Está en la página 1de 22

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WOLU,


KEC. TELUTIH. KAB. MALUKU TENGAH

OLEH :

NAMA : SARAH LAIMEHERIWA


NIM : P-1507125
KELAS : KEP - A

YAYASAN BANGUN PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PASAPUA AMBON
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, karena begitu besar
kasih dan kemurahannya, sehingga saya sudah boleh menyelesaikan asuhan
keperawatan kelaurga dengan segalah baik.
Saya juga mengucapkan banyak terimakasih bagi pihak-pihak yang
membantu saya dalam pembuatan askep ini, baik secara moril maupun material,
sehingga tugas asuhan keperawatan keluarga ini dapat di selesaikan.
Demikian asuhan keperawatan ini saya buat. Ada pepatah yang
mengatakan “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak “ begitupun dengan askep yang
saya buat ini masih jauh dari pada kesempurnaan, sehingga kritik dan saran sangat
saya butuhkan dari semua pihak demi dan untuk perbaikan askep ini kedepan.
Sekian dan terimakasih.

2
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................1
KATA PENGANTAR .......................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................4
B. Tujuan ........................................................................................................5
C. Manfaat ......................................................................................................5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi ........................................................................................................7
B. Etiologi ........................................................................................................7
C. Manifestasi Klinis ........................................................................................8
D. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................8
E. Penatalaksanaan ........................................................................................9
F. Komplikasi ..................................................................................................10
G. Cara Pencegahan.......................................................................................10
BAB III : STUDI KASUS ASKEP
A. Pengkajian keluarga ..................................................................................11
I .Data umum ..............................................................................................11
II.Riwayat tahap perkembangan keluarga ..................................................12
III.Lingkungan .............................................................................................13
IV.Struktur keluarga ....................................................................................14
V.Fungsi keluarga.......................................................................................15
VI.Stres dan koping keluarga......................................................................16
VII.Pemeriksaan fisik ..................................................................................17
VIII.Harapan keluarga .................................................................................19
B. Analisa Data ...............................................................................................20
I. Diagnosa keperawatan ............................................................................21
II.Skoring prioritas masalah ........................................................................22
C. Intervensi ....................................................................................................23

3
D. Implementasi & Evaluasi ............................................................................26
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................28
B. Saran ..........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................29

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang berlanjut untuk target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini
telah menjadi masasalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar
80% kenaikan kasus hipertensi terutama di Negara berkembang tahun 2005
sejumlah 639 juta. Kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus
di tahun 2005. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini
dan pertambahan penduduk saat ini( Riqwana Mirrudin, 2006)
Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan
dan menunjukkan di daerah pedesaan masih banyak penderita yang terjangkau
oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case finding maupun pelaksanaan
jangkauannya msih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi
tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6-15% tetapi
angka-angka rendah seperti di ungaran, jaw tengah 1,8%, lembah balen
pegunungan jaya wijaya, irian jaya 0,6%, dan talang Sumatra barat 17,8%. Nyata
disini, 2 angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada dua daerah
pedesaan di Sumatra barat menunjukkan angka yang tinggi. Oleh sebab itu perlu
diteliti lebih lanjut.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh sebagai
penyebab penyakit kardiovaskuler diderita oleh lebih dari 8 juta di seluruh dunia.
Lebih kurang 10-30% penduduk dihampir semua mengalami hipertensi. ( elok
dyah, 2007)
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang
menetap di atas batas normal yang disepakati, yaitu diastolic 90mmHg atau
sistolik 140mmHg. Sekitar 90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya
(hipertensi esensial) awitan hipertensi esensial biasanya antara usia 20&50
tahun. (elok dyah, 2007)

5
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan keperawataan pada keluarga Tn. H dengan penyakit hipertensi
yang disebabkan oleh akibat nutrisi melalui pendekatan proses keperawatan.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan askep ini agar penulis mampu :
a. Mampu Mengumpulkan Data Pada Keluarga Tn. H Dengan Penyakit
Hipertensi.
b. Mampu Menganalisa Data Yang Telah Dikumpulkan.
c. Mampu Merumuskan Masalah Kesehatan Keluarga.
d. Mampu Menentukan Prioritas Masalah.
e. Mampu Menentukan Diagnosa Keperawatan .
f. Mampu Menentukan Rencana Tindakan Keperawatan .
g. Mampu Melaksanakan Tindakan Keperawaatan.
h. Mampu Mengevaluasi Hasil Tindakan Keperawatan.
C. MANFAAT
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang asuhan keperawatan pada pada pasien dengan masalah
pemenuhan nutrisi dan penurunan curah jantung.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi dan membantu menigkatkan kesehatan
dalam upaya pecegahan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dan penuurunan curah jantung.
3. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat di gunakan untuk mengetahui
cara memenuhi kebutuhan nutrisi dan resiko penurunan curah jantung.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu
yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita
sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur
tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi
pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali
dalam jangka beberapa minggu.
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai
penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan
hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong
Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,


antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain.

7
Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia
esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke
penderita hipertensi esensial.

C. Manifestasi Klinis

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,


muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi
adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata),
pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.

8
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk
pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat
juga meningkat.
m.IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
E. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok

9
F. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
 Pemekaran pembuluh darah
 Perdarahan
 Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
 Malam banyak kencing
 Kerusakan sel ginjal
 Gagal ginjal
c. Jantung
 Membesar
 Sesak nafas (dyspnoe)
 Gagal jantung
G. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,


adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan- tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
normal dan stabil.

10
BAB III
STUDI KASUS
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. H. L
2. Alamat : Desa Wolu, RT/06 – RW/02
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh kasar, dan Petani
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan 1 orang anak

Hubungan
Jenis
No. Nama dengan Usia Pendidikan
kelamin
keluarga
1. Tn. H L Suami 55 tahun SMP
2. Ny. R P Istri 45 tahun SMP
3. An. F P Anak 15 tahun SMA
GENOGRAM

55 4545

15
Keterangan :
: Perempuan : garis keturunan : pria meninggal

: laki – laki …… : tinggal serumah : klien

: wanita meninggal : menikah


6. Tipe Keluarga.

11
Keluarga inti terdiri dari Tn. H , Ny.R dan 1 anak kandung.
7. Suku bangsa.
Maluku – Indonesia. Tn. H berasal dari desa Wolu dan Ny. R dari desa wolu
8. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny. R
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 500.000/bln itupun jika ada proyek, jika
tidak maka Tn. H hanya bertani, sedangkan Ny. R hanya mengurus rumah
tangga.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain
dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
. II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
anak mereka berusia 15 th dan sudah berada di jenjang pendidikan tingkat
SMA. Tn. H dan Ny. R mengatakan komunikasi dengan anak mereka bersifat
terbuka dan anak mereka tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.
3. Riwayat keluarga inti :
Ny. R mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi
karena ayah Ny.R juga mengalami tekanan darah tinggi yang telah meninggal
15 tahun yang lalu. Ny.R juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi
sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.H dan kedua anaknya tidak pernah
mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

12
No. nama umur BB/ Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
K
kesehatan (BCG/Polio/ kesehatan Yang telah
g DPT/HB/ dilakukan
Campak)

1. Tn. H 5 5 Baik Lengkap - -


5 0
2. Ny. R 4 5 Sakit Lengkap Gangguan Membantu
5 2 nutrisi pemenuhan
nutrisi Ny.R
tanpa membawa
ke pelayanan
kesehatan

3. An. F 1 3 Baik Lengkap - -


5 8

4. Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny.R adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.R masih hidup dan
dalam keadaan sehat. Tn.H adalah anak kedua dari lima bersaudara dan
semua masih dalam keadaan sehat.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar
tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dua kamar mandi, dan satu dapur.
Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi
udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC, lantai rumah terbuat
dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah. Sedangkan
untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang
berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.R bertetangga dengan beberapa keluarga petani. Semua
tetangga Ny.R beragama islam. tempat tinggal mereka agak jauh dengan

13
mushola. Ny. R di kenal sangat ramah dan komunikasi mereka cukup baik
dengan tetangga mereka.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.R dan Tn.H tidak pernah bepindah-
pindah tempat.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn.H tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat
berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny. R aktif dengan kegiatan keagamaan di
lingkungan rumahnya. Sedangkan anknya setiap sore mengaji di mushola.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.R sakit Tn.H dan anaknya yang merawat, meskipun kadang-
kadang Tn.H harus meninggalkan pekerjaanya sehingga pemasukan keuangan
keluarga berkurang. Ny.R dan Tn.H mempunyai tabungan yang digunakan
untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga
ketika berobat keluarga Ny.R dapat membiayai sendiri.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.R dan Tn.H melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga
anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka
tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.R adalah ibu yang
santai yang jarang memarahi anak mereka tapi Tn.H sangat tegas tehadap
anak mereka dan tak segan memaraahi anaknya jika salah.
2. Struktur peran keluarga
Ny . R adalah seorang ibu rumah tangga, dan Tn. H sebagai seorang ayah
dan pencari penghasilan utama bagi keluarganya.

3. Mobilitas geografis keluarga :


Semenjak menikah sampai sekarang, Tn. H dan Ny. R tidak pernah
berpindah – pindah rumah.

14
4. Perkumpulan keluarga dan intteraksii dengan masyarakat.
Keluarga Tn. H tergolong annggota masyarakat yang aktiif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang di adakan di masyarakat. Serta dapat
berinteraksi dengan baik. Keluaraga Tn. H aktif dengan kegiatan keagamaan
di lingkungan rumahnya. Sedangkan anaknya aktif dengan kegiatan mengaji.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.R dan Tn.H menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang
baik dan saling menghormati dalam keluarga.
2.Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.R meskipun secara awam,
saat Ny.R kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anaknya.
sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat
ketika Ny.R sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan
keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.R dan Tn.H mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah
bersyukur mempunyai satu orang anak yang baik, Ny.R masih mengikuti
program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri.
Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi
pendidikan yang baik.

5. Fungsi Ekonomi :

15
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil
meskipun Ny.R sakit dan Tn.H jarang mendapatkan pekerjaan bangunan, dll
namun mereka tetap bersyukur.
VI. Stres Dan Koping Keluaraga
1. Stresor Jangka Pendek Dan Panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny. R sakit, dia semakin cemas karena memikirkan
keadaannya dan anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa
depannya, sedangkan Tn. H hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal
mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stesor :
Keluarga berharap anaknya bisa menjalani sekolah dengan baik dan kelak
menjadi anak yang berguna dan sukses.
3. Strategi Koping Yang Di Gunakan :
Keluarga Ny. R dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama
dan sesekali bersama anakknya jika membicarakan tentang harapan –
aharapan mereka terhadap anakya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil
suatu keputusan.

VII. Pemeriksaan Fisik

16
Keluhan Utama Ny. R : Agak Kurus, Mengeluh Pusing.
No. Pemeriksaan Tn. H Ny. R An. F
fisik
1. Kepala Simetris, rambut Simetris, tidak
berwarna hitam, ada ketombe,
tidak ada rambut sedikit
ketombe. kusut
2. Leher Leher tidak Leher tidak tampak Leher tidak
tampak adanyanya tampak
adanyanya peningkatan vena adanyanya
peningkatan jugularis dan peningkatan vena
vena jugularis arteri karotis. jugularis dan arteri
dan arteri Tidak teraba adanya karotis.
karotis. pembesaran Tidak teraba
Tidak teraba kelenjar tiroid ( adanya
adanya struma ). pembesaran
pembesaran kelenjar tiroid (
kelenjar tiroid ( struma ).
struma ).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
tidak terlihat terlihat anemis, terlihat anemis,
anemis, tidak tidak ada katarak, tidak ada katarak,
ada katarak, penglihatan jelas. penglihatan jelas.
penglihatan
jelas.
4. Telinga Simetris, Simetris, keadaan Simetris, keadaan
keadaan bersih, bersih, fungsi bersih, fungsi
fungsi pendengaran pendengaran baik.
pendengaran baik.
baik.
5. Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak ada
ada kelainan ada kelainan kelainan yang di
yang di temukan. yang di temukan. temukan.
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, keadaan agak kering, lembab, keadaan
bersih, tidak ada mulut sedikit bersih, tidak ada
kelainan. kotor, makan kelainan.
1x/hari porsi
habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 tunggal, dan S2 tunggal, dan S2 tunggal,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara

17
mur-mur(-), mur-mur(-), mur-mur(-),
ronchi(-), ronchi(-), ronchi(-),
wheezing(-) wheezing(-) wheezing(-)
8. Abdomen Pada Pada Pada pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksaan abdomen tidak
abdomen tidak abdomen tidak didapatkan
didapatkan didapatkan adanya
adanya adanya pembesaran
pembesaran pembesaran hepar, tidak
hepar, tidak hepar, tidak kembung,
kembung, kembung, pergerakan
pergerakan pergerakan peristaltic usus
peristaltic usus peristaltic usus 35x/menit, tidak
35x/menit, tidak 35x/menit, tidak ada bekas luka
ada bekas luka ada bekas luka operasi.
operasi. operasi.
9. TTV dan TD : 120/80 TD : 160/100 TD : 110/80
ekstremitas mmHg, mmHg, mmHg
N : 74x/menit, N : 100x/menit, N : 84x/menit,
R : 20x/menit, R : 20x/menit. R : 18x/menit,
S : 36° C S : 36,5° C S : 37,2° C

5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap Ny. R lekas sembuh, dan keluarga berharap petugas kesehatan
dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik terhadap Ny. R agar Ny. R
bisa sembuh untuk kembli melakukan aktifitasnya.

18
B. ANALISA DATA
No. Dx Etiologi Masalah
1. DS : Ny. R mengatakan klien Kenaikan Gangguan
merasa mual, muntah, Tekanan Darah Pemenuhan
lemas, dan nafsu makan Nutrisi
menurun. Kompensasi Kurang Dari
Tubuh (Pusing) Kebutuhan
DO : - Ny. R tampak lemas. Tubuh.
- Ny. R makan 1x/hari Mempengaruhi
habis ½ porsi dengan Hipotalamus
bantuan, dan kadang
tidak makan. Kurang Nafsu
- mukosa bibir tampak Makan
kering.
Kurang Nutrisi

2. DS : - Ny. R mengatakan Riwayat Hipertensi


pusing dan lemas. hipertensi
- Ny. R mengatakan
menderita penyakit Gaya hidup
hipertensi sejak 2 tahun
yang lalu dan sempat Penumpukan
masuk rumah sakit dan di kolesterol dalam
rawat selama 3 hari. pemb. darah
- Ny. R mengatakan jarang
berolah raga. Vasokontriksi
- Ny. R mengatakan suka vaskuler
mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti Tekanan darah
gorengan dan makanan meningkat
santan.
DO : - Ny. R tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100 mmHg,

19
N : 100x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5° C

Kekuatan otot :
4 4 5 5

I. Diagnosa keperawatan :
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kekurangefektifan keluarga
dalam membantu memenuhi kebuutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny. R b/d ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya.

II. Skoring

20
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu anggota keluarga yang sakit.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan
1. Aktual (3) yang sudah terjadi dan
2. Resiko tinggi (2) perlu di lakukan tindakan
3. Potensial (1) segera.
2. Kemungkinan ½x2 1 Sumber – sumber yang
masalah dapat ada dan tindakan untuk
diubah mmemecahkan masalah
1. Tinggi (2) dapat dijangkau keluarga.
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat di cegah
mencegah untuk memperbaiki buruk
masalah keadaan dari pada klien
1. mudah (3) dengan dapat di lakukan
2. cukup (2) oleh klien dan keluarga
3. tidak dapat (1) dengan memperbaiki
perilaku hidup sehat.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari
masalah adanya masalah tetapi
1. masalah di tidak didukung dengan
rasakan dan pemahaman yang adekut
perlu tentang karakteristik
penanganan penyakit.
segera. (2)
2. masalah di
rasakan, namun
tidak perlu
penanganan
segera.(1)
3. masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 3 3/3

21
2. Hipertensi b.d ketidakmampuan keluaraga mengenal karakteristik penyakit
dan perawatannya.

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman
1. Aktual (3) kesehatan tetapi ttidak
2. Resiko tinggi (2) perlu penanganan
3. Potensial (1) segera.
2. Kemungkinan ½x2 1 Membawa klien ke
masalah dapat pelayanan kesehatan
diubah untuk mmendapatkan
1.Tinggi (2) pengobatan dan
2.Sedang (1) perawatan.

3.Rendah (0)
3. Potensi untuk 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias
mencegah masalah dilakukan dengan
1. mudah (3) menjaga pola hidup dan
2. cukup (2) pola makan.

3. tidak dapat (1)


4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Tn. H dengan Ny. R
masalah bisa menerima keadaan
1. masalah di mereka saat ini
rasakan dan perlu meskipun belum stabil.
penanganan
segera. (2)
2. masalah di
rasakan, namun
tidak perlu
penanganan
segera.(1)

3. masalah tidak di
rasakan (0)
Total skor 3 2/3

22

También podría gustarte