Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Takut berhubungan dengan efek terhadap gaya hidup, NOC :Anxiety control NIC:
kebutuhan injeksi secara mandiri, komplikasi DM, ditandai Fear control Coping Enhancement
dengan Setelah dilakukan tindakan Jelaskan pada pasien tentang
DS : Peningkatan ketegangan,panik, penurunan kepercayaan keperawatan selama......takut klien proses penyakit
diri, cemas teratasi dengan kriteria hasil : Jelaskan semua tes dan
DO : Memiliki informasi untuk pengobatan pada pasien dan
Penurunan produktivitas, kemampuan belajar, kemampuan mengurangi takut keluarga
menyelesaikan masalah, mengidentifikasi obyek ketakutan, Menggunakan tehnik Sediakan reninforcement positif
peningkatan kewaspadaan, anoreksia, mulut kering, diare, relaksasi ketika pasien melakukan perilaku
mual, pucat, muntah, perubahan tanda-tanda vital Mempertahankan untuk mengurangi takut
hubungan sosial dan fungsi Sediakan perawatan yang
peran berkesinambungan
Mengontrol respon takut Kurangi stimulasi lingkungan
yang dapat menyebabkan
misinterprestasi
Dorong mengungkapkan secara
verbal perasaan, persepsi dan
rasa takutnya
Perkenalkan dengan orang yang
mengalami penyakit yang sama
Dorong klien untuk
mempraktekan tehnik relaksasi
1. Abdul Latief, 1993. Penatalaksanaan Anestesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir. Ha:
Buku Kursus Penyegar dan Penambah Anestesi. Jakarta
3. Cote, CJ. 2000. Pediatric Anaesthesia. 5th edition, Churchil Livingstone. Philadelphia.
5. Warih BP, Abubakar M. 1992. Fisiologi pada Neonatus. dalam : Kumpulan makalah
Konas III IDSAI. Surabaya.
Jalan nafas
Otot leher bayi masih lembek, leher lebih pendek, sulit menyangga atau
memposisikan kepala dengan tulang occipital yang menonjol.
Lidah besar, epiglottis berbentuk “U” dengan proyeksi lebih ke posterior dengan
sudut ± 450, relative lebih panjang dan keras, letaknya tinggi, bahkan menempel pada
palatum molle sehingga cenderung bernafas melalui hidung. Akibat perbedaan
anatomis epiglottis tersebut, saat intubasi diperlukan pengangkatan epiglottis untuk
visualisasi.
Lubang hidung, glottis, pipa tracheobronkial relative sempit, meningkatkan resistensi
jalan nafas, mudah sekali tersumbat oleh lender dan edema.
Trachea pendek, berbentuk seperti corong dengan diameter tersempit pada bagian
cricoid. (Cote CJ,2000)
Pernafasan
Sangkar dada lemah dan kecil dengan iga horizontal. Diafragma terdorong keatas oleh
isi perut yang besar. Dengan demikian kemampuan dalam memelihara tekanan
negative intrathorak dan volume paru rendah sehingga memudahkan terjadinya kolaps
alveolus serta menyebabkan neonatus bernafas secara diafragmatis.
Kadang-kadang tekanan negative dapat timbul dalam lambung pada waktu proses
inspirasi, sehingga udara atau gas anestesi mudah terhirup ke dalam lambung. Pada
bayi yang mendapat kesulitan bernafas dan perutnya kembung dipertimbangkan
pemasangan pipa lambung.
Peningkatan frekuensi nafas juga dapat akibat dari tingkat metabolisme pada neonatus
yang relative tinggi, sehingga kebutuhan oksigen juga tinggi, dua kali dari kebutuhan
orang dewasa dan ventilasi alveolar pun relative lebih besar dari dewasa hingga dua
kalinya. Tingginya konsumsi oksigen dapat menerangkan mengapa desaturasi O2 dari
Hb terjadi lebih mudah atau cepat, terlebih pada premature, adanya stress dingin
maupun sumbatan jalan nafas.
Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga keadaan kehilangan
darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang ditoleransi. Manajemen cairan
pada neonatus harus dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin. Tekanan sistolik
merupakan indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan
sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume.
Autoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada
tekanan sistemik antara 60-130 mmHg.
Frekuensi nadi bayi rata-rata 120 kali/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60
mmHg.
Akibat belum matangnya ginjal neonatus, filtrasi glomerulus hanya sekitar 30%
disbanding orang dewasa. Fungsi tubulus belum matang, resorbsi terhadap natrium,
glukosa, fosfat organic, asam amibo dan bikarbonas juga rendah.
Bayi baru lahir sukar memekatkan air kemih, tetapi kemampuan mengencerkan urine
seperti orang dewasa.
Kematangan filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus mendekati lengkap sekitar umur
20 minggu dan kematangannya sedah lengkap setelah 2 tahun.. (Cote CJ,2000)
Oleh karena ketidakmampuan ginjal untuk menahan air dan garam, penguapan air,
kehilangan abnormal atau pemberian air tanpa sodium dapat dengan cepat jatuh pada
dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremia. (Warih,1992)
Fungsi hati
Fungsi detoksifikasi obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat yang rendah
pula yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan asidosis metabolic.
Cadangan glikogen hati sangat rendah. Kadar gula normal pada bayi baru lahir adalah
50-60%. Hipoglikemia pada bayi (dibawah 30 mg%) sukar diketahui tanda-tanda
klinisnya, dan diketahui bila ada serangan apnoe atau terjadi kejang.
Hati-hati penggunaan opiate dan barbiturate, karena kedua obat tersebut dioksidasi
dalam hati.
Sistem syaraf
Waktu perkembangan system syaraf, sambungan syaraf, struktur otak dan myelinisasi
akan berkembang pada trimester tiga (myelinisasi pada neonatus belum sempurna,
baru matang dan lengkap pada usia 3-4 tahun), sedangkan berat otak sampai 80%
akan dicapai pada umur 2 tahun. Waktu-waktu ini otak sangat sensitive terhadap
keadaan-keadaan hipoksia.
Persepsi tentang rasa nyeri telah mulai ada, namun neonates belum dapat
melokalisasinya dengan baik seperti pada bayi yang sudah besar. Sebenarnya anak
mempunyai batas ambang rasa nyeri yang lebih rendah disbanding orang dewasa.
Belum sempurnanya mielinisasi dan kenaikan permeabilitas blood brain barrier akan
menyebabkan akumulasiobat-obatan seperti barbiturat dan narkotik, dimana
mengakibatkan aksi yang lama dan depresi pada periode pasca anestesi.
Sisa dari blok obat relaksasi otot dikombinasikan dengan zat anestesi IV dapat
menyebabkan kelelahan otot-otot pernafasan, depresi pernafasan dan apnoe pada
periode pasca anestesi.
Setiap keadaan bradikardia harus dianggap berada dalam keadaan hipoksia dan harus
cepat diberikan oksigenasi. Kalau pemberian oksigen tidak menolong baru
dipertimbangkan pemberian sulfas atropine.
Pengaturan temperatur
Hipotermia dapat dicegah dengan suhu sekitar yang panas, selimut atau kain penutup
yang tebal dan pemberian obat penahan keringat (misal: atropin, skopolamin).
Adapun hipotermia bisa disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah, permukaan
tubuh terbuka, pemberian cairan infuse/ tranfusi darah dingin, iriga- si oleh cairan
dingin, pengaruh obat anestesi umum (yang menekan pusat regulasi suhu) maupun
obat vasodilator.
Temperature lingkungan yang direkomendasikan untuk neonatus adalah 27 0C.
Paparan dibawah suhu ini akan mengandung resiko diantaranya: cadangan energi
protein akan berkurang, adanya pengeluaran katekolamin yang dapat menyebabkan
terjadinya kenaikan tahanan vaskuler paru dan perifer, lebih jauh lagi dapat
menyebabkan lethargi, shunting kanan ke kiri, hipoksia dan asidosis metabolic.
farmakologi
Farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat-obat yang diberikan pada neonatus berbeda
dibanding dengan dewasa karena pada neonatus :
6. Aliran darah ke organ relative lebih banyak (seperti pasa otak, jantung, liver dan
ginjal)
Bayi umumnya membutuhkan dosis suksisnil cholin relative lebih tinggi disbanding
dewasa karena ruang extraselulernya relative lebih besar.
PERSIAPAN PREOPERATIF
Wawancara preoperatif
- anak : takut sakit & berpisah dgn ortu
- Penjelasan diberikan sesuai usia :
Infeksi saluran nafas atas (ISPA)
- Infeksi sblm anestesi → resiko komplikasi pulmo ↑ (hipersekresi, wheezing 10x,
laringospasme 5x, hipoksemia & atelektasis) harus diobati dulu
- Bila terpaksa operasi : pemberian antikolinergik, ventilasi masker, kelembaban udara
pernafasan, pengawasan yg lebih lama di RR
Laboratorium
Puasa pre operasi
- bayi = 4 jam
- anak = 5 jam
Premedikasi
- midazolam (0,07-0,2 mg/kgBB)
- ketamin 2-3 mg/kgBB
- atropin menurunkan insiden hipotensi pd anak < 3 bln, mengurangi sekret
Monitoring : suhu (malignant hipertermia & hipotermia)
kadar glukosa (hipoglikemia < 30 mg/dL(neonatus)
Induksi anestesi :
Inhalasi : agen inhalasi
Intravena : ketamin, propofol, pentotal
Intramuskuler : ketamin, midazolam,
Perrektal : ketamin, pentotal
Induksi intravena
- Thiopental (3mg/kg neonate, 5-6 mg/kg u/ infant & children) efek sedasi pasca operasi
- Ketamin 1-2 mg/kgBB
- Propofol 2-3 mg/kg hipnosis kuat, gejolak HD
- Midazolam 0,3-0,5 mg/kgBB
- Diazepam 1-2 mg/kgBB
Induksi inhalasi anestesi :
a. Alternatif, bila iv line blm terpasang
b. Sevoflurane & Halothan
Sevoflurane induksi halus, iritasi minimal
Halothan bronkodilatasi, aritmogenik
Desflurane & isofluran batuk, iritasi jahan nafas, laringospasme ↑
Teknik induksi secara inhalasi
a. Umur < 6 bln : langsung ditempel pada muka bayi
b. 6 bln-5 tahun : Steal induksi
c. > 5 tahun : Single breath induction
d. >7/8 tahun : Slow inhalasi induction
INTUBASI TRAKEA
Blade lurus → memudahkan intubasi e/c lidah relatif besar
Uncuffed ET pada anak < 8-10 tahun
→ me↓ resiko batuk, me↓ resiko barotrauma/edema laring
Ukuran diameter ET
4 + Umur/4 = tube diameter (mm)
Rumus lain: (umur + 2)/2
Ukuran panjang ET
12 + Umur/2 = panjang ET (cm)
MAINTENANCE
Anak < 10 kg → Mapleson D circuit low resistance & ringan
Anak < 10 kg → peak insp. Pressure 15-18 cm H2O
Anak lebih besar → tidal volume 8 – 10 mL/kg
Pasca operasi
Posisi pasca operasi :
1. Head up : pada pasca operasi daerah abdomen
2. Head down : riwayat prdrhn banyak, hipovolemi
3. Lateral/semiprone : post TE, puasa kurang
Pengelolaan di RR gunakan Steward Score
MANAJEMEN CAIRAN PERIOPERATIF
Defisit cairan diganti harus tepat
o Aturan 4 : 2 : 1 (4 ml/kg/jam utk 10 kg pertama, 2 ml/kg/jam utk 10 kg kedua dan 1 ml/kg/jam utk
sisanya)
o Larutan D5 ½ NS dgn 20 mEq/L NaCl → dextrose + elektrolit seimbang
o Larutan D5 ¼ NS → cocok utk neonatus, krn kemampuan mengatasi Na terbatas
Blood loss/Kehilangan darah
- EBV = Neonatus prematur (100 mL/kg), neonatus full term (85-90 mL/kg), infants (80
mL/kg)
- Perdarahan > 10% EBV --- berikan darah (Pilihan :PRC !)
- Hematokrit neonatus (55%), bayi 3 bln (30%), bayi 6 bln (35%)
Maintenance durante operasi
Jaga hemodinamik & oksigenasi yang baik
Agen inhalasi maintenance durante op:
a. Sevoflurane : onset cepat, iritasi kurang
b. Halotan : bronkodilator, tdk iritasi jalan napas
Pilihan teknik respirasi
a. Neonatus : harus kontrol
b. Bayi : sebaiknya kontrol
c. Anak pra sekolah : boleh dikontrol maupun di assist
d. Anak sekolah : Boleh spontan/diassist /dikontrol
REGIONAL ANESTESI
Caudal anestesi modifikasi epidural anestesia.
Dgn needle no 22, menggunakan 1% lidocain dan
0,125-0,25 % bupivacaine.
Volume 1/2 cc/kgBB untuk mid thorak
Juga u/ manajemen nyeri post operasi
LARINGOSPASME
Merupakan spasme kuat, involunter karena stimulasi nervus laringeus superior
Pencegahan : ekstubasi pasien awake atau deep
Terapi : jaw thrust- ventilasi tekanan positif, paralisis dgn suksinil kolin (4-6 mg/kgBB) atau
rocuronium (0,4 mg/kg)
Pasien anak diposisikan lateral, shg sekresi oral keluar
BATUK POST INTUBASI
Disebabkan edema trakea atau glotis
Terjadi pada anak umur 1-4 thn, intubasi berulang, operasi lama, operasi daerah kepala & leher
dan pergerakan ET berlebihan
Dexamethason 0,25-0,5 mg/kg intravena utk pencegahan
MANAJEMEN NYERI POST OPERASI
Fentanyl 1-2 μg/kg dan meperidine 0,5 mg/kg
Ketorolac 0,75 mg/kg KI relatif pada anak?
Acetaminophen po, rektal
Analgesia regional
PERSIAPAN ANESTESI
Sebelum anestesi dan pembedahan dilaksanakan, keadaan hidrasi, elektrolit, asam
basa harus berada dalam batas-batas normal atau mendekati normal.
Peralatan anestesi neonatus bersifat khusus. Tahanan terhadap aliran gas harus rendah,
anti obstruksi, ringan dan mudah dipindahkan.
Biasanya digunakan system anestesi semi-open modifikasi system pipa T dari Ayre
yaitu peralatan dari Jackson-Rees.
Puasa
Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. Lama puasa yang dianjurkan
adalah stop susu 4 jam dan berilah air gula 2 jam sebelum anestesi. (Abdul Latief,1991)
Infus
Dipasang untuk memenuhi kebutuhan cairan karena puasa, mengganti cairan yang
hilang akibat trauma bedah, akibat perdarahan, dll.
Neonatus terutama bayi premature mudah sekali mengalami dehidrasi akibat puasa
lama atu sulit minum, kehilangan cairan lewat gastrointestinal, evaporasi (Insensible
water loss), tranduksi atau sekuestrasi cairan ke dalam lumen usus atau kompartemen
tubuh lainnya. Dehidrasi/hipovolemia sangat mudah terjadi karena luas permukaan
tubuh dan kompartemen atau volume cairan ekstra seluler relative lebih besar serta
fingsi ginjal belum matang.
Cairan pemeliharaan/pengganti karena puasa diberikan dalam waktu 3 jam, jam I 50%
dan jam II, III maing-masing 25%.
Premedikasi
Sulfas Atropine
Hampir selalu diberikan terutama pada penggunaan Halotan, Enfluran, Isofluran,
suksinil cholin atau eter. Dosis atropine 0,02 mg/kg, minimal 0,1 mg dan maksimal
0,5 mg. lebih digemari secara intravena dengan pengenceran.
Penenang
Tidak dianjurkan, karena susunan syaraf pusat belum berkembang, mudah terjadi depresi,
kecuali pasca anestesi dirawat diruang perawatan intensif. (Abdul Latief,1993)
MASA ANESTESI
Induksi
Pada waktu induksi sebaiknya ada yang membantu. Usahakan agar berjalan dengan trauma
sekecil mungkin. Umumnya induksi inhalasi dengan Halotan-O2 atau Halotan-O2/N2O.
Intubasi
Intubasi Neonatus lebih sulit karena mulut kecil, lidah besar-tebal, epiglottis tinggi
dengan bentuk “U”. Laringoskopi pada neonatus tidak membutuhkan bantal kepala
karena occiputnya menonjol. Sebaiknya menggunakan laringoskop bilah lurus-lebar
dengan lampu di ujungnya.
Hati-hati bahwa bagian tersempit jalan nafas atas adalah cincin cricoid.
Waktu intubasi perlu pembantu guna memegang kepala. Intubasi biasanya dikerjakan
dalam keadaan sadar (awake intubation) terlebih pada keadaan gawat atau
diperkirakan akan dijumpai kesulitan.
Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar untuk bayi baru lahir dibawah usia 10-
14 hari atau pada bayi premature. Yang berpendapat dilakukan intubasi tidur atas
pertimbangan dapat ditekannya trauma, yang dapat dilakukan dengan menggunakan
ataupun tanpa pelumpuh otot.
Pelumpuh otot yang digunakan adalah suksinil cholin 2 mg/kg secara iv atau im.
Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan plastic, tembus pandang dan tanpa
cuff. Untuk premature digunakan ukuran diameter 2-3 mm sedangkan pada bayi aterm
2,5-3,5 mm. Idealnya menggunakan pipa trachea yang paling besar yang dapat masuk
tetapi masih sedikit longgar sehingga dengan tekanan inspirasi 20-25 cmH2O masih
sedikit bocor. (Adipradja K, 1998)
Pemeliharaan Anestesi
Pemantauan
1. Pernafasan : Stetoskop prekordial, Pada nafas spontan ( gerak dada dan bag
reservoir),Warna ekstremitas
3. Suhu : Rektal
4. Perdarahan : Isi dalam botol suction, Beda berat kassa sebelum dan sesudah kena
darah, Periksa Hb dan Ht secara serial
PENGAKHIRAN ANESTESIA
Pembersihan lender dalam rongga hidung dan mulut dilakukan secara hati-hati.
Pemberian O2 100% selama 5-15 menit setelah agent dihentikan.
Bila masih ada pengaruh obat pelumpuh obat non-depol, dapat dilakukan penetralan
dengan neostigmin (0,04 mg/kg) bersama atropin (0,02 mg/kg).
REFERENSI
Perbedaan jalan napas orang dewasa dan anakanak
JALAN NAPAS INFAN SIGNIFIKANSI
Pernapasan hidung yang obligat, Infan bernapas hanya melalui hidung yang
nares sempit mudah tersumbat oleh sekresi
Lidah yang besar Dapat menyumbat jalan napas dan
membuat laringoskopi dan intubasi lebih
sulit
Oksiput yang besar Sniffing positon tercapai dengan
mengganjal bahunya
Glottis terletak pada C3 bayi yang Laring terletak lebih anterior; penekanan
prematur, C3C4 bayi baru lahir, krikoid sering dapat membantu visualisasi
dan C5 dewasa
Laring dan trakhea berbentuk Bagian tersempit trakhea adalah krikoid;
seperti corong pasien sebaiknya dipasangkan ETT
berukuran < 30 cm H2O untuk mencegah
tekanan yang berlebihan pada mukosa
trakhea, barotrauma
Pita vokalis lebih miring ke anterior Insersi ETT mungkin lebih sulit
ETT = endotracheal tube
2. Perbedaan sistem pulmonal orang dewasa dengan anakanak
SISTEM PULMONAL ANAK
SIGNIFIKANSI
ANAK
Alveoli yang sedikit dan lebih kecil Jumlah alveoli pada usia 6 tahun 13 kali
lebih banyak dibanding bayi baru lahir
Kemampuan pengembangan lebih Kecenderungan kollaps jalan napas lebih
kecil besar
Kurang elastis
Resistensi jalan napas lebih besar Tenaga untuk bernapas lebih besar dan
Jalan napas lebih kecil penyakit lebih rentan menyerang saluran
napas yang kecil
Igaiga lebih horizontal, lebih lunak, Mekanisme kerja dinding dada tidak
dan mengandung lebih banyak efisien
kartilago
Mengadung otot tipe1 (yang sangat Bayi lebih mudah lelah
oksidatif) yang lebih sedikit
Kapasitas total paru (TLC) kurang, Desaturasi terjadi lebih cepat
RR dan metabolik lebih cepat
Volume akhir lebih besar Ventilasi ruang rugi lebih tinggi
3. Mengapa sistem kardiovaskuler pada anakanak berbeda?
Bayi baru lahir tidak mempu meningkatkan curah jantungnya (CO) dengan cara
meningkatkan kontraktilitasnya; CO hanya dapat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan denyut jantung (HR)
Bayi dan infan mempunyai tonus vagus yang lebih tinggi sehingga cenderung
bradikardi. Tiga penyebab utama bradikardia adalah hipoksia, stimulasi vagus
(laringoskopi), dan anestetik volatile (mudah menguap). Bradiardi itu Tidak Baik.
4. Tandatanda vital yang normal pada anakanak
USIA
HR RR SBP DBP
(tahun)
<1 120-160 30-60 60-95 35-69
1-3 90-140 24-40 95-105 50-65
3-5 75-110 18-30 95-110 50-65
8-12 75-100 18-30 90-110 57-71
12-16 60-90 12-16 112-130 60-80
HR = denyut jantung, RR = frekuensi napas, SBP = tekanan darah sistol,
DBP = tekanan darah diastol. Kaidah yang disetujui : tekanan darah = 80 mmHg + 2 x usia
5. Kapan sebaiknya anakanak dipremedikasi ? Obat apa yang sering dipakai ?
Anakanak sering mengalami rasa takut dan gelisah yang sangat besar saat mereka terpisah
dari orang tua mereka dan saat induksi anestesi. Premedikasi dianjurkan oleh Vetter pada
anakanak yang berusia 26 tahun dan belum pernah menjalani pembedahan atau tidak
menerima tuntunan dan pemahaman perioperatif atau yang gagal berinteraksi positif dengan
layanan perawatan kesehatan saat perioperatif. Telah banyak ditemukan perubahan tingkah
laku yang negatif pasca operasi pada anakanak yang gelisah selama induksi.
6. Teknik induksi yang sering digunakan pada anakanak
Induksi inhalasi adalah teknik induksi yang paling sering digunakan pada anakanak
berusia < 10 tahun. Anakanak disuruh menghirup N 2O 70% dan oksigen 30% selama
sekitar 1 menit; halotan kemudian diberikan secara perlahan. Konsentrasi halotan
ditingkatkan 0,5% setiap 35 kali bernapas. Jika anak itu batuk atau menahan napas,
konsentrasi halotan tidak boleh dinaikkan sampai batuk atau menahan napas itu
berhenti. Sevofluran juga dapat digunakan dengan atau tanpa N2O.
Induksi inhalasi yang cepat atau “brutane” digunakan pada anakanak yang tidak
kooperatif. Anakanak dibaringkan kemudian dipasangkan sungkup yang
mengandung N2O 70% dan oksigen 30%, dan halotan 35% atau sevofluran 8% pada
mukanya. Teknik yang seringkali tidak nyaman ini sebaiknya dihindari jika
memungkinkan. Sekali anestesi telah diinduksi, konsentrasi sevofluran atau halotan
harus dinaikkan.
Steal Induction dapat digunakan saat anakanak telah tidur. Induksi anestesi
dilakukan dengan menggunakan sungkup yang agak jauh dari muka si anak,
kemudian konsentrasi halotan atau sevofluran ditingkatkan secara bertahap. Tujuan
hal ini adalah untuk menginduksi anestesi tanpa membangunakan si anak.
Induksi intravena digunakan pada seorang anak yang telah dipasangi infus atau pada
anakanak yang berusia > 10 tahun. Medikasi yang biasanya digunakan pada anak
anak adalah tiopental 57 mg/kg; propofol 23 mg/kg; dan ketamin 25 mg/kg. Agar
prosedur tidak traumatik, krim EMLA (campuran anestesi lokal yang eutektos/mudah
larut) diusapkan paling kurang 90 menit sebelum infus IV dipasang.
7. Mengapa keberadaan shunt kiri ke kanan (left to right) dapat mempengaruhi
induksi inhalasi?
Shunt kirikekanan intrakardiak menyebabkan overload volume pada sisi kanan jantung dan
pada sirkulasi paru. Pasien dapat menderita gagal jantung kongestif (CHF) dan penurunan
kemampuan pengembangan paru. Ambilan dan distribusi zatzat inhalasi hanya terpengaruh
sedikit (minimal); waktu onset zatzat intravena sedikit memanjang.
8. Bagaimana dengan shunt kanankekiri (righttoleft) ?
Shunting kanankekiri intrakardiak menyebabkan overload ventrikel kiri. Pasien
berkompensasi dengan cara meningkatkan volume darah dan hematokrit. Hal ini penting
untuk memelihara resistensi vaskuler perifer tetap tinggi untuk mencegah peningkatan
shunting kanan ke kiri. Shunt seperti itu dapat sedikit memperlambat induksi inhalasi dan
mempersingkat waktu onset induksi zatzat intravena.
9. Hal hal khusus lain yang harus diperhatikan pada anak anak yang menderita
penyakit jantung
Anatomi lesi dan arah aliran darah sebaiknya ditentukan. Resistensi vaskuler
pulmonal (PVR) perlu dijaga. Jika PVR meningkat, shunting kanankekiri dapat
meningkat dan memperburuk oksigenasi, sementara itu, pasien yang menderita shunt
kirikekanan mengalami arah aliran darah yang sebaliknya (sindrom Eisenmenger).
Jika pasien menderita shunt kirikekanan, penurunan PVR akan meningkatkan aliran
daraj ke paruparu dan mengarah ke edema pulmonal. Menurunkan PVR pada pasien
dengan shunt kanankekiri dapat memperbaiki hemodinamik.
Gelembung udara harus dihindari dengan sangat cermat. Jika terdapat komunikasi
antara sisi jantung kanan dan kiri (defek septum ventrikel, defek septum atrium),
injeksi udara secara iv dapat berjalan melintasi komunikasi tersebut dan masuk ke
sistem arteri. Hal ini akan mengarah ke gejalagejala SSP (susunan saraf pusat) jika
udara tersebut menyumbat suplai darah ke otak dan medulla spinalis (emboli udara
paradoksikal).
Hindari Bradikardi
Mengenali dan mampu menangani “tet spell”. Anakanak dengan tetralogy of fallot
mengalami obstruksi aliran sebelah kiri (RVOT/right outflow tract ), overriding
aorta, dan stenosis atau atresia pulmonal. Beberapa diantaranya akan mengalami
ucapan hipersianotik (“tet spell”) akibat suatu stimulasi saat usianya bertambah.
Episode seperti itu ditandai oleh memburuknya obstruksi RVOT, mungkin sebagai
akibat hipovolemia, peningkatan kontraktilitas, atau takikardi saat stimulasi atau
stress. Pasien sering ditangani dengan beta blocker, yang sebaiknya dilanjutkan saat
perioperatif. Hipovolemia, asidosis, menangis atau gelisah yang berlebihan, dan
peningkatan tekanan jalan napas sebaiknya dihindari. Resistensi vaskuler sistemik
(SVR) sebaiknya tetap terpelihara. Jika ucapan hipersianotik terjadi saat periode
perioperatif, penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain : memelihara jalan
napas, infus volume, meningkatkan kedalaman anestesia atau mengurangi stimulus
pembedahan. Fenilefrin sangat bermanfaat dalam meningkatkan SVR. Dosis
tambahan dari beta blocker juga dapat dicoba. Asidosis metabolik sebaiknya
dikoreksi.
10. Cara pemilihan ukuran ETT yang tepat ?
Ukuran Diameter Interna
U S I A
(mm)
Bayi baru lahir 3,0 – 3.5
Bayi baru lahir – 12 bulan 3,5 – 4,0
12 – 18 bulan 4,0
2 tahun 4,5
> 2 tahun Ukuran ETT =
ETT setengah nomor di atas dan setengah di bawah harus disiapkan
Kebocoran di sekitar ETT sebaiknya kurang dari 30 cm H2O
ETT sebaiknya dipasang pada kedalaman sekitar 3 kali dari diameter internanya.
11. Dapatkah ETT yang bercuff digunakan pada anakanak ?
ETT yang bercuff dapat diguanakan pada anakanak. Tentu saja cuff tersebut mengambil
tempat sehingga membatasi ukuran ETT. Namun, Khine dkk., telah memperlihatkan bahwa
pipa yang bercuff telah sukses digunakan bahkan pada neonatus tanpa peningkatan
komplikasi.
12. Dapatkah laryngeal mask airway (LMA) digunakan pada anakanak?
LMA dapat sangat bermanfaat pada pediatrik. Alat ini dapat membantu pada jalan napas
sulit, baik sebagai teknik tunggal, maupun digunakan bersamasama dengan ETT.
13. Bagaimana cara pemilihan ukuran LMA yang tepat ?
Berat Badan Anak Ukuran LMA
Neonatus sampai 5 kg 1
Infan 510 kg 1 ½
Anakanak 102 kg 2
Anakanak 2030 kg 2 ½
Anakanak/dewasa muda > 30
3
kg
14. Mengapa farmakologi obatobat anestetik yang sering digunakan pada anakanak
berbeda?
Konsentrasi alveolar minimal (MAC) zatzat volatile lebih tinggi pada anakanak
dibanding dewasa. MAC tertinggi adalah pada infan 16 bulan. Bayi prematur dan
neonatus mempunyai MAC yang rendah
Anakanak mempunyai toleransi yang lebih tinggi terhadap efek disritmik epinefrin
pada anestesi umum dengan zatzat volatile
Anakanak pada umumnya mempunyai keperluan obat (mg/kg) yang lebih tinggi
karena mempunyai distribusi volume yang lebih besar (lebih banyak lemak, lebih
banyak cairan tubuh)
Opioid sebaiknya digunakan dengan hatihati pada anakanak yang berusia < 1 tahun,
yang lebih sensitif terhadap efek depresan pernapasan
15. Bagaimana penatalaksanaan perioperatif pada anakanak?
o Infan < 10 kg 4 ml/kg/jam
o 1020 kg 40 + 2 ml/lg/jam setiap < 10 kg
o Anakanak > 20 kg 60 + 1 ml / kg / jam setiap > 20 kg
Estimasi defisit cairan (EFD) sebaiknya dihitung dan diganti dengan cara :
o EFD = pemeliharaan x jam sejak asupan oral terakhir
o ½ EFD + pemeliharaan diberikan pada jam pertama
o ¼ EFD + pemelihataan diberikan pada jam ke2
o ¼ EFD + pemelihataan diberikan pada jam ke3
Seluruh EFD sebaiknya diganti pada kasus-kasus besar. Untuk kasus kecil, 10-20
ml/kg solusi garam yang ditakar dengan atau tanpa glukosa biasanya sudah adekuat.
Estimasi volume darah (EBV) dan kehilangan darah (ABL) sebaiknya dihitung pada
setiap kasus.
16. Cairan pengganti apa yang paling sering digunakan pada anakanak ? Mengapa?
Garam natrium yang ditakar (BSS) seperti RL dengan glukosa (D5RL) atau tanpa glukosa
(RL) direkomendasikan dalam hal ini. Pada bayi yang lahir baik, terlihat bahwa hipoglikemia
dapat terjadi pada anak sehat yang menjalani prosedur invasif jika tidak digunakan cairan
yang mengandung glukosa. Namun ditemukan adanya hiperglikemia yang terjadi pada
mayoritas anakanak yang telah diberikan solusi yang mengandung glukosa 5%. Beberapa
penulis menganjurkan penggunaan cairan yang mengandung glukosa 1% atau 2,5%. Yang
lain masih menggunakan solusi glukosa 5% untuk pemeliharaan, namun direkomendasikan
bukan BSS yang mengandung nonglukosa untuk third space atau kehilangan darah. Pada
operasi mayor, sangat penting untuk memeriksa kadar glukosa secara berseri dan untuk
menghindari hiper atau hipoglikemia.
17. Nilainilai EBV pada anakanak?
USIA EBV (ml/kg)
Neonatus 90
Infan sampa 1 tahun 80
Lebih dari 1 tahun 70
18. Cara mengkalkulasi (menghitung) jumlah kehilangan darah (blood loss)?
Dimana ABL = kehilangan darah, EBV = estimasi volume darah, px = pasien, dan hct
=hematokrit. Nilai hematokrit terendah bervariasi antara tiap individu. Transfusi darah
biasanya dipertimbangkan saat hematorkit kurang dari 2125%. Jika terdapat masalah pada
tandatanda vital, transfusi darah perlu diberikan lebih dini. Sebagai contoh, seorang infan
berusia 4 bulan dijadwalkan untuk rekonstruksi kraniofasial. Dia sehat, dengan asupan oral
terakhir diperoleh 6 jam sebelum tiba di ruang operasi. BB = 6 kg, hct preoperatif = 33%,
nilai hct terendah = 25%.
Pemeliharaan = BB x 4 ml/jam = 24 ml/jam
EFD = pemeliharaan x 6 kg = 144 ml
EBV = BB x 80 ml/kg = 480 ml
EBL
19. Mengapa manifestasi hipovolemia berbeda pada anakanak ?
Anakanak yang sehat telah berkompensasi terhadap kehilangan volume akut sebesar 3040%
sebelum terjadi perubahan tekanan darah. Indikator awal yang paling jelas pada syok
hipovolemik yang terkompensasi pada anakanak adalah takikardi persisten, vasokonstriksi
kutaneus, dan penurunan tekanan darah.
20. Respon sistemik terhadap kehilangan darah ?
Respon Sistemik terhadap Kehilangan Darah pada Anak-anak
Sistem Kehilangan Kehilangan Darah Kehilangan Darah
Organ Darah <25 % 2540% > 45%
Penurunan TD,
peningkatan HR ,
bradikardi
Nadi lemah dan
mengindikasikan
Jantung cepat, HR HR meningkat
kehilangan darah
meningkat
yang berat dan
mengarah ke
kollaps sirkulasi
Perubahan LOC,
Lesu, bingung,
SSP kurang berespon Komatous
cengeng
terhadap nyeri
Sianotik, penurunan
Kedinginan,
Kulit pengisian kapiler , Pucat, dingin
berkeringat
ekstremitas dingin
Ginjal Penurunan UOP UOP minimal UOP minimal
HR = denyut jantung, TD = tekanan darah, LOC = tingkat kesadaran, UOP = produksi urine
21. Anestesi regional yang sering dilakukan pada anakanak
Blok epidural kaudal adalah teknik anestesi yang paling sering dilakukan pada anakanak.
Biasanya, pada anakanak yang teranestesi diberikan tambahan analgesia intraoperatif dan
postoperatif. Teknik ini paling sering dilakukan untuk pembedahan ekstremitas bawah,
perineum, dan abdomen bawah. Blok epidural thoraks dan lumbal juga dapat digunakan
untuk penhilang nyeri pasca operasi. Namun hal ini sebaiknya dilakukan hanya oleh operator
yang berpengalaman.
22. Anestetik lokal apa yang biasanya digunakan
Bupivakain dengan konsentrasi 0,1250,25% adalah anestesi lokal yang paling sering
digunakan. Bupivakain 0,25% menghasilkan analgesia intraoperatif yang bagus dan
menurunkan kebutuhan MAC pada anestesi inhalasi. Namun, obat ini dapat menyebabkan
blokade motorik yang mengganggu proses keluarnya pasien dari rumah sakit. Bupivakain
0,125% menghasilkan blok motorik pasca operatif yang minimal, namun tidak memberikan
analgesia intraoperatif dan tidak menurunkan keperluan MAC. Gunter memperlihatkan
bahwa bupivakain 0,174% menghasilkan analgesia intraoperatif yang baik dan blok motorik
yang minimal serta menurunkan kebutuhan MAC zat volatile.
23. Dosisnya
Dosis Anestesi Lokal yang Sering Diterapkan pada Blok Kaudal
DOSIS
TINGKAT BLOK JENIS OPERASI
(cc/kg)
0,5 Sakral/lumbal Penis, ekstremitas bawah
1 Lumbal/thoraks Abdominal bawah
1,2 Thoraks atas Abdominal atas
Dosis toksik bupivakain pada anakanak = 2,5 mg/kg; pada neonatus = 1,5
mg/kg
24. Apa yang dimaksud dengan blok fasia iliaka dan diindikasikan untuk apa ?
Blok fasia iliaka adalah teknik untuk menganestesi nervus femoral, obturator, dan kutaneus
lateralis. Blok ini menghasilkan analgesia pada paha atas dan baik untuk pasien yang
mengalami fraktur femur atau pasien yang menjalani prosedurprosedur seperti osteotomi,
biopsi otot, atau grafting kulit.
25. Gambarkan komplikasi pasca operasi yang tersering !
Mual dan muntah merupakan penyebab tersering dari tertundanya waktu keluar
pasien. Terapi terbaik untuk mual dan muntah postoperatif adalah dengan
pencegahan. Menghindari opiod akan mungurangi insidensi mual dan muntah post
operatif sepanjang ada penghilang nyeri yang adekuat (seperti berfungsinya blok
kaudal pada pasien). Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah pemberian cairan
intravena dan penghentian asupan oral. Jika muntah menetap, metoklopramid,
droperidol, atau ondansetron dapat dicoba. Jika muntah tidak teratasi, pasien
sebaiknya diobservasi.
Faktorfaktor yang Meningkatkan Insidensi Mual dan Muntah Pasca Operasi
Faktor Pasien Faktor Pembedahan/Anestesi
Pasien berusia > 6 tahun
Lama pembedahan > 20 menit
Riwayat mual dan muntah
Bedah mata
sebelumnya
Tonsilektomi/adenoidektomi
Riwayat motion sickness
Pemberian narkotik
Mual preoperatif
? Nitrous Oksida
Sangat gelisah saat preoperatif
Masalah pernapasan, utamanya laringospasme dan stridor lebih sering ditemukan
pada anakanak dibanding pada orang dewasa. Penatalaksanaan laringospasme antara
lain : oksigen bertekanan positif, maneuver Fink (jaw thrust yang nyeri),
suksinilkolin, dan intubasi ulang jika perlu. Stridor biasanya ditangani dengan oksigen
yang dihumidifikasi (dilembabkan), steroid, dan epinefrin rasemik.
KONTROVERSI
26. Apa signifikansi rigiditas otot masseter ?
Rigiditas otot masseter terjadi pada 1% anakanak yang menerima halotan dan
suksinilkolin. Tambahan natrium thiopental dapat mengurangi insidensi itu, meskipun
mekanisme kerjanya belum diketahui.
Rigiditas otot masseter bisa jadi gejala pertama hipertermia maligna (MH), tapi juga
dapat terjadi pada pasien yang tidak diduga MH.
27. Bagaimana penatalaksanaan pasien yang mengalami rigiditas otot masseter ?
Sumber insidensi MH akibat rigiditas otot masseter masih kontroversi. Kebanyakan
penulis percaya bahwa insidensinya 1% atau kurang; namun salah satu penelitian
terbaru menunjukkan bahwa insidensi itu dapat setinggi 59% pada pasien yang
diperiksa melalui biopsi otot.
Saat rigiditas otot masseter terjadi, masalah utama adalah apakah mengganti teknik
yang tidak memicu atau menghentikan prosedur. Penulis biasanya setuju pada teknik
yang tidak memicu dan operasi tetap dilanjutkan, kecuali terjadi tandatanda MH atau
spasme otot masseter yang berat sehingga intubasi tidak memungkinkan.
Pasien sebaiknya dipantau setelah post operatif untuk melihat adanya peningkatan
kadar kreatin fosfokinase (CPK) dan tandatanda MH yang lain (HR, TD, suhu,
mioglobin urine). Jika kadar CPK postoperatif > 20.000, pasien sebaiknya ditangani
dan didiagnosis sebagai MH. Jika CPK < 20.000, namun masih meningkat signifikan,
penatalaksanaan MH sebaiknya dipertimbangkan, termasuk biopsi otot. Jika CPK
normal atau meningkat minimal, pasien mungkin tidak berisiko MH.
28. Gambarkan penatalaksanaan pasien yang mengalami infeksi saluran napas atas ?
1. Risiko memburuknya pernapasan setelah dua minggu menderita infeksi saluran napas atas
(ISPA), 911 kali lebih besar. Penyebab gangguan pulmonal antara lain :
Penurunan kapasitas difusi oksigen
Penurunan kemampuan pengembangan dan peningkatan resistensi
Penurunan volume akhir
Peningaktan insidensi hipoksemia
Peningkatan reaktivitas jalan napas
2. ETT meningkatkan risiko gangguan pernapasan
3. Rekomendasi umum untuk anakanak dengan ISPA ringan
Mendiskusikan peningkatan risiko dengan pasien
Mencoba untuk menghindari intubasi
Penggunaan antikolinergik untuk menurunkan sekresi dan reaktivitas jalan napas
4. Pada anakanak yang demam, ronkhi yang tidak jelas dan batuk, sinar X dada abnormal,
hitung sel darah putih yang tinggi, atau penurunan derajat aktivitas sebaiknya dibuat jadual
ulang.
29. Apa keuntungan dan kerugian sistem sirkuit dan sirkuit bain pada anakanak?
Keuntungan dan Kerugian Sistem Sirkuit dan Sirkuit Otak Bain
Sirkuit Keuntungan Kerugian
∙ Konsentrasi gas inspirasi yang ∙ Desainnya rumit, katub satu
relatif konstan arah
∙ Kelembaban dan panas lebih
Sistem Sirkuit
alami ∙ Bayi kecil (< 10 kg) harus
∙ Polusi pada ruang operatif bernapas lebih kuat untuk
minimal mengatasi resistensi katub
∙ Ringan ∙ Kebanyakan mesin anestesi
∙ Baik untuk ventilasi spontan memerlukan pemasangan
atau terkontrol khusus pada alat ini
∙ Resistensi minimal
Sirkuit Bain
∙ Gas yang diekshalasi dari luar
pipa membuat gas yang akan
diinspirasikan lebih hangat dan ∙ Pipa dalam dapat bengkok atau
lebih lembab (dalam teori) tidak terhubung
30. Apakah orang tua dibolehkan untuk menemani anaknya saat induksi anestesi ?
Anakanak yang lebih muda dapat sangat gelisah dan ketakutan saat mereka dipisahkan dari
orang tuanya sebelum pembedahan. Mengizinkan orang tua untuk menemani anak di ruang
operasi dapat memfasilitasi induksi anestesi pada beberapa kasus. Orang tua dan anakanak
sebaiknya diberitahu dan disiapkan menganai apa yang akan dilakukan. Orang tua sebaiknya
siap meninggalkan ruang operasi saat anestesiologis yakin hal tersebut memang lebih tepat.
Keberadan orang tua sering merasa gelisah, enggan, dan histeris di ruang operasi dapat sangat
mengganggu. Seorang anestesiologis yang tidak nyaman dengan mengizinkan orang tua
pasien untuk ikut serta saat induksi mungkin sebaiknya tidak mengizinkan mereka untuk ikut
serta. Pada anakanak yang tidak kooperatif atau ketakutan, keberadaan orang tua dapat
bermanfaat, namun juga dapat sebaliknya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan skrotum
b.Resiko kerusakan integritas kulit :skorotum b.d adanya gesekan dan peregangan jaringan
kulit skrotum.
c. Perubaan body image :citra tubuh b.d perubahan bentuk skrotum.
d. Ansietas pada orangtua b.d kondisi anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak.
2. Post operasi
a. Resiko infeksi b.d insisi post operasi.
b. Deficit pengetahuan orangtua b.d kondisi anak : prosedur pembedahan, perawatan
postop, program penatalaksanaan.
c. Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma pembedahan.
d. Ansietas pada orang tua b.d kondisi anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak.
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan intervensi, orang tua memahami dan mengerrti
tentang prognosa dan diagnose penyakit yang dialami oleh anaknya,
Kriteria hasil : cemas yang dialami orangtua klien berkurang bahkan hilang.
Intervensi:
1. Beritahu dan jelaskan tentang prognosa dan diagnose penyakit yang dialami oleh anaknya.
RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena ketidaktahuan tentang
prosedur.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap anaknya sebelum tindakan dilakukan.
RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena ketidaktahuan tentang
prosedur.
3. Libatkan orangtua dalam perawatan terhadap anaknya.
RASIONAL : mengindari persepsi yang salah dan membantu menghilangkan kecemasan
pada anak.
4. Berikan informasi bahwa penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya.
RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena ketidaktahuan tentang
prosedur.
2. Post Operasi
a. Resiko infeksi b.d insisi post operasi
Tujuan : diharapkan resiko terjadinya infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : Berkurangnya tanda-tanda peradangan seperti kemeraha-merahan, gatal,
panas, perubahan fungsi.
Intervensi :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas walupun menggunakan sarung tangan
steril.
Rasional : mengurangi kontaminasi silang
2. Batasi penggunaan alat atau prosedur invasive jika memungkinkan
Rasional : mengurangi jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuk organism.
3. Gunakan teknik steril pada waktu penggatian balutan/penghisapan/berikan lokasi perawatan,
misalnya jalur invasive.
Rasional : mencegah masuknya bakteri, mengurangi risiko infeksi nosokomial.
4. Gunakan sarung tangan/pakaian pada waktu merawat luka yang terbuka/antisipasi dari
kontak langsung dengan sekresi ataupun ekskresi.
Rasional : mencegah penyebaran infeksi/kontaminasi silang.
D. EVALUASI
1. Pre operasi
a. Nyeri klien berkurang bahkan hilang.
b. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
c. Perubahan body image dan harga diri rendah tidak terjadi pada keluarga.
d. Orangtua tidak cemas.
2. Post operasi
a. Tidak terjadi infeksi.
b. Klien memiliki pengetahuan tentang prosedur perawatan dan pengobatan.
c. Nyeri klien tidak berlangsung lama.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotalatos kisis dari keluarga, berat/panjang bayi
saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan/penurunan berat badan, riwayat otitis media dan
infeksi saluran pernafasan atas.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi karakteristik sumbing.
b. Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
c. Kaji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
d. Kaji tanda-tanda infeksi
e. Palpasi dengan menggunakan jari
f. Kaji tingkat nyeri pada bayi
3. Pengkajia Keluarga
a. Observasi infeksi bayi dan keluarga
b. Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak/orangtua
c. Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
d. Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengatur perawatan di
rumah.
e. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kuping Keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan
/keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaan
• Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas.
• Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakseimbangan
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menaikkan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis
• Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
• Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
C. INTERVENSI
1. DX.1 : Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain dan krisis
perkembangan / keadaan dari orang lain terdekat mungkin muncul ke permukaan.
NOC.: Family kuping
KH :
a. Mengatur masalah
b. Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas
c. Menggunakan startegi pengurangan stress
d. Membuat jadwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga
Indikator skala :
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Family Support
a. Dengarkan apa yang diungkapkan
b. Bangun hubungan kepercayaan dalam keluarga
c. Ajarkan pengobatan dan rencana keperawatan untuk keluarga
d. Gunakan mekanisme kopoing adaptif
e. Mengkonsultasikan dengan anggota keluarga utnk menambahkan kopoing yang efektif.
2. DX.II: Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh
bagian atas.
NOC : Risk Control
KH :
a. Monitor lingkungan faktor resiko
b. Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif
c. Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko
d. Monitor perubahan status kesehatan
e. Monitor faktor resiko individu
Indikator skala :
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
Phimosis
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi/anak
sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung
seperti balon. Bayi/anak sering menangis keras sebelum urine keluar.
Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true phimosis) timbul kemudian
setelah lahir. Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk,
peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan
berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang akan
menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang
membuka.
Patofisiologi
Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah antara
preputium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang dan
debris yang dihasilkan oleh epitel preputium (smegma) mengumpul didalam preputium dan
perlahan-lahan memisahkan preputium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara
berkala membuat preputium terdilatasi perlahan-lahan sehingga preputium menjadi retraktil
dan dapat ditarik ke proksimal.
Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis
tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala
penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau
didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
Asuhan Keperawatan
I.Pengkajian
pada pasien fimosis, penis memiliki ukuran yang jauh dibawah rata-rata, anak susuah
berkemih kadang-kadang sampai kulit prepusium menggelembung seperti balon. Bayi atau
anak sering menangis keras sebelum urine keluar, apabila sudah terjadi infeksi dibawah kulit
pada penis yang tidak disunat penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan membengkak
serta bisa menyebabkan penyempitan uretra
II.Diagnosa keperawatan
1.Nyeri b.d kesulitan berkemih karena terjadi penyempitan prepusium.
2.Resiko tinggi infeksi b.d penyempitan lubang prepusium.
III.Intervensi
I.Diagnosa
1. Nyeri b.d kesulitan berkemih karena terjadi penyempitan prepusium.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang.
KH :
nyeri berkurang atau hilang
mengidentifikasi sumber nyeri
mengidentifikasi aktifitas yag meningkatkan dan menurunkan nyeri.
Menggambarkan rasa nyaman dari orang lain selama mengalami nyeri.
Intervensi
1.a. kaji pengalaman nyeri anak.
b. tentukan konsep anak tentang penyebab nyeri.
c. minta anak untuk menunjukan area yang sakit.
2.tingkatkan rasa nyaman.
3.alihkan perhatian anak dg cerita maupun mainan.
4.Bantu anak mengatasi akibat nyeri dengan cara :
a.Katakan pada anak kapan prosedur yang menyakitkan akan segera berakhir.
b.Gendong anak kecil untuk menunjukan prosedur telah selesai.
c.Berikan dorongan pada anak untuk menggambarkan nyerinya.
II.Diagnosa II
Resiko tinggi infeksi b.d penyempitan lubang prepusium.
Tujuan : setelah dilkukan perawatan 2x24 jam tidak ada tanda-tanda infeksi.
KH : bebas dari proses infeksi nosokomial selama perawatan di RS.
Intervensi :
• pantau terhadap tanda2 infeksi ( misi letargi, kesulitan makan, muntah, kestabilan suhu, dan
perubahan warna tersembunyi)
• ajarkan tanda infeksi pada daerah sirkumsisi (misi perdarahan, peningkatan kememerahan,
atau bengkak yang tidak biasanya)
• kurangi kerentanan individu terhadap infeksi.
Tumor Wilms
Anatomi dan fisiologi
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang
mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan
air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra,
meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita).
fungsi ginjal adalah untuk:
• menyaring limbah metabolik
• menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
• membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh
• membantu mengatur tekanan darah
• membantu mengatur pembentukan sel darah.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang
berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus).
kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
B. Defenisi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive
diginjal.
Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi
kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa.
C. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor Wilms
berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
• Kelainan saluran kemih
• Aniridia (tidak memiliki iris)
• Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh). Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi
biasanya tetap berada dalam kapsulnya. Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tumor Wilms ditemukan pada 1 diantara 200.000-250.000 anak-anak.
Biasanya umur rata-rata terjangkit kanker ini antara 3 - 5 tahun baik laki-laki maupun
perempuan
D. Patofisiologi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran
histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan
gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan
hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali
ke tulang.
E. Gejala
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah :
- Malaise (merasa tidak enak badan)
- Nafsu makan berkurang
- Mual dan muntah
- Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi).
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air kemih).
Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
F. Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik, bisa dirasakan adanya benjolan di perut.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
• CT scan atau MRI perut
• USG perut
• Rontgen perut
• Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada)
• Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia)
• BUN
• Kreatinin
• Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya dadrah atau protein dalam air
kemih)
• Pielogram intravena.
G. Pengobatan
Jika tumor dapat diangkat, maka segera dilakukan pembedahan.
Selama pembedahan, ginjal yang lainnya diperiksa untuk menentukan apakah juga terserang
tumor. Pada sekitar 4% kasus, nefroblastoma terjadi pada kedua ginjal.
Selama pembedahan juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelenjar getah bening, organ perut
dan jaringan lainnya; jika kanker telah menyebar, dilakukan pengangkatan organ-organ
tersebut.
HERNIA
Konsep Dasar
Hernia merupakan tonjolan suatu bagian dari satu atau beberapa organ lewat lubang yang
abnormal. Hernia pada bayi perlu mendapat penanganan sesegera mungkin. Karena jika
dibiarkan, bisa mengakibatkan komplikasi dan membahayakan bayi. Beberapa kasus hernia
membutuhkan tindakan operasi, namun ada juga yang tidak.
Saat pemeriksaan, dokter akan meraba isi hernia dengan ujung jarinya. Dengan begitu, ia bisa
tahu apakah isi hernia masih bisa dimasukkan kembali ke tempatnya semula tanpa operasi
atau tidak.
Pada bayi, proses masuknya kembali isi hernia bisa terjadi secara spontan. Ini karena cincin
hernia pada bayi masih elastis, terutama bila lubang hernia pusarnya lebih kecil dari 1 cm.
Tutup saja lubang hernia dengan kain kasa yang diberi uang logam di dalamnya, lalu
tempelkan di atas pusar. Umumnya, cincin hernia pada pusar yang tanpa komplikasi ini akan
tertutup sendiri ketika ia berusia 12-18 bulan.
Operasi baru dilakukan bila ukuran lubang hernia bayi sekitar 1,5 cm atau lebih. Pada kondisi
seperti ini, lubang tidak mungkin menutup sendiri. Meski begitu, operasi bisa saja dilakukan
secara terencana bila hernia tetap ada sampai anak memasuki usia sekolah. Untuk hernia pada
lipatan paha, operasi adalah terapi terbaik. Karena, pada hernia jenis ini risiko untuk terjadi
jepitan jauh lebih besar. Operasi harus segera dilakukan untuk menyelamatkan organ yang
terjepit dalam kantung hernia. Biasanya, operasi dilakukan bila hernia menetap sampai bayi
berusia 3 bulan.
Usai operasi, orang tua sebaiknya tetap memantau kondisi bayi. Sebab, hernia dapat kambuh
lagi bila terjadi peningkatan tekanan di dalam perut. Misalnya, ia batuk hebat atau sembelit.
Penyebab
Hernia terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita
semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut menuju skrotum
(kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan.
Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak
mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial
mengalami hernia.
Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena
setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula,
daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.
Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang
berat. Benjolan itu akan hilang bila penderita berbaring. Tidak ada keluhan nyeri. Nyeri akan
terasa bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang mengakibatkan pembuluh darah
disekitarnya terjepit. Pada anak-anak, terjepitnya isi hernia lebih sering terjadi pada usia
kurang dari 2 tahun.
• Anak menangis dan gelisah
Si kecil akan mudah menangis dan terus menerus terlihat gelisah. Benjolan di lipatan paha
tersebut juga akan terlihat hilang timbul ketika si kecil menangis.
• Terasa nyeri
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, maka akan terasa nyeri. Apalagi bila akhirnya
terjadi infeksi, penderita akan merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya
menjalar kemana-mana serta meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti ini,
maka disebut gawat darurat yang harus segera ditangani, karena dapat mengancam nyawa
penderita.
Omfalokel ( protusio visera intra abdomen lewat defek pada dinding abdomen ke dalam
pangkal tali pusat; kantong tertutup dengan peritoneum tanpa kulit
Gejala : tampak jelas pada inspeksi lakukan observasi untuk menemukan malformasi lain.
Perencanaan Tindakan
1. Hernia Diafragmatika
Terapeutik :
Terapi suportif gawat nafas dan koreksi asidosis, kemungkinan dilakukan pemasangan slang
endotrakeal, dekompresi GI dan ECMO. Pemberian antibiotic sebagai terapi profilaktik.
Pembedahan untuk reposisi hernia dan perbaikan defek.
Keperawatan :
Prabedah : mengurangi stimulasi aktifitas lingkungan dan perawatan. Mengenali denga
segera resusitasi dan stabilisasi. Mempertahankan pengisapan, pemberian oksigen dan cairan
infuse, mengatur posisi dan kepala ditegakkan
Pasca bedah : melakukan perawatan pasca bedah secara rutin dan observasi. Meredakan nyeri
dan memberikan rasa nyaman. Mendukung keluarga
2. Hernia Hiatus
Terapeutik :
Penatalaksanaan gejala refluk : gastroesofagus, pengaturan posisi, terapi farmakologis dan
penatalaksanaan diet.
Tindakan pembedahan kalau komplikasi berhubungan dengan refluk : gastroensofagus
kendati sudah dilakukan penanganan medis
Keperawatan :
Waspada pada tanda yang signifikan dan melaksanakan perawatan pasca bedah rutin
3. Hernia Abdominal
Terapeutik :
Tidak dilakukan terapi pada defek yang kecil. Operasi perbaikan dilakukan jika hernia
abdominal bertahan sampai usia 4-6 tahun atau jika lebar defek tersebut >1,5-2 cm pada usia
2 tahun
Keperawatan :
Jangan menganjurkan terapi alternative ( mis : pemasangan sabuk pada perut , mata uang
logam). Menentramkan kekhawatiran orang tua.