Está en la página 1de 16

TABEL REVIEW JURNAL

Populasi, Teori/ Konsep Kekuatan


Sampel & Jenis yang menjadi Variabel & dan
No Judul Artikel & Penulis Tujuan Penelitian Hasil
teknik Penelitian kerangka Instrumen Kelemahan
sampling pemikiran Penelitian

1 THE RELATIONSHIP Penelitian ini Populasi pada Metode Hipertensi adalah Dependen : dari 90 lansia Kekuatan :
BETWEEN PHISICAL bertujuan untuk penelitiani ini pengumpulan suatu keadaan yang mengalami
ACTIVITIES AND hubungan adalah total data pada dimana tekanan Independen : hipertensi di Dalam
aktivitas fisik dan penelitian ini Peneletian
HIPERTENSION populasi sistol dan diastol Instrument : Desa
Hipertensi pada deskriptive ini
sebanyak 90 korelatif mengalami Jetiskarangpung,
Lansia di Desa lansia kenaikan yang Kalijambe, hubungan
dengan
Jetiskarangpung, melebihi batas Kabupaten antara pola
Penulis : rancangan
Kalijambe, Sampel nya cross aktivitas
normal tekanan Srgen mayoritas
Sragen. adalah sectional fisik dan
Sri Iswahyuni AKPER (tekanan sistol kurang aktif
adalah total . hipertensi
Mamba‟ul „Ulum Surakarta Populasinya
populasi diatas 140 mmHg dalam
email: adalah lansia dan diastol diatas melakukan pada lansia
sebanyak 90
iswahyunisri@yahoo.co.id dengan Hipertensi lansia 90 mmHg) aktifitas fisik Semakin
di Desa (Murwani, 2011 yaitu ada 40 aktif
Jetiskarangpung Teknik :81). Kejadian di lansia (44,4 %), aktifitas
Indonesia telah bahkan ada yang fisiknya
mencapai 31,7% tidak aktif yaitu semakin
dari total ada 13 lansia normal
penduduk dewasa. (14,4 %), tekanan
kurang aktif. darah baik
Aktifitas fisik Lansia di Desa pada
adalah setiap Jetis Hipertensi
gerakan tubuh Karangpung Sistole
yang dihasilkan yang sudah maupun
oleh otot rangka tidak bekerja Diastole,
yang memerlukan rata hanya dan
pengeluaran mengisi semakin
energi. Kurangnya waktunya tidak aktif
aktifitas fisik duduk-duduk aktifitas
merupakan faktor melihat televise fisiknya
risiko indepeden dan aktivitas semakin
untuk penyakit didalam rumah tinggi
kronis dan secara saja. Hal tekanan
keseluruhan tersebut darah baik
diperkirakan dapat dimungkinkan pada
menyebabkan karena adanya Hipertensi
kematian secara proses menua systole
global. pada lanjut usia. maupun
kualitas hidup diastole.
secara fisik dan
mental
seseorang,
aktifitas fisik
yang baik
dilakukan oleh
lansia antara
lain berjalan
kaki, dan senam
lansia. Hal ini
sejalan dengan
penelitian yang
dilakukan oleh
Aisah (2014)
yang
menyatakan
bahwa terdapat
hubungan antara
senam lansia
terhadap
aktifitas sehari-
hari.

Penelitian ini
menunjukkan
bahwa ada
hubungan yang
signifikan antara
tingkat aktifitas
fisik dan
Hipertensi.
Semakin aktif
aktifitas fisiknya
semakin normal
tekanan darah
baik pada
Hipertensi
Sistole maupun
Diastole, dan
semakin tidak
aktif aktifitas
fisiknya
semakin tinggi
tekanan darah
baik pada
Hipertensi
systole maupun
diastole.

2 Physical Activity and the Tujuan penelitian Jenis Dengan Dependen : Dukungan Kekuatan :
Prevention of Hypertensio ini adalah penelitian seperempat terkuat untuk
prevalensi dalam populasi dewasa Independen : hubungan Kelamahan
hipertensi di penelitian ini dunia diperkirakan :
Keith M. Diaz, PhD1 and Daichi seluruh dunia Instrument : sebab-akibat
adalah studi memiliki
Shimbo, MD1 1Center for terus meningkat, hipertensi, dengan antara aktivitas
kasus.
Behavioral Cardiovascular yang utama total hampir satu fisik dan
Health, Department of pencegahan miliar, dan dengan pencegahan
hipertensi telah prevalensi hipertensi
Medicine, Columbia University
menjadi prakarsa hipertensi di berasal dari uji
Medical Center, New York, N kesehatan seluruh dunia yang coba terkontrol
masyarakat global diproyeksikan
secara acak.
yang penting. meningkat 60%
Aktivitas fisik pada tahun 2025, Lusinan uji coba
biasanya pencegahan utama telah
direkomendasikan hipertensi telah mengkonfirmasi
sebagai menjadi tantangan efek yang
modifikasi gaya kesehatan menguntungkan
hidup yang masyarakat global. dari latihan
penting yang [1]. Pedoman saat
dapat membantu ini terhadap
pencegahan merekomendasikan penurunan BP
hipertensi peningkatan
aktivitas fisik
sebagai sarana
untuk mencegah
hipertensi [2-5].
Pedoman ini
berasal dari
kumpulan besar
literatur yang
menunjukkan efek
protektif dari
aktivitas fisik dan
olahraga. Studi
paling awal untuk
menunjukkan efek
protektif potensial
dari aktivitas fisik
dalam pencegahan
hipertensi
diterbitkan pada
tahun 1968 oleh
Paffenbarger et al.
yang menunjukkan
bahwa pria yang
dilaporkan sendiri
berolahraga lebih
dari 5 jam /
minggu mengalami
insiden hipertensi
yang lebih rendah
dua sampai tiga
dekade kemudian
dalam kehidupan
3 Pengaruh aktivitas fisik jalan Tujuan penelitian Populasi Jenis Aktivitas fisik variabel terikat penelitian
pagi terhadap penurunan ini untuk yang penelitian ini adalah setiap (perubahan terhadap lima
tekanan darah pada lansia mengetahui penduduk adalah one gerakan tubuh tekanan darah), belas responden
dengan hipertensi stadium i di mengetahui lansia group quasi yang sehingga jenis yang telah
posyandu lansia desa makamhaji pengaruh mencapai 420 experimental membutuhkan penelitian ini diteliti
aktivitas berjalan orang dengan dengan energi untuk adalah penelitian menunjukkan
terhadap proporsi rancangan mengerjakannya, one group quasi bahwa tidak
Penulis : perubahan penderita pre test-post seperti berjalan, experimental. terjadi
tekanan darah hipertensi test design. menari, mengasuh Rancangan perubahan
Khomarun, Maharso Adhi pada lansia. sebanyak 126 Metode cucu, dan lain penelitian yang stadium
Nugroho, Endang Sri Wahyuni Penelitian ini orang yang analisa data sebagainya. digunakan, hipertensi yang
Kementerian Kesehatan dilakukan pada terdiri dari 55 yang Sedangkan olah pretest dan post signifikan (14
Politeknik Kesehatan Surakarta lansia hipertensi orang laki- digunakan raga merupakan test design. responden masih
Jurusan Okupasi Terapi di Posyandu laki dan 71 adalah teknik aktivitas fisik yang dalam hipertensi
Lansia Desa orang statistik terencana dan stadium I dan 1
Makamhaji, perempuan, komparasi terstruktur serta responden
Kartasura dengan dimana Paired melibatkan stadium pre
jumlah subyek distribusi Sample T gerakan tubuh hipertensi).
penelitian jumlah Test, dengan berulangulang dan
sebanyak 15 penduduk bantuan bertujuan untuk
orang laki-laki program meningkatkan
sebanyak 193 komputer. kebugaran jasmani
orang dan Dari hasil (Farizati, 2002).
perempuan analisis data
sebanyak 227 penelitian di Berdasarkan latar
orang diperoleh belakang diatas,
angka maka peneliti
signifikansi tertarik untuk
sebesar 0,001 melakukan
penelitian
mengenai
pengaruh aktivitas

Khomarun,
Pengaruh Aktivitas
Fisik Jalan Pagi
169

berjalan terhadap
perubahan tekanan
darah pada lansia.
4 Hubungan aktivitas fisik Tujuan pertama Sampelnya yaitu Kurangnya aktivitas Instrumen Hasil penelitian Kelemahan
dengan derajat hipertensi pada adalah untuk n adalah menggunakan fisik meningkatkan penelitian yang menunjukan :
pasien rawat jalan di wilayah penelitian ini sebanyak 40 observasional resiko menderita digunakan yaitu bahwa
kerja puskesmas tagulandang responden hipertensi. Orang lembar
adalah untuk analitik, responden
kabupaten sitaro yang diambil yang tidak aktif kuesioner
mengetahui dengan dengan cenderung aktivitas fisik paling banyak
Penulis : hubungan menggunakan menggunakan mempunyai Riskesdas Total dengan aktivitas
Nur afni karim franly onibala aktivitas fisik teknik pendekatan frekuensi denyut MET: ringan + fisik sedang. Hal
vandri kallo dengan derajat purposive Cross jantung yang lebih sedang + berat ini sejalan
Program studi ilmu hipertensi pada sampling. Sectional tinggi sehingga otot Skor total hasil dengan jurnal
keperawatan fakultas pasien rawat jalan Data jantungnya harus perhitungan yang diteliti
kedokteran universitas sam dikumpulkan bekerja lebih keras dikelompokan
di wilayah kerja oleh Manurung
ratulangi email: dari pada setiap kedalam tiga
nurafni_k@yahoo.co.id Puskesmas responden kontraksi, makin kategori tingkat (2009) dengan
Tagulandang dengan besar dan sering aktivitas fisik judul pengaruh
Kabupaten menggunakan otot jantung karakteristik,
SITARO lembar memompa, maka genetik,
kuesioner makin besar pendapatan
aktivitas fisik tekanan yang keluarga,
dan lembar dibebankan pada
pendidikan ibu,
observasi arteri sehingga
untuk derajat tekanan darah akan pola makan dan
hipertensi. meningkat aktivitas fisik
(Anggara & dengan kejadian
Prayitno, 2013).
obesitas yang
menyatakan
sebagian besar
responden
memilki
aktivitas fisik
sedang yaitu
sebanyak 51
responden
(53%) dan 14
responden
(14,6%)
memiliki
aktivitas berat.
Aktivitas fisik
merupakan
setiap gerakan
tubuh yang
dihasilkan oleh
otot rangka yang
memerlukan
pengeluaran
energi. Aktifitas
fisik latihan
olahraga
(exercise)
merupakan
bagian dari
aktifitas fisik
atau dapat
dikatakan
latihan olahraga
(exercise)
adalah aktifitas
fisik yang
terencana,
terstruktur,
berulang, dan
bertujuan untuk
memelihara
kebugaran fisik
(Welis & Rifki,
2013).
Berdasarkan
hasil penelitian
sebanyak 70%
responden yang
melakukan
aktifitas fisik
sedang seperti
mencuci
pakaian,
menyampu,
mencuci piring,
menyetrika dan
memasak dan
sebanyak 30%
responden yang
melakukan
aktifitas fisik
berat seperti
menimbah air,
menebang
pohon dan
mencangkul.
Aktivitas fisik
berat, sedang
maupun ringan
tergantung pada
jenis kegiatan,
intensitas dalam
sehari, durasi
dan frekuensi
kegiatan.
Berdasarkan
tabel 5 diketahui
bahwa sebagian
besar responden
mengalami
hipertensi
stadium II
sebanyak 32
responden
(80%),
dikarenakan di
pengaruhi oleh
gaya hidup
seperti
mengkonsumsi
garam dapur
yang berlebihan,
mereka juga
jangan
mengontrol ke
dokter, sering
melanggar
aturan yang
dianjurkan,
jarang
melakukan
aktivitas dan
masyarakat di
Tagulandang
tinggal di pesisir
pantai dan
hipertensi
stadium I
sebanyak 8
responden
(20%). Adapun
Faktor risiko
terjadinya
hipertensi
seperti faktor
yang tidak dapat
dikontrol
(keturunan, jenis
kelamin dan
individu dituntut
untuk
mengarahkan
tenaga yang
cukup besar
(Sutomo, 2009).
Hasil tabel
silang antara
variabel
Aktivitas Fisik
dengan Derajat
Hipertensi pada
Pasien Rawat
Jalan di peroleh
responden
dengan aktivitas
fisik sedang dan
derajat
hipertensi
stadium II yaitu
25 responden
(78%) dan
aktivitas berat
dengan derajat
hipertensi
stadium I yaitu 5
responden
(22%).
Kemudian,
responden
dengan aktivitas
fisik sedang
dengan derajat
hipertensi
stadium I yaitu 3
responden

(37,5%) dan
aktivitas fisik
berat dengan
derajat
hipertensi
stadium II yaitu
7 responden
(62,5%)
5 Analisa hubungan aktivitas fisik
Tujuan ini untuk Populasiny Jenis Perbedaan aktivitas Instrument Berdasarkan
terhadap kondisi fisik lansia di
mengidentifikasi adalah pada penelitian dalam penelitian
fisik yang data yang telah
desa dan kota. dan mempelajari lansia dengan adalah :
dilakukan lansia - Intensitas didapat nampak
faktor-faktor yang penelitiaan
Kukuh Pambuka Putra1, Maria Sampelnya aktivitas
mempengaruhi kuantitatif desa dan kota bahwa tidak ada
Dyah Kurniasari2, Adeoka adalah fisik
perbedaan kondisi deskriptif. memungkinkan - IMT perbedaan
Purnamasiwi3 Program Studi fisik lansia di seluruh lansia Penelitian ini
(Indeks
Pendidikan Jasmani Kesehatan adanya perbedaan signifikan
desa dan di kota, mempelajari Massa
dan Rekreasi, Fakulas adapun variabel tentang kondisi fisik Tubuh) mengenai
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, yang digunakan perbedaan - Tekanan
diantara keduanya. aktivitas fisik
Universitas Kristen Satya darah
adalah intensitas intensitas
Wacana Kondisi fisik dan kondisi fisik
aktivitas fisik, aktivitas fisik,
kukuh.pambuka@staff.uksw.edu indeks massa kondisi fisik cenderung lansia desa dan
tubuh, tekanan lansia yang menurun seiring kota. Rentang
darah, denyut tinggal di bertambahnya usia perbedaan usia
nadi istirahat kota dan di
(DNI). desa. namun terdapat responden lansia
Variabel yang juga faktor-faktor desa dan kota
digunakan lain yang tidak berbeda
adalah:
menyebabkan jauh, rata-rata
Intensitas
aktivitas fisik, kenaikan ataupun usia diantara
indeks masa kemerosotan keduanya
tubuh (IMT),
kondisi fisik yaitu berbeda ± 2
Tekanan
Darah, beban kerja akibat tahun. Lansia
Denyut nadi tuntutan pekerjaan, desa dan lansia
kebiasaan dalam desa sama-sama
istirahat melakukan melakukan
(DNI) aktivitas fisik, aktivitas fisik
perbedaan tergolong berat,
paradigma tentang namun dapat
beban fisik dan terlihat bahwa
perbedaan beban lansia desa
fisik yang memiliki angka
ditanggung setiap aktivitas fisik
harinya (2). yang lebih tinggi
Indikator kondisi dibanding lansia
fisik yang baik kota. Kondisi
adalah jumlah fisik lansia desa
denyut nadi dan kota yang
istirahat berada diwakilkan
dalam kisaran 60- kondisi IMT dan
100, memiliki IMT DNI tergolong
dalam kategori sama-sama baik,
normal dan tekanan keduanya masuk
darah normal. kedalam
kategori normal

También podría gustarte