nama : Tn. M No registrasi : A446xxx
Umur : 45 Tahun Dx. Medis : Trigeminal Neuralgia

Hari/ Dx.
No Waktu Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal Kep
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Rabu, Dx. I 14:00 S: Anwar
13-03- Klien mengatakan
2019 nyerinnya masih sama
seperti kemarin
O:
1) Skala nyeri 2 (0-5)
2) Klien terlihat meringis
karena menahan rasa nyeri
di wajah.
A : Masalah teratasi sebagian
P:
1) Kaji skala nyeri berikan
posisi yang nyaman untuk
klien (posisi tiduran
dengan bagian kepala lebih
di tinggikan)
2) Anjarkan teknik telaksasi
dan distraksi.
3) Berikan HE kepada klien
dan keluarga tentang cara
mengatasi nyeri
4) Perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan
tanda vital dan emosi).
5) Kolaborasi dengan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Dx. I keluarga untuk kompres
6) dingin atau es 24-48 jam
pertama dan sesuai
keperluan
7) Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat analgetik (ketorolac)
I:
T1 : Mengkaji skala nyeri
R1 : Skala nyeri 2 dari (skala
0-5), nyeri pada bagian
wajah kanan.
T2 : Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien
(posisi tiduran dengan
kepala di tinggikan)
R2 : Klien tampak nyaman
dengan posisi tiduran
dan kepala di tinggikan
T3 : Mengajarkan teknik
relaksasi dan distraksi
mengatasi nyeri
R3 : Klien melakukan teknik
relaksasi dengan cara
tarik nafas dalam dan
melakukan teknik
distraksi dengan
mengobrol dengan orang
lain.
T4 : Memberikan HE kepada
klien dan keluarga klien

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Dx. I tentang cara mengatasi
nyeri
R4 : klien dan keluarga
mengetahui cara
menangani nyeri.
T5 : perhatikan petunjuk
nyeri nonverbal
(perubahan tanda vital
dan emosi)
R5 : TD : 120/80
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 37oC
T6 : Berkolaborasi dengan
keluarga untuk kompres
dingin atau es 24-48 jam
pertama dan sesuai
keperluan
R6 : Keluarga klien
membantu klien untuk
mengkompres dengan
air dingin
T7 : Berkolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat
analgetik (ketorolac)
melalui IV dengan dosisi
2x1 amp
R7 : Setelah beberapa jam
obat disuntikan klien
mengatakan nyeri masih

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
sama seperti kemarin 2
(0-5)
E : Masalah teratasi sebagian
R : Intervensi dilanjutkan
2 Rabu, Dx. 14:30 S:
13-03- III 1) Klien mengatakan belum
2019 bisa melakukan
aktiitasnya secara mandiri
2) Klien mengatakan
aktivitasnya masih
dibantu oleh keluarganya
O:
1) Klien terlihat bisa duduk
sendiri
2) Klien terlihat di bantu
aktivitasnya
A : Masalah teratasi sebagian
P:
1) Obervasi TD dalam
melakukan aktiitas
perhatikan adanya
keluhan pusing
2) Kaji pola aktivitas klien
3) Kolaborasi dengan
keluarga untuk
mendekatkan barang atau
yang dibutuhkan oleh
klien.
I:
T1 : Mengobservasi TD
dalam melakukan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
aktivitas perhatikan
adanya keluhan pusing
R1 : TD 120/80
T2 : Mengkaji pola aktivitas
klien
R2 : klien sudah bisa duduk
sendiri tetapi aktivitas
yang lain masih dibantu
T3 : Berkolaborasi dengan
keluarga untuk
mendekatkan barang
atau alat yang
dibutuhkan oleh klien
R3 : Keluarga klien
membantu klien untuk
mendekatkan barang
atau alat yang
dibutuhkan oleh klien
E : Masalah teratasi sebagian
R : Intervensi dilanjutkan
1 Kamis, Dx. I 15:00 S:
14-03- Klien mengatakan nyerinnya
2019 masih sama seperti kemarin
O:
1) Skala nyeri 2 (0-5)
2) Klien terlihat meringis
karena menahan rasa
nyeri di wajah.
A : Masalah teratasi sebagian
P:
1) Kaji skala nyeri

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2) berikan posisi yang
nyaman untuk klien
(posisi tiduran dengan
bagian kepala lebih di
tinggikan)
3) Ajarkan teknik telaksasi
dan distraksi.
4) Berikan HE kepada klien
dan keluarga tentang cara
mengatasi nyeri
5) Perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan
tanda vital dan emosi).
6) Kolaborasi dengan
keluarga untuk kompres
dingin atau es 24-48 jam
pertama dan sesuai
keperluan
7) Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat analgetik
I:
T1 : Mengkaji skala nyeri
R1 : Skala nyeri 1 dari (skala
0-5), nyeri pada bagian
wajah kanan.
T2 : Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien (posisi
tiduran dengan kepala di
tinggikan)
R8 : Klien tampak nyaman

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dengan posisi tiduran dan
kepala di tinggikan
T3 : Mengajarkan teknik
relaksasi dan distraksi
mengatasi nyeri
R3 : Klien melakukan teknik
relaksasi dengan cara tarik
nafas dalam dan
melakukan teknik
distraksi dengan
mengobrol dengan orang
lain.
T4 : Memberikan HE kepada
klien dan keluarga klien
tentang cara mengatasi
nyeri
R4 : klien dan keluarga
mengetahui cara
menangani nyeri.
T5 : perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan
tanda vital dan emosi)
R5 : Bagian wajah klien masih
nyeri, skala nyeri 2 ( skala
0-5)
TD : 120/80
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 37oC
T6 : Berkolaborasi dengan
keluarga untuk kompres

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dingin atau es 24-48 jam
pertama dan sesuai
keperluan
R6 : Keluarga klien membantu
klien untuk mengkompres
dengan air dingin
T7 : Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat analgetik (ketorolac)
melalui IV dengan dosisi
2x1 amp
R7 : Setelah beberapa jam
obat disuntikan klien
mengatakan nyeri masih
sama seperti kemarin 2 (0-
5)
E : Masalah teratasi sebagian
R : Intervensi dilanjutkan
2 Kams, Dx. 15:30 S:
14-03- III 1) Klien mengatakan sudah
2019 bisa melakukan
aktivitasnya secara
mandiri
2) Klien mengatakan sudah
bisa beraktivitas disekitar
tempat tidur
3) Klien mengatakan
aktivitasnya masih
sebagian dibantu oleh
keluarganya.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
O:
1) Klien terlihat bisa duduk
sendiri tanpa bantuan
keluarganya
A : Masalah teratasi sebagian
P:
1) Obserbvasi TD dalam
melakukan aktivitas,
perhatikan adanya
keluahan pusing.
2) Kaji pola aktivitas klien
3) Kolaborasi dengan
keliarga untuk
mendekatkan barang atau
alat yang dibutuhkan oleh
klien.
I:
TI : mengobeservasi TD dalam
melakukan aktivitas
perhatikan adanya
keluhan pusing
R1 : S ; 120/90 mmHg, klien
tidak mengeluh pusing
T2 : Mengkaji pola aktivitas
klien
R2 : Aktivitas klien masih
dibantu oleh keluarga dan
perawat
T3 : Berkolaborasi dengan
keluarga untuk
mendekatkan barang atau

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
alat yang dibutuhkan oleh
klien
R4 : Keluarga klien mau
membantu klien untuk
mendekatkan barang atau
alat yang dibutuhkan oleh
klien
E : Masalah teratasi
R : Intervensi dipertahankan
1. Jum’at, Dx. I 16:00 S: Anwar
15-03- Klien mengatakan nyerinnya
2019 sudah mulai berkurang
O:
1) Skala nyeri 1 (0-5)
2) Klien sudah tidak terlihat
meringiskesakitan karena
menahan rasa nyeri di
wajah.
A : Masalah teratasi sebagian

P:

1) Kaji skala nyeri


2) Berikan posisi yang
nyaman untuk klien
(posisi tiduran dengan
bagian kepala lebih di
tinggikan)
3) Ajarkan teknik telaksasi
dan distraksi.
4) Berikan HE kepada klien

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dan keluarga tentang cara
mengatasi nyeri
5) Perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan
tanda vital dan emosi).
6) Kolaborasi dengan
keluarga untuk kompres
dingin atau es 24-48 jam
pertama dan sesuai
keperluan
7) Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat analgetik (ketorolac)
I:
T1 : Mengkaji skala nyeri
R1 : Skala nyeri 1 dari (skala
0-5), nyeri pada bagian
wajah kanan.
T2 : Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien (posisi
tiduran dengan kepala di
tinggikan)
R2 : Klien tampak nyaman
dengan posisi tiduran dan
kepala di tinggikan
T3 : Mengajarkan teknik
relaksasi dan distraksi
mengatasi nyeri
R3 : Klien melakukan teknik
relaksasi dengan cara tarik
nafas dalam dan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Melakukam teknik
distraksi dengan
mengobrol dengan orang
lain.
T4 : Memberikan HE kepada
klien dan keluarga klien
tentang cara mengatasi
nyeri
R4 : lien dan keluarga
mengetahui cara
menangani nyeri.
T5 : Mengevaluasi nyeri :
lokasi, karakteristik,
intesitas (skala 0-5)
perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan
tanda vital dan emosi)
R5 : Nyeri diwajah masih
terasa sedikit
TD : 120/80
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 37oC
T6 : Berkolaborasi dengan
keluarga untuk kompres
dingin atau es 24-48 jam
pertama dan sesuai
keperluan
R6 : Keluarga klien membantu
klien untuk mengkompres
dengan air dingin

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
T7 : Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat analgetik (ketorolac)
melalui IV dengan dosisi
2x1 amp
R7 : Setelah beberapa jam
obat disuntikan klien
mengatakan nyeri
berkurang skala 1 (0-5)
E : Masalah teratasi
R : Intervensi dipertahankan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.2 PEMBAHASAN
Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan
sistem syaraf akibatTrigeminal Neuralgia di ruang Prabu Siliwangi RSUD Gunung
Jati Cirebon dari tanggal 11 - 14 Maret 2019. Penulis melakukan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, pendiagnosaan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Penulis menemukan bebrapa kesenjangan dan kesamaan antara teori dan
kasus yang diambil. Beberapa kesenjangan dan kesamaan yang penulis temukan
adalah sebagai berikut :
3.2.1. Pengkajian
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dalam hal
ini penulis menggunakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan data dari
klien, keluarga dan laporan atau catatan kesehatan klien baik data subjektive
maupun objektive.
Pada tahap pengkajian ini penulis menemukan data pada Tn. M
dengan Trigeminal Neuralgia yaitu : klien mengeluh nyeri bagian wajah
sebelah kanan, wajah klien terlihat kesakitan, TD 130/80 mmHg, suhu
36,5°C, BB 58 kg, GCS:15, Respirasi 22 x/menit, Nadi 80 x/ menit.
Sedangkan teori, pengkajian pada pasien trigeminal neuralgia adalah
sebagai berikut : Nyeri Menyebar sepanjang satu atau lebih cabang Nevus
trigeminus, tersering pada cabang mandibularis atau maksilaris,
terminasinya terjadi tiba-tiba, kuat, tajam, superfisial, serasa menikamatau
membakar, Intensitas nyeri hebat , biasanya unilateral, lebih sering disisi
kanan, nyeri dapat timbul spontan atau dipicu oleh aktifitas sehari-hari
seperti makan, mencukur,bercakap-cakap, membasuh wajah atau
menggosok gigi.
Melihat data di atas, terdapat kesenjangan maupun kesamaan antara
kasus dan teori sehingga penulis tuangkan dalam hal berikut :
3.2.1.1. Hasil pengkajian yang sama antara teori dan praktik adalah : klien
mengeluh nyeri pada bagian wajah sebelah kanan, nyeri hebat jika
mengunyah, GCS 15
3.2.1.2. Hasil pengkajian yang tidak sama dengan teori adalah :

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


TD :130/80 Suhu 37,5°C BB 58kg terdapat, respirasi 20x/menit,
nadi 80x/menit.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa kesenjangan maupun samaan
antara teori dan kasus merupakan bukti bahwa setiap individu memiliki
mekanisme kompensasi yang berbeda.

3.2.2. Diagnosa keperawatan


Setelah melakukan tahap pengkajian penulis melakukan analisa data
dan mengangkat diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah.
Penulis menemukan bahwa tidak semua dignosa keperawatan secara teoritis
dapat ditegakan bahkan ada beberapa diagnosa yang tidak ada dalam teoritis
dapat ditemukan sebagai masalah yang harus diselesaikan. Penulis
menemukan 5 diagnosa yang muncul, diantaranya yaitu :
3.2.2.1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan
saraf trigeminal dan inflamasi arteri temporalis ditandai dengan
klien mengeluh nyeri pada bagian wajah sebelah kanan, klien
mengeluh nyeri sangat hebat, saat di palpasi terdapat nyeri tekan
pada bagian wajah bawah dengan skala nyeri 4 (0-5).
3.2.2.2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri tekan akibat
trigeminal neuralgia ditandai dengan klien mengatakan tidurnya
tidak nyenyak, klien mengeluh sulit tidur karena masih nyeri,
terdapat lingkar hitam pada mata dan kantung mata, klien tampak
kurang tidur dan terlihat lemas, frekuensi tidur : 4 - 5 jam pada
malam hari, 1 jam pada siang hari, dan kualitas tidur klien tidak
nyenyak.
3.2.2.3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan imobilisasi
ditandai dengan klien mengeluh pusing, klien mengatakan
aktivitasnya dibantu keluarga selama sakit, klien tampak bedrest,
aktifitas klien dibantu selama di RS, tonus otot : 4 5
5 5

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.2.2.4. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan keterbatasan
gerak ditandai dengan klien mengatakan selama di RS belum
pernah cuci rambut, dan gunting kuku, klien mengatakan selama
sakit mandi 2x sehari dilap oleh isterinya, KU klien agak kotor dan
badan teraba lengket, rambut sedikit kotor, gigi tampak kotor dan
warna gigi kekuningan.
3.2.2.5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infomasi tentang
proses penyakitnya ditandai dengan Klien tampak bingung, klien
sering bertanya tentang penyakitnya dan cara penangannya, Klien
adalah lulusan SD.
Sedangkan berdasarkan teori diagnosa yang muncul diantaranya:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf
trigeminal dan inflamasi arteri temporalis.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan sakit saat mengunyah.
3. Koping individu tak efektif berhubungan dengan nyeri berat, ancaman
berlebiih pada diri sendiri.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
5. Ansietas (cemas) berhubungan dengan prognosis penyakit dan
perubahan kesehatan
Diagnosa keperawatan yang ada di teori namun tidak muncul dalam kasus
adalah :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan sakit saat mengunyah.
Diagnosa keperawatan ini tidak diangkat karena nutrisi klien terpenuhi
dengan baik.
2. Koping individu tak efektif berhubungan dengn nyeri berat, ancaman
berlebih pada diri sendiri.
Diagnosa keperawatan ini tidak di angkat karena perilaku, kesadaran
dan situasi stresss baik tidak ada kelainan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3. Ansietas (cemas) berhubungan dengan prognosis penyakit dan
perubahan kesehatan
Diagnosa keperawatan ini tidak diangkat karena pasien tidak terlihat
cemas akan penyakit yang dideritanya.
Diagnosa perawatan yang muncul pada kasus dan terdapat pada teori adalah
:
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan saraf
trigeminal dan inflamasi arteri temporalis ditandai dengan klien
mengeluh nyeri pada bagian wajah sebelah kanan, klien mengeluh
nyeri sangat hebat, saat di palpasi terdapat nyeri tekan pada bagian
wajah bawah dengan skala nyeri 4 (0-5).
Penulis mengangkat diagnosa ini karena klien mengatakan nyeri
dibagian wajah sebelah kanan, klien mengatakan nyeri muncul tiba-
tiba seperti tertusuk benda tajam atau tersengat listrik, nyeri begitu
hebat, skala nyeri 4(0-4
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infomasi tentang
proses pennyakitnya
Penulis mengangkat diagnosa ini karena klien dan keluarga tidak
tahu tentang penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung klien
sering bertanya tentang penyakitnya dan bagaimana cara
pengobatannya, klien adalah lulusan SD.

3.2.3. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk membantu klien meringankan gejala
nyeri yang dikeluhkan saat dikaji. Membantu klien dalam mengurangi nyeri,
menjaga personal hygiene, meningkatkan pengetahuan klien, dan
membantu klien dalam memberi rasa nyaman baik fisik maupun psikologis.
Perencanaan dilakukan sesuai dengan diagnosa yang muncul, apabila
diagnosa tidak ada atau tidak muncul, maka perencanaan untuk diagnosa
tersebut tidak ada dan tidak dapat dilakukan.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3.2.3.1. Tujuan
Pada kasus ini, penulis hanya dapat memperkirakan kriteria, waktu
berdasarkan analisa ilmiah penulis dan menurut teori yang ada dan
menunjang tercapainya diagnosa keperawatan tersebut. Penulis
menentukan kriteria hasil sesuai dengan tujuan evaluasi dan juga
data fokus yang ada pada klien.
3.2.3.2. Intervensi
Pada beberapa intervensi yang penulis lakukan tidak mengalami
kesulitan dalam menentukan intervensi seperti pemberian
intervensi yang ada pada literatur tidak sesuai dengan kondisi klien.
3.2.3.3. Rasional
Penulis mengacu pada intervensi yang sesuai dengan reverensi
yang ditemukan dan disesuaikan dengan kondisi klien.

3.2.4. Implementasi
Pada tahap implementasi penulis melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana dan tujuan keperawatan yang telah dibuat. pada tahap
ini penulis mengalami hambatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
tidak dapat melakukan selama 24 jam karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Sehingga penulis melakukan kerja sama dengan perawat di ruangan dan
keluarga untuk terlaksananya asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
3.2.4.1. Melakukan implementasi gangguan rasa nyaman nyeri
3.2.4.2. Melakukan implementasi gangguan pola tidur
3.2.4.3. Melakukan implementasi gangguan mobillitas fisik
3.2.4.4. Melakukan implementasi gangguan personal hygiene
3.2.4.5. Melakukan implementasi kurang pengetahuan tentang penyakit.

3.2.5. Evaluasi

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


Evaluasi dilaksanakan setelah melakukan setiap tindakan.
Dilaksanakan setiap hari untuk memantau keefektifan tindakan yang
penulis lakukan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan yang
berarti karena klien dan keluarga sangan kooperatif. Adapun keseuaian
antara tujuan dan hasil yang didapat selama melukan asuhan
keperawatan antara lain:
3.2.5.1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Dalam perencanaan, diagnosa gangguan rasa nyaman
nyeri teratasi dalam 5x24 jam, tetapi pada evaluasi hari ke 4
gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan skala nyeri 1.
3.2.5.2. Gangguan pola tidur
Dalam perencanaan, diagnosa gangguan pola tidur
teratasi dalam 1 x 24 jam, dan dalam evaluasi hari ke 1
gangguan pola tidur teratasi
3.2.5.3. Gangguan mobilitas fisik
Dalam perencanaan, diagnosa gangguan mobilitas fisik
teratasi dalam 4x24 jam,dan pada evaluasi hari ke 4 gangguan
mobilitas fisik teratasi karena klien sudah bisa melakukan
aktivitas nya.
3.2.5.4. Personal hygiene
Dalam perencanaan, diagnosa gangguan personal
hygiene teratasi dalam 1x24 jam, dan dalam evaluasi hari ke 1
gangguan personal hygiene teratasi.
3.2.5.5. Kurang pengetahuan.
Dalam perencanaan, diagnosa kurang pengetahuan
teratasi dalam 2x 24 jam, tetapi dievaluasi kurang pengetahuan
pada evaluasi ke 1 teratasi.karena klien dan keluarga klien
mengatakan sudah mengerti tentang penyakit fraktur dan cara
perawatan luka.

3.2.6. Catatan perkembangan

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


Catatan perkembangan dilakukan hari ke dua setelah melakukan
pengkajian tindakan keperawatan dan evaluasi, perkembangan kondisi klien
di dokumentasikan pada catatan perkembangan setiap harinya, setiap
indikator intervensi setiap harinya dan sebagai tempat pendokumentasian
jika timbul masalah baru.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon

También podría gustarte