Está en la página 1de 9

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERFIKIR DAN

MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI


METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

disusun oleh :

Nama : Azmi Nurazizah

NPM : 18310094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA, ILMU
PENGETAHUAN ALAM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2019
Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Dan Minat Belajar
Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif
oleh : Azmi Nurazizah

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Menurut Elea Tinggih (TAHUN: HALAMAN) matematika berarti ilmu


pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini bermaksudkan bukan berarti
ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih
menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain
lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran.

Model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan


sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya terdapat
strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan
metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi
antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.

Proses pembelajaran matematika yang baik mempunyai tahapan-tahapan


yang disesuaikan dengan perkembangan. Pada level dasar, pembelajaran harus
dimulai dari suatu yang kongret (nyata) dan perlahan-lahan menuju pemahaman
yang abstrak atau simbolis. Selain itu, unsur-unsur psikologi pembelajaran juga
perlu diperhatikan. Oleh karena itu, para calon guru sebaiknya juga mempelajari
psikologi belajar.

Masih banyak kalangan dari peserta didik pada umumnya menganggap


matematika sebagai ilmu yang sulit dan menakutkan dikarenakan siswa belum
menerima matematika secara senang hati. Inilah yang menjadi tantangan seorang
guru untuk menjadikan proses pembelajaran matematika tersebut dapat diterima
dan disenangi oleh para peserta didik.
Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model
pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi
pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
Oleh karena itu, diperlukannya model pembelajaran yang membuat peserta didik
dapat menikmati pelajaran tersebut. Disini penulis akan membahas tentang model
pembelajaran kooperatif yang dianggap mampu membuat pelajaran matematika
lebih menyenangkan bagi peserta didik.

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul artikel ini, maka rumusan masalahnya dapat di


identifikasi sebagai berikut :

a. Penyebab peserta didik merasa jenuh saat belajar matematika.


b. Bagaimana sikap guru menumbuhkan minat belajar matematika pada
peserta didik?
c. Bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran dengan metode
kooperatif?

CATATAN: SILAKAN RUMUSKAN ULANG SESUAI YANG SAYA


JELASKAN PADA SAAT KULIAH

3. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama dari penelitian ini
yaitu:
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
b. Agar peserta didik tidak merasa jenuh saat belajar matematika.
c. Mengetahui bagaimana guru bersikap terhadap peserta didik agar tumbuh
minat belajar matematika.
d. Mengetahui langkah-langkah proses pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif
B. Pembahasan
1. Pembelajaran Matematika di Sekolah

Mengajar merupakan kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan.


Meskipun penelitian telah banyak menjelaskan kepada kita dengan cara yang
sistematis perbedaan antara program-program pembelajaran yang efektif dan
kurang efektif, kita sebagai calon guru tetap harus mempraktekkan dan
menerapkan proses pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan.

Jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama


(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga Perguruan Tinggi (PT)
mempelajari matematika. Pelajaran matematika sudah tidak asing lagi dikalangan
pelajar. Materi matematika yang sebagian besar dianggap rumit bagi kalangan
pelajar membuat sulit untuk memahami materi matematika.

a. Upaya agar peserta didik tidak merasa jenuh saat pembelajaran

Matematika adalah salah satu pelajaran yang tidak disukai anak sekolah di
mata umum, hanya sebagian kecil dari anak-anak sekolah yang menyukai
matematika. Bagi siswa yang kurang suka, mereka merasa bahwa belajar
matematika sangatlah sulit, menguras pikiran, serta membosankan. Maka dari itu
perlu adanya upaya dari guru agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam belajar
matematika. Berikut beberapa faktor yang dapat membuat peserta didik tidak
merasa jenuh saat pembelajaraan matematika:

1) Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam proses belajar-


mengajar. Dengan lingkungan yang tidak kondusif seperti ruang kelas
yang kotor, sinar cahaya dan udara masuk yang kurang membuat siswa
merasa tidak bersemangat. Oleh karena itu, lingkungan kelas harus
memiliki pengaruh positif terhadap siswa. Agar semangat belajar siswa
tumbuh, maka lingkungan kelas sebaiknya bisa menginspirasi siswa untuk
belajar. Jika ruangan kelas kurang cahaya dan udara, maka akan
menyesakkan dada dan membuat mata lelah. Kemudian untuk penentuan
warna, usahakan pilih yang cerah. Jangan lupa sertakan pajangan yang
inspiratif. Tokoh-tokoh hebat, kalimat motivasi, hasil karya siswa, alat
peraga, dan lain-lain.

2) Menciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan

Suasana belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru


diantarnya menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan
dalam belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak
memberikan soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.

3) Mengadakan Refreshing

Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar,


siswa diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan menyertakan
musik dalam ruangan belajar, memberikan permainan-permainan simulasi-
simulasi yangterjait dengan materi belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak
siswa belajar diluar kelas, seperti di taman, di lapangan dan lain
sebagainya

b. Sikap guru menumbuhkan minat belajar siswa

Berikut upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh para guru agar dapat
menumbuhkan minat belajar matematika pada peserta didik:

1) Ubah perspektif anak bahwa belajar itu tidak sulit.

Banyak terjadi kalah sebelum berperang. Bila seorang anak


mendengar kata misalnya "Pelajaran Matematika", biasanya langsung
terbayang bahwa pelajaran matematika itu suatu pelajaran yang sulit, dan
bisa diduga untuk selanjutnya anak menjadi enggan dan takut untuk
belajar matematika. Padahal bila di atidak memiliki gambaran yang negatif
dan berupaya mempelajari pelajaran matematika tersebut, bisa jadi dia
sebaliknya akan menyenangi pelajaran matematika itu. Oleh sebab itu,
penting sekali kepada seorang anak diberikan gambaran bahwa semua
mata pelajaran itu tidak ada yang sulit bila kita mau mempelajarinya
dengan baik.

2) Menggunakan media pembelajaran yang menarik

Menggunakan foto atau video yang mengilustrasikan soal bisa kita


lakukan agar murid menjadi lebih memerhatikan karena ada daya tarik
visual.

3) Mengukur pemahaman awal siswa terhadap materi yang akan


diberikan

Salah satu hal yang bisa membuat pikiran/semangat siswa buntu


adalah materi yang diajarkan membuatnya gagal paham diawal materi
alhasil pada materi-materi selanjutnya siswa terlanjur tidak mengerti.
Maka dari itu sangat penting untuk menggali atau mengecek pemahaman
siswa tentang materi yang akandiajarkan.
Jika memang siswa masih belum sepenuhnya paham dengan materi
sebelumnya yang terkait materi yang akan diajarkan maka tidak ada
salahnya sedikit merefleksi materi tersebut agar materi yang akan
diajarkan bisa disinkronkan dengan pemahaman siswa dengan begitu
pemahaman siswa bisa jadi lebih sistematis.

2. Metode Pembelajaran kooperatif


a. Pengertian metode kooperatif

Istilah pembelajaran kooperatif dalam pengertian bahasa asing adalah


cooperative learning. Menurut Slavin (1985), cooperative learning adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (2000)
mengemukakan cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan
kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Selanjutnya Stahl (1994) menyatakan cooperative learning dapat
meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong-
menolong dalam perilaku sosial. (Isjoni, 2009: 12).

Berdasarkan pengertian kooperatif yang dikemukakan oleh ahli di


atas, menurut penulis pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
kegiatan pembelajaran dengan cara bekerja kelompok untuk bekerjasama
saling membantu. Tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang,siswa
heterogen (kemampuan, gender, karakter).

Model cooperative learning tidak hanya unggul dalam membantu


siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu
teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan


kompetensi dasaryang akan dicapai serta memotivasi siswa.

2) Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa.

3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menginformasikan pengelompokan siswa.

4) Membimbing kelompok belajar

Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok belajar.

5) Evaluasi Guru

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah


dilaksanakan.
6) Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2007: 27-28) menyatakan bahwa pada dasarnya cooperative


learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran
penting yang dirangkum Ibrahim,et al. (2000), yaitu:

1) Hasil Belajar Akademik; Dalam cooperative learning meskipun


mencangkup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-
tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu; Tujuan lain cooperative


learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuanmya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik
dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu
sama lain.

3) Pengembangan ketrampilan sosial; Tujuan penting ketiga cooperative


learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa

C. Simpulan

Mempelajari matematika harus melalui metode yang menyenangkan agar


peserta didik tertarik dan tidak mudah merasa bosan saat pembelajaran. Di artikel
ini penulis memberikan contoh metode yaitu metode pembelajaran kooperatif.

Metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah kegiatan


pembelajaran dengan cara bekerja kelompok untuk bekerjasama saling membantu.
Tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang,siswa heterogen (kemampuan,
gender, karakter).

Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok belajar
5. Evaluasi Guru
6. Memberikan penghargaan

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad. dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.


Semarang: Sultan Agung Press.

Suryana, Dadan dan Nenny. 2017. Dasar-dasar Pendidikan TK. Banten:


Universitas Terbuka.

DAFTAR LAMAN
http://file.upi,edu/Direktori/DUAL-
MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/METODE_PEMBELAJ
ARAN_MATEMATIKA_BERMAIN_SAMBIL_BELAJAR.pdf

https://www.pelangiblog.com/2016/05/8-cara-membuat-siswa-suka-pelajaran.html

https://www.kompasiana.com/somayasa/55546895b67e616514ba54ec/mengatasi-
kejenuhan-belajar-matematika

https://www.rijal09.com/2017/10/cara-mengajarkan-pelajaran-matematika-agar-
mudah-dimengerti-siswa.html

También podría gustarte