Está en la página 1de 55

ADAPTASI,

KERUSAKAN, DAN
KEMATIAN SEL
POPI SOPIAH,S.Kp.,M.Biomed
• Sel adalah unit struktural dan fungsional jaringan dan
organ. Kemampuan sel untuk berespon mempertahankan
struktur dan fungsinya terhadap berbagai kondisi fisiologis
dan patologis disebut adaptasi seluler

• Adaptasi seluler terdiri dari :


• Atrophy—penyusutan sel
• Hypertrophy—penambahan ukuran sel menyebabkan
pembesaran pada organ
• Hyperplasia--peningkatan jumlah sel pada jaringan
atau organ
• Metaplasia--transformation atau penggantian satu sel
dewasa oleh sel tipe lain
• Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka dapat
menyebabkan kerusakan sel
Adaptasi seluler terhadap cedera atau
stres
Injury or Stress Adaptation
Peningkatan aktivitas Hyperplasia / hypertrophy

Penurunan stimulasi atau Atrophy


kekurangan nutrisi

Iritasi kronik Metaplasia


• Bagi sel yang kerusakannya reversibel, maka sel
itu dapat kembali berfungsi seperti sedia
kala,namun bagi sel yang mengalami kerusakan
secara irreversibel, maka sel itu akan mengalami
kematian sel
• Kematian sel dapat disebabkan oleh beberapa
kejadian, diantaranya ischemia, infeksi, toksin dan
reaksi imun
• Kematian sel juga merupakan salah satu proses
yang normal terjadi pada fase embriogenesis,
perkembangan organ dan pengaturan
homeostasis.
Tipe Adaptasi Seluler

• Adaptasi sel terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun


patologis dikendalikan oleh mekanisme molekuler yang
kompleks.
Atropi-
• -penyusutan sel; pengecilan ukuran dari sel yang
disebabkan oleh sel kehilangan substansi sel, sehingga
menyebabkan berkurangnya ukuran organ
• dikelompokan menjadi:
• Physiologic—berhubungan dengan penurunan work load (e.g.,
penurunan ukuran uterus setelah persalinan)
• Pathologic—penyebab utama karena kehilangan inervasi otot,
penurunan suplai darah dan defisiensi nutrisi
Atropi-

• Atropi memungkinkan terjadinya penurunan fungsi sel,


namun bukan merupakan kematian sel.
• Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan
peningkatan degenerasi protein di dalam sel.
• Penyebab atropi diantaranya bisa karena kehilangan
inervasi, kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi,
kehilangan stimulasi endokrin, dan aging.
Contoh Atropi-
• Kehilangan persarafan (denervation atrophy)
• Penurunan suplai darah (ischemia)
• Kekurangan nutrisi (marasmus, cachexia)
• Hilangnya stimulasi hormonal (menopause)
• Proses penuaan/Aging (senile atrophy)
• Tekanan (enlarging benign tumor)
Normal Atrophy
Hypertrophy-
• Penambahan ukuran sel yang menyebabkan
pembesaran organ.
• Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami
perbesaran sel, perbesaran terjadi karena
peningkatan jumlah struktur protein dan organel
sel.
• Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis,
bisa juga terjadi karena stimulus dari peningkatan
hormon tertentu. Ex: perbesaran uterus karena
stimulus dari estrogen sehingga terjadi hiperplasi
dan hipertropi.
Hipertropi pada uterus
Hyperplasia-
• Penambahan jumlah sel pada organ atau jaringan.
• proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel,
sehingga penambahan jumlah sel membuat organ
membesar
• Hyperplasia kadang bersamaan (co-exist) dengan
hypertrophy. Hyperplasia terbagi mjd:
• physiologic--hormonal (e.g., uterus dan payudara selama
kehamilan)
• compensatory—terjadi saat sebagia jaringan terambil.
Contoh regenerasi sel hati setelah partial hepatectomy.
Keberadaan growth factors dan interluekins penting dalam
kejadian hyperplasia
• pathologic--stiulasi hormonal berlebihan(prostat
hiperplasia), viral infection (papilloma viruses); neoplasma
METAPLASIA
• perubahan reversibel dari fenotip sel yang digantikan oleh
tipe sel yang lain
• Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis.
• Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan
oleh tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stresor.
• Terjadi akibat genetik "reprogramming"
Metaplasia-
• Contoh metaplasia
• (e.g., perubahan sel dari bentuk columnar ke bentuk
squamous pada sistem respirasi (tobacco smoke), dari
squamous ke columnar pada Barrett esophagitis).
• Metaplasia juga terjadi di jaringan mesenchymal (e.g.,
pembentukan tulang pada otot skeletal: myositis ossificans).
Mekanisme Metaplasia
• Re-programing sel stem yang terjadi pada jaringan
normal.
• Diinduksi oleh cytokines, growth factors dan sinyal
lingkungan mikro
• Retinoic acid mungkin berperan juga.
• Mekanisme pasti blm diketahui.
Cedera sel/ Cell Injury
• Jika sel gagal beradaptasi terhadap stresor maka sel
mengalami cedera/ cell injury. Jika sel mampu pulih dari
cedera (reversible) atau mati (irreversible).
• Penyebab cedera sel
• Kekurangan oksigen (anoxia)
• Agen fisik
• Agen kimia
• Agen infeksius
• Reaksi imun
• Cacat genetik
• Ketidakseimbangan nutrisi
Tipe Cedera sel dan mekanismenya
Tipe cedera sel: Mekanisme cedera sel:

Ischemic and Hypoxic Injury • Depletion of ATP


• Mitochondrial Damage
Ischemia-Reperfusion Injury • Entry of Calcium into the
cell
• Increase reactive oxygen
Chemical Injury species (ROS)
• Membrane Damage
Radiation injury • DNA damage, Protein
misfolding
Target penting cedera sel

• Aerobic respiration –
• Penurunan sintesis ATP .
• Cell membranes - plasma membranes,
mitochondrial, lysosomal and other organelle
membranes.
• Protein synthesis.
• Cytoskeleton.
• Genetic apparatus.
Cedera dan kematian sel
• Reversible – penurunan ATP, sel bengkak
• Irreversible – 2 tipe kematian sel
Necrosis – patologis
Apoptosis – physiologic / pathologic
Necrosis vs. Apoptosis
Penyebab cedera sel
• Oxygen deprivation (hypoxia or ischemia)
• Physical Agents (trauma)
• Chemical agents and Drugs
• Infectious Agents
• Immunologic Reactions
• Genetic Derangements
• Nutritional Imbalances
Reversible VS Irreversible Cell Injury
KERUSAKAN SEL YANG REVERSIBEL
• pada stadium awal terjadinya kerusakan atau pada
kerusakan ringan, kerusakan fungsi dan morfologi akan
dapat kembali normal jika penyebab dari kerusakan
tersebut dihilangkan.
• Pada stadium ini meskipun terjadi kerusakan sel secara
signifikan, namun tidak terjadi kerusakan baik pada
membran sel maupun pada pada inti.
KEMATIAN SEL
• pada kerusakan yang terjadi secara terus menerus, maka
kerusakan tersebut menjadi irreversibel dan akhirnya sel
tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan
sehingga menyebabkan sel mati.
• Ada 2 macam kematian sel, yang dibedakan dari
morfologi, mekanisme dan perubahan fisiologis dan
penyakit, yaitu apoptosis dan nekrosis.
Apoptosis
• kematian sel oleh sel itu sendiri (programed cell death)
• disebabkan oleh growth factor atau DNA sel atau protein
yang dihancurkan dengan maksud perbaikan.
• Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami
pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel.
• Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan protein dan
merupakan suatu proses yang memerlukan energi
• Secara morfologis, proses ini ditandai oleh pemadatan
kromatin di sepanjang membran inti
Apoptosis sel hati oleh virus hepatitis

Sel mengalami pengurangan ukuran dan


sitoplasmanya berwarna eosinophilic terang serta
nukleusnya mengalami kondensasi
Apoptosis
• Mitochondrial (intrinsic) induction –activation of pro-apoptotic proteins and/or downregulation
of anti-apoptotic proteins leads to loss of mitochondrial membrane integrity and release of CytC
and other pro-apoptotic factors
• Death receptor (extrinsic) induction –cell receptors respond to signals (either secreted or by
direct contact with other cells) to directly induce apoptosis
• Convergent “execution” phase –caspases (cysteine-aspartic-acid-proteases) activate
DNAses, cytoskeletal proteases, and phosphatidylserine “flippase”
• Removal of dead cells –ligands expressed on surface membrane (e.g. phosphatidylserine
and/or glycoproteins) signal phagocytosis by macrophages
Regulasi apoptosis

• Dimediasi beberapa gen dan produk gen :

• - bcl-2 gene menghambat apoptosis


• - bax genes memfasilitasi apoptosis
• - p53 mempasilitasi apoptosis dengan menghambat bcl2
dan promosi bax genes.
Penyebab Apoptosis

Physiologic Pathologic
• Embryogenesis and fetal • DNA damage due to radiation,
development. chemotherapy.
• Hormone dependent involution.
Prostate glandular epithelium after • Accumulation of misfolded
castration proteins leads to ER stress
Regression of lactating breast after which ends with apoptosis.
weaning
• Cell loss in proliferating cell • Cell death in viral infections
populations. that induce apoptosis such as
Immature lymphocytes HIV and Adenovirus or by the
Epithelial cells in the GI tract host immune response such as
• Elimination of self-reactive hepatitis.
lymphocytes.
• Death of cells that have served • Organ atrophy after duct
their function. obstruction.
Neutrophils, Lymphocytes
Nekrosis
• terjadi kerusakan membran, lisosom mengeluarkan enzim
ke sitoplasma dan menghancurkan sel, isi sel keluar
dikarenakan kerusakan membran plasma dan
mengakibatkan reaksi inflamatori.
• Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada
kematian sel yang diakibatkan oleh:
- Ischemia
- Keracunan
- infeksi dan
- trauma
PERBEDAAN KEMATIAN SEL SECARA
NECROSIS DAN APOPTOSIS
Reversible and Irreversible Cell Injury
normal kidney tubules reversibly injured irreversibly injured
kidney tubules kidney tubules

• Chromatin clumping • Nuclear fragmentation and


• Membrane blebbing loss
• Swelling of ER and • Membrane disintegration
mitochondria (slight • Swelling and rupture of ER,
eosinophilia) mitochondria, & lysosomes
(marked eosinophilia)
MORPHOLOGIC ALTERATIONS IN
IRREVERSIBLE INJURY (NECROSIS)
Cytoplasmic
Eosinophilia – denatured proteins and whorls of cytoplasm (myelin figures) stain strongly with
eosin. Also, loss of ribosomes decreases overall basophilia.

Nuclear (3 patterns)
Karyolysis - nucleus becomes
pale and eventually disappears

Pyknosis - nucleus shrinks,


chromatin condenses,
becomes deeply basophilic

Karyorrhexis – nucleus
undergoes fragmentation

These nuclear patterns may occur


together or separately and not
necessarily in any particular order.
Regardless of the pattern(s)
observed, the net result is that nuclei
in dead cells completely disappear
after 1-2 days.
Perubahan Mikroskopik Nekrosis
A. Nukleus
• Piknosis : nukleus terlihat lebih bundar, ukuran
lebih kecil dan gelap
• Karioreksis : nukleus mengalami fragmentasi
menjadi kecil dan tersebar
• Kariolisis : nukleus lisis, tidak terlihat sehingga
rongga kosong dibatasi membran nukleus disebut
ghost.
B. Sitoplasma : berwarna asidofilik, struktur tidak
jelas, jika melanjut :
1. Tidak terlihat garis besar struktur histologi sel
2. Tidak terlihat adanya pewarnaan
Tipe-tipe morfologik nekrosis jaringan
• Secara makroskopik dan dengan pemeriksaan mikroskop
dapat dikenali beberapa bentuk nekrosis.
• Bentuk-bentuk tersebut:
- Nekrosis koagulasi (Coagulative Necrosis)
- Nekrosis liquefaktif (mencair)
- Nekrosis lemak
- Nekrosis kaseosa (perkejuan)
- Nekrosis fibroid
Nekrosis koagulasi
(Coagulative Necrosis)
• Tidak hanya terjadi denaturasi protein, namun juga
berkaitan dengan hambatan enzim-enzim litik.
• Sel tidak mengalami lisis, dengan demikian kerangka luar
sel relatif utuh.
• Inti menghilang dan sitoplasma yang mengalami
asidifikasi menjadi eosinofilik
Nekrosis koagulasi-infrak ginjal
• Gambaran makroskopik :
• terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan
sedikit berlemak, padat

• Gambaran mikroskopik :
• struktur sel dan jaringan masih jelas, inti sel mengalami piknotik
(menghilang), sitoplasma lebih acidophilic
Nekrosis liquefaktif
(Liquefactive Necrosis)
• Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-
sel yang mati.
• Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu terjadi
pelepasan enzim-enzim otokatalitik dari sel-sel yang mati.
• Nekrosis likuefaktif juga terjadi pada peradangan purulen
akibat efek heterolitik leukosit polimorfonuklear pada pus.
• Jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi lunak,
mudah mencair, dan tersusun oleh sel-sel yang
mengalami disintegrasi dan cairan.
Nekrosis liquefaktif-infark otak
.
• Gambaran makroskopik :
• adanya benjolan berisi cairan dikelilingi kapsula tipis dan
ireguler.

• Gambaran mikroskopik :
• tampak ruang kosong dengan sisa kapsula yang ireguler,
terlihat fibrin dan neutrophil disekitarnya.
KIDNEY

Coagulative Necrosis Liquefactive Necrosis


Nekrosis lemak (Fat Necrosis)
• Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada jaringan
lemak.
• Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis pankreatik akut
dan merupakan konsekuensi pelepasan lipase pankreas
ke jaringan peripankreas.
• Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak.
• Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel lemak
mengalami saponifikasi dengan mengikat natrium, kalium
dan kalsium.
NEKROSIS LEMAK-PANKREATITIS
AKUT
Nekrosis kaseosa (perkejuan)
(Caseous Necrosis)
• Memiliki baik gambaran nekrosis koagulasi maupun
likuefaktif.
• Biasanya nekrosis ini terjadi di bagian tengah granuloma
tuberkolusa, yang mengandung bahan seperti keju yang
putih atau kekuningandan merupakan asal nama nekrosis
tipe ini.
• Secara histologis, rangka luar sel tidak lagi utuh, tetapi
sebaliknya jaringan juga belum mencair.
• Sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf bergranula
halus.
NEKROSIS KASEOSA-TUBERCULOSIS
PARU
• Gambaran makroskopik :
• terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan
sedikit berlemak, padat

• Gambaran mikroskopik :
• struktur histologi sudah tidak terlihat lagi membentuk masa
bergranulasi.
• Dengan pengecatan HE berwarna keabu-abuan, dikelilingi oleh
epiteloid dan limfosit.
NEKROSIS FIBROID
(FIBRINOID NECROSIS)
Cedera terjadi pada dinding arteri oleh penyebab
vasculitis. Kerusakan pada sel otot polos bagian
tunica media dan endothelial rusak diikuti
kerusakan protein plasma, (terutama fibrin)
bertumpuk diarea medial dari jaringan nekrotik.
FIBRINOID NECROSIS

KESIMPULAN
Cedera sel bisa terjadi oleh berbagai mekanisme seperti bersumber
dari endogen (ischemia/inflammation) atau eksogen (drugs/toxins)
• Cedera sel bisa reversible atau irreversible.
• Cedera sel Reversible terjadi perubahan sel yang bisa diperbaiki
ketika penyebab dihilangkan.
• Cedera sel Irreversible (lethal) menyebabkan kerusakan permanen
fungsi sel jika sel sel yang mati tidak bisa diganti.
• Cell death (apoptosis) adalah mekanisme normal untuk mengganti
sel yang rusak yang bisa teraktivasi saat kondisi patologis.
• Mungkin saja terjadi penumpukan Substansi sel sebagai respon sel
terhadap cedera.
SELAMAT BELAJAR DAN
TETAP SEMANGAT

También podría gustarte