Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh :
Hanif Alienda Wardhani (H2a008023)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013
0
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Kesimpulan tahap I :
Keluarga Tn. Soemantri berbentuk extended family, didapatkan pasien atas nama
Tn. Soemantri usia 83 tahun, pendidikan D3, seorang pensiunan PEMDA dengan
penyakit osteoarthritis pasca jatuh dengan riwayat diabetes mellitus.
1
II. STATUS PASIEN
A. IdentitasPasien
Nama : Tn. Soemantri
Umur : 83 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Untung Suropati No.11 RT 7 RW 6
Kelurahan Manyaran, Semarang Barat
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Diploma III
Pekerjaan : pensiunan PEMDA
Tanggal periksa : 21 Januari 2013
No.Indeks : S-0723
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Jatuh
Keluhan tambahan : kaki bengkak
2
Pasien masih mengeluh keluar cairan dari telinga kanan. Pasien juga
mengeluh kencing sering terutama pada malam hari dengan pancaran
kurang lancar.
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat minum – minuman berenergi : Ya, (hemafiton/extra joss 2 x
sehari)
Riwayat merokok : waktu masih usia muda
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olah raga teratur : ya, setiap sore mengayun sepeda
yang diam selama 30 menit.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pensiunan PEMDA (PDAM) dan masih
bekerja di perusahaan swasta yang bergerk di bidang layanan jasa.
Pasien tinggal bersama istri, anak, menantu, dan cucu. Penghasilan
dari pensiunan sekitar Rp. 2.000.000,00 perbulan dan dari pihak
3
swasta sebesar Rp. 900.000,00. Pasien sudah tidak memiliki
tanggungan anak. Status ekonomi baik
7. Riwayat gizi
Pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk tahu tempe
kadang telur dan daging, setiap pagi minum susu dengan diberi
coklat dan dengan gula khusus pasien diabetes mellitus. Pasien
makan cemilan di siang hari seperti kentang dan ketela.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : sadar, tampak kesusahan dalam mendengar
Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas: 24x/menit, reguler
Suhu : 37°C
Status Gizi :
BB : 65 kg
TB : 163 cm
BMI : 24,46 kg/m2 (normal)
Kepala : Mesosefal
Mata : anemis (-), sklera ikterik (-), arkus senilis +/+,
Hidung: nafas cuping (-), epistaksis (-)
Telinga: discharge (+/-), serumen (-/-)
Mulut : sianosis (–)
gusi berdarah (-), gigi berlubang (-)
Tenggorok: T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-)
4
Toraks:
Paru-paru
Depan
Inspeksi : Simetris statis dinamis, retraksi (-), takipneu (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, Suara tambahan: Hantaran -/-
Ronki -/-, Wheezing -/-
Belakang
Inspeksi : Simetris statis dinamis, retraksi (-), takipneu (-).
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler
Suara tambahan
Hantaran -/-
Ronki -/-
Wheezing -/-
Depan Belakang
Jantung:
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V, 2 cm medial linea midklavikula
sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.
Perkusi : batas kiri : SIC V, 2 cm medial linea midklavikula
sinistra
batas kanan : SIC IV linea parasternalis dekstra
5
batas atas : SIC II linea para sternal sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), bising (-),
M1>M2, A1<A2, P1<P2
Abdomen:
Inspeksi : datar, supel
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : pekak sisi (-),pekak alih (-)
Palpasi : turgor kembali cepat
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Kelenjar getah bening : Pembesaran kelenjar limfe -/-
Rectal toucher : tidak dilakukan
Genitalia: tidak periksa
Ekstermitas:
Superior Inferior
Akraldingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capilary refill <2” <2”
Status neurologi : dalam batas normal dalam batas normal
Status Lokalis
Macula papula eritema, berbatas tegas, sentral healing di daerah
punggubng kaki hingga pergelangan kaki
D. Pemeriksaan Penunjang
- GDS : 213 g/dl (saat periksa di Klinikita)
- Asam urat : normal (pasien lupa)
- Kolesterol : normal (pasien lupa)
- Usulan pemeriksaan
Radiologi dan Laboratorium : pemeriksaan darah lengkap
E. RESUME
6
Beberapa minggu ini pasien mengeluh daerah setinggi kaki terasa tebal
dan ada keterbatasan gerak namun masih bisa untuk merasakan sesuatu.
Pasien juga mengeluh keluar cairan warna bening tidak berbau pada
telinga kanan.
Lima hari sebelum periksa pasien mengeluh jatuh saat lampu mati, kaki
terasa nyeri dan bengkak.
Pasien setiap hari mengonsumsi minuman berenergi 2x sehari. Pasien
sedang menderita diabetes mellitus tipe II, pernah memiliki riwayat
penyakit gejala stroke, TB, pembesaran prostat, dan otitis media kronik.
1. DIAGNOSIS HOLISTIK
Pasien Tn. S usia 83 tahun, extended family, osteoarthritis karena jatuh dan
dengan riwayat dibetes mellitus tipe II. Status gizi baik. Hubungan keluarga
harmonis dan hubungan dengan masyarakat sekitar kurang. Status ekonomi
baik.
2. DAGNOSIS BIOLOGIS
Osteoarthritis et causa Jatuh, Diabetes mellitus tipe II, Suspek Otitis media
kronik st.aktif, Suspek Tinea corporis
3. DIAGNOSIS PSIKOLOGIS
Pasien memiliki beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan pasien
dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.
7
1. Non medikamentosa
- Edukasi kepada pasien untuk membatasi bepergian / aktivitas fisik
- Menggunakan alat bantu saat bergerak
- Menyalakan lampu di siang hari
- Pindah tempat tidur yang lebih rendah
- Menjaga pola makan dan minum yang sehat dan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing
- Olah raga yang tertur
2. Medikamentosa
- Asam mefenamat 3x500 mg.
- Amoxicillin 3x500 mg
- Ketokonazol cream
- Rujuk ke SpTHT
FOLLOW UP
Tangal 22 Januari 2013
- Subjektif : nyeri masih dirasakan dan bengkak
- Objektif :
Tanda vital : TD ; 120/70 mmHg, HR :80 x/mnt, RR: 20x/mnt, T: 36ºC
- Kepala : mesosefal
- Mata : CA -/-, SI -/-, arkus senilis +/+, katarak +/+
- Telinga : discharge +/-
- Mulut : sianosis (-), faring hiperemis (-), gigi caries (-),
tonsil T1-1, hiperemis (-), kripte tak melebar
- Leher : pembesaran KGB -/-
- Satus lokalis (pemeriksaan ekstremitas bawah)
Inspeksi : bengkak (+/+)
Palpasi : nyeri tekan (-/-), sianosis (-/-), akral dingin (-/-)
Perkusi : pitting oedem (-/-)
Auskultasi : krepitasi (-/-)
8
- Assesment : osteoarthritis e.c jatuh, riwayat DM tipe II, dan suspek
otitis media kronik st.aktif
- Planning : pemberian medikamentosa berupa analgetik asam
mefenamat 3x500 mg dan antibiotik amoxicillin 3x500 mg
9
FLOW SHEET
Nama : Tn.S (83 tahun)
Diagnosis : Osteoarthritis e.c Jatuh, DM tipe II, Tinea corporis, Suspek otitis
media kronik St.akut
10
kebutuhan
masing-masing
- Olah raga yang
tertur
23-1-13 TD : nyeri masih Medikamentosa
130/70 mmHg, dirasakan - asam mefenamat
HR :100 x/mnt, dan 3x500 mg
RR: 24x/mnt, bengkak, - Amoxicillin 3x500
T: 37ºC timbul mg
bintik - Ketokenazol
merah di cream
sekitar - Rujuk SpTHT
bengkak
hingga Non medikamentosa
pergelangan - Edukasi kepada
kaki, gatal pasien untuk
membatasi
bepergian /
aktivitas fisik
- Menggunakan alat
bantu saat
bergerak
- Menggunakan alas
kaki saat berjalan
- Menyalakan
lampu di siang
hari
- Pindah tempat
tidur yang lebih
rendah
- Menjaga pola
11
makan dan minum
yang sehat dan
sesuai dengan
kebutuhan
masing-masing
- Olah raga yang
tertur
12
Pasien tidak memiliki tetangga sebab di sekeliling rumah pasien
adalah jalan raya, sekolahan, dan gedung tempat usaha. Jika ada
perkumpulan RT, pasien tidak ikut hadir karena alasan kesehatan.
Namun, ada perwakilan yang hadir dari pihak keluarga. Istri
mengikuti arisan RT dan perkumpulan ibu PKK sebagai anggota.
Pasien gemar membuat kliping tentang kesehatan kemudian
diperlihatkan ke teman saat perkumpulan pensiunan.
D. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Biaya kebutuhan sehari-hari didapat dari hasil pensiun dan dari hasil
kerja swasta. Pasien adalah pensiunan dan masih bekerja di yayasan
swasta sedangkan istri adalah ibu rumah tangga. Pendapatan
perbulan ± Rp. 3.400.000,00. Selain itu, keuangan juga dibantu oleh
anak dan menantunya yang masih tinggal serumah dengan pasien.
Partisipasi dalam perekonomian, yang berbelanja setiap hari adalah
istri. Kebutuhan primer (makan, minum, sandang, papan) sudah
tercukupi oleh keluarga. Sedangkan untuk kebutuhan sekunder dan
tersier cukup dipeuhi oleh keluarga. Hal ini terlihat dengan adanya
mobil, mesin cuci, kulkas adb)
E. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adakah D III dan pendidikan istri adalah
setingkat SMA. Semua anak di keluarga pasien disekolahkan oleh
orang tuanya hingga sarjana.
F. Fungsi Religius
Pasien memeluk agama Islam. Setiap hari shalat lima waktu dan
membaca Al-Qur’an di rumah. Ada kegiatan untuk pendalaman
agama. Saat menghadapi suatu permasalahan setiap anggota keluarga
selalu berusaha memecahkan masalah dengan berlandaskan nilai-
nilai keagamaan sehingga tidak mudah menyerah jika menghadapi
suatu permasalahan.
13
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel .3. APGAR score keluarga Ny.S
KODE APGAR Tn. Ny. Sdr. Sdr. Sdr. Sdr. Sdr. Sdr.
S S A L S H A Sl
A Saya puas bahwa saya 2 2 2 2 2 2 2 2
dapat kembali ke keluarga
saya bila saya mendapat
masalah
P Saya puas dengan 2 2 2 2 2 2 2 2
keluarga saya membahas
dan membagi masalah
dengan saya
G Saya puas dengan cara 2 1 2 2 2 2 1 2
keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara 2 2 2 2 2 1 2 2
keluarga saya
mengekspresikan kasih
sayingnya dan merespon
emosi saya seperti
kemarahann, perhatian, dll
R Saya puas denngan cara 2 2 2 2 2 2 2 2
keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-
sama.
Total (konstribusi) 10 9 10 10 10 9 9 10
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis Tn.S
14
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial kurang, kurang aktif dalam +
kegiatan kemasyarakatan
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya -
baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap -
ajaran agama, ketaatan, ibadah cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi -
kebutuhan
Education Tingkat pendidikan keluarga baik -
Medikal Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup -
baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter,
puskesmas, atau rumah sakit
4. GENOGRAM
Tanggal 22 januari 2013
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 98 10 11 12 13 14 15
16 17
18 19 20 21 22 23
24 25 26
Keterangan :
1. Ayah pasien : meninggal
2. Ibu pasien : meninggal
3. Ayah mertua : meninggal, riwayat asma
15
4. Ibu mertua : meninggal, riwayat hipertensi
5. Pasien : DM
6. Adik laki – laki I : meninggal
7. Adik laki-laki II : meninngal karena DM
8. Istri : sehat, riwayat hipertensi
9. Adik perempuan dari istri : sehat
10. Adik perempuan dari istri : meninggal karena sakit “busung”
11. Adik perempuan dari istri : meninggal karena kanker payudara
12. Adik laki-laki dari istri : meninggal
13. Adik perempuan dari istri : sehat
14. Adik laki-laki dari istri : meninggal
15. Adik laki-laki dari istri : meninggal
16. Adik laki-laki dari istri : sehat
17. Adik perempuan dari istri : meninggal
18. Anak I, laki-laki : sehat, bujang
19. Anak II, laki-laki : sehat
20. Anak III, perempuan : sehat
21. Anak IV, laki-laki : sehat
22. Menantu : sehat
23. Anak V, laki-laki : sehat
24. Cucu laki-laki : sehat
25. Cucu perempuan : sehat
26. Cucu perempuan : sehat, riwayat alergi
Tn.S Ny Keterangan ;
.S
S Ny : hubungan baik
.L
Tn. s
Ag : hubungan tidak baik
16
Sl
Tn.
Sg
Hf A
y
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn.S
Kesimpulan : pola interaksi dua arah antar keluarga berjalan baik dan
harmonis
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini baik, pasien berpendidikan diploma,
istri berpendidikan SMA dan semua anaknya berpendidikan hingga
sarjana. Pengetahuan pasien tentang kesehatan dan pola hidup sehat
cukup baik.
b. Sikap
Pasien dan keluarganya memiliki kesadaran pentingnya kesehatan
dan sudah menerapkan pola hidup sehat dapat dilihat antara lain
dengan kebiasaan olah raga setiap hari.
c. Tindakan
Pasien dan keluarga sering berobat ke klinik jika sakit. Pasien
melakukan kontrol kesehatan sebulan sekali terkait dengan
penyakitnya.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah cukup tertata rapi, kebersihan cukup, ventilasi cukup, namun
pencahayaan kurang. Rumah terlihat gelap jika lampu tidak
dinyalakan. Cahaya kurang dapat masuk ke rumah karena salah satu
sisi rumah langsung berbatasan dengan bangunan berdinding tinggi.
Saluran air limbah lancar melalui selokan pada kanan dan kiri
rumah. Sampah keluarga di buang di tempat sampah depan rumah.
Lingkungan sekitar bersih.
17
b. Keturunan
Terdapat faktor keturunan yang memengaruhi penyakit pasien.
c. Pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika
sakit adalah dokter keluarga. Pasien memiliki kartu ASKES.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 9x12 m 2 dengan luas
tanah 500 m2, berlantai dua di bagian belakang. Rumah menghadap ke
selatan dan memiliki pagar pembatas. Rumah terdiri atas ruang tamu,
enam kamar tidur, dua kamar mandi, satu wc, ruang makan yang
menyatu dengan dapur, dua gudang, satu garasi, dan du ataman di
bagian depan dan belakang rumah. Pintu masuk dan keluar ada dua, di
bagian depan dan belakang rumah. Dinding terbuat dari batu bata yang
dicat, lantai rumah berupa keramik. Ventilasi cukup pencahayaan
kurang. Atap rumah tersusun dari genting dan ditutup langit-langit.
Tempat tidur ada yang dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur ada
yang hanya kasur di lantai tanpa ranjang. Perabotan rumah tangga cukup
mewah. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan air sumur
yang sudah di uji laboratorium layak minum. Sehari-hari keluarga masak
menggunakan kompor gas.
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah berupa jalan raya dan tempat usaha yang
berakibat keluarga ini tidak memiliki tetangga. Terdapat selokan untuk
menyalurkan limbah rumah tangga yang terdapat di sebelah kanan dan
kiri rumah dengan aliran lancar. Sampah dibuang di tempat sampah di
depan rumah dengan mengiur perbulan pada dinas kebersihan kota.
Rumah berhadapan dengan jalan raya namun terpisah oleh halaman
rumah yang luas dan pagar pembatas rumah.
18
Tempat Kamar atas Tempat jemuran
jemura
n
Gudang K.mandi WC Gudang Dapur
Kamar
Lorong
Kamar Kamar
Kamar mandi
Teras Taman
19
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik
DAFTAR MASALAH
1. MASALAH MEDIS
Osteoarthritis e.c. Jatuh, Diabetes mellitus tipe II, Suspek Otitis media
kronis, dan Suspek Tinea corporis
2. MASALAH NON MEDIS
- Konsumsi minuman berenergi yang terlalu sering dengan kondisi
DM
- Rumah kurang sehat : pencahayaan yang kurang
PRIORITAS MASALAH
Keterangan :
I : importancy (pentingnya masalah)
P : Prevelence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah
T : Technology (teknologi yang tersedia)
20
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (peralatan/bahan yang tersedia)
Tn.S 83th,
OA e.c II
I Konsumsi
Jatuh,
Rumah kurang sehat : minuman
DM tipe II,
pencahayaan yang berenergi yang
Suspek
kurang terlalu sering
OMK,
Suspek dengan kondisi
tinea DM
corporis
21
perbaikan. Proses degeneratif dasar dalam sendi telah berkembang luas
hingga sudah berada diluar pandangan bahwa penyakit tersebut hanya
semata-mata proses “aus akibat pemakaian” yang berhubungan dengan
penuaaan.
Faktor resiko bagi osteoarthritis mencakup usia, jenis kelamin wanita,
predisposisi genetic, obesitas, stress mekanik sendi, trauma sendi, kelainan
sendi atau tulang yang dialami sebelumnya, kelainan pertumbuhan dan
riwayat penyakit inflamasi, endokrin serta metabolik.
Pada pasien ini, terjadi gangguan gerak pada lutut kanan dan kaki kanan
yang disertai dengan rasa nyeri dan bengkak. Hal ini dapat disebabkan
antara lain karena stress mekanik sendi yaitu jatuh dan karena penyakit
metabolik yang dideritanya yaitu diabetes mellitus.
Jatuh merupakan salah satu geriatric giant. Jatuh sering dialami oleh usia
lanjut. banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri
lansia tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas
bawah, kekakuan sendi, sinkope, dan dizziness, serta faktor ekstrinsik
seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan
kurang karena cahaya kurang terang, dsb.
Definisi jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan pasien atau saksi
mata yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka. (Reuben,1996)
Faktor Risiko berkaitan dengan:
System sensorik, kognitif, system saraf pusat, dan muskuloskeletal
Penyebab jatu pada lansia biasanya merupakan gabungan dari beberapa
faktor antara lain :
1. Kecelakaan
Terpeleset, tersandung, mata kurang awas
2. Nyeri kepala dan atau vertigo
3. Hipertensi orthostatic
22
Terlalu lama berbaring, pengaruh obat-obat hipotensi, hipotensi sesudah
makan
4. Obat-obatan
Diuretic/ antihipertensi, sedative, antipsikotik, Obat hipoglikemi,
alcohol
5. Proses penyakit yang spesifik
Kardiovaskuler (aritmia, stenosis aorta), Neurologi (TIA, stroke,
Parkinson)
6. Idiopatik
7. Sinkope
Drop attack, terbakar matahari
Faktor lingkungan yang sering dihubungkan dnegan kecelakaan pada
lansia:
1. Alat-alat rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak di
bawah
2. Tempat tidur yang tinggi, WC yang rendah/jongkok
3. Tempat berpegangan yang tidak kuat / tidak mudah dipegang
- Lantai yang tidak datar
- Karpet yang tidak dilem, atau benda-benda lantai yang mudah
tergeser
- Lantai yang licin atau basah
- Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan
- Alat bantu jalan yang tidak sesuai ukuran, berat maupun cara
penggunaannya
Jatuh dapat mengakibatkan komplikasi dari yang paling ringan berupa
memar dan keseleo sampai patah tulang bahkan kematian. Oleh karena itu
harus dicegah agar jatuh tidak terjadi berulang-ulang.
Terdapat beberapa masalah yang ditemukan terkait dengan terjadinya jatuh
yang dialami oleh pasien. Penyebabnya adalah masalah di dalam dirinya
sendiri (gangguan gait, sensorik, kognitif, system saraf pusat), lingkungan
rumahnya yang berbahaya (penerangan tidak cukup, kamar tidur tinggi, WC
23
jongkok, dll), serta keadaan pasien yang memiliki riwayat diabetes mellitus
yang memungkinkan pasien sering turun dari tempat tidur untuk buang air
kecil (setiap 1,5 jam). System sensorik yang berperan adalah visus,
pendengaran, fungsi vestibuler, dan propioseptif. Gangguan pada mata
biasanya akan menimbulkan gangguan penglihatan. Pada pasien sudah
tampak katarak senile ditambah dengan penyakit DM (retinopati) yang
diderita yang dapat memperburuk tajam penglihatannya. Penyakit yang ada
pada telinga dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Dalam satu
minggu ini pada telinga kanan pasien mengalir cairan bening tak berbau.
Mungkin terdapat infeksi pada telinga tengah, dimana pasien memiliki
riwayat otitis media kronik dengan perforasi.
Frekuensi BAK yang sering selain karena penyakit DM mungkin
disebabkan pula oleh kebiasaan pasien yang mengonsumsi miuman
berenergi yang terlalu sering sehingga menambah berat kerja ginjal.
B. SARAN
24
Saran komprehensif
1. Promotif
Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya melakukan pola
hidup sehat
2. Preventif
Mengonsumsi makanan sehat dan sesuai dengan pasien diabetes
mellitus, untuk meningkatkan daya tahan tubuh; menghidupkan
lampu di siang hari. Mengganti beberapa genting dengan genting
kaca pada tempat yang tidak ada langit-langitnya atau dengan
melubangi langit-langit; menjaga kebersihan lingkungan sekitar,
membuang sampah pada tempatnya; selalu mengenakan alas kaki
saat bepergian; hindarkan perabot rumah contohnya karpet, keset, dll
dari pasien atau keluarga yang berusia tua karena dapat memicu
jatuh.
3. Kuratif
Asam mefenamat 3x500 mg perhari
Amoxicillin 3x500 mg
Ketokonazol cream
Rujuk dr.SPTHT
4. Rehabilitatif
Ikut program fisioterapi, Berolahraga teratur untuk menjaga
kebugaran tubuh
25
LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN
Pagar rumah pembatas Halaman antara pagar rumah dan jalan raya
26
Lorong dengan lampu mati Lorong dengan lampu menyala
27
R. keluarga R. makan Dapur
Gudang K.mandi WC
28
Tempat jemur pakaian sisi kiri rumah (Lt.atas) Tempat jemur pakaian sisi
kanan rumah (Lt.atas)
29