Está en la página 1de 12

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI

“ Analisis SWOT Pada PT. Semen Tonasa”

Disusun Oleh:

Nama : Fatya Gemala

Stambuk : 16179465

Kelas : 6F

STIM NITRO MAKASSAR

Tahun Ajaran 2018-2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karna itu saya dengan lapang dada menerima kritikan dan
saran dari pembaca agar saya daoat memperbaiki makalah ini

Makassar, 25 Januari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang
menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas
terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik
Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan
kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton
semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
Berdasarkan Anggaran Dasar, perseroan merupakan produsen semen di Indonesia
yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan mancanegara sejak tahun
1968. Proses produksi bermula dari kegiatan penambangan tanah liat dan batu kapur di
kawasan tambang tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan
semen zak di packing plant. Proses produksi secara terus menerus dipantau oleh satuan
Quality Control guna menjamin kualitas produksi.
Lokasi pabrik yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk
mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia Bagian Timur. Dengan didukung oleh jaringan
distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sembilan unit pengantongan semen yang
melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar
di kawasan tersebut. unit pengantongan semen berlokasi di Palu, Banjarmasin, Bitung,
Kendari, Ambon dan Mamuju dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun
serta di Makassar, Bali, dan Samarinda dengan kapasitas masingmasing 600.000 ton semen
per tahun . Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian
laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 X
25 MW dan 2 X 35 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17
km dari lokasi pabrik.
Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland (OPC), Semen
non OPC yaitu Tipe Komposit (PCC), tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua. Didukung dengan merek yang sudah terkenal di Kawasan
Timur Indonesia, perseroan berusaha secara terus menerus mempertahankan brand image
produk dengan menjaga kestabilan pasokan produk di pasar. Selain itu, dukungan sistem
distribusi yang optimal juga merupakan unsur kesuksesan penjualan semen. Disamping itu,
penjualan ekspor juga dilakukan jika terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar
dalam negeri.
Sejak 15 September 1995 Perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. yang sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. dan sekarang menjadi
perusahaan induk dari Perseroan. lebih dari satu dekade perseroan berbenah dan berupaya
keras meningkatkan nilai Perseroan di mata para pemegang saham dan pemangku
kepentingan. Berbagai terobosan strategi dan program kerja dalam meningkatkan kinerja
Perseroan secara terintegrasi terus dipacu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi produsen
semen yang terefisien dan mempunyai keunggulan yang kompetitif diantara para produsen
semen lainnya.
Perseroan telah menyelesaikan pembangunan pabrik Semen Tonasa Unit V yang
beroperasi dengan kapasitas 2.500.000 ton pertahun dengan dukungan Power Plant 2 X 35
MW dengan pembiayaan proyek tersebut bersumber dari dana sendiri dan kredit pembiayaan
sindikasi perbankan nasional.

2. Rumusan Masalah
2.1 Apa Visi dan Misi Perusahaan PT. Semen Tonasa?
2.2 Apa Unit Pabrik dan Fasilitas Pendukung pada Perusahaan PT. Semen Tonasa?
2.3 Bagaimana Tata Kelola Perusahaan PT. Semen Tonasa?
2.4 Bagaimana Penerapan Analisis SWOT Perusahaan PT. Semen Tonasa?

3. Tujuan Penulisan
3.1 Mengetahui apa Visi dan Misi Perusahaan PT. Semen Tonasa
3.2 Mengetahui apa Unit Pabrik dan Fasilitas Pendukung pada Perusahaan PT. Semen
Tonasa?
3.3 Mengetahui bagaimana Tata Kelola Perusahaan PT. Semen Tonasa
3.4 Mengetahui bagaimana penerapanAnalisis SWOT Perusahaan PT. Semen Tonasa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Visi dan Misi Perusahaan PT.Semen Tonasa

1) VISI

Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia yang efisien dan berwawasan lingkungan.

2) MISI
 Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders.
 Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas dan harga bersaing
serta penyerahan tepat waktu.
 Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna meningkatkan daya saing di
pasar dan produktifitas perusahaan.
 Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi karyawan untuk bekerja
secara professional.

2.2 Unit Pabrik dan Fasilitas Pendukung pada Perusahaan PT. Semen Tonasa

2.2.1 Unit Pabrik

1) Tonasa I
PT Semen Tonasa didirikan sesuai TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960 dengan
kepemilikan 100% pemerintah. Tonasa I beroperasi dengan kapasitas 120.000 ton per tahun. Tahun
1984, Tonasa I dihentikan operasionalnya karena alasan ekonomis.

2) Tonasa II
Tahun 1980 Tonasa II beroperasi dengan kapasitas terpasang 510.000 ton per tahun. Tahun 1991
dilakukan optimalisasi sehingga kapasitas Tonasa II menjadi 590.000 ton pertahun.
3) Tonasa III
Tahun 1985 Tonasa III beroperasi dengan kapasitas terpasang 590.000 ton per tahun.

4) Tonasa IV
Tahun 1996 Tonasa IV beroperasi dengan kapasitas 2,3 Juta ton per tahun pada saat yang bersamaan
beroperasi pula power plant 1 dengan kapasitas 2 x 25 MW.

5) Tonasa V
Tonasa V beroperasi secara komersil sejak 1 Pebruari 2013.Pabrik Tonasa V memiliki kapasitas
terpasang 2,5 juta ton per tahun. Pabrik Tonasa V dan Pembangkit Listrik 2 x 35 MW diresmikan oleh
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19
Februari 2014.

2.2.2 Fasilitas Pendukung

Sarana penunjang operasi perusahaan yang berkontribusi besar terhadap pencapaian target
perusahaan adalah
1) Pembangkit Listrik BTG

Empat unit pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbin Generator (BTG) Power Plant dengan
kapasitas 2 X 25 MW dan 2 x 35 MW yang berlokasi di area Pelabuhan Biringkassi, Kabupaten
Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

2) Pelabuhan Khusus Biringkassi

Pelabuhan Biringkasi yang dapat disandari oleh kapal dengan muatan sampai 15.000 DWT
berjarak 17 km dari lokasi pabrik.

3) Coal Unloading

Fasilitas Coal Unloading System yang berlokasi di area Biringkassi dengan kapasitas
pembongkaran mencapai 1000 ton/jam.

2.3 Tata Kelola Perusahaan PT. Semen Tonasa

2.3.1 Good Corporate Governance (GCG

Dalam rangka meningkatkan keunggulan daya saing, perseroan memiliki komitmen yang tinggi
untuk menerapkan praktik terbaik Good Corporate Governance (GCG) untuk memaksimalkan nilai
perseroan dengan menjamin peningkatan kinerja perseroan dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan
kepada pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.
Penerapan governance atau tata kelola perseroan berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor 01/MBU/2011, diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ perseroan yang meliputi Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
dalam meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perseroan guna mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder, berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
Tata kelola perusahaan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara Dewan
Komisaris dengan Dewan Direksi serta pelaksanaan RUPS, yang dilakukan sebagai alat
pertanggungjawaban masing-masing organ tersebut terhadap pemegang saham dan pemangku
kepentingan perseroan. Pelaksanaan tata kelola yang baik juga membutuhkan pengelolaan manajemen
perseroan yang mengatur hubungan antara direksi dengan organ-organ yang ada di bawahnya termasuk
karyawan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan.
Sejalan dengan program tranformasi korporasi dan inovasi yang terus berkembang, perseroan
senantiasa berupaya melengkapi berbagai pranata organisasi dan membangun mekanisme pengelolaan
bisnis yang andal. Hal ini diwujudkan melalui penerapan praktik-praktik tata kelola perseroan yang
baik pada seluruh tingkat dan jenjang organisasi secara konsisten. Implementasi governance ditujukan
untuk memastikan terciptany menyeluruh bagi seluruh pemegang saham dan seluruh pemangku
kepentingan, baik ekonomia keseimbangan bisnis secara maupun sosial, individu dengan kelompok,
internal juga eksternal, jangka pendek dan jangka panjang.

2.3.2 Kode Etik

Dalam upaya lebih mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi perseroan, maka
implementasi prinsip-prinsip tata kelola yang baik menjadi pilihan sekaligus kebutuhan yang tidak
dapat dihindari lagi. Tata kelola ini diharapkan dapat menjadi value driver dalam menghambat praktik-
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, meningkatkan disiplin anggaran, mendayagunakan pengawasan
dan mendorong efisiensi pengelolaan perseroan. Tepatnya pada tanggal 18 Januari 2012, perseroan
kembali melakukan penerbitan Buku Panduan GCG dan Buku Pedoman Kode Etik setelah beberapa
penyesuaian dilakukan. Panduan tata kelola merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah good corporate
governance, peraturan perundangundangan yang berlaku, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan misi
serta praktik-praktik terbaik governance (best practice). Governance Code ini menjadi acuan bagi
pemegang saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, karyawan serta pihak yang berkepentingan dalam
berhubungan dengan perseroan.

Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, perseroan mengupayakan penerapan standar etika


terbaik sejalan dengan visi, misi dan budaya yang dimiliki yang termuat dalam Code of Conduct. Code
of Conduct merupakan tuntunan sikap dan perilaku yang dituntut dan berlaku bagi segenap jajaran
perseroan. Perseroan menyadari sepenuhnya bahwa hubungan yang baik dengan stakeholder dan
peningkatan nilai pemegang saham dalam jangka panjang hanya dapat dicapai melalui integritas bisnis
dalam setiap aktivitas bisnis perseroan sebagaimana tercantum Code of Conduct perseroan. Code of
conduct mengatur penerapan standar etika dalam seluruh kegiatan bisnis perseroan berdasarkan
prinsip-prinsip governance, bahwa :

1) Segenap individu dan atau organ perseroan di lingkungan perseroan senantiasa wajib patuh
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dimanapun beroperasi.
2) Penerimaan manfaat materi atas kekuasaan, jabatan, fungsi dan tugas baik secara langsung ataupun
tidak langsung atas janji, pembayaran, tawaran atau penerimaan suap adalah praktik yang dilarang.
3) Benturan kepentingan antara perseroan dan karyawan, demikian pula benturan kepentingan atas
kelompok atau organisasi kerja sedapat mungkin harus dihindari.
4) Mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha sejalan dengan undang-undang persaingan usaha
serta peraturan pemerintah terkait.
5) Menghindari tindakan ilegal, persaingan yang berlebihan dan tidak efektif serta penggunaan
praktik yang tidak fair atau perilaku menyimpang dalam upaya meraih laba.
6) Para pimpinan departemen/biro/seksi/unit kerja perseroan diwajibkan mensosialisasikan panduan
tata kelola perusahaan ini untuk mempertahankan dan menegakkan kejujuran, integritas dan
keadilan dalam setiap aktifitas di lingkungan masing-masing.
7) Mengupayakan perolehan informasi melalui cara-cara yang sah dan menyimpan serta
menggunakannya sesuai dengan prinsip-prinsip etika usaha yang berlaku.
2.3.3 Budaya Perusahaan

Untuk mendukung kebijakan tata kelola perusahaan, Direksi telah menetapkan kebijakan
penerapan GCG di perseroan yang mengatur mekanisme kerja antara Dewan Komisaris dengan
Direksi, standar etika bisnis, kebijakan dan prosedur, pengendalian internal serta manajemen
risiko. Sebagai kelanjutan atas kebijakan tersebut, telah ditetapkan etika bisnis perseroan yang
berisi antara lain visi, misi perusahaan dan budaya korporasi, serta penerapan etika kerja yaitu
mengamalkan 5 (lima) nilai-nilai GCG meliputi Transparancy, Accountability, Responsibility,
Independency, dan Fairness, serta memiliki 6 (enam) perilaku utama yang telah menjelma
menjadi “Budaya Perusahaan“ yang digali dari sikap dan perilaku karyawan dan dikenal dengan
istilah “CHAMPS“ yaitu :

1) Ciptakan visi jelas yang sinergis untuk bersaing


2) Hidupkan semangat belajar terus menerus
3) Amalkan tugas dengan akuntabilitas tinggi
4) Mantapkan usaha untuk penuhi harapan pelanggan
5) Praktekkan etika bisnis dengan integritas tinggi
6) Senantiasa tingkatkan kerjasama

2.4 Analisis SWOT Perusahaan PT. Semen Tonasa


PT. Semen Tonasa (Persero) adalah produsen semen terbesar dikawasan Indonesia Timurr yang
menepati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringera, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sekitar
68 Kilometer dari Kota Makassar.
1) STRENGTH (Kekuatan)
PT. Semen Tonasa mempunyai beberapa kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal untuk
mengembangkan perusahaan dan bersaing di pasar. Berikut analisis kekuatan yang dimiliki PT.
Semen Tonasa.
 Kualitas, Kuliatas produk yang diproduksi telah berstandar Nasional Indonesia (SNI) dan telah
memasyarakat di masyarakat Indonesia dan juga sudah cukup dikenal di Negara-Negara
ASEAN
 Kuantitas, Kemampuan produksi yang lebih 5,9 juta Ton/Tahun dari unit dengan didukung 4
pabrik yang beroprasi.
 Prestasi, prestasi yang didapat oleh PT. Semen Tonasa di buktikan dengan banyaknya
penghargaan terbaik dan juga standar sistem manajemen terintegrasi (ISO 9001, ISO 14001,
ISO 17025, SMK3 dan OHSAS 18001).
 Semen adalah suatu kebutuhan sekunder dalam kehidupan masyarakat umum.
 PT. Semen Tonasa juga telah membangun packing plate ( pengantongan semen) dihampir
sebagian pulau di Indonesia agar proses pemasaran semen lebih muda.
 Distributor yang juga tersebar di seluruh indonesia. Hal ini memberikan kemudahan bagi para
konsumen untuk membeli produk dari PT. Semen Tonasa
 Teknologi, kemajuan teknologi canggih di dunia persemenan terus berkembang. Begitupun
teknologi rekayasa dan juga inovasi dikembangkan dan diterapkan pada pabrik di PT. Semen
Tonasa agar dapat meningkatkan produk dan daya saing.
 Low price product, harga jual produk yang terjangkau semakin membuat masyarakat mudah
untuk membeli produk dari PT. Semen Tonasa tersebut sebagaimana yang diketahui baru-baru
ini pemerintah menurunkan harga semen di seluruh Indonesia agar roda pembangunan dan
perekonomian Indonesia bisa bertumbuh. Karena kondisi ekonomi yang semakin menuntut di
setiap sektor, masyarakat harus mampu untuk mengelolah keuangan dengan baik termasuk
untuk membeli produk dengan harga terjangkau.
2) WEAKNESS ( Kelemahan )
Sisi kekurangan dianalisis untuk memperbaiki kinerja dan perkembangan kedepan PT. Semen
Tonasa untuk terus tetap bersaing di pasar. Berikut ini beberapa kelemahan yaitu :
 Desain kantongan semen yang standar 50kg, meskipun tahun 1997 sudah ditambah dengan
desain 40kg akan tetapi belum ada desain yang lebih kecil apabila keinginan dan
kebutuhan masyarakat akan semen itu tidak banyak ( dibawah 40 kg)
 Masih ada beberapa daerah-daerah dan pulau di Indonesia baik pulau besar atau kecil yang
belum dapat dijangkau oleh produk dari PT. Semen Tonasa akibat kurangnya infrastruktur
yang memadai, baik itu infrastruktur di laut atau didarat.
 Kurangnya jam pendidikan dan pelatihan ataupun studi banding bagi karyawan atau SDM
yang baru agar kemampuan dan keahlian mereka bisa semakin di tingkatkan dan tidak jauh
tertinggal daripada seniornya
 Mesin dan peralatan pabrik yang masih diimpor
3) OPPORTUNITIES ( Kesempatan )
Kesempatan dan peluang ini terbentuk oleh terjadinya pangsa pasar yang ada berikut ini
beberapa peluang PT. Semen Tonasa di pasar semen nasional
 Jumlah produk yang besar, tingkat populasi penduduk yang cukup besar merupakan pasar
potensi yang dapat dijadikan sebagai target penjualan produk. Semakin banyak penduduk
kemungkinan untuk menjual produk lebih banyak sangat terbuka lebar
 Produsen yang masih terbatas, terbatasnya produsen produk semen khusus di Indonesia
bagian Timur memberikan peluang besar terhadap PT. Semen Tonasa untuk mengambil
pangsa pasar tersebut.
 Ekspansi ekspor ke negara berkembang, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa PT.
Semen Tonasa melakukan ekspor produknya kenegara yang sedang berkembang. Ekspansi
ini perlu dilakukan untuk mengembangkan pangsa pasar dan meningkatkan penjualan serta
perluasan jaringan terhadap produk yang hendak di pasarkan
 Kerjasama sengan distributor baru dan para pelaku usaha kecil dan menengah.
 Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di beberapa daerah dan provinsi
 Renacana pemerintah yang akan membangun beberapa bandara, bendungan, jalan,
dermaga pelabuhan membuat PT. Semen Tonasa bisa menjual produk lebih banyak

4) THREAT (Ancaman )
Berikut ini beberapa ancaman terhadap PT Semen Tonasa
 Produsen lain yang terus berkembang, produsen semen lain yang terus bebenah diri dan
berkembang serta berusaha untuk membangun citra positif untuk merebut sebagian pangsa
pasar semen merupakan sebuah ancaman bagi PT Semen Tonasa terhadap produk yang
dipasarkannya.
 Krisis moneter dibeberapa negara tujuan eksport.
 Bencana alam, speerti banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah membuat
jalur distribusi semen mengalami hambatan ini membuat target laba menjadi menurun.
 Suku bunga bank, berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, apabila suku bunga turun
maka daya beli akan naik namun apabila suku bunga itu naik maka akan terjadi penurunan
daya beli masyarakat dan menjadi salah satu ancaman bagi penjualan produk.
 Produsen semen dari Jawa memasuki wilayah pasar Indonesia bagian Timur.
 Kebijakan Pemerintah merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan, dan hal ini
sering terjadi berulang kali sehingga menjadi suatu faktor yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup perusahaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesipulan

PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang
menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep,
sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton
semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit
pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen
pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen
untuk Unit V.

También podría gustarte